SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 41
Angga Hermawan 
Agung Prasteyo 
Nurul Hilda
Menurut Sigmun Freud kehidupan mental 
terbagi menjadi 2 tingkat : 
 Alam tidak sadar 
 Alam tidak Sadar  tempat bagi segala dorongan 
 Alam bawah sadar  memuat elemen yang tidak 
disadari tetapi bisa muncul dalam kesadaran 
yang cepat/ sungkar.
 Alam Sadar  elemen-elemen mental yang 
setiap saat berada dalam kesadaran. 
Pintu masuk yang dapat dilalui oleh pikiran agar 
masuk ke alam sadar. 
 Kesadaran perseptual  perantara bagi persepsi 
kita tentang stimulus dari luar. 
 Alam sadar  struktur mental yang mencangkup 
gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari 
alam bawah sadar maupun gambarab-gambaran 
yang membuat cemas.
Menurut Sigmund Freud wilayah pikiran di 
bagi menjadi : 
 Das Es (id)  berisikan motifasi dan energy 
dasar, yang sering disebut insting atau 
stimulus. 
 Das Ich (ego)  sebagai mediator antara id 
dengan kondisi lingkungan/dunia luar dan 
berorientasi pada prinsip realita. 
 Das Uber-Ich (super ego)  mewakili aspek-aspek 
moral dan ideal dari kepribadian 
serta dikendalikan oleh prinsip-prinsip 
moralitas dan idealis.
 Id berfungsi untuk : 
 Meredam ketegangan 
 Memperoleh kepuasan hasrat-hasrat dasar 
 Proses yang pertama yaitu tindakan-tindakan 
refleks adalah suatu bentuk tingkah laku atau 
tindakan yang mekanisme kerjanya otomatis 
dan segera. Proses yang kedua adalah proses 
sekunder, yaitu dengan membentuk bayangan 
dari objek tertentu yang bisa mengurangi 
ketegangan 
 Misalnya kalau orang lapar lalu membayangkan 
makanan. Cara semacam ini tidak mungkin 
dipertahankan, kemudian dibutuhkan aspek lain, 
untuk menghubungkan dengan dunia objektif 
yaitu das Ich.
 Ego dikendalikan oleh prinsip kenyataan yang 
berusaha menggatikan prinsip kesenangan milik 
id. 
 Ego dapat membuat keputusan yang bersifat 
sadar, bersifat bawah sadar, dan bersifat tidak 
sadar. 
 Contohnya : ego seorang wanita. Secara sadar, 
memotivasinya untuk memilih pakaian yang 
dijahit rapi dan sangat licin karena ia merasa 
nyaman berbusana seperti itu. Pada saat yang 
sama. Ia mungkin ingat samar-samar (secara 
bawah sadar) bahwa sebelumnya ia pernah 
dipuji karena memilih pakaian yang bagus. Selain 
itu ia barangkali termotifasi secara tidak sadar 
untuk berprilaku sangat rapi dan teratur karena 
pengalamannya dimasa kecil.
 Super ego memiliki 2 subsistem yaitu : 
 Suara Hati  lahir dari pengalaman-pengalaman 
mendaptkan hukuman atas prilaku yang tidak pantas dan 
mengajari kita tentang hal-hal yang sebaiknya tidak 
dilakukan. 
 Ego Ideal  berkembang dari pengalaman mendapatkan 
imbalan atas prilaku yang tepat dan mengarahkan kita 
pada hal-hal yang sebaiknya dilakukan. 
 Freud mengaris bawahi bahwa antar wilayah pikiran 
tersebut tidaklah dipisahkan secara tegas maupun maupun 
dibagi oleh sekat yang jelas. Bagi sebagian orang super ego 
berkembang setelah masa kanak-kanak. Sedangkan bagi 
yang lain super ego mendominasi kepribadian lewat rasa 
bersalah dan perasaan inferior. Sedangkan bagi yang lain 
ego dan super ego bergantian mengendalikan kepribadian 
sehingga mengakibatkan mood berfluktuasi secara ektrem 
dan muncul rasa percaya diri dan rasa menghukum muncul 
bergantian. Pada individu yang sehat id dan super ego 
terintegrasi kedalam ego yang berfungsi baik dan 
beroperasi harmonis dengan konflik yang minim.
Dorongan-dorongan (instink) 
Berbagai macam dorongan dapat di bagi menjadi 2 
katagori, yaitu : 
Eros  Insting hidup  Seks 
Thanatos  Insting mati  Agresi dan Distraksi 
Setiap dorongan memiliki 2 ciri khusus yaitu 
ciri konservatif  menggunakan sedikit energi 
ciri repetitif  dilakukan berulang ulang
Setiap dorongan dasar (Instinct) memiliki 
karakteristik : 
 Desakan  besar kekuatan dari dorongan 
ke luar 
 Sumber  bagian tubuh yang mengalami 
ketegangan atau rangasangan 
 Tujuan  memperoleh kepuasan atau 
menghilangkan ketegangan 
 Object  orang atau benda yang 
dijadikan alat memperoleh 
tujuan
 Tujuan dorongan seksual adalah kesenangan, 
tetapi kesenangan ini tidak terbatas pada 
pemuasan genital. 
• Zona Erogenus  Mulut dan Anus 
 Tujuan utama dari dorongan seksual tidak 
bisa diubah tapi pencapaian tujuan tersebut 
dapat bervariasi
 Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri 
sendiri yang berlebihan. Narsisme terbagi 
menjadi 2 yaitu: 
 Narsisme pertama  dimana bayi selalu berpusat 
pada diri semdiri, dengan libido mereka yang 
tertanam secara ekslusif dalam ego mereka sendiri. 
 Narsisme Sekunder  seiring denga perkembangan 
ego, anak-anak mulai mengembangkan ketertarikan 
kepada orang lain. Dalam bahasa Freud, libido 
narsistik ditransformasikan kepada libido objek. 
Namun selama pubertas, para remaja justru 
mengarahkan libido mereka kembali kepada ego dan 
menjadi asik dengan penampilan dan ketertarikan 
kepada diri sendiri lainnya.
 Masokisme adalah kesenangan yang berasal 
dari rasa sakit fisik atau psikologis yang 
ditimbulkan pada diri sendiri baik oleh diri 
