Standar pelayanan kesehatan ibu hamil dan bersalin selama pandemi Covid-19 mencakup rekomendasi pelayanan antenatal, intranatal, dan postnatal serta panduan alat pelindungan diri. Pelayanan antenatal disesuaikan dengan trimester kehamilan dengan penekanan pada telekonsultasi, sementara persalinan hanya dilakukan di fasilitas kesehatan dengan protokol kesehatan ketat.
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
POGI - Wiweko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)_Translated.pptx
1. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Standar Pelayanan ANC, INC, dan PNC di masa pandemi Covid-19
Budi Wiweko
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
2. Outline
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
1. Rekomendasi Pelayanan Antenatal
2. Rekomendasi Pelayanan Intranatal
3. Rekomendasi Pelayanan Postnatal
4. Panduan Alat Perlindungan Diri (APD)
3. • Bukti sampai saat ini menunjukkan wanita hamil tidak lebih rentan untuk tertular infeksi daripada
populasi umum. Pada kehamilan, dalam sebagian kecil wanita, dapat mengubah respons tubuh
terhadap infeksi virus yang parah.
• Tidak ada bukti saat ini bahwa Covid-19 teratogenik. Namun, bukti terbaru menunjukkan bahwa
kemungkinan virus dapat ditularkan secara vertikal, meskipun proporsi kehamilan terpengaruh dan
signifikansi pada neonatus belum ditentukan.
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
4. Berdasarkan 2 studi yang melibatkan 18 pasien hamil yang terinfeksi Covid-19, semuanya terinfeksi di
trimester 3, dan gejala klinisnya sama dengan pasien dewasa yang tidak hamil. Terdapat gawat janin dan
persalinan prematur pada beberapa kasus.
Kebanyakan dari kehamilan dilakukan seksio sesarea dan tidak ditemukan bukti bahwa terdapat transmisi
Covid-19 in-utero.
Rasmussen et al. Expert
Review. AJOG, 2020
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
6. REKOMENDASI PELAYANAN ANTENATAL
Source: RCOG: Covid 19 Infection in Pregnancy, 17 April 2020
• Pelayanan antenatal dan postnatal adalah pelayanan essensial bagi ibu hamil. Ibu hamil harus
tetap dimotivasi untuk tetap memantau kehamilannya selama pandemi Covid-19 dengan tetap
memperhatikan “ social distancing ”.
• Setiap kunjungan yang dilakukan harus menghubungi unit kandungan dan kebidanan terlebih
dahulu untuk jadwal dan saran.
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
7. REKOMENDASI UMUM PELAYANAN ANTENATAL
❖ Trimester pertama
Pemeriksaan antenatal tidak dianjurkan, kecuali dibutuhkan pemeriksaan ultrasonografi bila ada keluhan serta
kecurigaan terhadap kejadian kehamilan ektopik.
❖ Trimester kedua
Pemeriksaan antenatal dapat dilakukan melalui tele konsultasi klinis, kecuali dijumpai keluhan atau kondisi gawat
darurat.
❖ Trimester ketiga (usia kehamilan 37 minggu ke atas)
Pemeriksaan antenatal HARUS DILAKUKAN dengan tujuan utama untuk menyiapkan proses persalinan.
Kondisi gawat darurat yang menyebabkan ibu hamil harus melakukan pemeriksaan antenatal :
• Mual-muntah hebat, perdarahan banyak, gerakan janin berkurang, ketuban pecah, nyeri kepala hebat,
tekanan darah tinggi, kontraksi berulang, dan kejang.
• Ibu hamil dengan penyakit diabetes mellitus gestasional, pre eklampsia berat, pertumbuhan janin terhambat,
dan ibu hamil dengan penyakit penyerta lainnya atau riwayat obstetri buruk.
Source: Rekomendasi Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) mengenai kesehatan ibu
pada Pandemi Covid 19
11. Source: RCOG: Guidance for rationalising early pregnancy services in the evolving Covid-19 pandemic. 3 April 2020
Pelayanan antenatal pada trimester pertama
• Tujuan meminimalkan kunjungan antenatal ke RS untuk mengurangi risiko penularan Covid- 19 kepada ibu
hamil. Rekomendasi triase pada trimester pertama:
• Kunjungan yang perlu dilakukan tanpa penundaan
• Kunjungan yang dapat ditunda tanpa memengaruhi perawatan klinis
• Kunjungan yang dapat ditunda selama pandemi.
