SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
OLEH
DIAN MAGFIRAWATI A311 11 284
DWI KARTINI WARDANINGSI A311 11
270
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
 Menurut PSAK No. 103 (2007) Salam adalah akad jual beli
muslam fiih (barang pesanan) dengan pengiriman di kemudian hari
oleh muslam illaihi (penjual) dan pelunasannya dilakukan oleh
pembeli pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat
tertentu.
 Dalam Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan Syariah yang
diterbitkan oleh Direktorat Perbankan Syariah, mengemukakan :
Salaf dalam fiqh mu’amalah merupakan istilah lain untuk akad bai’
as-salam. Bai’ as-salam adalah jual beli barang yang diserahkan di
kemudian hari sementara pembayaran dilakukan di muka.
Salam adalah jual beli barang dengan cara pemesanan dan
pembayaran dilakukan di muka, dengan syarat-syarat tertentu
• Muslam/pembeli
• Muslam ilaih/penjual
• Muslam fiihi/barang atau
hasil produksi
• Modal atau uang
• Shighat/Ijab Qabul
Rukun
• Pihak yang berakad
• 2. Ridha dua belah pihak
dan tidak ingkar janji
• 3. Cakap hukum
Syarat
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor: 05/DSN-MUI/IV/2000
Tentang Jual Beli Salam dijelaskan ketentuan salam sebagai berikut:
Pertama -
Ketentuan tentang
Pembayaran
Kedua - Ketentuan
tentang Barang
Ketiga - Ketentuan
tentang Salam
Paralel
Keempat -
Penyerahan Barang
Sebelum atau pada
Waktunya
Kelima -
Pembatalan Kontrak
Al-Qur’an
• “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaknya kamu menuliskannya dengan
benar….” (Q.S Al-Baqarah : 282)
• “Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu….(Q.S Al-Ma’idah :1)
As-Sunnah
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Barang siapa melakukan
salam, hendaknya ia melakukannya dengan takaran yang jelas dan timbangan
yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui.” (HR. Bukhari)
• Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah bersabda,
• “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR. al-Baihaqi
dan Ibnu Majah, serta dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).
Akuntansi
Untuk
Pembeli
Akuntansi
Untuk
Penjual
PSAK No. 103 (2007) telah mengatur tentang pengakuan dan pengukuran salam
dan salam paralel untuk pembeli sebagai berikut:
1. Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau dialihkan
kepada penjual.
2. Modal usaha salam dapat berupa kas dan aset nonkas. Modal usaha salam dalam
bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan, sedangkan modal usaha
salam dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar. Selisih antara nilai
wajar dan nilai tercatat modal usaha nonkas yang diserahkan diakui sebagai
keuntungan atau kerugian pada saat penyerahan modal usaha tersebut. (Paragraf
11-12, PSAK 103,2007).
Dalam hal pembeli/bank menyerahkan modal salam kepada penjual untuk
membayar pesanan secara tunai, maka bank akan mencatat:
Piutang salam Rp xxx
Kas/Rekening penjual Rp xxx
Bila pembeli/bank menyerahkan modal salam kepada penjual untuk membayar
pesanan dengan aset nonkas dan nilai wajar aset nonkas lebih kecil dari nilai
bukunya maka selisihnya diakui sebagai kerugian; maka bank akan mencatat:
Piutang salam Rp xxx
Kerugian penurunan nilai aset nonkas Rp xxx
Aset Non kas (misal, pupuk) Rp xxx
Sedangkn bila pembeli/bank menyerahkan modal salam kepada penjual untuk
membayar pesanan dengan aset nonkas dan nilai wajar aset nonkas lebih besar dari
nilai bukunya maka selisihnya diakui sebagai keuntungan pembeli/bank; dengan
demikian bank akan mencatat;
Piutang salam Rp xxx
Keuntungan penurunan nilai aset nonkas Rp xxx
Aset Non kas (misal, pupuk) Rp xxx
3. Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai berikut. (paragraf
13, PSAK 103,2007)
a) Jika barang pesanan sesuai dengan akad diniali sesuai nilai yang
disepakati.
Jurnal yang dibuat oleh pembeli/bank adalah sebagai berikut:
Persediaan barang salam Rp xxx
Piutang salam Rp xxx
b) Jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:
1) Barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengn nilai akad, jika nilai wajar dari
barang pesanan yang diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang
pesanan yang tercantum dalam akad.
2) Barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan nilai wajar pada saat diterima
dan selisihnya diakui sebagai kerugian, jika nilai pasar dari barang pesanan lebih
rendah dari nilai barang pesanan yang tercantum dalam akad.
Persediaan barang salam Rp xxx
Kerugian salam Rp xxx
Piutang salam Rp xxx
4. Jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal
jatuh tempo pengiriman, maka:
a) Jika tanggal pengiriman diperpanjang, maka nilai tercatat piutang salam sebesar
bagian yang belum dipenuhi sesuai dengan niali yang tercantum dalam akad.
Jurnal yang dibuat pada saat menerima sebagian barang salam, misal, baru 60 %
