SlideShare a Scribd company logo
1 of 157
by.dr Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 1dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Pendahuluan
Definisi
Penyebab penyakit
Gejala-gejala klinik penyebab infeksi
Macam- macam penyakit dan penyebabnya
Infeksi karena stafilikokus
Infeksi karena streptokokus
Infeksi pneumokok
Typhus abdominal
Jamur
Parasit
Penyakit virus
03/28/16 2dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Definisi Infeksi
Peristiwa masuk dan penggandaan microorganisme
(agent) di dalam tubuh pejamu (host)
Definisi penyakit Infeksi
manifestasi klinik bila terjadi kerusakan
jaringan dan/ fx bila tjd rx radang/imun
pejamu terpanggil
03/28/16 3dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
1. Kontak langsung ( peny kelamin)
2. Kontaminasi dan luka ( inf luka,rabies)
3. Inokulasi ( gigitan serangga, suntikan)
4. Menelan makanan dan minuman yg terkontaminasi
(hepatitis, kolera)
5. Menghirup /udara ( influenza, TBC)
03/28/16 4dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Organisme:
bakteri,
rickettsia,
virus,jamur,
parasit
Merusak
jaringan
Penyakit
03/28/16 5dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
1. Mikroorganisme ( jasad renik yang masuk dalam
tubuh)
2. Reaksi tubuh terhadap mikroorganisme tersebut
3. Sifat-sifat umum penyakit
03/28/16 6dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Bakteri
Virus
parasit
Non
Patogen
Patogen
03/28/16 7dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
1. Porte d entrée (tempat masuknya mikroorganisme)
2. Jumlah mikroorganisme harus cukup banyak agar
dapat bertahan dalam lingk baru.
3. Kuman harus dapat menyesuaikan diri dg lingk baru
4. Kuman harus dapat dipindahkan kepada host yang
baru
03/28/16 8dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Kuman
pyoge n
Infeksi
setempat
kulit
Bersifat
supuratif
Abses
03/28/16 9dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Abses ?
Berisis pus
Yi : bahan 2 yg
mati
kuman
Kulit:
Epidermis
yg retak
dan folikel
rambut
Aliran
darah
03/28/16 10dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Macam
Radang o/
Stafilokok
•Furunculus (furuncel)
•Carbunculus (karbunkel)
•Osteomyelitis
•Tonsilitis
•Pneumonia bacterial
•Endocarditis
•Meningitis
•Sinusitis
•Otitis media
•Enteritis bacterialis
•Colitis
•abses
03/28/16 11dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 12dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 13dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 14dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 15dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 17dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 18dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 19dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 20dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 21dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 22dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 23dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 24dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 25dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 26dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 27dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 28dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 29dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 30dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 31dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 32dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 33dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 34dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 35dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 36dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 37dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 38dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 39dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 40dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 41dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 42dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 43dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 44dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 45dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 46dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 47dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 48dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 49dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 50dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 51dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 52dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 53dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 54dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 55dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 56dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 57dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 58dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 59dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Kuman
pyogen
Penyebaran
secara
hematogen
Sepsis
Kematian
03/28/16 60dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
1. Infeksi setempat, biasanya berbatas tegas pada
porte d ‘ entrée (tonsilitis acuta,
nasopharingitis)
2. Infeksi menyebar dari porte d’ entrée
menyebabkan lymphangitis dan celulitis
3. Penyebaran hematogen menyebabkan bakterimia
4. Penyakit disertai eksantem ( exanthema) yg
disebabkan toxin eritrogen, misal scarlatina
5. Postreptococal hypersensityzation, yg
menyebabkan kelainan sistemik seperti demam
rheuma, glomerulonefritis,arthritis
03/28/16 61dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Penyakit
karena
streptokok
1. Tonsilitis
2. Abses Gigi
3. Sepsis puerpuralis
4. Endocarditis
5. Erisypelas
6. scarlatina
03/28/16 62dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
1. Demam tinggi berbahaya
2. Limpa membesar
3. Diare
4. Terdapat sel darah merah dan albumin dalam
kemih
5. Anemia dalam waktu singkat
6. Supurasi pada sendi, pleura, peritonium,
selaput otak
03/28/16 63dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Tanda Klinis:
Radang kulit akut
Eritem
Edema
Cepat menjalar
Penyebab :
Streptokok beta hemolitik gol A,
Kadang2 gol C
03/28/16 64dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 65dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 66dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 67dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 68dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Gejala :
Eksantem dan enantem eritematosa yg merata
menyebabkan nefritis, otitis media,
supurasi kelenjar getah bening
Mula –mila terjadi tonsilitis dan nasopharingitis,
eritem baru timbul 1-3 hari
Jarang terjadi di daerah tropik
03/28/16 69dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 70dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 71dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 72dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 73dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 74dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 75dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 76dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
pneumokok
Penderita aktif/carrier
Tractus
respiratorius
•Inf supuratif
telinga tengah
•Sinus
paranasal
•Mastoid
•Ronnga sendi
03/28/16 77dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Etiologi : Salmonella thyphosa
Cara Infeksi:
 Berasal dari penderita yg membawa kuman (secara
klinik sehat)
 Keluar bersama feces/kemih (carrier)
 Kuman mengontaminasi makanan, minuman dan
tangan
 Lalat penyebar kuman thypus , dari tempat kotor ke
makanan
 Infeksi pada pencernaan
 Porte D entrée : jar limfoid usus halus
03/28/16 78dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
 Kuman di usus →kelenjar getah bening mesenterium
→ berproliferasi menuju → ductus thoracicus →
masuk aliran darah → banyak kuman musnah →
mengeluarkan endotoksin → timbul gejala penyakit
Gejala – gejala :
 Demam yg makin meningkat, menetap tinggi
beberapa minggu, menurun berangsur – angsur
 Kesadaran menurun ( mengantuk)
 Nyeri kepala
03/28/16 79dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
 Lemas
 Bercak – bercak merah pada dinding perut
 Diare/ konstipasi
 Gejala homeopoetik pembesaran limpa :
Lekopeni,
 Cacat :
 Radang jaringan hematopoetik terutama jaringan
limfoid usus, kel getah bening dlm perut,limpa dan
ss tl
 Disertai bakteremi →semua alat tubuh dapat
terkena
 Infeksi kandung empedu
03/28/16 80dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Reaksi radang
 Mononukleus besar memfagositosissecara aktif
 Di dalamnya terdapat limfosit dan eritrosit
