Tes dalam-dunia-pendidikan1

Ir. Zakaria, M.M
Ir. Zakaria, M.MIr. Zakaria, M.M
TES DALAM DUNIA PENDIDIKAN




A. Pengertian Tes
   Istilah tes berasal dari bahasa Prancis Kuno yaitu “testum” yang berarti piring
   untuk menyisihkan logam mulia. Dalam bahasa Indonesia tes diterjemahkan
   sebagai ujian atau percobaan. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
   Daring, tes berarti ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui
   pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang. Adapun
   pengertian tes menurut beberapa ahli adalah:
   1. Menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya yang berjudul Psychological
        Testing (Sudijono, 2008: 66), yang dimaksud dengan tes adalah alat
        pengukur yang mempunyai standar yang objektif sehingga dapat
        digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk
        mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.
   2. Menurut F.L. Goodeneough dalam Sudijono (2008: 67), tes adalah suatu
        tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau
        sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan
        mereka, satu dengan yang lain.
   3. Menurut Norman dalam Djaali dan Muljono (2008: 7), tes merupakan
        salah satu prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematik, dan objektif
        yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
        dalam proses pengajaran yang dilakukan oleh guru.
   4. Menurut Arikunto (2010: 53), tes merupakan alat atau prosedur yang
        digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
        dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
   5. Menurut Sudijono (2011: 67), tes adalah cara (yang dapat dipergunakan)
        atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan
        penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau
        serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus
        dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee,
        sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut)



    1    Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi
        testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh
        testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.
   Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tes merupakan
   alat atau prosedur yang digunakan untuk mengevaluasi individu maupun
   kelompok yang mempunyai standar objektif untuk mengamati satu atau lebih
   karakteristik seseorang yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam
   pengambilan keputusan.
   Ada beberapa istilah yang terkait dengan tes, yaitu:
   1. Tes: alat atau prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan tes.
   2. Testing: saat pada waktu pelaksanaan tes.
   3. Testee: responden atau individu yang sedang mengerjakan tes.
   4. Tester: orang yang melaksanakan pengambilan tes terhadap para testee
        yang bertugas untuk:
        a. Mempersiapkan ruangan dan perlengkapan yang diperlukan.
        b. Membagikan lembaran tes dan alat-alat lain untuk mengerjakan.
        c. Menerangkan cara mengerjakan tes.
        d. Mengawasi testee mengerjakan tes.
        e. Memberikan tanda-tanda waktu.
        f. Mengumpulkan pekerjaan testee.
        g. Mengisi berita acara atau laporan yang diperlukan (jika ada).


B. Fungsi Tes
   Beberapa fungsi tes dalam dunia pendidikan menurut Djaali dan Muljono
   (2008) adalah:
   1. Sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa.
        Tes dimaksudkan untuk mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan
        yang telah dicapai siswa setelah menempuh proses belajar-mengajar dalam
        jangka waktu tertentu.




    2    Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
2. Sebagai motivator dalam pembelajaran.
        Tes dianggap sebagai motivator ekstrinsik, yaitu siswa akan belajar lebih
        giat dan berusaha lebih keras untuk memperoleh nilai dan prestasi yang
        baik.
   3. Sebagai upaya perbaikan kualitas pembelajaran.
        Dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran, ada tiga jenis tes yang
        perlu dibahas yaitu; tes penempatan, tes diagnostik, dan tes formatif.
        Ketiga jenis tes ini akan dijelaskan pada poin C.
   4. Sebagai penentu berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk
        melanjutkan    pendidikan     ke   jenjang   yang    lebih   tinggi   dengan
        melaksanakan tes sumatif (dijelaskan pada poin C).


C. Jenis-Jenis Tes
   1. Berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan atau
        kemajuan siswa, yaitu:
        a. Tes seleksi (selection test).
           Tes seleksi digunakan untuk memilih atau menyeleksi siswa yang
           terbaik dari semua peserta tes, materinya berupa materi prasyarat untuk
           mengikuti program pendidikan yang akan diikuti oleh calon siswa. Tes
           seleksi dapat dilakukan secara lisan, secara tertulis, dengan tes
           perbuatan, dan dapat juga ketiganya dikombinasikan secara serempak.
        b. Tes awal (pre-test).
           Tes awal merupakan tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran
           diberikan kepada siswa dengan tujuan unyk mengetahui sejauh
           manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat
           dikuasai oleh siswa.
        c. Tes akhir (post-test)
           Tes akhir merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
           mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting
           sudah dikuasi dengan sebaik-baiknya oleh siswa. Pada dasarnya materi
           pre-test sama dengan materi post-test.




    3    Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
d. Tes diagnostik (diagnostic test)
        Tes diagnostik merupakan tes yang dilaksanakan untuk menentukan
        secara tepat jenis kesukaran yang dihadapi oleh para siswa dalam mata
        pelajaran tertentu. Tes diagnostik dapat dilaksanakan dengan secara
        lisan, tertulis, perbuatan atau kombinasi dari ketiganya.
     e. Tes formatif (formative test)
        Tes formatif merupakan tes hasil belajar yang bertujuan untuk
        mengetahui sudah sejauh manakah siswa sudah memahami pelajaran
        setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
        tertentu dan memperbaiki kualitas pembelajaran. Tes formatif bisa
        dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan program pembelajaran, yaitu
        dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan
        berakhir atau dapat diselesaikan dan dikenal dengan istilah ulangan
        harian.
     f. Tes sumatif (summative test)
        Tes sumatif merupakan tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah
        sekumpulan materi pelajaran atau satuan program pengajaran selesai
        diberikan. Tes sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan
        nilai yang menjadi lambang keberhasilan siswa setelah mereka
        menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2. Berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkapkan, yaitu:
     a. Tes intelegensi (intellegency test)
        Tes intelegensi merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
        mengungkapkan atau memprediksi kecerdasan seseorang.
     b. Tes kemampuan (aptitude test)
        Tes kemampuan merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan
        untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki
        oleh testee.
     c. Tes sikap (attitude test)
        Tes sikap merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
        mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk




 4    Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik
        berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu.
     d. Tes kepribadian (personality test)
        Tes kepribadian merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan
        mengungkapkan dengan ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak
        sedikitnya bersifat lahiriyah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada
        suara, hobi, bentuk tubuh, cara bergaul, cara mengatasi masalah,
        kesenangan, dan lain sebagainya.
     e. Tes hasil belajar (achievement test)
        Tes hasil belajar merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan
        untuk mengungkap tingkat pencapaian terhadap tujuan pembelajaran
        atau prestasi belajar.
3. Berdasarkan dari banyaknya peserta yang mengikuti tes, yaitu:
     a. Tes individual (individual test)
        Tes individual merupakan tes dimana tester hanya berhadapan dengan
        satu orang testee saja.
     b. Tes kelompok (group test)
        Tes kelompok merupakan tes dimana tester berhadapan dengan lebih
        dari satu orang testee.
4. Berdasarkan waktu yang disediakan bagi testee untuk melaksanakan tes,
     yaitu:
     a. Power test
        Power test merupakan tes dimana waktu yang disediakan buat testee
        untuk menyelesaikan tes tidak terbatas.
     b. Speed test
        Speed test merupakan tes dimana waktu yang disediakan buat testee
        untuk menyelesaikan tes dibatasi.
5. Berdasarkan bentuk responnya, yaitu:
     a. Tes verbal (verbal test)
        Tes verbal merupakan tes yang menghendaki jawaban yang tertuang
        dalam bentuk kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun tertulis.




 5    Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
b. Tes non-verbal (non-verbal test)
           Tes non-verbal merupakan tes yang menghendaki jawaban bukan
           berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan
           atau tingkah laku.
   6. Berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawaban,
        yaitu:
        a. Tes tertulis (pencil and paper test)
           Tes tertulis merupakan tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir
           pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee
           memberikan jawabannnya juga secara tertulis.
        b. Tes lisan (non-pencil and paper test)
           Tes lisan merupakan tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir
           pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tidak tertulis (lisan) dan
           testee memberikan jawabannya juga tidak tertulis.


D. Karakteristik Tes yang Baik
   Arikunto (2010) menyatakan bahwa suatu tes dapat dikatakan sebagai alat
   pengukur yang baik jika memenuhi karakteristik berikut ini yaitu:
   1. Memiliki validitas
        Tes dikatakan memiliki validitas jika tes tersebut dengan secara tepat,
        secara benar, secara shahih, atau secara absah dapat mengukur apa yang
        seharusnya diukur, yaitu mengukur hasil belajar yang telah dicapai oleh
        siswa setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka
        waktu tertentu. Untuk menganalisis validitas suatu tes dapat dianalisis
        secara logika (logical analysis) dan secara empirik (empirical analysis).
   2. Memiliki reliabilitas
        Tes dikatakan memiliki reliabilitas jika hasil-hasil pengukuran yang
        dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap
        subjek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap atau sifatnya
        ajeg dan stabil. Dengan kata lain, tes memiliki reliabel jika nilai-nilai yang
        diperoleh para testee adalah stabil kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa
        saja ujian itu dilaksanakan, diperiksa dan dinilai.



    6    Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
3. Memiliki objektivitas
        Tes dikatakan memiliki objektivitas jika tes tersebut disusun dan
        dilaksanakan menurut tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan,
        bukan atas kemauan dan kehendak dari tester, serta dalam pemberian skor
        dan penentuan nilai harus terhindar dari unsur-unsur subjektivitas tester.
   4. Memiliki praktikabilitas
        Tes dikatakan memiliki praktikabilitas jika tes tersebut praktis (mudah
        dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk-
        petunjuk yang jelas) dan mudah mudah pengadministrasiannya.
   5. Memiliki ekonomis
        Tes dikatakan memiliki ekonomis jika pelaksanaan tes tersebut tidak
        membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga banyak, dan waktu yang
        lama.
   Adapun beberapa kelemahan dalam pelaksanaan tes menurut Gilbert Sax
   dalam Arikunto (2010) adalah:
   1. Adakalanya tes (secara psikologis terpaksa) menyinggung pribadi
        seseorang (walaupun tidak disengaja demikian), misalnya dalam
        perumusan soal, pelaksanaan, maupun pengumuman hasil.
   2. Tes menimbulkan kecemasan sehingga mempengaruhi hasil belajar yang
        murni.
   3. Tes mengkategorikan siswa secara tetap.
   4. Tes tidak mendukung kecemerlangan dan daya kreasi siswa.
   5. Tes hanya mengukur aspek tingkah laku yang sangat terbatas.


E. Bentuk-Bentuk Tes
   1. Tes uraian (essay test)
        Tes uraian merupakan sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan
        jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian-uraian kata-kata dengan
        tujuan ingin mengungkapakan daya ingat dan pemahaman testee terhadap
        materi pelajaran yang ditanyakan dalam tes dan ingin mengungkapakan
        daya ingat testee dalam memahami berbagai macam konsep dan
        aplikasinya.



    7    Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
Ciri-ciri pertanyaan tes uraian adalah didahului dengan kata-kata seperti
    uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan lain
    sebagainya. Banyaknya soal pada soal uraian tidak banyak, yaitu sekitar 5-
    10 soal dalam waktu kira-kira 90-120 menit.
    Keunggulan-keunggulan tes uraian adalah sebagai berikut:
    a. Mudah disiapkan dan disusun
    b. Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-
       untungan.
    c. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta
       menysusun dalam bentuk kalimat yang bagus.
    d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya
       dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.
    e. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang
       diteskan.
    Kelemahan-kelemahan tes uraian adalah sebagai berikut:
    a. Kadar validitas dan reliabilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi
       mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.
    b. Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan
       pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja
       (terbatas).
    c. Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif,
       seperti adanya hallo effect, adanya efek bawaan (carry over effect),
       efek urutan pemeriksaan (order effect), pengaruh penggunakaan
       bahasa, pengaruh tulisan tangan, dan lain sebagainya.
    d. Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan
       individual lebih banyak dari penilai.
    e. Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakili kepada orang
       lain.
    Petunjuk penyusunan tes uraian adalah sebagai berikut:
    a. Hendaknya soal-soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang
       diteskan, dan kalau mungkin disusun soal yang sifatnya komprehensif.




