SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
Downloaden Sie, um offline zu lesen
IUPHHK RESTORASI EKOSISTEM
                            Di PROPINSI JAMBI dan SUMATERA SELATAN


    Latar Belakang

    Luas hutan alam dataran rendah di Sumatera antara tahun 1900 dan 1997 telah terjadi
    pengurangan sebesar 13,8 % dari 16 juta hektar yakni sebesar 2,2 juta hektar. Pada
    saat ini luas hutan alam dataran rendah di Sumatera bagian tengah yang berfungsi
    sebagai hutan produksi diperkirakan seluas 650.000 hektar. Apabila tanpa adanya upaya
    yang serius dan terarah dalam mengelola sisa hutan alam produksi tersebut, maka
    kelestarian hutan dataran Sumatera akan sangat terancam (Burung Indonesia, 2004).

    Memperhatikan hal tersebut Burung Indonesia bersama konsorsiumnya (Birdlife
    International dan RSPB) secara bersama-sama menggagas dan mengembangkan inisiatif
    Sumatera untuk menyelamatkan hutan dataran rendah Sumatera yang telah rusak dan
    tersisa melalui kegiatan restorasi ekosistem.

    Kegiatan restorasi ekosistem untuk hutan dataran rendah sumatera ini memiliki prospek
    yang bagus untuk dapat diimplementasikan, terlebih setelah pemerintah mengeluarkan
    kebijakan restorasi ekosistem pada hutan produksi guna mengembalikan unsur biotik
    dan abiotik pada kawasan hutan produksi sehingga tercapai keseimbangan hayati.
    Adapun peraturan penting yang mengatur pengelolaan restorasi hutan alam produksi
    telah dituangkan dalam :

    Peraturan Menteri Kehutanan nomor SK.159/Menhut-II/2004 tentang Restorasi
    Ekosistem di Kawasan Hutan Produksi dan Peraturan Menteri Kehutanan nomor
    P.18/Menhut-II/2004 tentang Kriteria Hutan Produksi yang Dapat Diberikan Izin Usaha
    Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam dengan Kegiatan Restorasi Ekosistem.
    Dan bahkan kedua peraturan tersebut saat ini telah dipayungi dengan Peraturan
    Pemerintah nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Selanjutnya, Menteri
    Kehutanan telah menunjuk areal seluas kurang lebih 101.355 hektar yang terletak di
    Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan sebagai areal Restorasi Ekosistem di
    Hutan Produksi, melalui Kepmenhut SK. No. 83/Menhut–II/2005.

    Untuk mewujudkan keinginan dalam upaya menyelamatkan hutan dataran rendah
    sumatera serta mendukung kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Departemen
    Kehutanan, Konsorsium Birdlife (Burung Indonesia (LSM di Indonesia yang bergerak
    dalam konservasi burung), RSPB (LSM di Inggris yang bergerak dalam konservasi
    burung) dan Birdlife International(organisasi kemitraan yang berpusat di Inggris dan
    bergerak dalam konservasi burung)) telah membentuk Yayasan KEHI (Konservasi
    Ekosistem Hutan Indonesia) yang focus pada kegiatan konservasi sumberdaya alam
    hayati dan penggunaan hasil hutan yang lestari yang mendukung kehidupan masyarakat
    tradisional tempatan disekitar hutan.

    Departemen Kehutanan telah memberikan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
    (IUPHHK) dalam rangka kegiatan restorasi ekosistem kepada PT. Restorasi Ekosistem
    Indonesia (PT. REKI) seluas 52.170 hektar melalui SK Menhut No. SK.293/Menhut-
    II/2007 tanggal 28 Agustus 2007 pada kelompok hutan S. Meranti dan S. Kapas,
    berlokasi di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan sisa areal


Harapan rainforest 021109                                                               1
seluas ± 49.170 Ha yang terletak di Provinsi Jambi, sampai dengan saat ini masih dalam
    proses kelengkapan UKL-UPL dan Areal Kerja.

