SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
 Luka merupakan suatu kerusakan yang
abnormal pada kulit yang menghasilkan
kematian dan kerusakan sel-sel kulit 2. Luka
juga dapat diartikan sebagai interupsi
kontinuitas jaringan, biasanya akibat dari suatu
trauma atau cedera
a. Luka akut
Luka akut adalah luka yang sesuai dengan
proses penyembuhan yang normal, yang dapat
dikategorikan menjadi luka pembedahan
(insisi), non pembedahan (luka bakar) dan atau
trauma
b. Luka kronis
Suatu proses penyembuhan luka yang
mengalami keterlambatan, misalnya luka
dekubitus, luka diabetik, dan atau leg ulcer
Tipe penyembuhan luka dapat dibedakan menjadi tiga
1. Penyembuhan primer
Penyembuhan luka dengan alat bantu seperti jaritan, klip atau tape,
misalnya : luka operasi, laserasi, dll
2. Penyembuhan sekunder
Penyembuhan luka pada tepi kulit yang tidak dapat menyatu dengan
cara pengisian jaringan granulasi dan kontraksi. Misalnya : leg ulcers,
multiple trauma, ulkus diabetik, dan lainnya
3. Penyembuhan primer yang terlambat/ tersier
Ketika luka terinfeksi atau terdapat benda asing dan memerlukan
perawatan luka/ pembersihan luka secara intensif maka luka tersebut
termasuk penyembuhan primer yang terlambat. Misalnya : luka
terinfeksi, luka infeksi pada abdomen dibiarkan terbuka untuk
mengeluarkan drainase sebelum ditutup kembali, dan lainnya.
Proses penyembuhan luka terdiri dari 3 fase :
1. Fase inflamasi
Fase yang terjadi ketika awal terjadinya luka atau
cedera (0-3 hari)
2. Fase rekontruksi
Fase ini akan dimulai dari hari ke-2 sampai 24 hari
(6 minggu). Fase ini dibagi menjadi fase destruktif
dan fase proliferasi atau fibroblastik fase. Ini
merupakan fase dengan aktivitas yang tinggi yaitu
suatu metode pembersihan dan penggantian
jaringan sementara
Tujuan dari manajemen luka, yaitu :
 Mencapai hemostasis
 Mendukung pengendalian infeksi
 Membersihkan (debride) devaskularisasi atau material
infeksi
 Membuang benda asing
 Mempersiapkan dasar luka untuk graft atau konstruksi flap.
 Mempertahankan sinus terbuka untuk memfasilitasi
drainase
 Mempertahankan keseimbangan kelembaban
 Melindungi kulit sekitar luka
 Mendorong kesembuhan luka dengan penyembuhan primer
dan penyembuhan sekunder
Moist wound healing merupakan suatu metode yang
mempertahankan lingkungan luka tetap lembab untuk
memfasilitasi proses penyembuhan luka.
lingkungan luka tetap lembab untuk memfasilitasi proses
penyembuhan luka1,7. Lingkungan luka yang lembab dapat
diciptakan dengan occlusive dressing/ semi-occlusive dressing .
Dengan perawatan luka tertutup (occlusive dressing) maka
keadaan yang lembab dapat tercapai dan hal tersebut telah
diterima secara universal sebagai standar baku untuk
berbagai tipe luka
 Fibrinolisis; Fibrin yang terbentuk pada luka
kronis dapat dengan cepat dihilangkan
(fibrinolitik) oleh netrofil dan sel endotel
dalam suasana lembab.
 Angiogenesis; Keadaan hipoksi pada
perawatan tertutup akan lebih merangsang
lebih cepat angiogenesis dan mutu pembuluh
kapiler.
 Kejadian infeksi lebih rendah dibandingkan dengan
perawatan kering (2,6% vs 7,1%)
 Pembentukan growth factors yang berperan pada
proses penyembuhan dipercepat pada suasana
lembab.
 Percepatan pembentukan sel aktif; Invasi netrofil
yang diikuti oleh makrofag, monosit, dan limfosit ke
daerah luka berfungsi lebih dini.
Tujuan manajemen luka selain mempertahankan
keseimbangan kelembaban (moist wound healing)
dengan occlusive dressing adalah mempersiapkan
dasar luka sebelum dilakukan pemasangan graft atau
flap konstruksi
a. Manajemen jaringan
Cara melakukan manajemen jaringan adalah dengan
