1. TUGAS DAKWAH SEORANG
MUSLIM
• B E L L A H E S T I N A P U T R I
( N I M 1 2 0 11 6 4 0 1 2 )
• R O S U L L A H K H A I R U N N I S A
( N I M 1 2 0 11 6 4 2 0 9 )
• E R I N A R I Z K Y
R A M A D H A N T Y ( N I M
1 2 0 11 6 4 2 2 2 )
• S I L M I N U R I N AYA H ( N I M
1 2 0 11 6 4 4 3 0 )
• F A D I L A A U L I A
N U R H I D AYA H ( N I M
1 2 0 11 6 4 4 8 0 )
2. PENGERTIAN DAKWAH
Menurut Bahasa:
Dakwah berasal dari bahasa
Arab yakni da’a - yad’u da'watan
yang berarti panggilan, seruan
atau ajakan.
Menurut Istilah:
Dakwah adalah suatu proses
penyampaian (tabligh) pesan-
pesan tertentu yang berupa
ajakan atau seruan dengan
tujuan agar orang lain memenuhi
ajakan tersebut.
3. Tujuan umum
Menyelamatkan umat manusia
dari lembah kegelapan dan
membawanya ketempat yang
terang benderang, dari jalan
yang sesat kepada jalan yang
lurus, dari lembah kemusyrikan
dengan segala bentuk
kesengsaraan menuju kepada
tauhid yang menjanjikan
kebahagiaan.
Tujuan Khusus
-Terlaksananya ajaran Islam
secara keseluruhan dengan
cara yang benar dan
berdasarkan keimanan.
-Terwujudnya masyarakat
muslim yang diidam-
idamkan dalam suatu
tatanan hidup berbangsa
dan bernegara, adil,
makmur, damai dan
sejahtera dibawah limpahan
rahmat Allah SWT.
4. UNSUR-UNSUR DAKWAH
Unsur-unsur dakwah adalah komponenkomponen yang selalu ada
dalam setiap kegiatan dakwah (Aziz, 2004:75). Unsur-unsur tersebut
adalah:
a. Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun
tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau
berbentuk organisasi (Aziz, 2004: 75).
b. Mad‟u atau penerima dakwah adalah seluruh umat manusia, baik laki-
laki ataupun perempuan, tua maupun muda, miskin atau kaya, muslim
maupun non muslim, kesemuanya menjadi objek dari kegiatan dakwah
Islam, semua berhak menerima ajakan dan seruan ke jalan Allah (An-
Nabiry, 2008: 230).
c. Maddah atau materi dakwah adalah pesan-pesan atau segala sesuatu
yang harus disampaikan oleh subyek kepada obyek dakwah
5. Secara garis besar, materi dakwah dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Masalah aqidah, yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut sistem
keimanan/kepercayaan terhadap Allah SWT.
2. Masalah syariah, yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut aktifitas
manusia muslim di dalam semua aspek hidup dan kehidupannya.
3. Masalah akhlaq, yaitu menyangkut tata cara berhubungan baik secara
vertical dengan Allah SWT, maupun secara horizontal dengan sesama
manusia dan seluruh makhluk-makhluk Allah.
d. Wasilah atau media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan
sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. (Syukir,
1983: 63).
Secara garis besar, media dakwah dibagi menjadi 5, yaitu: lisan, tulisan,
lukisan, audio visual, akhlak.
e. Thariqah atau metode dakwah adalah suatu cara dalam menyampaikan
pesan-pesan dakwah agar tujuan dakwah tercapai (Ghazali, 1997: 24).
f. Atsar atau efek sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari
proses dakwah
6. DASAR HUKUM DAKWAH
Setiap muslim diwajibkan menyampaikan dakwah
Islam kepada seluruh umat manusia, sehingga mereka
dapat merasakan ketentraman dan kedamaian (Pimay,
2005: 30).
Dalam Al Qr’an terdapat banyak ayat yang secara
implisit menunjukkan suatu kewajiban melaksanakan
dakwah, di antaranya adalah surat Ali Imran/3: 104:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah
orang-orang yang beruntung”
7. METODE DAKWAH
Metode dakwah yaitu cara-cara yang dilakukan oleh
seorang da‟i atau komunikator untuk mencapai suatu tujuan
tertentu atas dasar hikmah dan kasih sayang (Tasmara, 2001:
43).