Masalah Rekomendasi
Nyeri abdomen atau pelvis Pelayanan dalam waktu 24 jam
Perdarahan yang banyak > 24 jam disertai gangguan
hemodinamik
Pelayanan dalam waktu 24 jam
Nyeri dan / atau perarahan dengan factor risiko kehamilan
ektopik:
- Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
- Riwayat operasi tuba, pelvis atau abdomen
- Riwayat STD / PID
- Penggunaan AKDR
- Kehamilan dengan assisted reproductive technology
Pelayanan dalam waktu 24 jam
12. Source: RCOG: Guidance for rationalising early pregnancy services in the evolving Covid-19 pandemic. 3 April 2020
Masalah Rekomendasi
Perdarahan dalam jumlah sedang Konsultasi telepon dengan SpOG dan dilakukan tes
kehamilan dalam waktu 1 minggu:
- Negatif : tidak diperlukan follow up
- Positif : konsultasi telepon +/- ulangi tes kehamilan /
pemeriksaan dengan Sp.OG dalam 1 minggu kedepan
Perdarahan dalam jumlah banyak yang
sudah teratasi
Konsultasi telepon dengan SpOG dan dilakukan tes
kehamilan dalam waktu 1 minggu:
- Negatif : tidak diperlukan follow up
- Positif : konsultasi telepon +/- ulangi tes kehamilan /
pemeriksaan dengan SpOG dalam 1 minggu kedepan
Perbaikan kondisi Konsultasi telepon dengan SpOG –tidak diperlukan
pelayanan rutin
Riwayat keguguran Konsultasi telepon dengan SpOG –tidak diperlukan
pelayanan rutin
Perdarahan sedikit dengan/ tanpa nyeri
tidak disertai gangguan lainnya
Konsultasi telepon dengan SpOG –tidak diperlukan
pelayanan rutin
17. PENAPISAN COVID-19 PADA PELAYANAN ANTENATAL
PP POGI
Penapisan terhadap setiap ibu hamil dilakukan berbasis
early warning system (EWS) Covid 19 yang
mengkombinasikan:
- anamnesis (riwayat kontak, umur, jenis kelamin, riwayat
demam, keluhan terkait pernapasan)
- pemeriksaan fisik (suhu tubuh)
- pemeriksaan penunjang (darah tepi serta gambaran
pneumonia pada CT scan toraks).
Source: RCOG: Guidance for antenatal and postnatal services in the evolving covid-19 pandemic, 30 March 2020
Rekomendasi Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) mengenai kesehatan ibu pada Pandemi Covid 19
Jika kunjungan memerlukan konsultasi tatap muka ( kebutuhan
pemeriksaan fisik), maka ibu hamil harus di skrining terlebih
dahulu apakah memiliki gejala yang mengarah Covid-19
18. Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
Pelayanan Antenatal bagi ibu hamil yang sedang
dalam isolasi mandiri
Source: RCOG: Covid 19 Infection in Pregnancy, 17 April 2020
• Pelayanan antenatal bagi ibu hamil yang sedang dalam isolasi mandiri (pemeriksaan untuk
mendeteksi pertumbuhan, tes toleransi glukosa oral, pertemuan antenatal atau perawatan
sekunder) harus ditunda sampai periode isolasi diri selesai.
• Jika pelayanan yang direncanakan untuk perawatan ibu hamil berisiko tinggi → keputusan
dokter SpOG tentang urgensi dan risk-benefit nya.
19. Panduan isolasi mandiri
Source: RCOG: Covid 19 Infection in Pregnancy, 9 April 2020
• Ibu hamil dengan gejala → pelayanan ditunda sampai 7 hari setelah gejala
muncul , kecuali gejala (selain batuk terus-menerus) bertahan.
• Jika seseorang dalam rumah tangga mereka memiliki gejala COVID-19 →
pelayanan harus ditunda selama 14 hari.
• Masa inkubasi: maksimal 14 hari
• Hari pertama: hari setelah gejala awal muncul
• Periode isolasi 14 hari dimulai ketika ada seseorang di dalam rumah mengalami gejala
20. Rekomendasi Khusus- ANC untuk wanita hamil PDP /
terkonfirmasi COVID-19
1. Wanita hamil PDP/ COVID-19 harus segera dirawat di rumah sakit. Pasien dengan COVID-19
yang diketahui atau diduga harus dirawat di ruang isolasi khusus di rumah sakit. .
2. Investigasi laboratorium rutin seperti tes darah dan urinalisis tetap dilakukan
3. Pemeriksaan rutin (USG) untuk sementara dapat ditunda pada ibu dengan infeksi terkonfirmasi
maupun PDP sampai ada rekomendasi dari episode isolasinya berakhir. Pemantauan
selanjutnya dianggap sebagai kasus risiko tinggi.
4. Perawatan antenatal untuk wanita hamil yang terkonfirmasi COVID-19 pasca perawatan
lanjutan dilakukan 14 hari setelah periode penyakit akut berakhir. Periode 14 hari ini dapat
dikurangi apabila pasien dinyatakan sembuh. Direkomendasikan dilakukan USG antenatal untuk
pengawasan pertumbuhan janin, 14 hari setelah resolusi penyakit akut.
