Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
KESELAMATAN LAB
1. KESELAMATAN KERJA DI
LABORATORIUM
April 2014
KELOMPOK 6:
BELLA BAAQI H
DENDA MUKTI W
DEWI SANUSI NOOR
GELAR RAHMATILLAH
HAIDA DWI ASRI
HARDIYANTI ABD L
PENDIDIKAN KIMIA A
PENGELOLAAN
LABORATORIUM
DR. HJ. YUNITA, M.Pd
SARI, S.Pd
Assalamualaikum Wr. Wb
2. A. KESELAMATAN KERJA DAN
PENANGGULANGANNYA
1. KESELAMATAN KERJA
Tata tertib yang jelas
Pemakaian alat dan bahan sesuai petunjuk
Alat dan bahan disimpan sesuai dengan tempatnya masing-masing
Limbah dan pembuangan bahan harus aman dari lingkungan
Air dan listrik tersedia cukup
Stop kontak yang aman
Guru, petugas maupun siswa harus menggunakan jas laboratorium
Ruang laboratorium, meja praktikum, serta alat-alat harus selalu terjaga
kebersihannnya, sebelum dan setelah kegiatan praktikum
Tabung pemadam kebakaran dan kit P3K yang telah ditempatkan pada
tempat yang strategis
Supervisi yang terus menerus dari guru-guru terutama guru kimia kepada
laboran dan para siswa praktikum
3. 2. Kecelakaan akibat listrik
Pengaruh listrik terhadap tubuh bergantung pada sifat
individu dan kondisi tempat.
Bahaya yang sering terjadi adalah kabel yang
mengubungkan catu daya tersebut ke stop kontak.
Pada dasarnya usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kecelakaan yang ditimbulkan listik adalah menghindari
kemungkinan tersentuhnya tubuh terhadap kabel yang
dialiri arus. Ini dapat dilakukan dengan mengusahakan
kabel atau komponen yang dialiri listrik selalu
terlindung isolasi. Misalnya selalu diperiksa kondisi stop
kontak, jika rusak harus segera diganti.
4. 3. Kebakaran
Bahaya kebakaran dapat dipahami dari segi
tiga api, yakni bahan mudah terbakar, panas,
dan oksigen yang dapat bertemu.
Bahan-bahan mudah terdapat dapat berupa:
Padat : karet, kertas, kayu, plastik, dsb
Cair : benzena, toluena, aseton, eteralkohor, dsb
Gas : asetilen, hidrogen, gas bakar, dsn
5. 3.1 Pencegahan Kebakaran
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah pertemuan
ketiga unsur (bahan, panas, oksigen) adalah sebagai berikut:
• Botol yang berisi zat yang mudah terbakar hendaknya jangan
disimpan atau dibuka dekat nyala api
• Nyala pembakar spiritus mungkin tidak kelihatan dalam cahaya
terang. Oleh sebab itu, jika alat itu tidak digunakan hendaknya api
dipadamkan dan sumbunya ditutup dengan tutup khusus
• Nyala pembakar bunsen mungkin tidak kelihatan dalam cahaya
terang, jika tidak dipergunakan sebaiknya dikecilkan dan tutup
jalan udaranya
• Sisa-sisa eksperimen yang masih panas jangan dibuang ke tempat
sampah
• Sisa fosfor sebaiknya dibakar sampai habis sebelum alat
dibersihkan
• Sebelum meninggalkan laboratorium yakinlah bahwa semua
api/pembakar telah dipadamkan termasuk lampu penerangan
6. 3.2 Sumber Panas dan Kebakaran
Laboratorim yang sudah baik perlengkapannya biasanya
menggunakan pemanas bunsen dengan bahan bakar gas
dan spiritus. Kedua pemanas ini mengandung resiko
kebakaran bila menggunakan dengan cara yang tidak
sempurna atau kelalaian di waktu alat pemanas itu
digunakan atau setelah selesai dipakai.
Lihat halaman 140 untuk melihat alat pemanas yang sering digunakan!