dari nilai akad:
Persediaan barang salam Rp xxx
Kerugian salam Rp xxx
Dengan demikian, nilai tercatat piutang salam adalah sebesar tinggal 40 % dari nilai
akadnya.
b) Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya maka piutang salam berubah menjadi
piutang yang harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi.
Untuk kasus ini, pembeli/bank akan mencatat dalam jurnalnya sebagai berikut:
Piutang kepada Penjual Rp xxx
piutang salam Rp xxx
Dengan demikian, nilai tercatat piutang salam adalah sebesar tinggal 40 % dari nilai
akadnya.
c) Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan pembeli mempunyai jaminan atas barang pesanan
serta hasil pnjualan jaminan tersebut lebih kecil dari nilai pitang salam, maka selisih antara nilai tercatat
piutang salam dan hasil penjualan jaminan tersebut diakui sebagai piutang kepada penjual. Sebaliknya,
jika hasil penjualan jaminan tersebut lebih besar dari nilai tercatat piutang salam maka selisihnya menjadi
hak penjual.
Pencatatan yang dibuat pembeli/bank bila niali penjualan jaminan lebih kecil dari nilai tercatat piutang
salam
Kas Rp xxx
Piutang kepada penjual Rp xxx
Piutang salam Rp xxx
Bila nilai penjualan jaminan lebih besar dari pada nilai tercatat piutang salam maka bank akan mencatat
jurnalnya sebagai berikut:
Kas Rp xxx
Rekening penjual (supplier) Rp xxx
Piutang salam Rp xxx
Selisih lebih dari penjualan jaminan yang telah digunakan untuk melunasi piutang salam diserahkan
kepada supplier. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Rekening Penjual Rp xxx
Kas Rp xxx
5. Pembeli dapat mengenakan denda kepada penjual yang mampu menunaikan
kewajibannya, tetapi tidak memenuhinya dengan sengaja hal ini tidak berlaku bagi
penjual yang tidak mampu menunaikan kewajibannya karena force majeur.
Denda yang diterima oleh pembeli diakui sebagai bagian dari dana kebajikan.
(paragraf 14-15, PSAK 103,2007)
Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Kas Rp xxx
Rekening wadiah – dana kebajikan Rp xxx
Barang pesanan yang telah diterima diakui sebagai persediaan. Pada akhir periode pelaporan
keuangan, persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah
biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai bersih dapat direalisasi
lebih rendah dari biaya perolehan maka selisihnya diakui sebagai kerugian. (paragraf 16
PSAK 103,2007).
Atas kerugian ini, bank akan membuat ayat penyesuaian pada akhir peride sebagai berikut:
Kerugian penurunan nilai persediaan barang salam Rp xxx
Penyisihan penurunan nilai persediaan barang salam Rp xxx
Kerugian penurunan nilai akan dilaporkan dilaporan laba rugi sebaagai beban operasi,
sedangkan penyisihan penurunan nilai akan dilaporkan dineraca pembeli/bank sebagai
pengurang persediaan barang salam.
PSAK 103 (2007) telah mengatur tentang peralakuan akuntansi salam untuk
penjual, sebagai berikut:
Kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima modal usaha salam sebesar
modal usaha salam yang diterima. Modal usaha salam yang diterima dapat berupa
kas dan aset nonkas. Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah
yang diterim, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas diukur
sebesar nilai wajar. (nilai yang disepakati antara pembeli dan penjual). (paragraf
17-18 PSAK 103, 2007).
Dalam hal ini penjual mencatat dalam pembukuannya sebagai berikut:
Kas/aset nonkas Rp xxx
Kewajiban salam Rp xxx
Kewajiban salam dihentikan pengakuannya (derecognation) pada saat penyerahan barang
kepada pembeli. Jika penjual melakuka transaksi salam paralel, selisih antara jumalah yang
dibayar oleh pembeli akhir dan biaya perolehan barang pesanan diakui sebagai keuntungan
atau kerugian pada saat pengiriman barang pesanan oleh penjual ke pembeli akhir. (paragraf
19, PSAK 103, 2007).
Mekanisme pencatatan dalam pembukuan penjual/bank sebagai penjual adalah sebagai
berikut:
1. Pada saat bank syariah menerima modal saham dari pembeli akhir, bank akan mencatat
dalam jurnalnya sebagai berikut:
Kas Rp xxx
Kewajiban salam Rp xxx
2. Pada saat bank memesan barang dan membayarnya kepada penjual
Piutang salam Rp xxx
Kas Rp xxx
3. Pada saat bank meerima barang pesanan dari supplier.
persediaan barang salam Rp xxx
piutang salam Rp xxx
4. Apabila biaya barang pesanan tidak sama dengan jumlah kas yang dibayarkan bank kepada
supplier maka akan mencatat pada saat penyerahan barang kepada nasabah pembeli sebagai
berikut:
Utang salam Rp xxx
Persediaan barang salam Rp xxx
Keuntungan salam Rp xxx
Jurnal ini dibuat apabila biaya barang yang dipesan lebih kecil dari pada jumlah yang dibayar
nasabah, sedangkan apabila biaya barang lebih besar dari jumlah yang dibayar nasabah maka
bank akan mencatat sebagai berikut:
Utang salam Rp xxx
Kerugian salam Rp xxx
Persediaan barang salam Rp xxx
Akuntansi salam

