Pendidikan dan pembelajaran

PENDIDIKAN DAN
PEMBELAJARAN
BISMILAAHIRAHMANIRRAHIM1

PENGERTIAN DAN DEFINISI
A. PENGERTIAN
• ILMU PENDIDIKAN
PEMIKIRAN TENTANG PENDIDIKAN, SISTEM PENDIDIKAN,
TUJUAN PENDIDIKAN DAN PERENCANAAN PENDIDIKAN
(LEBIH MENITIKBERATKAN KEPADA TEORI)
• PENDIDIKAN
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (PRAKTEK)
HAKIKAT PENDIDIKAN 2

A. PENGERTIAN
• PENDIDIKAN SECARA ETIMOLOGI (ASAL USUL SUATU
KATA)
BERASAL DARI BAHASA YUNANI (PAIS = ANAK, AGAIN =
MEMBIMBING), PENDIDIKAN BERARTI BIMBINGAN YANG
DIBERIKAN KEPADA ANAK

B. DEFINISI
• PENDIDIKAN ADALAH PROSES PEMBENTUKAN
KECAKAPAN FUNDAMENTAL SECARA INTELEKTUAL DAN
EMOSIONAL KE ARAH ALAM DAN SESAMA MANUSIA
(JOHN DEWEY).
• MENDIDIK ADALAH MEMPENGARUHI ANAK DALAM USAHA
MEMBIMBINGNYA SUPAYA MENJADI DEWASA
(LANGEVELD)

B. DEFINISI
• MENDIDIK ADALAH MEMBANTU ANAK SUPAYA IA CUKUP
CAKAP MENYELENGGARAKAN TUGAS HIDUPNYA ATAS
TANGGUNG JAWABYA SENDIRI (HOOGEVELD)
• PENDIDIKAN ADALAH USAHA YANG DISENGAJA
DIADAKAN BAIK LANGSUNG MAUPUN DENGAN CARA
YANG TIDAK LANGSUNG UNTUK MEMBANTU ANAK
DALAM PERKEMBANGANNYA MENCAPAI
KEDEWASAANNYA (SA. BRATANATA)

B. DEFINISI
• PENDIDIKAN ADALAH MEMBERI KITA PERBEKALAN YANG
TIDAK ADA PADA MASA ANAK-ANAK, AKAN TETAPI KITA
MEMBUTUHKANNYA PADA WAKTU DEWASA (JJ
ROUSSEAU)
• MENDIDIK ADALAH MENUNTUN SEGALA KEKUATAN
KODRAT YANG ADA PADA ANAK-ANAK AGAR MEREKA
SEBAGAI MANUSIA DAN SEBAGAI ANGGOTA
MASYARAKAT DAPAT MENCAPAI KESELAMATAN DAN
KEBAHAGIAAN YANG TINGGI (KI HAJAR DEWANTARA)

B. DEFINISI
• PENDIDIKAN ADALAH USAHA SADAR UNTUK
MENGEMBANGKAN KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN DI
DALAM DAN DI LUAR SEKOLAH DAN BERLANGSUNG
SEUMUR HIDUP (GBHN)
• PENDIDIKAN ADALAH HIDUP BERSAMA DALAM
KESATUAN KELUARGA (AYAH, IBU DAN ANAK) DIMANA
TERJADI PEMANUSIAAN ANAK DENGAN MANA DIA
BERPROSES UNTUK AKHIRNYA MEMANUSIA SENDIRI
SEBAGAI MANUSIA PURNAWAN (DRIYARKARYA)HAKIKAT PENDIDIKAN
7

RUMUSAN :
• PENDIDIKAN ADALAH USAHA SADAR DAN TERENCANA
UNTUK MEWUJUDKAN SUASANA BELAJAR DAN PROSES
PEMBELAJARAN AGAR PESERTA DIDIK SECARA AKTIF
MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA UNTUK MEMILIKI
KEKUATAN SPIRITUAL KEAGAMAAN, PENGENDALIAN
DIRI, KEPRIBADIAN, KECERDASAN, AKHLAK MULIA SERTA
KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN DIRINYA,
MASYARAKAT, BANGSA DAN AGAMA (UU NO 20 TAHUN
2003 TTG SISDIKNAS)HAKIKAT PENDIDIKAN 8

RUMUSAN :
• PENDIDIKAN MERUPAKAN PROSES PERBUATAN
BIMBINGAN YANG MEMILIKI DASAR DAN TUJUAN KE
ARAH YANG LEBIH BAIK (PENDEWASAAN)/
MEMANUSIAKAN MANUSIA
• YANG DIBIMBING ADALAH MANUSIA (PESERTA DIDIK)
• DASAR PENDIDIKAN DIBERIKAN KEPADA MANUSIA
KARENA MANUSIA MEMILIKI AKAL DAN QALBU
(PERASAAN), MANUSIA MAMPU BERBICARA DAN
MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH (PEMIMPIN) HAMBA ALLAH
HAKIKAT PENDIDIKAN
9

PENTINGNYA PENDIDIKAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
TEORI-TEORI/ALIRAN PENDIDIKAN
• EMPIRISME/BEHAVIORISME
(JOHN LOCKE-INGGRIS, HERBART-JERMAN)
PENDIDIKAN DIIPENGARUHI OLEH FAKTOR LINGKUNGAN/
PENGALAMAN. ALIRAN INI MENERANGKAN DALAM
PEMBELAJARAN BAGAIMANA LINGKUNGAN
BERPENGARUH TERHADAP PERUBAHAN TINGKAH LAKU
INDIVIDU

PENDIDIKAN
• NATIVISME
(SCHOPENHAUER-JERMAN)
SEGALA SESUATUNYA DITENTUKAN OLEH FAKTOR
BAWAAN SEJAK LAHIR, PERKEMBANGAN INDIVIDU
DIMUNGKINKAN DAN DITENTUKAN OLEH DASAR
TURUNAN, HASIL AKHIR PENDIDIKAN DITENTUKAN OLEH
PEMBAWAAN YANG DIBAWA SEJAK LAHIR DAN
KEBERHASILAN PENDIDIKAN DITENTUKAN OLEH ANAK
ITU SENDIRI

PENDIDIKAN
• NATURALISME
(JJ. ROUSSEAU-PERANCIS)
PENDIDIKAN TIDAK DIPERLUKAN SEBAB
PERKEMBANGAN ANAK BERGANTUNG PADA KODRAT
YANG DIBAWA/ DIMILIKINYA SEJAK LAHIR. PENDIDIK
WAJIB MEMBIARKAN PERTUMBUHAN ANAK PADA ALAM

PENDIDIKAN
• KONVERGENSI (MEMUSAT PADA SATU TITIK)
(WILLIAM STERN-JERMAN)
PROSES PERKEMBANGAN ANAK DIPENGARUHI OLEH
FAKTOR PEMBAWAAN MAUPUN FAKTOR LINGKUNGAN
(SAMA-SAMA MEMPUNYAI PERANAN PENTING). HASIL
PENDIDIKAN TERGANTUNG PADA PEMBAWAAN DAN
LINGKUNGAN

PENDIDIKAN
• SEGI ANAK
MANUSIA ADALAH MAKHLUK SOSIAL DAN SEBAGAI MAKHLUK
SOSIAL MANUSIA PERLU DIBEKALI PENGETAHUAN DAN
KETERAMPILAN AGAR DAPAT MENJADI MANUSIA YANG
PURNAWAN
• SEGI ORANG TUA
BENTUK KASIH SAYANG DAN TANGGUNGJAWAB MORAL
SEBAGAI ORANG TUA KEPADA ANAK DAN TUHAN YME

PENDIDIKAN
• SEGI PENDIDIK
1. DENGAN ILMU PENDIDIKAN, KEGIATAN PENDIDIKAN DAPAT
DIRENCANAKAN SECARA TERATUR DAN SISTEMATIS
SEHINGGA PRAKTEK PENDIDIKAN DAPAT BERLANGSUNG
TERATUR DAN SISTEMATIS MENUJU TUJUAN YANG
TELAH DITETAPKAN
2. MENUMBUHKAN KECINTAAN PADA PEKERJAAN SEBAGAI
PENDIDIK
3. MEMINIMALISIR DAN MENGHINDARI BANYAK
KEKURANGAN DAN KESUKARAN DALAM MELAKSANAKAN

PENDIDIKAN
• SEGI PEMBANGUNAN
1. MEWUJUDKAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
BERDASARKAN PANCASILA DAN UUD 1945 DALAM GBHN
DAN UU SISDIKNAS.
2. UPAYA PEMERINTAH MELALUI PEMERATAAN PENDIDIKAN,
MENINGKATKAN RELEVANSI PENDIDIKAN TERHADAP
KEBUTUHAN MASYARAKAT DAN PELAKSANAAN
PEMBANGUNGAN SERTA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS
DAN EFISIENSI PELAKSANAAN KEGIATAN PENDIDIKAN DI
SEMUA JENJANG PENDIDIKAN

JENIS-JENIS PENDIDIKAN
BERDASARKAN TEMPAT SIFATNYA, PENDIDIKAN DIBEDAKAN
MENJADI :
1. PENDIDIKAN INFORMAL
PENDIDIDIKAN YANG DIPEROLEH DARI PENGALAMAN
SEHARI-HARI DENGAN SADAR ATAU TIDAK SADAR
SEPANJANG HAYAT. PENDIDIKAN BERLANGSUNG DALAM
LINGKUNGAN PEKERJAAN, MASYARAKAT, KELUARGA,
ORGANISASI

MENJADI :
2. PENDIDIKAN FORMAL
PENDIDIKAN YANG BERLANGSUNG SECARA TERATUR,
BERTINGKAT DAN MENGIKUTI SYARAT-SYARAT
TERTENTU SECARA KETAT. PENDIDIKAN BERLANGSUNG
DI SEKOLAH. JALUR PENDIDIKAN YANG TERSTRUKTUR
DAN BERJENJANG YANG TERDIRI ATAS PENDIDIKAN
DASAR, MENGENGAH DAN PERGURUAN TINGGI

MENJADI :
3. PENDIDIKAN NON FORMAL
PENDIDIKAN YANG DILAKSANAKAN SECARA TERTENTU
DAN SADAR TETAPI TIDAK TERLALU MENGIKUTI
PERATURAN YANG KETAT. JALUR PENDIDIKAN DILUAR
PENDIDIKAN FORMAL YANG DAPAT DILAKSANAKAN
SECARA TERSTRUKTUR DAN BERJENJANG

DASAR PENDIDIKAN
DASAR DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
20
1. MANUSIA ADALAH CIPTAAN TUHAN
2. MANUSIA ADALAH INSAN YANG MEMILIKI KEDUDUKAN DAN
TUGASNYA SAMA
3. MANUSIA HIDUP BERKELOMPOK MENURUT BANGSA DAN
NEGARA
4. MANUSIA HIDUP BERMASYARAKAT SEBAGAI MAKHLUK
SOSIAL
5. MANUSIA ADALAH MAKHLUK BERMORAL