sendiri atau orang lain. Masokisme mungkin 
melibatkan pencambukan, pemukulan, 
perbudakan, dan penyerahan total kepada 
pasangan seksual yang lebih dominan. 
 Sadisme adalah kebutuhan akan kesenangan 
seksual dengan cara menimbulkan rasa sakit 
atau mempermalukan orang lain.
 Menurut Freud, tujuan dari dorongan destruktif 
yakni mengembalikan organisme pada kepada 
kondisi anorganis. Karena kondisi puncak adalah 
kematian, maka tujuan akhir dorongan agresif 
yakni penghancuran diri. 
 Dorongan agresif juga menjelaskan kebutuhan 
atau penghalang yang sudah dibangun manusia 
untuk mengandalikan agresi. Dalam hidup, 
impuls hidup dan mati secara konstan berperang 
satu sama lain untuk bisa meraih dominasi. 
Namun diwaktu yang bersamaan harus tunduk 
kepada prinsip realitas ego ynag 
merepresentasikan klain-kliam dunia luar.
 Menurut Freud (1933/1964), definisi 
kecemasan menekankan kondisi yang tidak 
menyenangkan, bersifat emosional dan 
sangat terasa kekuatannya, disertai sensasi 
fisik yang memperingatkan seseorang hidup 
terhadap bahaya. Dimana hanya ego yang 
dapat mendeteksi setiap jeis kecemasan, 
sedang id, superego hanya terlibat di salah 
satu dari tiga jenis kecemasan, yakni
 Kecemasan neurotis 
Maksudnya yakni kecemasan muncul karena 
kekhawatiran menganai bahaya yang tidak 
diketahui (dibawah sadar). Contohnya 
seseorang khawatir karena kehadiran 
seseorang guru, majikan karena sebelumnya 
mereka sudah mengalami perasaan-perasaan 
destruksi yang tak disadari terhadap salah 
satu atau kedua orang tua dimana taj=kut 
akan pemnghukuman.
 Kecemasan moralistis 
Kecemasan moralistis berasal dari konflik 
anter ego dan superego. Kecemasan ini juga 
bisa muncul karena kegagalan untuk bersikap 
secara konsisten dengan apa yang dianggap 
benar secara moral. Contohnya akan muncul 
dari godaan akan membuat dirinya keliru 
secara moral.
 Kecemasan realistis 
Yakni peradaan tidak tentu yang tidak 
menyenangkan terhadap bahaya yang bisa 
saja terjadi. Contohnya, kita dapat 
mengalami kecemasan realistis ketika berada 
di lalu lintas yayng padat dan bergerak cepat 
disebuag kota yang belum kita kenal, sebuah 
situasi yang berhadapan dengan bahaya 
objektif yang riil.
 Mekanisme pertahahan ego termasuk dalam teori 
psikoanalisis Sigmund Freud. Timbulnya 
mekanisme pertahanan ego tersebut, karena 
adanya kecemasan-kecemasan yang dirasakan 
individu. Maka, mekanisme pertahanan ego 
terkait dengan kecemasan individu. Adapun 
definisi kecemasan ialah perasaan terjepit atau 
terancam, ketika terjadi konflik yang menguasai 
ego Kecemasan-kecemasan ini ditimbulkan oleh 
ketegangan yang datang dari luar. Mekanisme 
pertahanan ego sebagai strategi yang digunakan 
individu untuk mencegah kemunculan terbuka 
dari dorongan-dorongan id maupun untuk 
menghadapi tekanan superego atas ego, dengan 
tujuan agar kecemasan bisa dikurangi atau 
diredakan .
 Represi 
 Pembentukan Reaksi 
 Pengalihan 
 Fiksasi 
 Regresi 
 Proyeksi 
 Introyeksi 
 Sublimasi
 Menurut Freud tahap perkembangan dapat 
dijelaskan menjadi : 
 Infantil Stage  4 tahun pertama, sangat 
mempengaruhi pembentukan kepribadian 
 Laten Stage  didominasi oleh penekanan 
aktifitas seksual oleh orang tua 
 Genital Stage  dimulainya kehidupan seksual 
 Maturity  struktur Id, Ego dan Super Ego 
yang mulai seimbang
 Infantil Stage 
 Freud membagi Infantil Stage dalam 3 
Fase yaitu : 
 Fase Oral  Mulut 
 Fase Anal  Anus 
 Fase Falik  Genital
 Fase oral terjadi pada bayi karena mulut 
merupakan organ pertama yang memberikan 
kesenangan 
 Tujuan Fase Oral  Mengambil atau menerima 
objek pilihan (puting susu) ke dalam tubuh bayi 
 Fase Oral mengalami 2 masa yaitu : 
 Masa Reseptif Oral  bayi memiliki nilai yang jelas 
terhadap objek yang memberinya kesenangan dan 
kebutuhan tanpa diganggu oleh frustasi dan 
kecemasan 
 Masa Sadistic Oral  bayi merespon dengan menggigit 
, mengoceh, tersenyum dan menangis dan pertahanan 
atas kecemasan dengan menghisap ibu jari
 Fase anal disebut juga sebagai sadistic-anal 
phase karena muncul dalam bentuk sadisme 
oral 
 Fase anal dibagi menjadi 2 subfase yaitu : 
 Anal Awal  memperoleh kepuasan dari 
menghilangkan atau merusak objek  bentuk 
frustasi dari latihan menggunakan toilet 
 Anal Akhir  memperoleh kepuasan dari feses 
yang dianggap hal yang berharga  jika di 
terima akan menjadi pribadi yang dermawan 
tetapi bila di tolak akan menjadi fondasi untuk 
karakter anal 
 Karakter anal  sikap serba teratur, keras 
kepala, dan kikir
 Freud meyakini bahwa anak perempuan, 
erotisme anal diawali dengan rasa iri akan 
penis selama tahap falikyang akhirnya di 
ekspresikan dengan melahirkan bayi 
 Pada tahap anal dan oral, tidak ada 
perbedaan mendasar antara perkembangan 
psikoseksual pada pria dan wanita. 
 Pada anak laki-laki dan perempuan dapat 
mengembangkan orientasi aktif maupun pasif 
 Orientasi Aktif  Kualitas Maskulin 
 Orientasi Pasif  Kualitas Feminin
 Fase Falik  perkembangan seksual dan rasa 
