SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 21
PENGELOLAAN SPT DAN PPN

DI SUSUN
O
L
E
H

DESSY KEMALA
1201112502
ADMINISTRASI BISNI
2013

i
DAFTAR ISI
Pendahuluan………………………………………………………………….

iii

Pembahasan…………………………………………………………………..

1

A.SPT Masa PNN 1111…………………………………………………….

1

B. SPT Masa PNN 1111 DM……………………………………………….

8

C.Makin mudah atau rumit?.....................................................................

12

Kesimpulan…………………………………………………………………..

16

Daftar Pustaka……………………………………………………………….

17

ii
Pendahuluan
Mulai Masa Pajak Januari 2011, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memberlakukan format baru
SPT Masa PPN, yaitu SPT Masa PPN 1111 dan SPT Masa PPN 1111 DM. Pemberlakuan format
baru ini diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-44/PJ/2010 tentang Bentuk,
Isi, dan Tata Cara Pengisian serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan
Nilai (SPT Masa PPN) dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2010 tentang
Bentuk, Isi, dan Tata Cara Pengisian serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) bagi Pengusaha Kena Pajak yang Menggunakan Pedoman
Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan.

Dengan demikian mulai Masa Pajak Januari 2011 dikenal 3 (tiga) jenis SPT Masa PPN yang
secara efektif diberlakukan, yaitu :

a. SPT Masa PPN 1111, yang digunakan oleh PKP yang menggunakan mekanisme Pajak
Masukan dan Pajak Keluaran (Normal);

b. SPT Masa PPN 1111 DM, yang digunakan oleh PKP yang menggunakan Pedoman
Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan; dan

c. SPT Masa PPN 1107 PUT, yang digunakan oleh Pemungut PPN.

Penerbitan

kedua

Peraturan

Direktur

Jenderal

Pajak

tersebut

dimaksudkan

untuk

mengakomodasi perubahan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Undang-Undang KUP) dan Undang-Undang

iii
Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
42 Tahun 2009 (Undang-Undang PPN), berikut peraturan pelaksanaannya.

Baik bentuk SPT Masa PPN 1111 maupun bentuk SPT Masa PPN 1111 DM telah disesuaikan
dengan format scanning oleh PPDDP sehingga tidak lagi dibedakan antara bentuk SPT format
scanning dan format non-scanning. Petunjuk pengisian pun telah disesuaikan dengan format
scanning tersebut.

iv
Pembahasan
A.SPT Masa PPN 1111

SPT Masa PPN 1111 yang diatur dalam Perdirjen Nomor PER-44/PJ/2010 ini menggantikan
formulir SPT Masa PPN yang selama ini dikenal, yaitu:

a. SPT Masa PPN 1107 yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER146/PJ/2006 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-14/PJ/2010; dan

b. SPT Masa PPN 1108 yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER29/PJ/2008 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) dalam bentuk Formulir Kertas (Hard Copy) bagi Pengusaha
Kena Pajak yang Dikukuhkan di Kantor Pelayanan Pajak Dalam Rangka Pengolahan Data dan
Dokumen di Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-15/PJ/2010.

SPT Masa PPN 1111, terdiri dari :

a. Induk SPT Masa PPN 1111- Formulir 1111 (F.1.2.32.04); dan

b. Lampiran SPT Masa PPN 1111:

1
1. Formulir 1111 AB - Rekapitulasi Penyerahan dan Perolehan (D.1.2.32.07). Lampiran SPT
Masa PPN ini sebagai Sub Induk SPT Masa PPN (memuat keterangan rekapitulasi penyerahan,
perolehan dan penghitungan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan)

2. Formulir 1111 A1 - Daftar Ekspor BKP Berwujud, BKP Tidak Berwujud dan/atau JKP
(D.1.2.32.08). Lampiran SPT Masa PPN ini untuk melaporkan Pemberitahuan Ekspor Barang,
Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud

3. Formulir 1111 A2 - Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur
Pajak (D.1.2.32.09). Lampiran SPT Masa PPN ini untuk melaporkan:
• Faktur Pajak selain Faktur Pajak yang menurut ketentuan diperkenankan untuk tidak
mencantumkan identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual, yang diterbitkan; dan/atau
• Nota Retur/Nota Pembatalan yang diterima

4. Formulir 1111 B1 - Daftar Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan atas Impor BKP dan
Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari Luar Daerah Pabean (D.1.2.32.10). Lampiran SPT
Masa PPN ini untuk melaporkan Pemberitahuan Impor Barang atas impor Barang Kena Pajak
dan/atau SSP atas Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud/Jasa Kena Pajak dari luar
Daerah Pabean

5. Formulir 1111 B2 - Daftar Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan atas Perolehan BKP/JKP
Dalam Negeri (D.1.2.32.11). Lampiran SPT Masa PPN untuk melaporkan:
• Faktur Pajak yang dapat dikreditkan, yang diterima; dan/atau

2
• Nota Retur/Nota Pembatalan atas pengembalian Barang Kena Pajak/pembatalan Jasa Kena
Pajak yang Pajak Masukannya dapat dikreditkan, yang diterbitkan

6. Formulir 1111 B3 - Daftar Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan atau yang Mendapat
Fasilitas (D.1.2.32.12). Lampiran SPT Masa PPN untuk melaporkan:
• Faktur Pajak yang tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas, yang diterima; dan/atau
• Nota Retur/Nota Pembatalan atas pengembalian Barang Kena Pajak/pembatalan Jasa Kena
Pajak yang Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas, yang diterbitkan

SPT Masa PPN 1111 dapat berbentuk:

a. formulir kertas (hard copy); atau

b. data elektronik, yang disampaikan:

1. dalam media elektronik; atau

2. melalui e-Filing.

SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk data elektronik wajib digunakan oleh PKP yang melaporkan
ekspor dan/atau Faktur Pajak dengan jumlah lebih dari 25 (dua puluh lima) dokumen dalam 1
(satu) Masa Pajak. Penyampaian dalam bentuk data elektronik dengan media elektronik
menggunakan aplikasi e-SPT yang telah disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak . Namun

3
demikian Induk SPT Masa PPN 1111 tetap disampaikan dalam bentuk formulir kertas (hard
copy).

Dalam hal PKP menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk formulir kertas (hard copy)
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Penggunaan formulir SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk PDF.

1) PKP dapat mencetak formulir SPT Masa PPN 1111 langsung dari file PDF yang telah
disediakan, dengan memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut :

Dicetak dengan menggunakan kertas folio/F4 dengan berat minimal 70 gram.
Pengaturan ukuran kertas pada printer menggunakan ukuran kertas (paper size)
8,5 x 13 inci (215 x 330 mm).
Tidak menggunakan printer dotmatrix.

Disamping pedoman tersebut, terdapat petunjuk pencetakan yang harus diikuti, yang tersimpan
dalam bentuk file PDF dengan nama readme.pdf.

2) Formulir SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk file PDF terlebih dahulu dicetak, selanjutnya
PKP dapat mengisi formulir SPT Masa PPN 1111 tersebut, menandatanganinya kemudian
menyampaikannya ke KPP atau KP2KP.

b. Faktur Pajak dan Nota Retur

1) Faktur Pajak yang diisikan dalam Formulir 1111 A2 - Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan
Dalam Negeri dengan Faktur Pajak, adalah Faktur Pajak selain yang digunggung yang

4
dilaporkan dalam formulir 1111 AB - Rekapitulasi Penyerahan dan Perolehan pada butir I huruf
B angka 2.

Faktur Pajak yang dilaporkan secara gunggungan adalah Faktur Pajak yang tidak diisi dengan
identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (1) huruf e angka 2/ Undang-Undang KUP.

