1. ii
MANAJEMEN PENDIDIKAN
MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
Disusun oleh:
Arif Akbar
Edward Kurnadi
Nadea Uzmah
Rayi Asyhada
Triyani Ambar Sari
Wafa Nurul . A
P. IPS C 2014
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang
lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dengan demikian kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam
manajemen, bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan adalah inti dari managemen.
Di dalam kenyataan, tidak semua orang yang menduduki jabatan pemimpin memiliki
kemampuan untuk memimpin atau memiliki ‘kepemimpinan’, sebaliknya banyak orang yang
memiliki bakat kepemimpinan tetapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk menjadi
pemimpin dalam arti yang sebenarnya. Sedang pengertian ‘kepala’ menunjukan segi formal
dari jabatan pemimpin saja, maksudnya secara yuridis-formal setiap orang dapat saja
diangkat mengepalai sesuatu usaha atau bagian (berdasarkan surat keputusan atau surat
pengangkatan), walaupun belum tentu orang yang bersangkutan mampu menggerakan
mempengaruhi dan membimbing bawahannya serta (memimpin) memiliki kemampuan
melaksanakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan.
Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia yang berkepribadian,
dalam mengembangkan intelektual peserta didik dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan perannya sangat penting untuk
membantu guru dan muridnya. Didalam kepemimpinannya kepala harus dapat memahami,
mengatasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi di lingkungan sekolah.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah telah ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi kompetensi yaitu:
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Kelima kompetensi tersebut
harus melekat dalam pribadi kepala sekolah, agar ia bisa menjadi pemimpin yang efektif.
Dalam kerangka Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), kepala sekolah bertanggungjawab atas
pelaksanaan: 1) manajemen sekolah; 2) pembelajaran aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM); dan 3) peningkatan peran serta masyarakat dalam mendukung
program sekolah. Karena itu, kepala sekolah selayaknya memiliki kemampuan manajerial
yang memadai.
3. ii
Selain sebagai pemimpin, kepala sekolah juga merupakan manajer, yang dituntut
memiliki kemampuan manajerial terkait dengan terwujudnya sekolah efektif. Karena itu,
kedudukan kepala sekolah tidak bisa dipegang oleh sembarang orang. Kepala sekolah harus
memenuhi kompetensi minimal seperti telah disebutkan sebelumnya. Perilaku kepemimpinan
merupakan tindakan-tindakan spesifik seorang dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan
kerja anggota kelompok (Mulyadi, 2010: 47).
Sebagai pemimpin yang mempunyai pengaruh, ia berusaha agar nasehat, saran dan jika
perlu perintahnya di ikuti oleh guru-guru. Dengan demikian ia dapat mengadakan perubahan-
perubahan dalam cara berfikir, sikap, tingkah laku yang dipimpinnya. Dengan kelebihan yang
dimilikinya yaitu kelebihan pengetahuan dan pengalaman, ia membantu guru-guru
berkembang menjadi guru yang profesional.
Pada sistem organisasi sekolah, kepala sekolah merupakan pemimpin bagi masyarakat
sekolah lainnya baik guru, karyawan, dan siswa. Sebagai pemimpin, maka perilaku kepala
sekolah akan berpengaruh terhadap perilaku masyarakat sekolah lainnya. Perilaku positif dari
kepala sekolah akan memacu guru dan karyawan memberikan perilaku yang positif dalam
mencapai tujuan pendidikan. Sebaliknya, perilaku kepala sekolah yang negatif merupakan
awal dari gagalnya penyelenggaran pendidikan di sekolah tersebut.
Sehingga manajemen kepemimpinan sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan
kualitas baik-buruknya suatu sekolah. Maka dari itu penulis tertarik menelaah dalam sebuah
karya tulis ilmiah yang berjudul “Konsep Dasar Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Kualitas Sekolah”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut:
1). Apa definisi dan hakikat kepemimpinan?
2). Bagaimana Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kualitas
sekolah ?
4. ii
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini sesuai dengan rumusan masalah yang
diangkat adalah sebagai berikut :
1). Untuk mengetahui apa definisi dan hakikat kepemimpinan.