agresi serta fungsi genital menjadi zona 
erogen utama 
 Oedipus Complex  dorongan seksual 
terhadap orang tua yang berlainan jenis 
kelaminnya dan dorongan permusuhan 
terhadap orang tua yang sama jenis 
kelaminnya.
Ingin menjadi ayah 
 mengembangkan hasrat seksual 
untuk memiliki ibu (OC 
Sederhana) 
 OC Utuh 
 Kecemasan Kastrasi 
 Identifikasi kepada Ayah 
 Super Ego yang menggantikan 
OC seluruhnya
 Kompleks kastrasi (Iri akan 
penis) 
 Muncul hasrat seksual kepada 
ayah 
 Penyadaran bertahap dan 
hasrat OC akan hilang dengan 
sendirinya 
Identifkasi kepada ibu 
Super Ego yang lemah 
menggantikan OC yang hilang 
sebagian
 Periode ini dorongan seksual lebih banyak 
ditekan oleh orang tua dengan 
mengalihkannya kepada teman-teman, 
belajar, hobi, dll 
 Setelah mengalami supresi yang terus 
menerus oleh orang tua, guru akan muncul 
rasa malu, rasa bersalah dan moralitas untuk 
menghambat dorongan seksual
 Peningkatan dorongan seksual pada fase ini 
merupakan akibat dari adanya perubahan 
biokimia dan fisiologis 
 Mulut, anus dan wilayah yang memberikan 
rasa menyenangkan kini melengkapi genital, 
yang berkembang menjadi zona erogen yang 
paling penting
 Fase ini sebagai tambahan tahap genital, 
Freud melengkapinya dengan sebuah periode 
Kedewasaan Psikologis (tidak pernah 
terkonseptualisasi). Ini adalah tahapan yang 
dicapai setelah seorang melewati periode-periode 
perkembangan sebelumnya 
 Orang-orang yang matang secara psikologis 
akan melalui pengalaman masa kanak-kanak 
dan remaja dengan mengendalikan energi 
psikis dan dengan ego sebagai pusat dari 
alam sadar yang terus berkembang
 Membuat suatu hubungan kerjasama dg klien 
dan kemudian melakukan serangkaian 
kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. 
 Konselor memberikan perhatian kpd 
resistensi klien Sementara klien berbicara, 
konselor mendengarkan dan memberikan 
penafsiran yang memadai
 Teknik dalam terapeutik meliputi : 
 Asosiasi Bebas  suatu metode pemanggilan 
kembali pengalaman-pengalaman masa lampau 
dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan 
dengan situasi-situasi traumatik di masa lampau 
 Penafsiran suatu prosedur dasar dalam 
menganalisis asosiasi-asosiasi bebas, mimpi-mimpi, 
resistensi-resistensi, dan transferensi-transferensi 
 Analisis Mimpi  sebuah prosedur yang penting 
untuk menyingkap bahan yang tak disadari dan 
memberikan kepada klien pemahaman atas 
beberapa area masalah yang tidak terselesaikan
 Analsis Resistensi  memandang resistensi 
sebagai dinamika tak sadar yang digunakan oleh 
klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan 
yang tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat 
jika klien menjadi sadar atas dorongan-dorongan 
dan perasaan-perasaannya yang direpresi itu 
 Analisis Traferensi  teknik yang utama dalam 
psikoanalis, sebab mendorong klien untuk 
menghidupkan kembali masa lampaunya dalam 
terapi
 Freud meyakini bahwa kesalahan ucap, salah 
baca, salah menaruh barang, dan sejenak 
melupakan nama merupakan pengungkapan 
tujuan sebenarnya dari orang itu
 Neurosains mendukung teori psikoanalisis 
seperti : 
 Proses mental tidak sadar 
Kebanyakan ilmuwan dan filsuf mengakui adanya 
2 jenis kesadaran yaitu : 
Kesadaran Inti  core consciousness 
Kesadaran di perluas  extended consciousness 
Psikologi kognitif menjelaskan tentang proses 
mental yang tidak berada pada kesadaran tetapi 
tidak juga berada di bawah kendali kesadaran
 Kesenangan dan Id : Halangan dan Ego 
Neurosains  dorongan demi kesenangan berada 
pada batang otak dan sistem limbik (dophamin) 
Neourosains dorongan untuk tetap berpegang 
pada kenyataan berada pada lobus prefrontal
 Represi, halangan, dan mekanisme pertahanan 
Represi  hemisfer sebelah kanan 
Semakin seseorang memiliki gaya kepribadian 
yang represif, maka semakin lama mereka butuh 
waktu untuk mepresepsikan rangsangan 
 Penelitian tentang mimpi 
Mimpi dengan REM itu berbeda 
 Orang yang tidur dengan REM mengaku tidak bermimpi 
 Lesi otak pada batang otak tidak sepenuhnya 
menghilangkan mimpi tetapi lesi pada wilayah otak bisa 
sepenuhnya menghilahkan mimpi 
Objek yang disupresi lebih banyak timbul dalam mimpi 
daripada objek yang tidak disupresi 
Struktur otak yang bertanggung jawab terhadap mimpi 
adalah basal ganglia dan amygdala
 Determisme Vs Bebas Memilih 
 Kepribadian orang dewasa dibentuk masa kanak-kanak 
 Pesimisme Vs Optimisme 
 Biasanya kita tidak menyadari alasan dari 
perilaku atau kebencian kita terhadap orang lain 
 Kasualitas Vs Teleologi 
 Manusia secara kompulsi mengulang perilaku 
yang terasa aman dan tidak asing 
 Kesadaran Vs Ketidaksadaran 
 Manusia bergerak berdasarkan motivasi tidak 
sadar
 Pengaruh Sosial Vs Pengaruh Biologis 
 Percaya bahwa khayalan dan kecemasa pada 
masa bayi disebabkan oleh faktor biologis 
 Keunikan Vs Kesamaan 
 Evolusi masa lalu kemanusian membangkitkan 
banyak kesamaan di antara manusia akan tetapi 
pengalaman individu terutama masa kanak-kanak 
menciptakan kepribadian yang unik