Banyak metode dakwah yang disebutkan dalam al-Qur‟an
dan hadits akan tetapi yang dijadikan pedoman pokok dari
keseluruhan metode dakwah tersebut adalah firman Allah dalam
surah an Nahl ayat 125 (Aziz, 2004: 135):
”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”
8. Ayat tersebut di atas telah memberikan pedoman bagaimana
caranya dakwah itu harus dilakukan. Yaitu dengan cara:
1. Hikmah, yaitu dakwah yang dilakukan dengan terlebih dahulu
memahami secara mendalam segala persoalan yang berhubungan
dengan proses dakwah, yang meliputi persoalan sasaran dakwah,
tindakan-tindakan yang akan dilakukan, masyarakat yang menjadi
objek dakwah, situasi tempat dan waktu di mana dakwah akan
dilaksanakan dan lain sebagainya (Shaleh, 1977: 73).
2. Mauidhah Hasanah, yaitu kalimat atau ucapan yang diucapkan oleh
seorang da‟i atau muballigh, disampaikan dengan cara yang baik,
berisikan petunjuk-petunjuk ke arah kebajikan, diterangkan dengan
gaya bahasa yang sederhana, supaya yang disampaikan itu dapat
ditangkap, dicerna, dihayati, dan tahapan selanjutnya dapat diamalkan
(An-Nabiry, 2008: 241-242).
3. Mujadalah, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan
membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak
memberikan tekanan-tekanan (Aziz, 2004: 136).
9. CARA NABI BERDAKWAH
Keadaan masyarakat Mekah yang sudah sangat terpuruk.
Mekah sangat keras kepala dan menganggap bahwa hanya mereka
yang benar. Maka akan sangat sulit bila Rasullullah melakukan
dakwah secara terang-terangan. Karna tentu saja akan
menimbulkan reaksi dan respon yang tidak baik. Rasullullah yang
cerdik dan pandai mengambil strategi yang cukup jitu dan berhasil
yaitu dakwah secara sembunyi – sembunyi. Dakwah secara
sembunyi – sembunyi dimulai rasul dari keluarga dan kerabat
terdekat. Orang pertama yang mendapat seruan adalah Siti
Khadijah, kemudian keponakanya Syaidina Ali yang masih berumur
8 tahun, dan Syaidina Abu bakar yang langsung mengikutinya.
Dengan perantara Abu Bakar ini, maka banyak juga orang –
orang Quraisy yang beriman. Diantaranya : Siti khadijah ( istri
Rasullullah ), Ali Bin Abi Tholib ( dialah putra dari Abu Thalib ), Zaid
bin Harisah ( budak Rasullullah yang kemudian menjadi anak
angkat Rasul) , Abu Bakar Siddiq ( sahabat rasul ), Usman bin
Affan, Zubair bin Aurman, dll.
10. Setelah itu turunlah firman Allah SWT yang
memerintahkan Rasul untuk berdakwah secara terang –
terangan. Hal ini terdapat dalam surat Al- Hijr ayat 94. Sejak
turun surat ini, Nabi Muhammad SAW mulai berdakwah secara
terang – terangan, Rasul menyeru kepada kaumnya tentang
ajarannya. Beliau tidak segan – segan menyerukan agar orang –
orang yang semula menyembah berhala agar menyembah Allah
SWT, Tuhan semesta alam yang Maha Esa dan Maha Benar.
Dari sepanjang perjalanan Rasullullah untuk menegakan
Islam, dapat diambil beberapa hikmah sebagai berikut:
1. Menyadari bahwa keuletan dan kesabaran dalam menegakan
agama Allah akan mendapat pertolongan dari Allah SWT.
2. Memahami bahwa tugas Rasul hanya sekedar menyampaikan
perintah Allah SWT dan tidak dapat memberikan hidayah.
3. Meneladani sikap Nabi yang tegar dan kukuh dalam melakukan
tugasnya walaupun dalam kondisi memiliki banyak rintangan.