SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
ANAK BERKELAINAN MENTAL
EMOSIONAL DAN ANAK
BERKELAINAN AKADEMIK
Dwi Mardianatun Chasanah
1401412372
Ekta Lifiana
1401412503
Shafira Dwintha Aulia
1401412028
Widy Prasetyo
1401412510
Rombel
6A
Kelompok 4
Tunagrahita adalah anak yang secara nyata
mengalami hambatan dan keterbelakangan
perkembangan mental jauh di bawah rata-
rata sedemikian rupa sehingga mengalami
kesulitan dalam tugas-tugas akademik,
komunikasi maupun sosial, dan karenanya
memerlukan layanan pendidikan khusus.
Tunagrahita sering disepadankan dengan
istilah-istilah lemah pikiran, terbelakang
mental, bodoh, dungu, pandir, cacat mental,
gangguan intelektual, dan sebagainya.
A. Klasifikasi Anak Tunagrahita
Ciri-ciri anak tunagrahita, yaitu:
• Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya
kepala terlalu kecil/besar.
• Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia.
• Perkembangan bicara/bahasa terlambat.
• Tidak ada/kurang sekali perhatiannya
terhadap lingkungan (pandangan kosong).
• Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering
tidak terkendali).
Berdasarkan kapasitas intelektual
(skor IQ)
• Tunagrahita ringan IQ 50 – 70
• Tunagrahita sedang IQ 35 – 50
• Tunagrahita berat IQ 20 – 35
• Tunagrahita sangat berat memiliki IQ
di bawah 20
Beberapa klasifikasi atau
pengelompokkan tunagrahita
Berdasarkan
kemampuan
akademik
• Tunagrahita mampu
didik
• Tunagrahita mampu
latih
• Tunagrahita perlu
rawat
Berdasarkan tipe klinik
pada fisik
• Down’s Syndrone
(Mongolism)
• Macro Cephalic (Hidro
Cephalic)
• Micro Cephalic
Klasifikasi yang berpandangan medis,
dalam bidang ini memandang variasi anak
tunagrahita dari keadaan tipe klinis. Kelompok tipe
klinis di antaranya:
1. Down Syndrom (dahulu disebut Mongoloid)
2. Kretin
3. Hydrocephalus
4. Microcephalus, Macrocephalus, Brachicephalus
dan Schaphocephalus
5. Cerebral Palsy (kelompok kelumpuhan pada
otak)
6. Rusak otak (Brain Damage)
Klasifikasi yang berpandangan pendidikan,
memandang variasi anak tunagrahita dalam
kemampuannya mengikuti pendidikan.
Pengelompokan tersebut sebagai berikut:
1. Mampu didik
2. Mampu latih
3. Perlu rawat
Klasifikasi yang berpandangan sosiologis,
memandang variasi tunagrahita dalam
kemampuannya mandiri di masyarakat,
atau peran yang dapat dilakukan
masyarakat.
1. Tunagrahita ringan
2. Tunagrahita sedang
3. Tunagrahita berat dan sangat berat
Klasifikasi yang ditinjau dari sudut
pandang masyarakat,
yang dikemukakan oleh Leo Kanner
(Amin, 1995: 22-24) adalah:
1. Tunagrahita absolut
2. Tunagrahita relatif
3. Tunagrahita semu (pseudo mentally
retarded)
Klasisikasi menurut kecerdasan (IQ),
dikemukakan oleh Grosman (Hallahan &
Kauffman, 1988: 48) sebagai berikut:
Klasifikasi tunagrahita dari berbagai
pandangan tersebut jika dipadukan akan
membentuk tabel sebagai berikut:
Anak tunalaras adalah anak-anak yang
mengalami gangguan perilaku, yang
ditunjukkan dalam aktivitas kehidupan
sehari-hari, baik di sekolah maupun
dalam lingkungan sosialnya.
Pada hakekatnya, anak-anak tunalaras
memiliki kemampuan intelektual yang
normal, atau tidak berada di bawah rata-
rata. Kelainan lebih banyak banyak terjadi
pada perilaku sosialnya.
B. Klasifikasi Anak Tunalaras
Menurut Suparno, beberapa klasifikasi yang
menonjol dari anak-anak berkebutuhan khusus
yang mengalami kelainan perilaku sosial ini adalah:
Berdasarkan perilakunya
• Beresiko tinggi