    Dalam pengelolaan kawasan restorasi ekosistem tersebut, PT. REKI berkerjasama
    dengan Yayasan KEHI membentuk Unit Operasional Pengelola Kawasan Restorasi yang
    selanjutnya lebih dikenal dengan Unit Management Harapan Rainforest, sedangkan
    kawasan kelolanya disebut sebagai kawasan Harapan Rainforest. Melalui Unit
    Management Harapan Rainforest tujuan untuk mengembangkan, memanfaatkan dan
    mengelola secara berkelanjutan kawasan hutan produksi sehingga tercapai
    keseimbangan ekosistem dan masyarakat sekitar hutan yang sejahter.


Tujuan kegiatan restorasi ekosistem adalah :
    •    pemulihan dan peningkatan keanekaragaman tumbuhan ekosistem hutan alam,
    •    pemulihan dan peningkatan produktivitas hutan alam,
    •    pemulihan dan peningkatan kualitas habitat, khususnya habitat satwa pilihan (kunci),
    •    pemulihan keanekaragaman dan populasi satwa, khususnya populasi satwa pilihan
         (kunci),
    •    pemulihan dan peningkatan fungsi hidrologis dan pengendalian erosi tanah,
    •    peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan
         (restorasi ekosistem),
    •    peningkatan potensi ekonomi hutan berupa ekowisata, penelitian, pendidikan dan
         pelatihan untuk sumber pembiayaan pengelolaan ekosistem hutan, pengentasan
         kemiskinan (kesejahteraan) masyarakat dan pendapatan pemerintah daerah dan
         pusat,
    •    pengembangan kelembagaan sistem pengelolaan hutan berbasis keanekaragaman
         hayati ekosistem hutan alam produksi dengan partisipasi (kolaborasi) stakeholders
         yaitu perusahaan PT. REKI, masyarakat setempat, LSM, perguruan tinggi, lembaga
         penelitian, pemerintah pusat dan pemerintah daerah,

Kondisi Hutan
Kelompok hutan Hulu Sungai Meranti – Hulu Sungai Lalan dan Sungai Kapas, pada
umumnya merupakan areal hutan sekunder (bekas tebangan). Berdasarkan hasil penafsiran
citra landsat TM 234 tahun 2006 kondisi hutan dikelompokan menjadi 3 yakni: hutan
sekunder tinggi (hutan produktif), hutan sekunder sedang (hutan kurang produktif) dan
hutan sekunder rendah (hutan tidak produktif).
a) Hutan sekunder tinggi memiliki stratifikasi vegetasi yang lengkap mulai tingkat semai,
   pancang, tiang, dan tingkat pohon. Penutupan tajuk berkisar antara 71 – 100 % dengan
   rata-rata diameter pohon > 20 cm. Hutan dengan kategori ini mencakup luas 33 %.
b) Hutan sekunder sedang, merupakan peralihan antara hutan sekunder rendah dan tinggi,
   yaitu penutupan tajuk berkisar 40 – 71 % dan struktur vegetasi didominasi oleh pohon
   tingkat tiang. Areal ini dikategorikan juga sebagai hutan terdegradasi (degraded forest).
   Areal hutan dengan kategori ini mencakup luas 32 %.
c) Hutan sekunder rendah, hutan sekunder dengan penutupan tajuk < 40 %. Areal ini
   dikategorikan juga sebagai hutan yang sangat terdegradasi (very degraded forest), yang
   memiliki penutupan lahan bervariasi mulai dari semak belukar (tumbuhan bawah),
   terutama pada areal bekas terbakar atau hutan dengan struktur vegetasi yang
   didominasi oleh pohon tingkat pancang. Areal hutan dengan kategori ini mencakup luas
   35 %.