TUJUAN PENDIDIKAN
DASAR DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
21
1. MANUSIA MEMUJI NAMA TUHAN, MENJALANKAN PERINTAH
TUHAN SEBAGAI KHALIFAH/ PEMIMPIN DI DUNIA
2. MANUSIA MELAKUKAN TUGAS KEMANUSIAAN,
MEMBANGUN KEBAHAGIAAN UMAT MANUSIA
3. MANUSIA MEMBENTUK WARGA NEGARA YANG BAIK,
BERTANGGUNG JAWAB, MENCIPTAKAN MASYARAKAT ADIL
DAN MAKMUR
4. MANUSIA MENJADI BAGIAN ANGGOTA MASYARAKAT YANG
BAIK
5. MANUSIA DAPAT HIDUP SEHAT, BAIK JASMANI MAUPUN

DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN
DASAR DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
22
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK TUHAN YME, MANUSIA SEBAGAI
MAKHLUK SOSIAL DAN MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU
DIHARAPKAN MAMPU MELAKSANAKAN TUGAS DARI TUHAN
SEBAIK-BAIKNYA, MAMPU MELAKSANAKAN TUGAS
KEMANUSIAAN, MAMPU MELAKSANAKAN TUGAS KEWARGA
NEGARA , MAMPU MELAKSANAKAN TUGAS
KEMASYARAKATAN DAN MAMPU MELAKUKAN TUGAS PRIBADI
SEBAIK-BAIKNYA

TUJUAN PENDIDIKAN MENURUT PAKAR/
TOKOH
DASAR DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
23
1. SOCRATES (469-399 SM)
PENDIDIKAN MENGEMBANGKAN DAYA PIKIR SEHINGGA
MEMUNGKINKAN MANUSIA UNTUK MENGERTI POKOK-
POKOK KESUSILAAN
2. PLATO (427-347 SM)
PENDIDIKAN MENYAJIKAN MANUSIA BAHAGIA DAN
BERGUNA BAGI NEGARA

TOKOH
DASAR DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
24
3. ARISTOTELES (384-332 SM)
PENDIDIKAN MEMBUAT KEHIDUPAN RASIONAL DENGAN
MENGGUNAKAN AKAL
4. AUGUSTINUS (354-430 SM)
PENDIDIKAN MENGUATKAN KECINTAAN MANUSIA
SEPENUHNYA KEPADA TUHAN YME AGAR MENDAPATKAN
KETENTRAMAN

TOKOH
DASAR DAN TUJUAN 25
5. FRANCOIS RABELAIS (1483-1553 SM)
PENDIDIKAN MEMBENTUK MANUSIA YANG LENGKAP,
CAKAP DALAM KESENIAN DAN INSDUSTRI,
PERKEMBANGAN MANUSIA DALAM SEGALA SEGINYA :
JASMANI, KESUSILAAN DAN AKAL
6. PROF. KOHNSTAM (BELANDA 1875)
PENDIDIKAN MENOLONG MANUSIA YANG SEDANG
BERKEMBANG SUPAYA MEMPEROLEH PERDAMAIAN
BATIN YANG SEDALAM-DALAMNYA TANPA MENGGANGGU
DAN MENJADIKAN BEBAN ORANG LAIN

TOKOH
DASAR DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
26
7. JOHN MILTON (INGGRIS, 1608-1674)
PENDIDIKAN MEMPERSIAPKAN MANUSIA UNTUK
KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA DI DUNIA NYATA
8. RICHARD MULCASTER (INGGRIS, 1531-1611)
PENDIDIKAN MEMBANTU KODRAT MANUSIA KE ARAH
KESEMPURNAAN

TOKOH
DASAR DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
27
9. FRANCIS BACON (INGGRIS, 1561-1626)
PENDIDIKAN MENGUSAHAKAN AGAR MANUSIA DAPAT
MENGUASAI BENDA-BENDA, MENINGKATKAN KEKUATAN
MANUSIA DENGAN PENGGUNAAN ILMU PENGETAHUAN
10. JOHN LOCKE (INGGRIS, 1632-1704)
PENDIDIKAN MEMBENTUK WATAK PERKEMBANGAN
MANUSIA SEBAGAI KEBULATAN MORAL, JASMANI DAN
MENTAL

TOKOH
DASAR DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
28
11. JJ ROUSSEAU (GENEVA, 1712-1778)
PENDIDIKAN MENGEMBANGKAN PEMBAWAAN MANUSIA
MENURUT ALAMNYA
12. JOHN DEWEY (AS, 1859-1952)
PENDIDIKAN MEMBENTUK MANUSIA MENJADI
WARGANEGARA YANG BAIK

TUJUAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
DASAR DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
29
• MENTERI PPK, SUWANDI (1 MARET 1946)
MEMBENTUK PATRIOTISME- REVOLUSI FISIK TERHADAP
KOLONIAL BELANDA
• UUPP NO. 4/1950, JO NO 12/1954
MEMBENTUK MANUSIA SUSILA YANG CAKAP DAN WARGA
NEGARA YANG DEMOKRATIS SERTA BERTANGGUNG
JAWAB TENTANG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN
TANAH AIR

DASAR DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
30
• RINGKASAN TAP MPRS NO II/MPRS/1960
POLITIK DAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL YANG
DISELENGGARAKAN OLEH PEMERINTAH MAUPUN
SWASTA DARI PRASEKOLAH SAMPAI PENDIDIKAN TINGGI
AGAR MELAHIRKAN WAGANEGARA INDONESIA YANG
BEJIWA PANCASILA DAN TENAGA-TENAGA KEJURUAN
YANG AHLI DAN BERJIWA REVOLUSI AGUSTUS 1945

DASAR DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
31
• KEPUTUSAN MPRS NO XXVII TAHUN 1966
MEMBENTUK MANUSIA PANCASILA SEJATI BERDASARKAN
KETENTUAN-KETENTUAN SEPERTI YANG DIKEHENDAKI
OLEH PEMBUKAAN UUD 1945 DAN ISI UUD 1945

DASAR DAN TUJUAN 32
• KEPUTUSAN MPRS NO IV TAHUN 1973
PEMBANGUNAN DI BIDANG PENDIDIKAN DIDASARKAN ATAS
FALSAFAH NEGARA PANCASILA DAN DIARAHKAN UNTUK
MEMBENTUK MANUSIA-MANUSIA PEMBANGUNAN YANG
BERPANCASILA DAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA INDONESIA
YANG SEHAT JASMANI DAN ROHANINYA, MEMILIKI
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN, DAPAT
MENGEMBANGKAN AKTIVITAS DAN TANGGUNG JAWAB, DAPAT
MENYUBURKAN SIKAP DEMOKRATIS DAN PENUH TENGGANG
RASA, DAPAT MENGEMBANGKAN KECERDASAN YANG TINGGI
DAN DISERTAI BUDI PEKERTI YANG LUHUR, MENCINTAI
BANGSANYA DAN MENCINTAI SESAMA MANUSIA SESUAI
DENGAN KETENTUAN YANG TERMAKTUP DALAM UUD 1945

DASAR DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
33
• GBHN TAHUN 1978 DAN GBHN TAHUN 1983
PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN ATAS PANCASILA
DAN BERTUJUAN UNTUK MENINGKATKAN KETAQWAAN
TERHADAP TUHAN YME, KECERDASAN, KETERAMPILAN,
MEMPERTINGGI BUDI PEKERTI, MEMPERKUAT
KEPRIBADIAN MEMPERTEBAL SEMANGAT KEBANGSAAN
AGAR DAPAT MENUMBUHKAN MANUSIA PEMBANGUNAN
YANG DAPAT MEMBANGUN DIRINYA SENDIRI SERTA
BERSAMA-SAMA BERTANGGUNG JAWAB ATAS
PEMBANGUNAN BANGSA

DASAR DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
34
• KOMISI PEMBAHARUAN PENDIDIKAN NASIONAL (KPPN), 1 MARET
1980
PENDIDIKAN MEMBANGUN KUALITAS MANUSIA YANG TAQWA
TERHADA TUHAN YME DAN SELALU DAPAT MENINGKATKAN
HUBUNGAN DENGANNYA, SEBAGAI WARGANEGARA YANG
BERPANCASILA MEMPUNYAI SEMANGAT DAN KESADARAN
YANG TINGGI, BERBUDI PEKERTI LUHUR DAN
BERKEPRIBADIAN YANG KUAT; CERDAS, TRAMPIL, DAPAT
MENGEMBANGKAN DAN MENYUBURKAN SIKAP DEMOKRASI,
DAPAT MEMELIHARA HUBUNGAN YANG BAIK ANTARA SESAMA
MANUSIA DAN LINGKUNGAN; SEHAT JASMANI MAUPUN
MENGEMBANGKAN DAYA ESTETIK KESANGGUPAN
MEMBANGUN DIRI DAN MASYARAKAT.

UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
KOMPONEN-KOMPONEN
PENDIDIKAN
35
• PESERTA DIDIK
ANGGOTA MASYARAKAT YANG BERUSAHA MENGEMBANGKAN
POTENSI DIRI MELALUI PROSES PEMBELAJARAN
YANGTERSEDIA PADA JALUR, JENJANG DAN JENIS PENDIDIKAN
TERTENTU
• PENDIDIK
SESEORANG YANG MEMBANTU MENGARAHKAN, MEMBIMBING
KE ARAH YANG LEBIH BAIK SEHINGGA TERCAPAINYA TUJUAN
PENDIDIKAN. GURU SEBAGAI PENDIDIK DALAM LEMBAGA
SEKOLAH, ORANG TUA SEBAGAI PENDIDIK DALAM
LINGKUNGAN KELUARGA, DAN PIMPINAN MASYARAKAT BAIK
FORMAL MAUPUN NON FORMAL SEBAGAI PENDIDIK
DILINGKUNGAN MASYARAKAT

KOMPONEN-KOMPONEN
PENDIDIKAN
36
• PEMBELAJARAN (INTERAKSI EDUKATIF)
PROSES INTERAKSI EDUKATIF ANTARA PESERTA DIDIK
DENGAN PENDIDIK DAN SUMBER BELAJAR PADA SUATU
LINGKUNGAN BELAJAR
• TUJUAN PENDIDIKAN
TUJUAN PENDIDIKAN ADALAH SUATU HAL YANG INGIN
DICAPAI TERGANTUNG PADA NILAI-NILAI ATAU PANDANGAN
HIDUP TERTENTU (PANCASILA DAN UUD 1945)