• Beresiko rendah
• Kurang dewasa
• Agresif
Berdasarkan kepribadian
• Kekacauan perilaku
• Menarik diri (withdrawll)
• Ketidakmatangan (immaturity)
• Agresi sosial
Menurut Smart (2010) secara garis besar, anak tunalaras
diklasifikasikan menjadi anak yang mengalami kesulitan
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan
anak yang mengalami gangguan emosi.
William M. C (1975) dalam Smart (2010),
mengemukakan dua klasifikasi antara lain:
1. Anak yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosial, yaitu:
– The semi-socilize
– Children arrested at primitive level of socialization
– Children with minimum socialization capacity
2. Anak yang mengalami gangguan emosi, terdiri dari:
– Neurotic behaviour
– Children with psychotic processes
Autis adalah suatu kondisi seseorang
yang didapatkan sejak lahir atau masa
balita, yang membuat dirinya tidak
dapat berhubungan sosial atau
komunikasi secara normal.
Ditinjau dari segi bahasa, autis berasal dari
bahasa yunani yang berarti “sendiri”. Hal ini
dilatarbelakangi karena anak autis pada
umumnya hidup dengan dunianya sendiri
dan menikmati kesendiriannya.
C. Autis
 Secara neurologist atau berhubungan dengan sistem
saraf, autis dapat dikatakan sebagai anak yang
mengalami hambatan perkembangan otak, terutama
pada area bahasa, sosial, dan fantasi. Hambatan inilah
yang membuat anak autis berbeda dengan anak lainnya.
 Dia akan memiliki dunianya sendiri tanpa
memperhatikan lingkungan sekitar. Anak autis yang satu
dengan yang lain tidak selalu menunjukkan gejala yang
sama.
 Gejala autis sangatlah bervariasi. Sebagian hiperaktif dan
agresif atau menyakiti diri sendiri namun ada juga yang
pasif. Mereka cenderung sulit mengendalikan emosinya.
Namun gejala yang menonjol adalah sikap yang
cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan orang-
orang disekitarnya, seolah-olah menolak berkomunikasi
dan berinteraksi.
Berikut ini adalah gejala autis:
• Sulit bersosialisasi dengan anak-anak lainnya
• Tertawa/ tergelah tidak pada tempatnya
• Tidak pernah atau jarang sekali kontak mata
• Tidak peka terhadap rasa sakit
• Lebih suka menyendiri, sifatnya agak menjauhkan diri
• Suka benda-benda yang berputar/ memutarkan benda
• Ketertarikan pada satu benda secara berlebihan
• Hiperaktif/ melakukan kegiatan fisik secara berlebihan
atau tidak melakukan apapun
• Kesulitan dalam mengutarakan kebutuhannya, suka
menggunakan isyarat/ menunjuk dengan tangan
daripada kata-kata.
Lanjutan...
Gejala autis:
• Tidak peduli bahaya
• Menekuni mainan dengan cara aneh dalam waktu lama
• Echololia (mengulangi kata/ kalimat, tidak berbahasa
biasa)
• Tidak suka dipeluk/ disayang atau menyayangi
• Tidak berminat terhadap metode pembelajaran biasa
• Tantrums (suka mengamuk/ memperlihatkan kesedihan
tanpa alasan yang jelas)
• Kecakapan motorik kasar
Anak berbakat dalam konteks ini adalah anak-
anak yang mengalami kelainan intelektual di
atas rata-rata.
Cony Semiawan (1997:24) mengemukakan,
bahwa diperkirakan 1% dari populasi total
penduduk Indonesia yang rentangan IQ sekitar
137 ke atas, merupakan manusia berbakat
tinggi (highly gifted), sedangkan mereka yang
rentangannya berkisar 120-137 yaitu yang
mencakup rentangan 10% di bawah yang 1%
itu disebut moderately gifted. Mereka semua
memiliki bakat akademik (academic talented)
atau keberbakatan intelektual.
D. Klasifikasi Anak Berbakat
Beberapa klasifikasi yang menonjol