More Related Content

What's hot

Surat berharga (1)
Surat berharga (1)Surat berharga (1)
Surat berharga (1)fuad1295
 
Bab 5 surat surat berharga
Bab 5 surat surat berhargaBab 5 surat surat berharga
Bab 5 surat surat berhargaAditya Panim
 
Psak 102 murabahah
Psak 102 murabahahPsak 102 murabahah
Psak 102 murabahahcitra Joni
 
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA Fair Nurfachrizi
 
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahAkuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahPhuji Maisaroh
 
Hukum Surat Berharga - Cek
Hukum Surat Berharga - CekHukum Surat Berharga - Cek
Hukum Surat Berharga - CekQuintaXeonita
 
Surat Cara Boleh Niaga
Surat Cara Boleh NiagaSurat Cara Boleh Niaga
Surat Cara Boleh NiagaWanBK Leo
 
Makalah Ekonomi Makro Pasar Uang
Makalah Ekonomi Makro Pasar UangMakalah Ekonomi Makro Pasar Uang
Makalah Ekonomi Makro Pasar UangYesica Adicondro
 
Letter of Credit Impor Syariah
Letter of Credit Impor SyariahLetter of Credit Impor Syariah
Letter of Credit Impor SyariahYusuf Darismah
 
Makalah Ekonomi Makro Pasar Uang
Makalah Ekonomi Makro Pasar UangMakalah Ekonomi Makro Pasar Uang
Makalah Ekonomi Makro Pasar UangYesica Adicondro
 
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...nishannisa
 
Bab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalBab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalInal Ypyn
 
Perjanjian anjak piutang (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
Perjanjian anjak piutang (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))Perjanjian anjak piutang (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
Perjanjian anjak piutang (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))GLC
 

What's hot (20)

Surat berharga (1)
Surat berharga (1)Surat berharga (1)
Surat berharga (1)
 
Bab 5 surat surat berharga
Bab 5 surat surat berhargaBab 5 surat surat berharga
Bab 5 surat surat berharga
 
Giro dikonversi
Giro dikonversiGiro dikonversi
Giro dikonversi
 
Psak 102 murabahah
Psak 102 murabahahPsak 102 murabahah
Psak 102 murabahah
 
Surat Berharga
Surat BerhargaSurat Berharga
Surat Berharga
 
Cek
CekCek
Cek
 
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
 
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahAkuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
 