KOMPONEN-KOMPONEN
PENDIDIKAN
37
• MATERI PENDIDIKAN (KURIKULUM)
SEPERANGKAT RENCANA DAN PENGATURAN MENGENAI
TUJUAN, ISI DAN BAHAN PELAJARAN SERTA CARA YANG
DIGUNAKAN SEBAGAI PEDOMAN PENYELENGGARAAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN
PENDIDIKAN
• SARANA DAN PRASARANA
TEMPAT/ ALAT BERKREASI DAN BEREKREASI SERTA SUMBER
BELAJAR LAIN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENUNJANG
PROSES PEMBELAJARAN, TERMASUK PENGGUNAAN
INFORMASI DAN KOMUNIKASI

KOMPONEN-KOMPONEN
PENDIDIKAN
38
• LINGKUNGAN PENDIDIKAN
SEGALA SESUATU YANG ADA DI SEKELILING ANAK DIDIK
DAN KOMPONEN-KOMPONEN PENDIDIKAN YANG LAIN
TIGA LINGKUNGAN PENDIDIKAN (KI HAJAR DEWANTARA)/
TRIPUSAT :
1. LINGKUNGAN KELUARGA
2. LINGKUNGAN SEKOLAH
3. LINGKUNGAN MASYARAKAT

39
PERATURAN PEMERINTAH NO. 32 TENTANG PERUBAHAN
ATAS PERATURAN PEMERINTAH NO. 19 TAHUN 2005
TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
KOMPONEN-KOMPONEN
PENDIDIKAN

40
• STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
1. STANDAR ISI
2. STANDAR PROSES
3. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
4. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
5. STANDAR SARANA DAN PRASARANA
6. STANDAR PENGELOLAAN
7. STANDAR PEMBIAYAAN
8. STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN (EVALUASI)
KOMPONEN-KOMPONEN
PENDIDIKAN

41
1. STANDAR ISI
KRITERIA MENGENAI RUANG LINGKUP MATERI DAN
TINGKAT KOMPETENSI UNTUK MENCAPAI KOMPETENSI
LULUSAN PADA JENJANG DAN JENIS PENDIDIKAN
TERTENTU
2. STANDAR PROSES
KRITERIA MENGENAI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PADA SATU SATUAN PENDIDIKAN UNTUK MENCAPAI
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
KOMPONEN-KOMPONEN
PENDIDIKAN

42
3. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
KRITERIA MENGENAI KUALIFIKASI KEMAMPUAN
LULUSAN YANG MENCAKUP SIKAP, PENGETAHUAN
DAN KETERAMPILAN
4. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KRITERIA MENGENAI PENDIDIKAN PRAJABATAN
DAN KELAYAKAN MAUPUN MENTAL, SERTA
PENDIDIKAN DALAM JABATANKOMPONEN-KOMPONEN
PENDIDIKAN

43
5. STANDAR SARANA DAN PRASARANA
KRITERIA MENGENAI RUNAG BELAJAR, TEMPAT
BEROLAHRAGA, TEMPAT BERIBADAH, PERPUSTAKAAN,
LABORATORIUM, BENGKEL KERJA, TEMPAT BERMAIN,
TEMPAT BERKREASI DAN BEREKREASI SERTA SUMBER
BELAJAR LAIN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENUNJANG
PROSES PEMBELAJARAN, TERMASUK PENGGUNAAN
TEKNOLOGI INFORMASI DANKOMUNIKASI
KOMPONEN-KOMPONEN
PENDIDIKAN

44
6. STANDAR PENGELOLAAN
KRITERIA MENGENAI PERENCANAAN,
PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN
PENDIDIKAN PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN,
KABUPATEN/KOTA, PROVINSI, ATAU NASIONAL
AGAR TERCAPAI EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
KOMPONEN-KOMPONEN
PENDIDIKAN

45
7. STANDAR PEMBIAYAAN
KRITERIA MENGENAI KOMPONEN DAN BESARNYA
BIAYA OPERASI SATUAN PENDIDIKAN YANG
BERLAKU SELAMA SATU TAHUN
8. STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
KRITERIA MENGENAI MEKANISME, PROSEDUR DAN
INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK
KOMPONEN-KOMPONEN
PENDIDIKAN

LEMBAGA PENDIDIKAN
46
1. LEMBAGA PENDIDIKAN INFORMAL
PENDIDIDIKAN YANG DIPEROLEH DARI PENGALAMAN
SEHARI-HARI DENGAN SADAR ATAU TIDAK SADAR
SEPANJANG HAYAT. PENDIDIKAN BERLANGSUNG DALAM
LINGKUNGAN PEKERJAAN, MASYARAKAT, KELUARGA,
ORGANISASI. SEPERTI KURSUS, SEMINAR DLL
LINGKUNGAN PENDIDIKAN DAN
PERANANNYA

LEMBAGA PENDIDIKAN
47
2. LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL
PENDIDIKAN YANG BERLANGSUNG SECARA TERATUR,
BERTINGKAT DAN MENGIKUTI SYARAT-SYARAT
TERTENTU SECARA KETAT. PENDIDIKAN BERLANGSUNG
DI SEKOLAH. JALUR PENDIDIKAN YANG TERSTRUKTUR
DAN BERJENJANG YANG TERDIRI ATAS PENDIDIKAN
DASAR, MENGENGAH DAN PERGURUAN TINGGI
PERANANNYA

LEMBAGA PENDIDIKAN
48
2. JENJANG LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL
PENDIDIKAN TINGGI UMUM
SMTA KEJURUAN
PENDIDIKAN MENENGAH UMUM
SMTP KEJURUAN
PENDIDIKAN DASAR
PERANANNYA
SD
TK

LEMBAGA PENDIDIKAN
49
2. JENIS LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL
PENDIDIKAN FORMAL
PERANANNYA
UMU
M
KEJURUA
N
PT
SMT
A
SMT
P
SD TK
TEKNIK
INDUSTR
I
ST
M
KEJURU
AN
SME
A
TEKNIK
INDUSTR
I
SMK
KSPK
SAASMP
JAS
A
SPK
PERTANIA
N
SMT
P

LEMBAGA PENDIDIKAN
50
3. PENDIDIKAN NON FORMAL
PENDIDIKAN YANG DILAKSANAKAN SECARA TERTENTU DAN
SADAR TETAPI TIDAK TERLALU MENGIKUTI PERATURAN YANG
KETAT. JALUR PENDIDIKAN DILUAR PENDIDIKAN FORMAL
YANG DAPAT DILAKSANAKAN SECARA TERSTRUKTUR DAN
BERJENJANG. BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI
DEPDIKBUD NO. 079/O/1975 TANGGAL 17 APRIL 1975, BIDANG
PENDIDIKAN NON FORMAL MELIPUTI : PENDIDIKAN
MASYARAKAT, KEOLAHRAGAAN, PEMBINAAN GENERASI
MUDA
PERANANNYA

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP (LIFE LONG
EDUCATION)
51
• TAP MPR NO. IV/1978 MENYATAKAN BAHWA PENDIDIKAN
BERLANGSUNG SEUMUR HIDUP DAN DILAKSANAKAN DI
DALAM LINGKUNGAN RUMAH TANGGA SEKOLAH DAN
MASYARAKAT. KARENA ITU PENDIDIKAN ADALAH
TANGGUNG JAWAB BERSAMA ANTARA KELUARAGA,
MASYARAKAT DAN PEMERINTAH
• PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP MERUPAKAN SUATU ASAS
BAHWA PROSES PENDIDIKAN ITU BERLANGSUNG KONTINU
(TERUS MENERUS) SEJAK MANUSIA DALAM KANDUNGAN,
DILAHIRKAN HINGGA AKHIR HAYATPENDIDIKAN SEUMUR HIDUP (LIFE LONG
EDUCATION)

IMPLIKASI PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
(LIFE LONG EDUCATION)
52
• IMPLIKASI PADA PROGRAM PENDIDIKAN
1. PENDIDIKAN BACA TULIS
ANAK DIDIK DIBERIKAN KECAKAPAN MEMBACA,
MENULIS DAN BERHITUNG
2. PENDIDIKAN KEJURUAN
ANAK DIDIK DIBERIKAN PENDIDIKAN YANG BERSIFAT
MENJADIKAN SEBAGAI TENAGA TERAMPIL DAN
PRODUKTIF DENGAN MENYESUAIKAN KEMAJUAN
TEKNOLOGI MUTAKHIRPENDIDIKAN SEUMUR HIDUP (LIFE LONG
EDUCATION)

53
3. PENDIDIKAN PROFESIONAL
ANAK DIDIK DIPERSIAPKAN UNTUK MEMENUHI
PEKERJAAN DENGAN PERSYARATAN KEAHLIAN
KHUSUS (SETELAH PROGRAM PENDIDIKAN
SARJANA)
4. PENDIDIKAN KE ARAH PERUBAHAN DAN
PENGEMBANGAN
ANAK DIDIK DIPERSIAPKAN SEIRING DENGAN
KEMAJUAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
EDUCATION)

54
5. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN KEDEWASAAN
POLITIK
ANAK DIDIK DIBERIKAN PENDIDIKAN AGAR DAPAT HIDUP
BERDAMPINGAN DALAM SUATU WADAH NEGARA YANG
DEMOKRATIS
6. PENDIDIKAN KULTURAL DAN PENGISIAN WAKTU LUANG
ANAK DIDIK DIBERIKAN PENDIDIKAN AGAR MENGETAHUI
MENGENAI BUDAYA BANGSA, NILAI-NILAI SEJARAH,
KESUSTRAAN, PANDANGAN HIDUP, KESENIAN DARIPENDIDIKAN SEUMUR HIDUP (LIFE LONG
EDUCATION)

55
• IMPLIKASI PADA SASARAN PENDIDIKAN
1. PARA PETANI
• MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DENGAN CARA
MENGAJARKAN BERBAGAI KETERAMPILAN DAN
TEKNIK BERTANI, SEHINGGA MENINGKATKAN
HASIL PERTANIAN
• MEMENUHI KEWAJIBAN SEBAGAI WARGA NEGARA
DAN SEBAGAI KEPALA KELUARGA YANG BAIK
SEHINGGA MEREKA MENYADARI PENTINGNYA
PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK MEREKAPENDIDIKAN SEUMUR HIDUP (LIFE LONG
EDUCATION)

56
2. PARA REMAJA PUTUS SEKOLAH
• MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR
• MEMPERSIAPKAN AGAR PRODUKTIF DALAM
MASYARAKAT
3. PARA PEKERJA BERKETERAMPILAN
• MEMPERSIAPKAN UNTUK MENGHADAPI SETIAP
TANTANG HARI DEPAN (TIDAK KETINGGALAN
JAMAN)
EDUCATION)