Dalam hal PKP merupakan pedagang eceran, namun PKP tersebut juga melakukan penyerahan
maka Faktur Pajaknya :

- diisi lengkap sesuai dengan Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang PPN; dan/atau

- tidak diisi dengan identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b
Undang-Undang PPN;

dan menggunakan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang strukturnya mengikuti ketentuan
dalam peraturan mengenai Faktur Pajak, PKP melaporkan Faktur Pajak dimaksud dalam
Formulir 1111 A2 - Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak.

2) Faktur Pajak Khusus yang menggunakan kode transaksi "06" yang diterbitkan oleh PKP Toko
Retail yang ditunjuk yang melakukan penyerahan BKP kepada orang pribadi pemegang paspor
luar negeri semula dilaporkan secara gunggungan pada butir III - Penyerahan Dalam Negeri
dengan Faktur Pajak Sederhana dalam Lampiran 1 - Daftar Pajak Keluaran dan PPnBM Formulir
1107A sedangkan rinciannya dilaporkan dalam lampiran SPT Masa PPN yaitu Daftar Rincian
Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) kepada Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri.
Dalam SPT Masa PPN 1111, Faktur Pajak Khusus tersebut dilaporkan dalam Formulir 1111 A2 -

5
Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak dan PKP Toko Retail
tersebut tidak perlu membuat rincian penyerahan BKP kepada orang pribadi pemegang paspor
luar negeri.

3) Faktur Pajak atas perolehan BKP/JKP yang diterima oleh PKP yang melakukan penyerahan
yang terutang dan tidak terutang pajak, dilaporkan di 2 (dua) tempat, yaitu di Formulir 1111 B2 Daftar Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan atas Perolehan BKP/JKP Dalam Negeri, sebesar
jumlah yang dapat dikreditkan dan di Formulir 1111 B3 - Daftar Pajak Masukan yang Tidak
Dapat Dikreditkan atau yang Mendapat Fasilitas, sebesar jumlah yang tidak dapat dikreditkan.
Selanjutnya sesuai ketentuan, PKP melakukan penyesuaian setiap akhir tahun sampai dengan
selesainya masa manfaat BKP/JKP terkait dalam Formulir 1111 AB butir III huruf B angka 3 Hasil Penghitungan Kembali Pajak Masukan yang telah dikreditkan sebagai penambah
(pengurang) Pajak Masukan.

4) Nota Retur yang dilaporkan dalam Lampiran SPT Masa PPN 1111 dikaitkan dengan Faktur
Pajaknya. Dalam hal Nota Retur tersebut terkait dengan Faktur Pajak yang dapat dikreditkan,
maka Nota Retur tersebut dilaporkan dalam Formulir 1111 B2 - Daftar Pajak Masukan yang
Dapat Dikreditkan atas Perolehan BKP/JKP Dalam Negeri. Dalam hal PKP menerbitkan Nota
Retur yang terkait dengan Faktur Pajak yang tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas,
maka Nota Retur tersebut dilaporkan dalam Formulir 1111 B3 - Daftar Pajak Masukan yang
Tidak Dapat Dikreditkan atau yang Mendapat Fasilitas.

c. Penyampaian SPT Masa PPN 1111.

6
PKP yang telah menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk data elektronik, tidak
diperbolehkan lagi untuk menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk formulir kertas
(hard copy).

Sebagai contoh, PKP dalam SPT Masa PPN Masa Pajak Januari sampai dengan Mei 2011
melaporkan Faktur Pajak yang diterbitkan dan nota retur yang diterima dalam Formulir 1111 A2
pada setiap masa tidak melebihi 25 dokumen. Pada bulan Mei, PKP melakukan pembetulan SPT
Masa PPN Masa Pajak Februari 2011 yang mengakibatkan dokumen yang dilaporkan dalam
Formulir 1111 A2 lebih dari 25. Dalam hal demikian, PKP wajib menyampaikan pembetulan
SPT Masa PPN Masa Pajak Februari 2011 dalam bentuk data elektronik. Untuk masa pajak
berikutnya yaitu Masa Pajak Juni 2011, PKP wajib menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam
bentuk data elektronik.

d. Pembetulan SPT Masa PPN.

Dalam hal PKP melakukan pembetulan SPT Masa PPN untuk Masa Pajak sebelum Masa Pajak
Januari 2011, pembetulan dilakukan dengan menggunakan formulir SPT Masa PPN yang sama
dengan formulir SPT Masa PPN yang dibetulkan.

Sebagai contoh, PKP yang melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak April 2009 yang
SPT Normalnya menggunakan Formulir 1107, pembetulannya menggunakan Formulir 1107.
Begitu juga apabila PKP pada Masa Pajak April tersebut menggunakan Formulir 1108, maka
pembetulannya menggunakan Formulir 1108.

7
B. SPT Masa PPN 1111 DM

SPT Masa PPN Formulir 1111 DM yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-45/PJ/2010 hanya digunakan oleh PKP yang menggunakan pedoman penghitungan
pengkreditan Pajak Masukan. Formulir ini untuk mengakomodasi ketentuan Pasal 9 ayat (7) dan
ayat (7a) Undang-Undang PPN. Dalam ketentuan tersebut diatur bahwa dalam rangka
menyederhanakan penghitungan PPN yang harus disetor, PKP tertentu menghitung besarnya
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dengan menggunakan Pedoman Penghitungan
Pengkreditan Pajak Masukan. Bagi PKP yang peredaran usahanya tidak lebih dari Rp
1.800.000.000,00 dapat menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan,
sedangkan bagi PKP yang kegiatan usahanya semata-mata melakukan penyerahan kendaraan
bermotor bekas atau PKP yang bergerak di sektor perdagangan emas perhiasan diwajibkan untuk
menggunakan pedoman tersebut.

1. Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang
Mempunyai Peredaran Usaha Tidak Melebihi Jumlah Tertentu

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 74/PMK.03/2010 Pengusaha Kena Pajak dapat
menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan apabila memenuhi syarat:

a. mempunyai peredaran usaha dalam 2 (dua) tahun buku sebelumnya tidak melebihi Rp
1.800.000.000,00 (satu miliar delapan ratus juta rupiah) untuk setiap 1 (satu) tahun buku;

b. Wajib Pajak yang baru dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

8
Besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan yang dihitung menggunakan pedoman
penghitungan pengkreditan Pajak Masukan, yaitu sebesar :

a. 60% (enam puluh persen) dari Pajak Keluaran untuk penyerahan Jasa Kena Pajak; atau

b. 70% (tujuh puluh persen) dari Pajak Keluaran untuk penyerahan Barang Kena Pajak.

Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan
menurut ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini tidak dapat membebankan
Pajak Pertambahan Nilai atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak sebagai
biaya untuk penghitungan Pajak Penghasilan

2. Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang
Melakukan Kegiatan Usaha Tertentu

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 79/PMK.03/2010 Pengusaha Kena Pajak yang
melakukan kegiatan usaha tertentu, dalam menghitung besarnya Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan, wajib menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan. Kegiatan
usaha tertentu adalah kegiatan usaha yang semata-mata melakukan :

a. penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran; atau

b. penyerahan emas perhiasan secara eceran.

Besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan berdasarkan pedoman penghitungan
pengkreditan Pajak Masukan, sebesar :

9
a. 90% (sembilan puluh persen) dari Pajak Keluaran, dalam hal Pengusaha Kena Pajak
melakukan penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran;

b. 80% (delapan puluh persen) dari Pajak Keluaran, dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan
penyerahan emas perhiasan secara eceran.

Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan ini tidak dapat membebankan Pajak Pertambahan Nilai
atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak sebagai biaya untuk penghitungan
Pajak Penghasilan.

Pada prinsipnya PKP yang menggunakan Deemed PM akan selalu mengalami Kurang Bayar
(KB), namun PKP masih dimungkinkan mengalami Lebih Bayar (LB), antara lain apabila:

1) PKP melakukan pembetulan SPT yang menyebabkan peredaran usaha menjadi lebih kecil;
atau

2) terdapat nota retur atau nota pembatalan yang jumlahnya lebih besar daripada jumlah
penyerahan dalam masa pajak yang bersangkutan; atau

3) terdapat PM hasil kompensasi dari Masa Pajak sebelumnya, namun hanya untuk LB masa
sebelum PKP tersebut menggunakan Deemed PM. Dengan demikian, apabila LB tersebut berasal
dari Masa Pajak pada saat PKP tersebut menggunakan mekanisme normal, kelebihan tersebut
tidak dapat dikompensasikan.

PKP yang menggunakan Deemed PM hanya melampirkan :

10
1) Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak; dan

2) Daftar Pengembalian BKP dan Pembatalan JKP oleh PKP yang menggunakan Pedoman
Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan.

Kedua lampiran tersebut lebih ditujukan untuk kepentingan konfirmasi.

Mekanisme penghitungan untuk PKP yang menghitung menggunakan Deem PM adalah sebagai
berikut :

1) PM dihitung sebesar persentase tertentu dari PK;

2) PK dihitung sebesar tarif (10%) dikalikan dengan peredaran usaha; dan

3) Peredaran usaha meliputi peredaran yang terutang PPN dan yang tidak terutang PPN.

Sesuai mekanisme Deemed PM, PKP tidak diperkenankan untuk mengkreditkan PM atas
perolehan barang (termasuk barang modal) atau jasa yang diterima, sehingga PKP tersebut:

1) tidak akan pernah melakukan penghitungan kembali PM yang telah dikreditkan (dalam hal
barang modal tersebut digunakan untuk penyerahan yang terutang dan tidak terutang PPN); dan

2) tidak akan pernah mengalami skema gagal berproduksi.

11
C.Makin Mudah atau Makin Rumit?

Untuk mengatakan SPT PPN baru makin mudah atau makin rumit, ada baiknya diperbandingkan
antara bentuk baru SPT Masa PPN dan bentuk lamanya. Terdapat beberapa hal yang berbeda
terkait dengan pemberlakuan dua bentuk baru formulir SPT Masa PPN jika diperbandingkan
dengan bentuk lama, yaitu

a. Dalam SPT Masa PPN bentuk lama PKP yang Menggunakan Pedoman Penghitungan
Pengkreditan Pajak Masukan dan PKP lainnya menggunakan bentuk formulir yang sama yaitu
SPT Masa PPN PPN 1107 atau SPT Masa PPN PPN 1108. Sedangkan dalam SPT Masa PPN
bentuk baru dibedakan, untuk yang PKP yang menggunakan Pedoman Penghitungan
Pengkreditan Pajak Masukan menggunakan SPT Masa PPN 1111 DM, sedangkan PKP lainnya
menggunakan SPT Masa PPN 1111

b. Baik bentuk SPT Masa PPN 1111 maupun bentuk SPT Masa PPN 1111 DM telah disesuaikan
dengan format scanning oleh PPDDP sehingga tidak lagi dibedakan antara bentuk SPT format
scanning dan format non scanning. Sedangkan dalam bentuk lama masih dikenal SPT format
scanning (SPT PPN 1108) dan format non scanning (SPT PPN 1107). Dengan demikian dari
sudut pandang DJP, SPT Masa PPN 1111 bentuk baru lebih memudahkan untuk kepentingan
administrasi dan pengolahan data.

c. SPT Masa PPN 1111 atau SPT Masa PPN 1111 DM dalam bentuk data elektronik wajib
digunakan oleh PKP yang melaporkan ekspor atau Faktur Pajak dengan jumlah lebih dari 25
(dua puluh lima) dokumen dalam 1 (satu) Masa Pajak. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan
12
bentuk lama, SPT Masa PPN 1107 dalam bentuk data elektronik wajib digunakan oleh PKP yang
melaporkan ekspor atau Faktur Pajak dengan jumlah lebih dari 30 (tiga puluh) dokumen dalam 1
(satu) Masa Pajak. Dengan demikian SPT Masa PPN bentuk baru lebih membatasi PKP dalam
menggunakan SPT dalam bentuk kertas (hardcopy).

d. Dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam lampiran SPT Masa PPN 1111 atau SPT
Masa PPN 1111 DM , PKP tidak perlu melampirkan lampiran tersebut. Ini dimaksudkan untuk
memberikan kemudahan bagi PKP yang menyampaikan SPT Masa PPN 1111 atau SPT Masa
PPN 1111 DM dalam bentuk formulir kertas dan mengurangi beban administrasi DJP.

Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan bentuk lama. Dalam SPT Masa PPN 1107 atau SPT
Masa PPN 1108 walaupun tidak ada data yang dilaporkan dalam lampiran SPT Masa PPN 1107
atau SPT Masa PPN 1108 PKP tetap harus melampirkan lampiran tersebut.

e. Faktur Pajak yang diisikan dalam Formulir 1111 A2 adalah semua faktur pajak yang
menggunakan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang strukturnya mengikuti ketentuan dalam
peraturan mengenai Faktur Pajak. Termasuk juga yang identitasnya tidak lengkap. Hal ini
berbeda dengan SPT Masa PPN bentuk lama. Dalam lampiran 1107 A atau 1108 A angka III
yang dirinci hanya faktur pajak standar, sedangkan faktur pajak lainnya dimasukkan dalam
faktur pajak sederhana.

Perubahan ketiga UU PPN dengan UU No 42 Tahun 2009 tidak lagi mengenal istilah faktur
pajak sederhana. Namun dalam penerbitan faktur pajak PKP masih diperkenankan mengisi faktur
pajak tanpa mencantumkan :

13
• identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b Undang-Undang
Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya
• identitas pembeli serta nama dan tanda tangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5)
huruf b dan huruf g Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, dalam
hal penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran

Untuk mengakomodasi perubahan UU PPN tersebut maka didalam format baru SPT Masa PPN
1111 dikenal istilah "Penyerahan Dalam Negeri Dengan Faktur Pajak Yang Tidak Digunggung"
(formulir 1111 AB I.B.1) dan "Penyerahan Dalam Negeri Dengan Faktur Pajak Yang
Digunggung" (formulir 1111 AB I.B.2). Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak yang
Tidak Digunggung diisi dengan jumlah DPP, PPN, dan PPnBM, atas penyerahan BKP dan/atau
JKP dalam negeri dengan Faktur Pajak yang menggunakan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak
yang strukturnya mengikuti ketentuan dalam peraturan mengenai Faktur Pajak. Termasuk juga
yang identitasnya tidak lengkap. Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak yang
Digunggung Diisi dengan jumlah DPP, PPN, dan PPnBM, atas penyerahan BKP dan/atau JKP
dalam negeri dengan Faktur Pajak yang tidak diisi dengan identitas pembeli serta nama dan tanda
tangan penjual, dalam Masa Pajak yang bersangkutan. Pengisiannya dilakukan dengan cara
menjumlahkan secara manual seluruh Faktur Pajak atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang
tidak diisi dengan identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual. Dengan kata lain,
penyerahan yang dulu menggunakan istilah faktur pajak sederhana sekarang dilaporkan di
Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak yang Digunggung formulir 1111 AB I.B.2.