(eritrofagosit) →sel –sel typhus
 SS tl penuh sel typhus → berkurangnya sel
polinukleus dan menghilangnya eosinofil
Cacat pada usus:
 Jar limfoid usus, usus halus dan besar, akhir ilium
 Bercak Peyer bengkaka → 1 mg → →nekrotik →
ulkus → perdarahan dan perforasi
Kelenjar Limfe mesenterium:
 Sel2 mononukleus besar memfagositosit eritrosit →
limpa besar dan lembek → pulpa limpa merah
03/28/16 81dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Hati : pusat 2 nekrosis kecil disertai dg sel
mononukleus
Kandung empedu : kuman2 typhoid hidup dan
berpoliferasi dlm empedu,
 Setelah klinik pdrt sembuh → empedu mengandung
kuman typhoid yg terus menerus masuk usus →
→feces →pengandung kuman typhoid sehat
Ginjal : degenerasi albumin → kemih mengandung
kuman
Paru – paru: bronchitis , BrPn ec → lemah, kurang
bergerak → terinfeksi kuman lain
Jantung : TD rendah, nadi lambat
03/28/16 82dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Darah : lekopeni terutama sel polinukleus dan
eosinofil
Pemeriksaan lab :
1. Pembiakan kuman dari darah penderita
Pembiakan (+) selama minggu 1
2. Percobaan widal → percobaan thd antibody
(aglutinasi antigen – antibody)
3. Mg ke 3 kemih mengandung kuman typhus
4. Lekopeni
03/28/16 83dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Organisme panjang 2- 10 µm
Gram positif
Dinding bakteri mengandung lipid → membentuk
materi seperti lilin → tahan asam ( acid fast)
→tetap menahan fuchsinkarbol setelah dibilas
alkohol asam (BTA)
Tumbuh lebih lama dari bakteri lain
Semuanya kronik dan progresif
03/28/16 84dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
1. M. Tuberculosis → terutama organ paru
2. M. leprae → kulit serta saraf tepi
3. M. atipik → kelenjar limfoid
03/28/16 85dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Tuberkulosis (TBC) adalah salah satu jenis
penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
"Mycobacterium tuberculosis ". Kuman ini
dapat menyerang semua bagian tubuh manusia,
dan yang paling sering terkena adalah organ
paru (90%).
03/28/16 86dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Di negara-negara maju penyakit TBC yang
semula sudah dianggap tidak ada, kini mulai
timbul dan semarak, justru karena timbulnya
penyakit HIV/AIDS. Karena kondisi pertahanan
tubuh penderita HIV/AIDS sangat lemah, maka
keadaan ini mempermudah terserang penyakit
TBC.
03/28/16 87dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Di Indonesia, TBC adalah penyebab kematian
ke-2 setelah penyakit
jantung dan pembuluh darah lainnya. Selain dari
itu Indonesia adalah
negara ke-3 di dunia yang mempunyai penderita
TBC terbanyak setelah
Cina dan India.
03/28/16 88dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Seperti halnya flu, kuman TBC menyebar di udara
pada saat seorang
penderita TBCbatuk, bersin, meludah ataupun
berbicara.
Penderita TBC yang tidak berobat dapat
menularkan penyakitnya kepada sekitar 10-15
orang dalam jangka waktu 10 tahun.
03/28/16 89dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
batuk yang lama lebih dari 2 minggu
berat badan turun
demam
keluar keringat pada malam hari
mudah lelah
hilang nafsu makan
nyeri di bagian dada
batuk bercampur dahak/darah
03/28/16 90dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Ya, TBC dapat menularkan kepada semua orang,
dan yang menularkan adalah mereka yang di dalam
dahaknya terdapatkuman TBC.
03/28/16 91dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
orang yang diduga mempunyai gejala TBC
orang yang di lingkungannya ada yang
mengidap penyakit TBC (orang tersebut bisa jadi
anggota keluarga, teman, atau rekan sekerja,
dan pembantu rumah tangga)
03/28/16 92dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
anamnesis (riwayat
penyakit atau keluhan) dan pemeriksaan klinis
tes Mantoux untuk mengetahui apakah pernah
terinfeksi atau belum (terutama pada anakanak)
pemeriksaan sputum atau dahak mikroskopik dan
biakan
pemeriksaan foto rontgen paru
pemeriksaan laju endap darah
03/28/16 93dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
minum obat dengan teratur dan benar sesuai
dengan anjuran dokter selama 6 (enam)bulan
berturut-turut tanpa terputus
melibatkan petugas kesehatan atau anggota
keluarga untuk mengawasi dan memastikan
penderita TBC minum obat dengan teratur dan
benar (Strategi DOTS)
03/28/16 94dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Pendidikan keluarga dan peran serta keluarga
untuk:
* menjelaskan bahwa penyakit TBC dapat
disembuhkan
* minum obat secara teratur dan benar selama 6
(enam) bulan secara terus menerus
* makan makanan yang baik dengan gizi yang
seimbang
* istirahat yang cukup
03/28/16 95dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
* istirahat yang cukup
* perumahan yang sehat
* makan makanan yang bergizi
* perawatan
* iklim
* faktor psikis
03/28/16 96dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Pemeriksaan rutin harus dilakukan bagi penderita
penyakit TBC, agar dapat:
* memantau kemajuan pengobatan
* mengetahui ada atau tidak adanya efek
samping obat
* memeriksa kesehatan Anda dan memberikan
informasi yang diperlukan
* memberikan obat-obatan
03/28/16 97dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
* kuman TBC tidak mati
* timbul resistensi obat, kuman menjadi kebal
* penyakit TBC tidak sembuh
03/28/16 98dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
* penderita TBC dengan bakteri dalam darah
positif (+) sangat menular
* penderita TBC dengan bakteri dalam darah
positif (+) setelah diobati beberapa minggu,
resiko penularannya kecil
* penderita TBC dengan bakteri dalam darah
negatif (-) umumnya tidak menular
* penularan bakteri TBC melalui udara
* orang dengan infeksi HIV, imunitas rendah
mudah terserang TBC atau penyakit lainnya
03/28/16 99dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
* berhenti merokok, hindari minum minuman beralkohol, dan
obat bius
* berobat atau periksakan diri anda ke dokter (puskesmas,
klinik paru PPTI, rumah sakir, dokter paru) dengan teratur
* jangan menghentikan minum obat sendiri
* anggota keluarga ikut aktif dalam memperhatikan si penderita
dalam meminum obatnya secara teratur dan benar (sesuai dengan
Strategi DOTS = Directly Observed Treatments)
* bila batuk, usahakan menutup mulut
* dianjurkan meminum obat dalam keadaan perut kosong (pagi)
* makan makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup
03/28/16 100dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Efek samping pada saat meminum obat antara lain:
* kulit berwarna kuning
* air seni berwarna gelap seperti air teh
* muntah dan mual
* hilang nafsu makan
* perubahan pada penglihatan
* demam yang tidak jelas
* lemas dan kram perut
03/28/16 101dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 102dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 103dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 104dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 105dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 106dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 107dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 108dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Disebabkan oleh Morbus Hansen
Penyakit kronik, berjalan lambat namun progresif
Menimbulkan kerusakan jaringan yg menyangkut
sraf tepi, kulit dan membran mukosa
Penyebaran bakteri → kontak perorangan, kontak
erat dg penderita dalam waktu yg lama
M. Leprae sulit dikultur
Waktu pembelahan lama
Membelah di daerah tbh terdingin
03/28/16 109dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Sekret hidung penderita merup tmpt bakteri
membelah → menghasilkan lebih dari 10 basil/hari
→ sumber penyebaran bakteri
Mycobacterium ini pd saraf perifer → paralisis
dan merusak fx sensori di daerah tsb → tjd luka/
ulkus akibat trauma yg tdk terasa
03/28/16 110dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
1. Lepra Tuberkuloid
 Pd org dg infeksi M. Leprae yg menghasilkan respon
imun granulomatosa efektif → mampu membatasi
proliferasi basil dan kelanjutan penyakit
 Patologi :
gamb khas berupa lesi tunggal atau sedikit sekali pada
kulit.
Pembntkan granulomatosa : histiosit btk epiteloid, sel
datia langerhans,dan limfosit
Pembengkakan serabut saraf perifer
Nekrosis kasesosa sangat minimum
 Klinik :
lesi kulit di muka,ekstermitas,badan
03/28/16 111dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
hipopigmentasi atau erimatosa berbatas tegas, kering,
tidak berambut dg tepi luar meninggi
Mati rasa
kurang menimbulkan perubahan bentuk
Tidak infektif
03/28/16 112dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 113dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 114dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
2. Lepra Lepromatosa
 Tjd pd org yg gagal membentuk respon imun yg