debridemen surgikal (sharp debridement), conservative
sharp wound debridement (CSWD), enzimatik
debridemen, autolitik debridemen, mekanik
debridemen, kimiawi debridemen dan biologikal atau
parasit debridemen
b. Mengendalikan infeksi dan inflamasi
Dapat mengenal dan mengatasi tanda inflamasi
(tumor, rubor, calor, dolor) dan tanda infeksi (eksudat
purulen)
c. Mempertahankan keseimbangan kelembaban
Berdasarkan penelitian Winter tahun 1962,
menyatakan kelembaban pada lingkungan luka
akan mempercepat proses penyembuhan luka.
Dengan demikian, untuk menciptakan lingkungan
luka yang lembab maka diperlukan pemilihan
balutan atau dressing yang tepat.
Berikut balutan yang dapat mengoptimalkan
keseimbangan kelembaban yang dapat digunakan
secara occlusive/ tertutup atau compression/
kompresi;
Berikut balutan yang dapat mengoptimalkan
keseimbangan kelembaban yang dapat
digunakan secara occlusive/ tertutup
atau compression/ kompresi;
 Luka kering; hidrogel, hidrokoloid, interaktif
balutan basah
 Minimal eksudat; hidrogel, hidrokoloid,
semipermeabel film, kalsium alginate
 Eksudat sedang; kalsium alginat, hidrofiber,
hidrokoloid pasta, powder dan sheet, foams
 Eksudat berat; balutan hidrofiber, foam
sheet/cavity, ektra balutan absorben kering,
kantung luka/ostomi
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mengontrol hipergranulasi sehingga tepi luka dapat
menyatu, antara lain;
 Pemberian topikal antimikroba untuk mengtasi
keseimbangan bakteri
 Hipertonik impregnated dressing untuk
mengendalikan edema dan keseimbangan bakteri
 Tekanan lokal menggunakan foam dressing dan perban
kompresi atau tape fiksasi
 Konservatif debridemen luka tajam (CSWD)
 Kimiawi debridemen dengan silver nitrat atau cooper
sulfate (dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan
nekrosis jika tidak digunakan hati-hati)
 Topikal kortikosteroid
RPROSEDUR
PERAWATAN
LUKA
A. PERAWATAN LUKA DENGAN BALUTAN BASAH
DAN LEMBAB (KOMPRES)
B. PERAWATAN LUKA DENGAN BALUTAN KERING
A. PERAWATAN LUKA DENGAN BALUTAN BASAH DAN LEMBAB
(KOMPRES)
 Pengertian
Tindakan perawatan luka dan kompres yang membutuhkan balutah basah
atau lembap
 Tujuan
1. Mencegah, membatasi, atau mengontrol infeksi
2. Mengangkat jaringan nekrotik untuk meningkatkan penyembuhan luka
3. Menyerap drainase (eksudat)
4. Mempertahankan lingkungan luka yang lembap
5. Mengompres mata
 Indikasi
1. Luka kronis dan banyak drainase/ pus
2. Luka yang banyak kehilangan jaringan kulit
 Persiapan alat
1. Satu set steril sesuai kebutuhan
2. Plester
3. Kasa steril dalam tempatnya, perban bila perlu
4. Sarung tangan bersih
5. Sarung tangan steril
6. Larutan normal saline steril (NaCl 0,9%)
7. Kantong sampah infeksius
8. Perlak dan alasnya
9. Tempat penyimpanan barang steril, seperti bengkok
(piala ginjal) dan mangkuk steril (kopyes) diatas troli
 Prosedur
1. Cek instruksi dokter dan rencana perawatan
2. Siapkan alat-alat, termasuk peralatan steril di meja/troli
3. Identifikasi pasien, jelaskan tujuan dan prosedur
4. Berikan privasi
5. Tinggikan tempat tidur dan turunkan penghalang tempat tidur untuk bekerja di samping
pasien
6. Tempatkan kantong untuk meletakkan balutan yang kotor di dekat pasien
7. Cuci tangan
8. Bentangkan perlak di bawah daerah yang akan diganti balutan
9. Pakai sarung tangan bersih (tidak steril)
10. Lepaskan plester ke arah luka atau buka ikatan balutan
11. Tuang larutan normal saline pada balutan
12. Lepaskan kasa satu per satu, lalu buang ke kantong plastik
13. Lepaskan sarung tangan
14. Buka set steril dengan tetap mempertahankan kesterilan alat
15. Tuang larutan normal saline ke dalam kopyes dan letakkan beberapa potong kasa di daerah