57
4. PARA TEKNISI DAN GOLONGAN PROFESIONAL
• MENAMBAH DAN MEMPERBAHARUI
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN AGAR DAPAT
BERPERAN DAN MENENTUKAN KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN
5. PARA PEMIMPIN MASYARAKAT
• MEMPERBAHARUI SIKAP DAN GAGASAN SESUAI
DENGAN KEMAJUAN JAMAN DAN PEMBANGUNANPENDIDIKAN SEUMUR HIDUP (LIFE LONG
EDUCATION)

PENGERTIAN ALAT PENDIDIKAN
58
• SECARA UMUM ALAT PENDIDIKAN ADALAH SEGALA
SESUATU YANG DIGUNAKAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN
PENDIDIKAN/ LANGKAH-LANGKAH YANG DIAMBIL DEMI
KELANCARAN PROSES PENDIDIKAN
• ALAT PENDIDIKAN ADALAH SUATU TINDAKAN ATAU
PERBUATAN ATAU SITUASI ATAU BENDA YANG DENGAN
SENGAJA DIADAKAN UNTUK MENCAPAI SUATU TUJUAN
PENDIDIKAN
ALAT-ALAT PENDIDIKAN

PEMBAGIAN ALAT PENDIDIKAN
59
• PEMBAGIAN ALAT PENDIDIKAN DAPAT DIBERDAKAN DARI
BERMACAM-MACAM SEGI SEBAGAI BERIKUT :
1. ALAT PENDIDIKAN POSITIF DAN NEGATIF
• POSTIF, DITUJUKAN AGAR ANAK MENGERJAKAN SESUATU
YANG BAIK, MISALNYA PEMBIASAAN, PERINTAH, PUJIAN,
GANJARAN
• NEGARTIF, DITUJUKAN UNTUK MENJAGA SUPAYA ANAK
DIDIK JANGAN TIDAK MENGERJAKAN SESUATU YANG
BURUK, MISALNYA LARANGAN, CELAAN, PERINGATAN,
ANCAMAN, HUKUMAN

60
2. ALAT PENDIDIKAN PREVENTIF DAN KOREKTIF
• PREVENTIF, DIMAKSUDKAN MENCEGAH ANAK SEBELUM
ANAK BERBUAT SESUATU YANG TIDAK BAIK (PENCEGAHAN).
MISALNYA PEMBIASAAN PERINTAH, PUJIAN, GANJARAN
• KOREKTIF, DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPERBAIKI KARENA
ANAK TELAH MELANGGAR KETERTIBAN ATAU BERBUAT
SESUATU YANG BURUK. MISALNYA CELAAN, ANCAMAN,
HUKUMAN

61
3. ALAT PENDIDIKAN YANG MENYENANGKAN DAN TIDAK
MENYENANGKAN
• MENYENANGKAN, MENIMBULKAN PERASAAN SENANG
PADA ANAK-ANAK. MISALNYA GANJARAN, PUJIAN
• TIDAK MENYENANGKAN, MENIMBULKAN PERASAAN
TIDAK SENANG PADA ANAK-ANAK. MISALNYA HUKUMAN
DAN CELAAN

62
4. ALAT PENDIDIKAN YANG BERSIFAT MATERIIL DAN NON
MATERIIL
• MATERIIL, ALAT-ALAT PENGAJARAN YANG BERUPA BENDA-
BENDA YANG NYATA
• NON MATERIIL, ALAT-ALAT PENDIDIKAN YANG TIDAK
BERSIFAT KEBENDAAN MELAINKAN SEGALA MACAM
KEADAAN ATAU KONDISI, TINDAKAN DAN PERBUATAN YANG
DIADAKAN ATAU DILAKUKAN DENGAN SENGAJA SEBAGAI
SARANA DALAM MELAKSANAKA PENDIDIKANALAT-ALAT PENDIDIKAN

PENGGUNAAN ALAT PENDIDIKAN
63
• PENGGUNAAN ALAT-ALAT PENDIDIKAN PERLU DIINGAT DAN
DIPERHATIKAN HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT :
1. TUJUAN YANG INGIN DICAPAI DENGAN ALAT
TERSEBUT
2. SIAPAKAH YANG AKAN MENGGUNAKAN ALAT
TERSEBUT
3. ALAT-ALAT MANAKAH YANG TERSEDIA DAN DAPAT
DIGUNAKAN
4. TERHADAP SIAPAKAH ALAT TERSEBUT DIGUNAKAN

64
• PEMAKAIAN ALAT-ALAT PENDIDIKAN HARUS
MEMPERTIMBANGKAN HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT :
1. TUJUAN PENDIDIKAN
2. JENIS ALAT PENDIDIKAN
3. PENDIDIK YANG MENGGUNAKAN ALAT PENDIDIKAN
4. ANAK DIDIK YANG DIKENAI ALAT PENDIDIKAN

65
• YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN BAGI ANAK DIDIK YANG
DIKENAI ALAT PENDIDIKAN:
1. JENIS KELAMIN
2. USIA
3. BAKAT
4. PERKEMBANGAN
5. ALAM SEKITAR

JENIS-JENIS ALAT PENDIDIKAN
66
1. ALAT PENDIDIKAN PENDAHULUAN
DITERAPKAN/ DIGUNAKAN BAGI ANAK DIDIK YANG TELAH
MENGERTI AKAN ARTI KEWIBAWAAN, TERDIRI DARI :
• KETERATURAN, BERARTI BERLANGSUNG PADA
WAKTU, TEMPAT DAN DENGAN CARA YANG SAMA /
AJEG/ TETAP
• KEBERSIHAN, BERARTI MENANAMKAN KEBIASAAN
BAGI ANAK DIDIK AGAR TETAP BERSIH DAN RAPI

67
• KETENANGAN, BERARTI MENANAMKAN KEBIASAAN
BAGI ANAK DIDIK UNTUK IKUT MENJAGA
KEHARMONISAN KELUARGA, SEHINGGA DAPAT HIDUP
DENGAN TENANG

68
• PEMBIASAAN, BERARTI MEMBERI KESEMPATAN
KEPADA ANAK AKAN KESIBUKAN DALAM LAPANGAN
INDRA DAN MOTORIK, DAN KESEMPATAN UNTUK
BERGAUL DENGAN SESAMA

69
2. ALAT PENDIDIKAN YANG SEBENARNYA
SECARA FENOMENA DAPAT DIBEDAKAN MENJADI LIMA
MACAM :
• MEMBERI PERLINDUNGAN
• MEMBERI CONTOH/ TAULADAN
• MENGARAHKAN DALAM BERBUAT DAN BERPIKIR
• MERASAKAN APA YANG DIRASAKAN ANAK DIDIK
• MENUMBUHKAN KEMAUAN DALAM DIRI ANAK DIDIK

HUKUMAN SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN
70
• PENGERTIAN HUKUMAN ADALAH SUATU PERBUATAN DIMANA
SECARA SADAR DAN SENGAJA PENDIDIK MENJATUHKAN
NESTAPA KEPADA ANAK DIDIK, BAIK DARI SEGI JASMANI
MAUPUN ROHANI
• TUJUAN PEMBERIAN HUKUMAN AGAR TIDAK TERJADI
PELANGGARAN DAN SESUAI DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN
SEBAGAI BERIKUT :
1. MEMBASMI KEJAHATAN
2. MELINDUNGI DARI PERBUATAN TIDAK WAJAR
3. MENAKUTI CALON PELANGGAR
4. UNTUK SUATU PELANGGARAN

JENIS-JENIS HUKUMAN SEBAGAI ALAT
PENDIDIKAN
71
• HUKUMAN BALAS DENDAM
HUKUMAN SEMACAM INI TIDAK BOLEH DITERAPKAN
KARENA DAMPAKNYA TIDAK BAIK, BAIK BAGI
PENGHUKUM MAUPUN BAGI TERHUKUM (ANAK)
• HUKUMAN BADAN/JASMANI
HUKUMAN INI MEMBERIKAN AKIBAT YANG MERUGIKAN
ANAK, BAHKAN DAPAT MENIMBULKAN GANGGUAN
KESEHATAN BAGI ANAK

JENIS-JENIS HUKUMAN SEBAGAI ALAT
PENDIDIKAN
72
• HUKUMAN JERUK MANIS
HUKUMAN TIDAK DILAKUKAN DENGAN HUKUMAN, TETAPI
DENGAN MENGAMBIL HATI TERHUKUM (ANAK)
• HUKUMAN ALAM
HUKUMAN YANG TERJADI DENGAN SENDIRINYA, AKIBAT
DIRINYA SENDIRI

KEWIBAWAAN SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN
73
• DALAM PROSES PENDIDIKAN, KEWIBAWAAN (GEZAH)
ADALAH SYARAT YANG HARUS ADA PADA PENDIDIK DAN
KARENA KEWIBAWAAN ITU DIGUNAKAN OLEH PENDIDIK DI
DALAM PROSES PENDIDIKAN UNTUK MEMBAWA ANAK DIDIK
KEPADA KEDEWASAAN
• LANGEVELD MENYATAKAN, BAHWA PENDIDIKAN YANG
SUNGGUH-SUNGGUH BARU DAPAT DIBERIKAN SETELAH
ANAK ITU MENGENAL AKAN KEWIBAWAAN, KIRA-KIRA ANAK
BERUMUR TIGA TAHUNALAT-ALAT PENDIDIKAN

74
• DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI ADA DUA MACAM
KEWIBAWAAN :
1. KEWIBAWAAN PEMIMPIN/ KEPALA
KEWIBAWAAN PEMIMPIN ORGANISASI, BAIK
ORGANISASI POLITIK MAUPUN MASSA, KEWIBAWAAN
KEPALA KANTOR ATAU KEPALA SEKOLAH,
KEWIBAWAAN YANG DIPEROLEH KARENA JABATAN
ATAU KEKUASAAN

75
• DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI ADA DUA MACAM
KEWIBAWAAN :
2. KEWIBAWAAN KEISTIMEWAAN
KEWIBAWAAN SESEORANG YANG MEMPUNYAI
KELEBIHAN ATAU KEUNGGULAN DI BIDANG TERTENTU.
MISALNYA KELEBIHAN DIBINDANG ILMU
PENGETAHUAN ATAUPUN AGAMA, PENGALAMAN,
KEPRIBADIAN, HARTA, KETURUNAN

76
• TINGKAT PENGAKUAN KEWIBAWAAN ADA DUA YAITU :
1. PENGAKUAN KEWIBAWAAN PASIF
ANAK MENGIKUTI ANJURAN PADA SAAT ADA
PENDIDIK
2. PENGAKUAN KEWIBAWAAN AKTIF
ANAK DENGAN KESADARAN MENGIKUTI ANJURAN
BAIK PADA SAAT ADA PENDIDIK ATAUPUN TIDAK
ADA, KARENA ANAK MENGANGGAP BAHWA NORMA
ITU BAIK UNTUK DITAATIALAT-ALAT PENDIDIKAN