f. Sebelumnya DJP menyediakan file PDF untuk format scanning (SPT Masa PPN 1108) yang
dapat diketik dalam file PDF tersebut dan mencetaknya langsung, yang sekarang tidak
14
dimungkinkan lagi. Sehingga dalam pengisian SPT Masa PPN bentuk baru dilakukan dengan
cara ditulis tangan dengan menggunakan huruf balok (bukan huruf sambung) atau diketik dengan
menggunakan mesin ketik. Walaupun disediakan file PDF, SPT Masa PPN 1111 dan 1111 DM
dalam bentuk file PDF terlebih dahulu dicetak, selanjutnya PKP mengisi formulir SPT Masa
PPN 1111 atau 1111 DM tersebut secara manual dengan tulisan tangan ata

15
Kesimpulan

Bentuk baru SPT Masa PPN lebih membatasi PKP dalam menggunakan formulir kertas (hard
copy). Bentuk lama SPT Masa PPN (1107 atau 1108) memperkenankan PKP menyampaikan
SPT Masa PPN dalam bentuk formulir kertas untuk pelaporan ekspor atau Faktur Pajak sampai
dengan 30 dokumen dalam 1 (satu) Masa Pajak, sedangkan Bentuk baru SPT Masa PPN (1111
atau 1111 DM) dibatasi hanya 25 dokumen. Dengan kata lain, PKP lebih didorong untuk
melaporkan dengan menggunakan data elektronik (eSPT). Bentuk baru SPT Masa PPN
memberikan kemudahan bagi PKP, yaitu dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam
lampiran SPT Masa PPN 1111 atau SPT Masa PPN 1111 DM , PKP tidak perlu melampirkan
lampiran tersebut. Dari sudut pandang DJP dapat mengurangi beban administrasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://www.bppk.depkeu.go.id/webpajak/index.php/artikel/ok-ppn/1092-spt-ppn-1111-makin-rumitatau-makin-mudah
http://www.pajak.go.id/dmdocuments/PER-2-2011.pdf

http://pusatperpajakan.blogspot.com/2011/01/penerimaan-dan-pengolahan-spt-masa-ppn.html
http://syafrianto.blogspot.com/2011/01/tata-cara-penerimaan-dan-pengolahan-spt_13.html

17

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT TahunanPER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT TahunanRoko Subagya
 
E-Faktur Sosialisasi 2015
E-Faktur Sosialisasi 2015E-Faktur Sosialisasi 2015
E-Faktur Sosialisasi 2015Nasrun Chafid
 
PER :44/PJ/2015 :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...
PER :44/PJ/2015  :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...PER :44/PJ/2015  :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...
PER :44/PJ/2015 :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...Roko Subagya
 
Per-44/PJ/2013 Tata Cara Pemberian SKF
Per-44/PJ/2013 Tata Cara Pemberian SKFPer-44/PJ/2013 Tata Cara Pemberian SKF
Per-44/PJ/2013 Tata Cara Pemberian SKFCatatan Ekstens
 
Per 32 pj 2014 tentang skf
Per 32 pj 2014 tentang skfPer 32 pj 2014 tentang skf
Per 32 pj 2014 tentang skfCatatan Ekstens
 
Petunjuk pengisian spt 1770 s
Petunjuk pengisian spt 1770 sPetunjuk pengisian spt 1770 s
Petunjuk pengisian spt 1770 stri wibowo
 
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakDasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakBbe Mee
 
PER: 17/PJ/ 2015 ::: NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
PER: 17/PJ/  2015 ::: NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETOPER: 17/PJ/  2015 ::: NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
PER: 17/PJ/ 2015 ::: NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETORoko Subagya
 
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...Roko Subagya
 
PPN Kegiatan Membagun Sendiri
PPN Kegiatan Membagun SendiriPPN Kegiatan Membagun Sendiri
PPN Kegiatan Membagun SendiriCatatan Ekstens
 
Cara Mudah Menggunakan Aplikasi eSPT PPh 21 2014
Cara Mudah Menggunakan Aplikasi eSPT PPh 21 2014Cara Mudah Menggunakan Aplikasi eSPT PPh 21 2014
Cara Mudah Menggunakan Aplikasi eSPT PPh 21 2014Tobagus Makmun
 
Silmulasi pph ps.21 e-spt
Silmulasi pph ps.21 e-sptSilmulasi pph ps.21 e-spt
Silmulasi pph ps.21 e-sptYABES HULU
 
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014Gredy Greddy
 
Aturan norma penghitungan penghasilan netto
Aturan norma penghitungan penghasilan nettoAturan norma penghitungan penghasilan netto
Aturan norma penghitungan penghasilan nettoYannuar Bimantara
 
Bahan sosialisasi perubahan se 52
Bahan sosialisasi perubahan se 52Bahan sosialisasi perubahan se 52
Bahan sosialisasi perubahan se 52Gredy Greddy
 
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...Roko Subagya
 
Perubahan dan contoh pengisian formulir 1770 ss tahun pajak 2013
Perubahan dan contoh pengisian formulir 1770 ss tahun pajak 2013Perubahan dan contoh pengisian formulir 1770 ss tahun pajak 2013
Perubahan dan contoh pengisian formulir 1770 ss tahun pajak 2013Tobagus Makmun
 
S-PPN-001-14-01-Revisi e-faktur
S-PPN-001-14-01-Revisi e-fakturS-PPN-001-14-01-Revisi e-faktur
S-PPN-001-14-01-Revisi e-fakturmateripenyuluhan
 
Fungsi dan Cara Pengisian Formulir Perpajakan
Fungsi dan Cara Pengisian Formulir PerpajakanFungsi dan Cara Pengisian Formulir Perpajakan
Fungsi dan Cara Pengisian Formulir PerpajakanLinda Kartika Sari
 

Was ist angesagt? (20)

Spt masa p ph 22_2009
Spt masa p ph 22_2009Spt masa p ph 22_2009
Spt masa p ph 22_2009
 
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT TahunanPER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
 
E-Faktur Sosialisasi 2015
E-Faktur Sosialisasi 2015E-Faktur Sosialisasi 2015
E-Faktur Sosialisasi 2015
 
PER :44/PJ/2015 :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...
PER :44/PJ/2015  :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...PER :44/PJ/2015  :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...
PER :44/PJ/2015 :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...
 
Per-44/PJ/2013 Tata Cara Pemberian SKF
Per-44/PJ/2013 Tata Cara Pemberian SKFPer-44/PJ/2013 Tata Cara Pemberian SKF
Per-44/PJ/2013 Tata Cara Pemberian SKF
 
Per 32 pj 2014 tentang skf
Per 32 pj 2014 tentang skfPer 32 pj 2014 tentang skf
Per 32 pj 2014 tentang skf
 
Petunjuk pengisian spt 1770 s
Petunjuk pengisian spt 1770 sPetunjuk pengisian spt 1770 s
Petunjuk pengisian spt 1770 s
 
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakDasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
 
PER: 17/PJ/ 2015 ::: NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
PER: 17/PJ/  2015 ::: NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETOPER: 17/PJ/  2015 ::: NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
PER: 17/PJ/ 2015 ::: NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
 
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
 
PPN Kegiatan Membagun Sendiri
PPN Kegiatan Membagun SendiriPPN Kegiatan Membagun Sendiri
PPN Kegiatan Membagun Sendiri
 