Hukum Surat Berharga - Cek
Hukum Surat Berharga - CekHukum Surat Berharga - Cek
Hukum Surat Berharga - Cek
 
Surat Cara Boleh Niaga
Surat Cara Boleh NiagaSurat Cara Boleh Niaga
Surat Cara Boleh Niaga
 
Makalah Ekonomi Makro Pasar Uang
Makalah Ekonomi Makro Pasar UangMakalah Ekonomi Makro Pasar Uang
Makalah Ekonomi Makro Pasar Uang
 
Hukum tentang Surat Berharga
Hukum tentang Surat BerhargaHukum tentang Surat Berharga
Hukum tentang Surat Berharga
 
Letter of credit atau l
Letter of credit atau lLetter of credit atau l
Letter of credit atau l
 
Letter of Credit Impor Syariah
Letter of Credit Impor SyariahLetter of Credit Impor Syariah
Letter of Credit Impor Syariah
 
Makalah Ekonomi Makro Pasar Uang
Makalah Ekonomi Makro Pasar UangMakalah Ekonomi Makro Pasar Uang
Makalah Ekonomi Makro Pasar Uang
 
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
 
Bab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalBab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modal
 
Perjanjian anjak piutang (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
Perjanjian anjak piutang (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))Perjanjian anjak piutang (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
Perjanjian anjak piutang (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
 
Pasar Uang & Valuta Asing
Pasar Uang & Valuta AsingPasar Uang & Valuta Asing
Pasar Uang & Valuta Asing
 
Slk pasar uang slk ch 11
Slk pasar uang  slk ch 11Slk pasar uang  slk ch 11
Slk pasar uang slk ch 11
 

Viewers also liked

Bab vii akuntansi istisna
Bab vii akuntansi istisnaBab vii akuntansi istisna
Bab vii akuntansi istisnaTajus Yamani
 
Vl creativity gtky
Vl creativity gtkyVl creativity gtky
Vl creativity gtkykwerth
 
Know your friend
Know your friendKnow your friend
Know your friendMukut Deori
 
Introduce your friend
Introduce your friendIntroduce your friend
Introduce your friendHZAHRANI
 
Cash Basis vs Accrual Basis_Analisis Laporan Keuangan
Cash Basis vs Accrual Basis_Analisis Laporan KeuanganCash Basis vs Accrual Basis_Analisis Laporan Keuangan
Cash Basis vs Accrual Basis_Analisis Laporan KeuanganBudianto Budie
 
Akuntansi istishna
Akuntansi istishnaAkuntansi istishna
Akuntansi istishnamadureh
 
Talking about self PPT
Talking about self PPTTalking about self PPT
Talking about self PPTKarina Shafira
 
Greeting and Introduction
Greeting and IntroductionGreeting and Introduction
Greeting and IntroductionAzwar Rangkuti
 
GREETINGS: how to introduce oneself and other people
GREETINGS: how to introduce oneself and other peopleGREETINGS: how to introduce oneself and other people
GREETINGS: how to introduce oneself and other peopleWie Wien
 

Viewers also liked (12)

Introduce oneself
Introduce oneselfIntroduce oneself
Introduce oneself
 
Bab vii akuntansi istisna
Bab vii akuntansi istisnaBab vii akuntansi istisna
Bab vii akuntansi istisna
 
Vl creativity gtky
Vl creativity gtkyVl creativity gtky
Vl creativity gtky
 
Know your friend
Know your friendKnow your friend
Know your friend
 
Introduce your friend
Introduce your friendIntroduce your friend
Introduce your friend
 
Cash Basis vs Accrual Basis_Analisis Laporan Keuangan
Cash Basis vs Accrual Basis_Analisis Laporan KeuanganCash Basis vs Accrual Basis_Analisis Laporan Keuangan
Cash Basis vs Accrual Basis_Analisis Laporan Keuangan
 
Akuntansi istishna
Akuntansi istishnaAkuntansi istishna
Akuntansi istishna
 
Akuntansi jiid 1
Akuntansi jiid 1Akuntansi jiid 1
Akuntansi jiid 1
 
Proses akuntansi
Proses akuntansiProses akuntansi
Proses akuntansi
 
Talking about self PPT
Talking about self PPTTalking about self PPT
Talking about self PPT
 