7. Kebakaran yang tidak terkendali dapat menimbulkan oleh api
atau panas yang menimbulkan akibat antara lain:
• Gas beracun
- Karbon monoksida (CO)
- Hidrogen sulfida (H2S)
- Belerang dioksida (SO2)
- Amonia (NH3)
- Asam sianida (HCN)
- Hidrogen klorida (HCl)
- Fosgen
• Gas panas
• Asap
• Korban akibat panik
8. B. PERALATAN KESELAMATAN KERJA
1. Alat pemadam kebakaran
2. Alat-alat pelindung diri
- Jas laboratorium
- kaca mata
- perisai muka
- sarung tangan
- model alat pemadam kebakaran. Jenis
selimut api
9. • Zat kimia (asam, basa)
Basa yang tumpah berupa zat padat NaHCO3 dibersihkan dengan air.
Larutan basa yang tumpah di atas meja tempat pencuci dapat
dilarutkan dengan menambahkan asam cuka
Bersihkan seluruh zat kimia yang tumpah dengan cara yang tepat
• Merkuri
Merkuri yang jatuh dapat dilihat dengan kaca pembesar (Loupe),
bersifat menguap dan sangat berbahaya
Merkuri yang jatuh dapat diambil dengan cara seperti ini
• Zat kimia pada mata
Cuci bola mata dengan air sampai pengobatan yang tersedia,
Cuci mata dengan obat pencuci bila terkena percikan
Cuci mata dengan air langsung dari kran, dari sumbernya,
Simpan botol di laboratorium, zat bersifat basa lebih
membahayakan mata.
10. C. KECELAKAAN DI LABORATORIUM
• Benda tajam
• Zat kimia
• Asam pekat
• Basa kuat
• Natrium/kalium
• Bromin
• Fosfor
• Keracunan gas
• Shock
11. D. PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN (P3K)
Aspek yang harus dipertimbangkan adalah:
– Sifat, jumlah, dan bahaya dari bahan kimia
– Tenaga pertolongan pertama harus tersedia
– Jarak ke fasilitas kesehatan yang terdekat
– Tersedianya transportasi ke fasilitas kesehatan
terdekat
– Kemampuan berkomunikasi untuk mendapat bantuan
dari luar seperti adanya telepon dan radio dua arah
– Peralatan darurat, seperti pancuran air dan tempat
cuci mata
12. Isi Kotak P3K :
• Spalk dua buah
• Pembalut, 2 sampai 3 rol
• Pembalut steril 1 rol
• Kain pembalut segi tiga dengan panjang garis diagonal kira-kira 80-100 cm
• Plester 1 rol
• Gunting kecil 1 buah
• Peniti 10-5 buah
• Pinset 1 buah
• Termometer badan 1 buah
• Mercurrochom, yodium tinktur, betadin 1 botol
• Boorwater 1 botol dan gelas pencuci mata 1 buah
• Obat-obat penghilang rasa sakit (novalgen, decolgen, naspro) dsb
• Obat sementara sakit perut (norit)
• Amonia, soda
• Asam cuka
• Minyak kelapa, vaselin, air kapur
• Garam oralit
13. Kecelakaan yang biasa terjadi di
Laboratorium IPA/kimia :
• Terbakar
• Luka tergores/terisis
• Kejutan listrik
15. CARA PENANGANAN ZAT-ZAT
ORGANIK:
• Mencampurnya (menutup permukaan) dengan NaHCO3, campur
dan tambahkan air. Netralkan bila perlu dan buang melalui saluran
pembuangan air. Contoh limbah: asam organik, halida asam
organik, halida organik dan senyawanya.
• Bahan baik berupa cair atau padat dilarutkan dalam pelarut organik
mudah terbakar, lalu dibakar dalam insenerator, termasuk: asam
organik, aldehida, halida organik, dan senyawanya, asam organik
tersubstitusi, amin aromatik terhalogenasi dan lain-lain.
• Bahan diserap ke dalam adsorben, bakar secara terbuka atau dalam
insenerator.
