SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
LANDASAN TEORI DALAM 
KOMUNIKASI
DIKOTOMI 
POSITIVISTIK 
PASCA 
POSITIVISTIK/ 
FENOMENOLOGIK
POSITIVISTIK 
• BERAKAR DARI ILMU EKSAKTA 
• DISEBUT JUGA STUDI STATISTIK 
• Disyaratkan adanya variabel yang dikontrol. 
• Pengacakkan sampel 
• Pengujian validitas dan realibilitas instrumen 
• Ditujukan untuk menggenarilasasi sampel dalam populasi 
• Penelitian yang masuk kategori ini adalah:eksperimen, 
korelasi,survey, dll
PASCA POSITIVISTIK/FENOMENOLOGIS 
• BERAKAR pada tradisi dalam sosiologi dan antropologi 
• bertujuan untuk memahami suatu gejala seperti apa 
adanya 
• tanpa harus mengontrol variabel dan tidak berusaha 
menggeneralisasi gejala tersebut dalam gejala-gejala 
yang lain 
• CONTOH penelitian ini adalah etnografi, studi kasus, 
studi naturalistic, sejarah, biografi, teori membumI 
(grounded theory), dan studi deskriptif (Creswell, 1998; 
Denzin dan Lincoln,2003; Merriam, 1998).
Eichelberger selanjutnya membedakan tiga paradigma filsafat 
melandasi metodologi pengetahuan 
positivistik 
• keberadaan sesuatu merupakan besaran yang dapat diukur 
• Peneliti adalah 
• pengamat yang objectif atas peristiwa yang terjadi di dunia 
• dapat diuji secara empirik 
Fenomenologik 
• Filsafat fenomenologik pertama kali dikembangkan oleh seorang 
matematikawan Jerman Edmund Husserl (1850-1938) 
• filsafat fenomenologik berupaya untuk memahami makna yang 
sesungguhnya atas suatu pengalaman dan menekankan pada 
kesadaran yang disengaja (intentionallity of consciousness) atas 
pengalaman, karena pengalaman mengandung penampilan ke luar 
dan kesadaran di dalam, yang berbasis pada ingatan, gambaran dan 
makna
Hermeneutik 
• Filsafat hermeneutik dikembangkan oleh filosof 
Jerman Wilhelm Dilthey (Bleicher, 2003: 17) 
• usaha mencari kebenaran dengan menafsirkan 
makna atas gejala yang ada. 
• Interprestasi atau penafsiran tersebut 
berlangsung dalam suatu konteks tradisi. 
Implikasinya adalah bahwa ilmuwan sosial atau 
interpretator harus telah memiliki pra-pemahaman 
atas objek ketika ia mengkaji objek 
tersebut, sehingga tidak mungkin untuk 
memulai dengan sebuah pemikiran netral
POSITIVISTIK FENOMENOLOGIK HERMENEUTIK 
Analitik Holistik Sintetik 
Nomotetik Ideografik Interpretatik 
Dedukatif Induktif Sinkretik 
Laboratorik Empirik Empatik 
Pembuktian dengan logika Pengukuhan pengalaman Penafsiran tak memihak 
Kebenaran universal Kebenaran bersifat unik Kebenaran yang diterima 
Bebas nilai Tidak bebas nilai Tidak bebas nilai
FENOMENOLOGIK 
SUMBER: Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005 
menganggap bahwa pengalaman bukanlah 
merupakan suatu dunia eksternal 
yang bersifat objektif. 
Pengalaman bukan sekedar lama waktu 
seseorang 
berinteraksi dengan lingkungannya, melainkan 
pelajaran yang diperoleh dalam 
rentangan waktu tertentu. 
Untuk memahami pengalaman itu digunakan 
pemikiran, perasaan, tanggapan, dan berbagai 
ungkapan psikologis atau 
mental lain.
Gejala yang diamati dari 
suatu pengalaman perlu 
dibandingkan dengan 
pengalaman lain agar hal-hal 
yang esensial dari 
berbagai pengalaman itu 
dapat dipahami. 
Hal-hal yang esensial 
tersebut selanjutnya perlu 
digabungkan dengan hasil 
pengalaman lain, sehingga 
dapat diidentifikasi 
kesamaan yang bersifat 
hakiki.
Paradigma fenomenologik ini justru 
menggunakan akal sehat (common 
sense) yang oleh penganut 
positivistik dianggap tidak/kurang 
ilmiah. Akal sehat ini mengandung 
makna yang diberikan seseorang 
dalam menghadapi pengalaman 
dan kehidupannnya sehari-hari. 