8    Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
b. Hendaknya soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin
        langsung dari buku atau catatan.
     c. Pada waktu menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapai dengan kunci
        jawaban serta pedoman penilaiannya.
     d. Hendaknya diusahakan agar pertanyaannya bervariasi agar dapat
        diketahui lebih jauh penguasaan siswa terhadap bahan.
     e. Hendaknya rumusan soal dibuat sedemikian rupa sehingga mudah
        difahami oleh tercoba.
     f. Hendaknya ditegaskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh
        penyusun tes. Oleh karena itu, pertanyaan tidak boleh terlalu umum,
        tetapi harus spesifik.
     Contoh:


2. Tes objektif (objective test)
     Tes objektif merupakan tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan
     secara objektif. Banyaknya soal pada soal objektif lebih banyak dari soal
     uraian yaitu sekitar 30 – 40 soal dalam waktu kira-kira 60 menit.
     Keunggulan-keunggulan tes objektif adalah sebagai berikut:
     a. Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih
        representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat
        dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa
        maupun segi guru yang memeriksa.
     b. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan
        kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
     c. Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain.
     d. Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
     Kelemahan-kelemahan tes objektif adalah sebagai berikut:
     a. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes uraian
        karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-
        kelemahan yang lain.




 9    Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
b. Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya
        pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental
        yang tinggi.
     c. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
     d. Kersama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih tinggi.
     Adapun cara mengatasi kelemahan-kelemahan pada soal objektif adalah:
     a. Kesulitan menyusun tes objektif dapat diatasi dengan jalan banyak
        berlatih terus menerus hingga betul-betul mahir.
     b. Menggunakan tabel spesifikasi untuk mengatasi kesalahan pada`poin a
        dan b.
     c. Menggunakan norma (standar) penilaian yang memperhitungkan
        faktor tebakan (guessing) yang bersifat spekulatif itu.
     Macam-macam tes objektif, yaitu:
     a. Tes benar-salah (true-fals test)
        Tes benar-salah merupakan tes yang berupa pernyataan-pernyataan
        (statement) yang mengandung dua kemungkinan jawaban yaitu benar
        atau salah, dan testee diminta menentukan pendapatnya mengenai
        pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan petunjuk pengerjaannya.
     b. Tes pilihan ganda (multiple choice test)
        Tes pilihan ganda merupakan tes yang terdiri atas pertanyaan atau
        pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya
        harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa kemungkinan
        jawaban yang telah disediakan.
     c. Tes menjodohkan (matching test)
        Tes menjodohkan merupakan tes yang terdiri dari satu seri pertanyaan
        dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai
        jawabannya yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas testee adalah
        mencari dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga sesuai atau
        cocok dengan pertanyaannya.
     d. Tes isian (completion test)




10    Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
Tes isian merupakan tes yang terdiri dari kalimat-kalimat yang ada
          bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan harus
          diisi oleh testee.




F. Langkah-Langkah untuk Menyusun Tes
  1. Menetapkan tujuan tes
       Sebelum tes dibuat, hendaknya tujuan pembuatan tes harus jelas seperti tes
       yang bertujuan untuk mengadakan seleksi, mendiagnosis kesulitan belajar
       siswa, dan lain sebagainya.
  2. Analisis kurikulum
       Analisis kurikulum bertujuan untuk menentukan bobot setiap pokok
       bahasan yang akan dijadikan dasar dalam menentukan jumlah item atau
       butir soal untuk setiap pokok bahasan soal objektif atau bobot soal untuk
       bentuk uraian, dalam membuat kisi-kisi tes sesuai dengan kurikulum yang
       berlaku.
  3. Analisis buku pelajaran dan sumber dari materi belajar lainnya
       Analisis buku pelajaran dan sumber dari materi belajar lainnya bertujuan
       untuk menentukan bobot setiap pokok bahasan berdasarkan jumlah
       halaman materi yang termuat dalam buku pelajaran atau sumber materi
       belajar lainnya dengan harapan dapat mencakup seluruh construct atau
       content yang diajarkan.
  4. Membuat kisi-kisi
       Kisi bermanfaat untuk menjamin sampel soal yang baik yaitu mencakup
       semua pokok bahasan secara proporsional. Sebuah kisi-kisi memuat
       jumlah butir yang harus dibuat untuk setiap bentuk soal dan setiap pokok
       bahasan serta untuk setiap aspek kemampuan yang hendak diukur.
  5. Penulisan Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
       Penulisan TIK harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan yang
       mencerminkan tingkah laku siswa.
  6. Penulisan soal



  11    Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
Banyaknya butir soal yang harus dibuat untuk setiap bentuk soal dan untuk
     setiap pokok bahasan, serta untuk setiap aspek kemampuan yang hendak
     diukur harus disesuaikan dengan yang tercantum dalam kisi-kisi.
7. Reproduksi tes terbatas
     Tes yang sudah dibuat diperbanyak dalam jumlah yang cukup menurut
     jumlah sampel uji-coba atau peserta yang akan mengerjakan tes tersebut
     dalam suatu kegiatan uji-coba tes.
8. Uji-coba tes
     Tes yang sudah dibuat dan sudsah direproduksi atau diperbanyak itu diuji-
     cobakan kepada sejumlah sampel yang telah ditentukan. Sampel uji-coba
     harus mempunyai karakteristik yang kurag lebih sama dengan karakteristik
     peserta tes sesungguhnya.
9. Analisis hasil uji-coba
     Berdasarkan data hasil uji-coba dilakukan analisis, terutama analisis butir
     soal yang meliputi validita butir, tingkat kesukaran, dan fungsi pengecoh.
     Soal-soal yang tidak valid akan didrop dan soal-soal yang valid akan
     ditetapkan untuk dipakai atau dirakit menjadi suatu tes yang valid.
10. Revisi soal
     Soal-soal    yang    valid   berdasarkan     kriteria   validitas     empirik
     dikonfirmasikan dengan kisi-kisi. Apabila soal-soal tersebut sudah
     memenuhi syarat dan telah mewakili semua materi yang akan diujikan,
     soal-soal tersebut selanjutnya dirakit menjadi sebuah tes, tetapi apabila
     soal-soal yang valid belum memenuhi syarat berdasrkan hasil konfirmasi
     dengan kisi-kisi maka dapat dilakukan perbaikan terhadap beberapa soal
     yang diperlukan.
11. Merakit soal menjadi tes
     Soal-soal yang valid dan telah mencerminkan semua pokok bahasan serta
     aspek kemampuan yang hendak diukur dapat dirakit menjadi sebuah tes
     yang valid. Urutan soal dalam suatu tes pada umumnya dilakukan menurut
     tingkat kesukaran soal, yaitu dari soal mudah sampai soal yang sulit.




