Psikologi Umum I membahas beberapa aliran dalam psikologi seperti refleksisme, psikologi purposif, dan behaviorisme. Refleksisme dikemukakan oleh Ivan Pavlov lewat eksperimen klasiknya tentang kondisioning. Psikologi purposif oleh William McDougall menekankan insting dan emosi. Behaviorisme diperkenalkan oleh John Watson dan Skinner yang melihat perilaku sebagai respon terhadap stimulus lingkungan.
3. REFLEKSISME
Tokoh : Ivan Pavlov (1849-1936), yaitu
seorang ahli FAAL dari RUSIA.
Eksperimennya yang disebut “Classical
Conditioning” sangat berpengaruh dan
berarti bagi perkembangan Psikologi.
Kesimpulan yang bisa diambil dari
penelitian Pavlov diatas adalah tingkah
laku dapat dibentuk ataupun diubah
dengan cara proses kondisioning.
4. Classical Conditioning
Meletakkan daging untuk menstimulus anjing
hasilnya, respon alamiah si anjing yaitu mengeluarkan
air liur.
Membunyikan bel untuk menstimulus anjing
hasilnya, respon alamiah si anjing yaitu netral (tidak
mengeluarkan air liur).
Membunyikan bel dan meletakkan
daging, hasilnya, respon alamiah si anjing yaitu
mengeluarkan air liur.
Membunyikan bel untuk menstimulus anjing, dan
hasilnya respon anjing itu mengeluarkan air liur (hal ini
dilakukan secara konstan (beberapa kali dengan cara
yang sama)
6. SPIKOLOGI PURPOSIF
Tokoh : William McDougall (1871-1938)
Pemikirannya : Psikologi Purposif (Psikologi
Hormik), hanya melihat tingkah laku yang bisa diamati
saja.
Beberapa konsep pemikiran McDougall dalam bidang
psikologi yaitu :
- Teori Insting
- Sentimen
- Teori mengenai jiwa kelompok (group mind)
7. SPIKOLOGI PURPOSIF
Teori Insting
Insting atau naluri ialah kecenderungan seseorang untuk
bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu, dan perilaku
(insting) lahir secara alamiah dalam diri seseorang. Contoh :
takut, heran, kasih
sayang, parnetal, marah, bahagia, makan/minum dll.
Sentimen
Sistem emosi tertentu yang timbul terhadap obyek-obyek
tertentu. Contoh : ketika mendengarkan lagu.
Group Mind
Bahwa setiap orang yang mengeluarkan semacam energi.
Kalau dua orang atau lebih berkumpul, maka energi-energi
itu akan saling berinteraksi dan terorganisir menjadi satu
kekuatan baru yang mempengaruhi tingkah laku suatu
kelompok. Contoh : unjuk rasa
8. PSIKOLOGI BEHAVIORISME
John Broadus Watson (1878-1958)
Ia juga sering disebut “naive Behaviorist” karena
pendapat-pendapatnya yang kontroversial. Sebagaimana
Pavlov ia menyatakan bahwa kebudayaan hanyalah
merupakan refleks-refleks terkondisi saja. Ia bahkan
berargumen dapat melatih 10 orang anak dan membuatnya
masing-masing mempunyai kepribadian yang berbedabeda.
Kenaifannya tampak pada pendapatnya bahwa
psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu
pasti atau ilmu alam,karena itu psikologi harus dibatasi
dengan
ketat
pada
penyelidikannya
tentang
makan, minum, menulis berjalan dll.
9. PSIKOLOGI BEHAVIORISME
John Broadus Watson (1878-1958)
Watson berpendapat bahwa metode instrospeksi
tidak dapat digunakan untuk menjelaskan kesadaran,
karena menurutnya hal tersebut tidaklah obyektif .
Watson ingin merubah para paradigma ilmu psikologi
yang tadinya mempelajari jiwa menjadi perilaku.
