Dokumen tersebut merupakan pengantar mata kuliah ekonomi makro yang membahas berbagai topik utama ilmu ekonomi makro seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, interaksi dengan ekonomi global, serta aliran pendapatan nasional dan komponen-komponennya. Dokumen ini juga menjelaskan konsep dasar produk domestik bruto dan berbagai metode pengukurannya.
1. PENGANTAR EKONOMI MAKRO
Pitri Yandri
Email: p.yandri@gmail.com
Situs: www.pyandri.co.cc
STIE MAIJI
Juli 2010
2. Buku:
Olivier Blanchard, 2006, Macroeconomics, fourth
edition, international edition, Pearson Prentice Hall,
New York
Sadono Sukirno, 2004, Makroekonomi Teori Pengantar,
Rajawali Press, Jakarta
Amri Amir, 2007, Perekonomian Indonesia Dalam
Perspektif Makro, Biografika, Bogor
Faried Wijaya, 1997, Ekonomika Makro, edisi 3, BPFE
Yogyakarta
3. BAGIAN I
Fokus Pembahasan Ilmu Eko. Makro
™ Masalah Inflasi
™ Masalah pertumbuhan ekonomi
™ Masalah pengangguran
™ Interaksi dgn perekonomian dunia
™™ Siklus ekonomi
4. Masalah Inflasi
• InflasiÆÆ“Kecenderungan dari harga‐harga untuk
menaik secara umum dan terus menerus. Menurut
Boediono (1990 ). atau “sebagai suatu proses
kenaikan harga‐harga yang berlaku dalam sesuatu
perekonomian”.
Tiga komponen dalam memahami inflasi:
•Kenaikan Harga
•Bersifat Umum
••Berlangsung terus-menurus
5. Masalah pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi Æ perkembangan fisikal
produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu
negara, seperti pertambahan dan jumlah barang
industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan
sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan
pertambahan produksi barang modal.
Tolok ukur pertumbuhan ekonomi:
1. Berkurangnya kemiskinan absolut
2. Menurunnya ketimbangan distribusi pendapatan
3. Berkurangnya angka pengangguran.
6. Masalah pengangguran
Pengangguran ÆÆ orang yang tidak bekerja dan yang
(1) secara aktif mencari pekerjaan selama 4 minggu
sebelumnya, atau (2) sedang menunggu dipanggil
kembali untuk suatu pekerjaan setelah diberhentikan,
atau (3) sedang menunggu untuk melapor atas
pekerjaan yang baru dalam waktu4 minggu.
7. Jenis-Jenis Pengangguran
• Penggangggguran Friksi ((Frictional Unemployment))
• Pengangguran musiman (Seasonal Unemployment)
• PPeennggaanngggguurraann ssttrruukkttuurraall ((Structural Unemployment)).
• Pengangguran yang diakibatkan oleh kelebihan yang
kronis dari total ppenawaran tenagga kerjja dibandinggkan
dengan permintaan tenaga kerja.
• Pengangguran tidak kentara (Disgued Unemployment)
• Setengah menganggur kentara (Visible Unemployment)
• Setengah menganggur potensial (Potential Unemployment)
8. Interaksi dgn perekonomian dunia
globalisasi ditandai dengan: (Usman, 2004)
• Bebas keluar-masuk barang (komoditi) melewati tapal batas
negara, dalam arti tarif atau bea masuk menjadi nol;
• Bebas keluar-masuk jasa melewati tapal batas negara dalam
arti setiap jasa apa saja akan bebas diperdagangkan mulai tahun
2020 dan seterusnya. Ini juga terkait dengan tenaga kerja
atau sumberdaya manusia;
• Bebas keluar-masuk uang dan kapital melewati tapal batas
Negara;
• Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau intellectual
property right diakui seluruhnya oleh negara-negara anggota
World Trade Organization (WTO).