steri tersebut
16. Pakai sarung tangan steril
17. Bersihkan area luka menggunakan kasa, tekan kasa pada daerah depresi atau lubang
18. Kaji luka, ukur, identifikasi tipe dan tentukan apakah ada tanda-tanda infeksi
19. Bentangkan kasa lembap dan basa dalam lapisan tunggal dan tempatkan di bagian
atas menutupi seluruh area
20. Kemudian tutup dengan kasa kering pada balutan untuk menahannya
21 . Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam kantong sampah infeksius
22. Plester hanya pada bagian ujung-ujung balutan, plester montgomeri dapat
digunakan untuk mencegah iritasi kulit yang berlebihan dan kerusakan yang
disebabkan
oleh ganti balutan yang sering. Untuk daerah tertentu, dapat ditambah gulungan
perban
untuk memperkuat fiksasi
23. Kembalikan pasien ke posisi semula. Turunkan tempat tidur dan kembali naikkan
penghalang tempat tidur
24. Buang materi yang kotor ke dalam wadah yang tepat (sampah infeksius)
25. Cuci tangan
26. Bereskan alat-alat
27. Catat dalam rekam medik
B. PERAWATAN LUKA DENGAN BALUTAN KERING
 Pengertian
Tindakan pembersihan luka dan penggantian balutan kering
 Tujuan
1. Mencegah infeksi sekunder
2. Luka bersih dan kering
3. Meminimalkan mikroorganisme
 Indikasi
Untuk luka atau insisi pembedahan yang mempunyai
drainase minimal dan tidak ada jaringan yang hilang
 Persiapan alat
1. Satu alat steril sesuai kebutuhan
2. Plester
3. Kasa steril dalam tempatnya, perban bila perlu
4. Sarung tangan bersih
5. Sarung tangan steril
6. Larutan normal saline steril (NaCl 0,9 %)
7. Kantong sampah infeksius
8. Perlak dan alasnya
9. Tempat penyimpanan barang steril, seperti
bengkok (Piala ginjal) dan mangkuk steril (Kopyes)
diatas
troli
 Prosedur
1. Cek instruksi dokter dan rencana perawatan
2. Siapkan alat-alat, termasuk peralatan steril di meja/troli
3. Identifikasi pasien, jelaskan tujuan dan prosedur
4. Berikan privasi
5. Tinggikan tempat tidur dan turunkan penghalang tempat tidur untuk bekerja
di samping pasien
6. Tempatkan kantong untuk meletakkan balutan yang kotor di dekat pasien
7. Cuci tangan
8. Bentangkan perlak di bawah daerah yang akan diganti balutan
9. Pakai sarung tangan bersih (tidak steril)
10. Lepaskan plester ke arah luka atau buka ikatan balutan
11. Tuang larutan normal saline pada balutan
12. Lepaskan kasa satu per satu, lalu buang ke kantong plastik
13. Lepaskan sarung tangan
14. Buka set steril dengan tetap mempertahankan kesterilan alat
15. Tuang larutan normal saline ke dalam kopyes dan letakkan beberapa potong
kasa di daerah steril tersebut
16. Pakai sarung tangan steril
17. Bersihkan area luka menggunakan kasa, tekan kasa pada daerah depresi
atau lubang
18. Kaji luka, ukur, identifikasi tipe dan tentukan apakah ada tanda-tanda
infeksi
19. Jika ada selang drain, bersihkan area drain dan sekitar area dengan
gerakan sirkulasi (memutar kearah luar). Jangan menggunakan zat kimia
sitotoksik atau yang berbahaya
20. Pasang beberapa kasa pada drain
21. Tutup daerah luka dengan kasa steril
22. Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam kantong sampah infeksius
23. Plester hanya pada bagian ujung-ujung balutan, plester montgomeri dapat
digunakan untuk mencegah iritasi kulit yang berlebihan dan kerusakan yang disebabkan
oleh ganti balutan yang sering. Untuk daerah tertentu, dapat ditambah gulungan perban
untuk memperkuat fiksasi
24. Kembalikan pasien ke posisi semula. Turunkan tempat tidur dan kembali
naikkan penghalang tempat tidur
25. Buang materi yang kotor ke dalam wadah yang tepat (sampah infeksius)
26. Cuci tangan
27. Bereskan alat-alat