adekuat thd basil lepra
 Lesi bentuk multiple seperti tumor di kulit, mata
testis, kel limfoid, dan limfa
 Tanpa pengobatan→merusak, merubah bentuk muka,
telinga, sal nafas, alis mata, saraf tepi
 Klinik :
Nodul kadang berulkus
tangan menyerupai cakar dg jari seperti palu, hidung
pelana,telinga rusak
Muka spt muka singa
03/28/16 115dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 116dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 117dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 118dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
03/28/16 119dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Organisme patogen terkecil 20- 300 mm
Mengandung RNA dan DNA, memiliki selubung
protein atau capsid
Tidak mampu bereplikasi/metabolisme
mandiri,memerlukan organel sel terinfeksi untuk
mberkembang biak.
Dikelompokan organisme intrasel obligat,
memerlukan sel hidup utk replikasi
Virus masuk sel microorganisme→mengubah
biosintesa dan metabolik ke sintesis viral encoded
asam nukleat dan protein
03/28/16 120dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Sering tanpa gejala
Berkembang biak tanpa diketahui
Dapat menetap bertahun – tahun atau seumur
hidup, dapat dalam bentuk laten non infektif dg
potensi reaktif
Perubahan sel yg terinfeksi virus:
1. Pembengkakan sel (sitoplasma menggelembung,(pd
sel hati dg hepatitis virus akut)
2. Inclusion body (materi hsl produksi metabolisme
virus)pd inf rabies sel neuron
3. Koliosit (sel dg inti sedikit membesar dan keruh
seperti berpasir,sitoplasma lebar memiliki rongga
jernih ( halo) pd Papiloma virus manusia (HPV)
03/28/16 121dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
4. Sel datia 9 sel berinti banyak dg sitoplasma lebar,
biasanya terlihat pula inclosion body pd virus herpes
simplex, cytomegalovirus
5. Ground glass (seperti dasar gelas yg terlihat di
sitoplasma sel)pd sel hati terinveksi virus hepatitis B
 Patogenesis penyakit akibat virus
 Sel terinfeksi mati/nekrosis (pd inf virus hep A)
bersifat hepatotoksis.
 Fx sel terganggu ok/perub kec metab
 Virus melepas mediator kimia yg menggang fx sel spt
pd inf virus influenza
 Menimbulkan perub proliferasi sel yg tdk terkontrol
HPV→prakanker dan kanker
 Inf laten tanpa menggang sel→imunitas seluler
trn→penyakit ( cytomegalovirus,herpes)
03/28/16 122dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
Penyebab inf pernafasan→influenza→inf akut
pernafasan atas→sembuh sendiri
Sangat menular
Menimbulkan epidemi
Penyebaran : sekret, percikan pernafasan,
Patologi :
 Inf sal nafas atas→menyebar sal nafas bawah →
→trakeitis,bronkitis,pneumonitis
 Sal nafas atas →virus menyebabkan nekrosis dan
deskuamasi epitel bersilia →limfosit
 Penyebaran sal nafas bawah →nekrosis sel pelapis
alveoli
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 123
Klinik :
 Demam akut
 Menggigil
 Mialgia
 Sakit kepala
 Batuk tdk produktif
 Penyakit berlangsung 3-5 hari
 Penyembuhan bertahap 2-3 minggu
 Penyakit berat bg usila dan yg menderita kelainan
kardiopulmonal
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 124
Virus RNA →menyebabkan kelainan kulit
→eksantem
Sifat akut,mereda sendiri, sangat menular,dg
kelainan khas berupa inf sal nafas atas, demam,
timbul kemerahan kulit dimulai di muka dan
belakang telinga.
Perubahan patologi :nekrosis epitel
pernafasan,dihub dg infiltrat radang terut
limfosit, kemerahan kulit krn virus menyebabkan
vaskulitis pemb darah kecil
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 125
Klinik :
 masa inkubasi 10-21 hari
 Kelainan kulit kemerahan makulopapular di muka yg
menjalar ke leher, dada, ekstermitas, kemerahan
tidak akan menghilang dlm 3-5 hari,gejala bertahap
mereda
 Sering diikuti inf bakteri sekunder, otitis media,
pneumonia
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 126
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 127
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 128
Virus Rna yg menimbulkan kelainan sistemik
ringan,mereda sendiri, disertai kemerahan kulit
Pada wanita hamil sangat berbahaya →sifat
patogen yg merusak janin, pd permulaan kehamilan
→kematian janin,kelahiran prematur dan kelainan
kongenital termasuk tuli, katarak,kelainan jantung
(Tetralogi Fallot), cacat mental.
Patologi :
 Organ yg tersering terkena adalah jantung, mata,
otak
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 129
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 130
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 131
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 132
Virus RNA menyebabkan peny sistemik akut,
mereda sendiri,ditandai pembengkakan kelj
parotis dan meningoensefalitis.
Dimulai di epitel sal nafas,menyebar mel pemb
darah dan sist limfatik→inf ke organ, terut kelj
liur (parotis),SSP,pankreas,testis
Patologi :
 Merusak sel yg terinfeksi disertai infiltrat radang
terut limfosit
 Kelj liur membengkak,epitel duktus nekrotik, ada
sebukan limfosit
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 133
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 134
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 135
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 136
Menyebabkan :
 Chiken pox atau cacar air
 Herpes zoster
Kontak pertama virus varicella zoster
menyebabkan chiken pox
 Sistemik akut
 Erupsi kulit vesikuler yg menyeluruh
Menjadi laten menimbulkan herpes zoster
 Erupsi kulit vesikular lokal
Penyebaran : hisapan percikan nafas o/individu non
imun ( anak kecil),mula mula menginfeksi sal nafas
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 137
atau menginfeksi epitel konjungtiva →kontak dg
sekret lesi di kulit →menyebar ke sel tubuh
melalui sist aliran darah dan limfatik.
Virus menembus sel endotel kapiler → epidermis
kulit, →bereplikasi dan merusak sel epidermis.
Klinik :
 Masa inkubasi 11-21 hari cacar air timbul ,
demam,lemah, kemerahan di kulit dan gatal mulai
dari kepala ke dada dan ekstermitas.
 Lesi menjadi makulopapular dan berubah menjadi
vesikel
 Lesi menghilang beberapa hari
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 138
 Selama kontak pertama, virus mengembangkan inf
laten (dormant) utk beberapa thn di sel satelit
perineuron ganglia saraf spinal
Herpes zoster (shingels)
 Timbul bila tjd reaktivasi virus di sel ganglion,
 Virus menjalar ke saraf sensori kulit
 Inf kulit timbul erupsi kulit lokal disertai sakit
 Patologi : lesi cacar air dan herpes zoster susah
dibedakan begitu pula dg herpes simplex
 Vesikel kulit berisi netrofil dan tererosi mjd ulkus
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 139
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 140
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 141
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 142
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 143
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 144
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 145
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 146
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 147
Virus patogen menyerang beberapa lokasi tubuh
Terdapat 2 virus dg antigen berbeda:
1. VHS 1 : penyebaran mel sekresi oral, menyebabkan
penyakit di atas pinggang trmsk lesi di mulut, muka
dan mata
2. VHS 2 : penyebaran melalui sekresi genital,
penyakit di bawah pinggang, ulkus genital dan inf
herpes pd neonatus
Penyebaran : kontak langsung dg sekresi yg
terinfeksi atau lesi terbuka
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 148
Lesi VHS: erupsi vesikular kulit dan membran
mukosa yg berulang dan menimbulkan rasa nyeri.
Patologi :
 VHS primer tjd pd lokasi mula inokulasi virus, spt
orofaring, mukosa genital, atau kulit.
 Menginfeksi sel epitel, menghasilkan progeni virus,
merusak sel, merusak intregitas epitel , terbentuk
vesikel.
 Kadang menyerang otak, mata, paru, hati dan organ
lain.
 Menginvasi ujung saraf sensori di mukosa oral dan
genital
 Infeksi laten
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 149
Klinik :
 Pd org dws : tersering berkelompok lesi ulkus
vesikuler , nyeri di kulit dan mukosa
 Lesi berlangsung 1-2 minggu, kemudian mereda
 Inf neonatus 5-7 hari stlh kelahiran, bayi gelisah,
lesu dijumpai vesikel
 Inf menyebar ke berbagai organ tmsk otak
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 150
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 151
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 152
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 153
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 154
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 155
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 156
03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 157

