2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
Panduan pengorganisasian
1. Rumah Suluh
www.rumahsuluh.org
Membangun Organisasi Masyarakat
Penulis: Rumah Suluh
Mengapa kita perlu menyakini pentingnya perubahan sejati bersama rakyat?
Pertama, keadaan masa kini yang dipandang buruk, menyimpan ketidakadilan, dan
karena itu perlu dirubah. Baik tidaknya keadaan masa kini merupakan penilaian yang
bersifat subjektif. Mereka yang sedang berkuasa –atau mereka yang menikmati
kekuasaan--- tentu akan memberikan penilaian positif terhadap keadaan hari ini, dan
kalaupun ada masalah, maka hak tersebut dikatakan sebagai proses yang harus
dilewati, bukan soal prinsip yang harus diributkan.
Bahkan penguasa tidak segan-segan menggunakan propaganda murahan untuk
menciptakan kesan bahwa realitas hari ini adalah terbaik dari masa lalu –--kita dapat
mengambil contoh peristiwa kenaikan harga-harga. Maka tidak heran penguasa
selalu mempergunakan masa lalu sebagai pembanding, bukan kesulitan rakyat
sekarang dan cita-cita perubahan yang hendak dituju.
Kedua, keadaan masa depan yang menjadi harapan, dalam hal ini adalah keyakinan
mengenai pentingnya terbitnya harapan, dalam hal ini diyakini sebagai keadaan baru
yang lebih baik dan bermakna. Sebagaimana masa kini, masa depan yang dimaksud
juga tentu bersifat subjektif, yakni keadaan yang dibayangkan dan diharapkan akan
terjadi. Rumusan masa depan sangat tergantung pada besarnya harapan rakyat
terhadap keadaan yang dikehendaki.
Ketiga, adalah pihak mereka yang berkuasa, atau pemerintah yang sedang
menjalankan kekuasaan. Pada akhirnya mereka yang berkuasa akan melakukan
segala cara untuk menghentikan gerak roda perubahan yang dipandang dapat
merugikan mereka.
Keempat, mereka yang berkerja, mengorganisir, mengerahkan segenap kekuatan
untuk mendorong perubahan sejati, khususnya mereka yang mengumpulkan
segenap kekuatan rakyat untuk kemajuan dan masa depan yang gemilang.
Kelima, Kekuatan perubahan sejati yang muncul bersama rakyat. Harus disadari
perubahan tidak datang secara tiba-tiba dan hanya dengan berpangku tangan.
Perubahan sejati hanya akan terjadi jika segenap hasrat disatukan untuk
memenangkan harapan. Oleh karena itu kunci kemenangan terletak pada sejauh
mana kita dapat menyatukan segenap harapan dan bekerja keras bersama.
Perubahan sejati senantiasa memerlukan tindakan untuk mengupayakannya.
Bagaimana hubungan antara perubahan sejati dengan kekuasaan?
2. Rumah Suluh
www.rumahsuluh.org
Hal ini tidak dapat dilepaskan dari kenyataan bahwa masalah-masalah social yang dihadapi
rakyat pada umumnya tidak dapat dilepaskan dari kinerja pemerintahan yang ada. Mereka
yang memegang kekuasaan umumnya dapat melakukan apapun untuk menghinakan atau
menipu rakyat. Bagi rakyat [kecil] perubahan akan menjadi jalan yang paling mungkin demi
terciptanya tatanan baru yang lebih adil, yang bisa memberi hidup dengan makna. Kita
memiliki pengalaman---bahkan sampai sekarang---bahwa rakyat senantiasa memiliki harapan
yang tercermin dalam berbagai karakter, seperti harapan akan datangnya ratu adil, jaman
kejayaan masa lalu, dan lain sebagainya.
Datangnya masa depan yang lebih bermakna tentu bukan hanya berganti baju, nama atau
wajah para penguasa, melainkan perubahan dalam arti tatanan. Masalahnya menjadi
semakin rumit karena biasanya mereka yang berkuasa (atau pendukung kekuasaan)
umumnya adalah pihak-pihak yang menikmati madu tatanan lama. Persis disinilah titik dasar
dari perjuangan kea rah masa depan yang lebih bermakna, yakni bahwa kekuatan yang
menghendaki perubahan pada gilirannya harus mampu mengatasi atau menundukkan
mereka yang tidak menghendaki perubahan.
Tidak Linear
Organisasi yang nampaknya sebagai gerakan spontan , sesungguhnya merupakan gerakan
yang sistematik dan terorganisir. Kenyataan tersebut seringkali menunjuk pada kenampakan
di permukaan, dan tidak menjangkau inti dan “isi hati” dari organisasi. Semakin matang dan
terorganisir sebuah upaya mendorong perubahan, akan semakin sulit dikenali bentuk dan
metodenya. Seringkali masyarakat umum tidak mengetahui apa yang tersembunyi di “laci-
laci” organisasi, tempat dimana dokumen-dokumen strategi dan taktik tersimpan rapi dan
rahasia. Banyak orang pada akhirnya hanya bisa menemukan apa yang ada di permukaan,
tetapi sulit menembus apa yang tidak nampak pada cita-cita dan taktik sesungguhnya.
Upaya untuk mengusahakan kemenangan bagi masa depan yang gemilang, sudah tentu
setiap upaya untuk mendorong perubahan akan berhadapan dengan kekuatan anti
perubahan. Dalam situasi demikian akan terjadi beberapa kemungkinan; pertama, kekuatan
perubahan lebih kecil [lemah] dibandingkan dengan kekuatan yang anti perubahan. Kedua,
kekuatan antara mereka yang menghendaki pembaruan dan ati pembaruan relative sama.