10. J.B. WATSON
Psikologi Behaviorisme ini sifatnya eksperimental
sangat berbeda dengan aliran psikologi lainnya seperti
psikologi humanistik.
Yang mana kemudian hal ini mempengaruhi aliran psikologi
mainstream dengan cara mengkuantifikasi/menganalisa
perilaku dengan metode statistik.
Tingkah laku yang nyata ini disebut tingkah laku yang
overt (overt behavior).
Tingkah laku yang tidak nampak dari luar atau tidak
nyata disebut tingkah laku kovert (covert behavior).
11. J.B. WATSON
Menurut Watson, behaviorisme boleh mempelajari
aspek perilaku yang tidak terlihat seperti berfikir tetapi harus
dinyatakan didalam gerakan-gerakan implisit. Menurutnya
berbicara adalah gerakan lidah yang sangat lemah dan tidak
nampak seperti berbicara.
Menurutnya Emosi ialah gerakan-gerakan otot-otot
kelamin yang implisit, tetapi hal ini tidaklah sepenuhnya
benar.
12. EDWIN CHANCE TOLMAN (1886-1959)
Tolman mengemukakan konsep Psikologi purposif
dalam psikologi behaviorisme.
Ia mengatakan bahwa tingkah laku manusia secara
mendasar disebut dengan tingkah laku molar. Yang
dimaksud dengan tingkah laku molar adalah seperti
bekerja, makan dan tidur (perilaku umum).
Tingkah laku molar ini terdiri dari tingkah laku-tingkah
laku yang lebih kecil yang disebut tingkah laku molekular.
Yang dimaksud dengan tingkah laku molekular adalah saat
seseorang sedang makan, gerakan menyendokkan nasi
kedalam mulutnya adalah tingkah laku molekular.
Tujuan dari tingkah laku terletak pada tingkah laku
molar dan bukan pada tingkah laku molekular. Dengan
demikian Tolman tidak menyetujui pendapat Watson yang
lebih menekankan tingkah laku molekular (refleks).
13. EDWIN CHANCE TOLMAN (1886-1959)
Behaviorisme dari Tolman disebut juga behaviorisme
operasional karena ia mencoba merefleksikan tingkah laku
kedalam suatu rumus sebagai berikut
B=f(S.A)
B berarti Behavior
F berarti Fungsi
S berarti Situasi
A berarti Antecedent yaitu hal-hal yang mendahului suatu
situasi.
Jadi tingkah laku menurut Tolman adalah
mempelajari hubungan antara B dengan S dan A. Dengan
cara ini Tolman berpendapat bahwa psikologi dapat
mencapai obyektifitas yang maksimum.
14. B.F.SKINNER (1904-1990)
Skinner tidak menyetujui pandangan Tolman mengenai
perumusan tingkah laku, menurut Skinner dengan adanya
faktor A (antecedent) seringkali dijadikan alasan oleh para
peneliti yang tidak dapat menerangkan tingkah laku
secara umum.
Sedangkan untuk rumus dari Skinner untuk tingkah laku
adalah B=f(S). Skinner berpendapat bahwa tingkah laku
sepenuhnya ditentukan oleh stimulus.
Dan untuk menjelaskan teori tersebut Skinner
mengadakan suatu percobaan yang disebut proses
kondisioning operant. Skinner menggunakan tikus untuk
percobaannya. Tikus dimasukkan kedalam sebuah kotak
yang sudah dipasangi tombol untuk mengeluarkan
makanan dan tombol untuk menonaktifkan aliran
listrik, lampu yang bisa diaktif/non-aktifkan oleh Skinner
16. B.F. SKINNER
Tikus yang berjalan-jalan di dalam kotak tersebut
secara tidak sengaja menekan tombol yang telah
terpasang dan muncullah kotak makanan. Karena tau
dengan menekan tombol tersebut tikus dapat memperoleh
makanan maka tikus tersebut melakukan hal tersebut
berulang-ulang untuk mendapatkan makanan. Tingkah laku
inilah yang disebut dengan tingkah laku operant.