More Related Content

Viewers also liked

Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksipjj_kemenkes
 
Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiAULIA SHARA
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksipjj_kemenkes
 
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksi
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksiKb 1 radang dan mekanisme proses infeksi
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksipjj_kemenkes
 
Tahap kematian jaringan dan
Tahap kematian jaringan danTahap kematian jaringan dan
Tahap kematian jaringan danpjj_kemenkes
 
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuhPatologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuhFaris Andrianto
 
Kelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunanKelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunanpjj_kemenkes
 
Kelainan retrogresif
Kelainan retrogresifKelainan retrogresif
Kelainan retrogresifpjj_kemenkes
 
Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis selKb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis selpjj_kemenkes
 
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular Infeksi menular seksual
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular  Infeksi menular seksualBAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular  Infeksi menular seksual
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular Infeksi menular seksualNajMah Usman
 
Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksiPencegahan infeksi
Pencegahan infeksiHetty Astri
 
(1) Infeksi nosokomial
(1) Infeksi nosokomial(1) Infeksi nosokomial
(1) Infeksi nosokomialMoh. Wildan
 

Viewers also liked (20)

Rantai Penularan Penyakit
Rantai Penularan PenyakitRantai Penularan Penyakit
Rantai Penularan Penyakit
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksi
 
Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksi
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksi
 
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksi
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksiKb 1 radang dan mekanisme proses infeksi
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksi
 
Infeksi Parasit
Infeksi ParasitInfeksi Parasit
Infeksi Parasit
 
Tahap kematian jaringan dan
Tahap kematian jaringan danTahap kematian jaringan dan
Tahap kematian jaringan dan
 
Pp campak
Pp campakPp campak
Pp campak
 
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuhPatologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
 
Kelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunanKelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunan
 
Kelainan retrogresif
Kelainan retrogresifKelainan retrogresif
Kelainan retrogresif
 
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomialInfeksi nosokomial
Infeksi nosokomial
 
Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis selKb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
 
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular Infeksi menular seksual
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular  Infeksi menular seksualBAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular  Infeksi menular seksual
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular Infeksi menular seksual
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksiPencegahan infeksi
Pencegahan infeksi
 
(1) Infeksi nosokomial
(1) Infeksi nosokomial(1) Infeksi nosokomial
(1) Infeksi nosokomial
 
Keputihan
KeputihanKeputihan
Keputihan
 
Kasus infeksi dhf
Kasus infeksi dhfKasus infeksi dhf
Kasus infeksi dhf
 
Infeksi Nosokomial
Infeksi NosokomialInfeksi Nosokomial
Infeksi Nosokomial
 

Similar to Infeksi Penyakit

Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...
Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...
Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...winaldy21
 
Patient safety klpk 2.pptx
Patient safety klpk 2.pptxPatient safety klpk 2.pptx
Patient safety klpk 2.pptxPuspaAmandaty2
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiGoogle
 
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptxKASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptxIndriHusain2
 

Similar to Infeksi Penyakit (9)

Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...
Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...
Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Patient safety klpk 2.pptx
Patient safety klpk 2.pptxPatient safety klpk 2.pptx
Patient safety klpk 2.pptx
 
Usus converted
Usus convertedUsus converted
Usus converted
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
Materi 4
Materi 4Materi 4
Materi 4
 
Print full
Print fullPrint full
Print full
 
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptxKASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
 

More from dewisetiyana52

Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan
Struktur dan Fungsi Jaringan HewanStruktur dan Fungsi Jaringan Hewan
Struktur dan Fungsi Jaringan Hewandewisetiyana52
 