Cara Mudah Menggunakan Aplikasi eSPT PPh 21 2014
Cara Mudah Menggunakan Aplikasi eSPT PPh 21 2014Cara Mudah Menggunakan Aplikasi eSPT PPh 21 2014
Cara Mudah Menggunakan Aplikasi eSPT PPh 21 2014
 
Silmulasi pph ps.21 e-spt
Silmulasi pph ps.21 e-sptSilmulasi pph ps.21 e-spt
Silmulasi pph ps.21 e-spt
 
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014
 
Aturan norma penghitungan penghasilan netto
Aturan norma penghitungan penghasilan nettoAturan norma penghitungan penghasilan netto
Aturan norma penghitungan penghasilan netto
 
Bahan sosialisasi perubahan se 52
Bahan sosialisasi perubahan se 52Bahan sosialisasi perubahan se 52
Bahan sosialisasi perubahan se 52
 
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
 
Perubahan dan contoh pengisian formulir 1770 ss tahun pajak 2013
Perubahan dan contoh pengisian formulir 1770 ss tahun pajak 2013Perubahan dan contoh pengisian formulir 1770 ss tahun pajak 2013
Perubahan dan contoh pengisian formulir 1770 ss tahun pajak 2013
 
S-PPN-001-14-01-Revisi e-faktur
S-PPN-001-14-01-Revisi e-fakturS-PPN-001-14-01-Revisi e-faktur
S-PPN-001-14-01-Revisi e-faktur
 
Fungsi dan Cara Pengisian Formulir Perpajakan
Fungsi dan Cara Pengisian Formulir PerpajakanFungsi dan Cara Pengisian Formulir Perpajakan
Fungsi dan Cara Pengisian Formulir Perpajakan
 

Ähnlich wie spt ppn

Kelompok 7_Pengisian SPT PPN.pptx
Kelompok 7_Pengisian SPT PPN.pptxKelompok 7_Pengisian SPT PPN.pptx
Kelompok 7_Pengisian SPT PPN.pptxADELIAPUTRISANITA
 
Petunjuk teknis pengisian form spt ppn 1111 (1)
Petunjuk teknis pengisian form spt ppn 1111 (1)Petunjuk teknis pengisian form spt ppn 1111 (1)
Petunjuk teknis pengisian form spt ppn 1111 (1)Algebra Iostream Khaeron
 
tugas praktikum komputer dan perpajakan
tugas praktikum komputer dan perpajakan tugas praktikum komputer dan perpajakan
tugas praktikum komputer dan perpajakan sucifauziyah
 
Lampiran viii petunjuk pengisian 1771
Lampiran viii petunjuk pengisian 1771Lampiran viii petunjuk pengisian 1771
Lampiran viii petunjuk pengisian 1771jimmystevenzz
 
Petunjuk pengisian fp standar
Petunjuk pengisian fp standarPetunjuk pengisian fp standar
Petunjuk pengisian fp standarRoko Subagya
 
Petunjuk teknis pengisian form spt ppn 1111
Petunjuk teknis pengisian form spt ppn 1111Petunjuk teknis pengisian form spt ppn 1111
Petunjuk teknis pengisian form spt ppn 1111Diana Rachmawati
 
Petunjuk isi pph badan 2009
Petunjuk isi pph badan 2009Petunjuk isi pph badan 2009
Petunjuk isi pph badan 2009Kppkp Bangil
 
SPT_Masa_PPN_1111.pdf
SPT_Masa_PPN_1111.pdfSPT_Masa_PPN_1111.pdf
SPT_Masa_PPN_1111.pdfADESARIPAH
 
Petunjuk pengisian fp
Petunjuk pengisian fpPetunjuk pengisian fp
Petunjuk pengisian fpRoko Subagya
 
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi Trisakti
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi TrisaktiKasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi Trisakti
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi TrisaktiDinny Gamalasari
 
SPT form induk 1771
SPT form induk 1771 SPT form induk 1771
SPT form induk 1771 Ukat Hidayat
 
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Yesica Adicondro
 
Petunjuk pengisian spt 1771 dan 1771 $
Petunjuk pengisian spt 1771 dan 1771 $Petunjuk pengisian spt 1771 dan 1771 $
Petunjuk pengisian spt 1771 dan 1771 $Edwin Irwanto
 
00 petunjuk pengisian_spt_1770_2010
00 petunjuk pengisian_spt_1770_201000 petunjuk pengisian_spt_1770_2010
00 petunjuk pengisian_spt_1770_2010agusarwani
 
Corporate Tax.pptx
Corporate Tax.pptxCorporate Tax.pptx
Corporate Tax.pptxAdnan475038
 

Ähnlich wie spt ppn (20)

Kelompok 7_Pengisian SPT PPN.pptx
Kelompok 7_Pengisian SPT PPN.pptxKelompok 7_Pengisian SPT PPN.pptx
Kelompok 7_Pengisian SPT PPN.pptx
 
Petunjuk teknis pengisian form spt ppn 1111 (1)
Petunjuk teknis pengisian form spt ppn 1111 (1)Petunjuk teknis pengisian form spt ppn 1111 (1)
Petunjuk teknis pengisian form spt ppn 1111 (1)
 
1
11
1
 
tugas praktikum komputer dan perpajakan
tugas praktikum komputer dan perpajakan tugas praktikum komputer dan perpajakan
tugas praktikum komputer dan perpajakan
 
00 petunjuk pengisian_spt_1771_2010
00 petunjuk pengisian_spt_1771_201000 petunjuk pengisian_spt_1771_2010
00 petunjuk pengisian_spt_1771_2010
 
Lampiran viii petunjuk pengisian 1771
Lampiran viii petunjuk pengisian 1771Lampiran viii petunjuk pengisian 1771
Lampiran viii petunjuk pengisian 1771
 
Petunjuk pengisian fp standar
Petunjuk pengisian fp standarPetunjuk pengisian fp standar
Petunjuk pengisian fp standar
 
Spt masa ppn 1111 0
Spt masa ppn 1111 0Spt masa ppn 1111 0
Spt masa ppn 1111 0
 
SPT Masa PPN 1111
SPT Masa PPN 1111 SPT Masa PPN 1111
SPT Masa PPN 1111
 
Petunjuk teknis pengisian form spt ppn 1111
Petunjuk teknis pengisian form spt ppn 1111Petunjuk teknis pengisian form spt ppn 1111
Petunjuk teknis pengisian form spt ppn 1111
 
Petunjuk isi pph badan 2009
Petunjuk isi pph badan 2009Petunjuk isi pph badan 2009
Petunjuk isi pph badan 2009
 
SPT_Masa_PPN_1111.pdf
SPT_Masa_PPN_1111.pdfSPT_Masa_PPN_1111.pdf
SPT_Masa_PPN_1111.pdf
 
Bp b2012 1
Bp b2012 1Bp b2012 1
Bp b2012 1
 
Petunjuk pengisian fp
Petunjuk pengisian fpPetunjuk pengisian fp
Petunjuk pengisian fp
 
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi Trisakti
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi TrisaktiKasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi Trisakti
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi Trisakti
 
SPT form induk 1771
SPT form induk 1771 SPT form induk 1771
SPT form induk 1771
 
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
 
Petunjuk pengisian spt 1771 dan 1771 $
Petunjuk pengisian spt 1771 dan 1771 $Petunjuk pengisian spt 1771 dan 1771 $
Petunjuk pengisian spt 1771 dan 1771 $
 
00 petunjuk pengisian_spt_1770_2010
00 petunjuk pengisian_spt_1770_201000 petunjuk pengisian_spt_1770_2010
00 petunjuk pengisian_spt_1770_2010
 