12    Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
DAFTAR PUSTAKA




Arikunto, S. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:
     Bumi Aksara.

Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. (2008). KBBI Daring. Dipetik Februari 07, 2012, dari Pusat Bahasa
     Departemen                       Pendidikan                   Nasional:
     http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php

Muljono, D. d. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT
     Grasindo.

Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo
     Persada.

Suryanto, A. (2007). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas
     terbuka.




   13   Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan

Recomendados

Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah von
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahStrategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahHariyatunnisa Ahmad
8.3K views115 Folien
Contoh rubrik penilaian psikomotorik von
Contoh rubrik penilaian psikomotorikContoh rubrik penilaian psikomotorik
Contoh rubrik penilaian psikomotorikMuhammad Idris
20.8K views5 Folien
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan von
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatanEvaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatanUHN
10.6K views23 Folien
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP von
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMPRPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMPAjeng Rizki Rahmawati
28.7K views17 Folien
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK von
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKPENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKcandraabdillah1
5.8K views43 Folien
Penilaian ranah afektif von
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifEdi Candra
69.8K views28 Folien

Más contenido relacionado

Was ist angesagt?

Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH von
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHSoga Biliyan Jaya
65.8K views17 Folien
Teori hasil belajar Menurut Para Ahli von
Teori hasil belajar Menurut Para AhliTeori hasil belajar Menurut Para Ahli
Teori hasil belajar Menurut Para AhliIslamuddin Syam
55.9K views3 Folien
1. kisi kisi zat aditif makanan von
1. kisi kisi zat aditif makanan1. kisi kisi zat aditif makanan
1. kisi kisi zat aditif makananElsa S Pujiantari Husin
2.7K views11 Folien
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif von
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifNaita Novia Sari
27.9K views31 Folien
Skala sikap von
Skala sikapSkala sikap
Skala sikapPristiadi Utomo
13.3K views1 Folie
Teknik penilaian sikap (afektif) 2016 von
Teknik penilaian sikap (afektif) 2016Teknik penilaian sikap (afektif) 2016
Teknik penilaian sikap (afektif) 2016FITK UIN Sunan Kalijaga
8.1K views117 Folien

Was ist angesagt?(20)

Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH von Soga Biliyan Jaya
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Soga Biliyan Jaya65.8K views
Teori hasil belajar Menurut Para Ahli von Islamuddin Syam
Teori hasil belajar Menurut Para AhliTeori hasil belajar Menurut Para Ahli
Teori hasil belajar Menurut Para Ahli
Islamuddin Syam55.9K views
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif von Naita Novia Sari
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Naita Novia Sari27.9K views
Aspek aspek penilaian dalam pembelajaran ips von Aprian Hidayat
Aspek aspek penilaian dalam pembelajaran ipsAspek aspek penilaian dalam pembelajaran ips
Aspek aspek penilaian dalam pembelajaran ips
Aprian Hidayat6.8K views
Tugas 4 evaluasi pembelajaran pkn von Nina Ruspina
Tugas 4 evaluasi pembelajaran pknTugas 4 evaluasi pembelajaran pkn
Tugas 4 evaluasi pembelajaran pkn
Nina Ruspina21.3K views
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD von dodikdomek
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
dodikdomek13.3K views
Kelompok 7 validitas dan reliabilitas von widdietyas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitasKelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitas
widdietyas3.6K views
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar von Kumala Lestari
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarTeknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Kumala Lestari78K views
Pp berpikir ilmiah von hiriza
Pp berpikir ilmiahPp berpikir ilmiah
Pp berpikir ilmiah
hiriza3.8K views
Bab 1.2. IPA Kelas 7 (Laboratorium IPA) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Suko... von ZainulHasan13
Bab 1.2. IPA Kelas 7 (Laboratorium IPA) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Suko...Bab 1.2. IPA Kelas 7 (Laboratorium IPA) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Suko...
Bab 1.2. IPA Kelas 7 (Laboratorium IPA) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Suko...
ZainulHasan137.3K views
Modul Hakikat Ilmu IPA Kurikulum Merdeka SMP Kelas 7.pdf von ZainulHasan13
Modul Hakikat Ilmu IPA Kurikulum Merdeka SMP Kelas 7.pdfModul Hakikat Ilmu IPA Kurikulum Merdeka SMP Kelas 7.pdf
Modul Hakikat Ilmu IPA Kurikulum Merdeka SMP Kelas 7.pdf
ZainulHasan134.1K views
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK MASA REMAJA SERTA IMPLIKASI... von Rarasenggar
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK MASA REMAJA SERTA IMPLIKASI...KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK MASA REMAJA SERTA IMPLIKASI...
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK MASA REMAJA SERTA IMPLIKASI...
Rarasenggar26.2K views
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup von Agnas Setiawan
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Agnas Setiawan67.3K views