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungVivia Maya Rafica
 
Kognisi sosial
Kognisi sosialKognisi sosial
Kognisi sosialelmakrufi
 
Psikologi maslow
Psikologi maslowPsikologi maslow
Psikologi maslowelmakrufi
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Umi Arifah
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungRatih Aini
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiTyaseta Sardjono
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenPertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenVivia Maya Rafica
 
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...yayuzuliantini25
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikAyu W. Shepty
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Mustaqim Furohman
 
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran ManusiaTingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusiapjj_kemenkes
 
Kebudayaan dan kepribadian
Kebudayaan dan kepribadianKebudayaan dan kepribadian
Kebudayaan dan kepribadiandaddhy04
 
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centeredHubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centeredNailiamani Aman
 

Was ist angesagt? (20)

Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
 
Kognisi sosial
Kognisi sosialKognisi sosial
Kognisi sosial
 
Psikologi maslow
Psikologi maslowPsikologi maslow
Psikologi maslow
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
 
PERSEPSI
PERSEPSIPERSEPSI
PERSEPSI
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenPertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
 
Peta kognitif
Peta kognitifPeta kognitif
Peta kognitif
 
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
 
Psikologi Emosi
Psikologi EmosiPsikologi Emosi
Psikologi Emosi
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)
 
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran ManusiaTingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
 
Kebudayaan dan kepribadian
Kebudayaan dan kepribadianKebudayaan dan kepribadian
Kebudayaan dan kepribadian
 
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centeredHubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
 
Ppt pendekatan psikoanalisis
Ppt pendekatan psikoanalisisPpt pendekatan psikoanalisis
Ppt pendekatan psikoanalisis
 
Teori Atribusi
Teori Atribusi Teori Atribusi
Teori Atribusi
 

Andere mochten auch

Teori Kepribadian Sigmund Freud
Teori Kepribadian Sigmund FreudTeori Kepribadian Sigmund Freud
Teori Kepribadian Sigmund Freudwancoker
 
Psikoanalisis (freud)
Psikoanalisis (freud)Psikoanalisis (freud)
Psikoanalisis (freud)masnasikin
 
PSV 3107 - Teori Psikoanalitik
PSV 3107 - Teori PsikoanalitikPSV 3107 - Teori Psikoanalitik
PSV 3107 - Teori Psikoanalitikartventure ipkt
 
Nota psikoanalitik
Nota psikoanalitikNota psikoanalitik
Nota psikoanalitikJohn Tan
 
Ppt Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Ppt Psikoanalisa dan Teori Belajar SosialPpt Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Ppt Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosialibnujabe
 