Corporate Tax.pptx
Corporate Tax.pptxCorporate Tax.pptx
Corporate Tax.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 

spt ppn

  • 1. PENGELOLAAN SPT DAN PPN DI SUSUN O L E H DESSY KEMALA 1201112502 ADMINISTRASI BISNI 2013 i
  • 2. DAFTAR ISI Pendahuluan…………………………………………………………………. iii Pembahasan………………………………………………………………….. 1 A.SPT Masa PNN 1111……………………………………………………. 1 B. SPT Masa PNN 1111 DM………………………………………………. 8 C.Makin mudah atau rumit?..................................................................... 12 Kesimpulan………………………………………………………………….. 16 Daftar Pustaka………………………………………………………………. 17 ii
  • 3. Pendahuluan Mulai Masa Pajak Januari 2011, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memberlakukan format baru SPT Masa PPN, yaitu SPT Masa PPN 1111 dan SPT Masa PPN 1111 DM. Pemberlakuan format baru ini diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-44/PJ/2010 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Pengisian serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2010 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Pengisian serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) bagi Pengusaha Kena Pajak yang Menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan. Dengan demikian mulai Masa Pajak Januari 2011 dikenal 3 (tiga) jenis SPT Masa PPN yang secara efektif diberlakukan, yaitu : a. SPT Masa PPN 1111, yang digunakan oleh PKP yang menggunakan mekanisme Pajak Masukan dan Pajak Keluaran (Normal); b. SPT Masa PPN 1111 DM, yang digunakan oleh PKP yang menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan; dan c. SPT Masa PPN 1107 PUT, yang digunakan oleh Pemungut PPN. Penerbitan kedua Peraturan Direktur Jenderal Pajak tersebut dimaksudkan untuk mengakomodasi perubahan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Undang-Undang KUP) dan Undang-Undang iii
  • 4. Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 (Undang-Undang PPN), berikut peraturan pelaksanaannya. Baik bentuk SPT Masa PPN 1111 maupun bentuk SPT Masa PPN 1111 DM telah disesuaikan dengan format scanning oleh PPDDP sehingga tidak lagi dibedakan antara bentuk SPT format scanning dan format non-scanning. Petunjuk pengisian pun telah disesuaikan dengan format scanning tersebut. iv
  • 5. Pembahasan A.SPT Masa PPN 1111 SPT Masa PPN 1111 yang diatur dalam Perdirjen Nomor PER-44/PJ/2010 ini menggantikan formulir SPT Masa PPN yang selama ini dikenal, yaitu: a. SPT Masa PPN 1107 yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER146/PJ/2006 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-14/PJ/2010; dan b. SPT Masa PPN 1108 yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER29/PJ/2008 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) dalam bentuk Formulir Kertas (Hard Copy) bagi Pengusaha Kena Pajak yang Dikukuhkan di Kantor Pelayanan Pajak Dalam Rangka Pengolahan Data dan Dokumen di Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-15/PJ/2010. SPT Masa PPN 1111, terdiri dari : a. Induk SPT Masa PPN 1111- Formulir 1111 (F.1.2.32.04); dan b. Lampiran SPT Masa PPN 1111: 1
  • 6. 1. Formulir 1111 AB - Rekapitulasi Penyerahan dan Perolehan (D.1.2.32.07). Lampiran SPT Masa PPN ini sebagai Sub Induk SPT Masa PPN (memuat keterangan rekapitulasi penyerahan, perolehan dan penghitungan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan) 2. Formulir 1111 A1 - Daftar Ekspor BKP Berwujud, BKP Tidak Berwujud dan/atau JKP (D.1.2.32.08). Lampiran SPT Masa PPN ini untuk melaporkan Pemberitahuan Ekspor Barang, Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud 3. Formulir 1111 A2 - Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak (D.1.2.32.09). Lampiran SPT Masa PPN ini untuk melaporkan: • Faktur Pajak selain Faktur Pajak yang menurut ketentuan diperkenankan untuk tidak mencantumkan identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual, yang diterbitkan; dan/atau • Nota Retur/Nota Pembatalan yang diterima 4. Formulir 1111 B1 - Daftar Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan atas Impor BKP dan Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari Luar Daerah Pabean (D.1.2.32.10). Lampiran SPT Masa PPN ini untuk melaporkan Pemberitahuan Impor Barang atas impor Barang Kena Pajak dan/atau SSP atas Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud/Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean 5. Formulir 1111 B2 - Daftar Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan atas Perolehan BKP/JKP Dalam Negeri (D.1.2.32.11). Lampiran SPT Masa PPN untuk melaporkan: • Faktur Pajak yang dapat dikreditkan, yang diterima; dan/atau 2
  • 7. • Nota Retur/Nota Pembatalan atas pengembalian Barang Kena Pajak/pembatalan Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya dapat dikreditkan, yang diterbitkan 6. Formulir 1111 B3 - Daftar Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan atau yang Mendapat Fasilitas (D.1.2.32.12). Lampiran SPT Masa PPN untuk melaporkan: • Faktur Pajak yang tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas, yang diterima; dan/atau • Nota Retur/Nota Pembatalan atas pengembalian Barang Kena Pajak/pembatalan Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas, yang diterbitkan SPT Masa PPN 1111 dapat berbentuk: a. formulir kertas (hard copy); atau b. data elektronik, yang disampaikan: 1. dalam media elektronik; atau 2. melalui e-Filing. SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk data elektronik wajib digunakan oleh PKP yang melaporkan ekspor dan/atau Faktur Pajak dengan jumlah lebih dari 25 (dua puluh lima) dokumen dalam 1 (satu) Masa Pajak. Penyampaian dalam bentuk data elektronik dengan media elektronik menggunakan aplikasi e-SPT yang telah disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak . Namun 3
  • 8. demikian Induk SPT Masa PPN 1111 tetap disampaikan dalam bentuk formulir kertas (hard copy). Dalam hal PKP menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk formulir kertas (hard copy) perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Penggunaan formulir SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk PDF. 1) PKP dapat mencetak formulir SPT Masa PPN 1111 langsung dari file PDF yang telah disediakan, dengan memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut : Dicetak dengan menggunakan kertas folio/F4 dengan berat minimal 70 gram. Pengaturan ukuran kertas pada printer menggunakan ukuran kertas (paper size) 8,5 x 13 inci (215 x 330 mm). Tidak menggunakan printer dotmatrix. Disamping pedoman tersebut, terdapat petunjuk pencetakan yang harus diikuti, yang tersimpan dalam bentuk file PDF dengan nama readme.pdf. 2) Formulir SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk file PDF terlebih dahulu dicetak, selanjutnya PKP dapat mengisi formulir SPT Masa PPN 1111 tersebut, menandatanganinya kemudian menyampaikannya ke KPP atau KP2KP. b. Faktur Pajak dan Nota Retur 1) Faktur Pajak yang diisikan dalam Formulir 1111 A2 - Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak, adalah Faktur Pajak selain yang digunggung yang 4