Harapan rainforest 021109                                                                  2
Jenis pohon pada hutan sekunder tinggi didominasi oleh jenis pohon meranti (Shorea spp),
medang (Litsea spp), dan balam (Palaquium spp). Jenis pohon pada hutan sekunder sedang
didominasi oleh meranti (Shorea spp), medang (Litsea spp), dan kempas (Koompasia
excelsa).
Beberapa jenis pohon termasuk kedalam jenis-jenis yang dilindungi, diantaranya jelutung
(Dyera sp), surian (Toona sp), bulian (Eusideroxylon zwageri), dan tembesu (Fagraea
fragrans).

Kondisi Fauna
Berdasarkan data yang tersedia diketahui bahwa di dalam areal restorasi ekosistem
diperkirakan sedikitnya terdapat sebanyak 374 species yang terdiri atas 55 species klas
mamalia, 293 species klas aves, 38 species klas reptilia dan 26 species klas amfibia.
Jumlah species fauna yang tergolong dalam species endemik atau dilindungi oleh undang-
undang di dalam areal restorasi ekosistem terdapat sebanyak 44 species atau 29,33 %
terdiri atas 20 species klas mamalia, 22 species klas aves, dan 2 species klas reptilia.

Illegal Logging
Kegiatan illegal logging pada areal lokasi restorasi ekosistem cukup menghawatirkan dan
mengancam kelestarian hutan jika tidak segera diambil tindakan yang memadai. Lokasi-
lokasi berlangsungnya kegiatan illegal logging sebagai berikut :
•    Hulu Sungai Kandang (Bagian Utara dan Timur Laut Lokasi). Jenis-jenis kayu yang
     ditebang adalah Meranti (Shorea sp), Bulian (Eusideroxilon zwageri), Kempas
     (Koompasia excelsa), dan Keranji (Dialium sp).

•    Hulu Sungai Meranti (Bagian Barat Lokasi). Jenis kayu yang diambil antara lain jenis
     Meranti dan Kulim.
•    Hulu Sungai Kapas (Bagian Barat Laut Lokasi). Jenis kayu yang diambil umumnya jenis
     Meranti, Kempas, Kulim, dan Petaling.

Perambahan Hutan

Kegiatan perambahan hutan terjadi sejak tahun 2006 sampai dengan saat ini dan berada di
beberapa lokasi di dalam areal restorasi ekositem, dan perlu penangan serius, terutama
sekali dari cara mereka membuka ladang yakni tebang dan bakar (slash and burn) akan
membahayakan dan memicu terjadinya kebakaran hutan. Alasan pembukaan lahan oleh
warga desa biasanya disamping untuk pembukaan kebun karet atau kelapa sawit tetapi
juga keperluan klaim tanah milik, guna mendapatkan ganti rugi dari perusahaan kehutanan
atau perkebunan yang akan masuk.

Kerangka Konsep Strategi Restorasi Ekosistem

Pengelolaan kawasan hutan yang lestari dan berkelanjutan merupakan dasar utama dalam
melaksanakan kegiatan restorasi ekosistem yang mengedepankan kelola aspek produksi
(menyediakan sumberdaya untuk melaksanakan restorasi, pemanfaatan hasil hutan bukan
kayu dan peningkatan potensi kawasan restorasi), ekologi (Inventarisasi potensi hutan baik
flora dan fauna, pengamanan kawasan hutan baik dari ganguan manusia maupun alam,
Pemulihan dan restorasi hutan) dan social (Tata batas partisipatif , pengembangan sosial &
ekonomi masyarakat desa hutan, pengelolaan konflik sumberdaya ) sampai terjadi
keseimbangan ekosistem.

Harapan rainforest 021109                                                                   3
Pada hutan sekunder rendah kegiatan restorasi dimaksudkan untuk memulihkan
produktivitas lahan dengan menggunakan jenis-jenis setempat intoleran. Penanaman
dirancang terutama untuk memulihkan fungsi perlindungan dan jasa ekologis, menghasilkan
kayu atau menghasilkan multi produk. Pada hutan sekunder sedang, kegiatan restorasi
dirancang untuk meningkatkan produktivitas lahan dan mengembalikan (sebagian)
keanekaragaman jenis flora dan fauna asli setempat untuk kepentingan ekologis dan
ekonomik melalui kegiatan pengayaan. Pada hutan sekunder tinggi, kegiatan restorasi
dirancang untuk mengembalikan struktur, produktivitas, dan keanekaragaman spesies dari
ekosistem hutan awal dengan mengedepankan kegiatan pemeliharaan dan
perlindungan(ecosystem recovery).




