1. 1 Aliran Filsafat Perenialisme
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu
sampai keakar-akarnya. Sesuatu disini dapat berarti terbatas dan dapat pula berarti tidak
terbatas .
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan
sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu
secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala
hubungan.
Ketika kita mendengar kata Filsafat, maka kita akan berpikir tentang sebuah
pemikiran yang mendalam dalam mencari sesuatu hakikat. Serta kita akan berpikir
bahwa kita akan sama cara berpikir kita seperti para pemikir Yunani . Serta pemikiran
tersebut hampir bisa dikatakan benar, akan tetapi hal tersebut masih hal yang umum dan
belum tentu jelas serta benar.
Adapun kajian kata Filsafat secara bahasa, terdiri dari dua suku kata. Yaitu kata
Philo dan Sophos, Philo yang berarti cinta dan kata Sophos yang berarti hikmah atau
ilmu atau bijaksana. Dengan demikian kata Filsafat dapat diartikan sebagai cinta
terhadap ilmu atau hikmah, ( Abbudin Nata, Hal : 254 ). Sedangkan menurut Hasbullah
Bakry ( 1986, Hal:9 ) mengatakan bahwa Filsafat berarti suka pada kebijaksanaan atau
teman bijaksana, maksudnya setiap orang yang berFilsafat akan menjadi bijaksanan .
Akan tetapi lain lagi dengan Al-Syaibani yang mengatakan bahwa Filsafat berarti
mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab akibat, dan berusaha menafsirkan
pengalaman-pengalaman manusia. Hal ini dapat terlihat bahwa kajian Filsafat bukan
2. 2 Aliran Filsafat Perenialisme
hanya berfikir keras tanpa ada hasil, melainkan sebuah usaha manusia dalam mencari
sebuah hubungan pemikiran , dengan pemikiran lainnya untuk menemukan jawaban
dalam hidup ini. Adapun dalam Islam kajian ini biasa disebut Ijtihad.
Diatas telah dijabarkan tentang pengertian Filsafat yang mengandung arti cinta
kebijaksanaan atau kebenaran, sedangkan orang yang menjalani proses berFilsafat, atau
orang yang berfilsafat disebut sebagai Filosof. Lalu dalam pembahasan ini kita melihat
kaitan antara kata Filsafat dan kata Ilmu, serta kaitannya antara penggabungan dua kata
tersebut.
Diatas telah dijelaskan tentang pengertian Filsafat, maka kita akan membahas
tentang kata Ilmu. Adapun penertian kata Ilmu secara bahasa adalah pengetahuan tentang
sesuatu yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang itu, (Bakhtiar, Hal: 12).
Sedangkan ciri-ciri utama Ilmu secara Terminologi adalah:
1. Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur
dan dibuktikan.
2. Koherensi sistematik ilmu.
3. Tidak memerlukan kepastian lengkap.
4. Bersifat objektif.
5. Adanya metodologi.
6. Ilmu bersumber didalam kesatuan objeknya.
Dari paparan diatas dapat kita lihat adanya kesamaan arti antara Ilmu dan Filsafat
dalam segi keobjektifitasnya melihat suatu masalah. Sedangkan pengertian Filsafat Ilmu
secara umum adalah sebuah kajian yang secara mendalam tentang dasar-dasar ilmu
pengetahuan yang ada.
3. 3 Aliran Filsafat Perenialisme
BAB II
ALIRAN PERENIALISME
Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad
kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekal atau
selalu. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif.
Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan
sesuatu yang baru. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan
mundur ke belakang, dengan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip prinsip umum
yang telah menjadi pandangan hidup yang kuat, kukuh pada zaman kuno dan abad
pertengahan.
Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak
menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada satu pun yang lebih
bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku
pendidik. Mohammad Noor Syam (1984) mengemukakan pandangan perenialis, bahwa
pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal
yang telah teruji dan tangguh. Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan
kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam
kebudayaan ideal.
PANDANGAN MENGENAI KENYATAAN
Perenialisme berpendapat bahwa apa yang dibutuhkan manusia terutama ialah
jaminan bahwa reality is universal that is every where and at every moment the same
(2:299) realita itu bersifat universal bahwa realita itu ada di mana saja dan sama di setiap
waktu.
4. 4 Aliran Filsafat Perenialisme
Dengan keputusan yang bersifat ontologism kita akan sampai pada pengertian
pengerian hakikat. Ontologi perenialisme berisikan pengertian : benda individual, esensi,
aksiden dan substansi.
Benda individual adalah benda yang sebagaimana nampak di hadapan manusia
yang dapat ditangkap oleh indera kita seperti batu, kayu,dll
Esensi dari sesuatu adalah suatu kualitas tertentu yang menjadikan benda itu
lebih baik intrinsic daripada halnya, misalnya manusia ditinjau dari esensinya
adalah berpikir
Aksiden adalah keadaan khusus yang dapat berubah-ubah dan sifatnya kurang
penting dibandingkan dengan esensialnya, misalnya orang suka barang-barang
antik
Substansi adalah suatu kesatuan dari tiap-tiap hal individu dari yang khas dan
yang universal, yang material dan yang spiritual.
Menurut Plato, perjalanan suatu benda dalam fisika menerangkan ada 4 kausa.
Kausa materialis yaitu bahan yang menjadi susunan sesuatu benda misalnya
telor, tepung dan gula untuk roti
Kausa formalis yaitu sesuatu dipandang dari formnya, bentuknya atau
modelnya, misalnya bulat, gepeng, dll
Kausa efisien yaitu gerakan yang digunakan dalam pembuatan sesuatu cepat,
lambat atau tergesa tergesa,dll
Kausa finalis adalah tujuan atau akhir dari sesuatu. Katakanlah tujuan pembuatan sebuah
patung.
PANDANGAN MENGENAI NILAI
Perenialisme berpandangan bahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual,
5. 5 Aliran Filsafat Perenialisme
sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sedangkan perbuatan manusia merupakan
pancaran isi jiwanya yang berasal dari dan dipimpin oleh Tuhan.
Secara teologis, manusia perlu mencapai kebaikan tertinggi, yaitu nilai yang merupakan
suatu kesatuan dengan Tuhan. Untuk dapat sampai kesana manusia harus berusaha
dengan bantuan akal rationya yang berarti mengandung nilai kepraktisan.
Menurut Aristoteles, kebajikan dapat dibedakan: yaitu yang moral dan yang intelektual.
Kebajikan moral adalah kebajikan yang merupakan pembentukan kebiasaan, yang
merupakan dasar dari kebajikan intelektual. Jadi, kebajikan intelektual dibentuk oleh
pendidikan dan pengajaran.