9. Skema
Sistem Ekonomi Makro dan Kebijakan
Ekonomi Pemerintah
Permintaan Agregatif
Faktor-faktor yg
mempengaruhi: Jumlah uang
beredar, pengeluaran belanja Tujuan
masyarakat, dan faktor2 lain 9Menaikkan output total dan
potensial
9Stabilitas harga
9Penciptaan kesempatan
kerja
Kebijakan Pemerintah
Fiskal dan Moneter, Harga
dan Ekonomi Internasional
j
9Pemerataan distribusi
pendapatan
9Keseimbangan
perdagangan internasional
dan stabilitas kurs
F kt 2Ek t l
Antaraksi
Faktor2 Eksternal
Penawaran Agregatif
Iklim dan Cuaca, Perang,
Ekonomi Negara2 Lain Faktor2 yang mempengaruhi:
Tenaga kerja, kapital, sumber
daya bukan manusia
manusia,
teknologi
10. Tujuan ekonomi secara makro
™Tingkat output total serta pertumbuhannya
™Mencapai kesempatan kerja penuh atau
menghilangkan pengangguran
™Harga-harga dan inflasi
™Keseimbangan hubungan ekonomi luar negeri
™Pemerataan distribusi pendapatan
11. Piranti-piranti kebijakan ekonomi makro
™Kebijakan fiskal
™™Kebijakan moneter
™Kebijakan penetapan harga
™™Kebijakan hubungan ekonomi luar
negeri
12. Kebijakan fiskal
“kebijakan memanipulasi pajak dan pengeluarannya
dengan tujuan mempengaruhi tingkat kegiatan
ekonomi dalam upaya untuk mencapai tingkat
pendapatan atau output kesempatan kerja penuh serta
stabilitas harga (inflasi)”. Bisa juga disebut sebagai
““kebijakan anggaran””.
Di Indonesia, piranti kebijakan fiskal: Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
13. Kebijakan fiskal/
Kebijakan Anggaran
• Surplus Budget ÆÆ APBN Surplus
Mengurangi pengeluran pemerintah (belanja
pengawai, belanja modal, belanja infrastruktur dll)
dan menaikkan pajak.
• Defisit Budget
Meningkatkan pengeluaran pemerintah (belanja
pengawai, belanja modal, belanja infrastruktur dll)
dan pengurangan penerimaan pajak.
• Balance Budget
Keseimbangan pengeluaran dengan penerimaan.
14. Kebijakan moneter
“Kebijakan Bank Sentral (Bank Indonesia) yang
ditujukan untuk mempengaruhi peredaran uang”.
2 golongan kebijakan Moneter:
™™Kebijakan moneter kuantitatif
™Kebijakan moneter kualitatif
15. Kebijakan moneter kuantitatif
Kebijakan moneter kuantitatif Æ langkah-langkah
Bank Sentral yang bertujuan untuk mempengaruhi
jumlah penawaran uang dan suku bunga dalam
perekonomian.
3 jenis tindakan:
™Operasi pasar terbuka
™™Mengubah suku bunga dan suku diskonto
™Mengubah tingkat cadangan minimum
16. Kebijakan moneter kualitatif
Kebijakan moneter kualitatif ÆÆ langkah-langkah
Bank Sentral yang bertujuan untuk mengawasi
bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang
dilakukan oleh bank-bank perdangangan.
2 jenis tindakan:
ƒ Pengawalan pinjaman secara terpilih
ƒ Pembujukan moral
18. Konsep Dasar
Kenapa output nasional menjadi indikator penting dlm sebuah
perekonomian?
Pertama. Besarnya output nasional adl gambaran awal tentang
seberapa besar efisien sumber daya yg ada dlm perekonomian
(TK, barang modal, uang & kemampuan kewirausahaan.
Kedua. Besarnya output nasional adl gambaran awal tentang
produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara.
Ketiga. Besarnya output nasional adl gambaran awal tentang
masalah2 struktural (mendasar) yg dihadapi suatu
perekonomian.