2). Untuk mengetahui bagaimana manajemen kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan kualitas sekolah.
5. ii
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi dan Hakikat Kepemimpinan
Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep
yangmenjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih pendapat diantara para pakar.
Di satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh merupakan maut,
tetapi definis tentang suatu pokok persoalan diperlukan.
Para peneliti biasanya mendefiinisikan “kepemimpinan” menurut pandangan pribadi
mereka, serta aspek-aspek fenomena dari kepentinganyan yang paling baik bagi para pakar
yang bersangkutan. Bahkan Stogdil membuat kesimpulan , bahwa : There are almost many
definitions of leadership as there persons who have attempted to define the concept.
Kepemimpinan diterjemahkan ke dalam istilah : sifat-sifat , perilaku pribadi, pengaruh
terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerjasama antarperan, kedudukan dari satu
jabatan administratif, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh.
Dalam suatu definisi terkandung suatu makna atau nilai-nilai yang dapat
dikembangkan lebih jauh, sehingga dari suatu definisi dapat diperoleh suatu pengertian yang
dapat dikembangkan lebih jauh, satu diantara definisi kepemimpinan yang bemacam-macam
tersebut, mengemukakan :
"Leadership is interpersonal influence exercied in a situation, and dir"ected,
throughthe communication process, toward the attainment of a specified goal or goals”
(Tannembaum, Weshler & Massarik, 1961; hlm. 24).
Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang bersifat
umum, seperti :
a. Di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih.
b. Di dalam melibatkan proses mempengaruhi, dimana pengaruh yang disengaja
digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan.
6. ii
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kepemimpinan dalam Manajemen Sekolah
Usaha peningkatan pendidikan di sekolah perlu didukung oleh efektivitas
kepemimpinan kepala sekolah. Sekolah perlu berkembang dan maju dari tahun ke tahun.
Kenyataannya, menunjukkan bahwa kemajuan sekolah sangat ditentukan oleh sejauhmana
tingkat kemajuan manajemen dalam administrasi sekolah. Manajemen selalu berkaitan
dengan kehidupan organisasi sosial dimana terdapat sekelompok orang yang menduduki
berbagai jenjang tingkat kepemimpinan dan sekelompok orang lain yang tanggung jawab
utamanya adaah menyelenggarakan kegiatan operasional. Pendapat ini sangat mendasar
karena keberhasilan seseorang yang menduduki jabatan tidak lagi diukur dari keterampilan
menyelenggerakan kegiatan operasional, melainkan dari kemahiran dan kemampuannya
menggerakkan orang lain.
Manusia merupakan makhluk sosial. Sifat alami manusia antara lain saling
membutuhkan gotong royong, bermusyawarah, kebersamaan, dan saling ketergantungan satu
sama lainnya. Implementasi dari sifat-sifat tersebut, maka diperlukan hubungan atau interaksi
baik di suatu kelompok masyarakat atau organisasi. Kemajuan suatu organisasi diperlukan
seorang sosok pemimpin yang baik diantara mereka, karena peminmpin merupakan
komponen yang mengikat stu kesatu kesatuan dalam suatu kelompok.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolah merupakan pemimpin puncak yang
menentukkan keberhasilan sekolah tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan. Dari kata
pemimpin itulah kemudian muncul istilah kepemimpinan setelah melalui proses yang panjang
(Rival: 2007). Seseorang pemimpin yang menginginkan keberhasilan dalam lembaga atau
organisasi yang dipimpinnya harus banyak memiliki sutau kelebihan yang dapat diteladani
oleh para bawahannya. 1
Kepala sekolah adalah orang yang memiliki kekuasaan serta pengaruh dalam
menentukkan kegiatan belajar mengajar di sekolah itu. Kepemimpinna kepala sekolah akan
berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks
dan unik serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seorang yng diberikan
tanggung jawab untuk mengatur dan memimipin sekolah agar tercapainya tujuan sekolah.
