SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 49 TAHUN 2005
TENTANG
PEDOMAN KEGIATAN PELIPUTAN
LEMBAGA PENYIARAN ASING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 30 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, perlu menetapkan Peraturan
Pemerintah tentang Pedoman Kegiatan Peliputan Lembaga Penyiaran
Asing.

Mengingat

:

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar

Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252);
3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166;
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3887);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEDOMAN KEGIATAN
PELIPUTAN LEMBAGA PENYIARAN ASING.
BAB I . . .
- 2 -

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Siaran dan Penyiaran adalah sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
2. Lembaga Penyiaran Asing adalah lembaga penyiaran yang didirikan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan luar negeri
dan/atau berpusat di luar negeri.
3. Menteri adalah menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung
jawabnya di bidang komunikasi dan informatika.

BAB II
PEDOMAN KEGIATAN PELIPUTAN
Bagian Pertama
Umum

Pasal 2
Lembaga Penyiaran Asing dilarang didirikan di Indonesia.

Bagian Kedua . . .
- 3 -

Bagian Kedua
Kegiatan dan Perizinan
Pasal 3
Lembaga Penyiaran Asing hanya dapat melakukan kegiatan siaran
secara tidak tetap dan/atau kegiatan jurnalistik di Indonesia dengan izin
Menteri.

Pasal 4
Lembaga Penyiaran Asing yang melakukan kegiatan siaran secara tidak
tetap dari Indonesia dapat membawa perangkat pengiriman dan
penerima siaran ke satelit, setelah memperoleh izin Menteri.

Pasal 5
(1) Lembaga Penyiaran Asing dapat membuka kantor penyiaran asing
atau menempatkan koresponden untuk melakukan kegiatan
jurnalistik di Indonesia dengan izin Menteri.
(2) Kantor penyiaran asing berfungsi melakukan kegiatan administratif
untuk mendukung siaran secara tidak tetap dan kegiatan jurnalistik
di Indonesia.
(3) Kantor penyiaran asing sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilarang memiliki stasiun penyiaran di Indonesia.

Pasal 6 . . .
- 4 -

Pasal 6
Lembaga Penyiaran Asing dan kantor penyiaran asing yang akan
melakukan kegiatan jurnalistik di Indonesia, baik yang disiarkan secara
langsung maupun dalam bentuk rekaman audio dan/atau video harus
mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 7
Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur dan tata cara memperoleh izin
bagi Lembaga Penyiaran Asing yang melakukan kegiatan di Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5 ditetapkan
oleh Menteri.

BAB III
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 8
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar . . .
- 5 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Nopember 2005
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 16 Nopember 2005
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
HAMID AWALUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2005 NOMOR 126

Salinan sesuai dengan aslinya
DEPUTI MENTERI SEKRETARIS NEGARA
BIDANG PERUNDANG-UNDANGAN,

ABDUL WAHID
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 49 TAHUN 2005
TENTANG
PEDOMAN KEGIATAN PELIPUTAN
LEMBAGA PENYIARAN ASING
I. UMUM
Dengan diundangkan dan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002
tentang Penyiaran pada tanggal 28 Desember 2002 dunia penyiaran Indonesia
mengalami perubahan yang berarti. Pertumbuhan penyiaran radio dan televisi baik di
kota maupun di daerah akan meningkat. Hal itu dimungkinkan dengan diizinkannya
penyelenggaraan penyiaran radio dan televisi lokal sehingga terbuka peluang bagi
masyarakat untuk berusaha di bidang penyiaran. Sedangkan untuk Lembaga Penyiaran
Asing dilarang didirikan di Indonesia dan hanya dapat membuka perwakilan atau
menempatkan koresponden untuk melakukan kegiatan jurnalistik di Indonesia dengan
izin Pemerintah. Oleh karena itu untuk melakukan kegiatan jurnalistik di Indonesia
perlu ditetapkan pedoman kegiatan peliputannya dengan Peraturan Pemerintah.
Ketentuan mengenai Lembaga Penyiaran Asing diamanatkan oleh Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, Pasal 30 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3).
Bentuk peraturan perundang-undangan yang mengatur Lembaga Penyiaran Asing
sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 adalah Peraturan
Pemerintah. Untuk itu, sesuai Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Perkara
Nomor 005/PUU-1/2003 tanggal 28 Juli 2004 maka Peraturan Pemerintah ini disusun
oleh Pemerintah yang dikoordinasikan oleh Menteri yang ruang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya di bidang komunikasi dan informatika termasuk di dalamnya
pengaturan di bidang penyiaran dan spektrum frekuensi radio untuk keperluan
penyelenggaraan penyiaran radio dan televisi, dengan materi yang akan disusun yang
berkaitan dengan Pedoman Kegiatan Peliputan Lembaga Penyiaran Asing, yaitu
mengenai ketentuan umum, pedoman kegiatan peliputan, dan ketentuan penutup.
II. PASAL DEMI PASAL . . .
- 2 -

