SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 13
PENGAMATAN PATOGEN TANAMAN
(Laporan Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman)
Oleh
Desti Diana Putri
1214121050
‘
LABORATORIUM PENYAKIT TANAMAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
I. PENDAHULUAN
1. 1.Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah padi dan
gandum. Sedangkan di Indonesia, jagung termasuk makanan pokok kedua setelah
padi. Tanaman jagung tersebar luar di sentra produksi Indonesia karena memiliki
daya adaptasi tinggi dalam berbagai tingkat kesuburan tanah. Salah satu kendala
dalam produksi tanaman jagung yaitu dalam hal serangan penyakit yang dapat
menurunkan produktivitas tanaman jagung.
Penyakit bulai merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman jagung yang
disebabkan oleh Peronosclerospora maydis karena dapat mengakibatkan kerugian
sampai 90%. Di berbagai negara penyakit bulai dapat disebabkan oleh spesies
yang berbeda. Pada umumnya yang menyerang negara Indonesia adalah
Peronosclerospora maydis sedangkan di Sulawesi Utara spesies yang menyerang
adalah Peronosclerospora philippinensi (Semangun, 1968). Selain penyakit bulai,
di tanaman jagung jugasering ditemui penyakit hawar daun jagung yang
disebabkan oleh Helminthosporium sp.. Penyakit ini dapat menurunkan produksi
hingga 59%, terutama bila infeksi terjadi sebelum bunga betina keluar. Penyakit
ini merupakan penyakit penting kedua setelah bulai. Penyakit bercak daun ini
mampu menurunkan produktivitas sama halnya dengan penyakit bulai.
Dalam praktikum ini, tidak hanya penyakit bulai dan hawar daun pada tanaman
jagung. Namun, akan dilakukan juga pengamatan terhadap penyakit antraknosa
pada tanaman hias Sansivieria. Untuk mengetahui gejala serangan dan bentuk –
bentuk dari beberapa spora ketiga penyakit ini, maka dilakukan pengamatan gejala
dan bentuk spora masing – masing penyakit dengan menggunakan mikroskop
majemuk.
1. 2.Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah
1. Untuk mengetahui gejala serangan penyakit bulai, hawar daun jagung dan
antraknosa sansivera.
2. Untuk mengetahui bentuk spora jamur penyebab penyakit bulai, hawar daun
jagung dan antraknosa sansivera.
II. METODOLOGI PERCOBAAN
2.1.Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain meja preparat, gelas penutup
praparat, jarum dan mikroskop majemuk.
Sedangkan bahan yang digunakan antara lain air, daun jagung yang terserang
penyakit bulai, daun jagung yang terserang bercak daun dan tanaman hias
Sansevieria yang terserang antraknosa.
2.2.Prosedur Kerja
Langkah – langkah dalam praktikum ini adalah pertama disiapkan kaca praparat
dan dibersihkan dengan menggunakan tisu. Diambil spora jamur
Peronosclerospora maydis pada bagian bawah daun jagung kemudian diletakkan
di kaca preparat dilanjutkan dengan ditetesi air. Lalu kaca preparat ditutup dengan
gelas penutup dan diamati di bawah mikroskop majemuk. Lakukan langkah yang
sama dengan menggunakan spora Helminthosporium maydis pada daun jagung
dan Colletotrichum sansevieriae pada pelepah tanaman hias Sanseviera
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN.
1. Penyakit bulai tanaman jagung (Peronosclerospora maydis)
 Klasifikasi dan morfologi jamur
Klasifikasi dari patogen penyebab bulai adalah
Kingdom : Fungi
Filum : Oomycota
Kelas : Oomycetes
Ordo : Sclerosoprales
Famili : Sclerosporaceae
Genus : Peronosclerospora
Spesies : Peronosclerospora maydis
Konidia hialin yang berdinding tipis berukurab 24 – 46,6 x 12 – 20 mikron.
Konidiofor berukuran 132 – 261 mikron. Oogonia berwarna coklat kemerahan
dan berbetuk elips tidak beraturan. Pada umumnya konidiofor bercabang 3 atau 4.