Jadi tidak semata-mata 
didasarkan pada data 
atau informasi yang 
diperoleh melalui 
penginderaan.
Dalam paradigma ini suatu kebenaran 
ilmiah tidak dimulai dengan adanya 
sejumlah teori yang mendasari, namun 
secara induktif mengakumulasikan 
pengalaman khusus menjadi umum, atau 
yang konkrit menjadi abstrak, dan 
bahkan kemudian bahkan mengukuhkan 
pengalaman itu menjadi teori (teori 
membumi = grounded theory) yang 
bersifat holistik (meliputi segala sesuatu 
yang berkaitan dengan pengalaman yang 
bersangkutan)
• Kebenaran ilmiah 
• menurut paradigma ini tidak bersifat 
nomotetik melainkan bersifat ideografik, 
• yaitu mengungkap secara naratif dengan 
memberikan uraian rinci mengenai 
• hakekat suatu objek atau konsep. 
Kebenaran itu juga bersifat unik dan 
hanya 
• dapat ditransfer bila kondisi dan 
situasinya sama atau tidak berbeda. 
Kebenaran 
• ini sarat dengan nilai (value loaded).
FILSAFAT HERMENEUTIK 
Filsafat hermeneutik dikembangkan oleh 
filosof Jerman Wilhelm Dilthey (Bleicher, 
2003: 17; Eichelberger, 1998: 7), dalam 
usaha mencari kebenaran dengan 
menafsirkan makna atas gejala yang ada. 
Sejarawan akan menafsirkan legenda, 
artefak atau berbagai naskah kuno 
berdasarkan perspektif terkini. 
Seorang ahli tafsir agama akan berusaha 
menelaah ayat-ayat dari kitab suci dan 
memberikan makna berdasarkan kondisi 
yang berkembang sekarang.
Sedangkan seorang ahli hukum akan 
menafsirkan pasal dan ayat dalam 
kitab hukum dan jurisprudensi 
dengan mempertimbangkan azas 
keadilan dan/atau manfaat. 
Interprestasi atau penafsiran 
tersebut berlangsung dalam suatu 
konteks tradisi. 
Implikasinya adalah bahwa ilmuwan 
sosial atau interpretator harus telah 
memiliki pra-pemahaman atas 
objek ketika ia mengkaji objek 
tersebut, sehingga tidak mungkin 
untuk memulai dengan sebuah 
pemikiran netral (Bleicher, 2003: ix).
Pengkajian atas objek itu harus 
dilakukan dengan sungguh-sungguh, 
mendalam, teliti dan tepat agar dapat 
diterima oleh orang lain yang 
melakukan pengkajian yang sama, 
dan kemudian dapat digabungkan 
menjadi bangunan pengetahuan. 
Pendekatan hermeneutik ini pada 
awalnya banyak digunakan oleh para 
agamawan, sejarawan dan ahli 
hukum. Mereka ini menafsikan apa 
yang ada dalam naskah (kitab suci, 
artefak atau kitab undang-undang) 
sesuai masalah yang dihadapinya 
dengan membangun argumentasi 
sendiri.
Paradigma hermeneutik, meskipun dapat 
dikatakan satu kategori dengan paradigma 
fenomenologik, mempunyai sejumlah 
ketentuan yang berbeda. 
Kebenaran ilmiah dalam paradigma ini tidak 
analitik maupun holistik, melainkan sintetik 
yaitu memadukan pendapat yang berlawanan 
(tesis dan antitesis). Kebenaran dinyatakan 
dalam bentuk interpretatik, yaitu penafsiran 
yang didasarkan pada keyakinan tertentu.
Pendekatan yang dilakukan tidak 
berupa deduktif atau induktif, 
melainkan sinkretik, yaitu 
menggunakan berbagai pandangan 
dan praktek. 
Seorang pengacara dalam membela 
kliennya, tidak hanya menafsirkan 
hukum dari aspek legal saja (secara 
deduktif membangun kesimpulan 
dari kasus), melainkan berusaha 
memasukkan aspek moral, sosial dan 
politik, sehingga diharapkan dapat 
menjadi suatu keputusan 
jurisprudensi tersendiri.
Data dan informasi yang dikumpulkan tidak dari latar laboratorik maupun 
empirik, melainkan dengan cara empatik yaitu data yang diperoleh dengan 
membangun kepedulian dengan adanya getaran yang bermakna. Kebenaran 
diperoleh melalui penafsiran yang tidak memihak, meskipun dilandasi oleh 
prasangka dan adanya pengetahuan awal. 
Setiap pengacara akan bertolak 