dari anak-anak berbakat umumnya
hanya dilihat dari tingkat
inteligensinya, berdasarkan standar
Stanford Binet, yaitu meliputi:
1. Kategori rata-rata tinggi, dengan
tingkat kapasitas intentelektual
(IQ): 110-119
2. Kategori superior, dengan tingkat
kapasitas intelektual (IQ):120-139
3. Kategori sangat superior, dengan
tingkat intelektual (IQ): 140-169
Berkesulitan belajar merupakan salah satu
jenis anak berkebutuhan khusus yang ditandai
dengan adanya kesulitan untuk mencapai
standar kompetensi (prestasi) yang telah
ditentukan dengan mengikuti pembelajaran
konvensional.
Learning disability merupakan suatu istilah yang
mewadahi berbagai jenis kesulitan yang
dialami anak terutama yang berkaitan dengan
masalah akademis.
E. Klasifikasi Anak Berkesulitan Belajar
Untuk mengklasifikasikan anak berkesulitan belajar spesifik ,
dapat dilakukan berdasar pada tingkat usia dan juga jenis
kesulitannya, yaitu:
1. Kesulitan Belajar Perkembangan
Pengelompokkan kesulitan belajar pada anak usia di bawah 5
tahun (balita). Hal ini dikarenakan anak balita belum belajar
secara akademis, tetapi belajar dalam proses kematangan
prasyarat akademis.
2. Kesulitan Belajar Akademik
Anak-anak usia sekolah yaitu usia di atas 6 tahun masuk dalam
kelompok kesulitan belajar akademik, karena anak-anak ini
mengalami kesulitan bidang akademik di sekolah yang sangat
spesifik yaitu kesulitan dalam satu jenis/bidang akademik
seperti berhitung/matematika, kesulitan membaca, kesulitan
menulis, kesulitan berbahasa, kesulitan/tidak terampil, dan
sebagainya.
Ada klasifikasi lain yang berdasarkan dari jenis gangguan atau
kesulitan yang dialami anak yaitu:
1. Dispraksia
Gangguan pada keterampilan motorik.
2. Disgraphia
Kesulitan dalam menulis.
3. Diskalkulia
Kesulitan dalam menghitung dan matematika.
4. Disleksia
Kesulitan membaca baik membaca permulaan maupun
pemahaman.
5. Disphasia
Kesulitan berbahasa dimana anak sering melakukan kesalahan
dalam berkomunikasi baik menggunakan tulis maupun lisan.
6. Body awarness
Anak tidak memiliki akan kesadaran tubuh sering salah prediksi
pada aktivitas gerak mobilitas seperti sering menabrak bila
berjalan.
T R I M A K A S I H
Pertanyaan 1 (dari Shafira Dwintha Aulia)
Kasus:
Viona adalah siswa kelas IV SD. Dia pindah sekolah
dari SD biasa ke SDLB, karena tidak naik kelas dan
tidak dapat menangkap/memahami materi pelajaran
yang diajarkan kepadanya.
Apakah Viona termasuk anak tunagrahita ringan?
Jelaskan alasannya! Bagaimana cara yang dapat
dilakukan untuk menangani masalah Viona?
Dijawab Oleh: Nani Sundari, Titin Purwanti, Annis
Martiana, Anisa Yuni Pertiwi, Widiyah
Tanya Jawab
Pertanyaan 2 (dari Ekta Lifiana)
Menurut Anda, bagaimana cara untuk membantu
anak berkebutuhan khusus yang mengalami
hambatan berbicara dan bahasa (disphasia)?
Dijawab Oleh:
Nur Janah
Tanya Jawab
Pertanyaan 3 (dari Dwi Mardianatun Chasanah)
Apakah anak penderita autis bisa disembuhkan?
Berikan alasan saudara! Lalu bagaimanakah
proses pembelajaran yang sesuai untuk anak
penderita autis?
Dijawab Oleh:
Marcellina Elen S. Tiyas Afriani
Vip Valiant A. A
Hesti Hanifah
Tanya Jawab
Pertanyaan 4 (dari Widy Prasetyo)
Ketika dijumpai anak yang memiliki bakat di atas
rata-rata (anak berbakat), sebaiknya dikelompokkan
dengan anak yang demikian juga atau dicampur
seperti pada umumnya?
Dijawab Oleh:
Annis Martiana H. Ema Rahayu
Nurul Nisa Ade Apriani
Sirajuddin Latief
Tanya Jawab