More Related Content

What's hot

Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaSulistia Rini
 
Materi 2 ppt m4 kb3 KEGAWATDARURATAN TRAUMA
Materi 2 ppt m4 kb3 KEGAWATDARURATAN TRAUMAMateri 2 ppt m4 kb3 KEGAWATDARURATAN TRAUMA
Materi 2 ppt m4 kb3 KEGAWATDARURATAN TRAUMAppghybrid4
 
Metode penugasan fungsional
Metode penugasan fungsionalMetode penugasan fungsional
Metode penugasan fungsionalSulistia Rini
 
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...aulia rahmah
 
Kuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptikKuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptikfikri asyura
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanKampus-Sakinah
 
Menghitung luas luka bakar
Menghitung luas luka bakarMenghitung luas luka bakar
Menghitung luas luka bakarIma Psik Unja
 
Seminar wound revise
Seminar wound reviseSeminar wound revise
Seminar wound reviseyudhasetya01
 
Model pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanModel pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanRahayoe Ningtyas
 
mekanisme cedera
mekanisme cederamekanisme cedera
mekanisme cederayus rendra
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesSujana Pkm
 
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)Indah Triayu
 

What's hot (20)

Penyembuhan luka part 1
Penyembuhan luka part 1Penyembuhan luka part 1
Penyembuhan luka part 1
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
 
Materi 2 ppt m4 kb3 KEGAWATDARURATAN TRAUMA
Materi 2 ppt m4 kb3 KEGAWATDARURATAN TRAUMAMateri 2 ppt m4 kb3 KEGAWATDARURATAN TRAUMA
Materi 2 ppt m4 kb3 KEGAWATDARURATAN TRAUMA
 
Pemilihan balutan
Pemilihan balutanPemilihan balutan
Pemilihan balutan
 
Penanganan Luka Bakar untuk Umum
Penanganan Luka Bakar untuk UmumPenanganan Luka Bakar untuk Umum
Penanganan Luka Bakar untuk Umum
 
Sop vulva hygiene
Sop vulva hygieneSop vulva hygiene
Sop vulva hygiene
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Metode penugasan fungsional
Metode penugasan fungsionalMetode penugasan fungsional
Metode penugasan fungsional
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
 
Kuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptikKuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptik
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
Menghitung luas luka bakar
Menghitung luas luka bakarMenghitung luas luka bakar
Menghitung luas luka bakar
 
Seminar wound revise
Seminar wound reviseSeminar wound revise
Seminar wound revise
 
Model pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanModel pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatan
 
mekanisme cedera
mekanisme cederamekanisme cedera
mekanisme cedera
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
 
15 Acute Coroner Sindrom
15 Acute Coroner Sindrom15 Acute Coroner Sindrom
15 Acute Coroner Sindrom
 
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
 

Viewers also liked (20)

LUKA
LUKALUKA
LUKA
 
Luka Dan Pendarahan
Luka Dan PendarahanLuka Dan Pendarahan
Luka Dan Pendarahan
 
Teknik perawatan luka
Teknik perawatan lukaTeknik perawatan luka
Teknik perawatan luka
 
Penatalaksanaan Luka
Penatalaksanaan LukaPenatalaksanaan Luka
Penatalaksanaan Luka
 
Management Luka
Management LukaManagement Luka
Management Luka
 
PEMBEBATAN (DRESSING)
PEMBEBATAN (DRESSING)PEMBEBATAN (DRESSING)
PEMBEBATAN (DRESSING)
 
Perawatan Luka
Perawatan LukaPerawatan Luka
Perawatan Luka
 
Leaflet perawatan luka
Leaflet perawatan lukaLeaflet perawatan luka
Leaflet perawatan luka
 
Perawatan luka dalam praktek kebidanan
Perawatan luka dalam praktek kebidananPerawatan luka dalam praktek kebidanan
Perawatan luka dalam praktek kebidanan
 
kain-anduh
kain-anduhkain-anduh
kain-anduh
 
Powerpoint dmdf
Powerpoint dmdfPowerpoint dmdf
Powerpoint dmdf
 
Bab 3 jenis luka
Bab 3 jenis lukaBab 3 jenis luka
Bab 3 jenis luka
 
Balutan
BalutanBalutan
Balutan
 
Penyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusPenyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitus
 
Diabetic foot
Diabetic footDiabetic foot
Diabetic foot
 
Asuhan keperawatan bedah orthopedik
Asuhan keperawatan bedah orthopedikAsuhan keperawatan bedah orthopedik
Asuhan keperawatan bedah orthopedik
 
Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA
 
Tanda Vital - Suhu
Tanda Vital - SuhuTanda Vital - Suhu
Tanda Vital - Suhu
 
Ppt. fraktur collum femur
Ppt. fraktur collum femurPpt. fraktur collum femur
Ppt. fraktur collum femur
 