Dinamika kepribadian menurut sigmund freud
Dinamika kepribadian menurut sigmund freudDinamika kepribadian menurut sigmund freud
Dinamika kepribadian menurut sigmund freudelmakrufi
 
Teori sigmund freud
Teori sigmund freudTeori sigmund freud
Teori sigmund freudNurul Addy
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisapsepti22
 
Sigmund Freud
Sigmund FreudSigmund Freud
Sigmund Freudadamn22
 
Psikoanalisis shamil
Psikoanalisis shamilPsikoanalisis shamil
Psikoanalisis shamilShamil Damai
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freudelmakrufi
 
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar SosialTeori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosialibnujabe
 
Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)
Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)
Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1elmakrufi
 

Andere mochten auch (20)

Sigmund freud full
Sigmund freud fullSigmund freud full
Sigmund freud full
 
Teori Kepribadian Sigmund Freud
Teori Kepribadian Sigmund FreudTeori Kepribadian Sigmund Freud
Teori Kepribadian Sigmund Freud
 
Psikoanalisis (freud)
Psikoanalisis (freud)Psikoanalisis (freud)
Psikoanalisis (freud)
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
PSV 3107 - Teori Psikoanalitik
PSV 3107 - Teori PsikoanalitikPSV 3107 - Teori Psikoanalitik
PSV 3107 - Teori Psikoanalitik
 
Nota psikoanalitik
Nota psikoanalitikNota psikoanalitik
Nota psikoanalitik
 
Teori Sigmund Freud
Teori Sigmund FreudTeori Sigmund Freud
Teori Sigmund Freud
 
Ppt Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Ppt Psikoanalisa dan Teori Belajar SosialPpt Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Ppt Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
 
Dinamika kepribadian menurut sigmund freud
Dinamika kepribadian menurut sigmund freudDinamika kepribadian menurut sigmund freud
Dinamika kepribadian menurut sigmund freud
 
Teori sigmund freud
Teori sigmund freudTeori sigmund freud
Teori sigmund freud
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisa
 
Sigmund Freud
Sigmund FreudSigmund Freud
Sigmund Freud
 
Penyesuaian diri remaja
Penyesuaian diri remajaPenyesuaian diri remaja
Penyesuaian diri remaja
 
Psikoanalisis shamil
Psikoanalisis shamilPsikoanalisis shamil
Psikoanalisis shamil
 
Dinamika kepribadian
Dinamika kepribadianDinamika kepribadian
Dinamika kepribadian
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
 
Skripsi penuh
Skripsi penuhSkripsi penuh
Skripsi penuh
 
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar SosialTeori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
 
Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)
Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)
Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)
 
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
 

Ähnlich wie Freud dan Teori Psikoanalisis

Ähnlich wie Freud dan Teori Psikoanalisis (20)

Psikoanalisis
PsikoanalisisPsikoanalisis
Psikoanalisis
 
Struktur kepribadian
Struktur kepribadianStruktur kepribadian
Struktur kepribadian
 
Struktur kepribadian
Struktur kepribadianStruktur kepribadian
Struktur kepribadian
 
Teori psikoanalisis
Teori psikoanalisisTeori psikoanalisis
Teori psikoanalisis
 
Pertemuan ke 3
Pertemuan ke 3Pertemuan ke 3
Pertemuan ke 3
 
Makalah psikoanalisis (bk)
Makalah psikoanalisis (bk)Makalah psikoanalisis (bk)
Makalah psikoanalisis (bk)
 
Pendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisisPendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisis
 
Teori Tokoh Psikologi
Teori Tokoh PsikologiTeori Tokoh Psikologi
Teori Tokoh Psikologi
 
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)
 
Konsep dasar teori psikoanalisis.pptx
Konsep dasar teori psikoanalisis.pptxKonsep dasar teori psikoanalisis.pptx
Konsep dasar teori psikoanalisis.pptx
 
Copy of teori psikoanalitik
Copy of teori psikoanalitikCopy of teori psikoanalitik
Copy of teori psikoanalitik
 
BIMBINGAN DAN KAUSELING
BIMBINGAN DAN KAUSELINGBIMBINGAN DAN KAUSELING
BIMBINGAN DAN KAUSELING
 
Pendekatan psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisisPendekatan psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisis
 
Emosional psikologi
Emosional psikologiEmosional psikologi
Emosional psikologi
 
Psychoanalisa
PsychoanalisaPsychoanalisa
Psychoanalisa
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
 
Paradigma psikoanalisis
Paradigma psikoanalisisParadigma psikoanalisis
Paradigma psikoanalisis
 
Paradigma psikoanalisis
Paradigma psikoanalisisParadigma psikoanalisis
Paradigma psikoanalisis
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 

