Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
MODERN FILSAFAT
1. Aliran Filsafat Modern
dalam Pendidikan
Dr.apt. Deden Indra Dinata, M.Si.
Magister Farmasi
Universitas Bhakti Kencana
Kuliah 07_Filsafat Ilmu
2. Prolog
• Berkembangnya teori dan praksis pendidikan modern
tidak dapat dilepaskan dari berkembangnya Filsafat
Modern dalam Bidang Pendidikan.
• Filsafat Progresivisme, Esensialisme, Perenialisme, dan
Rekonstruksionisme merupakan beberapa contohnya.
• John Dewey, Piaget, William James merupakan Filsuf
Modern yang mempengaruhi lahirnya Filsafat Modern
dalam bidang Pendidikan.
3. Aliran
Filsafat Pendidikan
• Filsafat pendidikan progresivisme yang didukung oleh filsafat
pragmatisme.
• Filsafat pendidikan esensialisme yang didukung oleh idealisme
dan realisme; dan
• Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.
4. Aliran Progresivisme
• Aliran ini berupaya mengembangkan asas progresivisme
dalam semua realita kehidupan agar manusia dapat
survive, menghadapi semua tantangan hidup.
• Aliran progresivisme dinamakan juga dengan
instrumentalisme, eksperimentalisme, dan
environmentalisme.
5. Lanjt.
• Dinamakan instrumentalisme, karena aliran ini
beranggapan bahwa kemampuan intelejensi manusia
sebagai alat untuk hidup, untuk kesejahteraan, dan
untuk mengembangkan kepribadian manusia.
• Disebut eksperimentalisme, karena aliran ini menyadari
dan mempraktekkan asas eksperimen untuk menguji
kebenaran suatu teori.
6. Lanjt.
• Dinamakan pula dengan environmentalisme karena
aliran ini menganggap lingkungan hidup itu
mempengaruhi pembinaan keribadian.
• Tokoh: William James, dan John Dewey.
7. Ontologi Progresivisme
• Kenyataan alam semesta merupakan realita kehidupan
manusia.
• Pengalaman adalah kunci pengertian manusia terhadap
segala sesuatu. Pengalaman adalah sumber evolusi
sekaligus sebagai sumber perjuangan, sebab hidup
adalah tindakan dan perubahan.
• Manusia akan tetap hidup berkembang jika ia mampu
mengatasi perjuangan, perubahan, dan berani
bertindak.
8. Lanjt.
• Charles Darwin, dalam bukunya The Origin of Species
menyatakan bahwa spesies yang akan bertahan
bukanlah spesies yang terbesar dan terkuat, namun
spesies yang mampu berubah sesuai dengan
perubahan jaman.
9. Epistemologi
Progresivisme
• Pengetahuan adalah informasi, fakta, hukum, prinsip,
proses, dan kebiasaan yg terakumulasi dalam pribadi
sebagai hasil interaksi dengan pengalaman.
• Pengetahuan diperoleh secara langsung melalui
pengalaman (kontak dengan realita lingkungan
hidupnya) namun bisa pula secara tak langsung (melalui
bacaan).
10. Lanjt.
• Pengetahuan adalah hasil aktivitas tertentu. Di lingkup
PT kita mengenal tridharma PT (pendidikan &
pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat).
• Pengetahuan perlu di up grade dan di up date.
• Kebenaran ialah kemampuan suatu ide untuk
memecahkan masalah. Kebenaran adalah koherensi
dari suatu ide, realita pengetahuan dan daya guna
dalam hidup (Noor Syam, 1986).
11. Aksiologi Progresivisme
• Nilai timbul karena manusia memiliki bahasa, dan dari
sinilah muncul pergaulan.
• Masyarakat menjadi wadah timbulnya nilai-nilai.
• Bahasa menjadi sarana ekspresi yang berasal dari
dorongan, kehendak, perasaan dan kecerdasan dari
individu-individu (Imam Barnadib, 1987).
