1. CHEST PHYSICAL EXAMINATION
1. Client Assessment:
1) Sapa pasien dengan ramah, hormat, dan perkenalkan diri kepada pasien.
2) Lakukan Informed consent: jelaskan dengan baik kepada pasien mengenai tujuan
dari history taking.
3) Identifikasi pasien (data pasien: nama lengkap, jenis kelamin, umur, alamat,
pekerjaan).
2. History Taking:
A. Keluhan Utama :
a) Dyspnea
b) Demam
c) Sakit dada
d) Batuk
B. Present Illnes :
Kronologi dari keluhan utama
a) Lokasi
b) Kualitas
c) Keparahan
d) Waktu ( onset, durasi, frekuensi)
e) Yang melatarbelakangi sakitnya apa
f) Faktor yang mencetuskan
g) Faktor yang memperburuk
h) Faktor yang memperingan
i) Keluhan lain yang menyertai
C. General Medical History :
a) Riwayat penyakit sebelumnya
b) Riwayat keluarga (asma, dan berbagai macam penyakit atopic Alpha 1 antitrypsin)
c) Riwayat pekerjaan
d) Kontak tuberculosis (ada orang rumah atau tetangga yang menderita TBC atau
tidak)
e) Riwayat merokok (kebiasaan merokok atau sering menghirup asap rokok di
lingkungan sekitar)
Page 1 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
2. 3. Physical examination :
A. Preparation :
1. Inform consent: jelaskan prosedur dan tujuan dari pemeriksaan yang akan
dilakukan.
2. Minta pasien membuka pakaian
3. Bantu pasien untuk duduk diatas meja pemeriksaan
4. Cuci tangan dengan sabun, keringkan
5. Dokter berdiri di sebelah kanan pasien
B. General Physical Examination :
- Pemeriksaan fisik secara umum: General appearance, vital sign, dll. (sebutkan saja)
- Pemeriksaan cervical lymph node. (posisi pasien duduk)
1. Buat pasien merasa nyaman dan rileks.
2. Minta pasien untuk sedikit memfleksikan leher.
3. Palpasi cervical lymph node dengan mengunakan pads jari telunjuk dan tengah.
4. Gerakkan jari secara memutar untuk merasakan lymph node.
5. Deskripsikan lokasi, kuntitas (jumlah), ukuran (diameter), konsistensi (kenyal atau
tidak), mobility (mudah digerakkan atau tidak), atau apakah ada bentuk spesifik
lainnya.
Lokasi cervical lymph node yang di periksa:
1. Preauricular: berada di depan telinga
2. Posterior auricular: superficial terhadap mastoid process
3. Occipital: Berada di base dari posterior skull
4. Tonsilar: Berada di sudut mandible
5. Submandibular: Berada di sudut dan ujung dari mandible. Nodes ini biasanya
lebih kecil dan lebih lembut daripada submandibular gland.
6. Submental: Berada di midline, beberapa cm dari ujung mandible.
7. Superficial cervical: Permukaan dari sternomastoid.
8. Posterior cervical: Sepanjang ujung anterior dari trapezius.
9. Deep cervical chain: Bagian dalam dari sternomastoid dan sering kali sulit di
periksa. Tempatkan ibu jari dan telunjuk di sekelilingnya(seperti mencubit)
pada setiap sisi otot sternomastoid untuk menemukannya.
10. Supraclavicular: berada di dalam sudut yang di bentuk oleh clavikula dan
sternocleidomastoid.
Page 2 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
3. C. Pemeriksaan trachea (posisi pasien duduk) :
1. Inspeksi trakea: apakah ada deviasi atau tidak?
2. Letakan jari diantara trakea dengan sternomastoid (kanan) dan tentukan jarak
diantara keduanya. Lalu bandingkan dengan sisi kiri, Normalnya simetris.