Cabang terakhir membentuk stigma (Gambar 1). Konidium masih muda
berbentuk bulat, sedangkan yang sudah masak berbentuk jorong (Semangun,
1968).
Gambar 1. Spora Peronosclerospora maydis
 Daun hidup patogen
Spora berkembang apabila kondisi kelembaban lingkungan mendukung yaitu pada
malam hari. Konidia akan menginfeksi tanaman dan melakukan penetrasi
langsung melalui kutikula. Ini terjadi pada malam hari dimana kelembaban sangat
tinggi. Kemudian konidia akan berkembang dan membentuk spora di permukaan
bawah daun sehingga muncul beledu tepung. Beledu tepung ini sangat banyak
ditemui pada pagi hari dimana hasil penetrasi spora jamur pada malam harinya.
 Gejala dan tanda
Gejala yang ditimbulkan dapat berupa gejala lokal dan sistemik. Gejala lokal
hanya berupa garis – garis klorotik sedangkan gejala sistemik akan meluas ke
seluruh bagian tanaman. Tanaman yang terserang daunnya akan meruncing dan
kecil. Bila infeksi terjadi pada tanaman yang lebih tua makan tanaman dapat
tumbuh dan embentuk buah. Buah sering bertongkol panjang, dengan kelobot
tidak tertutup ujungnya dan hanya membentuk sedikit biji. Pada tanaman yang
masih muda daun daun yang baru terbuka mempunyai bercak klorosis kecil –
kecil kemudian berkembang menjadi jalur yang sejajar dengan tulang induk daun.
Pada sisi bawah daun akan ditemukan beledu putih yang nampak jelas pada pagi
hari (Semangun, 2000).
 Pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
a) Penanaman varietas tahan seperti Arjuno, Pioner 12 dan Abimanyu
b) Segera mencabut tanaman yang menunjukan gejala penyakit
c) Merawat benih dengan metalaksil untuk melindungi benih jagung dari
serangan penyakit (Tjahjadi, 2005).
2. Penyakit bercak daun jagung (Helminthosporium maydis)
 Klasifikasi dan biologi
Klasifikasi dari patogen penyebab bercak daun jagung adalah
Kingdom : Plantae
Divisio : Amastigomyceta
Kelas : Deuteromycetes
Ordo : Hypales
Famili : Dematiaceae
Genus : Helminthosporium
Spesies : Helminthosporium turcicum
Jamur ini membentuk konidiofor yang keluar dari mulut daun dalam kelompok
memiliki bentuk lurus dan lentur, berwarna coklat. Panjangnya hingga 300 mikron
dan tebal 7 – 11 mikron. Terkadang konidium lurus atau agak melengkung, jorong
ataupun gada terbalik. Memiliki konidiofor tegak dan kuat, berwarna coklat.
Konidium seperti kumparan seperti gada panjang, agak bengkok serta memiliki
sekat banyak yang berwarna coklat. Konidium jamur ini berdinding tebal
(Gambar 2). Konidium mempunyai hilum menonjol dengan jelas (Semangun,
1991).
Gambar 2. Spora Helminthosporium sp.
 Daur hidup patogen
Jamur Helminthosporium sp. mampu bertahan pada jagung yang masih hidup,
termasuk tanaman sorgum, pada sisa – sisa tanaman jagung sakit, serta pada biji
jagung. Konidium tersebar oleh angin dan tersebar banyak pada tengah hari.
Konidium berkecambah membentuk apresorium kemudian menginfeksi melalui
mulut kulit atau mengadakan penetrasi secara langsung. Lalu membentuk bercak
dan berkembang. Siklus hidup cendawan ini berlangsung 2 – 3 hari. Dalam 72
jam satu bercak mampu menghasilkan 100 – 300 konidia.
 Gejala dan tanda
Gejala awal serangan akibat patogen Helminthosporium sp. yaitu adanya bercak –
bercak kecil, jorong, berwarna hijau tua atau hijau kelabu kebasahan. Kemudian,
bercak – bercak tadii berubah warna menjadi coklat kehijauan yang membesar dan
memiliki bentuk yang khas yaitu berupa kumparan atau perahu. Lebar bercak
dapat mencapai 5 cm dan panjangnya 15 cm. Konidianya banyak terbentuk pada
bagian sisi bercak pada suasana banyak embun dan menimbulkan beledu
berwarna hijau tua. Bercak – bercak kecil dapat menyatu dan menjadi bercak yang
