Beberapa ketentuan kuota untuk jenis ikan yang dilindungi seperti hiu, napoleon
1. BEBERAPA KETENTUAN KUOTA
UNTUK JENIS IKAN YANG
DILINDUNGI, Seperti HIU,
NAPOLEON:
Oleh:
Didi Sadili
Kasubdit Konservasi Jenis Ikan
Direktorat Kelautan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Disampaikan pada:
Rapat Koordinasi Penyusunan NDF dan KUOTA
Bogor, 08 Juli 2014
2. 1. Besaran KUOTA disusun dalam
rangka persyaratan perdagangan
internasional (ekspor-impor) jenis ikan
yang masuk appendix 2 CITES,
2. basis besaran kuota adalah kuota
penangkapan/ pengambilan dari alam.
Yang dilaporkan ke sekretariat CITES
adalah kuota perdagangan,
Beberapa kentuan kuota CITES yang berlaku:
3. 3. kuota diberlakukan untuk jenis/ikan
yang masuk daftar apendik 2 CITES, dan
untuk jenis ikan yang dilindungi maupun
yang tidak dilindungi secara nasional,
4. negara tidak memberikan kuota
kepada jenis/ikan yang berstatus
dilindungi penuh kecuali yang berstatus
satwa buru spt arwana jardini,
4. 5. bagi ikan yang berstatus dilindungi
penuh dan masuk daftar apendik 1 dan
sudah bisa dibudidayakan, maka
perusahaan beserta induk ikannya harus
sudah teregristasi di sekretariat CITES,
maka negara akan mengajukan kuota
sesuai kemampuan produksi dan sesuai
rencana produksi dari data perusahaan
beserta induknya yg telah teregristrasi
tersebut. Contoh: ikan red arwana,
5. 6. untuk ikan yang berstatus dilindungi terbatas
dan masuk daftar apendik 2 CITES, kuotanya
diberikan kepada diluar ukuran, waktu, dan tempat
yang masuk dilindungi. Contohnya ikan napoleon
yang dilindungi secara terbatas menurut ukuran,
ukuran yang dilindungi adalah yang dibawah 1 kg
dan yang berukuran 3 kg ke atas, maka kuota yang
diberikan kepada ikan napoleon adalah kepada
ukuran diluar 1 kg ke bawah dan diatas 3 kg atau
hanya diberikan kepada ikan napoleon yang
berukuran 1 – 3 kg,
6. 7. bagi jenis ikan yang dilindungi
tetapi hasil budidaya, perdagangan ikan
tersebut tidak dikenakan kuota, hanya
saja perlu melaporkan bahwa produksi
ikan tersebut berasal dari perusahaan
dan induknya yang teregistrasi di
sekretarian CITES dan melaporkan
rencana produksinya ke sekretariat
CITES. Contoh: ikan red arwana,
7. 8. bagi jenis ikan yang secara nasional
dilindungi penuh tapi masuk apendik 2 CITES,
secara nasional ikan tersebut tidak diberikan
kuota walaupun secara internasional hal itu
dapat diberikan kuota. Contoh: ikan hiu paus,
9. ikan yang masuk daftar apendik 2 CITES
tetapi belum ada regulasi perlindungannya
secara nasional, jenis ikan tersebut tetap
harus ada kuotanya. Contohnya terumbu
karang,
8. 10. ikan yang tidak masuk daftar
apendik 2 CITES tetapi secara
nasional sudah dilindungi secara
terbatas, negara dapat memberikan
kuota sesuai kebutuhan.