12. Filsafat Esensialisme
• Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan
pelopor seperti Wiliam C. Bagley, Thomas Briggs Frederick Breed,
dan Isac L. Kandell.
• Mereka membentuk suatu lembaga yang disebut “ The Esensialist
Commite for the Advancement of American Education”.
• Esensialisme suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada
mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik terhadap tren – tren
progresif di sekolah – sekolah.
• Bagley dan rekan – rekannya berpendapat bahwa pergerakan
progresif telah merusak standar – standar intelektual dan moral
diantara kaum (Bagley, 1934).
13. • Setelah Perang Dunia II, kritik terhadap pendidikan progresif telah
tersebar luasdan merujuk pada satu kesimpulan : sekolah –
sekolah gagal dalam tugas mereka mentrasmisikan warisan –
warisan sosial dan intelektual Negara.
• Esensialisme , seperti halnya perenialisme dan progresivisme,
yang merupakan suatu gerakan dalam pendidikan yang
memprotes terhadap pendidikan progresivisme.
• Esensialisme menyajikan hasil karya mereka untuk :
1. Penyajian kembali materi kurikulum secara tegas.
2. Membedakan program – program di sekolah secara esensial.
3. Mengangkat kembali wibawa guru dalam kelas.
14. Ontologis Esensialisme
• Esensialisme dikenal sebagai gerakan pendidikan dan juga
sebagai aliran filsafat pendidikan.
• Essensialisme berusaha mencari dan mempertahankan hal-hal
yang esensial, yaitu sesuatu yang bersifat inti atau hakikat
fundamental, atau unsur mutlak yang menentukan keberadaan
sesuatu.
• Menurut Esensialisme, yang esensial tersebut harus diwariskan
kepada generasi muda agar dapat bertahan dari waktu ke
waktu karena itu Esensialisme tergolong tradisionalisme.
15. KONSEP PENDIDIKAN
A. Gerakan
back to Basics
B. Tujuan
pendidikan
C. Kurikulum
D. Peranan
Sekolah dan Guru
E. Prinsip – prinsip
pendidikan
16. A. Gerakan Back to Basics
• Ahli pendidikan esensialisme tidak memandang anak sebagai
orang yang jahat, dan tidak pula memandang anak sebagai orang
yang secara alamiah baik.
• Anak – anak tersebut akan menjadi anggota masyarakat yang
berguna, kecuali kalau anak – anak secara aktif dan penuh
semangat diajarkan nilai disiplin, kerja keras, dan rasa hormat
pada pihak berwenang/ punya otoritas.
• Guru membentuk para siswa , menangani insting – insting alamiah
dan non produktif mereka di bawah pengawasan samapai
pendidikan mereka selesai.
17. B. Tujuan Pendidikan
• Tujuan pendidikan adalah untuk meneruskan warisan budaya dan warisan sejarah melalui
pengetahuan inti yang terakumulasi dan telah bertahan dalam kurun waktu yang lama,
serta merupakan suatu kehidupan yang telah teruji oleh waktu dan dikenal oleh semua
orang.
• Selain merupakan warisan budaya, tujuan pendidikan esensialisme adalah mempersiapkan
manusia untuk hidup.
• “ Education’s purpose, according to essentialist theory, is to prepare people for life. But
life is complex and the enormity of life’s demands rangges beyond the competence of any
school yet there is no reason to despair, for the scool can make a contribution. Those
education functional falling outside its purview should be assumed by other social
agencies. The school contribution, the confirmed assensialist declares, is riveted on
objective of sound instruction.”( Power. 1982:190)
18. C. Kurikulum
Kurikulum esensialisme berpusat pada mata pelajaran ( Subject
mattercentered).
Di Sekolah Dasar penekanannya pada kemampuan dasar membaca, menulis
dan matematika.
Di sekolah menengah diperluas pada matematika, Sains, humaniora, Bahasa,
dan sastra.
Menguasai fakta dan konsep dasar disiplin yang esensial merupakan suatu
keharusan.