Human genetics concepts and applications
Human genetics concepts and applicationsHuman genetics concepts and applications
Human genetics concepts and applicationsdewisetiyana52
 
Organ Sistem Pendengaran
Organ Sistem PendengaranOrgan Sistem Pendengaran
Organ Sistem Pendengarandewisetiyana52
 
Echinodermata presentation
Echinodermata presentationEchinodermata presentation
Echinodermata presentationdewisetiyana52
 
Penyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan MulutPenyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan Mulutdewisetiyana52
 
Stadium Kanker Payudara
Stadium Kanker PayudaraStadium Kanker Payudara
Stadium Kanker Payudaradewisetiyana52
 
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...dewisetiyana52
 
Drug interactions between oral contraceptives and antibiotics
Drug interactions between oral contraceptives and antibioticsDrug interactions between oral contraceptives and antibiotics
Drug interactions between oral contraceptives and antibioticsdewisetiyana52
 
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...dewisetiyana52
 
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...dewisetiyana52
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fulldewisetiyana52
 
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomas
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_CarcinomasGene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomas
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomasdewisetiyana52
 
Jurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
Jurnal pentingnya Kecerdasan SosialJurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
Jurnal pentingnya Kecerdasan Sosialdewisetiyana52
 
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaired
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi RepairedIdentifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaired
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaireddewisetiyana52
 

More from dewisetiyana52 (20)

Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan
Struktur dan Fungsi Jaringan HewanStruktur dan Fungsi Jaringan Hewan
Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan
 
Anatomi Urinaria
Anatomi UrinariaAnatomi Urinaria
Anatomi Urinaria
 
Human genetics concepts and applications
Human genetics concepts and applicationsHuman genetics concepts and applications
Human genetics concepts and applications
 
Anatomi Tumbuhan
Anatomi TumbuhanAnatomi Tumbuhan
Anatomi Tumbuhan
 
Organ Sistem Pendengaran
Organ Sistem PendengaranOrgan Sistem Pendengaran
Organ Sistem Pendengaran
 
Ocean life
Ocean lifeOcean life
Ocean life
 
Kelenjar
KelenjarKelenjar
Kelenjar
 
Echinodermata presentation
Echinodermata presentationEchinodermata presentation
Echinodermata presentation
 
Penyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan MulutPenyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan Mulut
 
Oral Medicine
Oral MedicineOral Medicine
Oral Medicine
 
Stadium Kanker Payudara
Stadium Kanker PayudaraStadium Kanker Payudara
Stadium Kanker Payudara
 
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...
 
Drug interactions between oral contraceptives and antibiotics
Drug interactions between oral contraceptives and antibioticsDrug interactions between oral contraceptives and antibiotics
Drug interactions between oral contraceptives and antibiotics
 
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...
 
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...
 
PROSES KEHAMILAN
PROSES KEHAMILANPROSES KEHAMILAN
PROSES KEHAMILAN
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal full
 
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomas
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_CarcinomasGene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomas
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomas
 
Jurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
Jurnal pentingnya Kecerdasan SosialJurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
Jurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
 
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaired
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi RepairedIdentifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaired
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaired
 

Recently uploaded

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 

Recently uploaded (20)