• Macam-macam aldehida, asam organik tersubstitusi: bahan cair
diserap ke dalam kertas/tisu, masukkan ke dalam wadah gelas,
uapkan dalam lemari asam, kemudian dibakar diantaranya : sianida,
aldehida, halida organik dan senyawanya, senyawa amin aromatik,
fosfat organik, hidrokarbon, alkohol.
16. F. PENCEGAHAN KECELAKAAN
• Jika loboratorium sedang digunakan, jalan/gang dan pintu keluar
harus bebas dari halangan dan siap untuk digunakan jika timbul
bahaya
• Siswa hendaknya tidak diperkenankan masuk kecuali di bawah
pengawasan guru
• Kotak P3K harus ditempatkan pada tempat yang sesuai di
laboratorium arinya mudah dicapai dan diketahui, isinya lengkap
dan sesuai dengan keperluan. Setiap guru Kimia harus mengetahui
isi kotak P3K dan cara menggunakannya.
• Semua botol yang berisi bahan kimia harus diberi label yang jelas
• Peraturan harus disusun sedemikian rupa sehingga merupakan
petunjuk yang harus diikuti oleh siswa jika bekerja di laboratorium.
• Guru Kimia hendaknya mengetahui dan dapat melakukan
pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan, juga garus mengetahui
zat-zat mana yang berbahaya termasuk zat beracun.
17. Lanjutan....
• Pada waktu membuka botol berisi zat yang mudah menguap/ korosi harus
hati-hati, karena suhu atau tekanan di dalam botol dapat memercik ke
luar. Oleh karena itu, hendaknya menggunakan kain untuk membungkus
dan botol dibuka dalam bak cuci.
• Keadaan kabel, stop kontak dan lain-lainnya pada alat listrik harus
diperiksa secara teratur.
• Alat pemadam kebakaran, pasir, air dalam persediaan dan selimut/karung
pemadam harus ada di setiap laboratorium.
• Usahakan adanya selimut (untuk menyelimuti orang yang sedang
terbakar), gelas pencucui mata, dan pencucinya (larutan) dan persediaan
air bersih yang cukup mengalir.
• Berhematlah dengan zat-zat kimia karena harganya mahal.
• Sediakan alat dan bahan-bahan terlebih dahulu sebelum mulai bekerja.
• Pelajari etrlebih dahulu petunjuk dan prosedur yang akan dikerjakan
18. G. PENJAGAAN KEBAKARAN
• Semua guru Kimia harus tahu meletakkan alat pemadam kebakaran
dan menggunakannya. Sumber pasir merupakan alat yang sangat
efektif untuk memadamkan api kecil terutama yang terjadi akibat
larutan larutan tumpah, oleh sebab itu adanya pasir sangat penting
• Bolot yang berisi zat yang mudah terbakar hendaknya jangan
disimpan atau dibuka di dekat nyala api.
• Nyala pembakar bunsen juga mungkin tidak kelihatan dalam cahaya
yang terang. Jika tidak digunakan tutup jalan udara dan kecilkan
nyalanya. Dengan demikian pembakar tetap menyala dengan warna
mewah kekuningan.
• Nyala pembakar spirtus mungkin tidak kelihatan dalam cahaya
terang. Oleh karena itu, jika alat itu tidak digunakan hendaknya api
dipadamkan dan sumbunya ditutup dengan penutup yang khusus.
19. Lanjutan...
• Sisa-sisa eksperimen yang masih panas pada tempat sampah,
hendaknya selalu berhati-hati.
• Sisa fosfor hendaknya dibakar sampai habis sebelum alat yang
digunakan dibersihkan.
• Api pembakar telah dipadamkan termasuk lampu penerangan,
sebelum meninggalkan laboratorium.
• Natrium peroksida dapat menimbulkan kebakaran jika ditempatkan
dekat bahan yang mudah terbakar dan kena udara yang lembab.
• Jika pakaian kena api, orang yang terkena biasanya lari, justru
sebaliknya harus ditahan bila perlu dengan paksaan api dipadamkan
dengan handuk, baju dan sebagainya. Jika kita sendiri kena api,
jangan lari, karena api akan makin menyala hebat. Cara yang terbaik
ialah dengan berguling diri di lantai bersih untuk memadamkan api.