19. D. Peranan Sekolah dan Guru
Peranan sekolah adalah memelihara dan menyampaikan warisan
budaya dan sejarah pada generasi pelajar dewasa ini, melali hikmah dan
pengalaman yang terakumulasi dari disiplin tradisional.
Di sekolah siswa belajar pengetahuan, skill, dan sikap serta nilai
yang diperlukan untuk menjadi manusia sebagai anggota masyarakat.
Belajar efektif disekolah adalah proses belajar keras dalam
penanaman fakta – fakta dengan penggunaan waktu secara relatif, singkat, tidak
ada tempat bagi pelajaran pilihan.
Kurikulum dan lingkungan kelas disusun oleh guru.
20. E. Prinsip – Prinsip Pendidikan
Prinsip – prinsip pendidikan esensialisme dapat kita kemukakan sebagai
berikut :
1. Pendidikan harus dilakukan melalui usaha keras, tidak begitu saja timbul
dari dalam diri siswa
2. Inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru, bukan pada siswa.
Peranan guru adlah menjembatani antara dunia orang dewasa dengan
dunia anak. Guru disiapkan secara khusus untuk melaksanakan tugas di
atas , sehingga guru lebih berhak untuk membimbing pertumbuhan siswa
– siswanya. Kneller ( 1971 : 59) .
21. 3. Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran
yang telah ditentukan. Kurikulum diorganisasi dan
direncanakan dengan pasti oleh orang dewasa.
4. Sekolah harus mempertahankan metode – metode
tradisional yang bertautan dengan disiplin mental.
Esensialisme mengakui bahwa metode pemecahan masalah
(probel solving) ada faedahnya.
5. Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan umum merupakan tuntutan demokrasi yang
nyata.
22. Perbandingan antara
esensialisme Vs perenialisme
1. Persamaan esensialisme dan perenialisme :
Ø Keduanya memiliki tujuan umum daan tujuan akhir pendidikan.
Ø Kurukulum ditentukan oleh orang dewasa.
Ø Mengakui adanya suatu keharusan disiplin yang keras dari orang
dewasa dalam membawa anak didik untuk mencapai tujuan akhir.
23. 2. Perbedaan :
NO ESENSIALISME PERENIALISME
1 Kurang menunjukkan pendidikan
intelektual.
Memandang pendidikan intelektual
merupakan inti dari proses pendidikan.
2 Banyak menyerap sumbangan positif
dari pragmatism yang menghasilkan
metode – metode pendidikan.
Menolak sumbangan positif dari
pragmatism yang menghasilkan metode –
metode pendidikan.
3 Menggunakan karya besar masa lampau
sebagai sumber pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah –
masalah dewasa ini.
Mencari hasil karya yang besar dari masa
lampau.
24. Implikasi Filsafat Pendidikan
Esensialisme, Power (1982)
1. Tujuan pendidikan
Transmisi kebudayaan untuk menentukan solidaritas social dan
kesejahteraan umum.
2. Kurikulum
Di pendidikan dasar berupa membaca, menulis, dan berhitung.
Keterampilan berkomunikasi adalah esensial untuk mencapai prestasi skolastik
dan hidup sosial yang layak.
3. Kedudukan siswa
Sekolah bertanggung jawab atas pemberian pengajaran yang logis
atau dapat dipercaya. Sekolah berkuasa untuk menuntut hasil belajar siswa.
25. 4. Metode
Metode tradisional, menekankan pada inisiatif guru.
5. Peranan guru
Guru harus terdidik. Secara moral ia merupakan orang
yang dapat dipercaya, dan secara teknis harus memiliki kemahiran
dalam mengarahkan proses belajar.
26. Ciri-ciri Filsafat Pendidikan
Esensialisme yang Disarankan oleh
William C. Bagley
• Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dari upaya-
upaya belajar awal yang memikat atau menarik perhatian bukan
karena dorongan dari dalam diri siswa.
• Pengawasan pengarahan, dan bimbingan orang yang dewasa
adalah melekat dalam masa balita yang panjang atau keharusan
ketergantungan yang khusus pada spsies manusia.