Penataan Areal Kerja (PAK)

Penataan Areal Kerja meliputi kegiatan pembagian hutan ke dalam blok, petak dan anak
petak sebagai satuan manajemen kelestarian dan ekosistem hutan. Batas-batas blok RKT
maupun petak harus jelas dilapangan dan dipetakan.

Inventarisasi Hutan
Inventarisasi hutan berupa inventarisasi keaneragaman flora dan fauna (meliputi populasi
fauna dan habitatnya) dan inventarisasi kondisi penutupan hutan dan potensi tegakan
hutan.

Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)
Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) adalah kunci keberhasilan kegiatan pengelolaan restorasi
ekosistem karena dengan cukup tersedianya jalan angkutan akan melancarkan seluruh
pelaksanaan kegiatan penanaman, pengayaan/rehabilitasi hutan, pemeliharaan tegakan,
pengamanan dan perlindungan hutan, pengembangan ekowisata, serta pemanfaatan hasil
hutan non kayu.

Pengadaan Bibit

Pengadaan bibit merupakan kegiatan yang meliputi penyiapan tempat pembibitan,
pengadaan sarana dan prasarana, dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan
Harapan rainforest 021109                                                                  4
pengadaan bibit. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah untuk memperoleh benih atau bibit
yang berkualitas tinggi dalam jumlah yang memadai dan tepat waktu serta untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas hutan dan keanekaragaman hayati yang sesuai
dengan kondisi tempat tumbuh dengan menggunakan bibit pohon niagawi setempat yang
berkualitas tinggi dan sesuai dengan jenis-jenis yang dikehendaki.

Penanaman dan Pengayaan

Kegiatan penanaman diprioritaskan pada hutan tidak produktif pada daerah kawasan
bernilai konservasi tinggi, kawasan perlindungan ekosistem dan kawasan bernilai sosek
tinggi dengan spesifikasi jenis tanaman unggulan setempat yang mampu cepat tumbuh
ditempat terbuka.

Kegitan pengayaan diprioritaskan pada areal yang kurang cukup permudaan dengan tujuan
untuk memperbaiki komposisi jenis, penyebaran pohon dan nilai keanekaragaman hayati
dengan spesifikasi jenis tanaman jenis asli yang keberadaannya mulai langka, jenis pakan
satwa. Tahapan dalam kegiatan penaman dan pengayaan meliputi penataan areal kerja,
penyiapan bibit, pembuatan jalur tanam dan penanaman.

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman dibedakan dalam dua jenis kegiatan yaitu pemeliharaan
tanaman/pengayaan dan pohon binaan. Pemeliharaan tanaman merupakan pekerjaan
perawatan tanaman dengan cara membersihkan jalur tanaman, membunuh gulma dan
pohon penanung, dan menyulam tanaman mati dengan tujuan mempertahankan jumlah
tanaman/pohon dan memacu pertumbuhan/produktivitasnya. Pemeliharaan pohon binaan
dilakukan dengan kegiatan penjarangan dengan tujuan mempertahankan riap yang tinggi.