Kebajikan intelektual didasari oleh pertimbangan dan pengawasan akal. Oleh
perenialisme estetika digolongkan kedalam filsafat praktis. Kesenian sebagai salah satu
sumber kenikmatan keindahan adalah suatu kebajikan intelektual yang bersifat praktis
filosofis. Hal ini berarti bahwa di dalam mempersoalkan masalah keindahan harus
berakar pada dasar dasar teologis, ketuhanan.
PANDANGAN MENGENAI PENGETAHUAN
Kepercayaan adalah pangkal tolak perenialisme mengenai kenyataan dan
pengetahuan. Artinya sesuatu itu ada kesesuaian antara piker (kepercayaan) dengan
benda-benda. Sedang yang dimaksud benda adalah hal-hal yang adanya bersendikan atas
prinsip keabadian.
Oleh karena itu, menurut perenialisme perlu adanya dalil-dalil yang logis, nalar,
sehingga sulit untuk diubah atau ditolak kebenarannya. MenurutAristoteles, Prinsip-
prinsip itu dapat dirinci menjadi :
Principium identitatis, yaitu identitas sesuatu. Contohnya apabila si Bopeng
adalah benar – benar si Bopeng ia todak akan menjadi Si Panut.
6. 6 Aliran Filsafat Perenialisme
Principium contradiksionis ( prinsipium kontradiksionis), yaitu hukum
kontradiksi (berlawanan). Suatu pernyataan pasti tidak mengandung sekaligus
kebenaran dan kesalahan, pasti hanya mengandung satu kenyataan yakni benar
atau salah.
Principium exelusi tertii (principium ekselusi tertii), tidak ada kemungkinan
ketiga. Apabila pernyataan atau kebenaran pertama salah, pasti pernyataan kedua
benar dan sebaliknya apabila pernyataan pertama benar pasti pernyataan yang
berikutnya tidak benar.
Principium rationis sufisientis. Prinsip ini pada dasarnya mengetengahkan
apabila barang sesuatu dapat diketahui asal muasalnya pasti dapat dicari pula
tujuan atau akibatnya.
Perenialisme mengemukakan adanya hubungan antara ilmu pengetahuan dengan
filsafat.
Science sebagai ilmu pengetahuan
Science yang meliputi biologi, fisika, sosiologi, dan sebagainya ialah pengetahuan yang
disebut sebagai empiriological analysis yakni analisa atas individual things dan
peristiwa-peristiwa pada tingkat pengalaman dan bersifat alamiah.
Science seperti ini dalam pelaksanaan analisa dan penelitiannya mempergunakan metode
induktif. Selain itu, juga mempergunakan metode deduktif, tetapi pusat penelitiannya
ialah meneliti dan mencoba dengan data tertentu yang bersifat khusus.
Filsafat sebagai pengetahuan
Menurut perenialisme, fisafat yang tertinggi ialah ilmu metafisika. Sebab, science
dengan metode induktif bersifat empiriological analysis (analisa empiris); kebenarannya
terbatas, relatif atau kebenarannya probability.
7. 7 Aliran Filsafat Perenialisme
Tetapi filsafat dengan metode deduktif bersifat ontological analysis, kebenaran yang
dihasilkannya universal, hakiki, dan berjalan dengan hukum-hukum berpikir sendiri,
berpangkal pada hukum pertama; bahwa kesimpulannya bersifat mutlak, asasi.
Hubungan filsafat dan pengetahuan tetap diakui urgensinya, sebab analisa empiris dan
analisa ontology keduanya dianggap perenialisme dapat komplementatif. Tetapi filsafat
tetap dapat berdiri sendiri dan ditentukan oleh hukum hukum dalam filsafat sendiri, tanpa
tergantung kepada ilmu pengetahuan.
PANDANGAN TENTANG PENDIDIKAN
Teori atau konsep pendidikan perenialisme dilatarbelakangi oleh filsafat-filsafat
Plato sebagai Bapak Idealisme Klasik, filsafat Aristoteles sebagai Bapak Realisme
Klasik, dan filsafat Thomas Aquina yang mencoba memadukan antara filsafat Aristoteles
dengan ajaran Gereja Katolik yang tumbuh pada zamannya
1.Plato
Plato (427-347 SM), hidup pada zaman kebudayaan yang sarat dengan
ketidakpastian, yaitu fisafat sofisme. Ukuran kebenaran dan ukuran moral menurut
sofisme adalah manusia secara pribadi, sehingga pada zaman itu tidak ada kepastian
dalam moral dan kebenaran, tergantung pada masing-masing individu. Plato
berpandangan bahwa realitas yang hakiki itu tetap tidak berubah karena telah ada pada
diri manusia sejak dari asalnya. Menurut Plato, dunia ideal, yang bersumber dari ide
mutlak, yaitu Tuhan. Manusia menemukan kebenaran, pengetahuan, dan nilai moral
dengan menggunakan akal atau ratio.
Tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan asas normative
dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan. Masyarakat yang ideal adalah
masyarakat adil sejahtera. Manusia yang terbaik adalah manusia yang hidup atas dasar
8. 8 Aliran Filsafat Perenialisme
prinsip idea mutlak, yaitu suatu prinsip mutlak yang menjadi sumber realitas semesta dan
hakikat kebenaran abadi yang transcendental yang membimbing manusia untuk
menemukan criteria moral, politik, dan social serta keadilan. Ide mutlak adalah Tuhan
2. Aristoteles
Aristoteles (384-322 SM) adalah murid Plato, namun dalam pemikirannya ia
mereaksi terhadap filsafat gurunya, yaitu idealisme. Hasil pemikirannya disebut filsafat
realisme. Ia mengajarkan cara berpikir atas prinsip realistis, yang lebih dekat pada alam
kehidupan manusia sehari-hari. Menurut Aristoteles, manusia adalah makhluk materi dan
rohani sekaligus. Sebagai materi, ia menyadari bahwa manusia dalam hidupnya berada
dalam kondisi alam materi dan social. Sebagai makhluk rohani, manusia sadar ia akan
menuju pada proses yang lebih tinggi yang menuju kepada manusia ideal
Perkembangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai
alat mencapainya.
Ia menganggap penting pula pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan usia
muda dalam menanamkan kesadaran menurut aturan moral. Aristoteles juga
menganggap kebahagiaan sebagai tujuan dari pendidikan yang baik. Ia mengembangkan
individu secara bulat, totalitas. Aspek-aspek jasmaniah, emosi, dan intelek sama
dikembangkan, walaupun ia mengakui bahwa kebahagiaan tertinggi ialah kehidupan
berpikir(2:317)
3. Thomas Aquinas
Thomas berpendapat pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang
masih tidur menjadi aktif atau nyata tergantung pada kesadaran tiap-tiap individu.
