2. Model Kompresi Citra
Model umum kompresi citra terdiri atas dua bagian besar, yaitu encoder dan decoder. Encoder
berfungsi membuat representasi simbol-simbol (kode) dari citra input (x, y). dengan kata lain
encoder berfungsi membuat citra kompresi (citra terkode) dari citra input. Setelah melalui
transmisi pada kanal (channel), citra terkompresi tersebut masuk ke sistem decoder. Pada sistem
ini, citra terkompresi akan direkonstruksikan kembali untuk menghasilkan citra output f (x, y).
Informasi pada citra f (x, y) dan (x, y) dapat sama persis atau tidak terjadi kehilangan informasi
(lossless information), dapat juga tidak sama atau terjadi kehilangan informasi (lossy
information).
Channel encoder berfungsi agar data yang dihasilkan dari source encoder menjadi tahan terhadap
derau (noise). Hasil proses channel encoder ini kemudian akan dibalik kembali oleh channel
decoder. Salah satu teknik terkenal yang digunkan untuk channel encoding adalah teknik
Hamming. Bila channel antara channel encoder dan channel decoder dari derau maka kedua jenis
channel tersebut dapat dihilangkan.
3. Source Encoder dan Decoder
Source encoder berguna untuk mengurangi berbagai data berlebihan yang muncul pada citra.
Sistem ini terdiri atas tiga proses yaitu mapper, quantizer, dan symbol encoder.
Mapper berfungsi mengubah citra input ke dalam suatu format untuk menghilangkan interpixel
redundancy. Operasi ini dapat mengurangi atau dapat juga tidak ukuran citra asli dan biasanya
bersifat reversible (dapat dibalik) artinya informasi pada citra hasil rekonstruksi sama persis
dengan citra asli.
4. Quantizer berfungsi mengurangi data berlebihan pyschovisual. Operasi dilakukan dengan
melakukan proses kuantisasi terhadap hasil dari tahap sebelumnya. Hasil dari proses kunatisasi pada
umumnya bersifat irreversible (tidak dapat dibalik) artinya informasi pada citra hasil tidak sama
dengan informasi pada citra asli karena terdapat informasi yang hilang. Bila ingin tidak terjadi
informasi yang hilang pada citra hasil maka tahap (blok) quantizer harus dihilangkan.
Symbol encoder berfungsi membuat kode untuk merepresentasikan keluaran dari quantizer dan
memetakan setiap keluaran tersebut ke dalam kode. Panjang kode dapat bersifat tetap (fixed length
code) dapat juga bervariasi (variable length code). Kode yang dihasilkan dari tahap ini dapat
menghilangkan data berlebihan coding (coding redundancy) dan biasanya bersifat reversible.
Source decoder merupakan proses kebalikan dari source encoder. Pada source decoder tidak
terdapat proses (tahap) invers quantizer karena proses quantizer bersifat tidak dapat dibalik.
5. Kriteria Mengukur Kebenaran Hasil Kompresi (Fidelity Criteria)
Ada dua jenis kriteria yang digunakan untuk mengukur kebenaran hasil proses kompresi, yaitu
kriteria kebenaran subjektif (subjective fidelity criteria) dan kebenaran objektif (objective fidelity
criteria).
Kriteria Kebenaran Subjektif
Kriteria kebenaran subjektif dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap citra hasil kompresi
dengan menanyakan secara langsung (polling) kepada orang-orang tenntang kualitas hasil
kompresi. Metode ini biasanya lebih tepat atau lebih cocok.
Penilaian dapat dilakukan dengan membandingkan antara citra hasil dengan citra asli, kemudian
dibuat suatu skala penilaian di mana setiap skala berkaitan dengan kualitas. Sebagai contoh skala
penilaian adalah (-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3) yang berturut-turut mewakili kualitas (sangat jelek, agak
jelek, sama, agak baik, baik, sangat baik). Penilaian dilakukan dengan menggunakan ukuran
sampel tertentu, kemudian hasil penilaian setiap sampel dirata-ratakan.
6. Kriteria Kebenaran Objektif
Meskipun cara pengukuran terbaik hasil proses kompresi dengan menggunakan kriteria subjektif
tetapi cara tersebut tidak berguna secara pendekatan matematika. Pendekatan matematika yang
digunakan untuk mengukur hasil proses kompresi disebut dengan kriteria kebenaran objektif.
Kompresi Lossless dan Lossy
Berdasarkan kandungan informasi pada citra hasil maka sifat kompresi data dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu :
Kompresi Lossless
Pada kompresi jenis ini informasi yang terkandung pada citra hasil sama dengan informasi pada
citra asli. Citra hasil proses kkompresi bdapat dikembalikan secara sempurna menjadi citra asl,
tidak terjadi kehilangan informasi, tidak terjadi kesalahan informas. Oleh karena itu metode ini
disebut juga error free compression.
7. Pada kompresi lossless, karena harus mempertahankan kesempurnaan informasi, sehingga hanya
terdapat proses coding dan decoding, tidak terdapat proses kuantisasi.
Kompresi tipe ini cocok diterapkan pada berkas basis data (data base), spread sheet, berkas word
processing, citra biomedis, dan lain sebagainya.
Kompresi Lossy
Kompresi Lossy yang bersifat lossy mengijinkan terjadinya kehilangan sebagian data tertentu dari
pesan tersebut, sehingga dapat menghasilkan rasio kompresi yang tinggi. Apabila citra
terkompresi direkonstruksi kembali maka hasilnya tidak sama dengan citra aslinya, tetapi
informasi yang terkandung tidak sampai berubah atau hilang. Sebagian besar kompresi data lossy
memiliki pengaturan tingkat kompresi yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan agar kompresinya
lebih efektif dan informasi yang terkandung pada citra tidak sampai berubah dan hilang. Kompresi
data lossy ini efektif jika diterapkan pada penyimpanan data analog yang didigitasi seperti
gambar, video, dan suara.
8. Metode Kompresi
Pada proses pembentukan citra digital tersebut, terdapat dua proses dasar, yaitu :
Subsampling
Subsampling dapat dikatakan sebagai metode kompresi yang sangat sederhana. Subsamplng
menghilangkan jumlah pixel yang diperlukan untuk merepresentasikan suatu citra. Subsampling
dilakukan dengan memilih pixel tertentu baik dalam arah baris maupun kolom. Cara lain adalah
dengan menggunakan nilai rata-rata dari sekelompok pixe dan kemudian mengganti nilai-nilai
pixel pada kelompok tersebut dengan nilai rata-ratanya.