Kürzlich hochgeladen

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 

Freud dan Teori Psikoanalisis

  • 1. Angga Hermawan Agung Prasteyo Nurul Hilda
  • 2. Menurut Sigmun Freud kehidupan mental terbagi menjadi 2 tingkat :  Alam tidak sadar  Alam tidak Sadar  tempat bagi segala dorongan  Alam bawah sadar  memuat elemen yang tidak disadari tetapi bisa muncul dalam kesadaran yang cepat/ sungkar.
  • 3.  Alam Sadar  elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Pintu masuk yang dapat dilalui oleh pikiran agar masuk ke alam sadar.  Kesadaran perseptual  perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.  Alam sadar  struktur mental yang mencangkup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun gambarab-gambaran yang membuat cemas.
  • 4. Menurut Sigmund Freud wilayah pikiran di bagi menjadi :  Das Es (id)  berisikan motifasi dan energy dasar, yang sering disebut insting atau stimulus.  Das Ich (ego)  sebagai mediator antara id dengan kondisi lingkungan/dunia luar dan berorientasi pada prinsip realita.  Das Uber-Ich (super ego)  mewakili aspek-aspek moral dan ideal dari kepribadian serta dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralitas dan idealis.
  • 5.
  • 6.  Id berfungsi untuk :  Meredam ketegangan  Memperoleh kepuasan hasrat-hasrat dasar  Proses yang pertama yaitu tindakan-tindakan refleks adalah suatu bentuk tingkah laku atau tindakan yang mekanisme kerjanya otomatis dan segera. Proses yang kedua adalah proses sekunder, yaitu dengan membentuk bayangan dari objek tertentu yang bisa mengurangi ketegangan  Misalnya kalau orang lapar lalu membayangkan makanan. Cara semacam ini tidak mungkin dipertahankan, kemudian dibutuhkan aspek lain, untuk menghubungkan dengan dunia objektif yaitu das Ich.
  • 7.  Ego dikendalikan oleh prinsip kenyataan yang berusaha menggatikan prinsip kesenangan milik id.  Ego dapat membuat keputusan yang bersifat sadar, bersifat bawah sadar, dan bersifat tidak sadar.  Contohnya : ego seorang wanita. Secara sadar, memotivasinya untuk memilih pakaian yang dijahit rapi dan sangat licin karena ia merasa nyaman berbusana seperti itu. Pada saat yang sama. Ia mungkin ingat samar-samar (secara bawah sadar) bahwa sebelumnya ia pernah dipuji karena memilih pakaian yang bagus. Selain itu ia barangkali termotifasi secara tidak sadar untuk berprilaku sangat rapi dan teratur karena pengalamannya dimasa kecil.
  • 8.  Super ego memiliki 2 subsistem yaitu :  Suara Hati  lahir dari pengalaman-pengalaman mendaptkan hukuman atas prilaku yang tidak pantas dan mengajari kita tentang hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan.  Ego Ideal  berkembang dari pengalaman mendapatkan imbalan atas prilaku yang tepat dan mengarahkan kita pada hal-hal yang sebaiknya dilakukan.  Freud mengaris bawahi bahwa antar wilayah pikiran tersebut tidaklah dipisahkan secara tegas maupun maupun dibagi oleh sekat yang jelas. Bagi sebagian orang super ego berkembang setelah masa kanak-kanak. Sedangkan bagi yang lain super ego mendominasi kepribadian lewat rasa bersalah dan perasaan inferior. Sedangkan bagi yang lain ego dan super ego bergantian mengendalikan kepribadian sehingga mengakibatkan mood berfluktuasi secara ektrem dan muncul rasa percaya diri dan rasa menghukum muncul bergantian. Pada individu yang sehat id dan super ego terintegrasi kedalam ego yang berfungsi baik dan beroperasi harmonis dengan konflik yang minim.
  • 9.
  • 10. Dorongan-dorongan (instink) Berbagai macam dorongan dapat di bagi menjadi 2 katagori, yaitu : Eros  Insting hidup  Seks Thanatos  Insting mati  Agresi dan Distraksi Setiap dorongan memiliki 2 ciri khusus yaitu ciri konservatif  menggunakan sedikit energi ciri repetitif  dilakukan berulang ulang
  • 11. Setiap dorongan dasar (Instinct) memiliki karakteristik :  Desakan  besar kekuatan dari dorongan ke luar  Sumber  bagian tubuh yang mengalami ketegangan atau rangasangan  Tujuan  memperoleh kepuasan atau menghilangkan ketegangan  Object  orang atau benda yang dijadikan alat memperoleh tujuan
  • 12.  Tujuan dorongan seksual adalah kesenangan, tetapi kesenangan ini tidak terbatas pada pemuasan genital. • Zona Erogenus  Mulut dan Anus  Tujuan utama dari dorongan seksual tidak bisa diubah tapi pencapaian tujuan tersebut dapat bervariasi
  • 13.  Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Narsisme terbagi menjadi 2 yaitu:  Narsisme pertama  dimana bayi selalu berpusat pada diri semdiri, dengan libido mereka yang tertanam secara ekslusif dalam ego mereka sendiri.  Narsisme Sekunder  seiring denga perkembangan ego, anak-anak mulai mengembangkan ketertarikan kepada orang lain. Dalam bahasa Freud, libido narsistik ditransformasikan kepada libido objek. Namun selama pubertas, para remaja justru mengarahkan libido mereka kembali kepada ego dan menjadi asik dengan penampilan dan ketertarikan kepada diri sendiri lainnya.