dari azas praduga tidak bersalah sebagai suatu kebenaran. Dia 
berlindung dibalik azas ini tanpa “kelihatan” memihak kepada klien 
yang dibelanya.
Kebenaran yang diusahakan 
adalah kebenaran yang 
dapat diterima oleh 
mereka yang 
berkepentingan. Kebenaran 
ini tidak bersifat bebas nilai.
PENGELOMPOKKAN TEORI DAN PARADIGMA PENELITIAN ILMU KOMUNIKASI 
TEORI / PENDEKATAN PARADIGMA 
KLASIK KONSTRUKTIVIS KRITIS 
Theories of Message 
Theories of Disclosure √ √ √ 
Theories Sign and Language √ √ 
Interpersonal Communications 
Symbolic interactionism √ (Iowa School) √ (Chicago School) 
Social Judgement theory √ 
Cognitive Dissonance theory √ 
Theories of experience and interpretation √ 
Theories of Receptions and Processing √ 
Group/Public/Organisational 
Communication 
Information system approach in 
Organisation √ 
Social Exchange theories √ 
Theories of Communication Network √ 
Mass Communication and Society 
Structural-Functionalism theories of mass 
media √ √ 
Agenda Setting theory √ 
Uses and Gratifications √ 
Political-economy theories of mass media 
√ (liberal poitical 
economy 
√ (culturalsm/constructivism 
(Golding &Murdoch) 
√ instrumentalism & 
structuralism (Chomasky, 
Schudson) 
Mass media and social construction of 
reality √ 
Media and cultural studies √ √ 
Theories of message production √ 
Theories of Mass Media and Persuasion, 
effectiveness of ads and communication 
program √
Apa itu teori?? 
• Dibuat oleh manusia 
• Ketika para akademisi menguji sesuatu yg ada 
di dunia, mereka membuat pilihan, 
Teori 
merupakan 
susunan 
• bagaimana mengelompokkan yg mereka amati. 
• Bagaimana menyebut konsep yg mereka 
fokuskan 
• Seberapa luas dan sempitkan fokus mereka.
• Merepresentasikan beragam cara para 
pengamat melihat lingkungan sekitar 
mereka lebih dari kenyataan g dapat mereka 
tangkap. 
teori 
• Teori : cara utuk melihat fakta, menyusu dan 
menunjukkannya 
Mnrt 
Abraham 
Kaplan 
• Teori: sebuah cara untuk melihat dan 
memikirkan dunia Stanley Deetz
• Teori menyusun 
dan menyatukan 
pengetahuan 
yang sudah ada, 
sehingga kita 
tidak perlu 
memulai semua 
penelitian dari 
awal. 
Teori merupakan 
tafsiran, sehingga 
mempertanyakan 
kegunaan teori 
lebih bijaksana 
dari pada 
mempertanyakan 
kebenarannya.
Teori menawarkan satu cara 
untuk menangkap “kebenaran” 
dari sebuah fenomena, tetapi 
bukanlah satu-satunya cara 
untuk memandang fenoomena 
tersebut. 
Teori berisi seperangkat 
pelajaran utnuk membaca dunia 
dan bertindak di dalamnya. 
Sebuah teori mengatur 
bagaimana cara kita melakukan 
pendekatan terhadap dunia kita 
(JAMES ANDERSON)
DIMENSI-DIMENSI TEORI 
ASUMSI 
FILOSOFIS 
DIMENSI-DIMENSI 
TEORI 
KONSEP 
PENJELASAN 
PRINSIP
Asumsi filosofis 
ASUMSI 
FILOSOFIS 
EPISTEMOLOGI 
(TENTANG 
PENGETAHUAN) 
ONTOLOGI 
(TENTANG 
KEBERADAAN) 
AKSIOLOGI 
(TENTANG 
NILAI)
TEORI NOMOTETIK 
• SESUATU YG MELIHAT HUKUM 
UNIVERSAL ATAU UMUM 
• PENDEKATAN INI BERPENGARUH DLM 
IPA PERCOBAAN DAN CONTOH BAGI 
BANYAK PENELITIAN SOSIAL 
TEORI 
NOMOTETIK 
• UNTUK MENGGAMBARKAN DENGAN 
TEPAT CARA KEHIDUPAN SOSIAL 
BERJALAN 
• TEORI NOMOTETIK TDK MEBUAT 
PENILAIAN ATAU SOLUSI MENGENAI 
MASALAH, PARA ILMUAN HANYA 
MENGGAMBARKAN TENTANG SESUATU. 
TUJUAN
GAGASAN KLASIK SEBUAH ILMU 
PENGETAHUAN 
TEORI 
HIPOTESIS 
OBSERVASI 
Induksi 
PENYIMPULAN 
Teori 
Tindakan 
Metode & 
pengukuran
TEORI PRAKTIS 
• MENGUMPULKAN BANYAK 
PERPEDAAN ANTAR SITUASI DAN 
UNTUK MEMBERIKAN SEBUAH 
SUSUNAN PEMAHAMAN YANG 
MEMUNGKINKAN PENELITI 
MEMPERTIMBANGKAN 
RANGKAIAN ALTERNATIF 
• TINDAKAN UNTUK MENCAPAI 
TUJUAN. 
DIRANCANG 
UNTUK