D. Anterior Chest Examination (pasien dalam posisi berbaring) :
▪ Inspeksi :
1. Tempatkan pasien dalam posisi supinasi/berbaring.
2. Posisi pemeriksa berdiri di midline position dihadapan pasien.
3. Inspeksi:
Page 3 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
4. - Bentuk dada : Simetris atau tidak? Ada deformitas atau tidak?
- Apakah ada retraksi di interspace saat inspirasi atau tidak?
- Lihat pergerakannya apakah ada pergerakan dada yang tertinggal atau tidak?
▪ Palpasi :
1. Identifikasi suprasternal notch.
2. Setelah ditemukan, turun 5 cm ke bawah tepat dengan sternal angle.
3. Temukan horizontal bony ridge yang merupakan joint manubrium ke body of
sternum
4. Pindahkan jari ke arah lateral lalu temukan rib ke 2 dan costal cartilage
5. Susuri ke arah bawah dari setiap ICS nya.
6. ICS pertama yang ada dibawah ribs ke 2 merupakan ICS kedua.
Ekspansi :
7. Tempatkan ibu jari satu level atau parallel dengan ribs 10 dan tangan pemeriksa
menggenggam lateral rib cage.
8. Geser sedikit ibu jari pemeriksa ke arah medial agar kulit sedikit mengkerut, lalu
Minta pasien bernafas dalam.
9. Lihat perbedaan dari ibu jari selama pasien inspirasi serta rasakan apakah ekspansi
thoraks dan pergerakan pernafasannya simetris atau tidak?
▪ Tactile Fremitus :
1. Gunakan ball ( bony part dari jari) atau ulnar surface dari tangan dan letakan di
kedua sisi secara simetris
2. Minta pasien untuk mengucapkan “tujjuh-tujjuh”
3. Rasakan getarannya di tiap area sama atau tidak.
4. Ulangi pemeriksaan di area yang lain
Page 4 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
5. ▪ Perkusi :
1. Letakan jari tengah dari tangan kiri di ICS 2 di area midclavicle
2. Jari tengah dari tangan kanan sedikit di fleksikan, rileks, dan ayunkan untuk
mengetuk bagian interphalange dari jari tengah tangan kiri.
3. Susuri kebawah hingga ICS 3 lalu berpindah sedikit ke lateral dan lanjutkan
perkusinya hingga batas paru hepar (ketika perkusi ditemukan bunyi dullness,
minta pasien tarik nafas dan tahan sebentar. Ketika diperkusi lagi, suara dullness
berubah menjadi sonor batas paru hepar. Normalnya: ICS 5)
4. Bandingkan dengan sisi sebelahnya dan identifikasi kualitas dari suara: intensitas,
pitch dan durasi.
Batas paru hepar:
1. Perkusi dari ICS 1 di midclavicle, susuri tiap ICS hingga ditemukan bunyi
dullness.
2. Setelah ditemukan bunyi dullness, minta pasien menarik nafas dan
menahannya sebentar.
3. Lalu perkusi kembali pada area yang tadi berbunyi dullness. Bila dullness
berubah menjadi sonor, itu merupakan batas paru hepar. Normalnya di ICS 5.
Page 5 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
6. ▪ Auscultation :
1. Minta pasien menarik nafas dalam dan mengeluarkannya melalui mulut.
2. Auskultasi dengan menggunakan diafragma dari stetoskop di area yang sama
dengan area perkusi sebelumnya
3. Pindahkan setoskop dari satu sisi ke sisi lainnya (zigzag).
4. Identifikasi: intensitas, pitch dan durasi dari fase inspiratory&ekspiratory dari
breath sound.