19. Output nasionalÆÆPendapatan NasionalÆÆProduk
Domestik Bruto/PDB (Gross Domestic Product/GDP)
“Nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar,
yg diproduksi oleh sebuah perekonomian dlm satu
periode (kurun waktu) dgn menggunakan faktor
produksi yg berada (berlokasi) dlm perekonomian
tersebut”
20. contoh
Table 3-1 The Composition of U.S. GDP, 2003
Billions of dollars
Percent of
GDP
GDP (Y) 11,004 100
1. Consumption (C) 7,760 70.5
2. Investment (I) 1,667 15
Nonresidential 1,094 10
Residential 572 5
3. Government spending (G) 2,075 19
4. Net exports −498 −5
Exports (X) 1,046 9.5
Imports (IM) −1,544 −14
5. Inventory investment −1 0
21. The Composition of GDP
ƒ Consumption (C) refers to the goods and services
purchased by consumers.
ƒ Investment (I), sometimes called fixed investment, is
the purchase of capital goods. It is the sum of
nonresidential investment and residential
investment.
ƒ Government Spending (G) refers to the purchases of
goods and services by the federal, state, and local
governments. It does not include government
transfers, nor interest payments on the government
debt.
22. The Composition of GDP
ƒ Imports (IM) p
are the purchases of foreign goods
and services by consumers, business firms, and
the U.S. government.
ƒ Exports (X) are the purchases of U.S. goods
and services by foreigners.
23. Siklus Aliran Pendapatan
Pembelian barang & jasa
4 pajak
3
Pembelian barang
& jasa
5
Perusahaan Pemerintah Rumah Tangga
1
2
Gaji, pembyrn bunga,
penghasilan non-balas
6
pajak
Gaji, upah, bunga, dividen, sewa
Dunia
p g
jasa
7 8
expor Internasional impor
24. Tiga pasar utama
1. Pasar Barang dan Jasa (Goods & Services Market )
2. Pasar Tenaga Kerja (Labour Market)
3. Pasar Uang dan Modal (Money & Capital Market )
25. Metode penghitungan Pendapatan Nasional
1. Metode Output/Metode ProduksiÆPDB adlh total output
(produksi) yg dihasilkan oleh suatu perekonomian. NT = NO ‐
NI
2. Metode Pendapatan (Income Approach) ÆÆmemandang
nilai output perekonomian sbg nilai total balas jasa atas
faktor produksi yg digunakan dlm proses produksi.
Q = f (L, C, M, E)
3. Metode pengeluaran (Expenditure Approach) Æ nilai PDB
merupakan nilai total pengeluaran dlm perekonomian
selama periode tertentu.
PDB = C + G + I + (X – I)
26. Beberapa Pengertian Dasar Tentang
Perhitungan Agregatif
1. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Æ hasil produksi suatu perekonomian tanpa
memperhatikan siapa pemilik faktor produksi.
2. Produk Nasional Bruto (Gross National Product) Æ
Nilai produksi yg dihasilkan oleh faktor2 produksi
milik perekonomian. Æ PNB = PNB – PFN dari LN
3. Produk Nasional Neto (Net National Product) Æ
dlm rangka memperoleh gambaran output yg lebih
akurat Æ PN = PNN + S
27. 4. Pendapatan Nasional (National Income) ÆÆ
balas jasa atas seluruh faktor produksi yg
digunakan. ÆÆ PN = PNN – PTL + S
5. Pendapatan Nasional Disposibel (Disposable
Personal Income) ÆÆpendapatan nasional yg
dpt dipakai oleh individu, baik untuk
membiayai konsumsinya maupun utk ditabung.
Æ PD = PAP ‐ Taxes
28. Keterbatasan Perhitungan PDB
1. Tidak Terlalu memperhatikan distribusi pendapatan
2. Tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial
3. Tidak bisa men-generalisasi tingkat produktivitas
4. PDB belum sepenuhnya mencerminkan tingkat
perekonomian suatu negara
29. Pendapatan Nasional (PN) Harga Berlaku dan
Harga Tetap
• PN Harga Berlaku ÆÆ nilai barang-barang dan
jasa-jasa yang dihasilkan sesuatu negara dalam
suatu tahun dan dinilai menurut harga-harga
yang berlaku pada tahun tersebut.
• PN Harga Tetap Æ harga yang berlaku pada
suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan
untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan
pada tahun-tahun yang lain.