II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Yang dimaksud dengan siaran secara tidak tetap dan/atau kegiatan jurnalistik
adalah kegiatan yang tidak dilakukan secara berkala dan merupakan peristiwa
yang terjadi di Indonesia yang mempunyai nilai untuk diketahui oleh masyarakat
internasional.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan kantor penyiaran asing adalah kantor tempat
koresponden Lembaga Penyiaran Asing bekerja untuk mendukung kegiatan
liputan jurnalistik yang dilakukan di Indonesia.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4565
- 3 -

More Related Content

What's hot

MANAJEMEN PNS_PP No. 11/2017 jo 17/2020
MANAJEMEN PNS_PP No. 11/2017 jo 17/2020 MANAJEMEN PNS_PP No. 11/2017 jo 17/2020
MANAJEMEN PNS_PP No. 11/2017 jo 17/2020 Kanaidi ken
 
Kewenangan otonomi daerah dan syarat untuk menjadi daerah otonom
Kewenangan otonomi daerah dan syarat untuk menjadi daerah otonomKewenangan otonomi daerah dan syarat untuk menjadi daerah otonom
Kewenangan otonomi daerah dan syarat untuk menjadi daerah otonomsumarni .
 
Salinan perpres nomor 101 tahun 2021
Salinan perpres nomor 101 tahun 2021Salinan perpres nomor 101 tahun 2021
Salinan perpres nomor 101 tahun 2021CIkumparan
 
Salinan perpres nomor 100 tahun 2021
Salinan perpres nomor 100 tahun 2021Salinan perpres nomor 100 tahun 2021
Salinan perpres nomor 100 tahun 2021CIkumparan
 
Sk pembuat daftar gaji 2013
Sk pembuat daftar gaji 2013Sk pembuat daftar gaji 2013
Sk pembuat daftar gaji 2013moliiceman
 
Salinan Perpres Nomor 54 Tahun 2022
Salinan Perpres Nomor 54 Tahun 2022Salinan Perpres Nomor 54 Tahun 2022
Salinan Perpres Nomor 54 Tahun 2022CIkumparan
 
Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017Fahri Januar
 
Perda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal DraftingPerda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal DraftingTri Widodo W. UTOMO
 
Pp no 61_th_2010 tentang pelaksanaan Keterbukaan Info publik
Pp no 61_th_2010 tentang pelaksanaan Keterbukaan Info publikPp no 61_th_2010 tentang pelaksanaan Keterbukaan Info publik
Pp no 61_th_2010 tentang pelaksanaan Keterbukaan Info publikEdi Hari
 
Sk nomor 80 ps (2012)tim badan pertimbangan jabatan dan kepangkatan
Sk nomor 80 ps  (2012)tim badan pertimbangan jabatan dan kepangkatanSk nomor 80 ps  (2012)tim badan pertimbangan jabatan dan kepangkatan
Sk nomor 80 ps (2012)tim badan pertimbangan jabatan dan kepangkatanNurman syah
 

What's hot (20)

Sk penempatan
Sk penempatanSk penempatan
Sk penempatan
 
MANAJEMEN PNS_PP No. 11/2017 jo 17/2020
MANAJEMEN PNS_PP No. 11/2017 jo 17/2020 MANAJEMEN PNS_PP No. 11/2017 jo 17/2020
MANAJEMEN PNS_PP No. 11/2017 jo 17/2020
 
Uu 08 2004
Uu 08 2004Uu 08 2004
Uu 08 2004
 
Uu 06 2000
Uu 06 2000Uu 06 2000
Uu 06 2000
 
Murad65
Murad65Murad65
Murad65
 
Kewenangan otonomi daerah dan syarat untuk menjadi daerah otonom
Kewenangan otonomi daerah dan syarat untuk menjadi daerah otonomKewenangan otonomi daerah dan syarat untuk menjadi daerah otonom
Kewenangan otonomi daerah dan syarat untuk menjadi daerah otonom
 
