2. 3Double TrackMajalah SMA2
Kata Pengantar/susunan redaksi
A
lhamdulillah, hanya memuji
Allah yang Mahaesa atas
segala karunia-Nya. Di tengah
situasi darurat Covid-19, tim redaksi
menyelesaikan Majalah Double
Track (DT) ini. Kehadiran majalah ini
diharapkan mampu mengembangkan
program DT di beberapa sekolah
yang sudah mulai menunjukkan hasil
yang menggembirakan. Media ini juga
berperan mengabarkan kepada publik
yang lebih luas untuk memberi dukungan,
baik secara materi, sarana-prasarana,
pengembangan maupun informasi.
Dengan semakin banyaknya
sekolah yang tergabung di program ini,
masih sedikit sekolah yang terekspos di
edisi perdana ini. Insya Allah nantinya
bisa bergiliran. Dalam suasana lockdown
ini, inovasi dan karya tidak boleh
berhenti. Semua harus memutar otak
dan menggerakkan tangan untuk tetap
berkarya. Tentu saja gerak ini harus dalam
koridor kesehatan diri dan lingkungan.
Bangsa yang kuat adalah yang
mampu keluar dari krisis dalam menuju
keadaan aman sentosa. Semoga Tuhan
yang Maha Kuasa memberi kekuatan kita
semua untuk keluar dari masa sulit ini.
Amin ya robbal alamin.
Redaksi
Bersiap
Menerobos
KrisisSusunan Redaksi
Pelindung:
Gubernur Jawa Timur
Rektor ITS Surabaya
Penasihat:
Kepala Dinas Pendidikan Jawa
Timur
Pelaksana:
M. Zainul Asrori
Ety Prawesti
Pimpinan Redaksi:
Fajar Baskoro
Arya Yudhi Wijaya
Reporter:
Anny Saulina
M. Yusuf Heru Wicaksono
Setiyo Agustiono
Hozairi
Bekti Cahyo Hidayanto
Alamat Redaksi:
Gedung Riset Center Lt. 3 ITS
Kampus ITS Sukolilo Surabaya
Email:
sma.doubletrack@gmail.com
Telepon:
0811-333-8400
3. 5Double TrackMajalah SMA4
Daftar Isi Daftar Isi
Daftar Isi
06
Asah gergajimu
24
Ruang Karya
Utara
30
Jelajah
26
Sapa
08
Arah
10
Ruang Karya
Timur
12
Ruang Karya
Barat
16
Ruang sosial
20
Ruang Karir
22
Ruang Khusus
4. 7Double TrackMajalah SMA6
Asah Gergajimu Asah Gergajimu
Mau Sukses?
Wajib Miliki 7 Sikap
Pekerja Masa Kini
H
idup pada era sekarang
memang enak, semuanya
dapat dilakukan dengan
mudah. Namun, ada tantangan
tersendiri yang membenak di hati
generasi pekerja saat ini. Pasalnya,
tingkat persaingan kerja semakin
tinggi. Siapa yang tidak memiliki
kapabilitas yang cukup, harus siap
tersisih dalam dunia kerja.
Agar sukses bersaing di dunia
kerja, kamu harus siap dengan
berbagai perubahan yang ada.
Jangan berhenti di satu titik saja.
Namun, langkahkan kaki pada titik
yang lebih tinggi dan ubah sifat buruk
selama ini. Sebab sifat pekerja masa
kini sudah semakin modern seperti
yang akan kita bahas pada poin
berikut.Berikut uraian lengkapnya,
seperti dikutip dari cermati.com:
1. Profesional
Memiliki profesionalitas tinggi
menjadi kunci utama untuk bersaing
di era sekarang. Profesionalitas
bisa ditunjukkan dari cara kerja dan
menghadapi masalah. Orang yang
profesional menyikapi segala sesuatu
dengan tenang, mengambil waktu
untuk berpikir positif, dan membuat
keputusan.
Orang yang profesional
mencurahkan hati dan pikirannya
pada pekerjaan yang dilakukannya.
Tempat kerjanya juga tidak monoton
hanya di satu tempat saja, tetapi
di beberapa tempat yang dapat
membuatnya bekerja secara nyaman.
2. Kreatif
Jadilah kreatif yang memiliki
ide-ide brilian demi kemajuan. Jangan
bekerja hanya saat diperintah saja,
tetapi miliki inisiatif untuk bekerja di
luar dari apa yang diperintah.
Berikan kontribusi maksimal
pada tempat Anda bekerja.
Sampaikan ide-ide brilian yang Anda
miliki. Siapa yang tahu kalau ide
yang Anda berikan dapat membawa
perusahaan satu langkah mendekati
gerbang kesuksesan.
3. Open-minded (berpikiran
terbuka)
Pola pikir pada era sekarang
sudah harus modern, tidak lagi
terkotak-kotak pada satu aspek saja.
Kejadian atau peristiwa buruk yang
terjadi di luar tidak boleh disikapi
dengan negatif.
Sebelum mengetahui detil dari
kejadian atau peristiwa tersebut,
Anda dituntut harus melihat segala
sesuatu tidak hanya dari satu sudut
pandang, tetapi beberapa sudut
pandang.
Sikap open minded juga
ditunjukkan dari cara Anda menyikapi
perubahan yang terjadi. Entah itu dari
sisi politik, budaya, dan pola perilaku
masyarakat. Misalnya, budaya
pekerja kantoran yang dulunya
melaksanakan rapat di kantor kini
beralih rapat di kafe atau restoran.
4. Siap pada Perubahan
Pola hidup masyarakat akan
terus berubah seiring perkembangan
teknologi. Bagaimana Anda
menyikapi perubahan tersebut
menjadi poin penting.