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 

Infeksi Penyakit

  • 1. by.dr Sri Ratna Rahayu, M.Kes 03/28/16 1dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 2. Pendahuluan Definisi Penyebab penyakit Gejala-gejala klinik penyebab infeksi Macam- macam penyakit dan penyebabnya Infeksi karena stafilikokus Infeksi karena streptokokus Infeksi pneumokok Typhus abdominal Jamur Parasit Penyakit virus 03/28/16 2dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 3. Definisi Infeksi Peristiwa masuk dan penggandaan microorganisme (agent) di dalam tubuh pejamu (host) Definisi penyakit Infeksi manifestasi klinik bila terjadi kerusakan jaringan dan/ fx bila tjd rx radang/imun pejamu terpanggil 03/28/16 3dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 4. 1. Kontak langsung ( peny kelamin) 2. Kontaminasi dan luka ( inf luka,rabies) 3. Inokulasi ( gigitan serangga, suntikan) 4. Menelan makanan dan minuman yg terkontaminasi (hepatitis, kolera) 5. Menghirup /udara ( influenza, TBC) 03/28/16 4dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 6. 1. Mikroorganisme ( jasad renik yang masuk dalam tubuh) 2. Reaksi tubuh terhadap mikroorganisme tersebut 3. Sifat-sifat umum penyakit 03/28/16 6dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 8. 1. Porte d entrée (tempat masuknya mikroorganisme) 2. Jumlah mikroorganisme harus cukup banyak agar dapat bertahan dalam lingk baru. 3. Kuman harus dapat menyesuaikan diri dg lingk baru 4. Kuman harus dapat dipindahkan kepada host yang baru 03/28/16 8dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 10. Abses ? Berisis pus Yi : bahan 2 yg mati kuman Kulit: Epidermis yg retak dan folikel rambut Aliran darah 03/28/16 10dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 11. Macam Radang o/ Stafilokok •Furunculus (furuncel) •Carbunculus (karbunkel) •Osteomyelitis •Tonsilitis •Pneumonia bacterial •Endocarditis •Meningitis •Sinusitis •Otitis media •Enteritis bacterialis •Colitis •abses 03/28/16 11dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 12. 03/28/16 12dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 13. 03/28/16 13dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 14. 03/28/16 14dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 15. 03/28/16 15dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 16. 03/28/16 16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 17. 03/28/16 17dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 18. 03/28/16 18dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 19. 03/28/16 19dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 20. 03/28/16 20dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 21. 03/28/16 21dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 22. 03/28/16 22dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 23. 03/28/16 23dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 24. 03/28/16 24dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 25. 03/28/16 25dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 26. 03/28/16 26dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 27. 03/28/16 27dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 28. 03/28/16 28dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 29. 03/28/16 29dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 30. 03/28/16 30dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 31. 03/28/16 31dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 32. 03/28/16 32dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 33. 03/28/16 33dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 34. 03/28/16 34dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 35. 03/28/16 35dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 36. 03/28/16 36dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 37. 03/28/16 37dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 38. 03/28/16 38dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 39. 03/28/16 39dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 40. 03/28/16 40dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 41. 03/28/16 41dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 42. 03/28/16 42dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 43. 03/28/16 43dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 44. 03/28/16 44dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 45. 03/28/16 45dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 46. 03/28/16 46dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 47. 03/28/16 47dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 48. 03/28/16 48dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 49. 03/28/16 49dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 50. 03/28/16 50dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 51. 03/28/16 51dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 52. 03/28/16 52dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 53. 03/28/16 53dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 54. 03/28/16 54dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 55. 03/28/16 55dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 56. 03/28/16 56dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 57. 03/28/16 57dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 58. 03/28/16 58dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 59. 03/28/16 59dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 61. 1. Infeksi setempat, biasanya berbatas tegas pada porte d ‘ entrée (tonsilitis acuta, nasopharingitis) 2. Infeksi menyebar dari porte d’ entrée menyebabkan lymphangitis dan celulitis 3. Penyebaran hematogen menyebabkan bakterimia 4. Penyakit disertai eksantem ( exanthema) yg disebabkan toxin eritrogen, misal scarlatina 5. Postreptococal hypersensityzation, yg menyebabkan kelainan sistemik seperti demam rheuma, glomerulonefritis,arthritis 03/28/16 61dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 62. Penyakit karena streptokok 1. Tonsilitis 2. Abses Gigi 3. Sepsis puerpuralis 4. Endocarditis 5. Erisypelas 6. scarlatina 03/28/16 62dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 63. 1. Demam tinggi berbahaya 2. Limpa membesar 3. Diare 4. Terdapat sel darah merah dan albumin dalam kemih 5. Anemia dalam waktu singkat 6. Supurasi pada sendi, pleura, peritonium, selaput otak 03/28/16 63dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 64. Tanda Klinis: Radang kulit akut Eritem Edema Cepat menjalar Penyebab : Streptokok beta hemolitik gol A, Kadang2 gol C 03/28/16 64dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 65. 03/28/16 65dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 66. 03/28/16 66dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 67. 03/28/16 67dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 68. 03/28/16 68dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 69. Gejala : Eksantem dan enantem eritematosa yg merata menyebabkan nefritis, otitis media, supurasi kelenjar getah bening Mula –mila terjadi tonsilitis dan nasopharingitis, eritem baru timbul 1-3 hari Jarang terjadi di daerah tropik 03/28/16 69dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 70. 03/28/16 70dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 71. 03/28/16 71dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 72. 03/28/16 72dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 73. 03/28/16 73dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 74. 03/28/16 74dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 75. 03/28/16 75dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 76. 03/28/16 76dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 77. pneumokok Penderita aktif/carrier Tractus respiratorius •Inf supuratif telinga tengah •Sinus paranasal •Mastoid •Ronnga sendi 03/28/16 77dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 78. Etiologi : Salmonella thyphosa Cara Infeksi:  Berasal dari penderita yg membawa kuman (secara klinik sehat)  Keluar bersama feces/kemih (carrier)  Kuman mengontaminasi makanan, minuman dan tangan  Lalat penyebar kuman thypus , dari tempat kotor ke makanan  Infeksi pada pencernaan  Porte D entrée : jar limfoid usus halus 03/28/16 78dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 79.  Kuman di usus →kelenjar getah bening mesenterium → berproliferasi menuju → ductus thoracicus → masuk aliran darah → banyak kuman musnah → mengeluarkan endotoksin → timbul gejala penyakit Gejala – gejala :  Demam yg makin meningkat, menetap tinggi beberapa minggu, menurun berangsur – angsur  Kesadaran menurun ( mengantuk)  Nyeri kepala 03/28/16 79dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 80.  