Ppt kti2 anes
Ppt kti2 anesPpt kti2 anes
Ppt kti2 anes
 

Similar to Pp perawatan luka

Modern Dressing........................pdf
Modern Dressing........................pdfModern Dressing........................pdf
Modern Dressing........................pdficha582186
 
Prinsip perwt kulit& luka ke 2
Prinsip perwt kulit& luka ke 2Prinsip perwt kulit& luka ke 2
Prinsip perwt kulit& luka ke 2Army Of God
 
Perawatan luka 2
Perawatan luka 2Perawatan luka 2
Perawatan luka 2IwanHamzah1
 
Edukasi perawatan luka
Edukasi perawatan lukaEdukasi perawatan luka
Edukasi perawatan lukaHafidh Bagus
 
Luka Bersih Terkontaminasi
Luka Bersih TerkontaminasiLuka Bersih Terkontaminasi
Luka Bersih TerkontaminasiYesi Melinda W
 
Perawatan luka bencana
Perawatan luka bencanaPerawatan luka bencana
Perawatan luka bencanaRidhaaa0
 
11. Perawatan Luka power point Ns.Heny-1.pptx
11. Perawatan Luka  power point Ns.Heny-1.pptx11. Perawatan Luka  power point Ns.Heny-1.pptx
11. Perawatan Luka power point Ns.Heny-1.pptxfernaldoworiwun
 
Penanganan luka bakar dan luka kotor
Penanganan luka bakar dan luka kotorPenanganan luka bakar dan luka kotor
Penanganan luka bakar dan luka kotorSulistia Rini
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaMJM Networks
 
Kdk keterampilan dasar klinik
Kdk keterampilan dasar klinikKdk keterampilan dasar klinik
Kdk keterampilan dasar klinikmuhammad reza
 
Teknik perawatan luka diabetes
Teknik perawatan luka diabetesTeknik perawatan luka diabetes
Teknik perawatan luka diabetesArmy Of God
 
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBLAstriYuliaSariLubis1
 
pertolongan-pertama-p3k.pptx
pertolongan-pertama-p3k.pptxpertolongan-pertama-p3k.pptx
pertolongan-pertama-p3k.pptxrhamset
 

Similar to Pp perawatan luka (20)

Modern Dressing........................pdf
Modern Dressing........................pdfModern Dressing........................pdf
Modern Dressing........................pdf
 
Sap materi makro kdpk
Sap materi makro kdpkSap materi makro kdpk
Sap materi makro kdpk
 
Sap materi makro kdpk
Sap materi makro kdpkSap materi makro kdpk
Sap materi makro kdpk
 
Prinsip perwt kulit& luka ke 2
Prinsip perwt kulit& luka ke 2Prinsip perwt kulit& luka ke 2
Prinsip perwt kulit& luka ke 2
 
Perawatan luka 2
Perawatan luka 2Perawatan luka 2
Perawatan luka 2
 
Edukasi perawatan luka
Edukasi perawatan lukaEdukasi perawatan luka
Edukasi perawatan luka
 
Luka Bersih Terkontaminasi
Luka Bersih TerkontaminasiLuka Bersih Terkontaminasi
Luka Bersih Terkontaminasi
 
Perawatan luka bencana
Perawatan luka bencanaPerawatan luka bencana
Perawatan luka bencana
 
PERAWATAN_LUKA.pptx
PERAWATAN_LUKA.pptxPERAWATAN_LUKA.pptx
PERAWATAN_LUKA.pptx
 
Ppt Perawatan Luka 1.pdf
Ppt Perawatan Luka 1.pdfPpt Perawatan Luka 1.pdf
Ppt Perawatan Luka 1.pdf
 
11. Perawatan Luka power point Ns.Heny-1.pptx
11. Perawatan Luka  power point Ns.Heny-1.pptx11. Perawatan Luka  power point Ns.Heny-1.pptx
11. Perawatan Luka power point Ns.Heny-1.pptx
 
Penanganan luka bakar dan luka kotor
Penanganan luka bakar dan luka kotorPenanganan luka bakar dan luka kotor
Penanganan luka bakar dan luka kotor
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan luka
 
tindakan medis.docx
tindakan medis.docxtindakan medis.docx
tindakan medis.docx
 
P3K.pptx
P3K.pptxP3K.pptx
P3K.pptx
 
Kdk keterampilan dasar klinik
Kdk keterampilan dasar klinikKdk keterampilan dasar klinik
Kdk keterampilan dasar klinik
 
