Analisis masalah pembelajaran kimia di SMK PABA Binjai menemukan bahwa (1) silabus yang digunakan belum sesuai dengan KTSP, (2) buku ajar yang digunakan belum sesuai kurikulum, dan (3) terdapat kendala seperti fasilitas laboratorium yang kurang memadai dan kesulitan memahami materi.
Analisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjai
1. ANALISIS MASALAH PEMBELAJARAN KELAS XII JURUSAN
PERTANIAN DI SMK PABA BINJAI
Dina Adreini Br Tarigan
Dina_Adreini@yahoo.co.id
Program Studi Pendidikan Kimia Pasca Sarjana Unimed
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah pembelajaran di
SMK PABA Binjai kelas XII jurusan pertanian dan mengetahui kurikulum silabus yang
digunakan di sekolah tersebut. Dimana masalah-masalah pembelajaran yang analisis
adalah masalah bahan ajar yang digunakan di sekolah tersebut apakah sudah sesuai atau
belum sesuai dengan silabus yang diterapkan, masalah pembelajaran yang meliputi
berbagai faktor yaitu: faktor siswa, guru, fasilitas sekolah, dan masalah sumber belajar.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK PABA Binjai yang menjadi sampel adalah kelas XII
jurusan pertanian. Instrumen yang digunakan adalah wawancara dan angket. Wawancara
dilakukan dengan pembantu kepala sekolah dan guru, pemberian angket dilakukan pada
siswa. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskritif (%). Berdasarkan hasil
wawancara dan jawaban angket ditemukan bahwa pelaksanaan kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SMK PABA Binjai kelas XII jurusan pertanian masih kurang baik, silabus
yang digunakan masih belum dikembangkan (diadopsi langsung dari model silabus
BSNP). Analisis materi ajar menunjukkan bahwa buku yang digunakan belum sesuai
dengan kurikulum yang digunakan sekolah. Buku yang digunakan adalah MASTER
(Materi Ringkas dan Soal Terpadu kimia Sekolah Menengah Atas) karangan Sri Wahyuni
berisi ringkasan materi dan soal soal kimia SMA (dari kelas 1 sampai kelas 3). Referensi
buku lainnya yang digunakan guru adalah terbitan ARMICO, buku ini telah sesuai
dengan kurikulum silabus. Namun tidak semua siswa memiliki buku pegangan sendiri.
Masalah pembelajaran (meliputi faktor siswa, guru, fasilitas) yang ditemukan adalah
sulitnya materi kimia yang dipahami oleh beberapa siswa, tidak ada buku pegangan bagi
beberapa siswa, kurangnya kualifikasi guru kimia yang berlatarbelakang non
kependidikan, fasilitas sekolah yang belum lengkap diantaranya alat-alat dan bahan-
bahan laboratorium sekolah yang masih kurang, koleksi buku-buku kimia pertanian
terbitan terbaru yang belum cukup. Sumber belajar yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran selain di ruangan kelas dan laboratorium sekolah adalah kebun percobaan
yang ada di lingkungan sekolah. Sumber belajar ini sudah cukup baik, namun alangkah
lebih baik lagi apabila siswa dibawa langsung ke kebun pertanian atau perkebunan.
2. PENDAHULUAN
Keberhasilan pendidikan nasional ditentukan oleh prestasi siswa di tiap-
tiap sekolah di seluruh daerah Indonesia. Faktor penentu keberhasilan siswa terdiri
dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi aspek biologis,
intelegensi, psikologis, minat, motivasi dan cara belajar siswa. Faktor eksternal
meliputi aspek lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.
(Mursyid, 2010). Sekolah sebagai faktor eksternal penentu keberhasilan siswa
memegang peranan yang tidak kalah pentingnya dengan faktor internal siswa.
Untuk itu sekolah berupaya melakukan berbagai tindakan yang bermanfaat untuk
meningkatkan keberhasilan siswa. Diantaranya penggunaan kurikulum yang tepat,
menyediakan tenaga pengajar yang berkualitas, menyediakan fasilitas sekolah
yang lengkap, mekondisikan iklim sekolah yang kondusif untuk belajar dan lain
sebagainya.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu
lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan
tersebut. Penggunaan kurikulum yang saat ini diimplementasikan lingkungan
pendidikan sekolah Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum
operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008
dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006
dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang
3. dikeluarkan oleh BSNP. Pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada
sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen
Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan
juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi
setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka
KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi
lingkungan dan kebutuhan masyarakat.