Lemas  Bercak – bercak merah pada dinding perut  Diare/ konstipasi  Gejala homeopoetik pembesaran limpa : Lekopeni,  Cacat :  Radang jaringan hematopoetik terutama jaringan limfoid usus, kel getah bening dlm perut,limpa dan ss tl  Disertai bakteremi →semua alat tubuh dapat terkena  Infeksi kandung empedu 03/28/16 80dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 81. Reaksi radang  Mononukleus besar memfagositosissecara aktif  Di dalamnya terdapat limfosit dan eritrosit (eritrofagosit) →sel –sel typhus  SS tl penuh sel typhus → berkurangnya sel polinukleus dan menghilangnya eosinofil Cacat pada usus:  Jar limfoid usus, usus halus dan besar, akhir ilium  Bercak Peyer bengkaka → 1 mg → →nekrotik → ulkus → perdarahan dan perforasi Kelenjar Limfe mesenterium:  Sel2 mononukleus besar memfagositosit eritrosit → limpa besar dan lembek → pulpa limpa merah 03/28/16 81dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 82. Hati : pusat 2 nekrosis kecil disertai dg sel mononukleus Kandung empedu : kuman2 typhoid hidup dan berpoliferasi dlm empedu,  Setelah klinik pdrt sembuh → empedu mengandung kuman typhoid yg terus menerus masuk usus → →feces →pengandung kuman typhoid sehat Ginjal : degenerasi albumin → kemih mengandung kuman Paru – paru: bronchitis , BrPn ec → lemah, kurang bergerak → terinfeksi kuman lain Jantung : TD rendah, nadi lambat 03/28/16 82dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 83. Darah : lekopeni terutama sel polinukleus dan eosinofil Pemeriksaan lab : 1. Pembiakan kuman dari darah penderita Pembiakan (+) selama minggu 1 2. Percobaan widal → percobaan thd antibody (aglutinasi antigen – antibody) 3. Mg ke 3 kemih mengandung kuman typhus 4. Lekopeni 03/28/16 83dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 84. Organisme panjang 2- 10 µm Gram positif Dinding bakteri mengandung lipid → membentuk materi seperti lilin → tahan asam ( acid fast) →tetap menahan fuchsinkarbol setelah dibilas alkohol asam (BTA) Tumbuh lebih lama dari bakteri lain Semuanya kronik dan progresif 03/28/16 84dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 85. 1. M. Tuberculosis → terutama organ paru 2. M. leprae → kulit serta saraf tepi 3. M. atipik → kelenjar limfoid 03/28/16 85dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 86. Tuberkulosis (TBC) adalah salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh kuman "Mycobacterium tuberculosis ". Kuman ini dapat menyerang semua bagian tubuh manusia, dan yang paling sering terkena adalah organ paru (90%). 03/28/16 86dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 87. Di negara-negara maju penyakit TBC yang semula sudah dianggap tidak ada, kini mulai timbul dan semarak, justru karena timbulnya penyakit HIV/AIDS. Karena kondisi pertahanan tubuh penderita HIV/AIDS sangat lemah, maka keadaan ini mempermudah terserang penyakit TBC. 03/28/16 87dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 88. Di Indonesia, TBC adalah penyebab kematian ke-2 setelah penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya. Selain dari itu Indonesia adalah negara ke-3 di dunia yang mempunyai penderita TBC terbanyak setelah Cina dan India. 03/28/16 88dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 89. Seperti halnya flu, kuman TBC menyebar di udara pada saat seorang penderita TBCbatuk, bersin, meludah ataupun berbicara. Penderita TBC yang tidak berobat dapat menularkan penyakitnya kepada sekitar 10-15 orang dalam jangka waktu 10 tahun. 03/28/16 89dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 90. batuk yang lama lebih dari 2 minggu berat badan turun demam keluar keringat pada malam hari mudah lelah hilang nafsu makan nyeri di bagian dada batuk bercampur dahak/darah 03/28/16 90dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 91. Ya, TBC dapat menularkan kepada semua orang, dan yang menularkan adalah mereka yang di dalam dahaknya terdapatkuman TBC. 03/28/16 91dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 92. orang yang diduga mempunyai gejala TBC orang yang di lingkungannya ada yang mengidap penyakit TBC (orang tersebut bisa jadi anggota keluarga, teman, atau rekan sekerja, dan pembantu rumah tangga) 03/28/16 92dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 93. anamnesis (riwayat penyakit atau keluhan) dan pemeriksaan klinis tes Mantoux untuk mengetahui apakah pernah terinfeksi atau belum (terutama pada anakanak) pemeriksaan sputum atau dahak mikroskopik dan biakan pemeriksaan foto rontgen paru pemeriksaan laju endap darah 03/28/16 93dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 94. minum obat dengan teratur dan benar sesuai dengan anjuran dokter selama 6 (enam)bulan berturut-turut tanpa terputus melibatkan petugas kesehatan atau anggota keluarga untuk mengawasi dan memastikan penderita TBC minum obat dengan teratur dan benar (Strategi DOTS) 03/28/16 94dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 95. Pendidikan keluarga dan peran serta keluarga untuk: * menjelaskan bahwa penyakit TBC dapat disembuhkan * minum obat secara teratur dan benar selama 6 (enam) bulan secara terus menerus * makan makanan yang baik dengan gizi yang seimbang * istirahat yang cukup 03/28/16 95dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 96. * istirahat yang cukup * perumahan yang sehat * makan makanan yang bergizi * perawatan * iklim * faktor psikis 03/28/16 96dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 97. Pemeriksaan rutin harus dilakukan bagi penderita penyakit TBC, agar dapat: * memantau kemajuan pengobatan * mengetahui ada atau tidak adanya efek samping obat * memeriksa kesehatan Anda dan memberikan informasi yang diperlukan * memberikan obat-obatan 03/28/16 97dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 98. * kuman TBC tidak mati * timbul resistensi obat, kuman menjadi kebal * penyakit TBC tidak sembuh 03/28/16 98dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 99. * penderita TBC dengan bakteri dalam darah positif (+) sangat menular * penderita TBC dengan bakteri dalam darah positif (+) setelah diobati beberapa minggu, resiko penularannya kecil * penderita TBC dengan bakteri dalam darah negatif (-) umumnya tidak menular * penularan bakteri TBC melalui udara * orang dengan infeksi HIV, imunitas rendah mudah terserang TBC atau penyakit lainnya 03/28/16 99dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 100. * berhenti merokok, hindari minum minuman beralkohol, dan obat bius * berobat atau periksakan diri anda ke dokter (puskesmas, klinik paru PPTI, rumah sakir, dokter paru) dengan teratur * jangan menghentikan minum obat sendiri * anggota keluarga ikut aktif dalam memperhatikan si penderita dalam meminum obatnya secara teratur dan benar (sesuai dengan Strategi DOTS = Directly Observed Treatments) * bila batuk, usahakan menutup mulut * dianjurkan meminum obat dalam keadaan perut kosong (pagi) * makan makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup 03/28/16 100dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 101. Efek samping pada saat meminum obat antara lain: * kulit berwarna kuning * air seni berwarna gelap seperti air teh * muntah dan mual * hilang nafsu makan * perubahan pada penglihatan * demam yang tidak jelas * lemas dan kram perut 03/28/16 101dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 102. 03/28/16 102dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 103. 03/28/16 103dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 104. 03/28/16 104dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 105. 03/28/16 105dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 106. 03/28/16 106dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 107. 03/28/16 107dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 108. 03/28/16 108dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 109. Disebabkan oleh Morbus Hansen Penyakit kronik, berjalan lambat namun progresif Menimbulkan kerusakan jaringan yg menyangkut sraf tepi, kulit dan membran mukosa Penyebaran bakteri → kontak perorangan, kontak erat dg penderita dalam waktu yg lama M. Leprae sulit dikultur Waktu pembelahan lama Membelah di daerah tbh terdingin 03/28/16 109dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 110. Sekret hidung penderita merup tmpt bakteri membelah → menghasilkan lebih dari 10 basil/hari → sumber penyebaran bakteri Mycobacterium ini pd saraf perifer → paralisis dan merusak fx sensori di daerah tsb → tjd luka/ ulkus akibat trauma yg tdk terasa 03/28/16 110dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 111. 