More Related Content

What's hot

MODUL 3 _ PENGORGANISASIAN KELAS _ PKR.pdf
MODUL 3 _ PENGORGANISASIAN KELAS _ PKR.pdfMODUL 3 _ PENGORGANISASIAN KELAS _ PKR.pdf
MODUL 3 _ PENGORGANISASIAN KELAS _ PKR.pdfharishmwddh
 
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakatModel dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakatMichaelLee1007
 
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)hairina wasliah
 
Modul 2 psikologi perkembangan sosial-emosional
Modul 2 psikologi perkembangan sosial-emosionalModul 2 psikologi perkembangan sosial-emosional
Modul 2 psikologi perkembangan sosial-emosionalRizka Supriyanti
 
Blangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokBlangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokAcantha Ruama
 
Perkembangan Kemandirian
Perkembangan KemandirianPerkembangan Kemandirian
Perkembangan KemandirianKristalina Dewi
 
Format penilaian observasi
Format penilaian observasiFormat penilaian observasi
Format penilaian observasiKuntum Yuliana
 
Pendidikan seni rupa untuk anak usia dini
Pendidikan seni rupa untuk anak usia diniPendidikan seni rupa untuk anak usia dini
Pendidikan seni rupa untuk anak usia diniAgussani Algani
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranAli Akbar TA
 
Ppt tuna grahita
Ppt tuna grahitaPpt tuna grahita
Ppt tuna grahitaMona Waroh
 
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususMakalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
 
Strategi Pembelajaran PAUD
Strategi Pembelajaran PAUDStrategi Pembelajaran PAUD
Strategi Pembelajaran PAUDMichelle Rumawir
 
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikanperkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikanJeanny Jannah
 
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenyimakPembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenyimakYuns Saragih
 
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - Tunalaras
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - TunalarasPendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - Tunalaras
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - TunalarasCindy Loventa
 

What's hot (20)

MODUL 3 _ PENGORGANISASIAN KELAS _ PKR.pdf
MODUL 3 _ PENGORGANISASIAN KELAS _ PKR.pdfMODUL 3 _ PENGORGANISASIAN KELAS _ PKR.pdf
MODUL 3 _ PENGORGANISASIAN KELAS _ PKR.pdf
 
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakatModel dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
 
Tahap perkembangan moral kohlberg
Tahap perkembangan moral kohlbergTahap perkembangan moral kohlberg
Tahap perkembangan moral kohlberg
 
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
 
Modul 2 psikologi perkembangan sosial-emosional
Modul 2 psikologi perkembangan sosial-emosionalModul 2 psikologi perkembangan sosial-emosional
Modul 2 psikologi perkembangan sosial-emosional
 
Blangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokBlangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompok
 
Perkembangan Kemandirian
Perkembangan KemandirianPerkembangan Kemandirian
Perkembangan Kemandirian
 
Format penilaian observasi
Format penilaian observasiFormat penilaian observasi
Format penilaian observasi
 
Pendidikan seni rupa untuk anak usia dini
Pendidikan seni rupa untuk anak usia diniPendidikan seni rupa untuk anak usia dini
Pendidikan seni rupa untuk anak usia dini
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaran
 
Ppt tuna grahita
Ppt tuna grahitaPpt tuna grahita
Ppt tuna grahita
 
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususMakalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
 
Strategi Pembelajaran PAUD
Strategi Pembelajaran PAUDStrategi Pembelajaran PAUD
Strategi Pembelajaran PAUD
 
Presentasi modul 7 ipa kb 2
Presentasi modul 7 ipa kb 2Presentasi modul 7 ipa kb 2
Presentasi modul 7 ipa kb 2
 
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
 
Tugas kuliah tap
Tugas kuliah tapTugas kuliah tap
Tugas kuliah tap
 
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikanperkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
 
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenyimakPembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
 
Konsep Dasar Tunanetra
Konsep Dasar TunanetraKonsep Dasar Tunanetra
Konsep Dasar Tunanetra
 
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - Tunalaras
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - TunalarasPendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - Tunalaras
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - Tunalaras
 

Viewers also liked

Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Ali Murfi
 
Gangguan mental emosional pada anak usia dini
Gangguan mental emosional pada anak usia diniGangguan mental emosional pada anak usia dini
Gangguan mental emosional pada anak usia diniJoni Iswanto
 
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan penyebab kelainan pada abk
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan  penyebab kelainan pada abkMakalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan  penyebab kelainan pada abk
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan penyebab kelainan pada abkAiyUis NuriEanty
 
Makalah pengembangan profesi kependidikan
Makalah pengembangan profesi kependidikanMakalah pengembangan profesi kependidikan
Makalah pengembangan profesi kependidikanPujiati Puu
 
RPP Matematika kelas 5 semester 1-2
RPP Matematika kelas 5 semester 1-2RPP Matematika kelas 5 semester 1-2
RPP Matematika kelas 5 semester 1-2Alfan Fazan Jr.
 