Source: Rekomendasi POGI Penanganan Infeksi Virus Corona (Covid-19) Pada Maternal
(Hamil, Bersalin, dan Nifas)
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
21. Rekomendasi Khusus- ANC untuk wanita hamil PDP/
terkonfirmasi COVID-19
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
5. Jika ibu hamil dengan gejala memburuk dan diduga / dikonfirmasi terinfeksi COVID-19:
Pembentukan tim multi-disiplin ( konsultan dokter spesialis penyakit infeksi jika tersedia, dokter
kandungan, bidan dan dokter anestesi ). Diskusi dan kesimpulannya harus didiskusikan dengan ibu dan
keluarga tersebut. Pembahasan dalam rapat tim meliputi :
- Prioritas utama untuk perawatan medis pada ibu hamil
- Lokasi perawatan yang paling tepat (mis. unit perawatan intensif, ruang isolasi di bangsal penyakit
menular atau ruang isolasi lain yang sesuai)
- Evaluasi kondisi ibu dan janin
- Perawatan medis dengan terapi suportif standar untuk menstabilkan kondisi ibu
Source: Rekomendasi POGI Penanganan Infeksi Virus Corona (Covid-19) Pada Maternal
(Hamil, Bersalin, dan Nifas)
24. REKOMENDASI PELAYANAN INTRANATAL
1. Semua persalinan saat pandemi Covid 19 harus dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Penolong persalinan harus menggunakan alat pelindung diri minimal sesuai level 2
3. Rekomendasi utama pertolongan persalinan pada PDP atau pasien terkonfirmasi Covid 19 adalah
SEKSIO SESAREA dengan syarat :
- Dilakukan di kamar operasi yang memiliki tekanan negatif.
- Tim operasi menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan level 3.
Bila tidak terdapat fasilitas kamar pembedahan yang memenuhi syarat, alternatif:
- Seksio sesarea dengan modifikasi kamar bedah (seperti mematikan AC).
- Persalinan pervaginam dengan menggunakan delivery chamber dan tim petugas kesehatan harus
menggunakan alat pelindung diri sesuai level 3.
Source: Rekomendasi Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) mengenai
kesehatan ibu pada Pandemi Covid 19
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
25. Gambar modifikasi delivery
chamber
Source: Rekomendasi Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) mengenai
kesehatan ibu pada Pandemi Covid 19
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
27. Penentuan apakah akan memisahkan seorang ibu dengan COVID-19 yang diketahui atau diduga dan bayinya
harus dibuat berdasarkan kasus per kasus dengan menggunakan pengambilan keputusan bersama antara ibu
dan tim klinis. Pertimbangan dalam keputusan ini meliputi:
• Kondisi klinis ibu dan bayi
• Hasil pengujian SARS-CoV-2 dari ibu (dikonfirmasi vs dugaan) dan bayi (tes bayi positif akan meniadakan
kebutuhan untuk berpisah)
• Keinginan untuk menyusui di payudara
• Kapasitas fasilitas untuk mengakomodasi pemisahan atau colocation
• Kemampuan untuk mempertahankan pemisahan saat dipulangkan
• Risiko dan manfaat lain dari pemisahan sementara seorang ibu dengan COVID-19 yang diketahui atau diduga
dan bayinya
Pertimbangan untuk Pengaturan Layanan Kesehatan Obstetri Rawat Inap
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
28. Postnatal care and Breast Feeding
• ASI adalah sumber nutrisi terbaik bagi sebagian
besar bayi, dan memberikan perlindungan
terhadap banyak penyakit. Ada pengecualian
yang jarang terjadi ketika menyusui atau
menyusui dengan ASI tidak dianjurkan. Dalam
penelitian terbatas pada wanita dengan SARS-
CoV-2 atau SARS-CoV, virus ini belum terdeteksi
dalam ASI.
• Pada saat keluar dari rumah sakit setelah masa
perawatan untuk infeksi COVID-19 yang
dikonfirmasi, semua wanita harus diresepkan
setidaknya 10 hari LMWH profilaksis
RCOG April 17th 2020
Updated Rekomendasi POGI-Covid 19
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
29. Kunjungan post partum
Source: RCOG: Covid 19 Infection in Pregnancy, 9 April 2020
Boelig RC et al, MFM Guidance for Covid-19. AJOG MFM, 2020
• Kunjungan Postpartum dilakukan dengan telemedicine.
• Jika Ibu dan bayi yang dicurigai PDP atau terkonfirmasi COVID-19 memerlukan
perawatan kebidanan atau neonatal pasca kelahiran → menelepon unit
pelayanan terlebih dahulu sebelum kedatangan dan mengikuti protokol Covid-19
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
32. Take home messages
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
1. Pelayanan kesehatan maternal merupakan layanan essential yang akses serta kualitasnya harus tetap
terjaga selama pandemi.
2. Pemanfaatan tele medicine merupakan salah satu alternatif dalam menurunkan risiko infeksi Sarscov-2
pada ibu hamil.
3. Sampai saat ini tidak terbukti adanya risiko transmisi vertikal Sarscov-2 pada ibu hamil.
4. Proses persalinan harus dilakukan di fasyankes dengan tujuan menurunkan risiko infeksi dan morbiditas
serta mortalitas pada ibu dan bayi.
5. Pemilihan persalinan seksio sesarea pada pada PDP dan pasien terkonfirmasi Covid 19 dilakukan untuk
menurunkan risiko infeksi Sarscov-2 pada tenaga kesehatan.
6. Pelayanan kontrasepsi pasca persalinan tetap dapat dilaksanakan.
33. THINK POSITIVE AND RELAX
Sure ourselves that this Pandemic
Covid-19 will be over soon…
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia