SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 33
Makna Hukum
Immanuel Kant Leon Duguit
Hukum ialah aturan tingkah
laku para anggota
masyarakat, aturan yang daya
penggunaannya pada saat
tertentu diindahkan oleh
suatu masyarakat sebagai
jaminan dari kepentingan
bersama dan yang jika
dilanggar menimbulkan
reaksi bersama terhadap
orang yang melakukan
pelanggaran itu.
Hukum ialah keseluruhan
syarat-syarat yang dengan ini
kehendak bebas dari orang
yang satu dapat
menyesuaikan diri dengan
kehendak bebas dari orang
yang lain, menuruti
peraturan hukum tentang
kemerdekaan.
Makna Hukum
E.M. Meyers S.M. Amin
Hukum ialah semua aturan
yang mengandung
pertimbangan kesusilaan,
ditujukan kepada tingkah
laku manusia dalam
masyarakat, dan yang
menjadi pedoman bagi
penguasa-penguasa negara
dalam melakukan tugasnya.
Kumpulan-kumpulan peraturan
yang terdiri dari norma dan
sanksi-sanksi itu disebut
hukum dan tujuan hukum itu
adalah mengadakan
ketatatertiban dalam
pergaulan manusia, sehingga
keamanan dan ketertiban
terpelihara.
Makna Hukum
J.C.T. Simorangkir M.H. Tirtaatmidjaja
Hukum itu ialah peraturan-
peraturan yang bersifat
memaksa, yang menentukan
tingkah laku manusia dalam
lingkungan masyarakat yang
dibuat oleh badan-badan
resmi yang berwajib,
pelanggaran mana terhadap
peraturan-peraturan tadi
berakibatkan diambilnya
tindakan yaitu dengan
hukuman tertentu.
Hukum ialah semua aturan
(norma) yang harus diturut
dalam tingkah laku tindakan-
tindakan dalam pergaulan hidup
dengan ancaman mesti
mengganti kerugian, jika
melanggar aturan-aturan itu
akan membahayakan diri
sendiri atau harta, umpamanya
orang akan kehilangan
kemerdekaannya, didenda dan
sebagainya.
Makna Keadilan
 Teori keadilan menurut Aristoteles
 Teori keadilan menurut Plato
 Teori keadilan menurut Thomas Hobbles
Teori Aristoteles
 Keadilan Komutatif
Keadilan komutatif adalah
perlakuan terhadap seseorang
dengan tidak melihat jasa-jasa
yang telah diberikannya.
 Keadilan Distributif
Keadilan distributif adalah
perlakuan terhadap seseorang
sesuai dengan jasa-jasa yang
telah diberikannya.
 Keadilan Kodrat Alam
Keadilan kodrat alam adalah
memberi sesuatu sesuai dengan
yang diberikan oleh orang lain
kepada kita.
 Keadilan Konvensional
Keadilan Konvensional adalah jika
seorang warga negara telah
menaati segala peraturan
perundang-undangan yang telah
dikeluarkan.
 Keadilan Perbaikan
Perbuatan adil menurut perbaikan
adalah jika seseorang telah
berusaha memulihkan nama
baik orang lain yang telah
tercemar.
Teori Plato
 Keadilan Moral
Suatu perbuatan dapat
dikatakan adil secara
moral apabila telah
mampu memberikan
perlakuan yang
seimbang (selaras)
antara hak dan
kewajibannya.
 Keadilan Prosedural
Suatu perbuatan dikatakan
adil secara prosedural
jika seseorang telah
mampu melaksanakan
perbuatan adil
berdasarkan tata cara
yang telah ditetapkan.
Teori Thomas Hobbles
Suatu perbuatan dikatakan adil apabila telah didasarkan
pada perjanjian-perjanjian tertentu. Artinya, sesorang
yang berbuat berdasarkan perjanjian yang
disepakatinya bisa dikatakan adil.
Dr. Notonegoro, S.H. menambahkan tentang adanya keadilan legalitas atau
keadilan hukum, yaitu suatu keadaan dikatakan adil jika sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
Makna Ketertiban
Ketertiban adalah aturan yang mengharuskan segala
sesuatu supaya berjalan sejalan agar tidak berantakan
dan teratur.
“Negara Indonesia adalah Negara
Hukum”
 Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945.
 Mencerminkan kondisi objektif negara.
 Sistem hukum Indonesia berpedoman pada Undang –
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Pelaksanaan tata hukum dapat dipaksakan kepada alat –
alat negara yang diberi kekuasaan.
 Contoh Undang – Undang yang berlaku di Indonesia:
1. UU No. 8 Tahun 2012 mengenai pemilihan umum.
2. UU No.2 Tahun 2011 mengenai partai politik.
3. UU No 10 tahun 2006 mengenai tata urutan perundang-
undangan.
Sistem Hukum di Indonesia
 Mulai dilaksanakan pada 18 Agustus 1945.
 Ditegaskan kembali pada Pembukaan UUD 1945 yang
memuat ketentuan-ketentuan dasar dan merupakan
rangka dari sistem hukum Indonesia.
 Didukung oleh ketentuan umum yang merupakan
produk hukum kolonial misalnya Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang–Undang
Hukum Perdata.
Penggolang Hukum di Indonesia
Berdasarkan Sumber Berdasarkan Bentuknya
 Hukum undang-undang
 Hukum kebiasaan
 Hukum traktat
 Hukum yurisprudensi
 Hukum tertulis, yang
dibedakan atas dua macam
sebagai berikut:
1. Hukum tertulis yang
dikodifikasikan.
2. Hukum tertulis yang tidak
dikodifikasikan.
 Hukum tidak tertulis.
Penggolang Hukum di Indonesia
Berdasarkan tempat
berlakunya
Berdasarkan waktu
berlakunya
 Hukum nasional
 Hukum Internasional
 Hukum asing
 Hukum gereja
 Ius Constitutum (hukum
positif)
 Ius Constituendum (hukum
negatif)
 Hukum asasi (hukum alam)
Penggolang Hukum di Indonesia
Berdasarkan cara
mempertahankanya
Berdasarkan sifatnya
 Hukum material
 Hukum formal
 Hukum yang memaksa
 Hukum yang mengatur
Penggolang Hukum di Indonesia
Berdasarkan wujudnya Berdasarkan isinya
 Hukum subjektif
 Hukum obyektif
 Hukum privat (hukum sipil)
 Hukum public
Sumber Hukum Formal
 Undang-undang: memiliki dua arti
1. Material: peraturan yang dibuat pemerintah dan
mengikat secara umum
2. Formal: Karena bentuknya dapat disebut Undang –
Undang
 Kebiasaan:
1. Perbuatan yang dilakukan secara berulang – ulang
dalam hal yang sama.
2. Keyakinan umum dari individu maupun golongan
terkait.
Sumber Hukum Formal
 Yurisprudensi:
1. Adanya peraturan perundang – undangan yang
kurang jelas.
2. Hakim akan melaksanakan beberapa penafsiran
antara lain:
 Penafsiran garamatikal (tata bahasa).
 Penafsiran historis.
 Penafsiran sistematis.
 Penafsiran teleologis.
 Penafsiran otentik.
Sumber Hukum Formal
 Traktat: Perjanjian antar dua negara atau lebih
mengenai persoalan – persoalan tertentu
 Traktat Bilateral: Perjanjian antar dua negara
 Traktat Multilateral: perjanjian antar lebih dari dua
negara.
 Doktrin: Doktrin adalah pendapat para ahli hukum
terkemuka yang dijadikan dasar atau asas penting
dalam hukum dan penerapannya.
Pengertian Lembaga Peradilan
Peradilan Umum Peradilan Khusus
Peradilan Umum adalah
Peradilan bagi rakyat pada
umumnya, baik menyangkut
perkara pidana, maupun
perkara-perkara perdata
Peradilan Khusus adalah
peradilan yang mengadili
perkara-perkara tertentu atau
mengenai golongan rakyat
tertentu
Peradilan khusus terdiri atas
Peradilan Agama, Pengadilan
Militer dan Tata Usaha
Negara
Pengertian Lembaga Peradilan
Pasal 10 Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 2004
tentang kekuasaan kehakiman :
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, demi terselenggaranya negara hukum
berdasarkan Pancasila
Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang ada di bawahnya, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.Badan
Peradilan yang ada di Mahkamah Agung meliputi badan peradilan dalam lingkup
peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer dan peradilan tata usaha
negara.
Lembaga Peradilan Nasional
Peranan Lembaga Peradilan
Dasar Hukum
 Pancasila terutama sila kelima
 UUD NRI Tahun 1945 bab IX
pasal 24 ayat (2) dan (3)
 UU RI No. 31 Tahun 1997
tentang peradilan militer
 UU RI No. 24 Tahun 2003
tentang mahkamah konstitusi
 UU RI No. 4 Tahun 2004
tentang kekuasaan kehakiman
 UU RI No. 5 Tahun 2004
tentang Perubahan Atas UU
No. 14 Tahun 1985 Tentang
Mahkamah Agung
 UU RI No. 8 Tahun 2004
tentang Perubahan Atas UU
No. 2 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Umum
 UU RI No. 9 Tahun 2004
tentang Perubahan Atas UU
No. 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara
Peranan Lembaga Peradilan
Peranan Lembaga
Peradilan umum
 Lingkungan Peradilan Umum
 Dilaksanakan oleh pengadilan negeri (proses pemeriksaan,
memutuskan dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di
tingkat pertama) pengadilan tinggi (menyelesaikan perkara pidana
dan perdata pada tingkat kedua atau banding) dan Mahkamah
Agung (kekuasaan tertinggi)(berperan dalam proses pembinaan
lembaga peradilan yang berada di bawahnya).
Peranan Lembaga Peradilan
Lingkungan Peradilan
Agama
Lingkungan Peradilan Tata
Usaha Negara
 Peradilan Agama Islam.
Peradilan agama berperan
dalam memeriksa dan
memutus sengketa mengenai
bidang hukum perdata dan
lain – lain antara orang-orang
yang beragama islam sesuai
dengan syariat islam.
 Peradilan Tata Usaha Negara
berperan dalam proses
penyelesaian sengketa tata
usaha negara. Sengketa tata
usaha negara adalah sengketa
yang timbul dalam bidang
tata usaha negara antara
orang atau badan hukum
perdata dengan badan atau
pejabat tata usaha negara,
baik di pusat maupun di
daerah.
Peranan Lembaga Peradilan
Lingkungan Peradilan
Militer
Mahkamah Konstitusi
 menyelenggarakan proses peradilan
dalam lapangan hukum pidana,
khususnya bagi:
 Anggota TNI
 Seseorang yang menurut undang-
undang dapat dipersamakan dengan
anggota TNI
 Anggota jawatan atau golongan yang
dapat dipersamakan dengan TNI
menurut undang-undang
 Seseorang yang tidak termasuk ke
dalam hurupt 1, 2 dan 3, tetapi
menurut keputusan Menteri
Pertahanan dan Keamanan yang
ditetapkan berdasarkan persetujuan
Menteri Hukum dan Perundang-
undangan harus di adili oleh
pengadilan militer.
 Mahkamah Konstitusi
merupakan salah satu lembaga
negara yang melakukan
kekuasaan kehakiman yang
merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan
guna menegakan hukum dan
keadilan.Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia mempunyai
4 (empat) kewenangan dan 1
(satu) kewajiban sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang
Dasar 1945.
Kewajiban Mahkamah Konstitusi
 Telah melakukan pelanggaran hukum berupa:
 a. pengkhianatan terhadap negara
 b.korupsi
 c. penyuapan
 d.tindak pidana berat lainnya
 Perbuatan tercela, dan/atau;
 Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang Dasar Negara Repbulik Indonesia
Tahun 1945.
Klasifikasi Lembaga Peradilan
 Lembaga peradilan pun diklasifikasi sesuai dengan perkara yang sedang
disidangkan. Berikut badan peradilan nasional sesuai klasifikasinya:
 Peradilan Sipil, yang terdiri dari:
 Peradilan Umum, yang meliputi:
 Pengadilan Negeri berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
 Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibu kota provinsi.
 Mahkamah Agung berkedudukan di ibu kota Negara.
 Peradilan Khusus, yang meliputi:
 Pengadilan Agama yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota
 Pengadilan Tinggi Agama yang berkedudukan di ibu kota provinsi
 Peradilan Syariah Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
 Pengadilan Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
 Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota provinsi
 Mahkamah Konstitusi
 Peradilan Militer, terdiri dari:
 Pengadilan Militer
 Pengadilan Militer Tinggi
 Pengadilan Militer Utama
 Pengadilan Militer Pertempuran
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4X IIS 4 SMAN 1 CILEGON
 