More Related Content

What's hot

Hubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatHubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
Susi Yanti
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
Hosyatul Aliyah
 
PPT Statistik Pendidikan
PPT Statistik PendidikanPPT Statistik Pendidikan
PPT Statistik Pendidikan
Dewi_Sejarah
 

What's hot (20)

Pengembangan media-pembelajaran.ppt
Pengembangan media-pembelajaran.pptPengembangan media-pembelajaran.ppt
Pengembangan media-pembelajaran.ppt
 
Taksonomi bloom
Taksonomi bloomTaksonomi bloom
Taksonomi bloom
 
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatHubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
 
Model dan desain kurikulum
Model dan desain kurikulumModel dan desain kurikulum
Model dan desain kurikulum
 
Filsafat umum
Filsafat umumFilsafat umum
Filsafat umum
 
Post Positivisme
Post PositivismePost Positivisme
Post Positivisme
 
Dimensi Epistemologi
Dimensi EpistemologiDimensi Epistemologi
Dimensi Epistemologi
 
Penelitian analisis isi
Penelitian analisis isiPenelitian analisis isi
Penelitian analisis isi
 
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
 
Dimensi Aksiologis
Dimensi AksiologisDimensi Aksiologis
Dimensi Aksiologis
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
 
Sejarah eLearning
Sejarah eLearningSejarah eLearning
Sejarah eLearning
 
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu PendidikanPPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
 
Profesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi Pendidikan
Profesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi PendidikanProfesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi Pendidikan
Profesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi Pendidikan
 
Aksiologi ppt
Aksiologi pptAksiologi ppt
Aksiologi ppt
 
Instrumen dan Pedoman Evaluasi Media Pembelajaran
Instrumen dan Pedoman Evaluasi Media PembelajaranInstrumen dan Pedoman Evaluasi Media Pembelajaran
Instrumen dan Pedoman Evaluasi Media Pembelajaran
 
PPT Statistik Pendidikan
PPT Statistik PendidikanPPT Statistik Pendidikan
PPT Statistik Pendidikan
 