DEFINISI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
77
• BELAJAR
MERUPAKAN TINDAKAN DAN PERILAKU ANAK DIDIK/ SISWA
YANG KOMPLEKS. SEBAGAI TINDAKAN, BELAJAR HANYA
DIALAMI OLEH ANAK DIDIK/ SISWA SENDIRI. SISWA ADALAH
PENENTU TERJADINYA ATAU TIDAK TERJADINYA PROSES
BELAJAR
• PEMBELAJARAN (INTERAKSI EDUKATIF)
PROSES INTERAKSI EDUKATIF ANTARA PESERTA DIDIK
DENGAN PENDIDIK DAN SUMBER BELAJAR PADA SUATU
LINGKUNGAN BELAJAR
HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

CIRI-CIRI UMUM PENDIDIKAN, BELAJAR DAN
PERKEMBANGAN
78
NO UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN BELAJAR PERKEMBANGAN
1 PELAKU GURU SEBAGAI
PELAKU MENDIDIK DAN
SISWA YANG TERDIDIK
SISWA YANG
BERTINDAK
BELAJAR/ PELAJAR
SISWA YANG
MENGALAMI
PERUBAHAN
2 TUJUAN MEMBANTU SISWA
UNTUK MENJADI
PRIBADI MANDIRI YANG
UTUH
MEMPEROLEH HASIL
BELAJAR DAN
PENGALAMAN HIDUP
MEMPEROLEH
PERUBAHAN
MENTAL
3 PROSES PROSES INTERAKSI
SEBAGAI FAKTOR
EKSTERNAL BELAJAR
INTERNAL PADA DIRI
PELAJAR
INTERNAL PADA
DIRI PELAJAR
4 TEMPAT LEMBAGA PENDIDIKAN
SEKOLAH DAN LUAR
SEKOLAH
SEMBARANG TEMPAT SEMBARANG
TEMPAT

PERKEMBANGAN
79
5 LAMA WAKTU SEPANJANG HAYAT
DAN SESUAI JENJANG
LEMBAGA
SEPANJANG HAYAT SEPANJANG
HAYAT
6 SYARAT TERJADI GURU MEMILIKI
KEWIBAWAAN
PENDIDIKAN
MOTIVASI BELAJAR
KUAT
KEMAUAN
MENGUBAH DIRI
7 UKURAN
KEBERHASILAN
TERBENTUK PRIBADI
TERPELAJAR
DAPAT MEMECAHKAN
MASALAH
TERJADINYA
PERUBAHAN
POSITIF
8 FAEDAH BAGI MASYARAKAT
MENCERDASKAN
KEHIDUPAN BANGSA
BAGI PELAJAR
MEMPERTINGGI
MARTABAT PRIBADI
BAGI PELAJAR
MEMPERBAIKI
KEMAJUAN
MENTAL

PERKEMBANGAN
80
9 HASIL PRIBADI SEBAGAI
PEMBANGUNAN YANG
PRODUKTIF DAN
KREATIF
HASIL BELAJAR
SEBAGAI DAMPAK
PENGAJARAN
KEMAJUAN
RANAH KOGNITIF,
AFEKTIF DAN
PSIKOMOTORIK

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
81HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
• LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI
KONDISIONING SEBAGAI BERIKUT :
1. MEMPELAJARI KEADAAN KELAS
GURU MENCARI DAN MENEMUKAN PERILAKU SISWA YANG
POSITIF ATAU NEGATIF
2. MEMBUAT DAFTAR PENGUAT POSITIF
GURU MENCARI PERILAKU YANG LEBIH DISUKAI OLEH
SISWA, PERILAKU YANG KENA HUKUMAN, DAN KEGIATAN
LUAR SEKOLAH YANG DAPAT DIJADIKAN PENGUAT

82
3. MEMILIH DAN MENENTUKAN URUTAN TINGKAH LAKU
YANG DIPELAJARI
4. MEMBUAT PROGRAM PEMBELAJARAN
PROGRAM PEMBELAJARAN YANG BERISI URUTAN
PERILAKU YANG DIKEHENDAKI, WAKTU MEMPELAJARI
PERILAKU DAN EVALUASI. GURU MENCATAT PERILAKU
DAN PEMBELAJARAN YANG BERHASIL DAN TIDAK
BERHASIL. KETIDAKBERHASILAN MENJADI CATATAN
PENTING BAGI MODIFIKASI PERILAKU SELANJUTNYA

83
3. MEMILIH DAN MENENTUKAN URUTAN TINGKAH LAKU
YANG DIPELAJARI
4. MEMBUAT PROGRAM PEMBELAJARAN
PROGRAM PEMBELAJARAN YANG BERISI URUTAN
PERILAKU YANG DIKEHENDAKI, WAKTU MEMPELAJARI
PERILAKU DAN EVALUASI. GURU MENCATAT PERILAKU
DAN PEMBELAJARAN YANG BERHASIL DAN TIDAK
BERHASIL. KETIDAKBERHASILAN MENJADI CATATAN
PENTING BAGI MODIFIKASI PERILAKU SELANJUTNYA

TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
84
KONDISI INTERNAL BELAJAR
KEADAAN INTERNAL DAN
PROSES KOGNITF SISWA
BERINTERAKSI DENGAN
STIMULUS DARI
LINGKUNGAN
KONDISI EKSTERNAL BELAJAR
ACARA
PEMBELAJA
RAN
INFORMASI VERBAL
KETERAMPILAN INTELEK
KETERAMPILAN MOTORIK
SIKAP
SIASAT KOGNITIF

TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
85
• BAGAN TERSEBUT MEMEPRLIHATKAN SEBAGAI BERIKUT :
1. BELAJAR MERUPAKAN INTERAKSI ANTARA KEADAAN
INTERNAL DAN PROSES KOGNITIF SISWA DENGAN
STIMULUS DARI LINGKUNGAN
2. PROSES KOGNITIF TERSEBUT MENGHASILKAN SUATU
HASIL BELAJAR. HASIL BELAJAR TERSEBUT TERDIRI
DARI INFORMASI VERBAL, KETERAMPILAN INTELEK,
KETERAMPILAN MOTORIK, SIKAP, DAN SIASAT
KOGNITIF (PENGETAHUAN, PEMAHAMAN, PENERAPAN,
ANALISIS, SINTESIS DAN EVALUASI)

JENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN
86JENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI SBB :
1. MODEL INTERAKSI SOSIAL (SOCIAL INTERACTION MODELS)
2. MODEL PENGOLAHAN INFORMASI (INFORMATION
PROCESSING MODEL)
3. MODEL PERSONAL (THE PERSONAL FAMILY MODEL)

87
1. MODEL INTERAKSI SOSIAL (SOCIAL INTERACTION MODELS)
MERUPAKAN SUATU MODEL PEMBELAJARAN YANG
BERANJAK DARI PANDANAN BAHWA SEGALA SESUATU TIDAK
TERLEPAS DARI REALITAS KEHIDUPAN, INDIVIDU TIDAK
MUNGKIN MELEPASKAN DIRINYA DARI INTERAKSI DENGAN
ORANG LAIN (INDIVIDU SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL).
KELOMPOK MODEL INTERAKSI SOSIAL MELIPUTI :
• INVESTIGASI KELOMPOK
• BERMAIN PERAN
• PENELITIAN LABORATORIUM
• PENELITIAN ILMU SOSIAL

88
PROCESSING MODEL)
MERUPAKAN SUATU MODEL PEMBELAJARAN YANG LEBIH
MENITIKBERATKAN PADA AKTIVITAS-AKTIVITAS YANG TERKAIT
DENGAN KEGIATAN PROSES ATAU PENGOLAHAN INFORMASI
UNTUK MENINGKATKAN KAPABILITAS SISWA MELALUI
PROSES PEMBELAJARAN. KELOMPOK MODEL PENGOLAHAN
INFORMASI MELIPUTI :
• BERPIKIR INDUKTIF
KETERAMPILAN BERPIKIR HARUS DIAJARKAN MELAUI
PENDEKATAN KHUSUS YANG MEMUNGKINKAN PARA

89
PROCESSING MODEL)
UNTUK MENINGKATKAN KAPABILITAS SISWA MELALUI
PROSES PEMBELAJARAN. KELOMPOK MODEL PENGOLAHAN
INFORMASI MELIPUTI :
• PENCAPAIAN KONSEP
MODEL PEMBELAJARAN YANG DIRANCANG UNTUK
MENATA ATAU MENYUSUN DATA SEHINGGA KONSEP-
KONSEP PENTING DAPAT DIPELAJARI SECARA TEPAT DAN

90
2. MODEL PENGOLAHAN INFORMASI (INFORMATION PROCESSING
MODEL)
UNTUK MENINGKATKAN KAPABILITAS SISWA MELALUI PROSES
PEMBELAJARAN. KELOMPOK MODEL PENGOLAHAN INFORMASI
MELIPUTI :
• MEMORISASI
MODEL PEMBELAJARAN INI DIARAHKAN UNTUK
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SISWA MENYERAP DAN
MENGINTEGRASIKAN INFORMASI SEHINGGA SISWA-SISWA
DAPAT MENGINGAT INFORMASI YANG TELAH DITERIMA DAN

91
2. MODEL PENGOLAHAN INFORMASI (INFORMATION PROCESSING
MODEL)
UNTUK MENINGKATKAN KAPABILITAS SISWA MELALUI PROSES
PEMBELAJARAN. KELOMPOK MODEL PENGOLAHAN INFORMASI
MELIPUTI :
• PENELITIAN ILMIAH
MODEL PEMBELAJARAN INI UNTUK MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN SISWA DI DALAM MENYELESAIKAN MASALAH
MELALUI SUATU PENELITIAN DENGAN MEMBANDINGKAN
MASALAH TERSEBUT DENGAN KONDISI NYATA PADA AREAL
PENELITIAN, MEMBANTU SISWA DI DALAM MENGIDENTIFIKASI

DIKEMBANGKAN DENGAN BEBERAPA TUJUAN ESENSIAL :
(1) UNTUK MENGARAHKAN PERKEMBANGAN DAN
KESEHATAN MENTAL DANEMOSIONAL MELALUI
PENGEMBANGAN RASA PERCAYA DIRI DAN
PANDANGAN REALISTIK TENTANG DIRINYA, DENGAN
MEMBANGUN RASA EMPATI DIRINYA TERHADAP
ORANG LAIN

(2) MENGEMBANGKAN KESEIMBANGAN PROSES
PENDIDIKAN BERANJAK DARI KEBUTUHAN DAN
ASPIRASI SISWA SENDIRI, MENEMPATKAN SISWA
SEBAGAI PARTNER DI DALAM MENENTUKAN APA
YANG DIPELAJARI DAN BAGAIMANA
MEMPELAJARINYA