Destacado

Ujian Quis - Miterm Test Agro Teknologi Unit B FP Unsam 2014 von
Ujian Quis - Miterm Test Agro Teknologi Unit B FP Unsam 2014Ujian Quis - Miterm Test Agro Teknologi Unit B FP Unsam 2014
Ujian Quis - Miterm Test Agro Teknologi Unit B FP Unsam 2014Ir. Zakaria, M.M
833 views1 Folie
Aneka kue tepung_pisang von
Aneka kue tepung_pisangAneka kue tepung_pisang
Aneka kue tepung_pisangIr. Zakaria, M.M
812 views4 Folien
Manusiaternak von
ManusiaternakManusiaternak
ManusiaternakIr. Zakaria, M.M
881 views8 Folien
Budidaya ternak kelinci von
Budidaya ternak kelinciBudidaya ternak kelinci
Budidaya ternak kelinciIr. Zakaria, M.M
168 views2 Folien
Fp unsam b 3844249 bab-2-1-uji-tanda von
Fp unsam b 3844249 bab-2-1-uji-tandaFp unsam b 3844249 bab-2-1-uji-tanda
Fp unsam b 3844249 bab-2-1-uji-tandaIr. Zakaria, M.M
631 views4 Folien
Fp unsam spss mm von
Fp unsam spss mmFp unsam spss mm
Fp unsam spss mmIr. Zakaria, M.M
437 views68 Folien

Destacado(20)

Ujian Quis - Miterm Test Agro Teknologi Unit B FP Unsam 2014 von Ir. Zakaria, M.M
Ujian Quis - Miterm Test Agro Teknologi Unit B FP Unsam 2014Ujian Quis - Miterm Test Agro Teknologi Unit B FP Unsam 2014
Ujian Quis - Miterm Test Agro Teknologi Unit B FP Unsam 2014
Ir. Zakaria, M.M833 views
Fp unsam 2009 teori distribusi sampling von Ir. Zakaria, M.M
Fp unsam 2009 teori distribusi samplingFp unsam 2009 teori distribusi sampling
Fp unsam 2009 teori distribusi sampling
Ir. Zakaria, M.M431 views
Buku 4 rambu-rambu_pelaksanaan_plpg von Ir. Zakaria, M.M
Buku 4 rambu-rambu_pelaksanaan_plpgBuku 4 rambu-rambu_pelaksanaan_plpg
Buku 4 rambu-rambu_pelaksanaan_plpg
Ir. Zakaria, M.M1.5K views
Kuliah budidaya peternakan dan perairan fp unsam 2010 von Ir. Zakaria, M.M
Kuliah budidaya peternakan dan perairan fp unsam 2010Kuliah budidaya peternakan dan perairan fp unsam 2010
Kuliah budidaya peternakan dan perairan fp unsam 2010
Ir. Zakaria, M.M1.2K views
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mns von Ir. Zakaria, M.M
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mnsPengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
Ir. Zakaria, M.M1.7K views
Fp unsam a bab 2-1-u ji-statistika-non-parametrik stain dan fp von Ir. Zakaria, M.M
Fp unsam a bab 2-1-u ji-statistika-non-parametrik stain dan fpFp unsam a bab 2-1-u ji-statistika-non-parametrik stain dan fp
Fp unsam a bab 2-1-u ji-statistika-non-parametrik stain dan fp
Ir. Zakaria, M.M351 views
Fp unsam 2009 sampling, estimasi dan pengukuran kepercayaan von Ir. Zakaria, M.M
Fp unsam 2009 sampling, estimasi dan pengukuran kepercayaanFp unsam 2009 sampling, estimasi dan pengukuran kepercayaan
Fp unsam 2009 sampling, estimasi dan pengukuran kepercayaan
Ir. Zakaria, M.M679 views
Analisisregresiiii sederhana presentasi fp unsam 2010 von Ir. Zakaria, M.M
Analisisregresiiii sederhana presentasi fp unsam 2010Analisisregresiiii sederhana presentasi fp unsam 2010
Analisisregresiiii sederhana presentasi fp unsam 2010
Ir. Zakaria, M.M284 views

Similar a Tes dalam-dunia-pendidikan1

Portofolio Evaluasi Pendidikan von
Portofolio Evaluasi PendidikanPortofolio Evaluasi Pendidikan
Portofolio Evaluasi PendidikanRizqiana Yogi Cahyaningtyas
5.8K views94 Folien
Jenis jenis tes von
Jenis jenis tesJenis jenis tes
Jenis jenis tesBudi Sticker
2.3K views10 Folien
Slide analisis butir tes dan nontes von
Slide analisis butir tes dan nontesSlide analisis butir tes dan nontes
Slide analisis butir tes dan nontesSmansabihu Aeknabara
3.9K views32 Folien
Tes von
TesTes
TesJajang Nur'alim
775 views20 Folien
Evaluasi(belajar&pembelajaran) von
Evaluasi(belajar&pembelajaran)Evaluasi(belajar&pembelajaran)
Evaluasi(belajar&pembelajaran)Afrina Astuti
1.5K views11 Folien
Makalah Tes dan Nontes von
Makalah Tes dan NontesMakalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan NontesRizqiana Yogi Cahyaningtyas
56K views29 Folien

Similar a Tes dalam-dunia-pendidikan1(20)

Evaluasi(belajar&pembelajaran) von Afrina Astuti
Evaluasi(belajar&pembelajaran)Evaluasi(belajar&pembelajaran)
Evaluasi(belajar&pembelajaran)
Afrina Astuti1.5K views
Pengertian evaluasi pendidikan von Hanapi Hasan
Pengertian evaluasi pendidikanPengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikan
Hanapi Hasan49.2K views
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 ) von Khaerul Kurniawan
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
Khaerul Kurniawan3.8K views
Konsep dasar evaluasi von apil73
Konsep dasar evaluasiKonsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasi
apil738.4K views
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn von Hadi Wahyono
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnMengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Hadi Wahyono23.9K views
Structured oral examination dr. yuni fitri hesti von Adinda Khana
Structured oral examination dr. yuni fitri hestiStructured oral examination dr. yuni fitri hesti
Structured oral examination dr. yuni fitri hesti
Adinda Khana79 views
Evaluasi pembelajaran von NDESA
Evaluasi pembelajaranEvaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
NDESA13.5K views