Perlindungan Hutan

Perlindungan hutan merupakan kegiatan yang bertujuan melindungi hutan dari berbagai
gangguan, antara lain penebangan liar, perambahan hutan, kebakaran hutan, perburuan
satwa, hama dan penyakit, konservasi tanah dan air serta gangguan lainnya yang dilakukan
diseluruh kawasan restorasi, sehingga pertumbuhan vegetasi dapat optimal. Kegiatan
perlindungan hutan meliputi:
    • Membentuk unit pengaman dan patroli rutin
    • Memasang tanda        larangan dan Penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran
       masyarakat
    • Bersama masyarakat membangun system pengamanan hutan.
    • Melakukan penelitian yang berhubungan dengan konservasi sumber daya alam dan
       lingkungan hidup
    • Melakukan kegiatan konservasi bersama masyarakat bekerjasama dengan pihak
       terkait.

Pengembangan Kemitraan dan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan

Aktivitas masyarakat yang selama ini cederung merusak hutan melalui kegiatan illegal
logging, hunting, poaching, dan pertanian ladang berpindah dapat dirubah menjadi aktivitas
yang sejalan dan mendukung kegiatan restorasi ekosistem melalui peran serta aktif
masyarakat setempat dalam semua aspek kegiatan restorasi ekosistem yang dapat mereka
lakukan. Oleh sebab itu, pendekatan yang akan dilakukan oleh Unit Manajemen dalam

Harapan rainforest 021109                                                               5
melaksanakan pengelolaan hutan melalui kegiatan restorasi pada kawasan hutan ini akan
mengacu pada beberapa prinsip yang akan dikembangkan, antara lain:
       • melakukan pengelolaan hutan yang adaptif (adaptive management) dan multiple-
         use.
       • melibatkan stakeholders lokal dalam pengelolaan hutan.
       • memberikan kepastian akses masyarakat lokal terhadap sumber daya hutan non
         kayu, dan
       • meningkatkan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal dan kesempatan
         mendapatkan pendapatan atas pengelolaan sumber daya hutan.

Restorasi Habitat Flora Fauna Pilihan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi-fungsi ekositem dan peranan
setiap komponen ekosistem didalam kawasaan yang telah mengalami degradasi. Upaya ini
diperlukan untuk pengendalian erosi, pemulihan habitat fauna dan penurunan dampak
negative pada areal yang telah terganggu.

Restorasi habitat flora dilakukan dengan mempertimbangkan spesies tersebut merupakan
spesies kunci, penurunan populasi secara drastis, regenerasi alami yang lambat, memiliki
nilai manfaat ekonomi yang tinggi, memiliki manfaat ekologis yang besar dan luas, serta
mendapat perlindungan undang-undang maupun penetapan lembaga internasional sebagai
spesies yang terancam kepunahannya.

Restorasi fauna dilakukan dengan melakukan pendataan dan inventarisasi fauna,
inventarisasi dan pendataan habitat fauna, penataan kawasan habitat inti pelestarian fauna,
pembinaan habitat fauna, dan pembinaan populasi fauna.

Kewajiban Pemegang IUPHHK RE :

 NO                         KEWAJIBAN                                 PERIODE
  1.   RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN HUTAN
       a. Bagan Kerja Kegiatan PH-RE                1th setelah SK IUPHHK diterima
                                                    1th setelah SK IUPHHK diterima   (10 tahun
       b. RKUPH-RE
                                                    sekali)
       c. RKTPH-RE                                  1th setelah SK RKUPH diterima

  2.   LAPORAN KEGIATAN
       a. Laporan Kegiatan Pengusahaan Hutan        Bulan, Triwulan, Tahunan

       b. Laporan Konservasi Hutan                  Bulan, Triwulan, Semester dan Tahunan

       c. Laporan Perlindungan dan Pengamanan       Bulanan, Triwulan, Tahunan

       d. Laporan Penaggulangan Kebakaran Hutan     Dwimingguan, Semester

       e. Laporan PUP                               Semester & tahunan
       f. Laporan TB & APN                          Semester & tahunan
       g. Laporan Tenaga Kerja                      Bulanan, Semester & Tahunan
       h. Laporan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan   Semester & tahunan
       i. Laporan Kegiatan Penelitian               Tahunan

   3   IHMB                                         !0 tahun

   4   IUPH dan PBB

Harapan rainforest 021109                                                                        6
5    UKL - UPL