(3) MENGEMBANGKAN ASPEK-ASPEK KHUSUS
KEMAMPUAN BERPIKIR KUALITATIF, SEPERTI
KREATIVITAS, EKSPRESI-EKSPRESI PRIBADI

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
95PRINSIP DAN TEORI BELAJAR
• PRINSIP ADALAH SESUATU YANG DIPEGANG SEBAGAI
PANUTAN YANG UTAMA DAN MENJADI DASAR DALAM UPAYA
PEMBELAJARAN, BAIK BAGI SISWA MAUPUN BAGI GURU
DALAM UPAYA MENCAPAI HASIL/ TUJUAN PEMBELAJARAN
YANG DIINGINKAN AGAR PROSES BELAJAR MENGAJAR
DAPAT BERJALAN DENGAN BAIK ANTARA PENDIDIK DAN
PESERTA DIDIK

• BELAJAR MERUPAKAN TINDAKAN DAN PERILAKU ANAK
DIDIK/ SISWA YANG KOMPLEKS. SEBAGAI TINDAKAN,
BELAJAR HANYA DIALAMI OLEH ANAK DIDIK/ SISWA
SENDIRI. SISWA ADALAH PENENTU TERJADINYA ATAU TIDAK
TERJADINYA PROSES BELAJAR

• PRINSIP BELAJAR ADALAH SUATU HUBUNGAN YANG
TERJADI ANTARA PESERTA DIDIK DENGAN PENDIDIK AGAR
SISWA MENDAPAT MOTIVASI BELAJAR YANG BERGUNA
BAGI DIRINYA SENDIRI. PRINSIP BELAJAR DAPAT
DIGUNAKAN SEBAGAI LANDASAN BERPIKIR, LANDASAN
BERPIJAK, DAN SUMBER MOTIVASI AGAR PROSES BELAJAR
DAN PEMBELAJARAN DAPAT BERJALAN DENGAN BAIK
ANTARA PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DALAM
PEMBELAJARAN
1. PRINSIP PERHATIAN DAN MOTIVASI
PERHATIAN MERUPAKAN BENTUK ATENSI BERUPA SEBUAH
KATA-KATA/ PERBUATAN BERUPA SUPORT YANG SANGAT
BERARTI BAGI ORANG LAIN
MOTIVASI ADALAH SUATU PERUBAHAN ENERGI DI DALAM
PRIBADI SESEORANG YANG DITANDAI DENGAN TIMBULNYA
AFEKTIF (PERASAAN DAN REAKSI MENCAPAI TUJUAN).
PERUBAHAN ENERGI DI DALAM DIRI SESEORANG TERSEBUT
KEMUDIAN MEMBENTUK SUATU AKTIVITAS NYATA DALAM
BERBAGAI BENTUK KEGIATAN

PEMBELAJARAN
1. PRINSIP PERHATIAN DAN MOTIVASI
MOTIVASI BERSIFAT INTERNAL (INSTRINSIK) DAN
EKSTERNAL.
• MOTIVASI INTERNAL (INSTRINSIK) ADALAH DORONGAN
DARI DALAM DIRI INDIVIDU UNTUK MELAKUKAN SUATU
AKTIVITAS.
• MOTIVASI EKSTERNAL ADALAH DORONGAN YANG
BERASAL DARI LUAR DIRI INDIVIDU

PEMBELAJARAN
2. PRINSIP TRANSFER DAN RETENSI (PENYIMPANAN), SEBAGAI
BERIKUT :
• TUJUAN BELAJAR DAN DAYA INGAT YANG DAPAT
MENGUATKAN RETENSI
• BAHAN YANG BERMAKNA BAGI PELAJAR DAN DAPAT DISERAP
LEBIH BAIK
• RETENSI SESEORANG DIPENGARUHI OLEH KONDISI PSIKIS
DAN FISIK DIMANA PROSES BELAJAR ITU TERJADI
• LATIHAN YANG TERBAGI-BAGI
• PENELAHAAN BAHAN-BAHAN FAKTUAL, KETERAMPILAN DAN

PEMBELAJARAN
2. PRINSIP TRANSFER DAN RETENSI (PENYIMPANAN), SEBAGAI
BERIKUT :
• PENGETAHUAN TENTANG KONSEP, PRINSIP DAN
GENERALISASI DAPAT TERSERAP BAIK DAN DAPAT
DITERAPKAN DENGAN CARA MENGHUBUNG-HUBUNGKAN
PRINSIP YANG DIPELAJARI DENGAN MEMBERIKAN ILUSTRASI
UNSUR-UNSUR YANG SERUPA
• TRANSFER HASIL BELAJAR DALAM SITUASI BARU DAPAT
LEBIH MENDAPAT KEMUDAHAN BILA HUBUNGAN-HUBUNGAN
YANG BERMANFAAT DALAM SITUASI YANG KHAS DAN DALAM
SITUASI YANG AGAK SAMA DAPAT DICIPTAKAN

PEMBELAJARAN
3. PRINSIP KEAKTIFAN
IMPLIKASI PRINSIP KEAKTIFAN ATAU AKTIVITAS BAGI GURU/
PENDIDIK DI DALAM PROSES PEMBELAJARAN ADALAH :
• MEMBERI KESEMPATAN, PELUANG SELUAS-LUASNYA
KEPADA SISWA UNTUK BERKREATIVITAS DALAM PROSES
BELAJAR
• MEMBERI KESEMPATAN MELAKUKAN PENGAMATAN ,
PENYELIDIKAN DAN EKSPERIMEN

PEMBELAJARAN
103
PRINSIP DAN TEORI BELAJAR
• MEMBERI TUGAS INDIVIDUAL DAN KELOMPOK MELALUI
KONTROL GURU
• MEMBERIKAN PUJIAN VERBAL DAN NON VERBAL
TERHADAP SISWA YANG MEMBERIKAN RESPONS
TERHADAP PERTANYAAN YANG DIAJUKAN

PEMBELAJARAN
• MENGGUNAKAN MULTI METODE DAN MULTI MEDIA DI
DALAM PEMBELAJARAN
4. PRINSIP KETERLIBATAN LANGSUNG
EDGAR DALE MENGATAKAN BAHWA BELAJAR YANG PALING
BAIK ADALAH BELAJAR MELALUI PENGALAMAN LANGSUNG

PEMBELAJARAN
5. PRINSIP PENGULANGAN
TEORI BELAJAR KLASIK MEMBERIKAN DUKUNGAN PALING
KUAT TERHADAP PRINSIP BELAJAR PENGULANGAN.
BERADASRKAN TEORI INI BELAJAR ADALAH MELATIH DAYA-
DAYA/ KEMAMPUAN YANG ADA PADA MANUSIA, SEPERTI
DAYA BERPIKIR, MENGINGAT, MENGAMATI, MENGHAPAL,
MENANGGAPI DSB

PEMBELAJARAN
106
PRINSIP DAN TEORI BELAJAR
6. PRINSIP TANTANGAN
DEPORTER MENGATAKAN BAHWA STUDI MENUNJUKKAN
BAHWA SISWA LEBIH BANYAK BELAJAR JIKA
PELAJARANNYA MEMUASKAN, MENANTANG SERTA RAMAH.
BENTUK KEGIATAN KEGIATAN SBB :
(1) MERANCANG DAN MENGELOLA KEGIATAN EKSPERIMEN
(2) MEMBERIKAN TUGAS-TUGAS PEMECAHAN MASALAH
(3) MENDORONG SISWA MEMBUAT KESIMPULAN DI SETIAP
AKHIR SESI PELAJARAN

PEMBELAJARAN
6. PRINSIP TANTANGAN
DEPORTER MENGATAKAN BAHWA STUDI MENUNJUKKAN BAHWA
SISWA LEBIH BANYAK BELAJAR JIKA PELAJARANNYA
MEMUASKAN, MENANTANG SERTA RAMAH. BENTUK KEGIATAN
KEGIATAN SBB :
(4) MENGEMBANGKAN BAHAN-BAHAN PEMBELAJARAN YANG
MENARIK
(5) MEMBIMBING SISWA MENEMUKAN FAKTA, KONSEP, PRINSIP
DAN GENERALISASI
(6) MERANCANG DAN MENGELOLA KEGIATAN DISKUSI

PEMBELAJARAN
7. PRINSIP KOGNITIF
HAL YANG SANGAT PENTING DIPERHATIKAN DALAM PROSES
PEMBELAJARAN KOGNITIF :
(1) PERHATIAN HARUS DIPUSATKAN PADA ASPEK-ASPEK
LINGKUNGAN YANG RELEVAN SEBELUM PROSES BERLAJAR
KOGNITIF TERJADI
(2) HASIL BELAJAR KOGNITIF BERVARIASI SESUAI DENGAN
KEMAMPUAN SETIAP INDIVIDUAL
(3) BENTUK KEMAMPUAN PERBENDAHARAAN, MEMBACA,
KECAKAPAN DAN PENGALAMAN

PEMBELAJARAN
7. PRINSIP KOGNITIF
HAL YANG SANGAT PENTING DIPERHATIKAN DALAM
PROSES PEMBELAJARAN KOGNITIF :
(4) PEMECAHAN MASALAH, SISWA DIBANTU UNTUK
MENDEFINISIKAN DAN MEMBATASI LINGKUP MASALAH,
MENEMUKAN INFORMASI YANG SESUAI, MENAFSIRKAN
DAN MENGANALISIS MASALAH DAN MEMUNGKINKAN
TUMBUHNYA KEMAMPUAN BERPIKIR

PEMBELAJARAN
8. PRINSIP AFEKTIF
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :
(1) SIKAP DAN NILAI TIDAK HANYA DIPEROLEH DARI PROSES
PEMBELAJARAN LANGSUNG, AKAN TETAPI SERING
DIPEROLEH MELALUI PROSES IDENTIFIKASI DARI ORANG
LAIN
(2) SIKAP LEBIH MUDAH DIBENTUK KARENA PENGALAMAN YANG
MENYENANGKAN
(3) NILAI-NILAI YANG ADA PADA DIRI INDIVIDU DIPENGARUHI
OLEH STANDAR PERILAKU KELOMPOK

PEMBELAJARAN
8. PRINSIP AFEKTIF
(4) MODEL INTERAKSI GURU DAN SISWA YANG POSITIF
DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS, DAPAT
MEMBERIKAN KONTRIBUSI BAGI TUMBUHNYA SIKAP
POSITIF DI KALANGAN SISWA
(5) PROSES BELAJAR DI SEKOLAH DAN KESEHATAN
MENTAL MEMILIKI HUBUNGAN YANG ERAT