Seorang guru bertugad untuk menolong membangkitkan potensi yang masih tersembunyi
9. 9 Aliran Filsafat Perenialisme
dari anak agar menjadi aktif dan nyata. Menurut J.Maritain, norma fundamental
pendidikan adalah :
Cinta kebenaran
Cinta kebaikan dan keadilan
Kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi
Cinta kerjasama
Kaum perenialis juga percaya bahwa dunia alamiah dan hakikat manusia pada dasarnya
tetap tidak berubah selam berabad-abad : jadi, gagasan-gagasan besar terus memiliki
potensi yang paling besar untuk memecahkan permasalahan-permasalahan di setiap
zaman. Selain itu, filsafat perenialis menekankan kemampuan-kemampuan berpikir
rasional manusia sehingga membedakan mereka dengan binatang-binatang lain.
PANDANGAN MENGENAI BELAJAR
Teori dasar dalam belajar menurut perenialisme adalah :
Mental disiplin sebagai teori dasar
Penganut perenialisme sependapat bahwa latihan dan pembinaan berpikir (mental
discipline) adalah salah satu kewajiban tertinggi dari belajar, atau keutamaan dalam
proses belajar (yang tertinggi). Karena itu teori dan program pendidikan pada umumnya
dipusatkan kepada pembinaan kemampuan berpikir.
Rasionalitas dan Asas Kemerdekaan.
Asas berpikir dan kemerdekaan harus menjadi tujuan utama pendidikan ; otoritas
berpikir harus disempurnakan sesempurna mungkin. Dan makna kemerdekaan
pendidikan ialah membantu manusia untuk menjadi dirinya sendiri, be him-self, sebagai
10. 10 Aliran Filsafat Perenialisme
essential-self yang membedakannya daripada makhluk- makhluk lain. Fungsi belajar
harus diabdikan bagi tujuan ini, yaitu aktualitas manusia sebagai makhluk rasional yang
dengan itu bersifat merdeka.
Learning to Reason ( Belajar untuk Berpikir)
Perenialisme tetap percaya dengan asas pembentukan kebiasaan dalam permulaan
pendidikan anak. Kecakapan membaca, menulis dan berhitung merupakan landasan
dasar. Dan berdasarkan pentahapan itu, maka learning to reason menjadi tujuan pokok
pendidikan sekolah menengah dan pendidikan tinggi.
Belajar sebagai Persiapan Hidup
Bagi Thomisme, belajar untuk berpikir dan belajar untuk persiapan hidup (dalam
masyarakat) adalah dua langkah pada jalan yang sama, yakni menuju kesempurnaan
hidup, kehidupan duniawi menuju kehidupan syurgawi.
Learning through Teaching (belajar melalui Pengajaran)
Adler membedakan antara learning by instruction dan learning by discovery,
penyelidikan tanpa bantuan guru. Dan sebenarnya learning by instruction adalah dasar
dan menuju learning by discovery, sebagai self education. Menurut perenialisme, tugas
guru bukanlah perantara antara dunia dengan jiwa anak, melainkan guru juga sebagai
murid yang mengalami proses belajar sementara mengajar.
Guru mengembangkan potensi-potensi self discovery ; dan ia melakukan moral authority
atas murid-muridnya, karena ia adalah seorang professional yang qualified dan superior
dibandingkan muridnya.
11. 11 Aliran Filsafat Perenialisme
BAB III
KESIMPULAN
Perenialisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau
seperti sekarang ini, jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip
umum yang telah teruji. Menurut. perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia
dengan segala isinya. Perenialisme berpandangan hahwa persoalan nilai adalah persoalan
spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah haruslah
dapat dipandang baik.
Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:
1. Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu,
kemauan, dan akal (Plato)
2. Perkemhangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat
sebagai alat untuk mencapainya ( Aristoteles)
3. Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar
menjadi aktif atau nyata. (Thomas Aquinas)
Adapun norma fundamental pendidikan menurut J. Maritain adalah cinta kebenaran,
cinta kebaikan dan keadilan, kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi serta
cinta kerjas.
Perenialisme memandang masalah nilai berdasarkan azas-azas supernatural,
yakni menerima universal yang abadi. Dengan azas seperti itu, tidak hanya ontologi dan
epistemologi yang didasarkan atas prinsip teologi dan didasarkan atas prinsip teologi dan
supernatural, melainkan juga aksiologi. Khususnya dalam tingkah laku manusia, maka
12. 12 Aliran Filsafat Perenialisme
manusia sebagai subyek telah memiliki potensi-potensi kebaikan sesuai dengan
kodratnya, di samping itu adapula kecenderungan-kecenderungan dan dorongan-
dorongan kearah yang tidak baik. Masalah nilai itu merupakan hal yang utama dalam
perenialisme, karena ia berdasarkan pada azas-azas supernatural yaitu menerima
universal yang abadi, khususnya tingkah laku manusia. Jadi hakikat manusia itu yang
pertama-tama adalah pada jiwanya. Oleh karena itulah hakekat manusia itu juga
menentukan hakikat perbuatan-perbuatannya, dan persoalan nilai adalah persoalan
spiritual. Dalam aksiologi, prinsip pikiran itu bertahan dan tetap berlaku. Secara etika,
tindakan itu ialah yang bersesuaian dengan sifat rasional seorang manusia, karena
manusia itu secara alamiah condong kepada kebaikan. Dalam bidang pendidikan
perennialisme sangat dipengaruhi oleh tokoh-tokohnya, seperti Plato, Aristoteles dan
Thomas Aquinas. Menurut Plato, manusia secara kodrat memiliki tiga potensi yaitu
nafsu, kemauan dan pikiran, Pendidikan hendaknya berorientasi pada potensi itu dan
kepada masyarakat, agar supaya kebutuhan yang ada pada setiap lapisan masyarakat bisa
terpenuhi. Ide-ide Plato ini kemudian dikembangkan oleh Aristoteles dengan lebih
mendekatkan kepada dunia kenyataan, Bagi Aristoteles tujuan pendidikan adalah
"kebahagiaan". Untuk mencapai pendidikan itu, maka aspek jasmani, emosi dan intelek
harus di kembangkan secara seimbang. Menurut perenialisme, pendidikan moral
sekarang ini telah mengalami krisis yang luar biasa. Anak-anak sudah tidak ada lagi rasa
takut terhadap guru maupun orang tua.kekerasan, kemalasan maupun sikap yang ingin
serba instan telah mengalir dalam darah anak-anak sekarang ini. Dengan perenialisme
yang kembali ke tradisional ingin menciptakan kembali rasa hormat, rasa segan baik
pada guru, orang tua, maupun masyarakat sekitar. Sehingga moral atau budi pekerti anak
didik akan tertata dengan baik.
13. 13 Aliran Filsafat Perenialisme
PENUTUP
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai Penulisan laporan Aliran
Filsafat Pendidikan , Aliran Perenialisme. Dalam penulisan laporan ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan laporan ini.