Teknik perawatan luka diabetes
Teknik perawatan luka diabetesTeknik perawatan luka diabetes
Teknik perawatan luka diabetes
 
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
 
pertolongan-pertama-p3k.pptx
pertolongan-pertama-p3k.pptxpertolongan-pertama-p3k.pptx
pertolongan-pertama-p3k.pptx
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 

Recently uploaded

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 

Recently uploaded (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 

Pp perawatan luka

  • 1.
  • 2.  Luka merupakan suatu kerusakan yang abnormal pada kulit yang menghasilkan kematian dan kerusakan sel-sel kulit 2. Luka juga dapat diartikan sebagai interupsi kontinuitas jaringan, biasanya akibat dari suatu trauma atau cedera
  • 3.
  • 4. a. Luka akut Luka akut adalah luka yang sesuai dengan proses penyembuhan yang normal, yang dapat dikategorikan menjadi luka pembedahan (insisi), non pembedahan (luka bakar) dan atau trauma b. Luka kronis Suatu proses penyembuhan luka yang mengalami keterlambatan, misalnya luka dekubitus, luka diabetik, dan atau leg ulcer
  • 5.
  • 6. Tipe penyembuhan luka dapat dibedakan menjadi tiga 1. Penyembuhan primer Penyembuhan luka dengan alat bantu seperti jaritan, klip atau tape, misalnya : luka operasi, laserasi, dll 2. Penyembuhan sekunder Penyembuhan luka pada tepi kulit yang tidak dapat menyatu dengan cara pengisian jaringan granulasi dan kontraksi. Misalnya : leg ulcers, multiple trauma, ulkus diabetik, dan lainnya 3. Penyembuhan primer yang terlambat/ tersier Ketika luka terinfeksi atau terdapat benda asing dan memerlukan perawatan luka/ pembersihan luka secara intensif maka luka tersebut termasuk penyembuhan primer yang terlambat. Misalnya : luka terinfeksi, luka infeksi pada abdomen dibiarkan terbuka untuk mengeluarkan drainase sebelum ditutup kembali, dan lainnya.
  • 7. Proses penyembuhan luka terdiri dari 3 fase : 1. Fase inflamasi Fase yang terjadi ketika awal terjadinya luka atau cedera (0-3 hari) 2. Fase rekontruksi Fase ini akan dimulai dari hari ke-2 sampai 24 hari (6 minggu). Fase ini dibagi menjadi fase destruktif dan fase proliferasi atau fibroblastik fase. Ini merupakan fase dengan aktivitas yang tinggi yaitu suatu metode pembersihan dan penggantian jaringan sementara
  • 8.
  • 9.
  • 10. Tujuan dari manajemen luka, yaitu :  Mencapai hemostasis  Mendukung pengendalian infeksi  Membersihkan (debride) devaskularisasi atau material infeksi  Membuang benda asing  Mempersiapkan dasar luka untuk graft atau konstruksi flap.  Mempertahankan sinus terbuka untuk memfasilitasi drainase  Mempertahankan keseimbangan kelembaban  Melindungi kulit sekitar luka  Mendorong kesembuhan luka dengan penyembuhan primer dan penyembuhan sekunder
  • 11.
  • 12. Moist wound healing merupakan suatu metode yang mempertahankan lingkungan luka tetap lembab untuk memfasilitasi proses penyembuhan luka. lingkungan luka tetap lembab untuk memfasilitasi proses penyembuhan luka1,7. Lingkungan luka yang lembab dapat diciptakan dengan occlusive dressing/ semi-occlusive dressing . Dengan perawatan luka tertutup (occlusive dressing) maka keadaan yang lembab dapat tercapai dan hal tersebut telah diterima secara universal sebagai standar baku untuk berbagai tipe luka
  • 13.  Fibrinolisis; Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dengan cepat dihilangkan (fibrinolitik) oleh netrofil dan sel endotel dalam suasana lembab.  Angiogenesis; Keadaan hipoksi pada perawatan tertutup akan lebih merangsang lebih cepat angiogenesis dan mutu pembuluh kapiler.
  • 14.  Kejadian infeksi lebih rendah dibandingkan dengan perawatan kering (2,6% vs 7,1%)  Pembentukan growth factors yang berperan pada proses penyembuhan dipercepat pada suasana lembab.  Percepatan pembentukan sel aktif; Invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag, monosit, dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini. Tujuan manajemen luka selain mempertahankan keseimbangan kelembaban (moist wound healing) dengan occlusive dressing adalah mempersiapkan dasar luka sebelum dilakukan pemasangan graft atau flap konstruksi
  • 15. a. Manajemen jaringan Cara melakukan manajemen jaringan adalah dengan debridemen surgikal (sharp debridement), conservative sharp wound debridement (CSWD), enzimatik debridemen, autolitik debridemen, mekanik debridemen, kimiawi debridemen dan biologikal atau parasit debridemen b. Mengendalikan infeksi dan inflamasi Dapat mengenal dan mengatasi tanda inflamasi (tumor, rubor, calor, dolor) dan tanda infeksi (eksudat purulen)
  • 16. c. Mempertahankan keseimbangan kelembaban Berdasarkan penelitian Winter tahun 1962, menyatakan kelembaban pada lingkungan luka akan mempercepat proses penyembuhan luka. Dengan demikian, untuk menciptakan lingkungan luka yang lembab maka diperlukan pemilihan balutan atau dressing yang tepat. Berikut balutan yang dapat mengoptimalkan keseimbangan kelembaban yang dapat digunakan secara occlusive/ tertutup atau compression/ kompresi;
  • 17. Berikut balutan yang dapat mengoptimalkan keseimbangan kelembaban yang dapat digunakan secara occlusive/ tertutup atau compression/ kompresi;  Luka kering; hidrogel, hidrokoloid, interaktif balutan basah  Minimal eksudat; hidrogel, hidrokoloid, semipermeabel film, kalsium alginate  Eksudat sedang; kalsium alginat, hidrofiber, hidrokoloid pasta, powder dan sheet, foams  Eksudat berat; balutan hidrofiber, foam sheet/cavity, ektra balutan absorben kering, kantung luka/ostomi
  • 18. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengontrol hipergranulasi sehingga tepi luka dapat menyatu, antara lain;  Pemberian topikal antimikroba untuk mengtasi keseimbangan bakteri  Hipertonik impregnated dressing untuk mengendalikan edema dan keseimbangan bakteri  Tekanan lokal menggunakan foam dressing dan perban kompresi atau tape fiksasi  Konservatif debridemen luka tajam (CSWD)  Kimiawi debridemen dengan silver nitrat atau cooper sulfate (dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan nekrosis jika tidak digunakan hati-hati)  Topikal kortikosteroid
  • 19. RPROSEDUR PERAWATAN LUKA A. PERAWATAN LUKA DENGAN BALUTAN BASAH DAN LEMBAB (KOMPRES) B. PERAWATAN LUKA DENGAN BALUTAN KERING
  • 20. A. PERAWATAN LUKA DENGAN BALUTAN BASAH DAN LEMBAB (KOMPRES)  Pengertian Tindakan perawatan luka dan kompres yang membutuhkan balutah basah atau lembap  Tujuan 1. Mencegah, membatasi, atau mengontrol infeksi 2. Mengangkat jaringan nekrotik untuk meningkatkan penyembuhan luka 3. Menyerap drainase (eksudat) 4. Mempertahankan lingkungan luka yang lembap 5. Mengompres mata  Indikasi 1. Luka kronis dan banyak drainase/ pus 2. Luka yang banyak kehilangan jaringan kulit
  • 21.  Persiapan alat 1. Satu set steril sesuai kebutuhan 2. Plester 3. Kasa steril dalam tempatnya, perban bila perlu 4. Sarung tangan bersih 5. Sarung tangan steril 6. Larutan normal saline steril (NaCl 0,9%) 7. Kantong sampah infeksius 8. Perlak dan alasnya 9. Tempat penyimpanan barang steril, seperti bengkok (piala ginjal) dan mangkuk steril (kopyes) diatas troli
  • 22.  Prosedur 1. Cek instruksi dokter dan rencana perawatan 2. Siapkan alat-alat, termasuk peralatan steril di meja/troli 3. Identifikasi pasien, jelaskan tujuan dan prosedur 4. Berikan privasi 5. Tinggikan tempat tidur dan turunkan penghalang tempat tidur untuk bekerja di samping pasien 6. Tempatkan kantong untuk meletakkan balutan yang kotor di dekat pasien 7. Cuci tangan 8. Bentangkan perlak di bawah daerah yang akan diganti balutan 9. Pakai sarung tangan bersih (tidak steril) 10. Lepaskan plester ke arah luka atau buka ikatan balutan 11. Tuang larutan normal saline pada balutan 12. Lepaskan kasa satu per satu, lalu buang ke kantong plastik 13. Lepaskan sarung tangan 14. Buka set steril dengan tetap mempertahankan kesterilan alat 15. Tuang larutan normal saline ke dalam kopyes dan letakkan beberapa potong kasa di daerah steri tersebut 16. Pakai sarung tangan steril 17. Bersihkan area luka menggunakan kasa, tekan kasa pada daerah depresi atau lubang 18. Kaji luka, ukur, identifikasi tipe dan tentukan apakah ada tanda-tanda infeksi