PEMBELAJARAN
9. PRINSIP PSIKOMOTORIK
(1) PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK ANAK
(2) STRUKTUR RAGAWI DAN SISTEM SYARAF INDIVIDU
(3) AKTIVITAS BERMAIN DAN AKTIVITAS INFORMAL
(4) LINGKUNGAN PENDIDIKAN
(5) LATIHAN YANG CUKUP

TEORI-TEORI BELAJAR
DALAM TEORI BELAJAR TERDAPAT DUA ALIRAN, YAITU
BEHAVIORISTIK DAN KOGNITIF SBB :
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK TEORI BELAJAR KOGNITIF
• MEMENTINGKAN PENGARUH
LINGKUNGAN
MEMENTINGKAN APA YANG ADA DALAM DIRI
• MEMENTINGKAN BAGIAN-BAGIAN MEMENTINGKAN KESELURUHAN
• MENGUTAMAKAN PERANAN REAKSI MENGUTAMAKAN FUNGSI KOGNITIF
• HASIL BELAJAR TERBENTUK SECARA
MEKANIS
TERJADI KESEIMBANGAN DALAM DIRI
• DIPENGARUHI OLEH PENGALAMAN
MASA LALU
TERGANTUNG PADA KONDISI SAAT INI
• MEMENTINGKAN PEMBENTUKAN
KEBIASAAN
MEMENTINGKAN TERBENTUKNYA
STRUKTUR KOGNITIF
• MEMECAHKAN MASALAH DILAKUKAN
DENGAN CARA “TRIAL DAN ERROR”
MEMECAHKAN MASALAH DIDASARKAN
KEPADA “INSIGHT”

TEORI-TEORI BELAJAR
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK SBB :
1. TEORI BELAJAR KONEKSIONISME (THORNDIKE 1913)
MENURUT TEORI INI, BELAJAR PADA HEWAN DAN PADA
MANUSIA PADA DASARNYA BERLANGSUNG MENURUT
PRINSIP-PRINSIP YANG SAMA. BELAJAR ADALAH UPAYA
MEMBENTUK HUBUNGAN STIMULUS DAN RESPONS
SEBANYAK-BANYAKNYA

TEORI-TEORI BELAJAR
2. TEORI BELAJAR CLASSICAL CONDITIONING (PAVLOV DAN
WATSON)
MENURUT TEORI INI, BELAJAR PADA HEWAN MEMILIKI
PRINSIP YANG SAMA DENGAN MANUSIA. BELAJAR/
PEMBENTUKAN PERILAKU PERLU DIBANTU DENGAN
KONDISI TERTENTU (STIMULUS RESPON)

TEORI-TEORI BELAJAR
3. TEORI BELAJAR OPERANT CONDITIONING (SKINNER)
MENURUT TEORI INI (PENGEMBANGAN DARI TEORI STIMULUS
RESPON), TERDAPAT DUA MACAM RESPON YAITU RESPONDENT
RESPONSE DAN OPERANT RESPONSE
RESPONDENT RESPONSE ADALAH RESPONSE YANG DITIMBULKAN
OLEH PERANGSANG-PERANGSANG TERTENTU, MISALNYA
PERANGSANG STIMULUS MAKANAN MENIMBULKAN KELUARNYA AIR
LIUR
OPERANT RESPONSE ADALAH RESPONS YANG TIMBUL DAN
BERKEMBANGNYA DIIKUTI OLEH PERANGSANG-PERANGSANG
TERTENTU YANG MEMPERKUAT SUATU TINGKAHLAKU YANG TELAH
DILAKUKAN. MISAL PEMBERIAN HADIAH ATAS PRESTASI

TEORI-TEORI BELAJAR
TEORI BELAJAR KOGNITIF SBB :
1. TEORI GESTALT (KOFFKA, KOHLER, WERTHEIMER)
BELAJAR ADALAH MENGEMBANGKAN INSIGHT YANG
MERUPAKAN INTI DARI PEMBENTUKAN TINGKAH LAKU.
INSUGHT ADALAH PEMAHAMAN TERHADAP HUBUNGAN
ANTAR BAGIAN DI DALAM SUATU SITUASI PERMASALAHAN
2. TEORI MEDAN (KURT LEWIN)
BELAJAR ADALAH PROSES PEMECAHAN MASALAH MELALUI
BELAJAR DAN MOTIVASI

TEORI-TEORI BELAJAR
TEORI BELAJAR KOGNITIF SBB :
3. TEORI KINSTRUKTIVISTIK (PIAGET)
BELAJAR MERUPAKAN PROSES KONSTRUKSI
PENGETAHUAN MELALUI PENGALAMAN. PENGETAHUAN DI
DAPAT KARENA PENGALAMAN. PIAGET BERPENDAPAT,
BAHWA SEJAK KECIL SETIAP ANAK SUDAH MEMILIKI
STRUKTUR KOGNITIF YANG KEMUDIAN DINAMAKAN SKEMA.
SKEMA TERBENTUK KARENA PENGALAMAN

KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM
PEMBELAJARAN
119
PEMBELAJARAN
• BELAJAR MERUPAKAN PROSES PERUBAHAN TINGKAH LAKU.
DALAM PEMBELAJARAN TERDAPAT SISTEM PEMBELAJARAN
YANG SALING TERKAIT SATU DENGAN LAINNYA SALING
BERINTERAKSI DAN BERINTERELASI DAN DAPAT
MENUNJANG PEMBELAJARAN SEHINGGA TERCAPAI TUJUAN
PEMBELAJARAN
• KOMPONEN SISTEM PEMBELAJARAN TERDIRI DARI :
1. INPUT
2. PROSES : TUJUAN, ISI/ MATERI, METODE, MEDIA DAN
EVALUASI
3. OUTPUT

PEMBELAJARAN
120KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM
• TUJUAN MERUPAKAN KOMPONEN YANG SANGAT PENTING
DALAM SISTEM PEMBELAJARAN. TERCAPAINYA KOMPETENSI
YANG DIHARAPKAN SESUAI DENGAN KURIKULUM
(PENGUASAAN MATERI PELAJARAN)
• ISI/ MATERI MERUPAKAN BAHAN AJAR YANG TERDIRI DARI
PENGETAHUAN, KETERAMPILAN DAN SIKAP YANG HARUS
DIPELAJARI SISWA DALAM RANGKA MENCAPAI STANDAR
KOMPETENSI YANG TELAH DITENTUKAN
• METODE MERUPAKAN CARA YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENGIMPLEMENTASIKAN RENCANA YANG SUDAH DISUSUN
DALAM KEGIATAN NYATA AGAR TUJUAN YANG TELAH
DISUSUN TERCAPAI SECARA OPTIMAL

PEMBELAJARAN
121
PEMBELAJARAN
• MEDIA MERUPAKAN ALAT/ SUMBER YANG BERFUNGSI
SEBAGAI ALAT BANTU DALAM PEMBELAJARAN
• EVALUASI ADALAH SUATU KEGIATAN YANG TERENCANA
DAN SISTEMATIS UNTUK MENILAI KEBERHASILAN
PEMBELAJARAN BERDASARKAN PERTIMBANGAN DAN
KRITERIA TERTENTU. EVALUASI BUKAN SAJA BERFUNGSI
UNTUK MELIHAT KEBERHASILAN SISWA DALAM PROSES
PEMBELAJARAN AKAN TETAPI JUGA BERFUNGSI SEBAGAI
UMPAN BALIK BAGI PENDIDIK ATAS KINERJANYA DALAM
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

METODE-METODE PEMBELAJARAN
122METODE-METODE PEMBELAJARAN
• METODE PEMBELAJARAN ADALAH CARA YANG DIGUNAKAN
UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN RENCANA YANG SUDAH
DISUSUN DALAM KEGIATAN NYATA AGAR TUJUAN YANG TELAH
DISUSUN TERCAPAI SECARA OPTIMAL
• METODE PEMBELAJARAN YANG BISA DIGUNAKAN UNTUK
MENGIMPLEMENTASIKAN STRATEGI PEMBELAJARAN SBB :
1. CERAMAH; CARA MENYAJIKAN PELAJARAN MELALUI
PENUTURAN LISAN ATAU PENJELASAN LANGSUNG
KEPADA SEKELOMPOK SISWA

2. DEMONSTRASI; CARA MENYAJIKAN PELAJARAN DENGAN
MEMPERAGAKAN DAN MEMPERTUNJUKKAN
KEPADA SISWA TENTANG SUATU PROSES, SITUASI
ATAU BENDA TERTENTU, BAIK YANG SEBENARNYA
ATAUPUN HANYA SEKEDAR TIRUAN
3. DISKUSI; MERUPAKAN METODE PEMBELAJARAN YANG
MENGHADAPKAN SISWA PADA SUATU
PERMASALAHAN
4. KARYA WISATA; METODE MENGAJAR DENGAN MENGAJAK
PESERTA DIDIK MENGUNJUNGI SUATU OBJEK GUNA
MEMPERLUAS PENGETAHUAN DAN SELANJUTNYA
PESERTA DIDIK MEMBUAT LAPORAN, DISKUSI
DIDAMPINGI PENDIDIK

5. LATIHAN KETERAMPILAN; METODE PEMBELAJARAN
DENGAN MEMBERIKAN PELATIHAN
SECARA BERULANG KEPADA PESERTA
DIDIK, DAN MENGAJAKNYA LANGSUNG
KETEMPAT LATIHAN KETERAMPILAN
UNTUK MELIHAT PROSES TUJUAN,
FUNGSI KEGUNAAN DAN MANFAAT
SESUATU
6. PENGAJARAN BEREGU; METODE PEMBELAJARAN DENGAN
PENDIDIK LEBIH DARI SATU ORANG
YANG MASING-MASING MEMPUNYAI
TUGAS DENGAN SALAH SEORANG

STRATEGI-STRATEGI PEMBELAJARAN
125
STRATEGI DAN PERANAN GURU DALAM
PEMBELAJARAN
• STRATEGI PEMBELAJARAN ADALAH CARA-CARA YANG AKAN DIPILIH
DAN DIGUNAKAN OLEH SEORANG PENGAJAR UNTUK MENYAMPAIKAN
MATERI PEMBELAJARAN YANG BERTUJUAN UNTUK MEMUDAHKAN
PESERTA DIDIK MENERIMA DAN MEMAHAMI MATERI PEMBELAJARAN
YANG PADA AKHIRNYA TUJUAN PEMBELAJARAN DAPAT DIKUASAI
DIAKHIR KEGIATAN BELAJAR
• FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI PEMBELAJARAN
SBB :
1. TUJUAN
2. MATERI
3. SISWA
4. FASILITAS
5. WAKTU
6. PENDIDIK