besar sehingga mampu mematikan jaringan tanaman jagung (Semangun, 1991).
 Pengendalian
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara :
a. Kultur teknis , dengan menggunkan benih yang sehat dan tahan sepeti
Kalingga, Arjuna dan Hibrida C1. Selain itu, dapat dilakukan pemenaman sisa
panen untuk mengurangi sumber inokulum.
b. Secara biologis , dengan menggunakan mikroorgaisme antagonis seperti Secara
biologis , dengan menggunakan mikroorgaisme antagonis seperti
Trichosporum sp. dan Pseudomonas cepacia.
c. Secara kimia , dengan fungisida yang berbahan aktif carbendazin 6,2% dan
mankozeb 738%.
d. Pestisida nabati dari tanaman seperti daun jarak, sirih dan daun nimba.
3. Penyakit antraknosa pada tanaman hias Sansevieria (Colletotrichum
sansevieriae)
 Klasifikasi dan biologi
Klasifikasi patogen penyebab antraknosa adalah
Kingdom : Plantae
Divisi : Mycota
Kelas : Deuteromycetes
Ordo : Melanconiales
Family : Melanconiaceae
Genus : Celletotrichum
Spesies : Colletotrichum sansevieriae
Konidium berbentuk silinder dengan ujung tumpul dan kadang agak jorong
dengan ujung yang membulat, berwarna hialin. Tidak memiliki sekat serta berinti
satu. Panjang dan lebarnya 9 – 24 mikron x 3 – 6 mikron. Konidia berbentuk
tunggal dan tidak bercabang (gambar 3).
Gambar 3.Spora Colletotrichum sansevieriae
 Daur hidup patogen
Konidia bereproduksi dari sel pembelahan mitosis dan hasilnya identik dengan sel
induknya. Konidia bereproduksi dalam jumlah yang besar dan merupakan satu
bentukan dari jamur untuk mempertahankan diri. Spora tersebar melalui udara
yang lembab dan percikan air hujan. Pada mulanya konidia akan menginfeksi
tanaman dan berkecambah membentuk apresoria. Kemudian akan melakukan
penetrasi langsung menembus kutikula dan merusak dinding sel pada tanaman
lalu jamur akan berkembang kemudian menimbulkan gejala pada tanamam yang
mula – mula kloroplas akan rusak dan diikuti dengan rusaknya mitokondria
(Semangun, 2000).
 Gejala dan tanda
Karakteristik dari antraknosa adalah adanya bercak daun yang berebntuk oval atau
tidak beraturan pada permukaan daun. Daun muda tampak lemas berwarna hitam
dan keriput, bagian ujungnya mati dan menggulung akhirnya gugur. Pada daun
tua tampak bercak coklat atau hitam kemudian menjadi lubang, mengeriput dan
sebagian ujungnya mati. Garis tengah bercak sekitar 1 – 2 mm dan bisa melebar si
permukaan daun. Kemudian pada kerusakan yang berat, tanaman akan mengering
dan keriput.
 Pengendalian
Pengendlaian Colletotrichum sansevieria dapat dilakukan dengang :
a. Kultur teknis, dengan menaman bibit yang sehat.
b. Secara mekanik, membuang bagian tanaman yang terserang supaya tidak
menyebar di tanaman lain.
c. Secara kimia, dengan fungsida yang digunakan dengan dosis yang sesuai.
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan antara lain :
1. Gejala yang ditimbulkan penyakit bulai dapat berupa adaya bercak dengan
beledu tepung dipermukaan bawah dau, pada penyakit hawar daun terdapat
bercak – bercak yang menyempit, serta pada gejala antraknosa adanya bercak
coklat kehitaman.
2. Bentuk spora Peronosclerospora maydis bulat dengan konidiofor yang
bercabang, pada spora Helminthosporium sp. memiliki bentuk jorong dan
berdinding tebal, serta pada spora Colletotrichum sansevieriae memiliki bentuk
silinder yang berinti satu.
DAFTAR PUSTAKA
Semangun, H. 1968. Penelitian tentang penyakit bulai (Sclerospora maydis) pada
jagung, khususnya mengenai cara bertahannya cendawan, Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta, 113 hlm.
Semangun, Hartono. 1991. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 835p.
Tjahjadi, N. 2005. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
L A M P I R A N