Salinan perpres nomor 101 tahun 2021
Salinan perpres nomor 101 tahun 2021Salinan perpres nomor 101 tahun 2021
Salinan perpres nomor 101 tahun 2021
 
Salinan perpres nomor 100 tahun 2021
Salinan perpres nomor 100 tahun 2021Salinan perpres nomor 100 tahun 2021
Salinan perpres nomor 100 tahun 2021
 
Uu 09 2000
Uu 09 2000Uu 09 2000
Uu 09 2000
 
Sk pembuat daftar gaji 2013
Sk pembuat daftar gaji 2013Sk pembuat daftar gaji 2013
Sk pembuat daftar gaji 2013
 
Pp no-61-tahun-2010
Pp no-61-tahun-2010Pp no-61-tahun-2010
Pp no-61-tahun-2010
 
Salinan Perpres Nomor 54 Tahun 2022
Salinan Perpres Nomor 54 Tahun 2022Salinan Perpres Nomor 54 Tahun 2022
Salinan Perpres Nomor 54 Tahun 2022
 
Uu 11 2004
Uu 11 2004Uu 11 2004
Uu 11 2004
 
Uu 12 1958
Uu 12 1958Uu 12 1958
Uu 12 1958
 
Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017
 
Uu 14 2004
Uu 14 2004Uu 14 2004
Uu 14 2004
 
Perda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal DraftingPerda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal Drafting
 
Pp no 61_th_2010 tentang pelaksanaan Keterbukaan Info publik
Pp no 61_th_2010 tentang pelaksanaan Keterbukaan Info publikPp no 61_th_2010 tentang pelaksanaan Keterbukaan Info publik
Pp no 61_th_2010 tentang pelaksanaan Keterbukaan Info publik
 
Kp 1994 tahun 2018
Kp 1994 tahun 2018Kp 1994 tahun 2018
Kp 1994 tahun 2018
 
Sk nomor 80 ps (2012)tim badan pertimbangan jabatan dan kepangkatan
Sk nomor 80 ps  (2012)tim badan pertimbangan jabatan dan kepangkatanSk nomor 80 ps  (2012)tim badan pertimbangan jabatan dan kepangkatan
Sk nomor 80 ps (2012)tim badan pertimbangan jabatan dan kepangkatan
 

Viewers also liked

Tips Cerdas Memilih Materi Dakwah
Tips Cerdas Memilih Materi DakwahTips Cerdas Memilih Materi Dakwah
Tips Cerdas Memilih Materi DakwahEnjang Muhaemin
 
Cara merwat rambut agar tetap sehat
Cara merwat rambut agar tetap sehatCara merwat rambut agar tetap sehat
Cara merwat rambut agar tetap sehatyoancyntia
 
Social Media and Social Movements: Descriptive metaanalysis 2011-2014
Social Media and Social Movements: Descriptive metaanalysis 2011-2014Social Media and Social Movements: Descriptive metaanalysis 2011-2014
Social Media and Social Movements: Descriptive metaanalysis 2011-2014Marcelo Luis Barbosa dos Santos
 
Desarrollo de portlets JSF con Liferay Faces
Desarrollo de portlets JSF con Liferay FacesDesarrollo de portlets JSF con Liferay Faces
Desarrollo de portlets JSF con Liferay FacesJuan Lamamie-Clairac
 
Lipisids presentation
Lipisids presentationLipisids presentation
Lipisids presentationNabeel Amjad
 
Gejala Campuran
Gejala CampuranGejala Campuran
Gejala Campuranboim007
 
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTERPERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTERFAJAR MENTARI
 
Planning our mudic video
Planning our mudic videoPlanning our mudic video
Planning our mudic videorobynnwardd
 
Sample agreement ppp for parks - hyderabad
Sample agreement   ppp for parks - hyderabadSample agreement   ppp for parks - hyderabad
Sample agreement ppp for parks - hyderabadADDA
 
Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan NaturalisKecerdasan Naturalis
Kecerdasan Naturalisboim007
 
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)atone_lotus
 
Agama Islam Bab 2 Anjuran Membantu Duafa
Agama Islam Bab 2  Anjuran Membantu DuafaAgama Islam Bab 2  Anjuran Membantu Duafa
Agama Islam Bab 2 Anjuran Membantu DuafaRifda Latifa
 
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"vidyatiara
 
How to Study Communication Systems for XII-Physics?
How to Study Communication Systems for XII-Physics?How to Study Communication Systems for XII-Physics?
How to Study Communication Systems for XII-Physics?Ednexa
 