Meskipun KTSP telah di terapkan di berbagai sekolah, namun masih
banyak siswa yang tidak lulus ujian nasional (UN). Ini dapat dilihat dari data nilai
rata ujian akhir mata pelajaran bahasa inggris 4,00. Sementara untuk pelajaran
kimia, matematika, fisika dan biologi nilai rata-rata siswa adalah 5,00. Pada tahun
2004/2005 nilai rata-rata ujian nasional mereka 6,26, pada tahun 2005/2006 6,22
dan 7,13 pada tahun 2006/2007 sementara tahun 2007/2008 nilai rata-rata mereka
7,34 (Puspendik, 2008). Indikator ini menunjukkan bahwa masih ada masalah-
masalah pembelajaran yang terjadi disekolah.
Untuk itu peneliti bertujuan meneliti kesesuaian materi ajar khususnya
kimia dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan di
sekolah, serta menganalisis bahan ajar, masalah pembelajaran yang meliputi
faktor siswa, guru dan fasilitas sekolah, dan masalah sumber belajar (resourches).
Yang menjadi rumusan masalah adalah: apakan ada kesesuaian materi
ajar khususnya kimia dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
diterapkan di sekolah? Bagaimana bahan ajar yang digunakan di sekolah?
Masalah-masalah pembelajaran apa yang ditemukan di sekolah yang menghambat
proses pembelajaran? sumber belajar apa saja yang digunakan guru untuk
melakukan proses pemeblajaran?
Tempat penelitian dilakukan di SMK PABA Binjai jurusan Pertanian
kelas XII. Penelitian dilakukan selama 2 hari (tanggal 16 dan 19 Februari 2010).
Hari pertama observasi dan wawancara, dan hari kedua pemberian angket pada
siswa.
METODE PENELITIAN
4. Penelitian ini dilaksanakan di SMK PABA Binjai kelas XI jurusan
pertanian, data diperoleh melalui wawancara dengan pembantu kepala sekolah,
guru dan siswa, pemberian angket untuk siswa, mengunjungi perpustakaan, ruang
kelas, laboratorium, data lain berupa, silabus, buku pelajaran yang digunakan.
Semua data kemudian dianalisis untuk memetakan masalah sehubungan dengan
pelaksanaan KTSP dan analisis buku yang digunakan guru dan siswa serta
kendala dalam pelaksanaan pembelajaran. Populasi penelitian adalah siswa SMK
PABA jurusan pertanian kelas XII (dua belas) sebanyak satu kelas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Wawacara
Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan pihak sekolah yaitu pembantu
kepala sekolah bidang kurikulum, guru kimia, para siswa kelas XII jurusan
pertanian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PABA diperoleh data-data berikut:
1. Implementasi KTSP di kelas XII Pertanian SMK PABA Binjai belum
sepenuhnya dilaksanakan.
2. Silabus yang digunakan SMK Pertanian PABA Binjai kelas XII adalah
silabus dari BSNP yang belum dikembangkan. Guru kimia telah menyusun
prota, prosem dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) berdasarkan
silabus dari BSNP.
3. Guru yang mengajarkan bidang studi kimia di kelas XII jurusan Pertanian
SMK PABA Binjai hanya satu orang dan guru tersebut membawakan 2
bidang studi sekaligus yaitu kimia dan fisika.
4. Laboratorium IPA yang ada disekolah hanya ada satu merangkap sebagai
lab kimia, fisika, dan biologi.
5. Areal sekolah cukup luas dilengkapi dengan kebun percobaan yang
ditanami dengan berbagai tanaman seperti kelapa sawit, jambu, pisang dan
sebagainya.
6. Para siswa lebih sering melakukan percobaan di kebun percobaan daripada
di laboratorium.
5. 7. Perpustakaan sekolah dilengkapi dengan televisi sehingga ketika ada jam
kosong, siswa yang ke perpustakaan lebih menyempatkan diri menonton
televisi daripada membaca buku. Buku- buku pelajaran yang ada di
perpustakaan sudah cukup lengkap namun untuk edisi terbaru masih
kurang khususnya buku pelajaran kimia untuk jurusan pertanian.