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihTidar University
 
Formulasi pestisida comp
Formulasi pestisida compFormulasi pestisida comp
Formulasi pestisida compdjojosumarto
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunSandi Purnama Jaya
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihNur Haida
 
Dormansi
DormansiDormansi
DormansiBP4K
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandafahmiganteng
 
Dipt 04 diagnosis penyakit
Dipt 04 diagnosis penyakitDipt 04 diagnosis penyakit
Dipt 04 diagnosis penyakitAndrew Hutabarat
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANdyahpuspita73
 
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asliVanyWardani
 
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanLaporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanNurma Fauzaniar
 
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Morfologi dan anatomi tomat
Morfologi dan anatomi tomatMorfologi dan anatomi tomat
Morfologi dan anatomi tomatdhabitha
 
Persentasi padi2(Morfologi Padi)
Persentasi  padi2(Morfologi Padi)Persentasi  padi2(Morfologi Padi)
Persentasi padi2(Morfologi Padi)nuelsitohang
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Formulasi pestisida comp
Formulasi pestisida compFormulasi pestisida comp
Formulasi pestisida comp
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
Dormansi
DormansiDormansi
Dormansi
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
 
Poliploidi
PoliploidiPoliploidi
Poliploidi
 
Dipt 04 diagnosis penyakit
Dipt 04 diagnosis penyakitDipt 04 diagnosis penyakit
Dipt 04 diagnosis penyakit
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
 
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
 
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanLaporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
 
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
 
Hama teh
Hama tehHama teh
Hama teh
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Morfologi dan anatomi tomat
Morfologi dan anatomi tomatMorfologi dan anatomi tomat
Morfologi dan anatomi tomat
 
Persentasi padi2(Morfologi Padi)
Persentasi  padi2(Morfologi Padi)Persentasi  padi2(Morfologi Padi)
Persentasi padi2(Morfologi Padi)
 

Ähnlich wie PENYAKIT TANAMAN

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Hutan
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan HutanLaporan Praktikum Dasar Perlindungan Hutan
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan HutanPasyaman_07
 
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMANLAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMANdilaaasf
 
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptx
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptxPENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptx
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptxREZADWIANTA1
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedediana novitasari
 
Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)edhie noegroho
 
NUR RAHMA CHAIRUNNISA 184110168 TUGAS 4.pptx
NUR RAHMA CHAIRUNNISA 184110168 TUGAS 4.pptxNUR RAHMA CHAIRUNNISA 184110168 TUGAS 4.pptx
NUR RAHMA CHAIRUNNISA 184110168 TUGAS 4.pptxnisachairunnisa2
 
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)itatriewahyuni
 
Makalah ilmu penyakit tumbuhan
Makalah ilmu penyakit tumbuhanMakalah ilmu penyakit tumbuhan
Makalah ilmu penyakit tumbuhanTidar University
 