   6    Perijinan pendukung (alat berat, lokasi camp
        dll)

   7    Tata batas



Peluang :


Peran serta aktif masyarakat untuk manfaat sosial dan ekonomi
    •    Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu
    •    Akses Masyarakat Memanfaatkan Hutan
    •    Tata Batas Partisipatif
Konservasi keanekaragaman Hayati
Pemulihan Ekosistem




Harapan rainforest 021109                                       7
Info selanjutnya :

HARAPAN RAINFOREST
P.O. Box 007, Jambi 36000, Indonesia
Tel: +62 828 740 7522 - +62 816 320 1111; Fax: +62 816 320 4744
e-mail: info@harapanrainforest.org
website: www.harapanrainforest.org




Harapan rainforest 021109                                         8

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatasEkologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatasUNHAS
 
Restorasi kesatuan hidrologis gambut
Restorasi kesatuan hidrologis gambutRestorasi kesatuan hidrologis gambut
Restorasi kesatuan hidrologis gambutCIFOR-ICRAF
 
Budidaya pakan alami
Budidaya pakan alamiBudidaya pakan alami
Budidaya pakan alamiSawargi Ppmkp
 
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)UNIB
 
Kuliah 4.PSDP S2..daya dukung perairan terbuka ekstenive
Kuliah 4.PSDP S2..daya dukung perairan terbuka eksteniveKuliah 4.PSDP S2..daya dukung perairan terbuka ekstenive
Kuliah 4.PSDP S2..daya dukung perairan terbuka eksteniveKafi Hidonis
 
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsariPeningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsariGilang Putra
 
pre fs kaliandra (3)
pre fs kaliandra (3)pre fs kaliandra (3)
pre fs kaliandra (3)shaukat1607
 
Konsep dasar ekologi_dan_lingkungan
Konsep dasar ekologi_dan_lingkunganKonsep dasar ekologi_dan_lingkungan
Konsep dasar ekologi_dan_lingkunganAulia Nofrianti
 
I SOSIOLOGI PERTANIAN.ppt
I SOSIOLOGI PERTANIAN.pptI SOSIOLOGI PERTANIAN.ppt
I SOSIOLOGI PERTANIAN.pptMUHAMMADAZUAN5
 
Buku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmBuku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmAmien Saliwu
 
Analisis proksimat Bahan Pakan
Analisis proksimat Bahan PakanAnalisis proksimat Bahan Pakan
Analisis proksimat Bahan PakanYusuf Ahmad
 
Ilmu Ukur Kayu
Ilmu Ukur Kayu Ilmu Ukur Kayu
Ilmu Ukur Kayu lombkTBK
 
Ekologi perairan
Ekologi perairan Ekologi perairan
Ekologi perairan yuliaresh
 
Pembenihan ikan-lele
Pembenihan ikan-lelePembenihan ikan-lele
Pembenihan ikan-leleMade Arta
 
Pemijahan buatan ikan lele
Pemijahan buatan ikan lelePemijahan buatan ikan lele
Pemijahan buatan ikan leleLalu Firman
 
Materi dan media penyuluhan
Materi dan media penyuluhanMateri dan media penyuluhan
Materi dan media penyuluhanarifbogor
 
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Mujiyanto -
 
KEMITRAAN PETERNAKAN
KEMITRAAN PETERNAKANKEMITRAAN PETERNAKAN
KEMITRAAN PETERNAKANcrhis david
 
Laporan fekunditas telur
Laporan fekunditas telurLaporan fekunditas telur
Laporan fekunditas telurDeden Reinaldi
 

Was ist angesagt? (20)

Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatasEkologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
Restorasi kesatuan hidrologis gambut
Restorasi kesatuan hidrologis gambutRestorasi kesatuan hidrologis gambut
Restorasi kesatuan hidrologis gambut
 
Budidaya pakan alami
Budidaya pakan alamiBudidaya pakan alami
Budidaya pakan alami
 