Penulis banyak berharap kepada para pembaca budiman sudilah kiranya
memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun kepada penulis demi
sempurnanya penulisan laporan ini dan penulisan laporan atau makalah di kesempatan-
kesempatan berikutnya.
Semoga penulisan laporan ini bisa berguna bagi penulis pada khususnya juga
bagi para pembaca yang budiman pada umumnya.
Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada tim dosen yang telah banyak
membantu dalam pembuatan tugas laporan .
Akhirnya hanya Allah SWT. Jualah pemilik semua kesempurnaan.
Cianjur, 10 November 2011
14. 14 Aliran Filsafat Perenialisme
DAFTAR PUSTAKA
Bakry, Prof. Drs. H. Hasbullah, S.H. 1986. Sistematika Filsafat. Jakarta: F.A Widjaya.
Bakhtiar, Prof. Dr. Amsal, M.A. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarat: PT. Raja Grafindo Persada.
Nata, Prof. Dr. H. Abuddin, M.A. 2004. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
http://wulan-ghisya.blogspot.com/2009/01/aliran-pendidikan-perenialisme.html
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_11.html
15. 15 Aliran Filsafat Perenialisme
1.2 Pengertian Filsafat Ilmu.
Diatas telah dijabarkan tentang pengertian Filsafat yang mengandung arti cinta
kebijaksanaan atau kebenaran, sedangkan orang yang menjalani proses berFilsafat, atau
orang yang berfilsafat disebut sebagai Filosof. Lalu dalam pembahasan ini kita melihat
kaitan antara kata Filsafat dan kata Ilmu, serta kaitannya antara penggabungan dua kata
tersebut.
Diatas telah dijelaskan tentang pengertian Filsafat, maka kita akan membahas tentang
kata Ilmu. Adapun penertian kata Ilmu secara bahasa adalah pengetahuan tentang sesuatu
yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang itu, (Bakhtiar, Hal: 12).
Sedangkan ciri-ciri utama Ilmu secara Terminologi adalah:
1. Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur
dan dibuktikan.
2. Koherensi sistematik ilmu.
3. Tidak memerlukan kepastian lengkap.
4. Bersifat objektif.
5. Adanya metodologi.
6. Ilmu bersumber didalam kesatuan objeknya.
Dari paparan diatas dapat kita lihat adanya kesamaan arti antara Ilmu dan Filsafat
dalam segi keobjektifitasnya melihat suatu masalah. Sedangkan pengertian Filsafat Ilmu
secara umum adalah sebuah kajian yang secara mendalam tentang dasar-dasar ilmu
pengetahuan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Bakry, Prof. Drs. H. Hasbullah, S.H. 1986. Sistematika Filsafat. Jakarta: F.A Widjaya.
Bakhtiar, Prof. Dr. Amsal, M.A. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarat: PT. Raja Grafindo Persada.
Nata, Prof. Dr. H. Abuddin, M.A. 2004. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
16. 16 Aliran Filsafat Perenialisme
1. PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep
dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap
seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan
ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Ciri-ciri berfikir filosfi :
1. Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.
2. Berfikir secara sistematis.
3. Menyusun suatu skema konsepsi, dan
4. Menyeluruh.
Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :
1. Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika
2. Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi.
3. Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.
Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah:
1. Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta
badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme
memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.
2. Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya
rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.
3. Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan
hakitat yang asli dan abadi.
4. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut)
tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.
Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :
1. Sebagai dasar dalam bertindak.
2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik.
4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.
2. FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi
fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi
dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal.
Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis,
dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang
digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Beberapa aliran filsafat pendidikan;
1. Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme.
2. Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan
3. Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.
17. 17 Aliran Filsafat Perenialisme
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut
progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling
ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya
pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam
kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat
kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang
setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
3. ESENSIALISME DAN PERENIALISME
Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur
dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang
mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada.
Esensialisme juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa alam semesta itu
pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada dalam arti spiritual.
Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung pada apa dan bagaimana
keadaannya, apabila dihayati oleh subjek tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek
tersebut.
Menurut idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang apabila
orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan diri dengan sesuatu
yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai pengalaman emosional yang
berupa pemahaman dan perasaan senang tak senang mengenai nilai tersehut. Menunut
realisme, pengetahuan terbentuk berkat bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi
satu kesatuan. Sedangkan menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adanya hubungan
antara dunia kecil dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah
bertumpu pada nilai- nilai yang telah teruji keteguhan-ketangguhan, dan kekuatannya sepanjang
masa.
Perenialisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang
ini, jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang telah teruji.
Menurut. perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia dengan segala isinya.
Perenialisme berpandangan hahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat
manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah haruslah dapat dipandang baik.
Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:
1. Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan,
dan akal (Plato)
2. Perkemhangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai
alat untuk mencapainya ( Aristoteles)
3. Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi
aktif atau nyata. (Thomas Aquinas)
Adapun norma fundamental pendidikan menurut J. Maritain adalah cinta kebenaran, cinta
kebaikan dan keadilan, kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi serta cinta
kerjasama.
4. PENDIDIKAN NASIONAL
BAB IPENDAHULUANFilsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsepdasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai
suatu sikapseseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam
daningin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.Pendidikan adalah
upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta,
rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapatberfungsi dalam perjalanan
hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaanuniversal. Pendidikan bertujuan
18. 18 Aliran Filsafat Perenialisme
menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis,harmonis, dinamis. guna mencapai
tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalahfilsafat yang digunakan dalam studi
mengenai masalah-masalah pendidikan.Beberapa aliran filsafat pendidikan;1. Filsafat pendidikan
progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme.2. Filsafat pendidikan esensialisme.
yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan3. Filsafat pendidikan perenialisme yang
didukung oleh idealisme.Dari beberapa aliran filsafat pendidikan, yang akan Penulis uraikan di
sini adalah filsafatpendidikan progressivisme. Dalam pandangannya progresivisme berpendapat
tidak ada teorirealita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan
temporal,menyela. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis.
Menurutprogresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru
antaraindividu dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan. Belajar berfungsi
untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik
adalahkurikulum ya
Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum
Keyword search : "contoh makalah aliran filsafat perenialisme"
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan p artikel ini disalin dari website
http://bl og.tp.a c.id ada berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam
pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak p artikel ini disalin dari website http:// blog.tp.a c.id ada aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terh artikel ini disalin dari website http:// blog.tp.a c.id adap
konsep dan implementasi kurikulum artikel ini disalin dari website http://bl og.tp.a c.id yang dikembangkan. Dengan merujuk kep artikel ini disalin dari website http:// blog.tp.a c.id ada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah
ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.
