3. Pengertian Mesir Kuno
Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur
laut Afrika. Peradaban Mesir Kuno tumbuh dan berkembang
di Negeri Mesir. Peradaban ini terpusat di sepanjang hilir
sungai Nil. Peradaban ini dimulai dengan unifikasi Mesir
Hulu dan Hilir sekitar 3150 SM, dan selanjutnya berkembang
selama kurang lebih tiga milenium.
5. Kemajuan dalam bidang arsitektur, seni, dan teknologi dibuat pada masa Kerajaan
a. Kemajuan ini didorong oleh meningkatnya produktivitas pertanian, yang
ungkinkan karena pemerintahan pusat dibina dengan baik. Di bawah pengarahan
ir, pejabat-pejabat negara mengumpulkan pajak, mengatur proyek irigasi untuk
ingkatkan hasil panen, mengumpulkan petani untuk bekerja di proyek-proyek
bangunan, dan menetapkan sistem keadilan untuk menjaga keamanan. Dengan
ber daya surplus yang ada karena ekonomi yang produktif dan stabil, negara mampu
mbiayai pembangunan proyek-proyek kolosal dan menugaskan pembuatan karya-
a seni istimewa. Piramida yang dibangun oleh Djoser, Khufu, dan keturunan mereka,
upakan simbol peradaban Mesir Kuno yang paling diingat.
6. Firaun Kerajaan Pertengahan berhasil mengembalikan kesejahteraan dan
kestabilan negara, sehingga mendorong kebangkitan seni, sastra, dan proyek
pembangunan monumen. Mentuhotep II dan sebelas dinasti penerusnya berkuasa
dari Thebes, tetapi wazir Amenemhat I, sebelum memperoleh kekuasaan pada awal
dinasti ke-12 (sekitar tahun 1985 SM), memindahkan ibukota ke Itjtawy di Oasis
Faiyum. Dari Itjtawy, firaun dinasti ke-12 melakukan reklamasi tanah dan irigasi
untuk meningkatkan hasil panen. Selain itu, tentara kerajaan berhasil merebut
kembali wilayah yang kaya akan emas di Nubia, sementara pekerja-pekerja
membangun struktur pertahanan di Delta Timur, yang disebut "tembok-tembok
penguasa", sebagai perlindungan dari serangan asing.
K
E
R
A
J
A
A
N
P
E
R
T
E
N
G
A
H
A
N
7. Firaun-firaun Kerajaan Baru berhasil membawa kesejahteraan yang tak
tertandingi sebelumnya. Perbatasan diamankan dan hubungan diplomatik
dengan tetangga-tetangga diperkuat. Kampanye militer yang dikobarkan oleh
Tuthmosis I dan cucunya Tuthmosis III memperluas pengaruh firaun ke
Suriah dan Nubia, memperkuat kesetiaan, dan membuka jalur impor
komoditas yang penting seperti perunggu dan kayu. Firaun-firaun Kerajaan
juga memulai pembangunan besar untuk mengangkat dewa Amun, yang
kultusnya berbasis di Karnak. Firaun perempuan Hatshepsut menggunakan
propaganda semacam itu untuk mengesahkan kekuasaannya. Masa
kekuasaannya yang berhasil dibuktikan oleh ekspedisi perdagangan ke Punt,
kuil kamar mayat yang elegan, pasangan obelisk kolosal, dan kapel di Karnak.
Kerajaan Baru
8. Raja-raja yang memerintah
zaman Mesir Baru1. Ahmosis I.
Ia berhasil mengusir bangsa Hyksos dari Mesir sehingga berkuasalah dinasti ke 18, ke 19 dan ke
20.
2. Thutmosis I.
Pada masa pemerintahannya Mesir berhasil menguasai Mesopotamia yang subur.
3. Thutmosis III.
Merupakan raja terbesar di Mesir. Ia memerintah bersama istrinya Hatshepsut. Batas wilayah
kekuasaannya di timur sampai Syria, di selatan sampai Nubia, di barat sampai Lybia dan di utara
sampai pulau Kreta dan Sicilia. Karena tindakannya tersebut ia digelari “Napoleon dari Mesir”.
Thutmosis III juga dikenal karena memerintahkan pembangunan Kuil Karnak dan Luxor.
4. Imhotep IV.
Kaisar ini dikenal seorang raja yang pertama kali memperkenalkan kepercayaan yang bersifat
monotheis kepada rakyat Mesir kuno yaitu hanya menyembah dewa Aton (dewa matahari) yang
merupakan roh dan tidak berbentuk. Ia juga menyatakan sebagai manusia biasa dan bukan dewa.
5. Ramses II.
Ramses II dikenal membangun bangunan besar bernama Ramesseum dan Kuil serta makamnya di
Abusimbel. Ia juga pernah memerintahkan penggalian sebuah terusan yang menghubungkan
daerah sungai Nil dengan Laut Merah namun belum berhasil.