1. Makalah ini membahas pentingnya gizi untuk kebutuhan tubuh, termasuk pengertian gizi, pengelompokan zat gizi, dan akibat kurang gizi pada ibu hamil, janin, dan anak-anak.
2. Zat gizi dikelompokkan menjadi sumber energi seperti karbohidrat dan lemak, serta zat pembangun tubuh seperti protein.
3. Kurang gizi pada ibu hamil dapat berdampak pada
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan,
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-
organ, serta menghasilkan energi.
Globalisasi cenderung merubah gaya hidup seseorang, termasuk
perubahan pola makan. Tujuan makan atau akibat dari megkonsumsi suatu
makanan kurang dipertimbangkan dibandingkan dengan pertimbangan
kesenangan dan kepuasan
Pola makan yang tidak baik adalah mengkonsumsi makanantinggi
lemak, garam, gula tetapi rendah serat dan vitamin (example: fried chicken,
beef burger, french fries, sate kambing, soto jeroan dll), sehingga ditakutkan
dapatmenyebabkan berbagai penyakit degeneratif seperti jantung koroner,
hipertensi, DM, dan gagal ginjal
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pentingnya gizi untuk kebutuhan tubuh.
B. Tujuan Khusus
1. Pengertian tentang gizi
2. Untuk mengetahui tentang pengelompokan gizi sesuai kebutuhan
2. 2
3. Untuk mengetahui akibat dari kurangnya gizi pada bumil, bulin,
janin, dan anak-anak.
1.3 Manfaat
Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan sarana
evaluasi para tenaga kesehatan dan para ibu rumah tangga dalam upaya
melakukan pemenuhan gizi, dengan menjaga hygienitas dalam makanan. Dan
bagi penulis, makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai pemenuhan gizi.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
4.1 Ruang Lingkup Ilmu Gizi
Ruang lingkup cukup luas, dimulai dari cara produksi pangan,
perubahan pascapanen (penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan
pangan, konsumsi makanan serta cara pemanfaatan makanan oleh tubuh yang
sehat dan sakit). Ilmu gizi berkaitan dengan ilmu agronomi, peternakan,
ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran.
Informasi gizi yang diberikan pada masyarakat, yang meliputi gizi individu,
keluarga dan masyarakat; gizi institusi dan gizi olahraga.
4.2 Pengelompokan Zat Gizi Menurut Kebutuhan
Terbagi dalam dua golongan besar yaitu makronutrien dan
mikronutrien.
A. Makronutrien
Komponen terbesar dari susunan diet, berfungsi untuk
menyuplai energi dan zat-zat esensial (pertumbuhan sel/ jaringan),
pemeliharaan aktivitas tubuh. Karbohidrat (hidrat arang), lemak,
protein, makromineral dan air.
4. 4
B. Mikronutrien
Golongan mikronutrien terdiri dari :
1. Karbohidrat – Glukosa; serat.
2. Lemak/ lipida – Asam linoleat (omega-6); asam linolenat
(omega-3).
3. Protein – Asam-asam amino; leusin; isoleusin; lisin;
metionin; fenilalanin; treonin; valin; histidin; nitrogen
nonesensial.
4. Mineral – Kalsium; fosfor; natrium; kalium; sulfur; klor;
magnesium; zat besi; selenium; seng; mangan; tembaga;
kobalt; iodium; krom fluor; timah; nikel; silikon, arsen,
boron; vanadium, molibden.
5. Vitamin – Vitamin A (retinol); vitamin D (kolekalsiferol);
vitamin E (tokoferol); vitamin K; tiamin; riboflavin; niaclin;
biotin; folasin/folat; vitamin B6; vitamin B12; asam
pantotenat; vitamin C.
6. Air
4.2.1 Fungsi Zat Gizi
1. Memberi energi (zat pembakar) – Karbohidrat, lemak dan protein,
merupakan ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat
dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas.
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) –
Protein, mineral dan air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru,
memelihara, dan menganti sel yang rusak.
3. Mengatur proses tubuh (zat pengatur) – Protein, mineral, air dan
vitamin. Protein bertujuan mengatur keseimbangan air di dalam
sel,bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh
5. 5
dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat
infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh.
Mineral dan vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi,
fungsi normal sarafdan otot serta banyak proses lain yang terjadi dalam
tubuh, seperti dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, mengatur suhu
tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain
proses tubuh.
4.2.2 Akibat Kurangnya Gizi
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan
menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan
berikut ini.
1. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu
tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.
2. Terhadap Perslinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya
(premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan
operasi cenderung meningkat.
6. 6
3. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia
intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir
rendah (BBLR)
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status
gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama
hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan mengukur kadar Hb.
Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada
trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan
trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus
bertujuan memantau pertumbuhan janin.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan
janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi
dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system
reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi
pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih
besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi,
terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
7. 7
4. Pada anak-anak
A. KURANG GIZI
Penyakit ini paling banyak menyerang anak balita, terutama
di negara-negara berkembang. Gejala kurang gizi ringan relatif tidak
jelas, hanya terlihat bahwa berat badan anak tersebut lebih rendah
dibanding anak seusianya. Rata-rata berat badannya hanya sekitar 60-
80% dari berat ideal. Adapun ciri-ciri klinis yang biasa menyertainya
antara lain:
* Kenaikan berat badan berkurang, terhenti, atau bahkan
menurun.
* Ukuran lingkaran lengan atas menurun.
* Maturasi tulang terlambat.
* Rasio berat terhadap tinggi, normal atau cenderung menurun.
* Tebal lipat kulit normal atau semakin berkurang.
B. MARASMUS
Anak-anak penderita marasmus secara fisik mudah dikenali.
Meski masih anak-anak, wajahnya terlihat tua, sangat kurus karena
kehilangan sebagian lemak dan otot-ototnya. Penderita marasmus berat
akan menunjukkan perubahan mental, bahkan hilang kesadaran. Dalam
stadium yang lebih ringan, anak umumnya jadi lebih cengeng dan
gampang menangis karena selalu merasa lapar. Ada pun ciri-ciri
lainnya adalah:
* Berat badannya kurang dari 60% berat anak normal seusianya.
* Kulit terlihat kering, dingin dan mengendur.
* Beberapa di antaranya memiliki rambut yang mudah rontok.
* Tulang-tulang terlihat jelas menonjol.
* Sering menderita diare atau konstipasi.
* Tekanan darah cenderung rendah dibanding anak normal,
8. 8
dengan kadar hemoglobin yang juga lebih rendah dari
semestinya.
C.KWASHIORKOR
Kwashiorkor sering juga diistilahkan sebagai busung lapar
atau HO. Penampilan anak-anak penderita HO umumnya sangat khas,
terutama bagian perut yang menonjol. Berat badannya jauh di bawah
berat normal. Edema stadium berat maupun ringan biasanya menyertai
penderita ini. Beberapa ciri lain yang menyertai di antaranya:*
Perubahan mental menyolok. Banyak menangis, bahkan pada stadium
lanjut anak terlihat sangat pasif.
* Penderita nampak lemah dan ingin selalu terbaring
* Anemia.
* Diare dengan feses cair yang banyak mengandung asam laktat
karena berkurangnya produksi laktase dan enzim penting lainnya.
* Kelainan kulit yang khas, dimulai dengan titik merah menyerupai
petechia (perdarahan kecil yang timbul sebagai titik berwarna
merah keunguan, pada kulit maupun selaput lendir, Red.), yang
lambat laun kemudian menghitam. Setelah mengelupas, terlihat
kemerahan dengan batas menghitam. Kelainan ini biasanya
dijumpai di kulit sekitar punggung, pantat, dan sebagainya.
* Pembesaran hati. Bahkan saat rebahan, pembesaran ini dapat
diraba dari luar tubuh, terasa licin dan kenyal.
9. 9
D. MARASMIK-KWASHIORKOR
Penyakit ini merupakan gabungan dari marasmus dan
kwashirkor dengan gabungan gejala yang menyertai.
* Berat badan penderita hanya berkisar di angka 60% dari berat
normal. Gejala khas kedua penyakit tersebut nampak jelas,
seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit dan sebagainya.
* Tubuh mengandung lebih banyak cairan, karena berkurangnya
lemak dan otot.
* Kalium dalam tubuh menurun drastis sehingga menyebabkan
gangguan metabolik seperti gangguan pada ginjal dan pankreas.
* Mineral lain dalam tubuh pun mengalami gangguan, seperti
meningkatnya kadar natrium dan fosfor inorganik serta
menurunnya kadar magnesium.
E. GAGAL TUMBUH
Selain malnutrisi energi-protein di atas, ada juga gangguan
pertumbuhan yang diistilahkan dengan gagal tumbuh. Yang dimaksud dengan
gagal tumbuh adalah bayi/anak dengan pertumbuhan fisik kurang secara
bermakna dibanding anak sebayanya. Untuk mudahnya, pertumbuhan anak
tersebut ada di bawah kurva pertumbuhan normal. Tanda-tanda lainnya
adalah:
* Kegagalan mencapai tinggi dan berat badan ideal
* Hilangnya lemak di bawah kulit secara signifikan
* Berkurangnya massa otot
* Dermatitis
10. 10
4.2.3 Pengelompokan Gizi
A. Zat gizi sumber energi
Diperlukan energi untuk mempertahankan fungsi tubuh agar dapat
berfungsi dengan baik, peredaran darah, persyarafan, pernapasan, gerak
otot sehingga atlet dapat berlatih dan menjaga konsisi tubuh setelah
bertanding. Energi ini didapat dari zat hidrat arang, lemak, dan protein
yang dikomsumsi melalui makanan.