Hasil Angket
Angket yang digunakan terdiri dari 12 item choice, angket berisi
pertanyaan tentang materi ajar kimia, bahan pembelajaran ( terdiri dari faktor,
siswa, guru dan fasilitas sekolah). Hasil angket yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
SISWA KOMPONEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Mi B A A A D A B A B A A
Ze B A A A C A B A B A A
Da B C C A B A B A B B B
Ar B D C A C A B C B A B
Di B A A A A B A C B C B
Ir B C C A C A B A B B B
Be C D A A D C C C C D B
Ja B C D A D A B A D B B
Sa B C D A D C C C B C B
Ad B C A A A C B C B B D
He B C A C D B B C B B D
Mhd. A B D C A D A B A B C D
Keterangan :
Komponen 1-12 adalah pertanyaan.
1. Apakah anda menyukai pelajaran kimia?
Sebesar 91,66 % siswa menjawab B (suka kimia)
6. Sebesar 7,63 % siswa menjawab C (tdk suka kimia)
Kesimpulan: 91,66 % siswa Kelas XII jurusan pertanian SMK Pertanian
PABA suka terhadap pelajaran kimia.
2. Apakah yang membuat anda tidak menyukai pelajaran kimia?
Sebesar 25 % siswa menjawab A (materinya sulit dipahami)
Sebesar 50 % siswa menjawab B (fasilitas laboratorium sekolah yang
kurang lengkap).
Sebesar 25 % siswa menjawab D (buku materi yang digunakan tidak relevan)
Kesimpulan: sebesar 50 % siswa tidak menyukai pelajaran kimia karena
fasilitas sekolah yang kurang lengkap, sebesar masing-masing 25 % karena
materinya sulit dipahami dan tidak relevean.
3. Dalam mempelajari kimia bagian mana yang sangat sulit untuk dipahami?
Sebesar 50 % siswa menjawab A, (perhitungan kimianya).
Sebesar 33,3 % siswa menjawab C, (kaitan antar konsep)
Sebesar 16,66 % siswa menjawab D, (praktikum di laboratorium).
Kesimpulan: sebesar 50 % bagian yang kimia yang paling sulit dipahami
siswa adalah perhitungan kimianya.
4. Apakah penerbit buku materi ajar kimia yang anda gunakan? Tuliskan nama
pengarangnya!
Sebesar 91,66 % siswa menjawab A, (erlangga).
Sebesar 7,63 % siswa menjawab C, (Grafindo).
Kesimpulan: buku materi ajar kimia yang digunakan oleh siswa Kelas XII
SMK Pertanian PABA, adalah Erlangga.
5. Bagaimana menurut anda tentang buku materi ajar kimia yang anda gunakan?
Sebesar 16,66 % siswa menjawab A, (sulit untuk dipahami).
Sebesar 7,63 % siswa menjawab B, (mudah untuk dipahami)
Sebesar 25% siswa menjawab C, (materinya terlalu bertele-tele).
Sebesar 50 % siswa menjawab D, (bisa dipahami).
Kesimpulan: Menurut siswa kelas XII SMK Pertanian PABA Binjai buku
erlangga karangan Sri Wahyuni bisa dipahami.
7. 6. Apakah buku materi ajar kimia yang anda gunakan sesuai dengan jurusan anda
(pertanian)?
Sebesar 50 % siswa menjawab A, (sesuai).
Sebesar 16,66 % siswa menjawab B, (tidak sesuai).
Sebesar 25 % siswa menjawab C, (berkaitan dengan jurusan pertanian).
Kesimpulan: menurut 50 % siswa kelas XII SMK Pertanian PABA Binjai buku
erlangga karangan Sri Wahyuni yang mereka gunakan telah sesuai dengn
jurusan mereka, namun sebesar 16,66 % siswa mengatakan bahwa buku
tersebut tidak sesuai dengan jurusan mereka.
7. Menurut anda, bagaimakah fasilitas laboratorium yang ada di sekolah anda?
Sebesar 7,63 % siswa menjawab A, (lengkap).
Sebesar 75 % siswa menjawab B, (kurang lengkap).