Peran pihak dalam mbs
Peran pihak dalam mbsPeran pihak dalam mbs
Peran pihak dalam mbs
 
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : FenomenologiDesai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
 
Topik 1. Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran
 Topik 1. Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran Topik 1. Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran
Topik 1. Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran
 

Viewers also liked

SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDAR
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDARSEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDAR
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDAR
Agus Mukhandar
 
Proses perkembangan inovasi
Proses perkembangan inovasiProses perkembangan inovasi
Proses perkembangan inovasi
Ria Arini
 

Viewers also liked (8)

Filsafat paradigama komunikasi
Filsafat paradigama komunikasiFilsafat paradigama komunikasi
Filsafat paradigama komunikasi
 
AWK Paradigma Kritis Pa Dian
AWK Paradigma Kritis Pa DianAWK Paradigma Kritis Pa Dian
AWK Paradigma Kritis Pa Dian
 
Teknik wawancara
Teknik wawancaraTeknik wawancara
Teknik wawancara
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
 
Tradisi tradisi teori komunikasi
Tradisi tradisi teori komunikasiTradisi tradisi teori komunikasi
Tradisi tradisi teori komunikasi
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDAR
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDARSEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDAR
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDAR
 
ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi
ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model KomunikasiILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi
ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi
 
Proses perkembangan inovasi
Proses perkembangan inovasiProses perkembangan inovasi
Proses perkembangan inovasi
 

Similar to Positivistik vs Fenomenologis

Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptxPert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
ArsyulMunir1
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
Analisis Data Kualitatif
Analisis Data KualitatifAnalisis Data Kualitatif
Analisis Data Kualitatif
dkarhita
 
Apa yang dimaksud masalah
Apa yang dimaksud masalahApa yang dimaksud masalah
Apa yang dimaksud masalah
Yf Indah
 
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosial
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosialMemahami hakikat ilmu dan ilmu sosial
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosial
M fazrul
 

Similar to Positivistik vs Fenomenologis (20)

chapter 1. metode penelitian dasar
chapter 1. metode penelitian dasarchapter 1. metode penelitian dasar
chapter 1. metode penelitian dasar
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptxPert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
 
Metodologi
MetodologiMetodologi
Metodologi
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
Analisis Data Kualitatif
Analisis Data KualitatifAnalisis Data Kualitatif
Analisis Data Kualitatif
 
Apa yang dimaksud masalah
Apa yang dimaksud masalahApa yang dimaksud masalah
Apa yang dimaksud masalah
 
Pengantar penelitian kualitatif psikologi
Pengantar penelitian kualitatif psikologiPengantar penelitian kualitatif psikologi
Pengantar penelitian kualitatif psikologi
 
rpp_108920.pdf
rpp_108920.pdfrpp_108920.pdf
rpp_108920.pdf
 
perspektif ontologi, epistemologi, dan aksiologi
 perspektif ontologi, epistemologi, dan aksiologi perspektif ontologi, epistemologi, dan aksiologi
perspektif ontologi, epistemologi, dan aksiologi
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
Minggu 3 25 sept
Minggu 3 25 septMinggu 3 25 sept
Minggu 3 25 sept
 
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosial
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosialMemahami hakikat ilmu dan ilmu sosial
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosial
 

More from University of Andalas

Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
University of Andalas
 

More from University of Andalas (20)

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 
Teknik presentasi dan negosiasi 4
Teknik presentasi dan negosiasi 4Teknik presentasi dan negosiasi 4
Teknik presentasi dan negosiasi 4
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 