1
Kompri, Manajemen Pendidikan, 2015, (Bandung: Alfabeta), hlm. 232
7. ii
Menurut Hendayat Soetopo, dkk, (1988 :37) tugas-tugas kepemimpinan kepala
sekolah secara umum meliputi hal-hal berikut : 2
1. Meningkatkan diri dan staf secara profesional.
2. Meningkatkan pengajaran di kelas.
3. Menyusun dan meningkatkan program pendidikan di sekolah.
4. Memberikan bimbingan dan meningkatkan disiplin.
5. Menumbuhkan profesi dan bidang kerja masing-masing.
6. Mengusahakan hubungan dengan masyarakat.
3.2 Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, mempimpin dan
mengendalikan usaha anggota organisasi serta pendayagunaan sekuruh sumber daya
organisasi dalam rang
Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dari pengertian tersebuit, yaitu proses,
pendayagunaan seluruh sumber organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
1. Proses, adalah suatu cara yang sistematik dalam mengerjakan sesuatu.
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, antara lain :
a. Merencanakan, dalam arti kepala sekolah harus benar-benar
memikirkan dan merumumuskan dalam suatu program tujuan dan
tindakan yang harus dilakukan.
b. Mengorganisasikan, berarti bahwa kepala sekolah harus mampu
menghimpun dan mengkoordinasikan sumber daya manusia dan
sumber-sumber material sekolah, sebab berbagai keberhaslan sekolah
bergantung pada kecakapan dalam mengatur dan mendayagunakan
berbagai sumber dalam menacapai tujuan.
2
Ibid., hlm. 233
8. ii
c. Mempimpinm dalam arti kepala sekolah mampu mengarahkan dan
mempengaruhi seluruh sumber daya manusia untuk melakukan tugas-
tugasnya yang esensial.
d. Mengendalikan, dalam arti kepala sekolah memperoleh jaminan,
bahwa sekolah berjalan mencapai tujuan.
2. Sumber daya suatu sekolah, meliputi : dana, perlengkapan, informasi, maupun sumber
daya manusia, yang masing-masing berfungsi sebagai pemiklir, perencana, pelaku
serta pendukung untuk mencapai tujuan.
3. Mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Berarti bahwa kepala sekolah berusaha untuk mencapai tujuan akhir yang bersifat
khusus (specific ends). Tujuan akhir yang spesifik ini berbeda-beda antara organiasi yang
satu dengan organisasi yang lain. Tujuan ini bersifat khusus dan unik. Namun apapun
tujuan spesifik dari organisasi tertentu, manjemen adalah merupakan proses, melalui
manjemen tujuan tersebut dapat dicapai.
Seorang manajer di sekolah, kepala sekolah pada hakikatnya adakah seorang
perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali. Keberadaan kepala sekolah di
dalam sekolah sangat diperlukan, sebab kepala sekolah adalah penentu keberhasilan di
sekolah yang ia pimpin.
Menurut Stoner ada delapan macam fungsi seorang manajer yang perlu
dilaksanakan dalam dalam suatu organisasi yaitu bahwa para manajer :3
1. Bekerja dengan, dan melalui orang lain.
2. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.
3. Dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai
persoalan.
4. Berpikir secara realistik dan konseptual.
5. Juru penengah.
6. Seorang politisi.
3
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, 2003, (Jakarta : PT Grafindo Persada), hlm. 96
9. ii
7. Seorang diplomat.
8. Pengambil keputusan yang sulit.
Kedelapan fungsi manajer yang dikemukakan oleh Stoner tersebut tentu saja
berlaku bagi setiap manajer organisasi appaun, termasuk kepala sekolah. Dari fungsi
Stoner dapat dijabarkan fungsi kepala sekolah sebagai seorang manajer :
a. Kepala sekolah bekerja sama dengan dan melalui orang lain (work with
and through other people).
Dalam fungsi ini kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di
lingkungan sekolah. Di lingkungan sekolah, kpala sekolah bekerja sama
dengan para guru, siswa, staf, dan orang tua siswa.
b. Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan
(responsible and accountable).
Keberhasilan dan kegagalan bawahan adalah suau perceminan langsung
keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin. Dengan demikian, kepala
sekolah bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh
bawahan.
c. Kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan (managers
balance competing goals and set priorities).