Sebesar 16,66 % siswa menjawab C, (tidak lengkap).
Kesimpulan: sebahagian besar yakni 75 % siswa berpendapat bahwa
laboratorium yang mereka gunakan utuk mendukung pelajaran kimia masih
kurang lengkap, sedangkan sisanya berpendapat bahwa laboratorium kimia
mereka tidak lengkap.
8. Berapa kali dalam setiap semester, anda melakukan praktikum disekolah?
Sebesar 50 % siswa menjawab A, (satu kali dalam semester).
Sebesar 50 % siswa menjawab C, (jarang dilakukan praktikum).
Kesimpulan: sebahagian siswa kelas XII SMK Pertanian PABA Binjai
mengatakan bahwa praktikum dilaksanakan hanya 1 kali dalam semester,
sedangkan sebahagian lagi mengatakan bahwa praktikum jarang dilakukan
9. Apakah menurut anda buku-buku yang terdapat di perpustakaan sekolah anda
memenuhi standart?
Sebesar 83,33 % siswa menjawab B, (Cukup).
Sebesar 7,63 % siswa menjawab C, (belum cukup).
Sebesar 7,63 % siswa menjawab D, (tidak cukup sama sekali).
Kesimpulan: sebahagian besar siswa di Kelas XII SMK Pertanian PABA
Binjai, berpendapat bahwa buku-buku yang terdapat di perpustakaan sekolah
8. mereka sudah cukup memenuhi standart sedangkan sisanya berpendapat
belum cukup, bahkan tidak cukup memenuhi standart sama sekali.
10. Apakah guru kimia menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar selama ini?
Sebesar 25 % siswa menjawab A, (selalu menggunakan media pada saat
pertemuan).
Sebesar 41.66 % siswa menjawab B, (pada topik tertentu saja).
Sebesar 25 % siswa menjawab C, (setiap pergantian bab materi pokok).
Sebesar 7.63 % siswa menjawab D, (tidak pernah).
Kesimpulan: dari jawaban siswa dapat disimpulkan bahwa guru kimia mereka
menggunakan media pembelajaran pada topik tertentu saja.
11. Media apa yang biasa digunakan guru anda dalam proses belajar mengajar di
kelas?
Sebesar 16.66 % siswa menjawab A, (peta konsep).
Sebesar 58,33 % ssiwa menjawab B, (obyek nyata/ alat peraga).
Sebesar 25 % siswa menjawab D, (tidak ada).
Kesimpulan: dari jawaban siswa dapat disimpulkan bahwa media yang sering
digunakan guru kimia dalam proses pembelajaran adalah obyek nyata/ alat
peraga.
12. Apakah menurut anda poelajaran kimia perlu dipelajari dijurusan anda?
Sebesar siswa 91,66 % siswa menjawab A, (perlu) untuk mempelajari kimia
dengan alasan:
berkaitan dengan jurusan mereka yaitu pertanian,
karena bisa berguna untuk masa depan,
karena kimia sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,
karena untuk mengetahui terjadinya asam-asam/ reaksi kimia dalam
kehidupan sehari-hari,
karena kimia itu penting,
karena pelajaran kimia bisa dipahami,
agar dapat menambah wawasan,
agar dapat mengenal bahan-bahan kimia,
9. namun ada juga siswa yang menganggap pelajaran kimia tidak perlu dipelajari
karena tidak sesuai dengan jurusan mereka.
1. Lingkupan Materi Ajar Kimia SMK
Lingkupan materi ajar meliputi identifikasi materi ajar dan deskripsi materi
ajar kimia.
1.1. Identifikasi Materi Ajar Kimia
Berdasarkan standar isi yang dikeluarkan BNSP terdapat standar kompetensi
dan kompetensi dasar untuk kelas XII SMK jurusan pertanian yaitu sebagai
berikut:
Semester I (ganjil)
Standar Kompetensi : 1. Mengkomunikasika senyawa hidrokarbon dan
kegunaannya.
Kompetensi Dasar : 1.1. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon yang
membentuk senyawa hidrokarbon.
1.2. Menggolongkan senyawa hidrokarbon dan
turunannya.
1.3. Mendeskripsikan kegunaan senyawa hidrokarbon
dalam kehidupan manusia.