Ppt peradilan di indonesia
Ppt peradilan di indonesiaPpt peradilan di indonesia
Ppt peradilan di indonesiaHernaWati14
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukumdimahana
 
Sistem hukum dan peradilan di indonesia
Sistem hukum dan peradilan di indonesiaSistem hukum dan peradilan di indonesia
Sistem hukum dan peradilan di indonesiaadindarizqy
 
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilanKd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilanradar radius
 
Sistem hukum & sistem peradilan
Sistem hukum & sistem peradilanSistem hukum & sistem peradilan
Sistem hukum & sistem peradilanAmulilikawa
 
Sistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesiaSistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesiaAisyahFatimah1
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Riya Zayn
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasHendrastuti Retno
 
ppkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesia ppkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesia Yogi andreansyah
 
Hukum pidana i
Hukum pidana iHukum pidana i
Hukum pidana iyahyaanto
 
Sistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanSistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanPoetra Poernama
 
SIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum IndonesiaSIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum Indonesiafeggyernes
 

Was ist angesagt? (20)

makalah peradilan
makalah peradilanmakalah peradilan
makalah peradilan
 
Peradilan nasional
Peradilan nasionalPeradilan nasional
Peradilan nasional
 
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
 
Ppt peradilan di indonesia
Ppt peradilan di indonesiaPpt peradilan di indonesia
Ppt peradilan di indonesia
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
Sistem hukum dan peradilan di indonesia
Sistem hukum dan peradilan di indonesiaSistem hukum dan peradilan di indonesia
Sistem hukum dan peradilan di indonesia
 
Hukum bab 5 kelas x
Hukum bab 5 kelas xHukum bab 5 kelas x
Hukum bab 5 kelas x
 
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilanKd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
 
Sistem hukum & sistem peradilan
Sistem hukum & sistem peradilanSistem hukum & sistem peradilan
Sistem hukum & sistem peradilan
 
Sistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesiaSistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesia
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1
 
Pkn bab 5 kelompok 1
Pkn bab 5 kelompok 1Pkn bab 5 kelompok 1
Pkn bab 5 kelompok 1
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
SISTEM HUKUM INDONESIA
SISTEM HUKUM INDONESIASISTEM HUKUM INDONESIA
SISTEM HUKUM INDONESIA
 
ppkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesia ppkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesia
 
Hukum pidana i
Hukum pidana iHukum pidana i
Hukum pidana i
 
Sistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanSistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilan
 
SIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum IndonesiaSIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum Indonesia
 
Hukum dan peradilan
Hukum dan peradilanHukum dan peradilan
Hukum dan peradilan
 

Andere mochten auch

Bab 8. membangaun kesadaran berbangsa dan bernegara
Bab 8. membangaun kesadaran berbangsa dan bernegaraBab 8. membangaun kesadaran berbangsa dan bernegara
Bab 8. membangaun kesadaran berbangsa dan bernegaraermisetyawati
 
Bab 6. menjunjung hak dan kewajiban warga negara dalam berdemokrasi
Bab 6. menjunjung hak dan kewajiban warga negara dalam berdemokrasiBab 6. menjunjung hak dan kewajiban warga negara dalam berdemokrasi
Bab 6. menjunjung hak dan kewajiban warga negara dalam berdemokrasiermisetyawati
 
Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan
Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaanBab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan
Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaanermisetyawati
 
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di IndonesiaAlifia Putri Yudanti
 
Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinekaan Bab 7
Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinekaan Bab 7Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinekaan Bab 7
Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinekaan Bab 7SMAN 1 Cilegon
 
Hubungan pembukaan uud negara republik indonesia tahun 1945
Hubungan pembukaan uud negara republik indonesia tahun 1945Hubungan pembukaan uud negara republik indonesia tahun 1945
Hubungan pembukaan uud negara republik indonesia tahun 1945Muhammad Alday
 
Merajut Kebersamaan & Kebhinekaan
Merajut Kebersamaan & KebhinekaanMerajut Kebersamaan & Kebhinekaan
Merajut Kebersamaan & KebhinekaanDameria Siahaan
 
Batas Negara Indonesia
Batas Negara IndonesiaBatas Negara Indonesia
Batas Negara IndonesiaHaikal Tales
 