30. PN Harga Pasar & Harga Faktor
• PN Harga Pasar ÆÆ sesuatu barang dikatakan
dinilai menurut harga yang dibayar oleh
pembeli.
• PN Harga Faktor Æ sesuatu barang tergantung
kepada jumlah pendapatan faktor-faktor
produksi yang digunakan untuk menghasilkan
barang-barang tersebut.
Harga pasar = harga faktor + pajak tak langsung –
subsidi
31. Latihan 1
Data di bawah ini adalah mengenai komponen-komponen
pendapatan nasional di suatu negara pd thn 2003. (angka-angka
dlm triliun rupiah)
1. Konsumsi RT
2. Depresiasi
3. Sewa
4 P b t k dl t t negeri
6. Pengeluaran pemerintah
7. Impor
8. Pendapatan faktor neto dari luar
i
9. Gaji dan upah
10. Bunga neto
11 4. Pembentukan modal tetap
swasta
5. Ekspor
11. Subsidi
12. Pendapatan perusahaan perseorangan
13. Keuntungan perusahaan
14. Pajak tak langsung
Berdasarkan data di atas hitunglah:
1. PNB dan PDB
2. Pendapatan Nasional (PNB menurut harga faktor)
3. Apakah perbedaan diantara PDB menurut harga pasar dan harga
faktor?
33. Keseimbangan ekonomi 2 sektor ÆÆpendekatan
Keynesian Sederhana.
Keseimbangan ekonomi 2 sektor Æ perekonomian
‘yang diasumsikan’ terdiri dari sektor rumah tangga
(via konsumsi rumah tangga & pemerintah) dan
perusahaan.
34. Hubungan Antara Konsumsi dan Pendapatan
Pengeluaran konsumsi
• Konsumsi pemerintah (government consumtion)
• Konsumsi rumah tangga (RT) (household consumtion)
Tetapi dlm teori makroekonomi, fokus utama pembahasannya
adalah konsumsi rumah tangga, krn beberapa alasan:
9 Pengeluaran konsumsi RT memiliki porsi terbesar dlm total
pengeluaran agregat.
9 Berbeda dgn konsumsi pemerintah yg bersifat eksogenus,
konsumsi RT bersifat endogenus.
99 Perkembangan masyarakat yg begitu cepat menyebabkan
prilaku-prilaku konsumsi jg berubah cepat.
35. Hubungan Antara Konsumsi dan Pendapatan
C = f (Y)
Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin
tinggi tingkat konsumsi
36. Hubungan Pendapatan Disposabel &
Konsumsi
Jika pendapatan disposabel meningkat, maka konsumsi jg
akan meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tsb
tidak sebesar pendapatan disposabel.
C = C0 + b Yd
Dimana:
C = Konsumsi
C0 = konsumsi otonomus
b = marginal propensity to consume (MPC)
Yd = pendapatan Disposabel
37. Figure 3 - 1
Konsumsi dan
pendapatan disposibel
Consumption increases
with disposable income,
but less than one for
one.
C C(Y )
D = ( Y Y T D ≡ −
C = c + c Y − T 0 1( )
38. Konsumsi Marginal
• Konsumsi Marginal (Marginal Propensity to
Consume/MPC)
Perbandingan diantara pertambahan konsumsi (ΔΔC) yang
dilakukan dengan pertambahan disposibel (ΔYd) yang
diperoleh.
MPC C
ΔC
l
Δ
=
d Y
Α
• Konsumsi Marginal Rata-Rata (Average Propensity to
Consume/APC)
Perbandingan diantara tingkat konsumsi (C) dengan
tingkat pendapatan disposible ketika konsumsi tersebut
dilakukan (Yd).