Standar Kompetensi : 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi
Kompetensi Dasar : 2.1. Menentukan laju reaksi dan orde reaksi
2.2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi.
Semester II (genap)
Standar Kompetensi : 3. Memahami koloid, suspense dan larutan sejati
Kompetensi dasar : 3.1. Mengidentifikasi, koloid, suspense dan larutan.
3.2. Membedakan macm dan sifat koloid.
3.3. Menerapkan system koloid dalam kehidupan.
Standar Kompetensi : 4. Melakukan pemisahan dan analisis
Kompetensi Dasar : 4.1. Memisahkan zat dari campuran.
10. 4.2. Menentukan kadar suatu unsur/ senyawa-senyawa,
gravimetri, volumetri dan teknik lainnya.
1.2. Deskripsi Materi Ajar Kimia
Materi ajar dikembangkan dari standar isi yang disusun oleh BNSP yang
berisi pokok-pokok pembelajaran, pokok-pokok materi tersebut adalah:
1. Kekhasan atom karbon dan senyawa hidrokarbon.
2. senyawa hidrokarbon dan turunannya.
3. minyak bumi dan kegunaannya.
4. laju reaksi.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
6. Koloid.
7. Macam dan sifat-sifat koloid.
8. Penggunaan koloid.
9. pemisahan campuran.
10. Penentuan kadar suatu unsur/ senyawa.
Materi ajar berisi konsep-konsep kimia yang disampaikan secara
sederhana dan lugas untuk menghilangkan kesan bahwa kimia adalah sulit dan
banyak menghafal, selain itu deskripsi materi ajar disajikan dengan konsep kimia
yang tidak bisa terpisah dari kehidupan nyata siswa sehingga siswa menyadari
bahwa kimia berkaitan erat dengan kehidupan mereka sehari-hari, contohnya
siswa akan menemukan kimia dalam berbagai bidang kehidupan manusia,dan
barang-barang yang sering digunakan siswa.
2. Analisis Bahan Ajar
Bahan ajar yang digunakan disekolah Sekolah Menengah Kejuruan
Pertanian PABA kelas XII berjudul MASTER (Materi Ringkas dan Soal Terpadu
kimia Sekolah Menengah Atas) karangan Sri Wahyuni. Buku ini berisi ringkasan
materi dan soal soal kimia SMA (dari kelas 1 sampai kelas 3). Buku ini
seharusnya kurang sesuai (tidak efektif ) digunakan di SMK Pertanian kelas III
karena isi dari buku tersebut tidak beurutan bila disesuaikan dengan materi ajar
11. yang dikembangkan BSNP. Buku ini akan lebih efektif dan efisien jika digunakan
di Sekolah Menengah Atas.
3. Masalah Pembelajaran dan Solusinya
Masalah pembelajaran yang ditemukan ketika dilakukan observasi melalui
angket dan wawancara dianalisis dari 3 (tiga )aspek yaitu:
1. Masalah bahan ajar.
2. Masalah pembelajaran (meliputi berbagai faktor yaitu faktor siswa, guru dan
fasilitas).
3. Masalah resources (tempat belajar).
3.1. Masalah Bahan Ajar
Dari hasil observasi angket dilapangan kepada siswa dan wawancara
kepada siswa, guru dan pembantu kepala sekolah ditemukan bahwa bahan ajar
yang digunakan guru untuk proses pembelajaran di kelas XII SMK Pertanian
Binjai adalah MASTER (Materi Ringkas dan Soal Terpadu kimia Sekolah
Menengah Atas) karangan Sri Wahyuni penerbit erlangga. Setelah dianalisis
ditemukan bahwa bahan ajar yang digunakan ini tidak sesuai dengan kelas XII
SMK pertanian karena isi materi buku tersebut adalah materi dan ringkasan soal-
soal kelas 1 sampai kelas 3 sekolah Menengah Atas (SMA). Urutan materi buku
tersebut tidak sesuai dengan apa yang dikembangkan dalam silabus BSNP yang
diadopsi sekolah PABA Binjai. Referensi buku lain yang digunakan guru adalah
terbitan ARMICO buku ini telah sesuai dengan kurikulum silabus yang digunakan
sekolah.