5. Normal breathsound: vesicular breath sound, bronchovesicular, dan bronchial
(cat: bronchial hilus ics 5 setinggi nipple, bvs berada di apex)
6. Kemudin dengarkan apakah ada suara tambahan atau tidak
Crackles, identifikasi:
- Loudnes, pitch dan duration(tentukan crackles kasar atau halus)
- Jumlah
- Waktu
- Lokasi di dinding dada
- Apakah menetap dari setiap pernafasannya
- Apakah terdapat perubahan setelah batuk atau posisi yang berubah
Wheeze dan ronchi, identifikasi:
- Waktu
- Lokasi
- Ada perubahan ketika batuk atau bernafas dalam
Page 6 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
7. Jika ditemukan lokasi bvs atau bronchial yang abnormal lanjutkan
memeriksa penyebaran suara tersebut
E. Posterior Chest Examination
Pasien duduk dan minta pasien untuk menyilangkan tangannya (memeluk diri
sendiri)
▪ Inspeksi :
1. Posisi pemeriksa di tengah dari pasien
2. Inspeksi bentuk punggung dan pergerakannya
3. Lihat apakah :
Simetris atau tidak?
Ada retraksi di interspace saat inspirasi atau tidak?
Apakah ada gangguan pergerakan pada salah satu atau kedua sisi punggung?
▪ Palpasi :
1. Pasien diminta memfleksikan lehernya (posisiya duduk dan memeluk diri sendiri)
2. Temukan process prominent
3. Most prominent akan ditemukan di C7 dan T1
4. Pemeriksa dapat memprediksikan inferior angle darI skapula yang sejajar dengan
ICS 7
5. Lakukan palpasi dimulai dari ICS 7 dan susuri ke bawah.
6. Tempatkan ibu jari satu level atau parallel dengan ribs 10 dan tangan pemeriksa
menggenggam lateral rib cage.
7. Geser sedikit ibu jari pemeriksa ke arah medial agar kulit sedikit mengkerut, lalu
Minta pasien bernafas dalam.
8. Lihat divergen dari ibu jari selama inspirasi serta rasakan pergerakannya, apakah
sama atau tidak.
Page 7 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
8. ▪ Tactile Fremitus :
1. Gunakan ball ( bony part dari jari) atau ulnar surface dari tangan dan letakan di
kedua sisi secara simetris.
2. Minta pasien untuk mengucapkan “tujjuh-tujjuh”.
3. Rasakan getarannya di tiap area sama atau tidak.
4. Ulangi pemeriksaan di area yang lain (lakukan pergantian tangan/tangan
disilangkan).
▪ Perkusi :
1. Untuk mengidentifikasi batas paru
2. Perkusi sesuai dengan 7 area pada gambar secara zig-zag.
Page 8 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
9. 3. Bandingkan langsung dengan sisi sebelahnya dan nilai : intensitas, pitch,dan
durasi.
Batas diafragma paru:
1. Perkusi dari ICS pertama diantara midscapula dan paravertebra hingga terdapat
bunyi dullness.
2. Apabila sudah ditemukan bunyi dullness, minta pasien untuk tarik nafas dan
menahannya sebentar.
3. Perkusi kembali area yang tadi berbunyi dullness, bila dullness berubah
menjadi sonor = batas diafragma paru).
▪ Auskultasi :
1. Minta pasien menarik nafas dalam dan megeluarkannya melalui mulut
2. Auskultasi dengan mnggunakan diafragma dari stetoskop di area yang sama
dengan area perkusi sebelumnya.
3. Pindahkan setoskop dari satu sisi ke sisi lainnya dan bandingkan.
4. Identifikasi: intensitas, pitch dan durasi dari fase inspiratory dan ekspiratory dari
breath sound.