Bab 7 pkn
Bab 7 pknBab 7 pkn
Bab 7 pknStikom
 
Buku pegangan guru pp kn sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 (matem...
Buku pegangan guru pp kn sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 (matem...Buku pegangan guru pp kn sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 (matem...
Buku pegangan guru pp kn sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 (matem...eli priyatna laidan
 
Perkembangan demokrasi di indonesia
Perkembangan demokrasi di indonesiaPerkembangan demokrasi di indonesia
Perkembangan demokrasi di indonesiaJohanez Diaz
 
Ancaman terhadap negara dalam membangun integritas nasional dalam bingkai bhi...
Ancaman terhadap negara dalam membangun integritas nasional dalam bingkai bhi...Ancaman terhadap negara dalam membangun integritas nasional dalam bingkai bhi...
Ancaman terhadap negara dalam membangun integritas nasional dalam bingkai bhi...Umar Mukhtar
 
Sistem hukum-dan-peradilan-nasional
Sistem hukum-dan-peradilan-nasionalSistem hukum-dan-peradilan-nasional
Sistem hukum-dan-peradilan-nasionalPutra Ivan
 
Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Terhadap Integrasi NasionalAncaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Terhadap Integrasi NasionalEkinanda Anggita
 
Slideshare.Com Powerpoint
Slideshare.Com PowerpointSlideshare.Com Powerpoint
Slideshare.Com Powerpointguested929b
 

Andere mochten auch (20)

Bab 8. membangaun kesadaran berbangsa dan bernegara
Bab 8. membangaun kesadaran berbangsa dan bernegaraBab 8. membangaun kesadaran berbangsa dan bernegara
Bab 8. membangaun kesadaran berbangsa dan bernegara
 
Bab 6. menjunjung hak dan kewajiban warga negara dalam berdemokrasi
Bab 6. menjunjung hak dan kewajiban warga negara dalam berdemokrasiBab 6. menjunjung hak dan kewajiban warga negara dalam berdemokrasi
Bab 6. menjunjung hak dan kewajiban warga negara dalam berdemokrasi
 
Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan
Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaanBab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan
Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan
 
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
 
Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinekaan Bab 7
Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinekaan Bab 7Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinekaan Bab 7
Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinekaan Bab 7
 
Hubungan pembukaan uud negara republik indonesia tahun 1945
Hubungan pembukaan uud negara republik indonesia tahun 1945Hubungan pembukaan uud negara republik indonesia tahun 1945
Hubungan pembukaan uud negara republik indonesia tahun 1945
 
Rpp ppkn x bab 7 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 7 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 7 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 7 1516 8 kali jp
 
Merajut Kebersamaan & Kebhinekaan
Merajut Kebersamaan & KebhinekaanMerajut Kebersamaan & Kebhinekaan
Merajut Kebersamaan & Kebhinekaan
 
PPKN Batas batas wilayah NKRI
PPKN Batas batas wilayah NKRIPPKN Batas batas wilayah NKRI
PPKN Batas batas wilayah NKRI
 
Batas Negara Indonesia
Batas Negara IndonesiaBatas Negara Indonesia
Batas Negara Indonesia
 
Bab 7 pkn
Bab 7 pknBab 7 pkn
Bab 7 pkn
 
Buku pegangan guru pp kn sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 (matem...
Buku pegangan guru pp kn sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 (matem...Buku pegangan guru pp kn sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 (matem...
Buku pegangan guru pp kn sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 (matem...
 
Kebhinekaan
Kebhinekaan Kebhinekaan
Kebhinekaan
 
Hasil sidang ppki
Hasil sidang ppkiHasil sidang ppki
Hasil sidang ppki
 
Perkembangan demokrasi di indonesia
Perkembangan demokrasi di indonesiaPerkembangan demokrasi di indonesia
Perkembangan demokrasi di indonesia
 
Modul web
Modul webModul web
Modul web
 
Ancaman terhadap negara dalam membangun integritas nasional dalam bingkai bhi...
Ancaman terhadap negara dalam membangun integritas nasional dalam bingkai bhi...Ancaman terhadap negara dalam membangun integritas nasional dalam bingkai bhi...
Ancaman terhadap negara dalam membangun integritas nasional dalam bingkai bhi...
 
