Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari hubungan kuantitatif antara reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Laporan ini mendeskripsikan percobaan stoikiometri menggunakan metode variasi kontinyu untuk sistem NaOH-CH3COOH dan NaOH-CuSO4. Percobaan menunjukkan titik maksimum pada larutan 15 ml NaOH dan 15 ml pereaksi lainnya, sedangkan titik minimum pada larutan yang berbeda komposisinya.
1. LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR
STOIKIOMETRI
Nama
NRP
Kelompok
Meja
Tanggal Percobaan
Asisten
Oleh :
: Ernalia Rosita
: 133020175
:G
: 11 (Sebelas)
: 23 Oktober 2013
: Vanidya Afsarah Permadi
LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2013
2. STOIKIOMETRI
ERNALIA ROSITA
133020175
Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan
ABSTRAK
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur) dan metrein (mengukur). Stoikiometri berarti mengukur
unsur-unsur dalam hal ini adalah partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi
kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia
(persamaan kimia) yang didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan reaksi. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
menentukan hasil reaksi kimia dari percobaan selain itu agar praktikan dapat dengan mudah menuliskan rumus dari suatu senyawa
dan mempelajari stoikiometri. Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan metode Variasi Kontinyu, dimana dalam metode ini
dilakukan sederet pengamatan kuantitas molar totalnya sama. Tapi masing-masing kuantitas pereaksi berubah-ubah. Salah satu
sifat fisika dipilih diperiksa seperti: massa, volume, suhu dan daya serap. Oleh karena itu kuantitas pereaksi berlainan, perubahan
harga sifat fisika dari sistem ini dappat digunakan untuk meramalkan stoikiometri sistem.
Keywords: Stoikiometri, reaksi kimia, variasi kontinyu, tujuan percobaan, prinsip percobaan.
PENDAHULUAN
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani
yaitu stoiceon (unsur) dan metrein (mengukur).
Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam hal ini
adalah partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam
unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia.
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan
menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan
produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) yang
didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan
reaksi. Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari
dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB
atau metode Variasi Kontinyu, yang mekanismenya
yaitu dengan dilakukan pengamatan terhadap kuantitas
molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar
totalnya sama.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
menentukan hasil reaksi kimia dari percobaan selain itu
agar praktikan dapat dengan mudah menuliskan rumus
dari suatu senyawa dan mempelajari stoikiometri.
Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan
metode Variasi Kontinyu, dimana dalam metode ini
dilakukan sederet pengamatan kuantitas molar totalnya
sama. Tapi masing-masing kuantitas pereaksi berubahubah. Salah satu sifat fisika dipilih diperiksa seperti:
massa, volume, suhu dan daya serap. Oleh karena itu
kuantitas pereaksi berlainan, perubahan harga sifat
fisika dari sistem ini dappat digunakan untuk
meramalkan stoikiometri sistem.
B. Bahan Percobaan
Bahan yang digunakan pada percobaan
stoikiometri adalah NaOH 1 M, CuSO4 1 M dan
CH3COOH 1 M.
C. Metode Percobaan
NaOH 1 M dan CuSO4 1 M
a.
25 ml NaOH 5 ml CuSO4
b.
NaOH + CuSO4
20 ml NaOH 10 ml CuSO4
NaOH + CuSO4
15 ml NaOH 15 ml CuSO4
d.
NaOH + CuSO4
10 ml NaOH 20 ml CuSO4
NaOH + CuSO4
c.
METODOLOGI
A. Alat Percobaan
Alat - alat yang digunakan pada percobaan
stoikiometri adalah gelas kimia, termometer, pipet
seukuran dan filler.
3. e.
5 ml NaOH
25 ml CuSO4
NaOH + CuSO4
NaOH 1 M + CH3COOH 1 M
a.
5 ml NaOH
25 ml CH3COOH
NaOH + CH3COOH
b.
10 ml NaOH
20 ml CH3COOH
NaOH + CH3COOH
c.
15ml NaOH
15 ml CH3COOH
NaOH + CH3COOH
d.
e.