Perubahan tersebut harus
Anda sikapi secara positif, bukan
secara negatif. Lagi pula manusia
membutuhkan perubahan yang
secara tidak langsung akan
membawa dirinya pada kematangan
tinggi dalam menjalani dunia kerja.
5. Inovatif
Selain kreatif, kamu juga
dituntut harus inovatif. Sikap inovatif
ditunjukkan dari cara Anda bekerja
dan berpikir untuk membentuk
sesuatu yang belum pernah ada.
Inovasi dapat berupa terobosan-
terobosan baru yang akan diterapkan
di perusahaan, baik dari segi
pemasaran, produksi, manajemen,
maupun keuangan.
Inovasi yang kamu bangun
akan semakin sempurna jika
didukung dengan kreativitas yang
tinggi. Kolaborasikan keduanya untuk
menghasilkan sesuatu yang terbaik
dari yang terbaik.
6. Orisinal
Orisinalitas atau otentisitas
menjadi sifat pekerja yang harus
kamu miliki pada era saat ini.
Tunjukkan siapa diri kamu yang
sebenarnya. Abaikan rasa malu dan
cemoohan yang mungkin timbul dari
sikap mainstream kamu.
Ingat, waktu dan zaman
akan terus berputar. Jika Anda tidak
berusaha menjadi diri sendiri, Anda
akan selamanya dianggap sebagai
plagiat yang tidak memiliki kompeten
dalam dunia kerja.
7. Semangat yang tinggi
Membekali diri dengan
kepintaran saja tidak cukup pada
era sekarang. Kamu juga harus
membekali diri dengan semangat
yang tinggi untuk meraih apa yang
sudah menjadi goal atau tujuan kamu
di masa depan.
Raih cita-cita setinggi mungkin
karena apa pun yang dilakukan
dengan usaha, kerja keras, dan
semangat pada akhirnya akan
berbuah manis.
Tunjukkan Kualitas Dirimu
Hidup pada era sekarang
tidak cukup hanya bermodalkan
kepintaran. Banyak aspek yang perlu
diperhatikan, seperti profesionalitas,
orisinalitas, kreativitas, inovasi,
dan masih banyak lagi. Di tengah-
tengah persaingan yang ketat seperti
sekarang, mulailah membangun
kualitas dalam diri.
Berkualitas atau tidaknya diri
kamu dapat diketahui dengan mudah
dari sikap dan cara pandang kamu
pada suatu hal. Tunjukkan kualitas
terbaik Anda untuk mengalahkan
para pesaing di dunia kerja (dikutip
dari https://www.liputan6.com/bisnis/
read/3280028/mau-sukses-wajib-
miliki-7-sikap-pekerja-masa-kini)
5. 9Double TrackMajalah SMA8
Arah Sekilas Info
M
ana lebih tepat dalam hidup:
menjadi generalis atau
spesialis? Mana yang lebih
untung: sekolah umum atau sekolah
kejuruan? Agaknya ini bukan sekadar
soal multiple choice yang debatable,
tapi lebih merupakan pertanyaan
substantif tentang pendidikan,
bahkan mungkin filosofis.
Sebab masing-masing pilihan
ternyata punya dasar argumen
yang sama-sama kuat. Pemilih
sekolah kejuruan berasumsi bahwa
keterampilan spesifik akan mudah
terserap dunia kerja dengan cepat.
Meski dugaan itu belum tentu benar.
Sejumlah data statistik
menunjukkan, lulusan sekolah
kejuruan yang menganggur juga
tidak sedikit jumlahnya. Sebaliknya
menjadi lulusan sekolah umum
tidak otomatis kehilangan peluang
kerja. Sebab dalam banyak kasus,
anak generalis yang pandai tak
ubahnya seperti mata pisau tajam
atau semacam kunci Inggris. Dia
dapat dimanfaatkan untuk banyak
keperluan secara fleksibel.
Beberapa hasil penelitian
menunjukkan, ketika sudah menekuni
sebuah pekerjaan beberapa tahun,
umumnya lulusan SMA justru
lebih dapat mengembangkan karir
dibanding lulusan sekolah kejuruan.
Boleh jadi penyebabnya, anak SMA
punya basis teori dan penalaran
yang lebih kokoh. Tetapi terlepas
apapun pilihannya, ada satu fakta
yang memprihatinkan di Jawa Timur.
Lulusan SMA yang tidak melanjutkan
kuliah jumlahnya cukup tinggi,
Inilah Program
Double Track
mencapai 67,84 persen.
Padahal SMA itu sejak awal
dirancang sebagai satuan pendidikan
yang menyiapkan peserta didiknya
melanjutkan studi ke jenjang yang
lebih tinggi. Lalu bagaimana dengan
siswa sekolah umum yang karena
berbagai alasan, akhirnya tidak
melanjutkan kuliah? Mereka harus
segera terjun ke dunia kerja dengan
bekal pengetahuan umum semata.
Untuk memecahkan masalah
tersebut maka muncullah program
afirmatif dan inovatif dari Pemerintah
Provinsi Jawa Timur. Program ini
diberi nama Double Track. SMA/MA
double track adalah SMA atau MA
yang melaksanakan KBM secara
reguler dan menyelenggarakan
kegiatan pembekalan keterampilan
secara berdampingan dengan
memanfaatkan kearifan lokal.
Targetnya ada tiga. Pertama,
meningkatkan kompetensi dan
kemampuan peserta didik SMA
yang berencana tidak melajutkan
ke perguruan tinggi untuk bisa
menguasai salah satu bidang
keterampilan tertentu dengan
memanfaatkan kearifan lokal.
Kedua, membangun kepercayaan
diri peserta didik dalam bewirausaha
atau bekerja dengan bekal
keterampilan yang dikuasai. Dan
ketiga, membangun jaringan dunia
usaha dan dunia industri.