Greeting and Introduction
Greeting and IntroductionGreeting and Introduction
Greeting and Introduction
 
GREETINGS: how to introduce oneself and other people
GREETINGS: how to introduce oneself and other peopleGREETINGS: how to introduce oneself and other people
GREETINGS: how to introduce oneself and other people
 

Similar to Akuntansi salam

Makalah Akuntansi Syariah Salam Mudharabah
Makalah Akuntansi Syariah Salam Mudharabah Makalah Akuntansi Syariah Salam Mudharabah
Makalah Akuntansi Syariah Salam Mudharabah Renny Nadianti
 
Akad salam syariah akad alam syariah syariah
Akad salam syariah akad alam syariah syariahAkad salam syariah akad alam syariah syariah
Akad salam syariah akad alam syariah syariahAsrul_04
 
Sesi 8 - Akuntansi Istishna Praktisi Mengajar.ppt
Sesi 8 - Akuntansi Istishna Praktisi Mengajar.pptSesi 8 - Akuntansi Istishna Praktisi Mengajar.ppt
Sesi 8 - Akuntansi Istishna Praktisi Mengajar.pptpadlah1984
 
akuntansi syariah PRESENTASI.pptx
 akuntansi syariah PRESENTASI.pptx akuntansi syariah PRESENTASI.pptx
akuntansi syariah PRESENTASI.pptxsantiuna
 
-Teori Akad-.ppt
-Teori Akad-.ppt-Teori Akad-.ppt
-Teori Akad-.pptPettiPitri
 
Akad_Salam_PPT.pptx-123456789101112131415
Akad_Salam_PPT.pptx-123456789101112131415Akad_Salam_PPT.pptx-123456789101112131415
Akad_Salam_PPT.pptx-123456789101112131415RazaTristanDeca
 
akuntansi syariah : akad murabahah
akuntansi syariah : akad murabahahakuntansi syariah : akad murabahah
akuntansi syariah : akad murabahahnurul agustina
 
Sesi 7 - Akuntansi Salam.ppt
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pptSesi 7 - Akuntansi Salam.ppt
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pptpadlah1984
 
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pdf
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pdfSesi 7 - Akuntansi Salam.pdf
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pdfpadlah1984
 
AKUNTANSI MURABAHAH_MATERI.pdf
AKUNTANSI MURABAHAH_MATERI.pdfAKUNTANSI MURABAHAH_MATERI.pdf
AKUNTANSI MURABAHAH_MATERI.pdfRiniMusada1
 
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syariaBab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syariaIkaAlini
 
AKUNTANSI UNTUK USAHA DAGANG 1 (2).pptx
AKUNTANSI UNTUK USAHA DAGANG 1 (2).pptxAKUNTANSI UNTUK USAHA DAGANG 1 (2).pptx
AKUNTANSI UNTUK USAHA DAGANG 1 (2).pptxMarkusSeran
 
Presentas
PresentasPresentas
Presentasriza
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasiriza
 
Akuntansi Murabahah kelompok 8 IAIN Salatiga
Akuntansi Murabahah kelompok 8 IAIN SalatigaAkuntansi Murabahah kelompok 8 IAIN Salatiga
Akuntansi Murabahah kelompok 8 IAIN SalatigaBaktii07
 
Transaksi Dan Akad Dalam Lembaga Keuangan Syariah. IAIN SALATIGA
Transaksi Dan Akad Dalam Lembaga Keuangan Syariah. IAIN SALATIGATransaksi Dan Akad Dalam Lembaga Keuangan Syariah. IAIN SALATIGA
Transaksi Dan Akad Dalam Lembaga Keuangan Syariah. IAIN SALATIGAFerisa Dewi
 

Similar to Akuntansi salam (20)

Makalah Akuntansi Syariah Salam Mudharabah
Makalah Akuntansi Syariah Salam Mudharabah Makalah Akuntansi Syariah Salam Mudharabah
Makalah Akuntansi Syariah Salam Mudharabah
 