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optBustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optAdiluhungAhsan1
 
Jamur penyebab antraknosa pada mangga
Jamur penyebab antraknosa pada manggaJamur penyebab antraknosa pada mangga
Jamur penyebab antraknosa pada manggaEla Afellay
 
4 rahayu-embun tepun kedelai
4 rahayu-embun tepun kedelai4 rahayu-embun tepun kedelai
4 rahayu-embun tepun kedelaixie_yeuw_jack
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotiksat rahayuwati
 
hama dan penyakit tanaman cengkeh.pptx
hama dan penyakit tanaman cengkeh.pptxhama dan penyakit tanaman cengkeh.pptx
hama dan penyakit tanaman cengkeh.pptxRianRifandi
 
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanamanPengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanamanLeman Shah Mizatie
 

Ähnlich wie PENYAKIT TANAMAN (20)

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Hutan
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan HutanLaporan Praktikum Dasar Perlindungan Hutan
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Hutan
 
Makalah_6 Makalah laporan praktikum perlintan
Makalah_6 Makalah laporan praktikum perlintanMakalah_6 Makalah laporan praktikum perlintan
Makalah_6 Makalah laporan praktikum perlintan
 
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMANLAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
 
Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2
Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2
Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2
 
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptx
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptxPENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptx
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptx
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
Pengenalan Cendawan
Pengenalan CendawanPengenalan Cendawan
Pengenalan Cendawan
 
Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)
 
NUR RAHMA CHAIRUNNISA 184110168 TUGAS 4.pptx
NUR RAHMA CHAIRUNNISA 184110168 TUGAS 4.pptxNUR RAHMA CHAIRUNNISA 184110168 TUGAS 4.pptx
NUR RAHMA CHAIRUNNISA 184110168 TUGAS 4.pptx
 
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
 
Makalah ilmu penyakit tumbuhan
Makalah ilmu penyakit tumbuhanMakalah ilmu penyakit tumbuhan
Makalah ilmu penyakit tumbuhan
 
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optBustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
 
Jamur penyebab antraknosa pada mangga
Jamur penyebab antraknosa pada manggaJamur penyebab antraknosa pada mangga
Jamur penyebab antraknosa pada mangga
 
4 rahayu-embun tepun kedelai
4 rahayu-embun tepun kedelai4 rahayu-embun tepun kedelai
4 rahayu-embun tepun kedelai
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
 
Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1
 
Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1
 
hama dan penyakit tanaman cengkeh.pptx
hama dan penyakit tanaman cengkeh.pptxhama dan penyakit tanaman cengkeh.pptx
hama dan penyakit tanaman cengkeh.pptx
 
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanamanPengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
 
Mikr3
Mikr3Mikr3
Mikr3
 

Kürzlich hochgeladen

Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsHakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsBismaAdinata
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfKamboja16
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...YulfiaFia
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfSBMNessyaPutriPaulan
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsHakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 