6. 11Double TrackMajalah SMA10
Bangga Karena Bangga
Bakpia Mangga
Ruang Karya Timur
Hasil Produksi
Khunainnin Mufidzul Qiram
Siswa SMAN 1 Panji
Situbondo, Jawa Timur
I
ndonesia terkenal dengan
keanekaragaman hayatinya. Salah
satunya adalah buah mangga.
Menurut para ahli, terdapat 70-
100 lebih jenis mangga di dunia.
Dan diperkirakan ada 30 varietas di
Indonesia. Karena itu, sangat layak
buah ini jika buah ini dikembangkan
menjadi produk olahan dan industri
pangan.
Kreativitas mengolah buah ini
sangat dibutuhkan. Salah satunya
sudah dilakukan Khunainnin
Mufidzul Qiram, siswa SMAN 1
Panji, Situbondo, Jawa Timur.Melalui
program SMA Double Track ini, Qiram
mengolah buah mangga menjadi
bakpia. Kemudian diberi nama
Bakpia Mangga.
Qiram mengungkapkan bahwa
sebenarnya gagasan ini tidak terlalu
baru. Hanya saja, di daerahnya
terdapat banyak buah manga.
“Sejujurnya sih, ide ini menurut
saya sudah umum. Karena saya
ada ide karena Situbondo rata-rata
banyak mangga. Jadi saya punya
keinginan untuk membuat Bakpia
pada umumnya seperti bakpia yang
di Jogja itu. Tetapi isinya yang saya
ganti dengan mangga,” jelasnya.
Qiram menjelaskan
bagaimana produknya dibuat.
Pertama-tama, manga dikupas. Lalu
diipotong seukuran dadu. Kemudian
dihaluskan dengan blender. Terakhir,
hasil olahan blender tadi dimasak
menjadi selai mangga.
Langkah kedua, Qiram
membuat dua macam adonan yang
berbahan dasar tepung terigu dan
margarin. Lalu adonan itu dibentuk
bulat dulu lalu dibuat pipih. Lalu
dibuat ukuran sedang. Ada pula
dibuat dengan ukuran kecil-kecil.
Olahan selai tadi dimasukkan ke
semua adonan tadi.
Semua adonan kemudian
dimasukkan oven untuk dimasak.
Adonan perlu diolesi kuning telur
agar terlihat cantik. Setelah 20 menit,
bakpia mangga siap dikemas yang
rapi.
Untuk Sekarang, Qiram
masih memproduksi hanya eceran.
“Maksudnya membuat Bakpia
sebanyak 100 biji. Kemudian saya
jual ke koperasi sekolah dengan
harga 1.000, istilahnya per biji. Untuk
proses produksinya pun saya tidak
setiap hari. Ya... disesuaikan dengan
modal saya,” tutur siswa kelas XI
jurusan IPA ini. Sampai laporan ini
ditulis, Qiram belum pernah merima
pesanan dalam jumlah besar.
Semua masih awalan. Meski begitu,
Qiram pernah mewakili sekolah dan
Situbondo ke ajang Festival Inovasi
Kewirausahaan Siswa (FIKSI) SMA
se-Jawa Timur pada Juli 2019 lalu.
Selama pelatihan, Qiram dan
rekan-rekannya mendapat arahan
dari Nur Jannah, guru pengajar kelas
XII sekaligus Trainer Double Track di
SMA Negeri 1 Panji, khususnya di
Tata Boga.
Di bidang Prakarya dan
Kewirausahaan, Qiram dan peserta
double track mendapat bimbingan
dari Agus Supyan, salah satu
pengajar SMAN 1 Panji. “Pak Agus
mengajar saya sejak kelas X hingga
sekarang,” tuturnya.
Qiram bersyukur kedua
orangtuanya mendukung. “Saya
disuruh untuk terus menggali lebih
dalam, dan itupun saya masih
proses belajar, insya Allah saya akan
berusaha. Dan saya punya keinginan
untuk wirausaha . Sehingga dapat
membahagiakan kedua orang tua
saya,” tegasnya.
Untuk Harga Per Pack, Qiram
buat menjadi tiga bagian:
• Yang pertama, toples dengan isi
12 biji bakpia, dengan harga Rp
35.000,-
• Yang kedua , plastik klip dengan
isi 10 biji bakpia, dengan Harga
Rp 20.000,-
• Yang ketiga, plastik mika dengan
isi 8 biji bakpia dengan harga Rp
12.000,-
Saya punya
keinginan untuk
wirausaha.
Sehingga dapat
membahagiakan
kedua orang tua
saya
Ruang Karya Timur
7. 13Double TrackMajalah SMA12
Ruang Karya Barat Ruang Karya Barat
SMAN 1 Tugu, Trenggalek
Program Teknik Kendaraan
Ringan (TKR)
Sudah
Berani
Melayani
Jasa
Modifikasi
Motor
D
i antara tujuh bidang program
Double Track, mari kita
menengok rekan kita di bidang
otomotif ini. Kali ini kita berkunjung
ke SMAN 1 Tugu, Trenggalek, Jawa
Timur. Kita berkenalan dengan
Rangga Wahyu Dwi Murdiantoro.
Rangga dan 39 kawannya mengikuti
program Teknik Kendaraan Ringan
(TKR) di sekolahnya.
Selama dua semester
ini (2019/2020), 40 siswa ini
mengikuti total 90 jam pelajaran
(JP) ekstrakulikuler TKR ini. Menurut
Rohmat Sulaiman, S.Pd, Wakasek
Kurikulum sekaligus koordinator DT,
semester I lalu Rangga dan kawan-
kawan mendapat 30 JP dan semester
II ini mendapat lebih banyak yaitu 90
JP. “Totalnya 120 JP. Sepekan mereka
ikut dua kali. Jumat 4 JP san Sabtu 6
JP,” jelas wakil kepala sekolah yang
juga guru Matematika ini.