CORTES DE PELO 2016 HOMBRE
CORTES DE PELO 2016 HOMBRECORTES DE PELO 2016 HOMBRE
CORTES DE PELO 2016 HOMBREMiriam TM
 
Peran guru sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian siswa
Peran guru sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian siswaPeran guru sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian siswa
Peran guru sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian siswaSuyandi Sinaga
 

Viewers also liked (20)

Tips Cerdas Memilih Materi Dakwah
Tips Cerdas Memilih Materi DakwahTips Cerdas Memilih Materi Dakwah
Tips Cerdas Memilih Materi Dakwah
 
Cara merwat rambut agar tetap sehat
Cara merwat rambut agar tetap sehatCara merwat rambut agar tetap sehat
Cara merwat rambut agar tetap sehat
 
Social Media and Social Movements: Descriptive metaanalysis 2011-2014
Social Media and Social Movements: Descriptive metaanalysis 2011-2014Social Media and Social Movements: Descriptive metaanalysis 2011-2014
Social Media and Social Movements: Descriptive metaanalysis 2011-2014
 
Lismary lucena
Lismary lucenaLismary lucena
Lismary lucena
 
Informática
InformáticaInformática
Informática
 
Desarrollo de portlets JSF con Liferay Faces
Desarrollo de portlets JSF con Liferay FacesDesarrollo de portlets JSF con Liferay Faces
Desarrollo de portlets JSF con Liferay Faces
 
Lipisids presentation
Lipisids presentationLipisids presentation
Lipisids presentation
 
Latihan soal us sd mi 2016 matematika 5
Latihan soal us sd mi 2016 matematika 5Latihan soal us sd mi 2016 matematika 5
Latihan soal us sd mi 2016 matematika 5
 
Gejala Campuran
Gejala CampuranGejala Campuran
Gejala Campuran
 
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTERPERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
 
Planning our mudic video
Planning our mudic videoPlanning our mudic video
Planning our mudic video
 
Sample agreement ppp for parks - hyderabad
Sample agreement   ppp for parks - hyderabadSample agreement   ppp for parks - hyderabad
Sample agreement ppp for parks - hyderabad
 
politica seguridad escolar
politica seguridad escolarpolitica seguridad escolar
politica seguridad escolar
 
Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan NaturalisKecerdasan Naturalis
Kecerdasan Naturalis
 
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
 
Agama Islam Bab 2 Anjuran Membantu Duafa
Agama Islam Bab 2  Anjuran Membantu DuafaAgama Islam Bab 2  Anjuran Membantu Duafa
Agama Islam Bab 2 Anjuran Membantu Duafa
 
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
 
How to Study Communication Systems for XII-Physics?
How to Study Communication Systems for XII-Physics?How to Study Communication Systems for XII-Physics?
How to Study Communication Systems for XII-Physics?
 
CORTES DE PELO 2016 HOMBRE
CORTES DE PELO 2016 HOMBRECORTES DE PELO 2016 HOMBRE
CORTES DE PELO 2016 HOMBRE
 
Peran guru sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian siswa
Peran guru sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian siswaPeran guru sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian siswa
Peran guru sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian siswa
 

Similar to PP No 49 th_2005_Pedoman Peliputan Lembaga Penyiaran Asing

1378267424 peraturan menteri-kominfo_nomor_39_tahun_2012_tentang_tata_cara_pe...
1378267424 peraturan menteri-kominfo_nomor_39_tahun_2012_tentang_tata_cara_pe...1378267424 peraturan menteri-kominfo_nomor_39_tahun_2012_tentang_tata_cara_pe...
1378267424 peraturan menteri-kominfo_nomor_39_tahun_2012_tentang_tata_cara_pe...nawik1
 
Analisis perbuatan pemerintah
Analisis perbuatan pemerintahAnalisis perbuatan pemerintah
Analisis perbuatan pemerintahLisa SYP
 
Peraturan Menteri Kominfo No. 28 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Persyaratan...
Peraturan Menteri Kominfo No. 28 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Persyaratan...Peraturan Menteri Kominfo No. 28 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Persyaratan...
Peraturan Menteri Kominfo No. 28 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Persyaratan...Feriandi Mirza
 
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tentang Penyiaran LPK
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tentang Penyiaran LPKPeraturan Pemerintah Nomor 51 Tentang Penyiaran LPK
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tentang Penyiaran LPKRifky Indrawan
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
 