Sistem hukum-dan-peradilan-nasional
Sistem hukum-dan-peradilan-nasionalSistem hukum-dan-peradilan-nasional
Sistem hukum-dan-peradilan-nasional
 
Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Terhadap Integrasi NasionalAncaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
 
Slideshare.Com Powerpoint
Slideshare.Com PowerpointSlideshare.Com Powerpoint
Slideshare.Com Powerpoint
 

Ähnlich wie Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia

Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasHendrastuti Retno
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasHendrastuti Retno
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasHendrastuti Retno
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumRifa Ramadhani
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganwnanang28
 
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaHakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaFRANKLYN_SS
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraIca Diennissa
 
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptxRANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptxArkhaRega1
 
PPT MATERI PPKN KLEAS 12 BAB 2.pptx
PPT MATERI PPKN KLEAS 12 BAB 2.pptxPPT MATERI PPKN KLEAS 12 BAB 2.pptx
PPT MATERI PPKN KLEAS 12 BAB 2.pptxEndangSitiJenab
 
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan NasionalSistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan NasionalSLS
 
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan NasionalSistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan NasionalRifki Ristiovan
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptxTSan4
 
Tugas Ilmu Sosial Dasar Bab 5
Tugas Ilmu Sosial Dasar Bab 5Tugas Ilmu Sosial Dasar Bab 5
Tugas Ilmu Sosial Dasar Bab 5sopiannudin
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumAndrew Hutabarat
 
Pkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di IndonesiaPkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di IndonesiaNandha Zulyana
 

Ähnlich wie Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia (20)

Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolongan
 
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaHakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
 
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptxRANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
 
Hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan nasionalHukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan nasional
 
PPT MATERI PPKN KLEAS 12 BAB 2.pptx
PPT MATERI PPKN KLEAS 12 BAB 2.pptxPPT MATERI PPKN KLEAS 12 BAB 2.pptx
PPT MATERI PPKN KLEAS 12 BAB 2.pptx
 
Sistemhukum
SistemhukumSistemhukum
Sistemhukum
 
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan NasionalSistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
 
SISTEM HUMUN INDONESIA
SISTEM HUMUN INDONESIASISTEM HUMUN INDONESIA
SISTEM HUMUN INDONESIA
 
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan NasionalSistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
 
Ilmu sosial dasar
Ilmu sosial dasarIlmu sosial dasar
Ilmu sosial dasar
 
Tugas Ilmu Sosial Dasar Bab 5
Tugas Ilmu Sosial Dasar Bab 5Tugas Ilmu Sosial Dasar Bab 5
Tugas Ilmu Sosial Dasar Bab 5
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
Penggolongan hukum
Penggolongan hukum Penggolongan hukum
Penggolongan hukum
 
Pkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di IndonesiaPkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
 

