Pemberontakan DI/TII di Aceh dimulai pada 20 September 1953 ketika Daud Beureueh mendeklarasikan berdirinya Negara Islam Indonesia dan menyatakan Aceh sebagai bagian darinya, karena kekecewaannya atas penurunan status Aceh menjadi karesidenan. Pemberontakan ini awalnya berhasil menguasai sebagian besar Aceh, namun akhirnya dapat dipadamkan melalui Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh pada Desember 1962 yang
3. dimulai pada tanggal 20 September 1953. Dimulai dengan
pernyataan Proklamasi berdirinya Negara Is Indonesia oleh
Daud Beureueh proklamasi itu menyatakan diri bahwa Aceh sebagai
bagian dari Negar Islam Indonesia (NII dibawah kepemimpinan Ima
Besar NI Sekar Maridjan Kartosoewirjo.
Pemberontakan DI/TII di Aceh
4. Dalam persiapan melancarkan gerakan perlawanannya
Daud Beureueh telah berhasil mempengaruhi banyak
pejabat-pejabat Pemerintah Aceh, khususnya di daerah
Pidie. Pada masa-masa awal setelah proklamasi NII
Aceh dan pengikut-pengikutnya berhasil mengusai
sebagian besar daerah Aceh termasuk beberapa kota.
Tidak lama setelah pemberontakan pecah, Pemerintah
Republik Indonesia melalui Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo
segera memberikan penjelasan secara runut tentang peristiwa tersebut
di depan Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 28 Oktober 1953
5. penyebab timbulnya pemberontakan DI/TIl di Aceh adalah
kekecewaan Daud Beureuh karena status Aceh pada tahun
1950 diturunkan dan daerah istimewa menjadi karesidenan
di bawah Provinsi Sumatera Utara. Pada tanggal 21 Sept
1953 Daud Beureuh yang waktu itu menjabat sebagai gubernur
militer menyatakan bahwa Aceh merupakan bagian dan Negara
Islam Indonesia di bawah pimpinan SM. Kartosuwiryo.
Penyebabnyaa..
6. Dalam menghadapi pemberontakan DI/TII di Aceh ini semula
pemerintah menggunakan kekuatan senjata. Selanjutnya
atas prakarsa Kolonel M. Yasin, Panglima Daerah Militer
Iskandar Muda, pada tanggal 17-21 Desember 1962
diselenggarakan “Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh” yang
mendapat dukungan tokoh-tokoh masyarakat Aceh sehingga
pemberontakan DI/TIl di Aceh dapat dipadamkan.