Viewers also liked (7)

Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
 
Gangguan mental emosional pada anak usia dini
Gangguan mental emosional pada anak usia diniGangguan mental emosional pada anak usia dini
Gangguan mental emosional pada anak usia dini
 
ANAK - ANAK LUAR BIASA
ANAK - ANAK LUAR BIASAANAK - ANAK LUAR BIASA
ANAK - ANAK LUAR BIASA
 
Anak tunadaksa
Anak tunadaksaAnak tunadaksa
Anak tunadaksa
 
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan penyebab kelainan pada abk
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan  penyebab kelainan pada abkMakalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan  penyebab kelainan pada abk
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan penyebab kelainan pada abk
 
Makalah pengembangan profesi kependidikan
Makalah pengembangan profesi kependidikanMakalah pengembangan profesi kependidikan
Makalah pengembangan profesi kependidikan
 
RPP Matematika kelas 5 semester 1-2
RPP Matematika kelas 5 semester 1-2RPP Matematika kelas 5 semester 1-2
RPP Matematika kelas 5 semester 1-2
 

Similar to anak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademik

Siswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan KhususSiswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan KhususWahyuindratmoko
 
Klasifikasi Anak Berkebutuhan
Klasifikasi Anak BerkebutuhanKlasifikasi Anak Berkebutuhan
Klasifikasi Anak BerkebutuhanRiska Kurniawan
 
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptxPPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptxloloxmanahati
 
11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptx11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptxZahroMasruroh
 
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdfKARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdfZahroMasruroh
 
Mengenal Karakter Anak Berkebutuhan Khusus
Mengenal Karakter Anak Berkebutuhan KhususMengenal Karakter Anak Berkebutuhan Khusus
Mengenal Karakter Anak Berkebutuhan KhususErlanFathurokhman1
 
mengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptx
mengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptxmengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptx
mengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptxDevyHestiwana1
 
3. isi isi penting (repaired)
3. isi isi penting (repaired)3. isi isi penting (repaired)
3. isi isi penting (repaired)john law
 
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakDeteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakLukman Izyan
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar 2
Makalah Perbedaan individu dalam  belajar 2Makalah Perbedaan individu dalam  belajar 2
Makalah Perbedaan individu dalam belajar 2Muhammad Hamdani
 
Anak Tunagrahita.pptx
Anak Tunagrahita.pptxAnak Tunagrahita.pptx
Anak Tunagrahita.pptxAdam Superman
 
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-CMakalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-Ceviy ana
 
Definisi pend khas
Definisi pend khasDefinisi pend khas
Definisi pend khasSky Light
 
Anak Berkebutuhan Khusus
Anak Berkebutuhan KhususAnak Berkebutuhan Khusus
Anak Berkebutuhan KhususDessy Aw
 
Deteksi dan intervensi anak dengan hambatan belajar
Deteksi  dan intervensi anak dengan hambatan belajarDeteksi  dan intervensi anak dengan hambatan belajar
Deteksi dan intervensi anak dengan hambatan belajarnena mawar sari
 
KANAK-KANAK AUTISME DAN KECELARUAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI
KANAK-KANAK AUTISME DAN KECELARUAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI KANAK-KANAK AUTISME DAN KECELARUAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI
KANAK-KANAK AUTISME DAN KECELARUAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI Tengku Fatin Najwa
 

Similar to anak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademik (20)

Siswa swn
Siswa swnSiswa swn
Siswa swn
 
Siswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan KhususSiswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan Khusus
 
Klasifikasi Anak Berkebutuhan
Klasifikasi Anak BerkebutuhanKlasifikasi Anak Berkebutuhan
Klasifikasi Anak Berkebutuhan
 
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptxPPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
 
11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptx11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptx
 
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdfKARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
 
Lengkap ank slb
Lengkap ank slbLengkap ank slb
Lengkap ank slb
 
Mengenal Karakter Anak Berkebutuhan Khusus
Mengenal Karakter Anak Berkebutuhan KhususMengenal Karakter Anak Berkebutuhan Khusus
Mengenal Karakter Anak Berkebutuhan Khusus
 
mengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptx
mengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptxmengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptx
mengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptx
 
3. isi isi penting (repaired)
3. isi isi penting (repaired)3. isi isi penting (repaired)
3. isi isi penting (repaired)
 