Saatsudahmemasukisemester
II. Selain program TKR, SMAN 1 Tugu
juga menyelenggarakan program
ekstrakulikuler Multimedia dan
Tata Boga. “Sebenarnya Program
Double Track ini dimulai sejak tahun
ajaran 2018/2019 lalu. Namun
saya merekomendasikan Rangga
di program TKR ini. Karena yang
kakak kelasnya sudah lulus dan tidak
melanjutkan program TKR,” sambung
Rohmat.
Ada alasan lain mengapa
Rohmat merekomendasikan Rangga.
“Saya cukup terkesan dengan
perkembangan Rangga ini. Ada
dua siswa kelas XI yang mengalami
kemajuan yang signifikan. Salah
satunya Rangga. Mereka ini sering
magang di bengkel di luar jam
praktik. Mereka cukup rajin. Dan
setiap magang di luar jam pelatihan,
mereka diberi honor oleh pengelola
bengkel,” tutur guru yang ditunjuk
sebagai operator program DT ini.
Rohmat menjelaskan program
TKR ini bekerja sama dengan trainer
dari luar dan pengelola bengkel.
“Di program TKR, ada Pak Samsul
Hadi, praktisi bengkel sepeda motor
dan Pungki Widi Utomo, guru teknik
otomotif dari luar,” jelasnya
Ketika ditanya apakah sudah
ada pelanggan tetap? Rohmat
mengakui kalau pelanggan khusus
belum ada. “Cuma kadang-kadang
mereka ini sudah dimintai bantuan
dari teman-teman komunitas mereka
untuk merakit bodi sepeda motor.
Ketika magang di bengkel luar
sering melayani konsumen bengkel.
Mereka ini kadang masuk magang di
bengkel di luar jam praktik dan setiap
masuk di luar jam pelatihan, mereka
mendapat honor,” jawabnya.
Pada pengalaman pertama,
lanjut Rohmat, ada beberapa teman
rangga menggunakan jasanya.
“Rangga belum berani menentukan
tarif, hanya sekadar uang toleransi,”
ucapnya sambil tersenyum.
Rohmat menegaskan program
otomotif ini sangat cocok untuk
generasi milenial yang ingin tampil
kekinian dalam komunitas sepeda
motor masa kini. “Hanya saja,
peralatan yang dimiliki sekolah baru
terbatas lima unit sepeda motor
untuk uji coba. Peralatan praktik yang
lain juga belum punya. Kami harus
sewa di bengkel,” ungkapnya.
Rohmat berharap ke depan,
sekolahnya bisa melengkapi
peralatan otomotif. “Kalau bisa
nantinya bangun semacam ruang
workshop yang lebih lengkap dan
membuka DT Mart, semacam
bengkel untuk umum. Hasil dari
bengkel ini bisa kembali untuk anak-
anak sekaligus bisa jadi lab bagi
peserta DT. Misalnya ada pihak luar
yang bisa menghibahkan peralatan
ataupun dana hibah tak terikat, wah
kami sangat senang sekali. Maklum,
sekolah kami ini kami di pedesaan.
Dan siswa yang melanjutkan ke
perguruan tinggi sangat sedikit, di
bawah 15 persen. Artinya sarana ini
bisa dimanfaatkan Rangga beserta
kawan-kawannya dan bahkan nanti
adik-adik kelasnya,” pungkasnya.
Kalau bisa nantinya
bangun semacam
ruang workshop yang
lebih lengkap dan
membuka DT Mart
12. 23Double TrackMajalah SMA22
D
alam situasi darurat Covid-19
ini, segenap warga masyarakat
dituntut untuk berpikir taktis
dan kreatif. Salah satunya keluarga
besar SMAN 1 Kademangan,
Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Para
peserta Double Track (DT) dan
guru pendamping membuat kreasi
pembersih tangan (hand sanitizer)
dan masker. Bahkan kreasi ini cukup
unik, ada campuran tanaman Lidah
Buaya (Aloe Vera).
Yudo Sucitro, S.Pd., M.Pd, salah
satu pengajar DT mengungkapkan
SMAN 1 Kademangan
mengembangkan program ini
sebagai bentuk respon surat edaran
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur.
“Agar tiap sekolah bisa membuat
dua produk ini secara mandiri, dalam
rangka mencegah penyebaran
Covid-19,” bebernya.
Sebetulnya, tambah Yudo,
guru biologi dan kimia di SMAN 1
Kademangan sudah biasa membuat
larutan antiseptik dan pestisida
herbal saat KBM pada kompetensi
dasar tertentu. “Tentu saja dalam
jumlah kecil. Sekitar 1 liter saja.
Jadi pada masa darurat ini, kami
berinisiatif membuat sendiri,” jelas
guru biologi ini.
Penggunaan tanaman Lidah
Buaya ini banyak manfaatnya. “Ini
bagus untuk kulit, bisa menghaluskan
kulit. Selain bisa jadi menetralkan
virus, insya Allah bagus untuk
melembutkan kulit,” ulasnya. Berkat
inovasi ini, SMAN 1 Kademangan
mendapat apresiasi dari Gubernur
Jawa Timur dan diundang ke
Surabaya untuk mempresentasikan
karyanya.
Pada mata pelajaran Biologi di
sekolah,lanjutYudo,memilikiprogram
untuk membuat larutan antiseptik/
hand sanitizer, ada kompetensi dasar
tentang virus, bakteri, dan jamur.
“Ini merupakan produk rencana
pelaksanaan pembelajaran STEM
Biologi. Hasil kolaborasi guru biologi,
kimia, dan matematika,” bebernya.