Más de Ir. Zakaria, M.M

Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika von
Presentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatikaPresentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatikaIr. Zakaria, M.M
2.2K views23 Folien
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan von
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanPresentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanIr. Zakaria, M.M
1.5K views23 Folien
Makalah kominfo von
Makalah kominfoMakalah kominfo
Makalah kominfoIr. Zakaria, M.M
2K views13 Folien
Makalah ketahanan pangan pdf von
Makalah ketahanan pangan pdfMakalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdfIr. Zakaria, M.M
1.1K views13 Folien
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo von
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfoPerbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfoIr. Zakaria, M.M
481 views16 Folien
Cover kominfo von
Cover kominfoCover kominfo
Cover kominfoIr. Zakaria, M.M
247 views1 Folie

Más de Ir. Zakaria, M.M(20)

Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika von Ir. Zakaria, M.M
Presentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatikaPresentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
Ir. Zakaria, M.M2.2K views
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan von Ir. Zakaria, M.M
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanPresentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Ir. Zakaria, M.M1.5K views
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo von Ir. Zakaria, M.M
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfoPerbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
Ir. Zakaria, M.M481 views
Makalah jpt pratama 2018 kominfo von Ir. Zakaria, M.M
Makalah jpt pratama 2018 kominfoMakalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
Ir. Zakaria, M.M17.1K views
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018 von Ir. Zakaria, M.M
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Ir. Zakaria, M.M8.4K views
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan von Ir. Zakaria, M.M
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhanDaftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Ir. Zakaria, M.M169 views
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh von Ir. Zakaria, M.M
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. AcehBahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Ir. Zakaria, M.M222 views
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa von Ir. Zakaria, M.M
Kuliah ke   3 program linear iain zck langsaKuliah ke   3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
Ir. Zakaria, M.M994 views
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa von Ir. Zakaria, M.M
Kuliah ke   2 program linear iain zck langsaKuliah ke   2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
Ir. Zakaria, M.M1.7K views
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat von Ir. Zakaria, M.M
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empatStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Ir. Zakaria, M.M740 views
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam... von Ir. Zakaria, M.M
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
Ir. Zakaria, M.M1.6K views
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya von Ir. Zakaria, M.M
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanyaStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Ir. Zakaria, M.M282 views