  • 9. dilaporkan dalam formulir 1111 AB - Rekapitulasi Penyerahan dan Perolehan pada butir I huruf B angka 2. Faktur Pajak yang dilaporkan secara gunggungan adalah Faktur Pajak yang tidak diisi dengan identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf e angka 2/ Undang-Undang KUP. Dalam hal PKP merupakan pedagang eceran, namun PKP tersebut juga melakukan penyerahan maka Faktur Pajaknya : - diisi lengkap sesuai dengan Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang PPN; dan/atau - tidak diisi dengan identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b Undang-Undang PPN; dan menggunakan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang strukturnya mengikuti ketentuan dalam peraturan mengenai Faktur Pajak, PKP melaporkan Faktur Pajak dimaksud dalam Formulir 1111 A2 - Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak. 2) Faktur Pajak Khusus yang menggunakan kode transaksi "06" yang diterbitkan oleh PKP Toko Retail yang ditunjuk yang melakukan penyerahan BKP kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri semula dilaporkan secara gunggungan pada butir III - Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak Sederhana dalam Lampiran 1 - Daftar Pajak Keluaran dan PPnBM Formulir 1107A sedangkan rinciannya dilaporkan dalam lampiran SPT Masa PPN yaitu Daftar Rincian Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) kepada Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri. Dalam SPT Masa PPN 1111, Faktur Pajak Khusus tersebut dilaporkan dalam Formulir 1111 A2 - 5
  • 10. Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak dan PKP Toko Retail tersebut tidak perlu membuat rincian penyerahan BKP kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri. 3) Faktur Pajak atas perolehan BKP/JKP yang diterima oleh PKP yang melakukan penyerahan yang terutang dan tidak terutang pajak, dilaporkan di 2 (dua) tempat, yaitu di Formulir 1111 B2 Daftar Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan atas Perolehan BKP/JKP Dalam Negeri, sebesar jumlah yang dapat dikreditkan dan di Formulir 1111 B3 - Daftar Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan atau yang Mendapat Fasilitas, sebesar jumlah yang tidak dapat dikreditkan. Selanjutnya sesuai ketentuan, PKP melakukan penyesuaian setiap akhir tahun sampai dengan selesainya masa manfaat BKP/JKP terkait dalam Formulir 1111 AB butir III huruf B angka 3 Hasil Penghitungan Kembali Pajak Masukan yang telah dikreditkan sebagai penambah (pengurang) Pajak Masukan. 4) Nota Retur yang dilaporkan dalam Lampiran SPT Masa PPN 1111 dikaitkan dengan Faktur Pajaknya. Dalam hal Nota Retur tersebut terkait dengan Faktur Pajak yang dapat dikreditkan, maka Nota Retur tersebut dilaporkan dalam Formulir 1111 B2 - Daftar Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan atas Perolehan BKP/JKP Dalam Negeri. Dalam hal PKP menerbitkan Nota Retur yang terkait dengan Faktur Pajak yang tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas, maka Nota Retur tersebut dilaporkan dalam Formulir 1111 B3 - Daftar Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan atau yang Mendapat Fasilitas. c. Penyampaian SPT Masa PPN 1111. 6
  • 11. PKP yang telah menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk data elektronik, tidak diperbolehkan lagi untuk menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk formulir kertas (hard copy). Sebagai contoh, PKP dalam SPT Masa PPN Masa Pajak Januari sampai dengan Mei 2011 melaporkan Faktur Pajak yang diterbitkan dan nota retur yang diterima dalam Formulir 1111 A2 pada setiap masa tidak melebihi 25 dokumen. Pada bulan Mei, PKP melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak Februari 2011 yang mengakibatkan dokumen yang dilaporkan dalam Formulir 1111 A2 lebih dari 25. Dalam hal demikian, PKP wajib menyampaikan pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak Februari 2011 dalam bentuk data elektronik. Untuk masa pajak berikutnya yaitu Masa Pajak Juni 2011, PKP wajib menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk data elektronik. d. Pembetulan SPT Masa PPN. Dalam hal PKP melakukan pembetulan SPT Masa PPN untuk Masa Pajak sebelum Masa Pajak Januari 2011, pembetulan dilakukan dengan menggunakan formulir SPT Masa PPN yang sama dengan formulir SPT Masa PPN yang dibetulkan. Sebagai contoh, PKP yang melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak April 2009 yang SPT Normalnya menggunakan Formulir 1107, pembetulannya menggunakan Formulir 1107. Begitu juga apabila PKP pada Masa Pajak April tersebut menggunakan Formulir 1108, maka pembetulannya menggunakan Formulir 1108. 7
  • 12. B. SPT Masa PPN 1111 DM SPT Masa PPN Formulir 1111 DM yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2010 hanya digunakan oleh PKP yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan. Formulir ini untuk mengakomodasi ketentuan Pasal 9 ayat (7) dan ayat (7a) Undang-Undang PPN. Dalam ketentuan tersebut diatur bahwa dalam rangka menyederhanakan penghitungan PPN yang harus disetor, PKP tertentu menghitung besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dengan menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan. Bagi PKP yang peredaran usahanya tidak lebih dari Rp 1.800.000.000,00 dapat menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan, sedangkan bagi PKP yang kegiatan usahanya semata-mata melakukan penyerahan kendaraan bermotor bekas atau PKP yang bergerak di sektor perdagangan emas perhiasan diwajibkan untuk menggunakan pedoman tersebut. 1. Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang Mempunyai Peredaran Usaha Tidak Melebihi Jumlah Tertentu Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 74/PMK.03/2010 Pengusaha Kena Pajak dapat menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan apabila memenuhi syarat: a. mempunyai peredaran usaha dalam 2 (dua) tahun buku sebelumnya tidak melebihi Rp 1.800.000.000,00 (satu miliar delapan ratus juta rupiah) untuk setiap 1 (satu) tahun buku; b. Wajib Pajak yang baru dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. 8
  • 13. Besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan yang dihitung menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan, yaitu sebesar : a. 60% (enam puluh persen) dari Pajak Keluaran untuk penyerahan Jasa Kena Pajak; atau b. 70% (tujuh puluh persen) dari Pajak Keluaran untuk penyerahan Barang Kena Pajak. Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan menurut ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini tidak dapat membebankan Pajak Pertambahan Nilai atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak sebagai biaya untuk penghitungan Pajak Penghasilan 2. Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang Melakukan Kegiatan Usaha Tertentu Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 79/PMK.03/2010 Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan usaha tertentu, dalam menghitung besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, wajib menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan. Kegiatan usaha tertentu adalah kegiatan usaha yang semata-mata melakukan : a. penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran; atau b. penyerahan emas perhiasan secara eceran. Besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan berdasarkan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan, sebesar : 9
  • 14. a. 90% (sembilan puluh persen) dari Pajak Keluaran, dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran; b. 80% (delapan puluh persen) dari Pajak Keluaran, dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan penyerahan emas perhiasan secara eceran. Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan ini tidak dapat membebankan Pajak Pertambahan Nilai atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak sebagai biaya untuk penghitungan Pajak Penghasilan. Pada prinsipnya PKP yang menggunakan Deemed PM akan selalu mengalami Kurang Bayar (KB), namun PKP masih dimungkinkan mengalami Lebih Bayar (LB), antara lain apabila: 1) PKP melakukan pembetulan SPT yang menyebabkan peredaran usaha menjadi lebih kecil; atau 2) terdapat nota retur atau nota pembatalan yang jumlahnya lebih besar daripada jumlah penyerahan dalam masa pajak yang bersangkutan; atau 3) terdapat PM hasil kompensasi dari Masa Pajak sebelumnya, namun hanya untuk LB masa sebelum PKP tersebut menggunakan Deemed PM. Dengan demikian, apabila LB tersebut berasal dari Masa Pajak pada saat PKP tersebut menggunakan mekanisme normal, kelebihan tersebut tidak dapat dikompensasikan. PKP yang menggunakan Deemed PM hanya melampirkan : 10