“Tiap sekolah diharapkan memiliki
sumber daya untuk membuat hand
sanitizer ini,” ujar sosok yang pernah
menjadi wakasek bidang Sarpras ini.
STEM merupakan singkatan
dari sebuah pendekatan
pembelajaran interdisiplin antara
Science, Technology, Engineering
and Mathematics. Pendekatan
dari keempat aspek ini merupakan
pasangan yang serasi antara
masalah yang terjadi di dunia nyata
dan juga pembelajaran berbasis
masalah. Pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan STEM
secara langsung memberikan latihan
kepada peserta didik untuk dapat
mengintegrasikan masing-masing
aspek sekaligus.
Kedua barang memang tidak
dijual untuk umum. “Ini hanya untuk
kebutuhan sendiri. Sekarang ini
bahan baku, terutama alkohol sulit
didapat dan harganya naik 200
persen. Jumlah produksi saat darurat
Covid-19 ini sebanyak 17 liter hand
sanitizer dan 200 masker. Kami akan
membuat lagi sekitar 20 liter untuk
kebutuhan warga sekolah kalau
sudah mulai sekolah lagi,” sambung
pengajar yang pernah jadi wakasek
bidang kurikulum ini.
Di SMAN 1 Kademangan
Kabupaten Blitar ini ada lima jenis
program: tata busana, tata boga, tata
kecantikan, Teknik kendaraan Ringan
(otomotif) dan Multimedia (desagn
grafis). Jumlah peserta seluruhnya
100 siswa, tiap program 20 siswa.
Berikut ini susunan program dan
pengajarnya: Tata Busana Wiji
Purwanti,S.Pd,TataBogaukartingsih,
S.Pd, Tata Kecantikan Zeni Lutfiana,
S.Pd, otomotif, Sugeng Hariyanto dan
Desain Grafis Ridhan Diaz, S.Pd.
Yudo menceritakan bagaimana
perkembangan program DT ini. “Daya
serap materi dari anak-anak cukup
bagus. Meskipun kami harus kerja
keras terhadap 20 persen peserta
yang motivasinya rendah,” tuturnya.
Kendala umum, sambungnya,
sekolah belum memilikj sarana yang
memadai, seperti ruang khusus
untuk bengkel, dapur & peralatan
pendukung.
Untuk otomotif & Tata
kecantikan belum memiliki bengkel,
peralatan khusus, dan trainer.
Sedangkan Tata Busana & Tata Boga,
meskipun ruang sudah ada, tapi
peralatan masih sederhana (masih
konvensional). Bidang desain grafis
dianggap sulit materimya dengan
daya serap rendah masih rendah.
Yudo berharap ada tindak
lanjut setelah para siswa ini lulus
nanti. “Mereka perlu informasi
penyaluran ke dunia kerja. Informasi
dunia kerja ini juga yang penting. Ke
depan sekolah kami ingin menjalin
kerjsa sama dengan lembaga
pengguna lulusan double track ini.
Semoga,” pungkasnya.
Hand Sanitizer
& Maskernya
Dipuji Gubernur
Jatim SMAN 1 Kademangan,
Kabupaten Blitar
Selain bisa
jadi menetralkan
virus, Insya Allah
bagus untuk
melembutkan kulit
Ruang Khusus Ruang Khusus
13. 25Double TrackMajalah SMA24
J
ika umumnya jurusan tata
boga dimintai anak perempuan,
namun kali ini ada cowok yang
menyukainya. Fernas Fathiady
salah satunya. Siswa SMAN 1 Blega
Bangkalan ini menggemari tata boga
dalam program Double track (DT)
ini. Pelajar kelas XI ini mengaku tata
boga ini sangat mengasyikkan.
“Karena sebelumnya saya
memang suka banget hal-hal yang
berbau kuliner. Terus coba-coba
buat masak di rumah. Ternyata seru
banget, Saya merasa passion saya
di sini. Saya tidak menyia-nyiakan
kesempatan untuk ikut DT tata
boga,” tutur anak ke-4 dari empat
bersaudara ini.
Di SMAN 1 Blega hanya ada
dua program: tata boga dan tata
rias. Memang belum banyak pilihan
prorgramnya. Meski begitu, minimnya
program tidak mengendurkan
semangat teman-teman kita ini.
Fernas dan kawan-kawannya terus
berkarya dalam kondisi terbatas. Ya
terbatas alat dan ruangan.
“Di sekolah belum ada
ruangan khusus untuk mengolah
dan memasak. Belum ada lab khusus
untuk itu. Semua dilakukan di kelas.
Mulai dari membuat adonan hingga
memanggang adonan di oven,”
ungkap siswa jurusan IPA ini jujur.
Fernas berani menjanjikan
produk hasil olahannya dan kawan-
kawannya terbuat dari bahan yang
higienis, sehat, memiliki cita rasa
yang nikmat, memiliki keistimewaan
tersendiri,danhargayangterjangkau.
Fernas dan peserta double
track dari SMAN 1 Blega cukup
bangga bisa ikut Festival Pameran
Double Track SMA se-Jawa Timur
di JX International Surabaya. “Itu
pengalaman paling mengesankan
bagi saya, juga bagi teman-teman
SMAN 1 Blega. Di acara pameran
itu, selain kami memamerkan olahan
kami, kami juga memasarkannya.
Alhamdulillah kami mendapat hasil
yg sebanding dengan usaha kami,”
ungkapnya.