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
 
Kuliah 4.PSDP S2..daya dukung perairan terbuka ekstenive
Kuliah 4.PSDP S2..daya dukung perairan terbuka eksteniveKuliah 4.PSDP S2..daya dukung perairan terbuka ekstenive
Kuliah 4.PSDP S2..daya dukung perairan terbuka ekstenive
 
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsariPeningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
 
pre fs kaliandra (3)
pre fs kaliandra (3)pre fs kaliandra (3)
pre fs kaliandra (3)
 
Konsep dasar ekologi_dan_lingkungan
Konsep dasar ekologi_dan_lingkunganKonsep dasar ekologi_dan_lingkungan
Konsep dasar ekologi_dan_lingkungan
 
I SOSIOLOGI PERTANIAN.ppt
I SOSIOLOGI PERTANIAN.pptI SOSIOLOGI PERTANIAN.ppt
I SOSIOLOGI PERTANIAN.ppt
 
Buku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmBuku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKm
 
Analisis proksimat Bahan Pakan
Analisis proksimat Bahan PakanAnalisis proksimat Bahan Pakan
Analisis proksimat Bahan Pakan
 
Ilmu Ukur Kayu
Ilmu Ukur Kayu Ilmu Ukur Kayu
Ilmu Ukur Kayu
 
Ekologi perairan
Ekologi perairan Ekologi perairan
Ekologi perairan
 
Pembenihan ikan-lele
Pembenihan ikan-lelePembenihan ikan-lele
Pembenihan ikan-lele
 
Pemijahan buatan ikan lele
Pemijahan buatan ikan lelePemijahan buatan ikan lele
Pemijahan buatan ikan lele
 
Materi dan media penyuluhan
Materi dan media penyuluhanMateri dan media penyuluhan
Materi dan media penyuluhan
 
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
 
KEMITRAAN PETERNAKAN
KEMITRAAN PETERNAKANKEMITRAAN PETERNAKAN
KEMITRAAN PETERNAKAN
 
Laporan fekunditas telur
Laporan fekunditas telurLaporan fekunditas telur
Laporan fekunditas telur
 

Ähnlich wie Restorasi 021109

Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5necromotion
 
Kearifan lokal dalam Bidang Kehutan
Kearifan lokal dalam Bidang KehutanKearifan lokal dalam Bidang Kehutan
Kearifan lokal dalam Bidang KehutanAnisa Salma
 
Kimia Tnah Gambut
Kimia Tnah GambutKimia Tnah Gambut
Kimia Tnah Gambutsemua17an
 
Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdf
Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdfHutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdf
Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdfvitodery
 
Mamfaat hutan
Mamfaat hutan Mamfaat hutan
Mamfaat hutan Nova DiLa
 
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...International Tropical Peatlands Center
 
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)Moh Masnur
 
Experience from Harapan Rainforest
Experience from Harapan RainforestExperience from Harapan Rainforest
Experience from Harapan RainforestGPFLR
 
11 sumberdaya-alam-hutan
11 sumberdaya-alam-hutan11 sumberdaya-alam-hutan
11 sumberdaya-alam-hutanKoran Bekas
 
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambutRpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambutwalhiaceh
 
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannyaDr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannyawahyuddin S.T
 
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014Selvia Sari
 
Sustainability Ekologi
Sustainability EkologiSustainability Ekologi
Sustainability EkologiTri Cahyono
 
Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]
Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]
Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]Rahthino Giovanni
 
Kimia akibat konversi hutan
Kimia   akibat konversi hutanKimia   akibat konversi hutan
Kimia akibat konversi hutanAziz_Kurniawan
 

Ähnlich wie Restorasi 021109 (20)

Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5
 
Kerusakan hutan
Kerusakan hutanKerusakan hutan
Kerusakan hutan
 
Kearifan lokal dalam Bidang Kehutan
Kearifan lokal dalam Bidang KehutanKearifan lokal dalam Bidang Kehutan
Kearifan lokal dalam Bidang Kehutan
 