Tes dalam-dunia-pendidikan1

  • 1. TES DALAM DUNIA PENDIDIKAN A. Pengertian Tes Istilah tes berasal dari bahasa Prancis Kuno yaitu “testum” yang berarti piring untuk menyisihkan logam mulia. Dalam bahasa Indonesia tes diterjemahkan sebagai ujian atau percobaan. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) Daring, tes berarti ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang. Adapun pengertian tes menurut beberapa ahli adalah: 1. Menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya yang berjudul Psychological Testing (Sudijono, 2008: 66), yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang objektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. 2. Menurut F.L. Goodeneough dalam Sudijono (2008: 67), tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain. 3. Menurut Norman dalam Djaali dan Muljono (2008: 7), tes merupakan salah satu prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematik, dan objektif yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. 4. Menurut Arikunto (2010: 53), tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. 5. Menurut Sudijono (2011: 67), tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) 1 Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
  • 2. dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengevaluasi individu maupun kelompok yang mempunyai standar objektif untuk mengamati satu atau lebih karakteristik seseorang yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Ada beberapa istilah yang terkait dengan tes, yaitu: 1. Tes: alat atau prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan tes. 2. Testing: saat pada waktu pelaksanaan tes. 3. Testee: responden atau individu yang sedang mengerjakan tes. 4. Tester: orang yang melaksanakan pengambilan tes terhadap para testee yang bertugas untuk: a. Mempersiapkan ruangan dan perlengkapan yang diperlukan. b. Membagikan lembaran tes dan alat-alat lain untuk mengerjakan. c. Menerangkan cara mengerjakan tes. d. Mengawasi testee mengerjakan tes. e. Memberikan tanda-tanda waktu. f. Mengumpulkan pekerjaan testee. g. Mengisi berita acara atau laporan yang diperlukan (jika ada). B. Fungsi Tes Beberapa fungsi tes dalam dunia pendidikan menurut Djaali dan Muljono (2008) adalah: 1. Sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa. Tes dimaksudkan untuk mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai siswa setelah menempuh proses belajar-mengajar dalam jangka waktu tertentu. 2 Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
  • 3. 2. Sebagai motivator dalam pembelajaran. Tes dianggap sebagai motivator ekstrinsik, yaitu siswa akan belajar lebih giat dan berusaha lebih keras untuk memperoleh nilai dan prestasi yang baik. 3. Sebagai upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran, ada tiga jenis tes yang perlu dibahas yaitu; tes penempatan, tes diagnostik, dan tes formatif. Ketiga jenis tes ini akan dijelaskan pada poin C. 4. Sebagai penentu berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan melaksanakan tes sumatif (dijelaskan pada poin C). C. Jenis-Jenis Tes 1. Berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan atau kemajuan siswa, yaitu: a. Tes seleksi (selection test). Tes seleksi digunakan untuk memilih atau menyeleksi siswa yang terbaik dari semua peserta tes, materinya berupa materi prasyarat untuk mengikuti program pendidikan yang akan diikuti oleh calon siswa. Tes seleksi dapat dilakukan secara lisan, secara tertulis, dengan tes perbuatan, dan dapat juga ketiganya dikombinasikan secara serempak. b. Tes awal (pre-test). Tes awal merupakan tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada siswa dengan tujuan unyk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh siswa. c. Tes akhir (post-test) Tes akhir merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dikuasi dengan sebaik-baiknya oleh siswa. Pada dasarnya materi pre-test sama dengan materi post-test. 3 Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
  • 4. d. Tes diagnostik (diagnostic test) Tes diagnostik merupakan tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat jenis kesukaran yang dihadapi oleh para siswa dalam mata pelajaran tertentu. Tes diagnostik dapat dilaksanakan dengan secara lisan, tertulis, perbuatan atau kombinasi dari ketiganya. e. Tes formatif (formative test) Tes formatif merupakan tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauh manakah siswa sudah memahami pelajaran setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu dan memperbaiki kualitas pembelajaran. Tes formatif bisa dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan program pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan dan dikenal dengan istilah ulangan harian. f. Tes sumatif (summative test) Tes sumatif merupakan tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan materi pelajaran atau satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan nilai yang menjadi lambang keberhasilan siswa setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. 2. Berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkapkan, yaitu: a. Tes intelegensi (intellegency test) Tes intelegensi merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan atau memprediksi kecerdasan seseorang. b. Tes kemampuan (aptitude test) Tes kemampuan merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee. c. Tes sikap (attitude test) Tes sikap merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk 4 Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
  • 5. melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. d. Tes kepribadian (personality test) Tes kepribadian merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkapkan dengan ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriyah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi, bentuk tubuh, cara bergaul, cara mengatasi masalah, kesenangan, dan lain sebagainya. e. Tes hasil belajar (achievement test) Tes hasil belajar merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap tingkat pencapaian terhadap tujuan pembelajaran atau prestasi belajar. 3. Berdasarkan dari banyaknya peserta yang mengikuti tes, yaitu: a. Tes individual (individual test) Tes individual merupakan tes dimana tester hanya berhadapan dengan satu orang testee saja. b. Tes kelompok (group test) Tes kelompok merupakan tes dimana tester berhadapan dengan lebih dari satu orang testee. 4. Berdasarkan waktu yang disediakan bagi testee untuk melaksanakan tes, yaitu: a. Power test Power test merupakan tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tidak terbatas. b. Speed test Speed test merupakan tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes dibatasi. 5. Berdasarkan bentuk responnya, yaitu: a. Tes verbal (verbal test) Tes verbal merupakan tes yang menghendaki jawaban yang tertuang dalam bentuk kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun tertulis. 5 Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
  • 6. b. Tes non-verbal (non-verbal test) Tes non-verbal merupakan tes yang menghendaki jawaban bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku. 6. Berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawaban, yaitu: a. Tes tertulis (pencil and paper test) Tes tertulis merupakan tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawabannnya juga secara tertulis. b. Tes lisan (non-pencil and paper test) Tes lisan merupakan tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tidak tertulis (lisan) dan testee memberikan jawabannya juga tidak tertulis. D. Karakteristik Tes yang Baik Arikunto (2010) menyatakan bahwa suatu tes dapat dikatakan sebagai alat pengukur yang baik jika memenuhi karakteristik berikut ini yaitu: 1. Memiliki validitas Tes dikatakan memiliki validitas jika tes tersebut dengan secara tepat, secara benar, secara shahih, atau secara absah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, yaitu mengukur hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Untuk menganalisis validitas suatu tes dapat dianalisis secara logika (logical analysis) dan secara empirik (empirical analysis). 2. Memiliki reliabilitas Tes dikatakan memiliki reliabilitas jika hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subjek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap atau sifatnya ajeg dan stabil. Dengan kata lain, tes memiliki reliabel jika nilai-nilai yang diperoleh para testee adalah stabil kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja ujian itu dilaksanakan, diperiksa dan dinilai. 6 Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
