1. PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PROGRAM KB
IMPLANT BERDASARKAN
KONSEP PDCA
OLEH
KELOMPOK 12
MISRAHAYATI 1507010031
RAUDHATUL JANNAH 1507010008
2. KONSEP PDCA
• Konsep PDCA cycle pertama kali diperkenalkan
oleh Walter Shewhart pada tahun 1930 yang
disebut dengan “Shewhart cycle“. Selanjutnya
konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter
Edwards Deming yang kemudian dikenal dengan
” The Deming Wheel”. PDCA cycle berguna
sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses
atau sistem.
3. LANJUT
Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam PDCA cycle,
yaitu:
1) Perencanaan ( Plan )
Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan.
Perencanaan merupakan suatu upaya menjabarkan cara
penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam unsur-
unsur rencana yang lengkap serta saling terkait dan
terpadu sehingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam
melaksanaan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang
dicapai dari perencanaan adalah tersusunnya rencana
kerja penyelesaian masalah mutu yang akan
diselenggarakan.
4. 2) Pelaksanaan ( Do )
Tahapan kedua yang dilakukan ialah
melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika
pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan
keterlibatan staf lain di luar anggota tim, perlu
terlebih dahulu diselenggarakan orientasi,
sehingga staf pelaksana tersebut dapat
memahami dengan lengkap rencana yang akan
dilaksanakan.
5. 3) Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara
berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang
dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah
ditetapkan
6. 4) Perbaikan (Action)
Tahapan keempat yang dilakukan adalah
melaksanaan perbaikan rencana kerja.
Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau
bila perlu mempertimbangkan pemilihan
dengan cara penyelesaian masalah lain. Untuk
selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki
tersebut dilaksanakan kembali. Jangan lupa
untuk memantau kemajuan serta hasil yang
dicapai.
7. PROGRAM KB IMPLANT
BERDASARKAN KONSEP PDCA
Perencanaan (Plan)
Seorang bidan dalam merecanakan dan menerapkan kesuksesan program KB
Impant dapat melakukan hal-hal berikut ini :
• Mendata jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) di desa A.
• Mendata jumlah akseptor KB berdasarkan jenis alat kontrasepsi yang
digunakan di desa A.
• Merencanakan konseling dan penyuluhan kepada PUS di desa A.
• Menyiapkan alat yang dibutuhkan untuk kelengkapan konseling dan
penyuluhan seperti LCD, leaflet, pamphlet, poster, komik, dan lain
sebagainya.
• Merencanakan jumlah angka presentase keberhasilan yaitu 10 % dari 10
% untuk akseptor pengguna KB Implant.
• Menyiapkan jumlah alat kontrasepsi Implant sesuai kebutuhan rencana
keberhasilan.
• Menentukan jadwal untuk pelaksanaan pemakaian KB Implant.
8. Pelaksanaan ( Do)
Setelah semua perencanaan tersusun rapi, maka langkah
selanjutnya yang dilakukan bidan adalah melaksanakan
program KB Implant di desa A, yaitu dengan tahap-tahap
berikut :
• Mengadakan penyuluhan tentang KB Implant di desa A.
• Melakukan konseling untuk menilai tingkat
pengetahuan PUS tentang KB Implant.
• Menyebarluaskan leaflet,pamphlet, poster, komik
kepada PUS tentang KB Implant.
• Melakukan proses pemasangan KB Implant sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan dan jumlah
rencana pemakai KB Implant.
9. Pemeriksaan (Check)
Tahap selanjutnya yang dilakukan setelah pelaksanaan program KB
Implant di desa A yaitu memeriksa tingkat keberhasilan program KB
Implant, dan diperoleh hasil sebagai berikut :
• Tingkat keberhasilan KB Implant di desa A rendah.
• Pegetahuan PUS tentang KB Implant di desa A kurang.
• Dari 10 % angka keberhasilan yang ingin dicapai untuk keberhasilan
program KB Implant di desa A hanya 2 % yang berhasil.
• Salah satu faktor rendahnya pemakai alat kontrasepsi KB Implant
dikarenakan PUS takut karena issu yang berkembang di
masyaraakat pemakaian KB Implant yaitu dengan menyelipkan
benda lain ke dalam tubuh.
• Persepsi masyarakat bahwa ikut program KB berarti membunuh
janin.
10. Perbaikan (Action)
Setelah semua data atau permasalahan terkumpul
langkah terakhir yang dilakukan bidan adalah
langkah perbaikan, yaitu dengan :
• Komunikasi tatap muka seperti pertemuan warga
(musyawarah dusun, warga desa), kunjungan
rumah, kujungan ketempat berkumpul warga.
• Komunikasi massa, seperti penyebarluasan
leaflet, pamphlet, poster, dan komik dan lain
sebagainya untuk menambah pengetahuan PUS
tentang KB Implant.