1. Perenialisme lebih menekankan p artikel ini disalin dari website http://bl og.tp.a c.id ada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari warisan budaya dan dampak sosial
tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan artikel ini disalin dari website http: //blog.t p.ac.i d yang menganut
faham ini menekankan p artikel ini disalin dari website http:// blog.tp.a c.id ada kebenaran absolut, kebenaran universal artikel ini disalin dari website http:// blog.tp.a c.id yang tidak terikat p artikel ini disalin dari website http:// blog.tp.a c.id ada tempat dan
waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
2. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan p artikel ini disalin dari website http:// blog.tp.a c.id ada peserta didik
agar dapat menjadi anggota masyarakat artikel ini disalin dari website http: //blog.t p.ac.i d yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-
dasar substansi kurikulum artikel ini disalin dari website http: //blog .tp.ac.i d yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih
berorientasi p artikel ini disalin dari website http://bl og.tp.ac.id ada masa lalu.
3. Eksistensialisme menekankan p artikel ini disalin dari website http://bl og.tp.ac.id ada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahamu
kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman
itu?
4. Progresivisme menekankan p artikel ini disalin dari website http:// blog.tp.a c.id ada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat p artikel ini disalin dari website http://bl og.tp.a c.id ada peserta didik, variasi
pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
5. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. P artikel ini disalin dari website http://bl og.tp.ac.id ada rekonstruksivisme, per artikel ini disalin dari website http:// blog.tp.a c.id adaban manusia
masa depan sangat ditekankan. Disamping menekankan tentang perbedaan individual seperti p artikel ini disalin dari website http:/ /blog.t p.ac.i d ada progresivisme,
rekonstuktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan
untuk apa berfikir kritis , memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan p artikel ini disalin dari website http:// blog.tp.a c.id ada hasil belajar dan
proses.
Aliran filsafat Perenialisme, Essensialisme, eksistensialisme merupakan aliran filsafat artikel ini disalin dari website http:/ /blog.t p.ac.i d yang mendasari terh artikel ini disalin dari website http:/ /blog.tp.a c.id adap
pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model
Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam Pengembangan Model Kurikulum
Interaksional.
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum,
penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai
kepentingan artikel ini disalin dari web site http: //blog.t p.ac.i d yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat ini, p artikel ini disalin dari we bsite http:// blog.tp.a c.id ada beberapa negara dan khususnya di Indonesia,
tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan p artikel ini disalin dari website http:/
/blog .filsafat rekonstruktivisme.
Tags: , aliran aliran filsafat, aliran aliran filsafat pendidikan kelemahan kelebihan, aliran aliran pendidikan
dan penerapannya, aliran aliran pendidikan kelebihankelemahan, aliran eksistensialisme, aliran
esensialisme,aliran esensialisme dalam pendidikan, aliran essensialisme terhadap kurikulum, aliran
filosofi pada kurikulum pengajaran, aliran filsafat behaviorisme, aliran filsafat dalam kurikulum, aliran
filsafat dalam kurikulum makalah, aliran filsafat dalam kurikulum pdf, aliran filsafat
eksistensialisme, aliran filsafat ekstensialisme, aliran filsafat idealisme, aliran filsafat idealisme dalam
implementasi di pendidikan sekolah dasar, aliran filsafat kurikulum, aliran filsafat pendidikan
eksistensialisme, aliran filsafat pendidikan ektensialisme, aliran filsafat pendidikan realisme, aliran
19. 19 Aliran Filsafat Perenialisme
kurikulum, aliran kurikulum esensialisme, aliran pembelajaran progresivisme, aliran perenialisme, aliran
progresivisme dalam kurikulum, aliran progresivisme dalam pengembangan kurikulum, aliran realisme
dalam filsafat pendidikan, aliran realisme pendidikan, apakah landasan utama pengembangan kurikulum
adalah landasan filosofis, aplikasi di sd tentang filsafat eksistensialisme, aplikasi di sekolah dasar dalam
aliran filsafat eksistensialisme, aplikasi di sekolah dasar menurut filsafat eksistensialisme, aplikasi filsafat
pendidikan perenialisme dalam pembelajaran sekolah, aplikasi filsafat perenialisme di sd, aplikasi filsafat
realisme dalam pendidikan, artikel tentang pengembangan kurikulum pendidikan sd site acid, asas
filosofis dalam kurikulum, bentuk kurikulum pendidikan berdasarkan filsafa perenialisme, camera
angle, ciri ciri aliran filsafat realisme, ciri ciri filsafat pendidikan idealisme, ciri ciri filsafat pendidikan
materialisme, ciri ciri filsafat pendidikan perenialisme, contoh implikasi aliran essensialisme terhadap
pendidikan, contoh implikasi filsafat pendidikan perenialisme, contoh landasan esensialisme, contoh
landasan filosofis dalam kurikulum, contoh landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum, contoh
landasan filosofis kurikulum, dampak landasan filosofis, dampak landasan filsofi, dasar dan landasan
pengembangan kutikulumlandasan filosofis, dasar dasar pengembangan kurikulum menurut
filosofis, dasar filosofi pengembangan kuriku lu m, dasar filosofi pengembangan kurikulum, dasar filosofi
pengembangan sumber ajar, dasar filosofis filsafat pendidikan perenialisme, dasar filosofis
kurikilum, dasar filosofis sebagai pengembangan kurikulun, dasar pengembangan
kurikulumpdf, deleted, down load makalah landasan filosofis kurikulum, download landasan dan prinsip
pengembangan kurikulum landasan filosofis, eklektif, eksistensialisme pendidikan, esensialisme dalam
kurikulum, filosofi dan teori pembelajaran, filosofi ipa progresivisme, filosofi media dalam belajar, filosofi
pengembangan kurikulum, filosofi teori belajar, filosofis behaviorisme, filosofis dasar pengembangan
kurikulum, filosofis kurikiulum, filosofis kurikulum, filosofis pengembangan kurikulum, filosofis
perkembangan pendidikan, filsafat aliran realisme, filsafat idealisme, filsafat kurikulum, filsafat
pendidikan aliran behaviorisme, filsafat pendidikan aliran perenialisme, filsafat pendidikan
axistensisme, filsafat pendidikan dalam pengembangan kurikulum, filsafat pendidikan
eksistensialisme, filsafat realisme pendidikan, filsafat teknologi pendidikan, filsofi, fungsi filsafat dalam
pengembangan kurikulum, fungsi landasan filosofis dalam mengembangkan kurukulum, george wilhelm
friedrich hegel,google, gqdefinisi landasan filosofis dan landasan keilmuan, hasil filsafat