Positivistik vs Fenomenologis

  • 1. LANDASAN TEORI DALAM KOMUNIKASI
  • 2. DIKOTOMI POSITIVISTIK PASCA POSITIVISTIK/ FENOMENOLOGIK
  • 3. POSITIVISTIK • BERAKAR DARI ILMU EKSAKTA • DISEBUT JUGA STUDI STATISTIK • Disyaratkan adanya variabel yang dikontrol. • Pengacakkan sampel • Pengujian validitas dan realibilitas instrumen • Ditujukan untuk menggenarilasasi sampel dalam populasi • Penelitian yang masuk kategori ini adalah:eksperimen, korelasi,survey, dll
  • 4. PASCA POSITIVISTIK/FENOMENOLOGIS • BERAKAR pada tradisi dalam sosiologi dan antropologi • bertujuan untuk memahami suatu gejala seperti apa adanya • tanpa harus mengontrol variabel dan tidak berusaha menggeneralisasi gejala tersebut dalam gejala-gejala yang lain • CONTOH penelitian ini adalah etnografi, studi kasus, studi naturalistic, sejarah, biografi, teori membumI (grounded theory), dan studi deskriptif (Creswell, 1998; Denzin dan Lincoln,2003; Merriam, 1998).
  • 5. Eichelberger selanjutnya membedakan tiga paradigma filsafat melandasi metodologi pengetahuan positivistik • keberadaan sesuatu merupakan besaran yang dapat diukur • Peneliti adalah • pengamat yang objectif atas peristiwa yang terjadi di dunia • dapat diuji secara empirik Fenomenologik • Filsafat fenomenologik pertama kali dikembangkan oleh seorang matematikawan Jerman Edmund Husserl (1850-1938) • filsafat fenomenologik berupaya untuk memahami makna yang sesungguhnya atas suatu pengalaman dan menekankan pada kesadaran yang disengaja (intentionallity of consciousness) atas pengalaman, karena pengalaman mengandung penampilan ke luar dan kesadaran di dalam, yang berbasis pada ingatan, gambaran dan makna
  • 6. Hermeneutik • Filsafat hermeneutik dikembangkan oleh filosof Jerman Wilhelm Dilthey (Bleicher, 2003: 17) • usaha mencari kebenaran dengan menafsirkan makna atas gejala yang ada. • Interprestasi atau penafsiran tersebut berlangsung dalam suatu konteks tradisi. Implikasinya adalah bahwa ilmuwan sosial atau interpretator harus telah memiliki pra-pemahaman atas objek ketika ia mengkaji objek tersebut, sehingga tidak mungkin untuk memulai dengan sebuah pemikiran netral
  • 7. POSITIVISTIK FENOMENOLOGIK HERMENEUTIK Analitik Holistik Sintetik Nomotetik Ideografik Interpretatik Dedukatif Induktif Sinkretik Laboratorik Empirik Empatik Pembuktian dengan logika Pengukuhan pengalaman Penafsiran tak memihak Kebenaran universal Kebenaran bersifat unik Kebenaran yang diterima Bebas nilai Tidak bebas nilai Tidak bebas nilai
  • 8. FENOMENOLOGIK SUMBER: Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005 menganggap bahwa pengalaman bukanlah merupakan suatu dunia eksternal yang bersifat objektif. Pengalaman bukan sekedar lama waktu seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, melainkan pelajaran yang diperoleh dalam rentangan waktu tertentu. Untuk memahami pengalaman itu digunakan pemikiran, perasaan, tanggapan, dan berbagai ungkapan psikologis atau mental lain.
  • 9. Gejala yang diamati dari suatu pengalaman perlu dibandingkan dengan pengalaman lain agar hal-hal yang esensial dari berbagai pengalaman itu dapat dipahami. Hal-hal yang esensial tersebut selanjutnya perlu digabungkan dengan hasil pengalaman lain, sehingga dapat diidentifikasi kesamaan yang bersifat hakiki.
  • 10. Paradigma fenomenologik ini justru menggunakan akal sehat (common sense) yang oleh penganut positivistik dianggap tidak/kurang ilmiah. Akal sehat ini mengandung makna yang diberikan seseorang dalam menghadapi pengalaman dan kehidupannnya sehari-hari. Jadi tidak semata-mata didasarkan pada data atau informasi yang diperoleh melalui penginderaan.