5. Normal breathsound: vesicular breath sound, bronchovesicular, dan bronchial
6. Kemudin dengarkan apakah ada suara tambahan atau tidak
Crackles, identifikasi:
- Loudnes, pitch dan duration(tentukan crackles kasar atau halus)
- Jumlah
- Waktu
Page 9 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
10. - Lokasi di dinding dada
- Apakah menetap dari setiap pernafasannya
- Apakah terdapat perubahan setelah batuk atau posisi yang berubah
Wheeze dan ronchi, identifikasi:
- Waktu
- Lokasi
- Ada perubahan ketika batuk atau bernafas dalam
Jika ditemukan lokasi bvs atau bronchial yang abnormal lanjutkan
memeriksa penyebaran suara tersebut
Page 10 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
11. MIND MAPPING
- Sapa & Perkenalkan diri
- Identifikasi Pasien
- Informed Consent
- Pasien: Buka pakaian & duduk
di meja pemeriksaan
- Pemeriksa: Cuci tangan dan
keringkan
General PE
1. General appearance + V.S (Sebutkan
saja)
2. Cervical Lymph Node (Pasien duduk,
leher sedikit fleksi & pemeriksa
berdiri di sisi kanan pasien):
- Palpasi 10 cervical lymph node
(dengan pads jari telunjuk dan
tengah, gerakan: memutar). Nilai:
Lokasi, kuantitas, ukuran,
konsistensi dan mobility
Anterior Chest Examination
(Pasien berbaring)
1. Inspeksi
(Pemeriksa berdiri di midline position terhadap pasien)
Nilai: Bentuk dada, retraksi ICS saat inspirasi, pergerakan
tertinggal.
2. Palpasi
Identifikasi suprasternal notch turun 5cm (tepat di sternal angle)
pindahkan jari ke lateral, temukan rib 2 susuri ICS.
- Ekspansi:
Ibu jari paralel ICS 10 & jari lain genggam lateral rib cage ibu
jari gerak ke medial minta pasien nafas. Nilai: divergen
pergerakan ibu jari simetris tidak?
- Tactile Fremitus:
Letakkan ball part dr jari di kedua sisi scr simetris pasien
ucapkan “tujjuh-tujjuh”. Nilai: Getaran di kedua area (lakukan
pergantian tangan/menyilang)
3. Perkusi
Mulai dr ICS 2 midclavicle susuri kebawah hingga batas paru
hepar. Nilai kualitas suara: intensitas, pitch, durasi.
- Batas paru hepar: mulai dr ICS 1 midclavicle susuri kebawah
hingga ada bunyi dullness pasien tarik nafas dalam & tahan
perkusi area tadi, jika dullness jadi sonor = batas paru hepar. N:
ICS 5.
4. Auskultasi (Pasien nafas dalam)
Dengan bagian diafragma stetoskop di area yang sama dgn perkusi
Pemeriksaan Trakea
(Pasien duduk)
Jari telunjuk diantara trakea dan
sternomastoid (pemeriksaan: dari
sisi kanan lalu sisi kiri). Nilai: jarak
keduanya, normalnya: simetris
Page 11 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
12. Created by: Megawati & Eva Hanifah
Page 12 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
Posterior Chest Examination
(pasien duduk, memeluk diri sendiri)
1. Inspeksi
(Pemeriksa berdiri sejajar dan di belakang pasien)
Nilai: Bentuk (simetris/tdk), retrkasi ICS saat insprasi,
gangguan pergerakan.
2. Palpasi
- Ekspansi:
(Pasien: Leher sedikit fleksi)
Palpasi mulai dr ICS 7-10 Ibu jari paralel dgn ICS 10,
jari lain genggam lateral rib cage minta pasien
nafas. Nilai: divergen pergerakan ibu jari simetris
tidak?
- Tactile Fremitus:
Letakkan ball part dr jari di kedua sisi scr simetris
pasien ucapkan “tujjuh-tujjuh”. Nilai: Getaran di kedua
area (lakukan pergantian tangan/menyilang)
3. Perkusi
Perkusi 7 area scr zigzag. Nilai: intensitas, pitch, durasi.
- Batas paru: Mulai dr ICS 1 midscapula & paravertebrae
hingga bunyi dullness minta pasien nafas dalam &
tahan perkusi area tadi, jika dullness jadi sonor =
batas paru.
4. Auskultasi (Pasien nafas dalam)
Dengan bagian diafragma stetoskop di area yang sama dgn
perkusi pindahkan scr zigzag. Nilai: Intensitas, pitch,