C
d Y
APC =
39. Hubungan antara Pendapatan Disposabel dan
Konsumsi, MPC dan APC
Pendapatan K i Konsumsi ΔYd Δ K i Konsumsi MPC APC
Disposabel
0 200 - - - -
1.000 1.000 1.000 800 0,80 1,00
2.000 1.800 1.000 800 0,80 0,90
3.000 2.600 1.000 800 0,80 0,87
4.000 3.400 1.000 800 0,80 0,85
5.000 4.200 1.000 800 0,80 0,84
41. Tabungan Marginal
• Tabungan marginal (Marginal Propensity to Saving/MPS)
Æ perbandingan diantara pertambahan tabungan (ΔS)
dengan pertambahan pendapatan disposibel (ΔYd)
Δ
MPS S ΔS
d Y
=
• Tabungan marginal rata rata-rata (Average Marginal Propensity
to Saving/APS) Æ perbandingan diantara tabungan (S)
dengan pendapatan disposibel (Yd).
APS = S
Y
d
44. INVESTASI
Investasi: Keputusan menunda konsumsi sumber daya
atau bagian penghasilan demi meningkatkan
kemampuan menambah/menciptakan nilai hidup
(penghasilan dan atau kekayaan) di masa mendatang.
45. Faktor-faktor yg mempengaruhi tingkat investasi
• Tingkat pengembalian yg diharapkan (Expected Rate of
Return)
9 Kondisi internal perusahaan
99Kondisi External perusahaan
• Biaya investasi
•• Marginal Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga dan
Marginal Efficiency of Investment (MEI)
9Marginal Efficiency of Capital (MEC), Investasi dan
Tingkat Bunga
9Marginal Efficiency of Capital (MEC) dan Efficiency of
Investment (MEI)
47. Pendekatan Aljabar
Menggunakan persamaan: Y = C + I
Menggunakan persamaan: S = I
Misal: Fungsi konsumsi RT C = 90 + 0,75Y, sedangkan fungsi investasi
adalah I = 120. Tingkat pendapatan nasional pada kesimbangan:
Y = C + I
Y = 90 + 0,75Y + 120
Y – 0,75Y = 210
0,25Y = 210
Y = 210/0,25
Y = 840
48. PERUBAHAN KESEIMBANGAN DAN MULTIPLIER
Keseimbangan pendapatan nasional akan selalu
mengalami perubahan. Dalam perekonomian dua
sektor, perubahan tersebut terutama disebabkan karena
perubahan dalam investasi (misalnya perkembangan
teknologi)
Y Δ
I atau
MPC
−
Δ =
1
1
C
ΔY = 1 Δ
ΔI
MPS
49. Keseimbangan awal C = 90 + 0,75Y dan I = 120,
persamaan ini telah menghasilkan pendapatan
nasional Rp. 840 triliun. Karena perubahan
(kenaikan) investasi sebesar p Rp. 20 triliun, p
berapa
keseimbangan pendapatan nasional yang baru?
Y’ = C + I D g
Dengan rumus
Y’ = 90 + 0,75Y’ + 140
0,25Y’ = 230 1
1 Δ
−
Δ = I
MPC
Y
Y’ = 920
ΔY =
20
ΔY = 4x20 = 80
1
−
1 0,75
50. Latihan 3
Fungsi konsumsi dlm perekonomian 2 sektor adalah C =
10 + 0,8Y dan fungsi tabungan adalah S = -10 + 0,2Y.
Dimisalkan jumlah investasi yang akan dilakukan
pengusaha adalah 30 (triliun rupiah), berdasarkan
pemisalan di atas lengkapi tabel di bawah ini. Selajutnya,
jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah yg terjadi jika sektor perusahaan menghasilkan
150 triliun rupiah?
2. Apakah yg terjadi jika sektor perusahaan menghasilkan
350 triliun rupiah?
3. berapakah pendapatan nasional pada keseimbangan?
4. Lukiskan keadaan keseimbangan perekonomian
tersebut
51. Pendapatan
Nasional
C S I Y
0 …. …. 30 ….
50 …. …. 30 ….
100 …. …. 30 ….
150 …. …. 30 ….
200 …. …. 30 ….
250 …. …. 30 ….
300 …. …. 30 ….
350 …. …. 30 ….
400 …. …. 30 ….
5. Selanjutnya, apa yang terjadi pada keseimbangan
ekonomi jika pengusaha menambah investasinya
menjadi 1 kali lipat?