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakDeteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar 2
Makalah Perbedaan individu dalam  belajar 2Makalah Perbedaan individu dalam  belajar 2
Makalah Perbedaan individu dalam belajar 2
 
Anak Tunagrahita.pptx
Anak Tunagrahita.pptxAnak Tunagrahita.pptx
Anak Tunagrahita.pptx
 
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-CMakalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
 
Permasalahan pgaud
Permasalahan pgaudPermasalahan pgaud
Permasalahan pgaud
 
Definisi pend khas
Definisi pend khasDefinisi pend khas
Definisi pend khas
 
Abk
AbkAbk
Abk
 
Anak Berkebutuhan Khusus
Anak Berkebutuhan KhususAnak Berkebutuhan Khusus
Anak Berkebutuhan Khusus
 
Deteksi dan intervensi anak dengan hambatan belajar
Deteksi  dan intervensi anak dengan hambatan belajarDeteksi  dan intervensi anak dengan hambatan belajar
Deteksi dan intervensi anak dengan hambatan belajar
 
KANAK-KANAK AUTISME DAN KECELARUAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI
KANAK-KANAK AUTISME DAN KECELARUAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI KANAK-KANAK AUTISME DAN KECELARUAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI
KANAK-KANAK AUTISME DAN KECELARUAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 

Recently uploaded (20)