Pertama mendengar bakal
ada event seperti itu, lanjutnya,
Fernas dan kawan-kawannya sangat
antusias. “Karena dengan kami ikut
serta dalam even itu, kami dapat
membawa harum nama sekolah
kami, serta dapat mempererat tali
silaturahim antar peserta DT se-
Jawa Timur. Kami juga mendapat
pengalaman dan pembekalan dalam
hal pemasaran. Dengan cara terjun
langsung, diharapkan kami bisa
mendapat bekal tentang pemasaran,”
sambungnya.
Di acara Fertival Pameran
Double Track, Fernas tidak sendirian.
Dari SMAN 1 Blega, dia bersama lima
empat rekannya: Hasani, Izek, Dini,
SMAN 1 Blega Bangkalan
Program Tata Boga/Kue
Fernas Fathiady
Tetap
Semangat
Memasak,
Kelas Pun
Disulap Jadi
Dapur
dan Via. Di acara itu kelima siswa
ini didampingi Nur Cahyani, guru
sekalgus trainer Tata Boga, Maria
Ulfa, trainer Tata Rias, lima peserta
tata rias, Edy Wakasek Kurikulum
dan Kirom Wakasek Kesiswaan.
Yang patut dicungi jempol
adalah semangat Fernas dan kawan-
kawannya. Ketika ditanya apa saja
kendalanya, Fernas menjawab,
“Karena semua saya lakukan dengan
cinta, kesan yang tidak mengenakkan
jadi tidak terasa.” Ia menganggap
program ini sebagai kesenangan
sehingga tidak merasa berat atau
susah. Meskipun dia mengakui
belum ada fasilitas yang memadai
untuk mengembangkan tata boga di
sekolahnya.
Dia juga mendapat dukungan
dari keluarga dan orang-orang di
sekitarnya. “Komentar orang tua dan
orang sekitar alhamdulillah positif.
Karena kalo sudah ikutan DT di SMAN
1 Blega itu sudah layak wow banget.
Secara peserta yang mendaftar
banyak banget. Hanya saja terbatas
dengan kuota peserta yg hanya 20
orang di setiap kelasnya. Orangtua
positif banget dan support banget,”
ucapnya.
“Langkah ke depan kami ingin
melengkapi sarana dan prasarana yg
dibutuhkan dalam proses produksi.
Dan untuk pemasaran, Saya akan
terus berinovasi menggunakan cara
cara baru, mengikuti era teknologi
yang semakin canggih,” harapnya.
Sementara ini, proses produksi
hanya di sekolah saja. Kegiatan DT
rutin digelar sepekan dua kali, dan
penjualan ke kopsis sekolah itu 1
pekan sekali. “Saat ini, pemasaran
kami mulai dari menjualnya di kopsis
sekolah dan kemudian promosi di
instagram. Sepekan yang lalu kami
mendapat orderan 100 Roti Boy
untuk acara pengajian,” jelasnya
ketika dihubungi tim redaksi akhir
Maret 2020.
1. Roti pisang = Rp 3.000
2. Roti gulung batik = 25.000
3. Rainbow cake gulung = Rp 2.000
4. Kastengel = Rp 30.000
5. Putri salju = Rp 25.000
6. Donat = Rp 3.000
7. Roti kukus = Rp 3.000
8. Muffin cake = Rp 3.500
9. Roti manis = Rp 3.000
10. Choco cookies = Rp 30.000
11. Roti boy = Rp 3.000
Daftar produk & harga satuan:
Ruang Karya Utara Ruang Karya Utara
14. 27Double TrackMajalah SMA26
Kuat Memotivasi
Siswa, Sampai
Peserta
Keasyikan &
Lupa Waktu
Sapa Sapa
Trainer Tata Busana SMAN 1
Sampung, Ponorogo
Mushoffah
Pemilik Shoffah Collection
S
aya guru tidak tetap (GTT) di
SMAN 1 Sampung Ponorogo.
Siswa sering menyapa saya
dengan Bu Shoffah. Sejak 2018, saya
mulai terlibat sebagai trainer program
Double Track (DT) di keterampilan
Tata Busana. Pada tahun ajaran
2018-2019, SMA kami mendapatkan
program DT salah satunya tata
busana. Kebetulan saya mempunyai
latar belakang pendidikan tata
busana lebih tepatnya S1 PKK (tata
busana) UNESA.
Jujur awal saya dipanggil
kepala SMAN 1 Sampung Toha
Mahsun,S.Pd, M.Pdi untuk ditugaskan
sebagai trainer DT tata busana, saya
merasa ini seperti kejatuhan nikmat
besar. Alhamdulillah ilmu saya benar-
benar bermanfaat bisa saya transfer
ilmu tanpa batas.
Selama saya menjadi guru
tidak tetap, saya hanya memegang
pelajaran muatan lokal pelajaran
membatik. Kalau batik, masih sesuai
bidang saya. Namun dua tahun
belakangan ini, pelajaran batik sudah
dihapus ganti bahasa Jawa. Tentu ini
agak kurang pas dengan keahlian
saya. Nah, ketika ada program DT
tata busana, tentu ini memang
keahlian saya. Saya menyambutnya
dengan antusias.
Tahun pertama (2018-
2019) sekolah kami mendapatkan
dua rombongan belajar (rombel)
keterampilan tata busana dengan
jumlah peserta 14 per rombel. Jadi
ada 28 siswa yang terdaftar dalam
DT tata busana. Tetapi kenyataanya
ada 31 siswa yang mau. Untuk tahun
kedua (2019-2020), sekolah hanya
mendapat satu rombel tata busana
untuk 20 siswa. Tapi ada 27 siswa
yang ikut.
Dalam sepekan ada dua
pertemuan, Jumat sebanyak 4 jam
pelajaran (JP) dan Sabtu rata-rata
8 JP (menyesuaikan). Karena selain
trainer, saya juga mengajar di SMAN
1 Sampung. Maka untuk praktik
tidak hanya pada hari Jumat dan
Sabtu. Tetapi setiap hari di waktu
istirahat atau jam-jam pelajaran
kosong siswa-siswa sering datang di
ruang DT untuk menjahit dan banyak
bertanya.