eksistensialisme, idealisme menurut landasan pendidikan, ilosofis kuirikulum, implementasi aliran
esensialisme, implementasi di sekolah dasar tentang filsafat eksistensialisme, implementasi filsafat
eksistensialisme dalam pendidikan, implementasikan di sekolah dasar dalam aliran filsafat
eksistensialisme, implikasi aliran filsafat pendidikan eksistensialisme, implikasi dari landasan
filosofis, implikasi filsafat aliran realisme pada pendidikan, implikasi perenialisme di sd, implikasi realisme
terhadap pendidikan, isi kurikulum aliran filsafat, isi kurikulum dalam aliran filsafat, isi kurikulum menurut
aliran esensialisme, isi kurikulum menurut aliran premialisme, isi kurikulum menurut aliran
progresiffisme, kawasan desain kurikulum, kegunaan filsafat pendidikan bagi kurikulum, kelebihan
aliran, kelebihan dan kekurangan aliran filsafat idealisme, kelebihan dan kekurangan
esensialisme, kelebihan dan kekurangan kurikulum perenialisme, kelebihan dan kekurangan
progresivisme, kelebihan dan kekurangan teori pendidikan perenialisme, kelebihan filsafat pendidikan
perenialisme, kelebihan menganut filsafat pendidikan perenialisme, kelemahan dan kelebihan aliran
essensialisme menurut kurikulum, kelemahan dan kelebihan aliran pendidikan,kelemahan dan kelebihan
progressivisme dan essensialisme, kelemahan filsafat pendidikan realisme, kelemahan kelemahan dalam
aliran idealisme, kelemahan perenialisme, keterbatasan dari aliran filsafat esensialisme,konsep dasar
aliran progresifisme, konsep filsafat dalam kurikulum pendidikan teknologi, kriteria kurikulum
filosofis, kumpulan soal untuk anak kebutuhan khusus kelas 4, kurikulum aliran idealisme, kurikulum
berdasarkan landasan filosofis, kurikulum dalam berbagai landasan dalam pengembangan
kurikulum, kurikulum essensialisme, kurikulum konsep perennialis, kurikulum lebih menekankan pada
hasil belajar, kurikulum menurut aliran aliran filsafat, kurikulum menurut perenialisme, kurikulum
prenialisme, kurikulum yang berkonsep perennialis, kurikulum prenialisme, landasa kurikulum
bardasrkan filosofi, landasan filosofis pengembangan kurikulum,landasan filosofis periadelisme, landasan
kurikulum sd, landasan dalam kurikulum, landasan dasar pengembangan kurikulum, landasan
eksistensialisme, landasan falsafah dan teori teknologi pendidikan, landasan falsafah
pendidikan, landasan falsafah teori teknologi pembelajaran, landasan filosifis dalam pengembangan
kurikulum, landasan filosofi aliran behavioristik, landasan filosofi aplikasi di pendidikan, landasan filosofi
behavioristik,landasan filosofi dan landasan budaya dalam pendidikan, landasan filosofi
kurikulum, landasan filosofi kurikulum pendidikan, landasan filosofi pegembangan kurikulum, landasan
filosofi pendidikan, landasan filosofi pengembangan kurikulum, landasan filosofis, landasan filosofis aliran
20. 20 Aliran Filsafat Perenialisme
behavioristik, landasan filosofis behavioristik, landasan filosofis dalam mengembangkan
kurikulum, landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum,landasan filosofis dalam perkembangan
kurikulum, landasan filosofis kurikulum, landasan filosofis kurikulum pendidikan, landasan filosofis media
pembelajaran, landasan filosofis pendidikan, landasan filosofis pendidikan di indonesia, landasan filosofis
pendidikan indonesia, landasan filosofis pengembangan filsafat ilmu, landasan filosofis pengembangan
ilmu, landasan filosofis pengembangan kurikulu, landasan filosofis pengembangan kurikulum,landasan
filosofis pengembangan kurikulum di indonesia, landasan filosofis pengembangan kurikulum
pendidikan, landasan filosofis perenialisme, landasan filosofis perenialisme kurikulum, landasan filosofis
periadelisme,landasan filosofis perkembangan pendidikan, landasan filosofis teknologi pendidikan
kurikulum, landasan filosofis teori behaviorisme, landasan filosofis teori belajar, landasan filosofis
terhadap kurikulum, landasan filosofis terhadap strategi kurikulum, landasan filosofis untuk
kurikulum, landasan filosofislandasan budaya, landasan filosofisnya teori beajar aliran
kontruktivistik, landasan filsafat kaitan dengan teknologi pendidikan, landasan filsafat dalam
pengembangan, landasan filsafat dalam pengembangan kurikulum, landasan filsafat dalam teknologi
pendidikan, landasan filsafat dan teknologi pendidikan, landasan filsafat dan teori teknologi
pendidikan,landasan filsafat eksistensialisme pendidikan, landasan filsafat pengembangan teknologi
pendidikan, landasan filsafat perkembangan pendidikan, landasan filsafat teknologi pendidikan, landasan
kultural dan pengaruh terhadap pendidikan, landasan kurikulum essensialisme, landasan kurikulum
filosofis, landasan kurikulum perenialisme, landasan kurikulum teknologi, landasan landsan dalam pusat
sumber belajar, landasan palsapah dan teori teknologi pendidikan, landasan pengembangan filsafat
eksistensialisme, landasan pengembangan kurikulum bid teknologi, landasan pengembangan kurikulum
filosofis, landasan pengembangan kurikulum pendidikan tinggi, landasan pengembangan kurikulum
pengaruh filosofis terhadap tujuan, landasan pengembangan kurikulum sd, landasan pengembangan
kurikulum secara filosofis, landasan perenialisme, landasan philosophi dan ciri ciri dan
karakteristik, landasan premanialisme dalam kurikulum, landasan progresivisme pembelajaran, landasan
teknologi terhadap strategi kurikulum, landasan20kurikulum20filosofis, macam aliran filsafat, macam
macam aliran aliran filsafat, macam macam aliran filsafat, macam macam aliran filsafat idealisme, macam
macam aliran filsafat serta implikasi menurut landasan pendidikan, macam macam aliran yang
membangun landasan matematika, macam macam filsafat, macam macam filsafat pendidikan, macam
macam landasan filsafat, makala landasan filosofis, makalah aliran aliran filsafat pendidikan, makalah
aliran filsafat pendidikan,makalah aliran realisme, makalah dasar dasar filosofis pendidikan, makalah
dasar filsofis, makalah filosofi media dalam pembelajaran, makalah filsafat esensialisme, makalah filsafat
pendidikan, makalah filsafat pendidikan perenialisme, makalah filsafat pendidikan teori pengembangan
manusia, makalah filsafat pendidikan teori pengembangan manusia dalam aliran
eksistensialisme, makalah filsafat perenialisme, makalah filsafat tentang aliran idealisme, makalah
kurikulum subjek akademik, makalah landasan falsafah dan teori teknologi pendidikan, makalah landasan
filosofis, makalah landasan filosofis pengembangan kurikulum, makalah landasan kultural pengembangan
peserta didik, makalah landasan palsapah dan teori teknologi pendidikan, makalah model
eksistensial, makalah model kurikulum, makalah sumber filsafat pendidikan, makalah tentang aliran
filsafat pendidikan perenialisme, makalah tentang aliran perenialisme dalam pendidikan, makalah
tentang dasar dasar pengembangan kurikulum, makalah tentang progresivisme esensialisme