  • 14.  Masokisme adalah kesenangan yang berasal dari rasa sakit fisik atau psikologis yang ditimbulkan pada diri sendiri baik oleh diri sendiri atau orang lain. Masokisme mungkin melibatkan pencambukan, pemukulan, perbudakan, dan penyerahan total kepada pasangan seksual yang lebih dominan.  Sadisme adalah kebutuhan akan kesenangan seksual dengan cara menimbulkan rasa sakit atau mempermalukan orang lain.
  • 15.  Menurut Freud, tujuan dari dorongan destruktif yakni mengembalikan organisme pada kepada kondisi anorganis. Karena kondisi puncak adalah kematian, maka tujuan akhir dorongan agresif yakni penghancuran diri.  Dorongan agresif juga menjelaskan kebutuhan atau penghalang yang sudah dibangun manusia untuk mengandalikan agresi. Dalam hidup, impuls hidup dan mati secara konstan berperang satu sama lain untuk bisa meraih dominasi. Namun diwaktu yang bersamaan harus tunduk kepada prinsip realitas ego ynag merepresentasikan klain-kliam dunia luar.
  • 16.  Menurut Freud (1933/1964), definisi kecemasan menekankan kondisi yang tidak menyenangkan, bersifat emosional dan sangat terasa kekuatannya, disertai sensasi fisik yang memperingatkan seseorang hidup terhadap bahaya. Dimana hanya ego yang dapat mendeteksi setiap jeis kecemasan, sedang id, superego hanya terlibat di salah satu dari tiga jenis kecemasan, yakni
  • 17.  Kecemasan neurotis Maksudnya yakni kecemasan muncul karena kekhawatiran menganai bahaya yang tidak diketahui (dibawah sadar). Contohnya seseorang khawatir karena kehadiran seseorang guru, majikan karena sebelumnya mereka sudah mengalami perasaan-perasaan destruksi yang tak disadari terhadap salah satu atau kedua orang tua dimana taj=kut akan pemnghukuman.
  • 18.  Kecemasan moralistis Kecemasan moralistis berasal dari konflik anter ego dan superego. Kecemasan ini juga bisa muncul karena kegagalan untuk bersikap secara konsisten dengan apa yang dianggap benar secara moral. Contohnya akan muncul dari godaan akan membuat dirinya keliru secara moral.
  • 19.  Kecemasan realistis Yakni peradaan tidak tentu yang tidak menyenangkan terhadap bahaya yang bisa saja terjadi. Contohnya, kita dapat mengalami kecemasan realistis ketika berada di lalu lintas yayng padat dan bergerak cepat disebuag kota yang belum kita kenal, sebuah situasi yang berhadapan dengan bahaya objektif yang riil.
  • 20.  Mekanisme pertahahan ego termasuk dalam teori psikoanalisis Sigmund Freud. Timbulnya mekanisme pertahanan ego tersebut, karena adanya kecemasan-kecemasan yang dirasakan individu. Maka, mekanisme pertahanan ego terkait dengan kecemasan individu. Adapun definisi kecemasan ialah perasaan terjepit atau terancam, ketika terjadi konflik yang menguasai ego Kecemasan-kecemasan ini ditimbulkan oleh ketegangan yang datang dari luar. Mekanisme pertahanan ego sebagai strategi yang digunakan individu untuk mencegah kemunculan terbuka dari dorongan-dorongan id maupun untuk menghadapi tekanan superego atas ego, dengan tujuan agar kecemasan bisa dikurangi atau diredakan .
  • 21.  Represi  Pembentukan Reaksi  Pengalihan  Fiksasi  Regresi  Proyeksi  Introyeksi  Sublimasi
  • 22.  Menurut Freud tahap perkembangan dapat dijelaskan menjadi :  Infantil Stage  4 tahun pertama, sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian  Laten Stage  didominasi oleh penekanan aktifitas seksual oleh orang tua  Genital Stage  dimulainya kehidupan seksual  Maturity  struktur Id, Ego dan Super Ego yang mulai seimbang
  • 23.  Infantil Stage  Freud membagi Infantil Stage dalam 3 Fase yaitu :  Fase Oral  Mulut  Fase Anal  Anus  Fase Falik  Genital
  • 24.  Fase oral terjadi pada bayi karena mulut merupakan organ pertama yang memberikan kesenangan  Tujuan Fase Oral  Mengambil atau menerima objek pilihan (puting susu) ke dalam tubuh bayi  Fase Oral mengalami 2 masa yaitu :  Masa Reseptif Oral  bayi memiliki nilai yang jelas terhadap objek yang memberinya kesenangan dan kebutuhan tanpa diganggu oleh frustasi dan kecemasan  Masa Sadistic Oral  bayi merespon dengan menggigit , mengoceh, tersenyum dan menangis dan pertahanan atas kecemasan dengan menghisap ibu jari
  • 25.  Fase anal disebut juga sebagai sadistic-anal phase karena muncul dalam bentuk sadisme oral  Fase anal dibagi menjadi 2 subfase yaitu :  Anal Awal  memperoleh kepuasan dari menghilangkan atau merusak objek  bentuk frustasi dari latihan menggunakan toilet  Anal Akhir  memperoleh kepuasan dari feses yang dianggap hal yang berharga  jika di terima akan menjadi pribadi yang dermawan tetapi bila di tolak akan menjadi fondasi untuk karakter anal  Karakter anal  sikap serba teratur, keras kepala, dan kikir
  • 26.  Freud meyakini bahwa anak perempuan, erotisme anal diawali dengan rasa iri akan penis selama tahap falikyang akhirnya di ekspresikan dengan melahirkan bayi  Pada tahap anal dan oral, tidak ada perbedaan mendasar antara perkembangan psikoseksual pada pria dan wanita.  Pada anak laki-laki dan perempuan dapat mengembangkan orientasi aktif maupun pasif  Orientasi Aktif  Kualitas Maskulin  Orientasi Pasif  Kualitas Feminin