Pp no 19 tahun 1973 tentang pengaturan dan pengawasan keselamatan pertambangan
Pp no 19 tahun 1973 tentang pengaturan dan pengawasan keselamatan pertambanganPp no 19 tahun 1973 tentang pengaturan dan pengawasan keselamatan pertambangan
Pp no 19 tahun 1973 tentang pengaturan dan pengawasan keselamatan pertambanganWinarso Arso
 
Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia
Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di IndonesiaImplementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia
Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di IndonesiaFeriandi Mirza
 
Salinan Keppres Nomor 25 Tahun 2022
Salinan Keppres Nomor 25 Tahun 2022Salinan Keppres Nomor 25 Tahun 2022
Salinan Keppres Nomor 25 Tahun 2022CIkumparan
 

Similar to PP No 49 th_2005_Pedoman Peliputan Lembaga Penyiaran Asing (20)

1378267424 peraturan menteri-kominfo_nomor_39_tahun_2012_tentang_tata_cara_pe...
1378267424 peraturan menteri-kominfo_nomor_39_tahun_2012_tentang_tata_cara_pe...1378267424 peraturan menteri-kominfo_nomor_39_tahun_2012_tentang_tata_cara_pe...
1378267424 peraturan menteri-kominfo_nomor_39_tahun_2012_tentang_tata_cara_pe...
 
Analisis perbuatan pemerintah
Analisis perbuatan pemerintahAnalisis perbuatan pemerintah
Analisis perbuatan pemerintah
 
Peraturan Menteri Kominfo No. 28 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Persyaratan...
Peraturan Menteri Kominfo No. 28 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Persyaratan...Peraturan Menteri Kominfo No. 28 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Persyaratan...
Peraturan Menteri Kominfo No. 28 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan Persyaratan...
 
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tentang Penyiaran LPK
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tentang Penyiaran LPKPeraturan Pemerintah Nomor 51 Tentang Penyiaran LPK
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tentang Penyiaran LPK
 
Perpu no 3_tahun_2005
Perpu no 3_tahun_2005Perpu no 3_tahun_2005
Perpu no 3_tahun_2005
 
Uu 11 2000
Uu 11 2000Uu 11 2000
Uu 11 2000
 
Uu 23 1952
Uu 23 1952Uu 23 1952
Uu 23 1952
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
 
Uu 05 1953
Uu 05 1953Uu 05 1953
Uu 05 1953
 
P3 sps 2012
P3 sps 2012P3 sps 2012
P3 sps 2012
 
Uu penyiaran 2012
Uu penyiaran 2012Uu penyiaran 2012
Uu penyiaran 2012
 
Uu 02 1950
Uu 02 1950Uu 02 1950
Uu 02 1950
 
Pp no 19 tahun 1973 tentang pengaturan dan pengawasan keselamatan pertambangan
Pp no 19 tahun 1973 tentang pengaturan dan pengawasan keselamatan pertambanganPp no 19 tahun 1973 tentang pengaturan dan pengawasan keselamatan pertambangan
Pp no 19 tahun 1973 tentang pengaturan dan pengawasan keselamatan pertambangan
 
Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia
Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di IndonesiaImplementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia
Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia
 
Uu 10 1952
Uu 10 1952Uu 10 1952
Uu 10 1952
 
Uu 14 1958
Uu 14 1958Uu 14 1958
Uu 14 1958
 
Uu 03 1952
Uu 03 1952Uu 03 1952
Uu 03 1952
 
Salinan Keppres Nomor 25 Tahun 2022
Salinan Keppres Nomor 25 Tahun 2022Salinan Keppres Nomor 25 Tahun 2022
Salinan Keppres Nomor 25 Tahun 2022
 
Uu 10 2002
Uu 10 2002Uu 10 2002
Uu 10 2002
 
Keppres Nomor 111 Tahun 2001
Keppres Nomor 111 Tahun 2001Keppres Nomor 111 Tahun 2001
Keppres Nomor 111 Tahun 2001
 