  • 11. Dalam paradigma ini suatu kebenaran ilmiah tidak dimulai dengan adanya sejumlah teori yang mendasari, namun secara induktif mengakumulasikan pengalaman khusus menjadi umum, atau yang konkrit menjadi abstrak, dan bahkan kemudian bahkan mengukuhkan pengalaman itu menjadi teori (teori membumi = grounded theory) yang bersifat holistik (meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan pengalaman yang bersangkutan)
  • 12. • Kebenaran ilmiah • menurut paradigma ini tidak bersifat nomotetik melainkan bersifat ideografik, • yaitu mengungkap secara naratif dengan memberikan uraian rinci mengenai • hakekat suatu objek atau konsep. Kebenaran itu juga bersifat unik dan hanya • dapat ditransfer bila kondisi dan situasinya sama atau tidak berbeda. Kebenaran • ini sarat dengan nilai (value loaded).
  • 13. FILSAFAT HERMENEUTIK Filsafat hermeneutik dikembangkan oleh filosof Jerman Wilhelm Dilthey (Bleicher, 2003: 17; Eichelberger, 1998: 7), dalam usaha mencari kebenaran dengan menafsirkan makna atas gejala yang ada. Sejarawan akan menafsirkan legenda, artefak atau berbagai naskah kuno berdasarkan perspektif terkini. Seorang ahli tafsir agama akan berusaha menelaah ayat-ayat dari kitab suci dan memberikan makna berdasarkan kondisi yang berkembang sekarang.
  • 14. Sedangkan seorang ahli hukum akan menafsirkan pasal dan ayat dalam kitab hukum dan jurisprudensi dengan mempertimbangkan azas keadilan dan/atau manfaat. Interprestasi atau penafsiran tersebut berlangsung dalam suatu konteks tradisi. Implikasinya adalah bahwa ilmuwan sosial atau interpretator harus telah memiliki pra-pemahaman atas objek ketika ia mengkaji objek tersebut, sehingga tidak mungkin untuk memulai dengan sebuah pemikiran netral (Bleicher, 2003: ix).
  • 15. Pengkajian atas objek itu harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, mendalam, teliti dan tepat agar dapat diterima oleh orang lain yang melakukan pengkajian yang sama, dan kemudian dapat digabungkan menjadi bangunan pengetahuan. Pendekatan hermeneutik ini pada awalnya banyak digunakan oleh para agamawan, sejarawan dan ahli hukum. Mereka ini menafsikan apa yang ada dalam naskah (kitab suci, artefak atau kitab undang-undang) sesuai masalah yang dihadapinya dengan membangun argumentasi sendiri.
  • 16. Paradigma hermeneutik, meskipun dapat dikatakan satu kategori dengan paradigma fenomenologik, mempunyai sejumlah ketentuan yang berbeda. Kebenaran ilmiah dalam paradigma ini tidak analitik maupun holistik, melainkan sintetik yaitu memadukan pendapat yang berlawanan (tesis dan antitesis). Kebenaran dinyatakan dalam bentuk interpretatik, yaitu penafsiran yang didasarkan pada keyakinan tertentu.
  • 17. Pendekatan yang dilakukan tidak berupa deduktif atau induktif, melainkan sinkretik, yaitu menggunakan berbagai pandangan dan praktek. Seorang pengacara dalam membela kliennya, tidak hanya menafsirkan hukum dari aspek legal saja (secara deduktif membangun kesimpulan dari kasus), melainkan berusaha memasukkan aspek moral, sosial dan politik, sehingga diharapkan dapat menjadi suatu keputusan jurisprudensi tersendiri.
  • 18. Data dan informasi yang dikumpulkan tidak dari latar laboratorik maupun empirik, melainkan dengan cara empatik yaitu data yang diperoleh dengan membangun kepedulian dengan adanya getaran yang bermakna. Kebenaran diperoleh melalui penafsiran yang tidak memihak, meskipun dilandasi oleh prasangka dan adanya pengetahuan awal. Setiap pengacara akan bertolak dari azas praduga tidak bersalah sebagai suatu kebenaran. Dia berlindung dibalik azas ini tanpa “kelihatan” memihak kepada klien yang dibelanya.