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 

anak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademik

  • 1. ANAK BERKELAINAN MENTAL EMOSIONAL DAN ANAK BERKELAINAN AKADEMIK Dwi Mardianatun Chasanah 1401412372 Ekta Lifiana 1401412503 Shafira Dwintha Aulia 1401412028 Widy Prasetyo 1401412510 Rombel 6A Kelompok 4
  • 2. Tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental jauh di bawah rata- rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus. Tunagrahita sering disepadankan dengan istilah-istilah lemah pikiran, terbelakang mental, bodoh, dungu, pandir, cacat mental, gangguan intelektual, dan sebagainya. A. Klasifikasi Anak Tunagrahita
  • 3. Ciri-ciri anak tunagrahita, yaitu: • Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar. • Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia. • Perkembangan bicara/bahasa terlambat. • Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong). • Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali).
  • 4. Berdasarkan kapasitas intelektual (skor IQ) • Tunagrahita ringan IQ 50 – 70 • Tunagrahita sedang IQ 35 – 50 • Tunagrahita berat IQ 20 – 35 • Tunagrahita sangat berat memiliki IQ di bawah 20 Beberapa klasifikasi atau pengelompokkan tunagrahita
  • 5. Berdasarkan kemampuan akademik • Tunagrahita mampu didik • Tunagrahita mampu latih • Tunagrahita perlu rawat Berdasarkan tipe klinik pada fisik • Down’s Syndrone (Mongolism) • Macro Cephalic (Hidro Cephalic) • Micro Cephalic
  • 6. Klasifikasi yang berpandangan medis, dalam bidang ini memandang variasi anak tunagrahita dari keadaan tipe klinis. Kelompok tipe klinis di antaranya: 1. Down Syndrom (dahulu disebut Mongoloid) 2. Kretin 3. Hydrocephalus 4. Microcephalus, Macrocephalus, Brachicephalus dan Schaphocephalus 5. Cerebral Palsy (kelompok kelumpuhan pada otak) 6. Rusak otak (Brain Damage)
  • 7. Klasifikasi yang berpandangan pendidikan, memandang variasi anak tunagrahita dalam kemampuannya mengikuti pendidikan. Pengelompokan tersebut sebagai berikut: 1. Mampu didik 2. Mampu latih 3. Perlu rawat
  • 8. Klasifikasi yang berpandangan sosiologis, memandang variasi tunagrahita dalam kemampuannya mandiri di masyarakat, atau peran yang dapat dilakukan masyarakat. 1. Tunagrahita ringan 2. Tunagrahita sedang 3. Tunagrahita berat dan sangat berat
  • 9. Klasifikasi yang ditinjau dari sudut pandang masyarakat, yang dikemukakan oleh Leo Kanner (Amin, 1995: 22-24) adalah: 1. Tunagrahita absolut 2. Tunagrahita relatif 3. Tunagrahita semu (pseudo mentally retarded)
  • 10. Klasisikasi menurut kecerdasan (IQ), dikemukakan oleh Grosman (Hallahan & Kauffman, 1988: 48) sebagai berikut:
  • 11. Klasifikasi tunagrahita dari berbagai pandangan tersebut jika dipadukan akan membentuk tabel sebagai berikut:
  • 12. Anak tunalaras adalah anak-anak yang mengalami gangguan perilaku, yang ditunjukkan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun dalam lingkungan sosialnya. Pada hakekatnya, anak-anak tunalaras memiliki kemampuan intelektual yang normal, atau tidak berada di bawah rata- rata. Kelainan lebih banyak banyak terjadi pada perilaku sosialnya. B. Klasifikasi Anak Tunalaras
  • 13. Menurut Suparno, beberapa klasifikasi yang menonjol dari anak-anak berkebutuhan khusus yang mengalami kelainan perilaku sosial ini adalah: Berdasarkan perilakunya • Beresiko tinggi • Beresiko rendah • Kurang dewasa • Agresif Berdasarkan kepribadian • Kekacauan perilaku • Menarik diri (withdrawll) • Ketidakmatangan (immaturity) • Agresi sosial
  • 14. Menurut Smart (2010) secara garis besar, anak tunalaras diklasifikasikan menjadi anak yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan anak yang mengalami gangguan emosi. William M. C (1975) dalam Smart (2010), mengemukakan dua klasifikasi antara lain: 1. Anak yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, yaitu: – The semi-socilize – Children arrested at primitive level of socialization – Children with minimum socialization capacity 2. Anak yang mengalami gangguan emosi, terdiri dari: – Neurotic behaviour – Children with psychotic processes
  • 15. Autis adalah suatu kondisi seseorang yang didapatkan sejak lahir atau masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat berhubungan sosial atau komunikasi secara normal. Ditinjau dari segi bahasa, autis berasal dari bahasa yunani yang berarti “sendiri”. Hal ini dilatarbelakangi karena anak autis pada umumnya hidup dengan dunianya sendiri dan menikmati kesendiriannya. C. Autis
  • 16.  Secara neurologist atau berhubungan dengan sistem saraf, autis dapat dikatakan sebagai anak yang mengalami hambatan perkembangan otak, terutama pada area bahasa, sosial, dan fantasi. Hambatan inilah yang membuat anak autis berbeda dengan anak lainnya.  Dia akan memiliki dunianya sendiri tanpa memperhatikan lingkungan sekitar. Anak autis yang satu dengan yang lain tidak selalu menunjukkan gejala yang sama.  Gejala autis sangatlah bervariasi. Sebagian hiperaktif dan agresif atau menyakiti diri sendiri namun ada juga yang pasif. Mereka cenderung sulit mengendalikan emosinya. Namun gejala yang menonjol adalah sikap yang cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan orang- orang disekitarnya, seolah-olah menolak berkomunikasi dan berinteraksi.