Zat utama yang menghasilkan energi itu adalah karbohidrat
khususnya zat tepug (amylum). Maka pada bahan makanan pokok serelia,
energi yang dihasilkan berasal dari karbohidrat maupun protein.
Zat-zat makanan seperti karboidrat dan lemak memiliki fungsi
sebagai berikut:
1. Karbohidrat, terdiri dari unsurC, H,dan O. Berdasarkan gugus
penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi monosakarida,
disakarida, dan polisakarida.
2. Lemak, merupakan senyawa organik yang majemuk, terdiri
dari unsur-unsur C,H, dan O yang membentuk senyawa asam
lemak dan gliserol (gliserin), apabila bergabung dengan zat lain
akan membentuk lipoid—- fosfatid dan sterol.
Lemak berfungsi sebagai:
1. Penghasil kalori terbesar yang dalam hal ini tiap gram
lemak menghasilkan sekitar 9,3 kalori.
2. Sebagai pelarut vitamin tertentu seperti A,D,EdanK.
3. Sebagai pelindung alat-alat tubuh dan sebagai
pelindung tubuh dari temperature rendah.
11. 11
B. Zat gizi pembangun tubuh
Zat gizi protein sebagai zat pembangunan tubuh sangat diperlukan
untuk membentuk struktur tubuh, terutama dalam pembentukan jaringan
baru, juga pembentukan enzim, hormone, dan anti biotibodi.
Zat pembangun sel, terutama diduduki oleh protein sehingga bahan
pangan lauk pauk tergolong dalam bahan makanan sumber zat
pembangun. Terutama Pada serelia sebagai bahan makanan pokok,
jumlah protein yang dikonsumsinya mencapai kuantu yang cukup
signifikan, karena bahan makanan pokok biasanya dikonsumsi dalam
dalam jumlah cukup besar. Kita ketahui bahwa protein juga energi yang
sama dengan karbohidrat setiap gramnya.
Protein, terdiri dari unsur C, H, O, dan N, dan kadang-kadang S,
dan P, diperoleh melalui tumbuhan-tumbuhan (protein nabati) dan
melalui hewan (protein hewani) berfungsi sebagai
a. Mambangun sel-sel yang rusak
b. Membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon
c. Membentuk zat anti energi dalam hal ini tiap gram protein
menghasilkan sekitar 4,1 kalori.
12. 12
C. Zat gizi pengatur
Untuk mengatur jalanya metabolisme di dalam tubuh, diperlukan
yang banyak didapat dari sayur-sayuran berwarna hijau dan juga pada
buah-buahan barwarna kuning dan merah.
Dengan mengkomsumsi sayur dan buah, selain mendapatkan
vitamin dan mineral didapat juga serat yang sangat dibutuhkan tubuh.
Oleh karena itu, dengan adanya serat, tubuh tetap merasa kenyang, terjadi
pergerakan usus dan akan memperlancar buang air besar. Berarti
mengkomsumsi buah-buahan dan sayuran, mutlak diperlukan seseorang
untuk sehat.
13. 13
BAB III
PENUTUP
A. Saran
Tidak ada satu jenis makanan (selain ASI) yg mengandung semua zat gizi
yg dibutuhkan utk hidup sehat. Dengan makan beraneka ragam berarti
kekurangan zat gizi dari suatu makanan dpt dilengkapi oleh zat gizi dari
makanan lain. Susunan makanan yg beragam adalah jika setiap 4 kali makan
pagi, siang, dan malam hidangan terdiri dari 4 kelompok makanan, yaitu mak
pokok, lauk-pauk, sayur dan buah. Makanan beraneka ragam dpt mencegah
berbagai penyakit.
B. Kesimpulan
Malnutrisi pada anak erat kaitannya dengan kemiskinan dan kebodohan
serta adanya faktor budaya yang memengaruhi pemberian makanan tertentu
meski belum layak dikonsumsi di usianya. Banyaknya anak-anak penderita
kekurangan gizi dan gizi buruk di sejumlah wilayah di Tanah Air disebabkan
ketidaktahuan orangtua akan pentingnya gizi seimbang.
Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi. Kekurangan gizi
pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses
pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan. Bila ibu hamil mengalami
kurang gizi maka akibat yang akan ditimbulkan antara lain: keguguran, bayi
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, dan bayi lahir
dengan BBLR.
14. 14
Beberapa penelitian membuktikan bahwa pengaruh gizi kurang terhadap
kejadian BBLR cukup besar pada ibu hamil, apalagi kondisi gizi ibu sebelum
hamil buruk. Masalah gizi kurang pada ibu hamil ini dapat dilihat dari
prevalensi Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan kejadian anemia.