perenialisme konstruktivisme,makalah teori belajar progresivistik, makalah teori dan aliran aliran
filsafat, manfaat dan tujuan landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum, manfaat filsafat
pendidikan eksistensialisme, manfaat landasan kurikulum, materi tentang filsafat realisme dalam
kurikulum, media yang di gunakan untuk mengembangkan eksistensial anak usia dini, model kurikulum
interaksional, model pembelajaran dan implementasidi sekolah,pandangan aliran perenialisme tentang
kurikulum, pandangan filosofi progressivisme dalam teori belajar dan kurikulum, pandangan filosofi
terhap kemajuan pendidikan, pandangan filosofis kurikulum dan kaitannya,pandangan penganut aliran
esensialisme tentang belajar, pandangan perenialisme mengenai kurikulum, pandangan progressivisme
tentang pendidikan teori belajar dan kurikulum, pandangan progressivisme tentang teori
belajar, pandangan tentang kurikulum mengenai perenialisme, paradigma kurikulum, paradigma
kurikulum perenialisme, paradigma umum dalam pengembangan kurikulum menurut
perenialisme, paradigma umum dalam pengembangan kurikulumqparadigma umum dalam
pengembangan kurikulum, paradigma umum pengembangan kurikulum perenialisme essensialisme
progresifisme, paradikma kurukulum, pdf aliran eksistensialisme pendidikan, pdf landasan
pengembangan kurikulum, pelaksanaan kurikulum eksistensialis, pembaharuan pendidikan aliran
esensialisme dan perenialisme, pembaruan pendidikan pandangan esensialisme dan
21. 21 Aliran Filsafat Perenialisme
perenialisme, pembelajaran bahasa dengan prinsip progresivisme, pembelajaran yang berpijak pada
aliran behaviorisme, pembelajaran yang berpijak pada aliran behavioristik, pembelajaran yang berpijak
pada aliran behavioristik dan landasan filosofisnya, pembelajaran yang berrpijak pada aliran
behavioristik, pendidikan yang menganut faham idealisme, penerapan aliran eksistensialisme
disekolah, penerapan aliran filsafat pendidikan eksistensialisme disekolah, penerapan filsafat dalam
krikulum, penerapan filsafat dalam kurikulum, penerapan filsafat dalam kurikulum pendidikan
teknologi, penerapan filsafat pendidikan materialisme dalam pendidikan sd,penerapan pendidikan filsafat
progresivisme disekolah dasar, pengaplikasian aliran filsafat eksistensialisme di sd, pengaruh strategi
kurikulum, pengaruh filsafat terhadap perkembangan kurikulum, pengaruh landasan filosofi terhadap
evaluasi perkembangan kurikulum, pengaruh landasan filosofi terhadap tujuan perkembangan
kurikulum, pengaruh landasan filosofis, pengaruh landasan filosofis terhadap materi kurikulum, pengaruh
landasan filosofis terhadap strategi kurikulum, pengaruh landasan filosofis terhadap strategi kurikulum
apa, pengaruh landasan filosofis terhadap strategi pembelajaran, pengaruh landasan filosofis terhadap
tujuan kurikulum,pengaruh landasan filosofis terhadap tujuan kurikulum apa, pengaruh landasan
sosiologis terhadap tujuan kurikulum, pengaruh landasan teknologi terhadap kurikulum, pengaruh
landasan teknologi terhadap strategi kurikulum, pengaruh landasan teknologis terhadap strategi
kurikulum, pengembangan kurikulum, pengembangan kurikulum berdasarkan
filosofis, pengembanganfilsafat pendidikan, pengertian filsafat pendidikan aliran
eksistensialisme, pengertian filsafat pendidikan eksistensialisme, pengertian hakikat pusat sumber belajar
terpusat pada anak didik, pengertian landasan filosofis dalam kewarganegaraansclientpsy ab, pengertian
landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum, pengertian landsan filosofis dalam pengembangan
kurikulum, pengertian landsan pendidikan sd, peran landasan pengembangan kurikulum, peranan
landasan filosofis, peranan landasan filosofis pendidikan, perbedaan landasan filosofi dan
filsafat, perenialisme dalam kurikulum, perenialisme esensialisme eksistensialisme progresivisme dan
rekonstruktivisme, perenialisme tentang pandangan mengenai kurikulum, perennialisme, permasalahan
dalam strategi pengembangan kurikulum, perspektif filosofis pembelajar, perspektif filosofis
perkembangan pendidikan, pola dasar pendidikan progresivisme, pola dasar pendidikan
progressivisme, pola pembelajaran aliran filsafat pendidikan esensialisme, ppengembangan kurikulum
perenialisme, realisme dalam filsafat ilmu, realisme filsafat, sekolah beraliran eksistensialisme, strategi
kurikulum pada landasan filosofis, subjek filsafat pendidikan, sumber filsafat eksistensialisme, sumber
tempenting dalam perubahan kurikulum, teknologi pendidikan, teori belajar behaviorisme dan landasan
filosofisnya, teori belajar dan kurikukulum menurut aliran perennialisme, teori belajar esensialisme, teori
belajar menurut aliran behavioristik dan landasan filosofisnya, teori belajar menurut pandangan kognitif
dan landasan filosofisnya,teori belajar progresivistik, teori esensialisme dalam pembelajaran, teori
landasan dan dasar dasar pengembangan kurikulum, teori pengembangan manusia filsafat
pendidikan, teori progressivisme, TP Unesa, tujuan landasan filosofis, tujuan landasan filosofis
pengembangan kurikulum, tujuan pendekatan eklektif pembelajaran bahasa, whlid
Posted 11 Aug 2011 by admin in Pengembangan Kurikikulum
Artikel ini disalin dari : http://blog.tp.ac.id/landasan-filosofis-pengembangan-
kurikulum#ixzz1bDydsqMn
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................ i
BAB I Pendahuluan.............................................................................. 1A.
22. 22 Aliran Filsafat Perenialisme
Latar Belakang Masalah...................................................... 1
B. Tujuan................................................................................... 1
BAB II Pembahasan.............................................................................. 2
A. Pengertian Kurikulum......................................................... 21. Kurikulum
Humanistik.................................................... 22. Kurikulum Rekonstruksi
Sosial....................................... 33. Kurikulum
Progressivisme.............................................. 44. Kurikulum
Essensialisme................................................. 5
B. Pengembangan kurikulum................................................... 3
BAB III Penutup................................................................................... 6
1. Kesimpulan............................................................. 6
Daftar Pustaka...................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan berperan sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupanmanusia,
sebab pendidikan berpengaruh langsung kepada kepribadian ummatmanusia. Pendidikan
sangat menentukan terhadap model manusia yangdihasilkannya. Kurikulum sebagai rancangan
pendidikan, mempunyai kedudukansentral; menentukan kegiatan dan hasil pendidikan.