  • 23. 19. Bentangkan kasa lembap dan basa dalam lapisan tunggal dan tempatkan di bagian atas menutupi seluruh area 20. Kemudian tutup dengan kasa kering pada balutan untuk menahannya 21 . Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam kantong sampah infeksius 22. Plester hanya pada bagian ujung-ujung balutan, plester montgomeri dapat digunakan untuk mencegah iritasi kulit yang berlebihan dan kerusakan yang disebabkan oleh ganti balutan yang sering. Untuk daerah tertentu, dapat ditambah gulungan perban untuk memperkuat fiksasi 23. Kembalikan pasien ke posisi semula. Turunkan tempat tidur dan kembali naikkan penghalang tempat tidur 24. Buang materi yang kotor ke dalam wadah yang tepat (sampah infeksius) 25. Cuci tangan 26. Bereskan alat-alat 27. Catat dalam rekam medik
  • 24. B. PERAWATAN LUKA DENGAN BALUTAN KERING  Pengertian Tindakan pembersihan luka dan penggantian balutan kering  Tujuan 1. Mencegah infeksi sekunder 2. Luka bersih dan kering 3. Meminimalkan mikroorganisme  Indikasi Untuk luka atau insisi pembedahan yang mempunyai drainase minimal dan tidak ada jaringan yang hilang
  • 25.  Persiapan alat 1. Satu alat steril sesuai kebutuhan 2. Plester 3. Kasa steril dalam tempatnya, perban bila perlu 4. Sarung tangan bersih 5. Sarung tangan steril 6. Larutan normal saline steril (NaCl 0,9 %) 7. Kantong sampah infeksius 8. Perlak dan alasnya 9. Tempat penyimpanan barang steril, seperti bengkok (Piala ginjal) dan mangkuk steril (Kopyes) diatas troli
  • 26.  Prosedur 1. Cek instruksi dokter dan rencana perawatan 2. Siapkan alat-alat, termasuk peralatan steril di meja/troli 3. Identifikasi pasien, jelaskan tujuan dan prosedur 4. Berikan privasi 5. Tinggikan tempat tidur dan turunkan penghalang tempat tidur untuk bekerja di samping pasien 6. Tempatkan kantong untuk meletakkan balutan yang kotor di dekat pasien 7. Cuci tangan 8. Bentangkan perlak di bawah daerah yang akan diganti balutan 9. Pakai sarung tangan bersih (tidak steril) 10. Lepaskan plester ke arah luka atau buka ikatan balutan 11. Tuang larutan normal saline pada balutan 12. Lepaskan kasa satu per satu, lalu buang ke kantong plastik 13. Lepaskan sarung tangan 14. Buka set steril dengan tetap mempertahankan kesterilan alat 15. Tuang larutan normal saline ke dalam kopyes dan letakkan beberapa potong kasa di daerah steril tersebut
  • 27. 16. Pakai sarung tangan steril 17. Bersihkan area luka menggunakan kasa, tekan kasa pada daerah depresi atau lubang 18. Kaji luka, ukur, identifikasi tipe dan tentukan apakah ada tanda-tanda infeksi 19. Jika ada selang drain, bersihkan area drain dan sekitar area dengan gerakan sirkulasi (memutar kearah luar). Jangan menggunakan zat kimia sitotoksik atau yang berbahaya 20. Pasang beberapa kasa pada drain 21. Tutup daerah luka dengan kasa steril 22. Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam kantong sampah infeksius 23. Plester hanya pada bagian ujung-ujung balutan, plester montgomeri dapat digunakan untuk mencegah iritasi kulit yang berlebihan dan kerusakan yang disebabkan oleh ganti balutan yang sering. Untuk daerah tertentu, dapat ditambah gulungan perban untuk memperkuat fiksasi 24. Kembalikan pasien ke posisi semula. Turunkan tempat tidur dan kembali naikkan penghalang tempat tidur 25. Buang materi yang kotor ke dalam wadah yang tepat (sampah infeksius) 26. Cuci tangan 27. Bereskan alat-alat