2. Dibagi 2;
1. Pengaruh pajak terhadap komposisi
produksi
2. Pengaruh pajak terhadap produksi
keseluruhan
• Pengaruh pajak thd produksi keseluruhan
dpt dilihat dari bekerja, menabung dan
investasi
• Dapat dianalisis lebih jauh dari kemampuan
dan kemauan bekerja, menabung dan
investasi
• Investasi : ekonomi dan sosial
3. 1. Kemampuan setiap orang untuk bekerja akan berkurang
apabila ia dikenai pajak yang dapat mengurangi efisiensi
kerjanya.
Bagi mereka yg mempunyai tingkat penghasilan yang
rendah hanya akan menurunkan tingkat efisiensi baik
bagi golongan orang dewasa maupun golongan anak-anak
pada masa yang akan datang, yg dikenakan baik pada
pajak langsung/PPH maupun tdk langsung/PPN.
2. Kemampuan untuk mengadakan tabungan jelas akan
berkurang .
• Orang yang terkena pajak penghasilan/pendapatan
kemampuannya untuk menabung akan berkurang sebesar
rupiah yang kena pajak.
4. Bagi orang-orang yang tergolong mempunyai
penghasilan yang rendah, pengenaan pajak tidak
akan mengurangi kemampuannya untuk menabung
karena memang biasanya mereka sudah tidak
mempunyai tabungan walaupun belum dikenakan
pajak. Sementara orang-orang yang berpenghasilan
menengah ke atas, pajak tidak akan mengurangi
kemampuannya untuk menabung, tetapi akan
dikurangkan dari konsumsinya.
3. Kemampuan untuk mengadakan investasi tergantung
pada sumber-sumber dana yang akan digunakan untuk
mengadakan investasi tersebut. Bahwa kemampuan
untuk mengadakan investasi akan berkurang dengan
adanya pajak yang mengurangi kemampuannya untuk
mengadakan tabungan.
5. pajak mempunyai pengaruh yang bersifat disinsentif
artinya mengurangi keinginan untuk bekerja, menabung
dan mengadkaan investasi bagi wajib pajak.
Tetapi masalah pengaruh pajak terhadap kemauan untuk
bekerja, menabung dan investasi tidaklah sesederhana itu.
Hanya pajak yang mempunyai sifat yang dikenakan secara
terus menerus akan berpengaruh terhadap keinginan untuk
bekerja, menabung dan investasi. Contohnya pajak
penghasilan dan pajak bumi dan bangunan.
Bagi sebagian orang pajak bukan menimbulkan suatu
disinsentif untuk bekerja, melainkan justru sebaliknya
ialah menimbulkan suatu insentif untuk bekerja yaitu
menyebabkan mereka lebih giat bekerja dari pada kalau
tidak ada atau sebelum adanya pajak. Sedangkan pajak
dapat menimbulkan disinsentif baik untuk mengadakan
tabungan maupun untuk mengadakan investasi.
6. Untuk melihat pengaruh pajak terhadap kemauan orang
untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi dapat
dibedakan dari sifat pajak, yaitu antara pajak progresif
dan pajak regresif. Pajak yang dikenakan terhadap
penghasilan dan tabungan akan sangat bersifat disinsentif
dan bahkan lebih disinsentif dari pada pajak yang
dikenakan terhadapa barang-barang yang dikonsumsi oleh
seseorang.
Jika semakin tinggi tingkat penghasilan seseorang akan
dikenai pajak yang semakin tinggi persentasenya
(progresif), maka ini akan sangat bersifat disinsentif.
Orang yang bersangkutan akan kurang berkehendak untuk
bekerja giat, karena apabila penghasilannya bertambah
sebagian besar hanya akan dipungut oleh pemerintah
dalam bentuk pajak. Dengan kata lain, pajak yang sifatnya
progresif akan lebih bersifat disinsentif dari pada pajak
yang sifatnya regresif.
7. Pajak dapat mengakibatkan adanya penyimpangan dalam
penggunaan faktor produksi, yaitu penggunaan yang
seharusnya dapat menghasilkan produksi yang maksimum
menuju ke arah penggunaan yang menghasilkan produksi
yang lebih sedikit. Oleh karenanya pajak yang dikenakan
jangan sampai mengakibatkan adanya penyimpangan
penggunaan faktor-faktor produksi.
Pajak yang dapat mengakibatkan adanya penyimpangan
dalam penggunaan faktor-faktor produksi terutama adalah
pajak yang dikenakan terhadap keuntungan-keuntungan
yang tidak diharapkan, peningkatan nilai tanah dan lain-
lain.
Cth pajak barang mewah: diharapkan akan menurunkan
konsumsi barang-barang mewah tersebut, sehingga terjadi
penggeseran penggunaan faktor-faktor produksi dari sektor
produksi barang mewah atau sektor impor barang mewah
ke sektor produksi barang-barang esensial atau impor
barang-barang esensial.
8. Pajak progresif adalah pajak yang dikenakan dengan persentase yang
semakin tinggi dengan semakin tinggi kemampuan membayar pajak atau
taxable capacity.
Jika pajak progresif dikenakan pada pendapatan kerja maka tenaga kerja
tersebut akan berkurang keinginannya untuk bekerja. Tenaga kerja
tersebut akan berkurang berkehendak untuk bekerja giat, sebab apabila
penghasilannya bertambah, maka sebagian besar hanya akan dipungut
oleh pemerintah saja. Jadi pajak progresif akan mengurangi insentif
untuk bekerja.
Pajak regresif akan menambah insentif kerja, karena dengan semakin
tingginya penghasilan yang diperoleh maka pajak yang harus dibayarkan
semakin rendah persentasenya. Para pekerja akan bekerja lebih giat agar
memperoleh penghasilan yang lebih besar.
9. Beberapa akibat yang timbul dari adanya
pajak penghasilan, yaitu :
1. Pemilihan lapangan kerja
Dalam hal ini pajak penghasilan dapat
mempengaruhi alokasi sumber daya dengan
mengubah penawaran tenaga kerja relatif
terhadap perbedaan pendapatan.
2. Tabungan
Tingkat hasil yang diharapkan (rate of return)
dari tabungan merupakan bagian dari
pendapatan dan oleh karenanya dikenakan
pajak. Secara kuantitatif pengaruh pajak
penghasilan terhadap tabungan belum
diketahui.