Materi ajar meliputi mengambil
ukuran, membuat pola, memotong
dan menjahit. Setiap peserta juga
mendapatkan modul. Tahun pertama
saya memilih program desain dan
membuat busana. Tahun kedua ini
saya mengambil busana muslim
yang harus menyelesaikan tiga
produk: busana muslim, mukena dan
jilbab.
Alhamdulillah peserta
antusias. Tetapi ya itu, saya harus
berusaha keras supaya tidak bosan.
Karena di awal materi sangat
membosankan dan bikin pusing,
apalagi ketika materi membuat pola.
Karena dasarnya siswa sama sekali
tidak paham pola.
Biasanya di sini siswa seperti
ogah meneruskan. Tapi saya
tetap beri semangat. Kalau sudah
waktunya praktik, wah siswa tidak
mau pulang. Apalagi kalau sudah
di depan mesin jahit. Tentang daya
serap, ya seperti pada umumnya
pasti ada siswa terampil dan tidak.
Tapi alhamdulillah hampir semua
saya anggap terampil. Tetap perlu
pendampingan.
Kalau sudah waktunya praktik,
merek tidak tahu waktu. Sudah
sore masih saja di sekolah, bahkan
sampai diusir oleh penjaga sekolah.
Yang tak saya duga adalah tiba-tiba
saya dimasukkan nominasi trainer
terinovatif.
Di luar itu, ada juga kendala.
Mungkin karena jumlah peserta 27
anak dengan hanya satu trainer
membuat pengajarnya kewalahan,
apalagi kalau mesin jahitnya pada
rewel. Terpaksa double tugas, ya
trainer ya teknisi.
Mengajar itu mudah. Yang
terpenting bagaimana kita bisa
menggiring siswa untuk terampil.
Alhamdulillah untuk lulusan DT
2018-2019 langsung kami beri
wadah Oemah Jahit. Itu murni untuk
DT tahun pertama. Di sana, mereka
berkarya dan berinovasi. Saat ini
mereka mencari orderan masker.
Katanya penangkal virus corona.
Saya cuma kasih contoh bikin sekali,
selanjutnya jalan sendiri.
Masalahnya sekarang adalah
kurangnya mesin jahit. Semoga
tidak membuat lemah semangat.
Alhamdulillah guru yang lain juga
berperan dengan meminjamkan
mesin jahit untuk program ini.
Harapan saya, program
SMA DT terus berlangsung dan
tambah maju. Untuk siswa-siswa
saya, manfaatkan ya kesempatan
ini dengan baik. Yakinlah ini nanti
akan bermanfaat untuk kalian kelak.
Oemah jahit terus berkarya ya walau
pun nanti kalian sudah lulus. Oemah
Jahit tetap milik kalian kalaupun
kalian tidak bisa melanjutkan
mengelola karena kalian mendapat
beasiswa melanjutkan sekolah ke
jenjang lebih tinggi. Tolong teruskan
ilmu pengelolaannya kepada adik-
adik kalian.
(Tulisan dibuat oleh Mushoffah,
dengan editing seperlunya, Red.).
15. 29Double TrackMajalah SMA28
J
ika di Ruang Karya Timur ada
kreativitas dari mangga, maka
kali ini ada olahan dari pisang.
Ya, pisang memang merupakan
salah buah yang mudah ditemui
di Indonesia dan terdapat banyak
varietasnya di Nusantara ini. Selain
banyak tumbuh di Indonesia,
pisang selalu berbuah sepanjang
tahun. Pisang termasuk buah yang
produksinya tidak mengenal system
musiman. Karena itu, sangat bagus
jika dijadikan penganan sehat yang
dikreasikan sesuai selera.
Ada Banana Cup Cake dan
aneka olahan dari pisang hasil kreasi
Hesti Ayu Wardani. Siswi kelas kelas
XII SMAN Kandat Kediri ini membuat
kreasi olahan pisang menjadi banyak
jenis kue. Ada Banana Cup Cake,
brownies pisang dan lainnya. Selain
itu, Hesti membuat olahan penganan
dari nanas dan campuran keju.
Gadis kelahiran 2001 ini
mampu berkolaborasi dengan
ayahnya sendiri. Sehari-hari ayahnya
berdagang buah-buahan. Umumnya
menyediakan pisang dan buah
musiman lainnya. “Ayah jualan
pisang. Tapi kalau lagi musim, jual
durian dan rambutan juga,” tuturnya.
Karena itu Hesti banyak
bereksperimen dengan bahan sudah
ada di rumah. “Jadi, kan bahannya
sudah ada. Lalu saya ikut program
double track. Ya udah, coba-coba
olahan dari pisang. Kembangkan
bakat sambil bantu orangtua,”
ungkap anak bungsu dari empat
bersaudara ini.
Karena sudah kelas XII, Hesti
hanya memproduksi olahannya di
akhir pekan saja. “Pelajaran sekolah
masih banyak. Jadi bikinnya hanya
kalau libur saja,” ucap siswi jurusan
IPS ini.
Sudah banyak yang menyukai
kreasi gadis cantik ini. “Orang sering
memesan untuk acara pernikahan,
tahlil, ulang tahun dll. Hampir setiap
pekan saya selalu mendapatkan
pesanan kue, skala kecil maupun
besar. Paling besar selama ini
pesanan kue adalah 15 Maret 2020
mendapatkan pesanan Banana
Cupcake sebanyak 200 biji untuk
souvenir pernikahan,” paparnya.