126
PEMBELAJARAN
• BEBERAPA STRATEGI-STRATEGI PEMBELAJARAN SBB :
1. STRATEGI EKSPOSITORI KLASIKAL
DALAM STRATEGI INI GURU/ PENDIDIK LEBIH BANYAK
BERPERAN MENJELASKAN PESAN YANG SEBELUMNYA TELAH
DIOLAH SENDIRI, SEMENTARA SISWA LEBIH BANYAK
MENERIMA PESAN YANG TELAH JADI. STRATEGI INI
DILAKUKAN APABILA :
• JUMLAH SISWA CUKUP BANYAK
• SUMBER PELAJARAN JUMLAHNYA TERBATAS
• MEDIA/ ALAT TERBATAS
• WAKTU TERBATAS

127
PEMBELAJARAN
1. STRATEGI EKSPOSITORI KLASIKAL
YANG HARUS DILAKUKAN OLEH SEORANG GURU/ PENDIDIK :
• MENGUASAI MATERI
• SELINGI DENGAN TANYA JAWAB
• BERIKAN TUGAS
• BERIKAN BALIKAN TUGAS YANG TELAH DIKOREKSI KEPADA
SISWA
• BERIKAN KESEMPATAN SISWA UNTUK BERKONSULTASI DI
LUAR JAM PELAJARAN

128
PEMBELAJARAN
2. STRATEGI TANYA JAWAB
STRATEGI INI MEMPUNYAI PERANAN MENINGKATKAN KADAR
BERPIKIR SISWA. STRATEGI INI DIGUNAKAN UNTUK :
• MENDIAGNOSIS PERKEMBANGAN SISWA
• MENENTUKAN KEMAMPUAN TINGKAT KOGNITIF SISWA
• MENETAPKAN STUDI TAMBAHAN
• MEMPERKAYA MATERI PELAJARAN

129STRATEGI DAN PERANAN GURU DALAM
PEMBELAJARAN
3. STRATEGI PENGAJARAN KELOMOK KECIL
STRATEGI INI DILAKUKAN MELALUI KERJA KELOMPOK DAN
DISKUSI KELOMPOK.
• KERJA KELOMPOK
SISWA DIBERIKAN TUGAS UNTUK MENGERJAKAN SESUATU
SECARA BERKELOMPOK. HAL-HAL YANG MENJADI
PERHATIAN GURU/ PENDIDIK SEPERTI MENGELOMPOKKAN
BERDASARKAN PENGETAHUAN, KEMAMPUAN, MINAT DAN
BAKAT, MEMBAGIKAN TUGAS, MEMBERIKAN BANTUAN DAN
MOTIVASI

130STRATEGI DAN PERANAN GURU DALAM
PEMBELAJARAN
3. STRATEGI PENGAJARAN KELOMOK KECIL
STRATEGI INI DILAKUKAN MELALUI KERJA KELOMPOK DAN
DISKUSI KELOMPOK.
• DISKUSI KELOMPOK
MERUPAKAN PROSES TUKAR PENDAPAT. DENGAN
STRATEGI INI DIHARAPKAN PARA SISWA DAPAT BELAJAR
LEBIH AKTIF UNTUK MENEMUKAN RUMUSAN SENDIRI

MOTIVASI BELAJAR
131MOTIVASI BELAJAR
• MOTIVASI MERUPAKAN DORONGAN MENTAL YANG MENGGERAKKAN DAN
MENGARAHKAN PERILAKU MANUSIA
• TERDAPAT TIGA KOMPONEN UTAM ADALAM MOTIVASI :
1. KEBUTUHAN
2. DORONGAN
3. TUJUAN
• PENTINGNYA MOTIVASI DALAM BELAJAR BAGI SISWA SBB :
1. MENYADARKAN KEDUDUKAN PADA AWAL, PROSES DAN AKHIR BELAJAR
2. MENGINFORMASIKAN TENTANG KEKUATAN USAHA BELAJAR
3. MENGARAHKAN KEGIATAN BELAJAR
4. MEMBESARKAN SEMANGAT BELAJAR
5. MENYADARKAN TENTANG ADANYA PERJALANAN BELAJAR DAN KEMUDIAN
BEKERJA YANG BERKESINAMBUNGAN

MOTIVASI BELAJAR
132MOTIVASI BELAJAR
• PENTINGNYA MOTIVASI DALAM BELAJAR BAGI GURU/ PENDIDIK SBB :
1. MEMBANGKITKAN, MENINGKATKAN DAN MEMELIHARA SEMANGAT
SISWA UNTUK BELAJAR SAMPAI BERHASIL; MEMBANGKITKAN BILA
SISWA TIDAK SEMANGAT, MENINGKATKAN BILA SEMANGAT
BELAJAR TIMBUL TENGGELAM
2. MENGETAHUI DAN MEMAHAMI MOTIVASI BELAJAR SISWA DIKELAS
BERMACAM-MACAM
3. MENINGKATKAN DAN MENYADARKAN GURU/ PENDIDIK UNTUK
MEMILIH SATU DIANTARA BERMACAM PERAN SEPERTI SEBAGAI
PENASEHAT, FASILITATOR, INSTRUKTUR, TEMAN DISKUSI,
PENYEMANGAT, PEMBERI HADIAH, ATAU PENDIDIK

MOTIVASI BELAJAR
133
MOTIVASI BELAJAR
1.1 REKAYASA PEDAGOGIS GURU/
PENDIDIK
1. GURU/
PENDIDIK
2. SISWA
3. PROSES
BELAJAR/
MENGAJAR
4. HASIL
BELAJAR
5. DAMPAK
PENGAJARAN
6. DAMPAK
PENGIRING
7. PROGRAM
BELAJAR
SEPANJANG
HAYAT
8. PROGRAM
BELAJAR
SEPANJANG
HAYAT
2.1 EMANSIPASI KEMANDIRIAN SEPANJANG
HAYAT
3.2 PENGAHAYATAN
MOTIVASI
3.1 PENGUATAN MOTIVASI
HADIAH, HUKUMAN
DLL
BAGAN MOTIVASI BELAJAR DALAM
KERANGKA REKAYASA
PEDAGOGIS GURU/PENDIDIK

BENTUK-BENTUK EVALUASI PEMBELAJARAN
134EVALUASI PEMBELAJARAN
• EVALUASI PEMBELAJARAN MERUPAKAN KEGIATAN/ AKTIVITAS UNTUK
MENENTUKAN NILAIM JASA, ATAU MANFAAT DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN
• BENTUK-BENTUK EVAUASI PEMBELAJARAN SBB :
1. EVALUASI FORMATIF
KEGIATAN YANG DILAKUKAN PADA SETIAP AKHIR PEMBAHASAN SUATU
POKOK BAHASAN. TUJUANNYA ADALAH UNTUK MENGETAHUI SEJAUH
MANA SUATU PROSES PEMBELAJARAN TELAH BERJALAN SEBAGAIMANA
YANG DIRENCANAKAN
2. EVALUASI SUMATIF
KEGIATAN YANG DILAKUKAN PADA SETIAP AKHIR SATU SATUAN WAKTU
YANG DIDALAMNYA TERCAKUP LEBIH DARI SATU POKOK BAHASAN, DAN
DIMAKSUDKAN UNTUK MENGETAHUI SEJAUH MANA PESERTA DIDIK
TELAH DAPAT BERPINDAH DARI SATU UNIT KE UNIT BERIKUTNYA

BENTUK-BENTUK EVALUASI PEMBELAJARAN
• BENTUK-BENTUK EVAUASI PEMBELAJARAN SBB :
3. DIAGNOSTIK
KEGIATAN EVALUASI YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGETAHUI
KELEBIHAN-KELEBIHAN DAN KELEMAHAN-KELEMAHAN YANG ADA
PADA SISWA SEHINGGA SISWA MENDAPAT PERLAKUAN YANG
TEPAT

PENDEKATAN EVALUASI PEMBELAJARAN
PENDEKATAN EVALUASI PEMBELAJARAN DILAKUKAN UNTUK MENGETAHUI
SEBERAPA TINGGI
PRESTASI BELAJAR YANG DICAPAI OLEH SISWA DIANTARANYA MELALUI
PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP) YAITU DENGAN JALAN MEMBANDINGKAN SKOR
YANG DIPEROLEH DENGAN SUATU STANDAR YANG ABSOLUT (MUTLAK). TUJUAN
PENGGUNAAN PAP INI BERFOKUS PADA KELOMPOK PERILAKU SISWA YANG KHUSUS
DENGAN MAKSUD MENDAPATKAN GAMBARAN YANG JELAS TENTANG PERFORMAN
PESERTA TES TANPA DIBANDINGKAN DENGAN PERFORMAN YANG LAIN
CONTOH KRITERIA NILAI YANG DIGUNAKAN DALAM BENTUK RENTANG SKOR :
NILAI A : 80 SD 100
NILAI B : 70 SD 79
NILAI C : 60 SD 69
NILAI D : 45 SD 59
NILAI E : < 44

DAFTAR PUSTAKA
137DAFTAR PUSTAKA
1. ABU AHMADI, NUR UHBIYATI, ILMU PENDIDIKAN, RINEKA CIPTA,
JAKARTA, 2015;
2. ANAS SUDJONO, PENGANTAR EVALUASI PENDIDIKAN,
RAJAGRAFINDO PERSADA, JAKARTA, 2015;
3. AUNURRAHMAN, BELAJAR DAN PEMBELAJARAN, ALFABETA,
BANDUNG, 2014;
4. DIMYATI, MUDJIONO, BELAJAR DAN PEMBELAJARAN, RINEKA CIPTA,
JAKARTA, 2015;
5. HASBULLAH, DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN, RAJAGRAFINDO
PERSADA, JAKARTA, 1997;
6. OEMAR HAMALIK, PROSES BELAJAR MENGAJAR, BUMI AKSARA,
JAKARTA, 2013;
7. RUGAIYAH, PROFESI KEPENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF

DAFTAR PUSTAKA
138
8. RUSMAN, MODEL-MODEL PEMBELAJARAN, RAJAGRAFINDO PERSADA,
JAKARTA, 2008;
9. WINA SANJAYA, KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN, PRENAMEDIA GROUP,
JAKARTA, 2008;
10. -------------------STRATEGI PEMBELAJARAN, PRENAMEDIA GROUP, JAKARTA,
2006;
11. UNDANG-UNDANG RI NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL;
12. PERATURAN PEMERINTAH NO. 32 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
PEMERINTAH NO. 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN.

STKIP KUSUMA NEGARA
PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS

Pendidikan dan pembelajaran

Recommended

Recommended

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Similar to Pendidikan dan pembelajaran

Similar to Pendidikan dan pembelajaran (20)

More from Eka Rista Harimurti

More from Eka Rista Harimurti (6)

Recently uploaded

Recently uploaded (20)

Pendidikan dan pembelajaran