Disamping itu ditemukan juga bahwa kebanyakan siswa tidak memiliki
buku pegangan sendiri (materi ajar). Siswa meminjam buku dari perpustakaan,
namun jumlah buku di perpustakaan tidak cukup untuk seluruh siswa. Sehingga
ketika siswa tidak mendapat buku dari perpustakaan siswa hanya belajar dari apa
yang disampaikan guru.
Solusi
Pihak sekolah khususnya guru bidang studi diharapkan mengambil
kebijakan memakai buku materi kimia khusus untuk jurusan pertanian.
12. Mengenai buku pegangan siswa, pihak sekolah diharapkan mengambil
kebijaksanaan untuk memperbanyak buku diperpustakaan, atau memotokopi
bahan ajar pada setiap pertemuan.
3.2. Masalah Pembelajaran ( Faktor Siswa, Guru dan Fasilitas)
a. Faktor Siswa
Dari hasil angket yang dijawab siswa ditemukan bahwa ada siswa yang tidak
menyukai pelajaran kimia dengan berbagai alasan diantaranya materi kimia yang
sulit untuk dipahami. Selain itu, ketika pengamat melakukan observasi ditemukan
bahwa ada beberapa siswa yang tidak serius dalam belajar ini dilihat dari aktivitas
siswa ketika pembelajaran berlangsung. Diantara mereka ada yang tidak
memperhatikan guru ketika menerangkan, bahkan ada beberapa siswa yang
datang terlambat setelah pembelajaran berlangsung sekitar setengah jam lebih.
Solusi
Guru hendaknya membuat pembelajaran semenarik mungkin dengan
membuat variasi dalam pembelajaran, selain itu guru hendaknya memberi
motivasi pada siswa agar siswa berkeinginan untuk belajar kimia dengan
sungguh-sungguh. Bagi siswa yang datang terlambat pihak sekolah/ guru
hendaknya memberikan sanksi yang tegas agar siswa jera untuk datang
terlambatdan lebih disiplin.
b. Faktor Guru
Dari wawancara yang dilakukan dengan guru kimia kelas XII SMK
Pertanian PABA Binjai ditemukan bahwa guru kimia tersebut mengajarkan dua
bidang studi sekaligus yaitu kimia dan fisika. Ini terjadi karena keterbatasan
jumlah guru fisika dan kimia di sekolah tersebut. Ditemukan juga bahwa guru
bidang studi tersebut berlatarbelakang dari nonkependidikan, sehingga hal ini
menyebabkan guru tersebut tidak maksimal dalam melakukan proses
pembelajaran karena tidak memiliki keahlian seorang pengajar seperti penguasaan
kelas, ilmu psikologi dan lain sebagainya.
Disamping itu faktor kurangnya jam les kimia juga menjadi masalah dalam
pembelajaran dimana jumlah les kimia dalam satu minggu hanya satu jam saja,
waktu ini tentu saja tidak cukup untuk proses pembelajaran kimia yang terdiri dari
13. banyak konsep. Apalagi jika dilakukan praktikum, maka guru harus mencari
waktu pulang sekolah agar praktikum dapat dilakukan, hal ini tentu saja tidak
efektif dalam proses pembelajaran kimia.
Solusi:
Hendaknya pihak sekolah menambah tenaga pengajar khususnya untuk
pelajaran kimia dan fisika sehingga masing-masing guru bisa maksimal dalam
melakukan proses pembelajaran. pihak sekolah juga diharapkan mengambil
tenaga pengajar yang berlatarbelakang pendidikan, untuk guru yang berlatar
belakang nonkependidikan yang sudah terlanjur mengajar di sekolah tersebut
pihak sekolah hendaknya mengadakan penataran, workshop, bila perlu
menyarankan guru tersebut untuk mengambil kuliah akta IV.
Pihak sekolah diharapkan menambah waktu pelajaran kimia dari satu jam
menjadi dua jam per minggu, agar pembelajaran kimia dapat berjalan efektif.
c. Fasilitas
Dari hasil observasi dan jawaban angket siswa ditemukan bahwa fasilitas
di laboratorium masih kurang lengkap, ini dilihat dari alat-alat di laboratorium
yang kurang memadai. Disamping itu penataan laboratoium juga masih kurang
baik, karena laboratorium di sekolah tersebut tidak memiliki bak kran air dan
sirkulais udara yang kurang baik. Multifungsi satu laboratorium sebagai 3
laboratorium sekaligus yaitu lab fisika, kimia dan biologi menyebabkan lab
tersebut kurang spesifik untuk kimia.