PENYAKIT TANAMAN

  • 1. PENGAMATAN PATOGEN TANAMAN (Laporan Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman) Oleh Desti Diana Putri 1214121050 ‘ LABORATORIUM PENYAKIT TANAMAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2014
  • 2. I. PENDAHULUAN 1. 1.Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah padi dan gandum. Sedangkan di Indonesia, jagung termasuk makanan pokok kedua setelah padi. Tanaman jagung tersebar luar di sentra produksi Indonesia karena memiliki daya adaptasi tinggi dalam berbagai tingkat kesuburan tanah. Salah satu kendala dalam produksi tanaman jagung yaitu dalam hal serangan penyakit yang dapat menurunkan produktivitas tanaman jagung. Penyakit bulai merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman jagung yang disebabkan oleh Peronosclerospora maydis karena dapat mengakibatkan kerugian sampai 90%. Di berbagai negara penyakit bulai dapat disebabkan oleh spesies yang berbeda. Pada umumnya yang menyerang negara Indonesia adalah Peronosclerospora maydis sedangkan di Sulawesi Utara spesies yang menyerang adalah Peronosclerospora philippinensi (Semangun, 1968). Selain penyakit bulai, di tanaman jagung jugasering ditemui penyakit hawar daun jagung yang disebabkan oleh Helminthosporium sp.. Penyakit ini dapat menurunkan produksi hingga 59%, terutama bila infeksi terjadi sebelum bunga betina keluar. Penyakit ini merupakan penyakit penting kedua setelah bulai. Penyakit bercak daun ini mampu menurunkan produktivitas sama halnya dengan penyakit bulai. Dalam praktikum ini, tidak hanya penyakit bulai dan hawar daun pada tanaman jagung. Namun, akan dilakukan juga pengamatan terhadap penyakit antraknosa pada tanaman hias Sansivieria. Untuk mengetahui gejala serangan dan bentuk – bentuk dari beberapa spora ketiga penyakit ini, maka dilakukan pengamatan gejala dan bentuk spora masing – masing penyakit dengan menggunakan mikroskop majemuk.
  • 3. 1. 2.Tujuan Tujuan dalam praktikum ini adalah 1. Untuk mengetahui gejala serangan penyakit bulai, hawar daun jagung dan antraknosa sansivera. 2. Untuk mengetahui bentuk spora jamur penyebab penyakit bulai, hawar daun jagung dan antraknosa sansivera.
  • 4. II. METODOLOGI PERCOBAAN 2.1.Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain meja preparat, gelas penutup praparat, jarum dan mikroskop majemuk. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain air, daun jagung yang terserang penyakit bulai, daun jagung yang terserang bercak daun dan tanaman hias Sansevieria yang terserang antraknosa. 2.2.Prosedur Kerja Langkah – langkah dalam praktikum ini adalah pertama disiapkan kaca praparat dan dibersihkan dengan menggunakan tisu. Diambil spora jamur Peronosclerospora maydis pada bagian bawah daun jagung kemudian diletakkan di kaca preparat dilanjutkan dengan ditetesi air. Lalu kaca preparat ditutup dengan gelas penutup dan diamati di bawah mikroskop majemuk. Lakukan langkah yang sama dengan menggunakan spora Helminthosporium maydis pada daun jagung dan Colletotrichum sansevieriae pada pelepah tanaman hias Sanseviera
  • 5. III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. 1. Penyakit bulai tanaman jagung (Peronosclerospora maydis)  Klasifikasi dan morfologi jamur Klasifikasi dari patogen penyebab bulai adalah Kingdom : Fungi Filum : Oomycota Kelas : Oomycetes Ordo : Sclerosoprales Famili : Sclerosporaceae Genus : Peronosclerospora Spesies : Peronosclerospora maydis Konidia hialin yang berdinding tipis berukurab 24 – 46,6 x 12 – 20 mikron. Konidiofor berukuran 132 – 261 mikron. Oogonia berwarna coklat kemerahan dan berbetuk elips tidak beraturan. Pada umumnya konidiofor bercabang 3 atau 4. Cabang terakhir membentuk stigma (Gambar 1). Konidium masih muda berbentuk bulat, sedangkan yang sudah masak berbentuk jorong (Semangun, 1968). Gambar 1. Spora Peronosclerospora maydis