  • 19. Kebenaran yang diusahakan adalah kebenaran yang dapat diterima oleh mereka yang berkepentingan. Kebenaran ini tidak bersifat bebas nilai.
  • 20. PENGELOMPOKKAN TEORI DAN PARADIGMA PENELITIAN ILMU KOMUNIKASI TEORI / PENDEKATAN PARADIGMA KLASIK KONSTRUKTIVIS KRITIS Theories of Message Theories of Disclosure √ √ √ Theories Sign and Language √ √ Interpersonal Communications Symbolic interactionism √ (Iowa School) √ (Chicago School) Social Judgement theory √ Cognitive Dissonance theory √ Theories of experience and interpretation √ Theories of Receptions and Processing √ Group/Public/Organisational Communication Information system approach in Organisation √ Social Exchange theories √ Theories of Communication Network √ Mass Communication and Society Structural-Functionalism theories of mass media √ √ Agenda Setting theory √ Uses and Gratifications √ Political-economy theories of mass media √ (liberal poitical economy √ (culturalsm/constructivism (Golding &Murdoch) √ instrumentalism & structuralism (Chomasky, Schudson) Mass media and social construction of reality √ Media and cultural studies √ √ Theories of message production √ Theories of Mass Media and Persuasion, effectiveness of ads and communication program √
  • 21. Apa itu teori?? • Dibuat oleh manusia • Ketika para akademisi menguji sesuatu yg ada di dunia, mereka membuat pilihan, Teori merupakan susunan • bagaimana mengelompokkan yg mereka amati. • Bagaimana menyebut konsep yg mereka fokuskan • Seberapa luas dan sempitkan fokus mereka.
  • 22. • Merepresentasikan beragam cara para pengamat melihat lingkungan sekitar mereka lebih dari kenyataan g dapat mereka tangkap. teori • Teori : cara utuk melihat fakta, menyusu dan menunjukkannya Mnrt Abraham Kaplan • Teori: sebuah cara untuk melihat dan memikirkan dunia Stanley Deetz
  • 23. • Teori menyusun dan menyatukan pengetahuan yang sudah ada, sehingga kita tidak perlu memulai semua penelitian dari awal. Teori merupakan tafsiran, sehingga mempertanyakan kegunaan teori lebih bijaksana dari pada mempertanyakan kebenarannya.
  • 24. Teori menawarkan satu cara untuk menangkap “kebenaran” dari sebuah fenomena, tetapi bukanlah satu-satunya cara untuk memandang fenoomena tersebut. Teori berisi seperangkat pelajaran utnuk membaca dunia dan bertindak di dalamnya. Sebuah teori mengatur bagaimana cara kita melakukan pendekatan terhadap dunia kita (JAMES ANDERSON)
  • 25. DIMENSI-DIMENSI TEORI ASUMSI FILOSOFIS DIMENSI-DIMENSI TEORI KONSEP PENJELASAN PRINSIP
  • 26. Asumsi filosofis ASUMSI FILOSOFIS EPISTEMOLOGI (TENTANG PENGETAHUAN) ONTOLOGI (TENTANG KEBERADAAN) AKSIOLOGI (TENTANG NILAI)
  • 27. TEORI NOMOTETIK • SESUATU YG MELIHAT HUKUM UNIVERSAL ATAU UMUM • PENDEKATAN INI BERPENGARUH DLM IPA PERCOBAAN DAN CONTOH BAGI BANYAK PENELITIAN SOSIAL TEORI NOMOTETIK • UNTUK MENGGAMBARKAN DENGAN TEPAT CARA KEHIDUPAN SOSIAL BERJALAN • TEORI NOMOTETIK TDK MEBUAT PENILAIAN ATAU SOLUSI MENGENAI MASALAH, PARA ILMUAN HANYA MENGGAMBARKAN TENTANG SESUATU. TUJUAN
  • 28. GAGASAN KLASIK SEBUAH ILMU PENGETAHUAN TEORI HIPOTESIS OBSERVASI Induksi PENYIMPULAN Teori Tindakan Metode & pengukuran
  • 29. TEORI PRAKTIS • MENGUMPULKAN BANYAK PERPEDAAN ANTAR SITUASI DAN UNTUK MEMBERIKAN SEBUAH SUSUNAN PEMAHAMAN YANG MEMUNGKINKAN PENELITI MEMPERTIMBANGKAN RANGKAIAN ALTERNATIF • TINDAKAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN. DIRANCANG UNTUK