Penyusunannya memerlukanfondasi yang kuat, didasarkan atas hasil pemikiran dan penelitian
yangmendalam. Kurikulum yang lemah akan mengahasilkan manusia yang lemah pula.
Pendidikan merupakan interaksi manusia pendidik dan terdidik untukmencapai tujuan
pendidikan. Interaksi pendidik dan terdidik dalam pencapaiantujuan, bagimana isi, dan proses
pendidikan memerlukan fondasi filosofis, agarinteraksi melahirkan pengertian yang bijak dan
perbuatan yang bijak pula. Untukmengerti kebijakan dan berbuat secara bijak, ia harus tahu dan
berpengetahuanyang diperoleh melalui cara berfikir sistematis, logis dan mendalam,
secararadikal, hingga keakar-akarnya. Upaya menggambarkan dan menyatakan suatupemikiran
yang sistematis dan komprehensif tentang suatu fenomena alam danmanusia disebut berfikir
secara filosofis. Filsafat mencakup suatu kesatuanpemikiran manusia yang menyeluruh.
23. 23 Aliran Filsafat Perenialisme
B Tujuan
Dilihat dari kedudukan atau peranan kurikulum sebagaiCentral ofeduction yang
menentukan dan menciptakan keluaran peserta didik yangberkrepibadian, diharapkan melalui
makalah yang sederhana ini, yang membahastentang pemikiran-pemikiran para filosofis yang
telah banyak menyumbangkanide-ide cemerlang mereka ataupun pandangannya tentang
kurikulum pendidikan,bisa menjadi dasar untuk berpijak for the education untuk memilih
danmenerapkannya agar lebih maju meninggalkan kebodohan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Apakah kriteria kebenaran? Apakah kriteria bahwa suatupernyataan adalah benar?; Suatu
pernyataan adalah benar jika sesuaidengan fakta; A criterion of truth is “correspondence with reality.”;
Iniadalah teori korespondensi. Menurut teori ini, “suatu pernyataan adalahbenar jika materi
pengetahuan yang dikandung pernyataan ituberkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju
olehpernyataan tersebut” (Jujun, 1984: 57). Dalam proses pembuktian secaraempiris (pengumpulan
fakta-fakta) untuk mendukung kebenaran suatupernyataan
Apakah kriteria kebenaran?: Suatu pernyataan adalah benar jikaberhubungan secara logis
dengan pernyataan yang lain; Ini adalah teorikoherensi. Menurut teori ini, “suatu pernyataan dianggap
benar bilapernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataansebelumnya yang dianggap
benar” (Jujun, 1984: 55). Termasuk ke dalamteori ini adalah kebenaran matematika (mathematical truth)
dan logikadeduktif (Scruton, 1996: 239)
1.2. RUMUSAN MASALAH
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis
mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud teori tentang kebenaran
2. Dari mana asal dan gagasan positivisme logis
3. Apa yang dimaksud dengan positivisme didalam ilmu pengetahuan
1.3. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui teori tentang kebenaran
2. Mengetahui dan memahami apa itu asal dan gagasan positivisme logis
3. Memahami tentang positivisme di dalam ilmu pengetahuan
1.4. METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penyusunan makalah ini, perlu sekali pengumpulan dataserta sejumlah informasi aktual yang
sesuai dengan permasalahan yangakan dibahas. Sehubungan dengan masalah tersebut dalam
penyusunanmakalah ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data,yang pertama
dengan membaca buku sumber,kedua browsing di Internet, ketiga dengan membaca media cetak
danterakhir dengan
pengetahuan yang penulis miliki.
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini disusun dengan urutan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bagian ini dijelaskan tentang latar belakang, rumusanmasalah, tujuan penulisan, metode
pengumpulan data, dan sistematikapenulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Pada bagian inidikemukakan teori-teori yang berkaitan dengan
pengertian kebenaran serta pengertian positivisme.
Bab III Pembahasan
Pada bab ini ditemukan pembahasan yang terdiri dari teori tentangkebenaran, asal dan gagasan
positivisme logis, serta positivisme di dalamilmu pengetahuan.
24. 24 Aliran Filsafat Perenialisme
Bab IV Penutup
Bab terakhir ini memuat kesimpulan.
Daftar Pustaka
Pada bagian ini berisi referensi-referensi dari berbagai media yang
penulis gunakan untuk pembuatan makalah ini.
fakta adalah keadaan di dunia (di luar bahasa)
6. Pertanyaan “Apakah suatu pernyataan adalah benar?” adalah berbeda
dengan pertanyaan “Bagaimana kita mengetahui bahwa suatu
pernyataan adalah benar?”
Contoh: Cara kita mencari kebenaran “70 + 30 = 100”adalah berbedaDengan cara kita mencari kebenaran
bahwa “Buku di atas meja”,“Semua harimau adalah karnivora” , “Semua mahasiswi IAIN memakaijilbab.”
Contoh:
1. Kebenaran matematika
1 + 11 = 12; 2 + 10 = 12; 3 + 9 = 12; 4 + 8 = 12; 5 + 7 = 12; 6 + 6 = 12
2. Logika deduktif
Semua Mahasiswa IAIN beragama Islam
Johanes adalah mahasiswa IAIN
Johanes adalah beragama Islam
Contoh lain: Semua manusiaakan mati. Dian adalah manusia. Jadi,
Dian akan mati.(Ada tiga pernyataan: dua pertamaadalahpremis,
satu terkahir adalah kesimpulan)
Apakah kriteria kebenaran?: Suatu pernyataan adalah benar jikaberhubungan secara logis dengan
pernyataan yang lain; Ini adalah teorikoherensi. Menurut teori ini, “suatu pernyataan dianggap benar
bilapernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataansebelumnya yang dianggap benar”
(Jujun, 1984: 55). Termasuk ke dalamteori ini adalah kebenaran matematika (mathematical truth) dan
logikadeduktif (Scruton, 1996: 239)
2.2. PENGERTIAN POSITIVISME
Teori Positivisme Logikal Positivisme adalah suatu aliran filsafatyang mengalami banyak
perubahan mendasar dalam perjalanansejarahnya. Istilah Positivisme pertama kali digunakan oleh
Francis Bikenseorang filosof berkebangsaan Inggeris. Ia berkeyakinan bahwa tanpaadanya pra asumsi,
komprehensi-komprehensi pikiran dan apriori akaltidak boleh menarik kesimpulan dengan logika murni
maka dari itu harus