  • 17. Berikut ini adalah gejala autis: • Sulit bersosialisasi dengan anak-anak lainnya • Tertawa/ tergelah tidak pada tempatnya • Tidak pernah atau jarang sekali kontak mata • Tidak peka terhadap rasa sakit • Lebih suka menyendiri, sifatnya agak menjauhkan diri • Suka benda-benda yang berputar/ memutarkan benda • Ketertarikan pada satu benda secara berlebihan • Hiperaktif/ melakukan kegiatan fisik secara berlebihan atau tidak melakukan apapun • Kesulitan dalam mengutarakan kebutuhannya, suka menggunakan isyarat/ menunjuk dengan tangan daripada kata-kata.
  • 18. Lanjutan... Gejala autis: • Tidak peduli bahaya • Menekuni mainan dengan cara aneh dalam waktu lama • Echololia (mengulangi kata/ kalimat, tidak berbahasa biasa) • Tidak suka dipeluk/ disayang atau menyayangi • Tidak berminat terhadap metode pembelajaran biasa • Tantrums (suka mengamuk/ memperlihatkan kesedihan tanpa alasan yang jelas) • Kecakapan motorik kasar
  • 19. Anak berbakat dalam konteks ini adalah anak- anak yang mengalami kelainan intelektual di atas rata-rata. Cony Semiawan (1997:24) mengemukakan, bahwa diperkirakan 1% dari populasi total penduduk Indonesia yang rentangan IQ sekitar 137 ke atas, merupakan manusia berbakat tinggi (highly gifted), sedangkan mereka yang rentangannya berkisar 120-137 yaitu yang mencakup rentangan 10% di bawah yang 1% itu disebut moderately gifted. Mereka semua memiliki bakat akademik (academic talented) atau keberbakatan intelektual. D. Klasifikasi Anak Berbakat
  • 20. Beberapa klasifikasi yang menonjol dari anak-anak berbakat umumnya hanya dilihat dari tingkat inteligensinya, berdasarkan standar Stanford Binet, yaitu meliputi: 1. Kategori rata-rata tinggi, dengan tingkat kapasitas intentelektual (IQ): 110-119 2. Kategori superior, dengan tingkat kapasitas intelektual (IQ):120-139 3. Kategori sangat superior, dengan tingkat intelektual (IQ): 140-169
  • 21. Berkesulitan belajar merupakan salah satu jenis anak berkebutuhan khusus yang ditandai dengan adanya kesulitan untuk mencapai standar kompetensi (prestasi) yang telah ditentukan dengan mengikuti pembelajaran konvensional. Learning disability merupakan suatu istilah yang mewadahi berbagai jenis kesulitan yang dialami anak terutama yang berkaitan dengan masalah akademis. E. Klasifikasi Anak Berkesulitan Belajar
  • 22. Untuk mengklasifikasikan anak berkesulitan belajar spesifik , dapat dilakukan berdasar pada tingkat usia dan juga jenis kesulitannya, yaitu: 1. Kesulitan Belajar Perkembangan Pengelompokkan kesulitan belajar pada anak usia di bawah 5 tahun (balita). Hal ini dikarenakan anak balita belum belajar secara akademis, tetapi belajar dalam proses kematangan prasyarat akademis. 2. Kesulitan Belajar Akademik Anak-anak usia sekolah yaitu usia di atas 6 tahun masuk dalam kelompok kesulitan belajar akademik, karena anak-anak ini mengalami kesulitan bidang akademik di sekolah yang sangat spesifik yaitu kesulitan dalam satu jenis/bidang akademik seperti berhitung/matematika, kesulitan membaca, kesulitan menulis, kesulitan berbahasa, kesulitan/tidak terampil, dan sebagainya.
  • 23. Ada klasifikasi lain yang berdasarkan dari jenis gangguan atau kesulitan yang dialami anak yaitu: 1. Dispraksia Gangguan pada keterampilan motorik. 2. Disgraphia Kesulitan dalam menulis. 3. Diskalkulia Kesulitan dalam menghitung dan matematika. 4. Disleksia Kesulitan membaca baik membaca permulaan maupun pemahaman. 5. Disphasia Kesulitan berbahasa dimana anak sering melakukan kesalahan dalam berkomunikasi baik menggunakan tulis maupun lisan. 6. Body awarness Anak tidak memiliki akan kesadaran tubuh sering salah prediksi pada aktivitas gerak mobilitas seperti sering menabrak bila berjalan.
  • 24. T R I M A K A S I H
  • 25. Pertanyaan 1 (dari Shafira Dwintha Aulia) Kasus: Viona adalah siswa kelas IV SD. Dia pindah sekolah dari SD biasa ke SDLB, karena tidak naik kelas dan tidak dapat menangkap/memahami materi pelajaran yang diajarkan kepadanya. Apakah Viona termasuk anak tunagrahita ringan? Jelaskan alasannya! Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk menangani masalah Viona? Dijawab Oleh: Nani Sundari, Titin Purwanti, Annis Martiana, Anisa Yuni Pertiwi, Widiyah Tanya Jawab
  • 26. Pertanyaan 2 (dari Ekta Lifiana) Menurut Anda, bagaimana cara untuk membantu anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan berbicara dan bahasa (disphasia)? Dijawab Oleh: Nur Janah Tanya Jawab
  • 27. Pertanyaan 3 (dari Dwi Mardianatun Chasanah) Apakah anak penderita autis bisa disembuhkan? Berikan alasan saudara! Lalu bagaimanakah proses pembelajaran yang sesuai untuk anak penderita autis? Dijawab Oleh: Marcellina Elen S. Tiyas Afriani Vip Valiant A. A Hesti Hanifah Tanya Jawab
  • 28. Pertanyaan 4 (dari Widy Prasetyo) Ketika dijumpai anak yang memiliki bakat di atas rata-rata (anak berbakat), sebaiknya dikelompokkan dengan anak yang demikian juga atau dicampur seperti pada umumnya? Dijawab Oleh: Annis Martiana H. Ema Rahayu Nurul Nisa Ade Apriani Sirajuddin Latief Tanya Jawab