Daya tarik dari produk ini,
lanjut Hesti, seluruh menu yang ada
terbuat dari pisang sebagai bahan
dasar dan dijual dengan harga yang
terjangkau dan dapat dinikmati
oleh semua usia & kalangan. “Tidak
menggunakan pengawet dan
menggunakan kemasan dari kertas
sehingga mudah terurai dan ramah
Kue Cantik
Bahan Pisang
Hesti Ayu Wardani
Kreasi Pisangkoe
SMAN 1 Kandat
Kediri
Dari
1. Banana cupcake Rp 3.500/cup
2. Brownies Rp 2.000/potong
3. Pie susu Rp 1.700/biji
4. Pie Nanas Karamel Rp 1.700/biji
5. Nastar Rp 80.000/kg
6. Puppy cookies dan semprit Rp
60.000/kg
7. Cheese stick Rp 60.000/kg
8. Kastangel Rp 120.000/kg
lingkungan,” jelasnya
“Yang paling jauh ada orang
Surabaya pesan agak banyak. Sudah
tiga kali pesannya. Kemarin terakhir
pesan kue kering untuk hajatan,
selalu minta dikirim lewat pos,”
ucapnya senang.
Hesti mengakui bapak ibunya
sekarang bersyukur anaknya dapat
membantu meringankan beban
mencari biaya sekolah. “Orangtua
juga senang saya dapat punya
kesibukan di rumah untuk belajar
berbisnis, kan pergaulan anak muda
yang kebanyakan mengarah pada
pergaulan bebas,” sambungnya.
“Target ke depan mau buka toko kue
sendiri dan membuka lapangan kerja
buat sekitar sini,” pungkasnya.
Ruang Karya Selatan Ruang Karya Selatan
Tidak menggunakan
pengawet dan
menggunakan kemasan
dari kertas sehingga
mudah terurai dan ramah
lingkungan
16. 31Double TrackMajalah SMA30
Jelajah
B
eberapa pemda atau pemkot
di Amerika Serikat memberikan
makanan gratis untuk pelajar,
meski sekolah mereka diliburkan
karena pandemi virus corona.
Makanan-makanan itu diantar ke
rumah para pelajar atau diambil
sendiri ke sekolah. Layanan ini
sangat membantu untuk pelajar dari
keluarga kurang mampu.
Di video yang dimuat di
republika.co.id (29/03/2020),
beberapa relawan tampak
mengantarkan makanan dan
bahan makanan di sejumlah siswa
dan keluarganya di kawasan
Sterling, negara bagian Virgina,
Amerika Serikat. Setiap sekolah
di negera bagian itu meliburkan
murid-muridnya untuk mencegah
penyebaran wabah Virus Corona.
Sterling merupakan bagian dari
distrik Loudoun County.
Program penyediaan makanan
ini bagi murid dari keluarga ekonomi
menengah ke bawah. Di kota ini,
ada program pengantaran bahan
makanan dan makan siap saji bagi
keluarga siswa. Ada juga yang
mengambilnya di sekolah masing-
masing.
Di Loudoun County ada 94
sekolah. Jam pelayanan dibuka
antara pukul 8.00 hingga 13.00. “Jadi,
tiap siswa bisa mengambilnya di
sekolah untuk hidangan sarapan dan
santap siang. Kami juga membawa
bahan makanan dan makan siap
santap ini dengan 53 bis sekolah.
Ada 263 halte yang harus dilalui.
B
upati Magetan Suprawoto terperangah.
Tidak menyangka foto selfinya dengan
beberapa siswa SMA Negeri 1 Plaosan
sudah menjadi sebuah pin. Berupa gantungan
kunci. Padahal bidikan foto tersebut dilakukan
Suprawoto belum lama. Bupati pun kagum
terhadap “kecanggihan” tersebut. Lantas Bupati
diajak melihat demo siswa peserta DTmembuat
pin.
Apresiasi program DT tidak hanya datang
dari pihak sekolah, orang tua yang tergabung
dalam komite sekolah pun mengapresiasi
dengan baik. Mereka tidak keberatan jika
harus dilibatkan dalam pelaksanaan DT. Hal ini
disampaikan oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 1
Paiton, Ahmad Sudiarto, S.Pd, M.Pd
Pelajar bisa menunggu di halte-halte
terdekat untuk mengambilnya,” ujar
pejabat setempat yang diliput oleh
VOA.
Di daerah tingkat dua atau
tingkat kabupaten di Loudoun County
terdapat hampir 84 ribu siswa.
Sebanyak 18 persen di antaranya
termasuk berasal dari keluarga
pendapatan rendah. Para siswa atau
keluarganya bisa mengambil bahan
makanan dan makan siap santap di
sekolahnya masing-masing.
Kelompok pendapatan
rendah ini bisa mendapatkan bahan
makanan, makanan siap santap
secara gratis dan juga ada fasilitas
potongan harga. Ada roti isi ayam
kalkun, buah, dan susu. Selain
makanan siap santap, disediakan
juga sayuran kaleng, pasta, beras ,
dll.
Di tengah situasi darurat Covid
19 saat ini tidak hanya keluarga
yang tidak mampu saja yang boleh
mengambil makanan ini. “Tidak
masalah bagi mereka yang tidak
termasuk kategori kurang mampu.
Siapa saja yang membutuhkan
makanan, dia bisa datang ke sekolah
kami untuk mengambil sesuai
kebutuhannya pada jam yang telah
ditentukan,” ungkap salah satu
kepala sekolah seperti dikutip dari
VOA. Sumber pembiayaan dari
program penyediaan makanan sehat
gratis untuk siswa ini didapatkan
dari dana negara bagian dan dana
nasional.
Selama Pandemi,
Sekolah di AS Bagikan
Makanan Gratis Bagi
Siswa
Kata Mereka