Akad salam syariah akad alam syariah syariah
Akad salam syariah akad alam syariah syariahAkad salam syariah akad alam syariah syariah
Akad salam syariah akad alam syariah syariah
 
2550074.ppt
2550074.ppt2550074.ppt
2550074.ppt
 
Sesi 8 - Akuntansi Istishna Praktisi Mengajar.ppt
Sesi 8 - Akuntansi Istishna Praktisi Mengajar.pptSesi 8 - Akuntansi Istishna Praktisi Mengajar.ppt
Sesi 8 - Akuntansi Istishna Praktisi Mengajar.ppt
 
akuntansi syariah PRESENTASI.pptx
 akuntansi syariah PRESENTASI.pptx akuntansi syariah PRESENTASI.pptx
akuntansi syariah PRESENTASI.pptx
 
-Teori Akad-.ppt
-Teori Akad-.ppt-Teori Akad-.ppt
-Teori Akad-.ppt
 
Akad salam
Akad salamAkad salam
Akad salam
 
Akad_Salam_PPT.pptx-123456789101112131415
Akad_Salam_PPT.pptx-123456789101112131415Akad_Salam_PPT.pptx-123456789101112131415
Akad_Salam_PPT.pptx-123456789101112131415
 
PSAK NO. 102
PSAK NO. 102PSAK NO. 102
PSAK NO. 102
 
akuntansi syariah : akad murabahah
akuntansi syariah : akad murabahahakuntansi syariah : akad murabahah
akuntansi syariah : akad murabahah
 
Sesi 7 - Akuntansi Salam.ppt
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pptSesi 7 - Akuntansi Salam.ppt
Sesi 7 - Akuntansi Salam.ppt
 
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pdf
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pdfSesi 7 - Akuntansi Salam.pdf
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pdf
 
AKUNTANSI MURABAHAH_MATERI.pdf
AKUNTANSI MURABAHAH_MATERI.pdfAKUNTANSI MURABAHAH_MATERI.pdf
AKUNTANSI MURABAHAH_MATERI.pdf
 
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syariaBab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
 
AKUNTANSI UNTUK USAHA DAGANG 1 (2).pptx
AKUNTANSI UNTUK USAHA DAGANG 1 (2).pptxAKUNTANSI UNTUK USAHA DAGANG 1 (2).pptx
AKUNTANSI UNTUK USAHA DAGANG 1 (2).pptx
 
Presentas
PresentasPresentas
Presentas
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
istishna'.ppt
istishna'.pptistishna'.ppt
istishna'.ppt
 
Akuntansi Murabahah kelompok 8 IAIN Salatiga
Akuntansi Murabahah kelompok 8 IAIN SalatigaAkuntansi Murabahah kelompok 8 IAIN Salatiga
Akuntansi Murabahah kelompok 8 IAIN Salatiga
 
Transaksi Dan Akad Dalam Lembaga Keuangan Syariah. IAIN SALATIGA
Transaksi Dan Akad Dalam Lembaga Keuangan Syariah. IAIN SALATIGATransaksi Dan Akad Dalam Lembaga Keuangan Syariah. IAIN SALATIGA
Transaksi Dan Akad Dalam Lembaga Keuangan Syariah. IAIN SALATIGA
 