Seorang kepala sekolah harus mampu menentukan suatu prioritas bilamana
terjadi konflik di dalam sekolah.
d. Harus berpikir secara analistik dan konseptual (must think analyctic and
cocceptually).
Kepala sekolah dituntut harus dapat memecahkan suatu persoalan melalui
analisis kemudian menyelesaikan masalah dengan solusi yang feasible.
e. Kepala sekolah sebagai juru penengah (mediators)
Lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi, di dalamnya terdiri dari
manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda sehingga tak
10. ii
terhindarkan dari konflik. Untuk itu, kepala sekolah harus menjadi
penengah untuk menenghai pertentangan tersebut.
f. Kepala sekolah sebagai politisi (politicas)
Sebagai seorang politisi, kepala sekolah harus dapat membangun
hubungan kerjasama melalui pendekatan persuasi dan kompromi. Selain
itu, kepala sekolah juga harus meningkatkan tujuan organisasi dan
mengembangkan program ke depannya.
g. Kepala sekolah adalah seorang diplomat.
Peranan diplomat yang dimaksud, kepala sekolah dalam berbagai macam
pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang
dipimpinnya.
h. Kepala sekolah berfungsi sebagai pengambil keputusan yang sulit (make
difficult decisions)
Tidak ada satupun organisasi yang berjalan mulus tanpa problem. Apabila
teradi masalah di dalam sekolah diharapkan kepala sekolah berperan
sebagai orang yang dapat menyelesaikan pesolana sulit tersebut.
3.3 Kepala Sekolah Sebagai Seorang Pemimpin
A. Definisi atau Konsepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah
Diantara pakar yang membicarakan masalah kepemimpinan adalah
Koontz, O’Donnel, dan Welhrich. Di dalam bukunya yang berjudul
Management, centakan seni, atauiketujuh, dikemukakan bahwa secara
umum , merupakan pengaruh, seni, atau proses mempengaruhi orang lain,
sehingga mereka dengan penuh kemanuan berusaha ke arah tercapainya tujuan
organisasi. 4
(Leadership a generally defined simply as influece the art or process
of influecing people so that they will strive willingly toward the achievement
of group social).
4
Ibid., hlm. 103
11. ii
Dari konsep tersebut dapat dikembangkan bahwa di dalamnya
terkandung makna berkemanuan keras, semangat, dan memimpin. Dengan
makna Koontz tersebut kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus
mampu :
a. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan
percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas
masing-masing.
b. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para
siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi
kemajuan dan memberikan inspirasi sekolkah dalam mencapai tujuan.
Menurut Hick delapan rangkaian peranan pemimpinan (leadership
functions), yaitu: adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan,
sebagai katalisator, menciptakan rasa aman sebagai wakil organisasi, sumber
inspirasi, dan terakhir bersedia menghargai.5
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harusnya dalam praktek
sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktekkan delapan
fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah.
a. Dalam kehidupan sehari-hari kepala sekolah akan dihadapkan
kepada sikap para guru, staf, dan para siswa yang punya latar
belakang berbeda-beda sehingga terkadang konflik pun terjadi
Dalam menghadapi hal ini kepala sekolah harus bersifat adil,
tidak ada pihak yang dikalahkan atau dianak emaskan.
a. Sugesti atau saran sangat diperlukan bawahan dalam
melaksanakan tugas. Para guru, staf, dan para siswa hendaknya
selalu mendapatkan anjuran dari kepala sekolah sehingga saran
tersebut dapat meningkatkan semangat dalam menjalankan
tugasnya.