Kegiatan praktikum disekolah masih jarang dilakukan, hanya sekitar 1 kali dalam
semester bahkan belum tentu setiap semester dilakukan. Temuan
Penggunaan media juga masih jarang dilakukan di kelas XII jurusan
pertanian SMK PABA Binjai ini bisa dilihat dari hasil angket siswa. Media yang
biasanya digunakan guru ketika pembelajaran berlangsung adalah alat peraga
objek nyata. Koleksi buku-buku di perpustakaan juga masih kurang. Bahkan
buku-buku terbitan terbaru hanya ada beberapa buah saja. Khusus untuk buku
materi ajar kimia jurusan pertanian masih kurang.
14. Solusi:
Hendaknya pihak sekolah melengkapi fasilitas laboratorium sekolah berupa
alat-alat dan bahan –bahan yang diperlukan siswa ketika mengadakan praktikum
di laboratorium. Pihak sekolah juga hendaknya mengupayakan kit/ buku khusus
panduan praktikum. Guru kimia hendaknya berkoordinasi dengan pihak sekolah
untuk mengadakan praktikum bila diperlukan untuk membantu pemahaman siswa
akan materi yang disampaikan guru (menambah kegiatan praktikum di
laboratorium/ jangan hanya 1 kali dalam semester). Bahan bacaan di perpustakaan
disarankan agar diperbanyak pihak sekolah, khususnya bahan ajar kimia
pertanian.
Penggunaan media yang bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan materi
ajar yang diajarkan sangat disarankan untuk guru kimia kelas XII jurusan
pertanian SMK PABA Binjai. Karena penggunaan media yang tepat, akan
membantu proses pembelajaran secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil
belajar yang maksimal
3.3.Masalah Resources (Sumber-sumber Belajar).
Dari hasil observasi dan awawancara dengan guru dan siswa, sumber-
sumber belajar siswa kelas XII jurusan pertanian SMK PABA Binjai diutamakan
di rung kelas, kebun percobaan disekitar sekolah dan laboratorium sekolah.
Ruangan kelas sebagai sumber belajar utama siswa kelas XII jurusan pertanian
SMK PABA Binjai belum dilengkapi dengan alat penerangan lampu, sehingga
bila kondisi cuaca mendung, hujan maka siswa akan merasa kesulitan untuk
melihat tulisan di papan tulis karena ruangan kelas gelap. Keadaan lingkungan
sekolah PABA Binjai sudah cukup baik, sekolah ini memiliki lokasi yang cukup
luas dan dilengkapi kebun percobaan sebagai sumber belajar yang ditanami
tanam-tanaman oleh siswa jurusan pertanian. Siswa pertanian lebih sering
mengadakan praktikum di kebun percobaan daripada di laboratorium.
Solusi:
Pihak sekolah hendaknya melengkapi kelas sebagai sumber belajar dengan
alat penerangan lampu, agar ketika kondisi cuaca tidak mendukung (hari
15. gelap/mendung dan hujan) hal tersebut tidak menjadi kendala dalam proses
pembelajaran.
Hendaknya guru berinisiatif untuk membawa siswa terjun langsung di kebun
pertanian sebenarnya sebagi sumber belajar, tidak hanya di kebun percobaan.
4. Analisis Kurikulum
Dari hasil analisis kurikulum, ditemukan bahwa sekolah PABA Binjai
menggunakan/ mengadopsi langsung model kurikulum silabus dari BSNP .
Sekolah belum mengadakan pengembangan model kurikulum silabus sesuai
dengan potensi dan tuntutan daerahnya. Seharusnya pihak sekolah
mengembangkan model silabus yang sesuai dengan potensi daerah Binjai.
Solusi:
Hendaknya pihak sekolah saling bekerjasama untuk mengembangkan
model kurikulum silabus yang sesai dengan potensi yang ada di kota Binjai,
sehingga apa yang diterapkan dalam pengembangan silabus tersebut lebih
aplikatif dan efektif serta efisien.