  • 7. 3. Memiliki objektivitas Tes dikatakan memiliki objektivitas jika tes tersebut disusun dan dilaksanakan menurut tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan, bukan atas kemauan dan kehendak dari tester, serta dalam pemberian skor dan penentuan nilai harus terhindar dari unsur-unsur subjektivitas tester. 4. Memiliki praktikabilitas Tes dikatakan memiliki praktikabilitas jika tes tersebut praktis (mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk- petunjuk yang jelas) dan mudah mudah pengadministrasiannya. 5. Memiliki ekonomis Tes dikatakan memiliki ekonomis jika pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga banyak, dan waktu yang lama. Adapun beberapa kelemahan dalam pelaksanaan tes menurut Gilbert Sax dalam Arikunto (2010) adalah: 1. Adakalanya tes (secara psikologis terpaksa) menyinggung pribadi seseorang (walaupun tidak disengaja demikian), misalnya dalam perumusan soal, pelaksanaan, maupun pengumuman hasil. 2. Tes menimbulkan kecemasan sehingga mempengaruhi hasil belajar yang murni. 3. Tes mengkategorikan siswa secara tetap. 4. Tes tidak mendukung kecemerlangan dan daya kreasi siswa. 5. Tes hanya mengukur aspek tingkah laku yang sangat terbatas. E. Bentuk-Bentuk Tes 1. Tes uraian (essay test) Tes uraian merupakan sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian-uraian kata-kata dengan tujuan ingin mengungkapakan daya ingat dan pemahaman testee terhadap materi pelajaran yang ditanyakan dalam tes dan ingin mengungkapakan daya ingat testee dalam memahami berbagai macam konsep dan aplikasinya. 7 Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
  • 8. Ciri-ciri pertanyaan tes uraian adalah didahului dengan kata-kata seperti uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan lain sebagainya. Banyaknya soal pada soal uraian tidak banyak, yaitu sekitar 5- 10 soal dalam waktu kira-kira 90-120 menit. Keunggulan-keunggulan tes uraian adalah sebagai berikut: a. Mudah disiapkan dan disusun b. Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung- untungan. c. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menysusun dalam bentuk kalimat yang bagus. d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri. e. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang diteskan. Kelemahan-kelemahan tes uraian adalah sebagai berikut: a. Kadar validitas dan reliabilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai. b. Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas). c. Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif, seperti adanya hallo effect, adanya efek bawaan (carry over effect), efek urutan pemeriksaan (order effect), pengaruh penggunakaan bahasa, pengaruh tulisan tangan, dan lain sebagainya. d. Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai. e. Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakili kepada orang lain. Petunjuk penyusunan tes uraian adalah sebagai berikut: a. Hendaknya soal-soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang diteskan, dan kalau mungkin disusun soal yang sifatnya komprehensif. 8 Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
  • 9. b. Hendaknya soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku atau catatan. c. Pada waktu menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapai dengan kunci jawaban serta pedoman penilaiannya. d. Hendaknya diusahakan agar pertanyaannya bervariasi agar dapat diketahui lebih jauh penguasaan siswa terhadap bahan. e. Hendaknya rumusan soal dibuat sedemikian rupa sehingga mudah difahami oleh tercoba. f. Hendaknya ditegaskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh penyusun tes. Oleh karena itu, pertanyaan tidak boleh terlalu umum, tetapi harus spesifik. Contoh: 2. Tes objektif (objective test) Tes objektif merupakan tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Banyaknya soal pada soal objektif lebih banyak dari soal uraian yaitu sekitar 30 – 40 soal dalam waktu kira-kira 60 menit. Keunggulan-keunggulan tes objektif adalah sebagai berikut: a. Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa. b. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi. c. Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain. d. Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi. Kelemahan-kelemahan tes objektif adalah sebagai berikut: a. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes uraian karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan- kelemahan yang lain. 9 Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
  • 10. b. Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi. c. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan. d. Kersama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih tinggi. Adapun cara mengatasi kelemahan-kelemahan pada soal objektif adalah: a. Kesulitan menyusun tes objektif dapat diatasi dengan jalan banyak berlatih terus menerus hingga betul-betul mahir. b. Menggunakan tabel spesifikasi untuk mengatasi kesalahan pada`poin a dan b. c. Menggunakan norma (standar) penilaian yang memperhitungkan faktor tebakan (guessing) yang bersifat spekulatif itu. Macam-macam tes objektif, yaitu: a. Tes benar-salah (true-fals test) Tes benar-salah merupakan tes yang berupa pernyataan-pernyataan (statement) yang mengandung dua kemungkinan jawaban yaitu benar atau salah, dan testee diminta menentukan pendapatnya mengenai pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan petunjuk pengerjaannya. b. Tes pilihan ganda (multiple choice test) Tes pilihan ganda merupakan tes yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. c. Tes menjodohkan (matching test) Tes menjodohkan merupakan tes yang terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawabannya yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas testee adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya. d. Tes isian (completion test) 10 Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
  • 11. Tes isian merupakan tes yang terdiri dari kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan harus diisi oleh testee. F. Langkah-Langkah untuk Menyusun Tes 1. Menetapkan tujuan tes Sebelum tes dibuat, hendaknya tujuan pembuatan tes harus jelas seperti tes yang bertujuan untuk mengadakan seleksi, mendiagnosis kesulitan belajar siswa, dan lain sebagainya. 2. Analisis kurikulum Analisis kurikulum bertujuan untuk menentukan bobot setiap pokok bahasan yang akan dijadikan dasar dalam menentukan jumlah item atau butir soal untuk setiap pokok bahasan soal objektif atau bobot soal untuk bentuk uraian, dalam membuat kisi-kisi tes sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 3. Analisis buku pelajaran dan sumber dari materi belajar lainnya Analisis buku pelajaran dan sumber dari materi belajar lainnya bertujuan untuk menentukan bobot setiap pokok bahasan berdasarkan jumlah halaman materi yang termuat dalam buku pelajaran atau sumber materi belajar lainnya dengan harapan dapat mencakup seluruh construct atau content yang diajarkan. 4. Membuat kisi-kisi Kisi bermanfaat untuk menjamin sampel soal yang baik yaitu mencakup semua pokok bahasan secara proporsional. Sebuah kisi-kisi memuat jumlah butir yang harus dibuat untuk setiap bentuk soal dan setiap pokok bahasan serta untuk setiap aspek kemampuan yang hendak diukur. 5. Penulisan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Penulisan TIK harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan yang mencerminkan tingkah laku siswa. 6. Penulisan soal 11 Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
  • 12. Banyaknya butir soal yang harus dibuat untuk setiap bentuk soal dan untuk setiap pokok bahasan, serta untuk setiap aspek kemampuan yang hendak diukur harus disesuaikan dengan yang tercantum dalam kisi-kisi. 7. Reproduksi tes terbatas Tes yang sudah dibuat diperbanyak dalam jumlah yang cukup menurut jumlah sampel uji-coba atau peserta yang akan mengerjakan tes tersebut dalam suatu kegiatan uji-coba tes. 8. Uji-coba tes Tes yang sudah dibuat dan sudsah direproduksi atau diperbanyak itu diuji- cobakan kepada sejumlah sampel yang telah ditentukan. Sampel uji-coba harus mempunyai karakteristik yang kurag lebih sama dengan karakteristik peserta tes sesungguhnya. 9. Analisis hasil uji-coba Berdasarkan data hasil uji-coba dilakukan analisis, terutama analisis butir soal yang meliputi validita butir, tingkat kesukaran, dan fungsi pengecoh. Soal-soal yang tidak valid akan didrop dan soal-soal yang valid akan ditetapkan untuk dipakai atau dirakit menjadi suatu tes yang valid. 10. Revisi soal Soal-soal yang valid berdasarkan kriteria validitas empirik dikonfirmasikan dengan kisi-kisi. Apabila soal-soal tersebut sudah memenuhi syarat dan telah mewakili semua materi yang akan diujikan, soal-soal tersebut selanjutnya dirakit menjadi sebuah tes, tetapi apabila soal-soal yang valid belum memenuhi syarat berdasrkan hasil konfirmasi dengan kisi-kisi maka dapat dilakukan perbaikan terhadap beberapa soal yang diperlukan. 11. Merakit soal menjadi tes Soal-soal yang valid dan telah mencerminkan semua pokok bahasan serta aspek kemampuan yang hendak diukur dapat dirakit menjadi sebuah tes yang valid. Urutan soal dalam suatu tes pada umumnya dilakukan menurut tingkat kesukaran soal, yaitu dari soal mudah sampai soal yang sulit. 12 Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. (2008). KBBI Daring. Dipetik Februari 07, 2012, dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional: http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php Muljono, D. d. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo. Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Suryanto, A. (2007). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas terbuka. 13 Tes dalam Dunia Pendidikan | Shahibul Ahyan