  • 6.  Daun hidup patogen Spora berkembang apabila kondisi kelembaban lingkungan mendukung yaitu pada malam hari. Konidia akan menginfeksi tanaman dan melakukan penetrasi langsung melalui kutikula. Ini terjadi pada malam hari dimana kelembaban sangat tinggi. Kemudian konidia akan berkembang dan membentuk spora di permukaan bawah daun sehingga muncul beledu tepung. Beledu tepung ini sangat banyak ditemui pada pagi hari dimana hasil penetrasi spora jamur pada malam harinya.  Gejala dan tanda Gejala yang ditimbulkan dapat berupa gejala lokal dan sistemik. Gejala lokal hanya berupa garis – garis klorotik sedangkan gejala sistemik akan meluas ke seluruh bagian tanaman. Tanaman yang terserang daunnya akan meruncing dan kecil. Bila infeksi terjadi pada tanaman yang lebih tua makan tanaman dapat tumbuh dan embentuk buah. Buah sering bertongkol panjang, dengan kelobot tidak tertutup ujungnya dan hanya membentuk sedikit biji. Pada tanaman yang masih muda daun daun yang baru terbuka mempunyai bercak klorosis kecil – kecil kemudian berkembang menjadi jalur yang sejajar dengan tulang induk daun. Pada sisi bawah daun akan ditemukan beledu putih yang nampak jelas pada pagi hari (Semangun, 2000).  Pengendalian Pengendalian dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain : a) Penanaman varietas tahan seperti Arjuno, Pioner 12 dan Abimanyu b) Segera mencabut tanaman yang menunjukan gejala penyakit c) Merawat benih dengan metalaksil untuk melindungi benih jagung dari serangan penyakit (Tjahjadi, 2005). 2. Penyakit bercak daun jagung (Helminthosporium maydis)  Klasifikasi dan biologi Klasifikasi dari patogen penyebab bercak daun jagung adalah Kingdom : Plantae Divisio : Amastigomyceta Kelas : Deuteromycetes
  • 7. Ordo : Hypales Famili : Dematiaceae Genus : Helminthosporium Spesies : Helminthosporium turcicum Jamur ini membentuk konidiofor yang keluar dari mulut daun dalam kelompok memiliki bentuk lurus dan lentur, berwarna coklat. Panjangnya hingga 300 mikron dan tebal 7 – 11 mikron. Terkadang konidium lurus atau agak melengkung, jorong ataupun gada terbalik. Memiliki konidiofor tegak dan kuat, berwarna coklat. Konidium seperti kumparan seperti gada panjang, agak bengkok serta memiliki sekat banyak yang berwarna coklat. Konidium jamur ini berdinding tebal (Gambar 2). Konidium mempunyai hilum menonjol dengan jelas (Semangun, 1991). Gambar 2. Spora Helminthosporium sp.  Daur hidup patogen Jamur Helminthosporium sp. mampu bertahan pada jagung yang masih hidup, termasuk tanaman sorgum, pada sisa – sisa tanaman jagung sakit, serta pada biji jagung. Konidium tersebar oleh angin dan tersebar banyak pada tengah hari. Konidium berkecambah membentuk apresorium kemudian menginfeksi melalui mulut kulit atau mengadakan penetrasi secara langsung. Lalu membentuk bercak dan berkembang. Siklus hidup cendawan ini berlangsung 2 – 3 hari. Dalam 72 jam satu bercak mampu menghasilkan 100 – 300 konidia.
  • 8.  Gejala dan tanda Gejala awal serangan akibat patogen Helminthosporium sp. yaitu adanya bercak – bercak kecil, jorong, berwarna hijau tua atau hijau kelabu kebasahan. Kemudian, bercak – bercak tadii berubah warna menjadi coklat kehijauan yang membesar dan memiliki bentuk yang khas yaitu berupa kumparan atau perahu. Lebar bercak dapat mencapai 5 cm dan panjangnya 15 cm. Konidianya banyak terbentuk pada bagian sisi bercak pada suasana banyak embun dan menimbulkan beledu berwarna hijau tua. Bercak – bercak kecil dapat menyatu dan menjadi bercak yang besar sehingga mampu mematikan jaringan tanaman jagung (Semangun, 1991).  