  • 15. 1) Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak; dan 2) Daftar Pengembalian BKP dan Pembatalan JKP oleh PKP yang menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan. Kedua lampiran tersebut lebih ditujukan untuk kepentingan konfirmasi. Mekanisme penghitungan untuk PKP yang menghitung menggunakan Deem PM adalah sebagai berikut : 1) PM dihitung sebesar persentase tertentu dari PK; 2) PK dihitung sebesar tarif (10%) dikalikan dengan peredaran usaha; dan 3) Peredaran usaha meliputi peredaran yang terutang PPN dan yang tidak terutang PPN. Sesuai mekanisme Deemed PM, PKP tidak diperkenankan untuk mengkreditkan PM atas perolehan barang (termasuk barang modal) atau jasa yang diterima, sehingga PKP tersebut: 1) tidak akan pernah melakukan penghitungan kembali PM yang telah dikreditkan (dalam hal barang modal tersebut digunakan untuk penyerahan yang terutang dan tidak terutang PPN); dan 2) tidak akan pernah mengalami skema gagal berproduksi. 11
  • 16. C.Makin Mudah atau Makin Rumit? Untuk mengatakan SPT PPN baru makin mudah atau makin rumit, ada baiknya diperbandingkan antara bentuk baru SPT Masa PPN dan bentuk lamanya. Terdapat beberapa hal yang berbeda terkait dengan pemberlakuan dua bentuk baru formulir SPT Masa PPN jika diperbandingkan dengan bentuk lama, yaitu a. Dalam SPT Masa PPN bentuk lama PKP yang Menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan dan PKP lainnya menggunakan bentuk formulir yang sama yaitu SPT Masa PPN PPN 1107 atau SPT Masa PPN PPN 1108. Sedangkan dalam SPT Masa PPN bentuk baru dibedakan, untuk yang PKP yang menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan menggunakan SPT Masa PPN 1111 DM, sedangkan PKP lainnya menggunakan SPT Masa PPN 1111 b. Baik bentuk SPT Masa PPN 1111 maupun bentuk SPT Masa PPN 1111 DM telah disesuaikan dengan format scanning oleh PPDDP sehingga tidak lagi dibedakan antara bentuk SPT format scanning dan format non scanning. Sedangkan dalam bentuk lama masih dikenal SPT format scanning (SPT PPN 1108) dan format non scanning (SPT PPN 1107). Dengan demikian dari sudut pandang DJP, SPT Masa PPN 1111 bentuk baru lebih memudahkan untuk kepentingan administrasi dan pengolahan data. c. SPT Masa PPN 1111 atau SPT Masa PPN 1111 DM dalam bentuk data elektronik wajib digunakan oleh PKP yang melaporkan ekspor atau Faktur Pajak dengan jumlah lebih dari 25 (dua puluh lima) dokumen dalam 1 (satu) Masa Pajak. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan 12
  • 17. bentuk lama, SPT Masa PPN 1107 dalam bentuk data elektronik wajib digunakan oleh PKP yang melaporkan ekspor atau Faktur Pajak dengan jumlah lebih dari 30 (tiga puluh) dokumen dalam 1 (satu) Masa Pajak. Dengan demikian SPT Masa PPN bentuk baru lebih membatasi PKP dalam menggunakan SPT dalam bentuk kertas (hardcopy). d. Dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam lampiran SPT Masa PPN 1111 atau SPT Masa PPN 1111 DM , PKP tidak perlu melampirkan lampiran tersebut. Ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi PKP yang menyampaikan SPT Masa PPN 1111 atau SPT Masa PPN 1111 DM dalam bentuk formulir kertas dan mengurangi beban administrasi DJP. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan bentuk lama. Dalam SPT Masa PPN 1107 atau SPT Masa PPN 1108 walaupun tidak ada data yang dilaporkan dalam lampiran SPT Masa PPN 1107 atau SPT Masa PPN 1108 PKP tetap harus melampirkan lampiran tersebut. e. Faktur Pajak yang diisikan dalam Formulir 1111 A2 adalah semua faktur pajak yang menggunakan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang strukturnya mengikuti ketentuan dalam peraturan mengenai Faktur Pajak. Termasuk juga yang identitasnya tidak lengkap. Hal ini berbeda dengan SPT Masa PPN bentuk lama. Dalam lampiran 1107 A atau 1108 A angka III yang dirinci hanya faktur pajak standar, sedangkan faktur pajak lainnya dimasukkan dalam faktur pajak sederhana. Perubahan ketiga UU PPN dengan UU No 42 Tahun 2009 tidak lagi mengenal istilah faktur pajak sederhana. Namun dalam penerbitan faktur pajak PKP masih diperkenankan mengisi faktur pajak tanpa mencantumkan : 13
  • 18. • identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya • identitas pembeli serta nama dan tanda tangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, dalam hal penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran Untuk mengakomodasi perubahan UU PPN tersebut maka didalam format baru SPT Masa PPN 1111 dikenal istilah "Penyerahan Dalam Negeri Dengan Faktur Pajak Yang Tidak Digunggung" (formulir 1111 AB I.B.1) dan "Penyerahan Dalam Negeri Dengan Faktur Pajak Yang Digunggung" (formulir 1111 AB I.B.2). Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak yang Tidak Digunggung diisi dengan jumlah DPP, PPN, dan PPnBM, atas penyerahan BKP dan/atau JKP dalam negeri dengan Faktur Pajak yang menggunakan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang strukturnya mengikuti ketentuan dalam peraturan mengenai Faktur Pajak. Termasuk juga yang identitasnya tidak lengkap. Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak yang Digunggung Diisi dengan jumlah DPP, PPN, dan PPnBM, atas penyerahan BKP dan/atau JKP dalam negeri dengan Faktur Pajak yang tidak diisi dengan identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual, dalam Masa Pajak yang bersangkutan. Pengisiannya dilakukan dengan cara menjumlahkan secara manual seluruh Faktur Pajak atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang tidak diisi dengan identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual. Dengan kata lain, penyerahan yang dulu menggunakan istilah faktur pajak sederhana sekarang dilaporkan di Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak yang Digunggung formulir 1111 AB I.B.2. f. Sebelumnya DJP menyediakan file PDF untuk format scanning (SPT Masa PPN 1108) yang dapat diketik dalam file PDF tersebut dan mencetaknya langsung, yang sekarang tidak 14
  • 19. dimungkinkan lagi. Sehingga dalam pengisian SPT Masa PPN bentuk baru dilakukan dengan cara ditulis tangan dengan menggunakan huruf balok (bukan huruf sambung) atau diketik dengan menggunakan mesin ketik. Walaupun disediakan file PDF, SPT Masa PPN 1111 dan 1111 DM dalam bentuk file PDF terlebih dahulu dicetak, selanjutnya PKP mengisi formulir SPT Masa PPN 1111 atau 1111 DM tersebut secara manual dengan tulisan tangan ata 15
  • 20. Kesimpulan Bentuk baru SPT Masa PPN lebih membatasi PKP dalam menggunakan formulir kertas (hard copy). Bentuk lama SPT Masa PPN (1107 atau 1108) memperkenankan PKP menyampaikan SPT Masa PPN dalam bentuk formulir kertas untuk pelaporan ekspor atau Faktur Pajak sampai dengan 30 dokumen dalam 1 (satu) Masa Pajak, sedangkan Bentuk baru SPT Masa PPN (1111 atau 1111 DM) dibatasi hanya 25 dokumen. Dengan kata lain, PKP lebih didorong untuk melaporkan dengan menggunakan data elektronik (eSPT). Bentuk baru SPT Masa PPN memberikan kemudahan bagi PKP, yaitu dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam lampiran SPT Masa PPN 1111 atau SPT Masa PPN 1111 DM , PKP tidak perlu melampirkan lampiran tersebut. Dari sudut pandang DJP dapat mengurangi beban administrasi. 16