Ketiga, kekuatan pembaruan lebih besar dibandingkan dengan kekuatan yang anti
pembaruan.
Sebuah cita-cita pembaruan yang tidan bersifat spontan, terencana, tentu saja melalui tahap
yang harus ditempuh. Secara umum tahap yang harus ditempuh kira-kira sebagai berikut;
Pertama, sebuah tahap yang disebut dengan proses perumusan persoalan sampai
akhirnya membentuk semacam “cita-cita bersama”. Aspek yang harus dirumuskan
adalah apa yang akan diperbarui, apa yang akan dilakukan, dan kemana arah
pembaruan tersebut akan diarahkan (tujuan yang hendak dicapai).
3. Rumah Suluh
www.rumahsuluh.org
Kedua, inti dari organisasi adalah p;ada dasarnya suatu daya ubah, atau daya
dorongnya bagi kelangsungan pembaruan. Dengan demikian setiap cita-cita
pembaruan membutuhkan kekuatan. Maka dalam proses selanjutnya yang
dibutuhkan adalah pengembangan, perekruitan, pencarian anggota [simpatisan],
atau mereka yang akan ikut memikul beban dalam mewujudkan cita-cita. Sejalan
dengan usaha memperbesar kekuatan pembaruan, organisasi diperbesar secara
sistematik mulai dari panitia, sampai dengan jaringan kerja yang luas.Keberhasilan
cita-cita sangat ditentukan oleh kapasitas dan kualitas organisasi yang dibentuk.
Ketiga, tahap dimana sebuah cita-cita perubahan akan diperhadapkan pada kekuatan
anti perubahan (status quo). Kekuatan perubahan akan diuji oleh berbagai dinamika
untuk menyakinkan dan menghasilkan cita-cita yang akan diraih. Dalam tahap ini kita
akan menemukan tiga kenyataan umum, yakni mereka yang setuju, mereka yang
pasif dan mereka yang menolak. Tugas organisasi adalah meningkatkan keyakinan
mereka yang menerima agar lebih bekerja keras dalam bekerja, dan merubah mereka
yang pasif dan menolak agar mau menerima.
Keempat, tahap dimana organisasi dan cita-citanya akan memasuki tahap
“konsolidasi” atau pelestarian hasil capaian. Dalam konteks tertentu, tahap ini
memuat pula apa yang disebut sebagai eliminasi terhadap mereka yang dianggap
tidak patuh atau berpotensi menggeser cita-cita yang hendak dituju.
Sudah tentu keempat hal tersebut diatas sangat tergantung situasi dan kondisi yang
melingkupinya. Kadangkala dalam perjalanan sebuah organisasi kita mendapatkan
kenyataan bahwa disekitar kita ada orang-orang yang akan merongrong cita-cita, tetapi
berpura-pura menjadi bagian dari kita. Oleh karena itu kepandaian mereka yang dipercaya
untuk memikul dan memimpin organisasi sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi setiap
kemungkinan yang akan muncul.
Ciri dan Syarat Keberhasilan
Apa yang harus dipersiapkan agar organisasi sampai pada tempat tujuan (cita-cita). Bila
suatu organisasi sampai pada titik akhir dengan senyum keberhasilan, dengan sendirinya
kekuatan yang dimiliki harus meningkat dari waktu ke waktu dan bukan sebaliknya. Dengan
prinsip ini maka dapat dirumuskan beberapa cirri dan syarat supaya cita-cita organisasi dapat
sampai pada tujuan;
Pertama, Organisasi tidak membiarkan dirinya dalam situasi stagnan. Upaya untuk
mengembangkan harus terus dijalankan. Organisasi tidak akan dijadikan sebagai
benda mati yang hanya ditengok kalau diperlukan, tetapi harus terus dirawat,
diperbesar dan diperhebat kapasitasnya. Melalui berbagai aktifitas dan program
yang ditujukan untuk terus menghidupkan dan memperbesar organisasi.
Kedua, diperlukan dukungan yang kuat dengan jaringan kerja yang luas [pada semua
level dan skala]. Jaringan akan memperbesar daya dukung terhadap cita-cita yang
akan diraih, dengan kata lain, tidak sepantasnya organisasi dan cita-cita yang
dipikulnya membiarkan dirinya dalam situasi terpencil, eklusif, dan miskin kawan.
4. Rumah Suluh
www.rumahsuluh.org
Ketiga, perlu kedisiplinan dan kerja keras, khususnya dalam memperbesar dukungan
dari berbagai elemen dan masyarakat luas. Jangan sampai mereka yang kita ajak
adalah bagian dari kekuatan yang hendak merongrong dan menghambat cita-cita.
Keempat, mengembangkan system perekruitan yang tidak mengenal berhenti atau
terus menerus. Dalam hal ini organisasi harus terus menambah jumlah anggota dan
kader.
Kelima, organisasi perlu memantapkan diri ke dalam dengan mengembangkan
symbol-simbol yang ditujukan untuk memberi semangat, menyatukan dan
mengingatkan cita-cita pembaruan, seperti atribut, symbol, aturan dasar, dan lain
sebagainya. . Kadangkala dalam konteks tertentu tertentu sampai pada pribadi
tertentu yang dijadikan panutan dan symbol perubahan.
Keenam, pada umumnya proses pencapaian cita-cita tidak ada yang dilakukan dengan
cara cepat, tetapi memerlukan waktu yang panjang dan menguras tenaga. Dalam
konteks ini organisasi harus mampu membuat rumusan yang dituju, agar seluruh
elemen perubahan (anggota) dapat menangkap dengan jelas cita-cita yang hendak di
raih, dan menjaga stamina organisasi sampai selamat pada tujuan.
Demikian