1. Lepra Tuberkuloid  Pd org dg infeksi M. Leprae yg menghasilkan respon imun granulomatosa efektif → mampu membatasi proliferasi basil dan kelanjutan penyakit  Patologi : gamb khas berupa lesi tunggal atau sedikit sekali pada kulit. Pembntkan granulomatosa : histiosit btk epiteloid, sel datia langerhans,dan limfosit Pembengkakan serabut saraf perifer Nekrosis kasesosa sangat minimum  Klinik : lesi kulit di muka,ekstermitas,badan 03/28/16 111dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 112. hipopigmentasi atau erimatosa berbatas tegas, kering, tidak berambut dg tepi luar meninggi Mati rasa kurang menimbulkan perubahan bentuk Tidak infektif 03/28/16 112dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 113. 03/28/16 113dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 114. 03/28/16 114dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 115. 2. Lepra Lepromatosa  Tjd pd org yg gagal membentuk respon imun yg adekuat thd basil lepra  Lesi bentuk multiple seperti tumor di kulit, mata testis, kel limfoid, dan limfa  Tanpa pengobatan→merusak, merubah bentuk muka, telinga, sal nafas, alis mata, saraf tepi  Klinik : Nodul kadang berulkus tangan menyerupai cakar dg jari seperti palu, hidung pelana,telinga rusak Muka spt muka singa 03/28/16 115dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 116. 03/28/16 116dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 117. 03/28/16 117dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 118. 03/28/16 118dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 119. 03/28/16 119dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 120. Organisme patogen terkecil 20- 300 mm Mengandung RNA dan DNA, memiliki selubung protein atau capsid Tidak mampu bereplikasi/metabolisme mandiri,memerlukan organel sel terinfeksi untuk mberkembang biak. Dikelompokan organisme intrasel obligat, memerlukan sel hidup utk replikasi Virus masuk sel microorganisme→mengubah biosintesa dan metabolik ke sintesis viral encoded asam nukleat dan protein 03/28/16 120dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 121. Sering tanpa gejala Berkembang biak tanpa diketahui Dapat menetap bertahun – tahun atau seumur hidup, dapat dalam bentuk laten non infektif dg potensi reaktif Perubahan sel yg terinfeksi virus: 1. Pembengkakan sel (sitoplasma menggelembung,(pd sel hati dg hepatitis virus akut) 2. Inclusion body (materi hsl produksi metabolisme virus)pd inf rabies sel neuron 3. Koliosit (sel dg inti sedikit membesar dan keruh seperti berpasir,sitoplasma lebar memiliki rongga jernih ( halo) pd Papiloma virus manusia (HPV) 03/28/16 121dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 122. 4. Sel datia 9 sel berinti banyak dg sitoplasma lebar, biasanya terlihat pula inclosion body pd virus herpes simplex, cytomegalovirus 5. Ground glass (seperti dasar gelas yg terlihat di sitoplasma sel)pd sel hati terinveksi virus hepatitis B  Patogenesis penyakit akibat virus  Sel terinfeksi mati/nekrosis (pd inf virus hep A) bersifat hepatotoksis.  Fx sel terganggu ok/perub kec metab  Virus melepas mediator kimia yg menggang fx sel spt pd inf virus influenza  Menimbulkan perub proliferasi sel yg tdk terkontrol HPV→prakanker dan kanker  Inf laten tanpa menggang sel→imunitas seluler trn→penyakit ( cytomegalovirus,herpes) 03/28/16 122dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes
  • 123. Penyebab inf pernafasan→influenza→inf akut pernafasan atas→sembuh sendiri Sangat menular Menimbulkan epidemi Penyebaran : sekret, percikan pernafasan, Patologi :  Inf sal nafas atas→menyebar sal nafas bawah → →trakeitis,bronkitis,pneumonitis  Sal nafas atas →virus menyebabkan nekrosis dan deskuamasi epitel bersilia →limfosit  Penyebaran sal nafas bawah →nekrosis sel pelapis alveoli 03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 123
  • 124. Klinik :  Demam akut  Menggigil  Mialgia  Sakit kepala  Batuk tdk produktif  Penyakit berlangsung 3-5 hari  Penyembuhan bertahap 2-3 minggu  Penyakit berat bg usila dan yg menderita kelainan kardiopulmonal 03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 124
  • 125. Virus RNA →menyebabkan kelainan kulit →eksantem Sifat akut,mereda sendiri, sangat menular,dg kelainan khas berupa inf sal nafas atas, demam, timbul kemerahan kulit dimulai di muka dan belakang telinga. Perubahan patologi :nekrosis epitel pernafasan,dihub dg infiltrat radang terut limfosit, kemerahan kulit krn virus menyebabkan vaskulitis pemb darah kecil 03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 125
  • 126. Klinik :  masa inkubasi 10-21 hari  Kelainan kulit kemerahan makulopapular di muka yg menjalar ke leher, dada, ekstermitas, kemerahan tidak akan menghilang dlm 3-5 hari,gejala bertahap mereda  Sering diikuti inf bakteri sekunder, otitis media, pneumonia 03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 126
  • 129. Virus Rna yg menimbulkan kelainan sistemik ringan,mereda sendiri, disertai kemerahan kulit Pada wanita hamil sangat berbahaya →sifat patogen yg merusak janin, pd permulaan kehamilan →kematian janin,kelahiran prematur dan kelainan kongenital termasuk tuli, katarak,kelainan jantung (Tetralogi Fallot), cacat mental. Patologi :  Organ yg tersering terkena adalah jantung, mata, otak 03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 129
  • 133. Virus RNA menyebabkan peny sistemik akut, mereda sendiri,ditandai pembengkakan kelj parotis dan meningoensefalitis. Dimulai di epitel sal nafas,menyebar mel pemb darah dan sist limfatik→inf ke organ, terut kelj liur (parotis),SSP,pankreas,testis Patologi :  Merusak sel yg terinfeksi disertai infiltrat radang terut limfosit  Kelj liur membengkak,epitel duktus nekrotik, ada sebukan limfosit 03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 133
  • 137. Menyebabkan :  Chiken pox atau cacar air  Herpes zoster Kontak pertama virus varicella zoster menyebabkan chiken pox  Sistemik akut  Erupsi kulit vesikuler yg menyeluruh Menjadi laten menimbulkan herpes zoster  Erupsi kulit vesikular lokal Penyebaran : hisapan percikan nafas o/individu non imun ( anak kecil),mula mula menginfeksi sal nafas 03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 137
  • 138. atau menginfeksi epitel konjungtiva →kontak dg sekret lesi di kulit →menyebar ke sel tubuh melalui sist aliran darah dan limfatik. Virus menembus sel endotel kapiler → epidermis kulit, →bereplikasi dan merusak sel epidermis. Klinik :  Masa inkubasi 11-21 hari cacar air timbul , demam,lemah, kemerahan di kulit dan gatal mulai dari kepala ke dada dan ekstermitas.  Lesi menjadi makulopapular dan berubah menjadi vesikel  Lesi menghilang beberapa hari 03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 138
  • 139.  Selama kontak pertama, virus mengembangkan inf laten (dormant) utk beberapa thn di sel satelit perineuron ganglia saraf spinal Herpes zoster (shingels)  Timbul bila tjd reaktivasi virus di sel ganglion,  Virus menjalar ke saraf sensori kulit  Inf kulit timbul erupsi kulit lokal disertai sakit  Patologi : lesi cacar air dan herpes zoster susah dibedakan begitu pula dg herpes simplex  Vesikel kulit berisi netrofil dan tererosi mjd ulkus 03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 139
  • 148. Virus patogen menyerang beberapa lokasi tubuh Terdapat 2 virus dg antigen berbeda: 1. VHS 1 : penyebaran mel sekresi oral, menyebabkan penyakit di atas pinggang trmsk lesi di mulut, muka dan mata 2. VHS 2 : penyebaran melalui sekresi genital, penyakit di bawah pinggang, ulkus genital dan inf herpes pd neonatus Penyebaran : kontak langsung dg sekresi yg terinfeksi atau lesi terbuka 03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 148
  • 149. Lesi VHS: erupsi vesikular kulit dan membran mukosa yg berulang dan menimbulkan rasa nyeri. Patologi :  VHS primer tjd pd lokasi mula inokulasi virus, spt orofaring, mukosa genital, atau kulit.  Menginfeksi sel epitel, menghasilkan progeni virus, merusak sel, merusak intregitas epitel , terbentuk vesikel.  Kadang menyerang otak, mata, paru, hati dan organ lain.  Menginvasi ujung saraf sensori di mukosa oral dan genital  Infeksi laten 03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 149
  • 150. Klinik :  Pd org dws : tersering berkelompok lesi ulkus vesikuler , nyeri di kulit dan mukosa  Lesi berlangsung 1-2 minggu, kemudian mereda  Inf neonatus 5-7 hari stlh kelahiran, bayi gelisah, lesu dijumpai vesikel  Inf menyebar ke berbagai organ tmsk otak 03/28/16dr.Sri Ratna Rahayu, M.Kes 150