16. SIMPULAN
Dari hasil observasi, wawancara, pembagian angket yang telah dilakukan
selama penelitian maka diambil simpulan sebagai berikut:
1. Implementasi KTSP di kelas XII jurusan pertanian SMK PABA Binjai belum
sepenuhnya dilaksanakan. Kurikulum silabus yang dipakai di kelas XII
jurusan pertanian SMK PABA Binjai diadopsi langsung dari model kurikulum
silabus BSNP. Sekolah belum mengembangkan kurikulum silabus dari BSNP
sesuai dengan potensi daerahnya dan kebutuhan sekolah.
2. Masalah – masalah pembelajaran yang ditemukan di kelas XII jurusan
pertanian SMK PABA Binjai adalah ebagai berikut:
a. Masalah bahan ajar.
Bahan ajar yang digunakan tidak sesuai dengan kelas XII SMK jurusan
pertanian karena isi materi buku tersebut adalah materi dan ringkasan soal-
soal kelas 1 sampai kelas 3 sekolah Menengah Atas (SMA). Urutan materi
buku tersebut tidak sesuai dengan apa yang dikembangkan dalam silabus
BSNP yang diadopsi sekolah PABA Binjai.
b. Masalah pembelajaran (meliputi berbagai faktor yaitu faktor siswa, guru dan
fasilitas).
Faktor Siswa, beberapa siswa tidak menyukai pelajaran kimia dengan
berbagai alasan diantaranya materi kimia yang sulit untuk dipahami.
Faktor guru, latar belakang guru yang bukan dari bidang kependidikan
sehingga tidak memiliki keahlian seorang pengajar seperti penguasaan kelas,
ilmu psikologi dan lain sebagainya.
Faktor fasilitas meliputi kelengkapan alat- alat laboratorium yang kurang,
penataan laboratorium sekolah yang masih kurang baik, kelengkapan buku-
buku kimia pertanian yang belum cukup di perpustakaan, penggunaan media
pembelajaran yang masih minim.
c. Masalah resources (tempat belajar).
Sumber belajar yang digunakan masih berkisar lingkungan sekolah seperti
ruangan kelas, kebun percobaan sekolah dan ruangan laboratorium sekolah.
17. SARAN
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah: sebaiknya pihak
sekolah, baik itu kepala sekolah, pembantu kepala sekolah, guru, komite sekolah,
orang tua siswa, siswa dan pihak yang terkait saling bekerjasama untuk
memajukan pendidikan di sekolah tersebut, khususnya di jurusan pertanian.
Pengembangan model silabus yang sesuai dengan kebutuhan sekolah dan potensi
daerah Binjai hendaknya dilakukan oleh pihak terkait agar pembelajaran yang
dilakukan di sekolah lebih bermanfaat dan aplikatif.
Untuk mengatasi atau mengurangi berbagai masalah pembelajaran yang
ditemukan dalam penelitian hendaknya sekolah dan stake holder saling
bekerjasama untuk memakai bahan ajar yang sesuai dengan jurusan pertanian.
Perlengkapan fasilitas berupa alat-alat laboratorium, buku-buku perpustakaan
dilengkapi. Tenaga guru hendaknya maksimal dalam melakukan pembelajaran,
memilih model, metode dan strategi pembelajaran yang sesuai, penggunaan media
pembelajaran yang tepat, mengembangkan rencana program pembelajaran (RPP)
yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Berinisiatif melakukan pembelajaran yang
menarik dan variatif sehingga siswa memiliki minat untuk belajar kimia dan
menganggap pelajaran kimia itu merupakan pelajaran yang menarik untuk
dipelajari.
18. DAFTAR PUSTAKA
http://www.warta unair.ac.id (diakses tanggal 15 April 2010)
http://www.suara merdeka.com, (diakses tanggal 15 April 2010)
Mursyid, (2010), http://file:///d:/etc/curriculum/pengertian-dan-definisi-
kurikulum.htm.
Permana, I, (2008), Memahami Kimia SMK Kelompok teknologi, Kesehatan, dan
pertanian, Penerbit ARMICO, Bandung.
Puspendik, (2008), http://puspendik.com/ebtanas/hasil 2008/rata 08/index htm.
Wahyuni, S, (2003), Master Kimia SMA, Penerbit Erlangga, Jakarta.