Kürzlich hochgeladen

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 

Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia

  • 1.
  • 2.
  • 3. Makna Hukum Immanuel Kant Leon Duguit Hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu. Hukum ialah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang yang lain, menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan.
  • 4. Makna Hukum E.M. Meyers S.M. Amin Hukum ialah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan yang menjadi pedoman bagi penguasa-penguasa negara dalam melakukan tugasnya. Kumpulan-kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi itu disebut hukum dan tujuan hukum itu adalah mengadakan ketatatertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara.
  • 5. Makna Hukum J.C.T. Simorangkir M.H. Tirtaatmidjaja Hukum itu ialah peraturan- peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan diambilnya tindakan yaitu dengan hukuman tertentu. Hukum ialah semua aturan (norma) yang harus diturut dalam tingkah laku tindakan- tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti kerugian, jika melanggar aturan-aturan itu akan membahayakan diri sendiri atau harta, umpamanya orang akan kehilangan kemerdekaannya, didenda dan sebagainya.
  • 6.
  • 7. Makna Keadilan  Teori keadilan menurut Aristoteles  Teori keadilan menurut Plato  Teori keadilan menurut Thomas Hobbles
  • 8. Teori Aristoteles  Keadilan Komutatif Keadilan komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang dengan tidak melihat jasa-jasa yang telah diberikannya.  Keadilan Distributif Keadilan distributif adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan jasa-jasa yang telah diberikannya.  Keadilan Kodrat Alam Keadilan kodrat alam adalah memberi sesuatu sesuai dengan yang diberikan oleh orang lain kepada kita.  Keadilan Konvensional Keadilan Konvensional adalah jika seorang warga negara telah menaati segala peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan.  Keadilan Perbaikan Perbuatan adil menurut perbaikan adalah jika seseorang telah berusaha memulihkan nama baik orang lain yang telah tercemar.
  • 9. Teori Plato  Keadilan Moral Suatu perbuatan dapat dikatakan adil secara moral apabila telah mampu memberikan perlakuan yang seimbang (selaras) antara hak dan kewajibannya.  Keadilan Prosedural Suatu perbuatan dikatakan adil secara prosedural jika seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan.
  • 10. Teori Thomas Hobbles Suatu perbuatan dikatakan adil apabila telah didasarkan pada perjanjian-perjanjian tertentu. Artinya, sesorang yang berbuat berdasarkan perjanjian yang disepakatinya bisa dikatakan adil. Dr. Notonegoro, S.H. menambahkan tentang adanya keadilan legalitas atau keadilan hukum, yaitu suatu keadaan dikatakan adil jika sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
  • 11. Makna Ketertiban Ketertiban adalah aturan yang mengharuskan segala sesuatu supaya berjalan sejalan agar tidak berantakan dan teratur.
  • 12.
  • 13.
  • 14. “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”  Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945.  Mencerminkan kondisi objektif negara.  Sistem hukum Indonesia berpedoman pada Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.  Pelaksanaan tata hukum dapat dipaksakan kepada alat – alat negara yang diberi kekuasaan.  Contoh Undang – Undang yang berlaku di Indonesia: 1. UU No. 8 Tahun 2012 mengenai pemilihan umum. 2. UU No.2 Tahun 2011 mengenai partai politik. 3. UU No 10 tahun 2006 mengenai tata urutan perundang- undangan.
  • 15. Sistem Hukum di Indonesia  Mulai dilaksanakan pada 18 Agustus 1945.  Ditegaskan kembali pada Pembukaan UUD 1945 yang memuat ketentuan-ketentuan dasar dan merupakan rangka dari sistem hukum Indonesia.  Didukung oleh ketentuan umum yang merupakan produk hukum kolonial misalnya Kitab Undang- Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang–Undang Hukum Perdata.
  • 16. Penggolang Hukum di Indonesia Berdasarkan Sumber Berdasarkan Bentuknya  Hukum undang-undang  Hukum kebiasaan  Hukum traktat  Hukum yurisprudensi  Hukum tertulis, yang dibedakan atas dua macam sebagai berikut: 1. Hukum tertulis yang dikodifikasikan. 2. Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan.  Hukum tidak tertulis.
  • 17. Penggolang Hukum di Indonesia Berdasarkan tempat berlakunya Berdasarkan waktu berlakunya  Hukum nasional  Hukum Internasional  Hukum asing  Hukum gereja  Ius Constitutum (hukum positif)  Ius Constituendum (hukum negatif)  Hukum asasi (hukum alam)
  • 18. Penggolang Hukum di Indonesia Berdasarkan cara mempertahankanya Berdasarkan sifatnya  Hukum material  Hukum formal  Hukum yang memaksa  Hukum yang mengatur
  • 19. Penggolang Hukum di Indonesia Berdasarkan wujudnya Berdasarkan isinya  Hukum subjektif  Hukum obyektif  Hukum privat (hukum sipil)  Hukum public
  • 20. Sumber Hukum Formal  Undang-undang: memiliki dua arti 1. Material: peraturan yang dibuat pemerintah dan mengikat secara umum 2. Formal: Karena bentuknya dapat disebut Undang – Undang  Kebiasaan: 1. Perbuatan yang dilakukan secara berulang – ulang dalam hal yang sama. 2. Keyakinan umum dari individu maupun golongan terkait.