5
Ibid., hlm. 106
12. ii
b. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi memerlukan
dukungan, dana, sarana dan sebagainya. Maka itu, kepala
sekolah bertanggung jawab memenuhi atau menyediakan
dukungan yang diperlukan oleh para guru, staf dan para siswa.
c. Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu
menimbulkkan dan menggerakkan semangat para guru, staf,
dan para siswa.
d. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat memberikan
rasa aman terhadapa para guru, staf, dan para siswa. Agar
dalam melaksanakan tugasnya mereka terhindar dari
kegelisahan atau kekhawatiran.
e. Seorang kepala sekolah selaku pemimpin akan menjadi pusat
perhatian , artinya semua pandangan akan diarahakan ke kepala
sekolah sebagai seorang yang mewakili kehidupan sekolah.
f. Kepala sekolah adalah sumber semnagat para guru, staf, dan
para guru. Kepala sekolah harus memberi semangat kepada
para guru, staf, dan para siswa agar mereka memahami tujuan
secara antusias agar tercapainya tujuan sekolah.
g. Kepala sekolah harus menghargai apapun yang dihasilkan oleh
para mereka ytang menjadi tanggung jawabnya. Penghargaan
tersebut bisa berupa pemenuhan faslilitas, penangkatan guru,
dan kesempatan mengikuti pendidikan lanjut.
3.4 Tanggung Jawab Pembinaan Kepala Sekolah
1. Pembinaan Program Pengajaran
Berdasarkan hasil penelitian para peneliti yang dilakukan oleh pakar,
bahwa kepala sekolah dan sekolah yang berhasil menunjukkan adanya :
a. Keterkaitan terhadap perbaikan pengajaran.
13. ii
b. Pengetahuan dari/ dan partisipan yang kuat di dalam aktivitas kelas.
c. Pemantauan terhadap penggunaan efektivitas waktu pelajaran.
d. Usaha membantu efektivitas program tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pelajaran.
e. Memiliki sikap positif ke arah para guru, pustakawan, laboran, tenaga
adminitrasi dan para siswa.
Oleh sebab itu pentingnya pembinaan pengajaran sebagai suatu usaha
memperbaiki program pengajaran untyuk dipahami oleh setiap kepala sekolah.
Dengan memahami tahap-tahap proses perbaikan pengajaran akan membantu
para sekolah untuk melaksanakan pembinaan program pengajaran.
Ada empat fase proses pembinaan pengajaran diataranya yaiu penilaian
sasaran program, merencanakan perbaikan program, melaksanakan perubahan
program, dan evaluasi perubahan program.
2. Pembinaan Kesiswaan
Tanggung jawab kepala sekolah dalam hal pembinaan kesiswaan
adalah mengadakan pengendalian kehadiran para siswa, penerapan disiplin,
kebebasan mengemukakan pendapat, dan menghormati proses hak-hak seluruh
siswa secara tepat.
Pembinaan kesiswaan dapat dilakukan melalui : Latihan Dasar
Kepemimpinan, Organisasi Kesiswaan, dan Kegiatan Ekstrakulikuler.
BAB IV
PENUTUP
14. ii
4.1 Kesimpulan
Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk memengaruhi
perilaku orang lain dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah
kemampuan untuk mengarahkan dan memengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas
yang harus dilaksanakannya. Menurut Stoner, semakin banyak jumlah sumber kekuasaan
yang tersedia bagi pemimpin, akan makin besar potensi kepemimpinan yang efektif (Fattah,
2004: 88).
Kepemimpinan dalam penerapan manajemen sekolah memerlukan dua keterampilan
yaitu keterampilan memimpin dan keterampilan mengelola (kepemimpinan dan manajerial).
Perilaku kepemimpinan dalam melaksanakan keterampilan ini memegang peranan yang
sangat penting untuk untuk meningkatkan kualitas sekolah. Perilaku kepemimpinan yang
positif dan mendukung terhadap penerapan manajemen kepala sekolah akan lebih mencapai
keberhasilan.
4.2 Saran
Dari uraian diatas, maka besar harapan penulis atas saran yang nantinya dapat
dijadikan kritik yang membangun atas ketidak sempurnaan makalah ini. Semoga tulisan yang
singkat dan sederhana ini memiliki manfaat bagi pembaca sebagai renungan dalam menjalani
kehidupan di era globalisasi dan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Kompri, 2015, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
15. ii
Wahjosumidjo, 2003, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Grafindo Persada.
Mulyadi. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budya
Mutu. Malang : UIN Maliki Press.