Makalah ini membahas teori psikologi analitik Carl Jung, termasuk struktur kepribadian menurut Jung, empat fungsi psikologis fundamental, dan dinamika kelompok psikis seperti kausalitas lawan teleologi, proses individuasi, dan fungsi transenden.
1. MAKALAH
PSIKOLOGI ANALITIK
Nama kelompok :
1. Ayu Rakhmawati (1112500208)
2. Azipatul Azipah (1112500010)
3. Citra Widya P (1112500076)
4. Yuli Listiowati (1112500055)
2. DASAR-DASAR TEORI ANALITIK JUNG
Teori kepribadian Jung dipandang sebagai
teori psikoanalitik karena tekanannya pada proses-
proses tak sadar, namun berbeda dalam sejumlah
hal penting dengan teori kepribadian Freud.
Menurut Jung, tingkah laku manusia ditentukan
tidak hanya oleh sejarah individu dan rasi
(kausalitas) tetapi juga oleh tujuan-tujuan dan
aspirasi-aspirasi (teleologi). Baik masa lampau
sebagai aktualitas maupun masa depan sebagai
potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku
orang sekarang.
3. STRUKTUR KEPRIBADIAN
1. Ego
2. Ketidaksadaran Pribadi
3. Ketidaksadaran Kolektif
4. Sikap kepribadian
5. fungsi psikologis fundamental
4. ADA EMPAT FUNGSI PSIKOLOGIS
FUNDAMENTAL
Pikiran.
Berpikir melibatkan ide-ide dan intelek. Dengan berpikir manusia
berusaha memahami hakikat manusia dan dirinya sendiri.
Perasaan.
Perasaan adalah fungsi evaluasi; Ia adalah nilai benda-benda,entah
bersifat positif maupun negatif,bagi subjek. Fungsi perasaan
memberikan kepada manusia pengalaman-pengalaman subjektifnya
tentang kenikmatan dan rasa sakit, amarah, ketakutan, kesedihan,
kegembiraan dan cinta.
Pendriaan.
Pendirian adalah fungsi perceptual atau fungsi kenyataan.Ia
menghasilkan fakta-fakta konkret atau bentuk-bentuk representasi dunia.
Intuisi.
Intuisi adalah persepsi melalui proses-proses tak sadar dan isi di bawah
ambang kesadaran. Orang yang intuitif melampaui fakta-fakta,
perasaan-perasaan dan ide-ide dalam mencari hakikat kenyataan.
5. DINAMIKA KELOMPOK DI BAGI MENJADI :
1. Energi psikis
2. Kausalitas versus Teleologi
3. Sinkronisitas
4. Hereditas
5. Tahap-tahap perkembangan
6. Progresi dan Regresi
7. Proses individuasi
8. Fungsi transenden
9. Sublimasi dan represi
10. Perlambangan
6. LANJUTAN. . .
Energi Psikis
Energi yang menjalankan fungsi kepribadian
disebut energi psikis(Jung,1948b). Energi psikis
merupakan menifestasi energi kehidupan, yakni
energi organisme sebagai sistem biologis. Energi
psikis lahir seperti semua energi vital lain,yakni dari
proses-proses metabolik tubuh.
Kausalitas versus Teleologi
Ide tentang tujuan yang membimbing dan
mengarahkan nasib manusia pada haikikatnya
merupakan penjelasan teleologis dan penjelasan
finalistis
7. . . .
Sinkronisitas
Gejala-gejala sinkronistik bisa dijelaskan
berdasarkan hakikat arkhetipe-arkhetipe. Arkhetipe
dikatakan bersifat psychoid yakni bersifat psikologis
dan fisik sekaligus.
Hereditas
Hereditas berkenaan dengan insting-insting biologis
yang menjalankan fungsi pemeliharaan diri dan
reproduksi.
Tahap-tahap perkembangan
Dalam tahun-tahun yang paling awal, libido di
salurkan dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan
supaya tetap hidup.
8. Progresi dan Regresi
Perkembangan dapat mengikuti gerak
maju, progesif, atau gerak mundur, regresif.
Proses individuasi
Perkembangan adalah mekarnya kebulatan asli
yang tidak berdiferensiasi yang dimiliki manusia
pada saat dilahirkan.
Fungsi transenden
Apabila keanekaragaman telah dicapai lewat
proses indiiduasi, maka sistem-sistem yang
berdiferensiasi itu kemudian diintegrasikan oleh
fungsi transenden ( Jung, 1916b ).
9. Sublimasi dan represi
Sublimasi bersifat progesif, represi bersifat regresif.
Sublimasi menyebabkab psikhe bergerak maju,
sedangakan represi menyebabkan psikhe bergerak
mundur
Perlambangan
Lambang dalam psikologi Jungian mempunyai dua
fungsi utama. Lambang merupakan usaha untuk
memuaskan impuls instingtif yang terhambat, di lain
pihak lambang merupakan perwujudan bahan
arkhetipe.
10. KESIMPULAN . . .
Pandangan Jung tentang kepribadian adalah
prospektif dalam arti bahwa ia melihat ke depan ke
arah garis perkembangan sang pribadi di masa
depan dan retrospektif dalam arti bahwa ia
memperhatikan masa lampau. Bagi Freud, hanya
ada pengulangan yang tak habis-habisnya atas
tema-tema insting sampai ajal menjelang. Bagi
Jung, ada perkembangan yang konstan dan sering
kali kreatif, pencarian ke arah keparipurnaan dan
kepenuhan, serta kerinduan untuk lahir kembali.