  • 21. Sumber Hukum Formal  Yurisprudensi: 1. Adanya peraturan perundang – undangan yang kurang jelas. 2. Hakim akan melaksanakan beberapa penafsiran antara lain:  Penafsiran garamatikal (tata bahasa).  Penafsiran historis.  Penafsiran sistematis.  Penafsiran teleologis.  Penafsiran otentik.
  • 22. Sumber Hukum Formal  Traktat: Perjanjian antar dua negara atau lebih mengenai persoalan – persoalan tertentu  Traktat Bilateral: Perjanjian antar dua negara  Traktat Multilateral: perjanjian antar lebih dari dua negara.  Doktrin: Doktrin adalah pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas penting dalam hukum dan penerapannya.
  • 23.
  • 24. Pengertian Lembaga Peradilan Peradilan Umum Peradilan Khusus Peradilan Umum adalah Peradilan bagi rakyat pada umumnya, baik menyangkut perkara pidana, maupun perkara-perkara perdata Peradilan Khusus adalah peradilan yang mengadili perkara-perkara tertentu atau mengenai golongan rakyat tertentu Peradilan khusus terdiri atas Peradilan Agama, Pengadilan Militer dan Tata Usaha Negara
  • 25. Pengertian Lembaga Peradilan Pasal 10 Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman : Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, demi terselenggaranya negara hukum berdasarkan Pancasila Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada di bawahnya, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.Badan Peradilan yang ada di Mahkamah Agung meliputi badan peradilan dalam lingkup peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer dan peradilan tata usaha negara.
  • 27. Peranan Lembaga Peradilan Dasar Hukum  Pancasila terutama sila kelima  UUD NRI Tahun 1945 bab IX pasal 24 ayat (2) dan (3)  UU RI No. 31 Tahun 1997 tentang peradilan militer  UU RI No. 24 Tahun 2003 tentang mahkamah konstitusi  UU RI No. 4 Tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman  UU RI No. 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung  UU RI No. 8 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum  UU RI No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
  • 28. Peranan Lembaga Peradilan Peranan Lembaga Peradilan umum  Lingkungan Peradilan Umum  Dilaksanakan oleh pengadilan negeri (proses pemeriksaan, memutuskan dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat pertama) pengadilan tinggi (menyelesaikan perkara pidana dan perdata pada tingkat kedua atau banding) dan Mahkamah Agung (kekuasaan tertinggi)(berperan dalam proses pembinaan lembaga peradilan yang berada di bawahnya).
  • 29. Peranan Lembaga Peradilan Lingkungan Peradilan Agama Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara  Peradilan Agama Islam. Peradilan agama berperan dalam memeriksa dan memutus sengketa mengenai bidang hukum perdata dan lain – lain antara orang-orang yang beragama islam sesuai dengan syariat islam.  Peradilan Tata Usaha Negara berperan dalam proses penyelesaian sengketa tata usaha negara. Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di daerah.
  • 30. Peranan Lembaga Peradilan Lingkungan Peradilan Militer Mahkamah Konstitusi  menyelenggarakan proses peradilan dalam lapangan hukum pidana, khususnya bagi:  Anggota TNI  Seseorang yang menurut undang- undang dapat dipersamakan dengan anggota TNI  Anggota jawatan atau golongan yang dapat dipersamakan dengan TNI menurut undang-undang  Seseorang yang tidak termasuk ke dalam hurupt 1, 2 dan 3, tetapi menurut keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan yang ditetapkan berdasarkan persetujuan Menteri Hukum dan Perundang- undangan harus di adili oleh pengadilan militer.  Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan.Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia mempunyai 4 (empat) kewenangan dan 1 (satu) kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
  • 31. Kewajiban Mahkamah Konstitusi  Telah melakukan pelanggaran hukum berupa:  a. pengkhianatan terhadap negara  b.korupsi  c. penyuapan  d.tindak pidana berat lainnya  Perbuatan tercela, dan/atau;  Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam undang-undang Dasar Negara Repbulik Indonesia Tahun 1945.
  • 32. Klasifikasi Lembaga Peradilan  Lembaga peradilan pun diklasifikasi sesuai dengan perkara yang sedang disidangkan. Berikut badan peradilan nasional sesuai klasifikasinya:  Peradilan Sipil, yang terdiri dari:  Peradilan Umum, yang meliputi:  Pengadilan Negeri berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.  Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibu kota provinsi.  Mahkamah Agung berkedudukan di ibu kota Negara.  Peradilan Khusus, yang meliputi:  Pengadilan Agama yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota  Pengadilan Tinggi Agama yang berkedudukan di ibu kota provinsi  Peradilan Syariah Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam  Pengadilan Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.  Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota provinsi  Mahkamah Konstitusi  Peradilan Militer, terdiri dari:  Pengadilan Militer  Pengadilan Militer Tinggi  Pengadilan Militer Utama  Pengadilan Militer Pertempuran