• Oleh karena kemampuan untuk mendisiplin diri harus menjadi
tujuan pendidikan, maka menegakan disiplin adalah suatu cara
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
• Esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh, kuat tentang
pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya
(progresivisme) memberikan sebuah teori yang lemah.
27. Tokoh- tokoh Aliran
Esensialisme
• Desiderius Erasmus, humanis Belanda yang hidup pada akhir abad
15 dan permulaan abad 16, yang merupakan tikoh pertama yang
menolak pandangan hidup yang berpijak pada dunia lain. Erasmus
berusaha agar kurikulum sekolah bersifat humanistis dan bersifat
internayional, sehingga bisa mencakup lapisan menengah dan
kaum Aristokrat.
• Johann Amos Comenius, yang hidup di seputar tahun 1592-1670,
adalah seorang yang memiliki pandangan realitas dan dogmatis.
Comenius berpendapat bahwa pendidikan mempunyai peranan
membentuk anak sesuai dengan kehendak tuhan, karena pada
hakikatnya dunia adalah dinamis dan bertujuan.
28. Filsafat Pendidikan
Esensialisme
Filsafat pendidikan esensialisme adalah pendidikan
yang dilakukan dengan kerja keras, merupakan asimilasi
dari mata pelajaran yang telah ditentukan oleh guru
dimana sekolah tetap mempertahankan metode – metode
tradisional yang bertautan dengan disiplin mental yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umum.
29. Asas Belajar
• Manusia lahir dengan segenap kemampuan dan
potensinya yg merupakan bawaan semenjak lahir (man
power natural).
• Potensi dan kemampuan tersebut harus dikembangkan
secara berkelanjutan agar mampu memecahkan
berbagai problema kehidupan.
• Dengan begitu manusia akan menjadi individu yg aktif,
kreatif, dan dinamis dalam menghadapi tantangan
kehidupan.
30. Lanjt.
• Pendidikan sebagai sebuah aktivitas hendaknya
diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik
melalui motivasi dan penciptaan iklim belajar yg
kondusif.
• John Dewey: pendidikan sebagai “proses dan
sosialisasi”. Oleh karenanya sekolah perlu berinteraksi
dengan lingkungannya sebagau sarana membentuk
pengalaman belajar siswa.
31. Lanjt.
• Sekolah bukan hanya bertugas mencerdaskan siswa
(transfer of knowledge) namun juga membentuk
karakternya (transfer of values).
• Dewey : konsep “sekolah demokratis” – sekolah adalah
tempat untuk belajar menyemaikan dan mempraktekkan
nilai-nilai demokrasi.
• Peserta didik bukanlah manusia dewasa kecil namun
memiliki konsepsi dan potensi sesuai dengan harkat dan
martabatnya.
32. Asas Kurikulum
• Sekolah, sebagai komunitas pembelajaran harus
menjamin kepada stake holder terjadinya proses
belajar di sekolah.
• Sekolah hendaknya menerapkan kurikulum yg fleksibel,
anti indoktrinasi, dan justru terbuka terhadap berbagai
perubahan yg terjadi di masyarakat.
• Kurikulum bersifat eksperimental, dan dipusatkan pada
pengembangan pribadi peserta didik.
33. Lanjt.
• Kurikulum berasaskan pada model belajar sambil
bekerja (learning by doing).
• Kurikulum yg baik didasarkan atas 3 prinsip:
a) Meningkatkan kualitas hidup anak didik di tiap jenjang
pendidikan;
b) Menjadikan kehidupan aktual anak didik secara bulat
dan utuh.
c) Mengembangkan aspek kreativitas anak (Kilpatrick,
dalam Mujayin, 1987).
34. Pandangan tentang
Budaya
• Budaya sebagai produk akal dan kecerdasan manusia
bersifat dinamis (berkembang dan berubah).
• Pendidikan hendaknya membentuk peserta didik agar
menjadi insan yang cerdas dan bersikap terbuka
(terhadap perubahan).