Akuntansi salam

  • 1. OLEH DIAN MAGFIRAWATI A311 11 284 DWI KARTINI WARDANINGSI A311 11 270 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN
  • 2.  Menurut PSAK No. 103 (2007) Salam adalah akad jual beli muslam fiih (barang pesanan) dengan pengiriman di kemudian hari oleh muslam illaihi (penjual) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu.  Dalam Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Direktorat Perbankan Syariah, mengemukakan : Salaf dalam fiqh mu’amalah merupakan istilah lain untuk akad bai’ as-salam. Bai’ as-salam adalah jual beli barang yang diserahkan di kemudian hari sementara pembayaran dilakukan di muka. Salam adalah jual beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran dilakukan di muka, dengan syarat-syarat tertentu
  • 3. • Muslam/pembeli • Muslam ilaih/penjual • Muslam fiihi/barang atau hasil produksi • Modal atau uang • Shighat/Ijab Qabul Rukun • Pihak yang berakad • 2. Ridha dua belah pihak dan tidak ingkar janji • 3. Cakap hukum Syarat
  • 4. Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor: 05/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Jual Beli Salam dijelaskan ketentuan salam sebagai berikut: Pertama - Ketentuan tentang Pembayaran Kedua - Ketentuan tentang Barang Ketiga - Ketentuan tentang Salam Paralel Keempat - Penyerahan Barang Sebelum atau pada Waktunya Kelima - Pembatalan Kontrak
  • 5. Al-Qur’an • “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaknya kamu menuliskannya dengan benar….” (Q.S Al-Baqarah : 282) • “Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu….(Q.S Al-Ma’idah :1) As-Sunnah • Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Barang siapa melakukan salam, hendaknya ia melakukannya dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui.” (HR. Bukhari) • Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah bersabda, • “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR. al-Baihaqi dan Ibnu Majah, serta dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).
  • 6.
  • 8. PSAK No. 103 (2007) telah mengatur tentang pengakuan dan pengukuran salam dan salam paralel untuk pembeli sebagai berikut: 1. Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau dialihkan kepada penjual. 2. Modal usaha salam dapat berupa kas dan aset nonkas. Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar. Selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat modal usaha nonkas yang diserahkan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penyerahan modal usaha tersebut. (Paragraf 11-12, PSAK 103,2007).
  • 9. Dalam hal pembeli/bank menyerahkan modal salam kepada penjual untuk membayar pesanan secara tunai, maka bank akan mencatat: Piutang salam Rp xxx Kas/Rekening penjual Rp xxx Bila pembeli/bank menyerahkan modal salam kepada penjual untuk membayar pesanan dengan aset nonkas dan nilai wajar aset nonkas lebih kecil dari nilai bukunya maka selisihnya diakui sebagai kerugian; maka bank akan mencatat: Piutang salam Rp xxx Kerugian penurunan nilai aset nonkas Rp xxx Aset Non kas (misal, pupuk) Rp xxx
  • 10. Sedangkn bila pembeli/bank menyerahkan modal salam kepada penjual untuk membayar pesanan dengan aset nonkas dan nilai wajar aset nonkas lebih besar dari nilai bukunya maka selisihnya diakui sebagai keuntungan pembeli/bank; dengan demikian bank akan mencatat; Piutang salam Rp xxx Keuntungan penurunan nilai aset nonkas Rp xxx Aset Non kas (misal, pupuk) Rp xxx
  • 11. 3. Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai berikut. (paragraf 13, PSAK 103,2007) a) Jika barang pesanan sesuai dengan akad diniali sesuai nilai yang disepakati. Jurnal yang dibuat oleh pembeli/bank adalah sebagai berikut: Persediaan barang salam Rp xxx Piutang salam Rp xxx
  • 12. b) Jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka: 1) Barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengn nilai akad, jika nilai wajar dari barang pesanan yang diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang tercantum dalam akad. 2) Barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan nilai wajar pada saat diterima dan selisihnya diakui sebagai kerugian, jika nilai pasar dari barang pesanan lebih rendah dari nilai barang pesanan yang tercantum dalam akad. Persediaan barang salam Rp xxx Kerugian salam Rp xxx Piutang salam Rp xxx
  • 13. 4. Jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal jatuh tempo pengiriman, maka: a) Jika tanggal pengiriman diperpanjang, maka nilai tercatat piutang salam sebesar bagian yang belum dipenuhi sesuai dengan niali yang tercantum dalam akad. Jurnal yang dibuat pada saat menerima sebagian barang salam, misal, baru 60 % dari nilai akad: Persediaan barang salam Rp xxx Kerugian salam Rp xxx Dengan demikian, nilai tercatat piutang salam adalah sebesar tinggal 40 % dari nilai akadnya.
