Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya birrul walidain atau berbakti kepada orang tua. Dokumen menjelaskan akar masalah yang menyebabkan rendahnya tingkat keberbakti anak kepada orang tua, serta membahas berbagai bentuk kewajiban birrul walidain baik ketika orang tua masih hidup maupun sudah meninggal. Dokumen juga menyertakan beberapa hadis Nabi yang menunjukkan pentingnya birrul
5. AKAR MASALAH
Minimnya
pendidikan birrul
walidain (lebih
mementingkan ilmu
dibandingkan
pendidikan akhlak &
adab)
Tidak ada bonding
(kedekatan,
komunikasi dan kasih
sayang) antara orang
tua dan anak
Sistem pergaulan
dan contoh buruk
dari masyarakat/
media sosial yang
tidak Islami
Sistem kapitalisme
dan sekularisme
yang mengubah
paradigma berpikir
orang tua
(standar kesuksesan
materi)
6. URGENSI MATERI
Turunnya nilai moral generasi muda terhadap orang tua
Terdapat kesalahan persepsi di masyarakat, bahwa kewajiban
birrul walidain selesai saat anak sudah berkeluarga, atau saat
orang tua sudah meninggal.
7. Di dalam Al-Qur’an, perintah birrul walidain senantiasa
bersanding dengan perintah mentauhidkan Allah (QS. Al-Isra: 23,
An-Nisa: 36, Luqman: 14-15, Al-Ankabut: 8, Al Ahqof: 15-16)
Terdapat ancaman keras dari Allah SWT, bagi mereka yang
mengabaikan kewajiban birrul walidain
8. “DanTuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra:23)
10. Birrul Walidain
saat OrangTua
Masih Hidup
Membahagiakan
& memenuhi
keinginan mereka
Bertutur kata
dengan ucapan
lembut
Tawadlu
Memberikan
nafkah (QS. Al-
Baqarah (2): 215)
Mendoakan
11. Birrul Walidain
saat OrangTua
Sudah Meninggal
Istighfar & taubat,
bila dahulu belum
sempat berbakti
Mengurus jenazah
Membayarkan
utang (bila ada)
Melaksanakan
wasiat mereka
yang ma’ruf
Menyambung
silaturahmi
dengan kerabat
13. Afdholul ‘Amal
َقال ؟ِهاَّلل إىل ُّبَأح ِلَمَالع ُّأي:َقال ،هاِتْقو ىَلع ُةالهصال:َقال ؟ٌّأي ُهُث:ْيَدِالوال ُّبر ُهُثِن
َقال:َقال ؟ٌّأي ُهُث:َقال ِهاَّلل ِبيلَس يف ُهادِاجل:ينَثهدحِنَادزَل ُهُتْدَزَتْاس ِوَلو ،هنِهب
“Amal apa yang paling dicintai Allah ‘AzzaWaJalla?”. Nabi bersabda: “Shalat pada
waktunya”. Ibnu Mas’ud bertanya lagi: “Lalu apa lagi?”.Nabi menjawab: “Lalu birrul
walidain”. Ibnu Mas’ud bertanya lagi: “Lalu apa lagi?”. Nabi menjawab: “Jihad fi
sabilillah”. Demikian yang beliau katakan, andai aku bertanya lagi, nampaknya beliau
akan menambahkan lagi (HR. Bukhari dan Muslim).
14. Amal penghantar ke Jannah
َالباب ذلك عِفأض َشئت هنفإ ،ِهةناجل ِابوأب ُطأوس ُدِالوالهْظَفاح أو
“Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau
memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya,
silakan sia-siakan orang tua kalian” (HR.Tirmidzi, ia berkata: “hadits ini shahih”,
dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no.914).
15. Doa Mustajab
ٌأويس له ُيقال ٌرجل التابعني َخري إن.ٌةالدو لهو.ٌبياض به كانو.فلي فمروهلكم ْستغفر
“Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang lelaki bernama Uwais, ia memiliki
seorang ibu, dan ia memiliki tanda putih di tubuhnya. Maka temuilah ia dan mintalah
ampunan kepada Allah melalui dia untuk kalian” (HR. Muslim).
16. Ridha Allah
ِيف ِبهرال ُطَخَسَو ،ِدِالَالو ىَضِر ِيف ِبهرال ىَضِرِدِالَوْلا ِطَخَس
“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung
pada murka orang tua” (Hasan. at-Tirmidzi : 1899, HR. al-Hakim : 7249, ath-
Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir : 14368, al-Bazzar : 2394)