53. Perekonomian tiga sektor Æ perekonomian yang terdiri
dari sektor‐sektor: rumah tangga (RT), perusahaan dan
pemerintah.
Perekonomian tiga sektor pada hakikatnya membahas
peranan dan pengaruh pemerintah terhadap kegiatan
perekonomian.
2 perubahan penting dalam proses penentuan
keseimbangan pendapatan nasional:
a. Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan
mengurangi pengeluaran agregat melalui pengurangan
terhadap konsumsi RT;
b. Pajak memungkinkan pemerintah melakukan
pembelanjaan dan hal ini akan menaikkan perbelanjaan
agregat.
54. Syarat keseimbangan
Y = AE, atau Y = C + I + G
Dimana:
Y : penawaran agregat
AE : Pengeluaran agregat
Y = C + S + T
C + I + G = C + S + T
Jika C dikurangi dari setiap ruas maka:
I + G = S + T
55. Jenis-Jenis Pajak
• Pajak objektif
• Pajak subjektif
• Pajak langsung
• Pajak tidak langsung
56. Pajak objektif
“pajak yg dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi
para wajib pajak. Misalnya, PPN dikenakan kpd
mereka yang membeli barang dan jasa kena pajak”
Pajak subjektif
“pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan
wajib pajak. Misalnya pendapatan. Jika pendapatan
makin besar, maka beban pajaknya makin besar”
57. Pajak Langsung
“pajak yang beban pajaknya tidak dapat digeser kepada
wajib pajak yg lain. Contohnya PPh dan PBB
Pajak Tidak Langsung
“pajak yang beban pajaknya dapat digeser kepada
wajib pajak yang lain. Contohnya, pajak penjualan
(PPn dan PPnBM)
58. Efek Pajak Terhadap Konsumsi dan Tabungan
Setiap pemungutan pajak akan menimbulkan
perubahan terhadap pendapatan disposibel. Pajak
sebanyak T akan menyebabkan pendapatan disposibel
turun sebanyak T. Maka:
ΔYd = -T
Kemerosotan pendapatan disposibel akan mengurangi
konsumsi dan tabungan RT. Jumlah konsumsi dan
tabungan yang berkurang adalah sama dengan
pengurangan pendapatan disposibel. Maka:
ΔΔYd = -T = ΔΔC + ΔΔS
59. Disamping tergantung pada perubahan pendapatan
disposibel, pengurangan konsumsi ditentukan oleh
MPC dan MPS. Perhitungannya dapat dilakukan
dengan menggunakan persamaan:
ΔΔC = MPC x ΔΔYd atau ΔΔC =MPC x (-T)
ΔC = MPS x ΔYd atau ΔC =MPS x (-T)
Persamaan di atas setara dengan:
T = ΔΔYd = (MPC x T) + (MPS x T)
60. Pengeluaran pemerintan
Determinan faktor pengeluaran pemerintah:
1. Proyeksi jumlah pajak yang diterima
2. Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai
3. Pertimbangan politik dan keamanan
61. Keseimbangan perekonomian tiga sektor
Misal
C = 60 + 0,75Y dan S = -100 + 0,25Y
I = 120
G = 60
Pendapatan nasional pada keseimbangan:
Y = C + I + G
Y = 60 + 0,75Y + 120 + 60
0.25Y = 240
Y = 960
62. Latihan
Misalkan dlm suatu perekonomian berlaku keadaan berikut ini:
C = 200 + 0,75Yd
9Pemerintah memungut pajak sebanyak 20 % dari pendapatan
nasional
9Pengeluaran pemerintah adalah 500 dan investasi adalah
300.
1. Hitunglah pendapatan nasional pada keseimbangan
2. Bagaimanakah anggaran belanja pemerintah (yaitu surplus,
defisit atau seimbang)
3. Jika pendapatan nasional pd tingkat konsumsi tenaga
penuh adalah 3000, masalah apakah yang dihadapi oleh
perekonomian tersebut?
4. Dengan menggunakan pendekatan (a) penawaran egregat-permintaan
agregat, lukiskan keadaan keseimbangan
tersebut.