  • 14. b) Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya maka piutang salam berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi. Untuk kasus ini, pembeli/bank akan mencatat dalam jurnalnya sebagai berikut: Piutang kepada Penjual Rp xxx piutang salam Rp xxx Dengan demikian, nilai tercatat piutang salam adalah sebesar tinggal 40 % dari nilai akadnya. c) Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan pembeli mempunyai jaminan atas barang pesanan serta hasil pnjualan jaminan tersebut lebih kecil dari nilai pitang salam, maka selisih antara nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan jaminan tersebut diakui sebagai piutang kepada penjual. Sebaliknya, jika hasil penjualan jaminan tersebut lebih besar dari nilai tercatat piutang salam maka selisihnya menjadi hak penjual.
  • 15. Pencatatan yang dibuat pembeli/bank bila niali penjualan jaminan lebih kecil dari nilai tercatat piutang salam Kas Rp xxx Piutang kepada penjual Rp xxx Piutang salam Rp xxx Bila nilai penjualan jaminan lebih besar dari pada nilai tercatat piutang salam maka bank akan mencatat jurnalnya sebagai berikut: Kas Rp xxx Rekening penjual (supplier) Rp xxx Piutang salam Rp xxx Selisih lebih dari penjualan jaminan yang telah digunakan untuk melunasi piutang salam diserahkan kepada supplier. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: Rekening Penjual Rp xxx Kas Rp xxx
  • 16. 5. Pembeli dapat mengenakan denda kepada penjual yang mampu menunaikan kewajibannya, tetapi tidak memenuhinya dengan sengaja hal ini tidak berlaku bagi penjual yang tidak mampu menunaikan kewajibannya karena force majeur. Denda yang diterima oleh pembeli diakui sebagai bagian dari dana kebajikan. (paragraf 14-15, PSAK 103,2007) Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: Kas Rp xxx Rekening wadiah – dana kebajikan Rp xxx
  • 17. Barang pesanan yang telah diterima diakui sebagai persediaan. Pada akhir periode pelaporan keuangan, persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai bersih dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan maka selisihnya diakui sebagai kerugian. (paragraf 16 PSAK 103,2007). Atas kerugian ini, bank akan membuat ayat penyesuaian pada akhir peride sebagai berikut: Kerugian penurunan nilai persediaan barang salam Rp xxx Penyisihan penurunan nilai persediaan barang salam Rp xxx Kerugian penurunan nilai akan dilaporkan dilaporan laba rugi sebaagai beban operasi, sedangkan penyisihan penurunan nilai akan dilaporkan dineraca pembeli/bank sebagai pengurang persediaan barang salam.
  • 18. PSAK 103 (2007) telah mengatur tentang peralakuan akuntansi salam untuk penjual, sebagai berikut: Kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima modal usaha salam sebesar modal usaha salam yang diterima. Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas dan aset nonkas. Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang diterim, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar. (nilai yang disepakati antara pembeli dan penjual). (paragraf 17-18 PSAK 103, 2007). Dalam hal ini penjual mencatat dalam pembukuannya sebagai berikut: Kas/aset nonkas Rp xxx Kewajiban salam Rp xxx
  • 19. Kewajiban salam dihentikan pengakuannya (derecognation) pada saat penyerahan barang kepada pembeli. Jika penjual melakuka transaksi salam paralel, selisih antara jumalah yang dibayar oleh pembeli akhir dan biaya perolehan barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat pengiriman barang pesanan oleh penjual ke pembeli akhir. (paragraf 19, PSAK 103, 2007). Mekanisme pencatatan dalam pembukuan penjual/bank sebagai penjual adalah sebagai berikut: 1. Pada saat bank syariah menerima modal saham dari pembeli akhir, bank akan mencatat dalam jurnalnya sebagai berikut: Kas Rp xxx Kewajiban salam Rp xxx
  • 20. 2. Pada saat bank memesan barang dan membayarnya kepada penjual Piutang salam Rp xxx Kas Rp xxx 3. Pada saat bank meerima barang pesanan dari supplier. persediaan barang salam Rp xxx piutang salam Rp xxx
  • 21. 4. Apabila biaya barang pesanan tidak sama dengan jumlah kas yang dibayarkan bank kepada supplier maka akan mencatat pada saat penyerahan barang kepada nasabah pembeli sebagai berikut: Utang salam Rp xxx Persediaan barang salam Rp xxx Keuntungan salam Rp xxx Jurnal ini dibuat apabila biaya barang yang dipesan lebih kecil dari pada jumlah yang dibayar nasabah, sedangkan apabila biaya barang lebih besar dari jumlah yang dibayar nasabah maka bank akan mencatat sebagai berikut: Utang salam Rp xxx Kerugian salam Rp xxx Persediaan barang salam Rp xxx