Pengendalian Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara : a. Kultur teknis , dengan menggunkan benih yang sehat dan tahan sepeti Kalingga, Arjuna dan Hibrida C1. Selain itu, dapat dilakukan pemenaman sisa panen untuk mengurangi sumber inokulum. b. Secara biologis , dengan menggunakan mikroorgaisme antagonis seperti Secara biologis , dengan menggunakan mikroorgaisme antagonis seperti Trichosporum sp. dan Pseudomonas cepacia. c. Secara kimia , dengan fungisida yang berbahan aktif carbendazin 6,2% dan mankozeb 738%. d. Pestisida nabati dari tanaman seperti daun jarak, sirih dan daun nimba. 3. Penyakit antraknosa pada tanaman hias Sansevieria (Colletotrichum sansevieriae)  Klasifikasi dan biologi Klasifikasi patogen penyebab antraknosa adalah Kingdom : Plantae Divisi : Mycota Kelas : Deuteromycetes Ordo : Melanconiales Family : Melanconiaceae Genus : Celletotrichum Spesies : Colletotrichum sansevieriae
  • 9. Konidium berbentuk silinder dengan ujung tumpul dan kadang agak jorong dengan ujung yang membulat, berwarna hialin. Tidak memiliki sekat serta berinti satu. Panjang dan lebarnya 9 – 24 mikron x 3 – 6 mikron. Konidia berbentuk tunggal dan tidak bercabang (gambar 3). Gambar 3.Spora Colletotrichum sansevieriae  Daur hidup patogen Konidia bereproduksi dari sel pembelahan mitosis dan hasilnya identik dengan sel induknya. Konidia bereproduksi dalam jumlah yang besar dan merupakan satu bentukan dari jamur untuk mempertahankan diri. Spora tersebar melalui udara yang lembab dan percikan air hujan. Pada mulanya konidia akan menginfeksi tanaman dan berkecambah membentuk apresoria. Kemudian akan melakukan penetrasi langsung menembus kutikula dan merusak dinding sel pada tanaman lalu jamur akan berkembang kemudian menimbulkan gejala pada tanamam yang mula – mula kloroplas akan rusak dan diikuti dengan rusaknya mitokondria (Semangun, 2000).  Gejala dan tanda Karakteristik dari antraknosa adalah adanya bercak daun yang berebntuk oval atau tidak beraturan pada permukaan daun. Daun muda tampak lemas berwarna hitam dan keriput, bagian ujungnya mati dan menggulung akhirnya gugur. Pada daun tua tampak bercak coklat atau hitam kemudian menjadi lubang, mengeriput dan sebagian ujungnya mati. Garis tengah bercak sekitar 1 – 2 mm dan bisa melebar si
  • 10. permukaan daun. Kemudian pada kerusakan yang berat, tanaman akan mengering dan keriput.  Pengendalian Pengendlaian Colletotrichum sansevieria dapat dilakukan dengang : a. Kultur teknis, dengan menaman bibit yang sehat. b. Secara mekanik, membuang bagian tanaman yang terserang supaya tidak menyebar di tanaman lain. c. Secara kimia, dengan fungsida yang digunakan dengan dosis yang sesuai.
  • 11. IV. KESIMPULAN Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan antara lain : 1. Gejala yang ditimbulkan penyakit bulai dapat berupa adaya bercak dengan beledu tepung dipermukaan bawah dau, pada penyakit hawar daun terdapat bercak – bercak yang menyempit, serta pada gejala antraknosa adanya bercak coklat kehitaman. 2. Bentuk spora Peronosclerospora maydis bulat dengan konidiofor yang bercabang, pada spora Helminthosporium sp. memiliki bentuk jorong dan berdinding tebal, serta pada spora Colletotrichum sansevieriae memiliki bentuk silinder yang berinti satu.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Semangun, H. 1968. Penelitian tentang penyakit bulai (Sclerospora maydis) pada jagung, khususnya mengenai cara bertahannya cendawan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 113 hlm. Semangun, Hartono. 1991. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 835p. Tjahjadi, N. 2005. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
  • 13. L A M P I R A N