PP No 49 th_2005_Pedoman Peliputan Lembaga Penyiaran Asing

  • 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PELIPUTAN LEMBAGA PENYIARAN ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 30 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pedoman Kegiatan Peliputan Lembaga Penyiaran Asing. Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252); 3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3887); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PELIPUTAN LEMBAGA PENYIARAN ASING. BAB I . . .
  • 2. - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Siaran dan Penyiaran adalah sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. 2. Lembaga Penyiaran Asing adalah lembaga penyiaran yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan luar negeri dan/atau berpusat di luar negeri. 3. Menteri adalah menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang komunikasi dan informatika. BAB II PEDOMAN KEGIATAN PELIPUTAN Bagian Pertama Umum Pasal 2 Lembaga Penyiaran Asing dilarang didirikan di Indonesia. Bagian Kedua . . .
  • 3. - 3 - Bagian Kedua Kegiatan dan Perizinan Pasal 3 Lembaga Penyiaran Asing hanya dapat melakukan kegiatan siaran secara tidak tetap dan/atau kegiatan jurnalistik di Indonesia dengan izin Menteri. Pasal 4 Lembaga Penyiaran Asing yang melakukan kegiatan siaran secara tidak tetap dari Indonesia dapat membawa perangkat pengiriman dan penerima siaran ke satelit, setelah memperoleh izin Menteri. Pasal 5 (1) Lembaga Penyiaran Asing dapat membuka kantor penyiaran asing atau menempatkan koresponden untuk melakukan kegiatan jurnalistik di Indonesia dengan izin Menteri. (2) Kantor penyiaran asing berfungsi melakukan kegiatan administratif untuk mendukung siaran secara tidak tetap dan kegiatan jurnalistik di Indonesia. (3) Kantor penyiaran asing sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilarang memiliki stasiun penyiaran di Indonesia. Pasal 6 . . .
  • 4. - 4 - Pasal 6 Lembaga Penyiaran Asing dan kantor penyiaran asing yang akan melakukan kegiatan jurnalistik di Indonesia, baik yang disiarkan secara langsung maupun dalam bentuk rekaman audio dan/atau video harus mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 7 Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur dan tata cara memperoleh izin bagi Lembaga Penyiaran Asing yang melakukan kegiatan di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5 ditetapkan oleh Menteri. BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar . . .
  • 5. - 5 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Nopember 2005 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 16 Nopember 2005 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd HAMID AWALUDIN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2005 NOMOR 126 Salinan sesuai dengan aslinya DEPUTI MENTERI SEKRETARIS NEGARA BIDANG PERUNDANG-UNDANGAN, ABDUL WAHID
  • 6. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PELIPUTAN LEMBAGA PENYIARAN ASING I. UMUM Dengan diundangkan dan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran pada tanggal 28 Desember 2002 dunia penyiaran Indonesia mengalami perubahan yang berarti. Pertumbuhan penyiaran radio dan televisi baik di kota maupun di daerah akan meningkat. Hal itu dimungkinkan dengan diizinkannya penyelenggaraan penyiaran radio dan televisi lokal sehingga terbuka peluang bagi masyarakat untuk berusaha di bidang penyiaran. Sedangkan untuk Lembaga Penyiaran Asing dilarang didirikan di Indonesia dan hanya dapat membuka perwakilan atau menempatkan koresponden untuk melakukan kegiatan jurnalistik di Indonesia dengan izin Pemerintah. Oleh karena itu untuk melakukan kegiatan jurnalistik di Indonesia perlu ditetapkan pedoman kegiatan peliputannya dengan Peraturan Pemerintah. Ketentuan mengenai Lembaga Penyiaran Asing diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, Pasal 30 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3). Bentuk peraturan perundang-undangan yang mengatur Lembaga Penyiaran Asing sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 adalah Peraturan Pemerintah. Untuk itu, sesuai Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Perkara Nomor 005/PUU-1/2003 tanggal 28 Juli 2004 maka Peraturan Pemerintah ini disusun oleh Pemerintah yang dikoordinasikan oleh Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang komunikasi dan informatika termasuk di dalamnya pengaturan di bidang penyiaran dan spektrum frekuensi radio untuk keperluan penyelenggaraan penyiaran radio dan televisi, dengan materi yang akan disusun yang berkaitan dengan Pedoman Kegiatan Peliputan Lembaga Penyiaran Asing, yaitu mengenai ketentuan umum, pedoman kegiatan peliputan, dan ketentuan penutup. II. PASAL DEMI PASAL . . .
  • 7. - 2 - II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Yang dimaksud dengan siaran secara tidak tetap dan/atau kegiatan jurnalistik adalah kegiatan yang tidak dilakukan secara berkala dan merupakan peristiwa yang terjadi di Indonesia yang mempunyai nilai untuk diketahui oleh masyarakat internasional. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Ayat (1) Yang dimaksud dengan kantor penyiaran asing adalah kantor tempat koresponden Lembaga Penyiaran Asing bekerja untuk mendukung kegiatan liputan jurnalistik yang dilakukan di Indonesia. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4565