20 ml NaOH
10 ml CH3COOH
25 ml NaOH
5 ml CH3COOH
Gambar 1. Metode Percobaan Variasi Kontinyu
NaOH + CH3COOH
NaOH + CH3COOH
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Variasi Kontinyu Sistem NaOH + CH3COOH
CH3COOH
mmol
TA
TM
mmol NaOH
T
1M
CH3COOH
25 ml
27oC
28oC
1oC
5 mmol
25 mmol
NaOH
1M
5 ml
mmol NaOH :
mmol CH3COOH
0,2
10 ml
20 ml
26,5 oC
29oC
2,5oC
10 mmol
20 mmol
0,5
15 ml
15 ml
26,25oC
29oC
2,75oC
15 mmol
15 mmol
1
20 ml
10 ml
25,5oC
28oC
2,5oC
20 mmol
10 mmol
2
25 ml
5 ml
26oC
27oC
1oC
25 mmol
5 mmol
5
Tabel 2. Hasil Pengamatan Variasi Kontinyu Sistem NaOH + CuSO4
NaOH
1M
CuSO4
1M
TA
TM
T
mmol NaOH
mmol CuSO4
mmol NaOH :
mmol CuSO4
5 ml
25 ml
25,75oC
28oC
2,25oC
5 mmol
25 mmol
0,2
10 ml
20 ml
26,25oC
29oC
2,75oC
10 mmol
20 mmol
0,5
15 ml
15 ml
26,25oC
29,5oC
3,25oC
15 mmol
15 mmol
1
20 ml
10 ml
26,5oC
29oC
2,5oC
20 mmol
10 mmol
2
25 ml
5 ml
25,75oC
28oC
2,25oC
25 mmol
5 mmol
5
(Sumber: Ernalia Rosita, 133020175, Meja 11, Kelompok G, 2013)
Grafik 1. Grafik Pengamatan Variasi Kontinyu Sistem NaOH + CH3COOH
Sistem NaOH + CH3COOH
3
2.5
2
1.5
Sistem NaOH + CH3COOH
1
0.5
0
0.2
0.5
1
2
5
5. Grafik 2. Grafik Pengamatan Variasi Kontinyu Sistem NaOH + CuSO4
Sistem NaOH + CuSO4
3.5
3
2.5
2
Sistem NaOH + CuSO4
1.5
1
0.5
0
0.2
0.5
1
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan stoikiometri
yang dilakukan, ada dua variasi kontinyu sistem yang
diamati yaitu variasi kontinyu sistem NaOH +
CH3COOH dan variasi kontinyu sistem NaOH + CuSO4.
Pada variasi kontinyu sistem NaOH + CH3COOH
didapatkan larutan yang mencapai titik maksimum yaitu
pada larutan 15 ml NaOH + 15 ml CH3COOH dengan
titik maksimum (1 : 2,75). Sedangkan titik minimum
sistem tersebut terdapat pada larutan 5 ml NaOH + 25
ml CH3COOH dan 25 ml NaOH + 5 ml CH3COOH
dengan titik minimum (0,2 : 1) dan (5 : 1). Selanjutnya,
variasi kontinyu sistem NaOH + CuSO4. Pada variasi
kontinyu sistem NaOH + CuSO4 didapatkan larutan
yang mencapai titik maksimum yaitu pada larutan 15 ml
NaOH + 15 ml CuSO4 dengan titik maksimum (1 : 3,25).
Sedangkan titik minimum sistem tersebut terdapat pada
larutan 5 ml NaOH + 25 ml CuSO4 dan 25 ml NaOH + 5
ml CuSO4 dengan titik minimum (0,2 : 2,25) dan
(5 : 2,25).
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani
yaitu stoiceon (unsur) dan metrein (mengukur).
Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam hal ini
adalah partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam
unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia.
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan
menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan
produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) yang
didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan
reaksi. Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari
dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB
atau metode Variasi Kontinyu, yang mekanismenya
yaitu dengan dilakukan pengamatan terhadap kuantitas
molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar
totalnya sama.