  • 27.  Fase Falik  perkembangan seksual dan rasa agresi serta fungsi genital menjadi zona erogen utama  Oedipus Complex  dorongan seksual terhadap orang tua yang berlainan jenis kelaminnya dan dorongan permusuhan terhadap orang tua yang sama jenis kelaminnya.
  • 28. Ingin menjadi ayah  mengembangkan hasrat seksual untuk memiliki ibu (OC Sederhana)  OC Utuh  Kecemasan Kastrasi  Identifikasi kepada Ayah  Super Ego yang menggantikan OC seluruhnya
  • 29.  Kompleks kastrasi (Iri akan penis)  Muncul hasrat seksual kepada ayah  Penyadaran bertahap dan hasrat OC akan hilang dengan sendirinya Identifkasi kepada ibu Super Ego yang lemah menggantikan OC yang hilang sebagian
  • 30.  Periode ini dorongan seksual lebih banyak ditekan oleh orang tua dengan mengalihkannya kepada teman-teman, belajar, hobi, dll  Setelah mengalami supresi yang terus menerus oleh orang tua, guru akan muncul rasa malu, rasa bersalah dan moralitas untuk menghambat dorongan seksual
  • 31.  Peningkatan dorongan seksual pada fase ini merupakan akibat dari adanya perubahan biokimia dan fisiologis  Mulut, anus dan wilayah yang memberikan rasa menyenangkan kini melengkapi genital, yang berkembang menjadi zona erogen yang paling penting
  • 32.  Fase ini sebagai tambahan tahap genital, Freud melengkapinya dengan sebuah periode Kedewasaan Psikologis (tidak pernah terkonseptualisasi). Ini adalah tahapan yang dicapai setelah seorang melewati periode-periode perkembangan sebelumnya  Orang-orang yang matang secara psikologis akan melalui pengalaman masa kanak-kanak dan remaja dengan mengendalikan energi psikis dan dengan ego sebagai pusat dari alam sadar yang terus berkembang
  • 33.  Membuat suatu hubungan kerjasama dg klien dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.  Konselor memberikan perhatian kpd resistensi klien Sementara klien berbicara, konselor mendengarkan dan memberikan penafsiran yang memadai
  • 34.  Teknik dalam terapeutik meliputi :  Asosiasi Bebas  suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi-situasi traumatik di masa lampau  Penafsiran suatu prosedur dasar dalam menganalisis asosiasi-asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi-resistensi, dan transferensi-transferensi  Analisis Mimpi  sebuah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang tak disadari dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan
  • 35.  Analsis Resistensi  memandang resistensi sebagai dinamika tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan-dorongan dan perasaan-perasaannya yang direpresi itu  Analisis Traferensi  teknik yang utama dalam psikoanalis, sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi
  • 36.  Freud meyakini bahwa kesalahan ucap, salah baca, salah menaruh barang, dan sejenak melupakan nama merupakan pengungkapan tujuan sebenarnya dari orang itu
  • 37.  Neurosains mendukung teori psikoanalisis seperti :  Proses mental tidak sadar Kebanyakan ilmuwan dan filsuf mengakui adanya 2 jenis kesadaran yaitu : Kesadaran Inti  core consciousness Kesadaran di perluas  extended consciousness Psikologi kognitif menjelaskan tentang proses mental yang tidak berada pada kesadaran tetapi tidak juga berada di bawah kendali kesadaran
  • 38.  Kesenangan dan Id : Halangan dan Ego Neurosains  dorongan demi kesenangan berada pada batang otak dan sistem limbik (dophamin) Neourosains dorongan untuk tetap berpegang pada kenyataan berada pada lobus prefrontal
  • 39.  Represi, halangan, dan mekanisme pertahanan Represi  hemisfer sebelah kanan Semakin seseorang memiliki gaya kepribadian yang represif, maka semakin lama mereka butuh waktu untuk mepresepsikan rangsangan  Penelitian tentang mimpi Mimpi dengan REM itu berbeda  Orang yang tidur dengan REM mengaku tidak bermimpi  Lesi otak pada batang otak tidak sepenuhnya menghilangkan mimpi tetapi lesi pada wilayah otak bisa sepenuhnya menghilahkan mimpi Objek yang disupresi lebih banyak timbul dalam mimpi daripada objek yang tidak disupresi Struktur otak yang bertanggung jawab terhadap mimpi adalah basal ganglia dan amygdala
  • 40.  Determisme Vs Bebas Memilih  Kepribadian orang dewasa dibentuk masa kanak-kanak  Pesimisme Vs Optimisme  Biasanya kita tidak menyadari alasan dari perilaku atau kebencian kita terhadap orang lain  Kasualitas Vs Teleologi  Manusia secara kompulsi mengulang perilaku yang terasa aman dan tidak asing  Kesadaran Vs Ketidaksadaran  Manusia bergerak berdasarkan motivasi tidak sadar
  • 41.  Pengaruh Sosial Vs Pengaruh Biologis  Percaya bahwa khayalan dan kecemasa pada masa bayi disebabkan oleh faktor biologis  Keunikan Vs Kesamaan  Evolusi masa lalu kemanusian membangkitkan banyak kesamaan di antara manusia akan tetapi pengalaman individu terutama masa kanak-kanak menciptakan kepribadian yang unik