Bagaimana dengan perilaku manusia sehari-hari?
17. B.F. SKINNER
Pada tingkat lebih lanjut Skinner membuat lampu
menyala sebagai tanda bahwa adanya makanan di dalam
kotak dan tikus menekan tombol tersebut untuk
mendapatkan makanan lalu tikus tersebut mengambil
makanannya, kemudian Skinner mencoba mengosongkan
kotak makanan tersebut dan membuat lampu tidak
menyala, dan tikus berusaha menekan tombol tersebut dan
tidak mendapatkan adanya makanan.
18. B.F.SKINNER
Kemudian Skinner mengalirkan aliran listrik untuk
menyengat tikus sebagai punishment karena tidak
mengikuti aturan untuk mengambil makanan. Hal ini
seringkali kita jumpai di dalam masyarakat, misalnya
seorang
menderita
penyakit
jiwa
yang
sudah
parah, seorang psikiater yang merawatnya bisa melakukan
shock therapy terhadap dirinya untuk menghentikan
kebiasaan negatifnya (sama dengan Skinner’s punishment
terhadap tikus).
Tikus tersebut akhirnya belajar untuk membedakan
stimulus, makanan hanya bisa didapatkan olehnya jika
lampu dinyalakan oleh Skinner dan tombol ditekan.
Sedangkan pada saat lampu tidak menyala maka ia tidak
akan menekan tombol untuk mendapatkan makanan. Jadi
19. DANIEL KAHNEMAN (1934-...)
Daniel Kahneman merupakan seorang ahli psikologi
dari Israel, aliran psikologinya adalah behavioris dan juga
bisa dikategorikan ke dalam psikologi kognitif. Kahneman
sebenarnya merupakan ahli psikologi murni, tetapi banyak
dari hasil penelitiannya justru mempengaruhi bidang
ekonomi.
Sumbangan terbesar pemikiran Kahneman di dalam
bidang psikologi adalah tentang perilaku hedonistik (yang
mereka rumuskan dalam prospect theory) yang mana
pemikiran ini juga berimbas ke bidang ekonomi terutama
bagi para trader dan juga tentang pembuatan keputusan
(decision making) di dalam situasi yang beresiko.
Pertama kami akan membahas mengenai prospect
theory dan rumusannya sangat sederhana. Kahneman
melakukan penelitian terhadap beberapa sampel, dengan
20. DANIEL KAHNEMAN (1934-...)
Variabel 1 (Gain Condition) : Dalam situasi ini
seseorang bisa mendapatkan 1000 US$ dengan
kemungkinan persentase 50% dan 500 US$ dengan
kepastian (100%). Dari sampel yang diambil sebanyak N =
70 orang, 84% dari sampel memilih untuk mendapatkan 500
US$ dibandingkan dengan 1000 US$ yang hanya 16%
orang saja yang memilih
21. DANIEL KAHNEMAN (1934-...)
Variebel 2 (Risk Condition) : Dalam situasi ini
seseorang diberikan 2000 US$ dengan kemungkinan ia
akan kehilangan 1000 US$ dengan persentase kerugian
50% dan yang kedua adalah kehilangan 500 US$ dengan
pasti (100%). Dari sampel yang diambil sebanyak 68 orang
(N = 68), 69% orang memilih kemungkinan untuk rugi 1000
US$, dibandingkan dengan rugi 500 US$ yang sudah pasti
sebanyak 31% dari sampel.
22. DANIEL KAHNEMAN (1934-...)
Kesimpulan : Bisa disimpulkan dari penelitian
Kahneman bahwa seseorang cenderung berperilaku untuk
mendapatkan keuntungan yang sudah pasti (walaupun lebih
kecil jumlahnya daripada jumlah yang lebih besar tetapi
masih bersifat kemungkinan) dan dalam situasi beresiko
seseorang cenderung untuk memilih kerugian yang masih
bersifat kemungkinan .