2
5
Molaritas adalah banyaknya zat terlarut
(dalam mol) per liter larutan. Molaritas dapat
diperlakukan sebagai faktor konversi antara volume
larutan dan banyaknya zat terlarut. Molaritas sebagai
faktor konversi dapat diaplikasikan pada larutan
individual, pada larutan yang dicampur
atau
diencerkan dengan menambah lebih banyak pelarut
(Petrucci dkk, 2011). Molaritas, sistem konsentrasi ini
didasarkan pada volum larutan dan dengan demikian
cocok untuk digunakan dalam prosedur-prosedur
laboratorium yang volume larutan merupakan jumlah
yang diukur. Batasannya adalah sebagai berikut:
Molaritas = jumlah mol solut per liter larutan, dengan
rumus:
M= n / V
Molalitas
adalah
konsentrasi
yang
menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 g
pelarut. Kemolalan tidak tergantung pada temperatur
dan digunakan dalam bidang kimia fisik terutama untuk
sifat koligatif larutan dengan rumus:
m=n/p
Bila g gram zat terlarut dilarutkan dalam p gram zat
pelarut dengan massa rumus relatif (Mr), maka
molalitas dapat juga dirumuskan menjadi:
m = gram x 1000
Mr
p
Normalitas yang bernotasi (N) adalah satuan
konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau
anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas
didefinisikan sebagai banyaknya zat dalam gram
ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana
6. gram ekivalen adalah jumlah gram zat untuk mendapat
satu muatan dengan rumus:
N=
ek
V
Dalam stoikiometri dikenal titik maksimum dan
titik minimum. Yang dimaksud dengan titik maksimum
adalah titik dimana terjadi kombinasi sempurna dengan
parameter suhu. Sedangkan titik minimum adalah titik
dimana terjadi kombinasi tidak sempurna yang memiliki
suhu rendah.
Faktor kesalahan yang dapat terjadi pada saat
praktikum adalah:
1. Kesalahan penggunaan termometer. Praktikan
masih
melakukan
kesalahan
dalam
menggunakan termometer sehingga suhu
yang diamati kurang stabil dan kurang
maksimal.
2. Kebersihan alat. Kurang bersihnya alat pada
saat praktikum sangat berpengaruh terhadap
hasil pengamatan yang didapat. Kebersihan
alat mempengaruhi reaksi kimia yang terjadi
pada larutan yang diamati. Sehingga, jika alat
kurang bersih, laju reaksi bisa terganggu
bahkan tidak bereaksi.
3. Penggunaan filler. Praktikan masih belum
mengetahui cara menggunakan filler dengan
benar. Kesalahan penggunaan filler ini
menghambat kerja praktikan pada percobaan
stoikiometri.
Terlepas dari kesalahan yang dapat terjadi pada saat
praktikum, praktikan mengetahui cara untuk mengatasi
kesalahan-kesalahan tersebut. Cara untuk mengatasi
kesalahan-kesalahan pada saat praktikum adalah
dengan cara:
1. Dalam penggunaan termometer, agar
mendapat hasil yang tepat praktikan harus
menggunakan tali kasur yang diikatkan
diujung termometer karena jika tidak, suhu
badan akan mempengaruhi termometer
sehingga dapat terjadi kesalahan pengukuran
pada suhu larutan yang diamati.
2. Membersihkan alat sebelum dan sesudah
menggunakannya. Alat yang bersih dapat
membantu praktikan untuk mendapat hasil
pengamatan yang tepat sehingga tidak terjadi
kesalahan pada percobaan.
3. Mengetahui cara menggunakan alat yang
akan digunakan terlebih dahulu agar pada
saat praktikum praktikan tidak membuangbuang waktu dan dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan cepat.
Aplikasi di bidang pangan stoikiometri adalah
pada proses pembuatan larutan untuk pengujian
produk pangan, untuk mengetahui tekanan suhu dalam
suatu produk, untuk mengetahui dan menentukan
kadar molaritas dalam bidang pangan, untuk
menentukan normalitas dalam bidang pangan, untuk
menentukan fraksi mol dalam peracikan kadar bahan
pangan, dll.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan stoikiometri
pada saat praktikum, dapat disimpulkan bahwa larutan
terbaik yang mencapai kombinasi sempurna atau
mencapai stoikiometri adalah larutan yang mencapai
titik maksimum. Larutan tersebut adalah larutan terbaik
dalam peracikan suatu bahan pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Maulana, Puri. 2012. Pengertian Molaritas, M, Contoh
Soal,
Kemolalan,
Larutan,
Kimia.
http://perpustakaancyber.blogspot.com.
Diakses: 27 Oktober 2013.
Petrucci, H.R. 2011. Kimia Dasar Prinsip – Prinsip dan
Aplikasi Modern. Jakarta: Erlangga.
Supardi,
D.
Perhitungan-perhitungan
Kimia.
http://dsupardi.wordpress.com.
Diakses: 27 Oktober 2013.