Kimia Tnah Gambut
Kimia Tnah GambutKimia Tnah Gambut
Kimia Tnah Gambut
 
Dampak konversi hutan
Dampak konversi hutanDampak konversi hutan
Dampak konversi hutan
 
Cagar alam
Cagar alamCagar alam
Cagar alam
 
Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdf
Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdfHutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdf
Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdf
 
Aktivitas kehutanan
Aktivitas kehutananAktivitas kehutanan
Aktivitas kehutanan
 
Mamfaat hutan
Mamfaat hutan Mamfaat hutan
Mamfaat hutan
 
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...
 
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
 
Experience from Harapan Rainforest
Experience from Harapan RainforestExperience from Harapan Rainforest
Experience from Harapan Rainforest
 
11 sumberdaya-alam-hutan
11 sumberdaya-alam-hutan11 sumberdaya-alam-hutan
11 sumberdaya-alam-hutan
 
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambutRpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannyaDr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
 
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
 
Sustainability Ekologi
Sustainability EkologiSustainability Ekologi
Sustainability Ekologi
 
Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]
Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]
Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]
 
Kimia akibat konversi hutan
Kimia   akibat konversi hutanKimia   akibat konversi hutan
Kimia akibat konversi hutan
 

Mehr von Yayasan CAPPA

Usman penegakan hukun tata ruang
Usman penegakan hukun tata ruangUsman penegakan hukun tata ruang
Usman penegakan hukun tata ruangYayasan CAPPA
 
Tata ruang sumatera supriyanto
Tata ruang sumatera   supriyantoTata ruang sumatera   supriyanto
Tata ruang sumatera supriyantoYayasan CAPPA
 
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau editProblematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau editYayasan CAPPA
 
Problematik perkebunan dan kehutanan dalam tr
Problematik perkebunan dan kehutanan dalam trProblematik perkebunan dan kehutanan dalam tr
Problematik perkebunan dan kehutanan dalam trYayasan CAPPA
 
Perizinan vs pp 26 2008 edit
Perizinan vs pp 26 2008 editPerizinan vs pp 26 2008 edit
Perizinan vs pp 26 2008 editYayasan CAPPA
 
Peran masyarakat dlm penataan ruang
Peran masyarakat dlm penataan ruangPeran masyarakat dlm penataan ruang
Peran masyarakat dlm penataan ruangYayasan CAPPA
 
Partisipasi masyarakat dalam penataan ruang
Partisipasi masyarakat  dalam  penataan ruangPartisipasi masyarakat  dalam  penataan ruang
Partisipasi masyarakat dalam penataan ruangYayasan CAPPA
 
Draft rtrwp 2010 2029
Draft rtrwp 2010 2029Draft rtrwp 2010 2029
Draft rtrwp 2010 2029Yayasan CAPPA
 
Bahan presentasi rtrw pks
Bahan presentasi rtrw pksBahan presentasi rtrw pks
Bahan presentasi rtrw pksYayasan CAPPA
 
Strategi transpormasi konflik
Strategi transpormasi konflikStrategi transpormasi konflik
Strategi transpormasi konflikYayasan CAPPA
 
Konflik psda dan peluang para pihak
Konflik psda dan peluang para pihakKonflik psda dan peluang para pihak
Konflik psda dan peluang para pihakYayasan CAPPA
 
Ht dan inisiatif reskon
Ht dan inisiatif reskonHt dan inisiatif reskon
Ht dan inisiatif reskonYayasan CAPPA
 
Penyelamatan hutan gambut
Penyelamatan hutan gambutPenyelamatan hutan gambut
Penyelamatan hutan gambutYayasan CAPPA
 
Keberpihakan wonosobo arupa
Keberpihakan wonosobo   arupaKeberpihakan wonosobo   arupa
Keberpihakan wonosobo arupaYayasan CAPPA
 

Mehr von Yayasan CAPPA (20)

Usman penegakan hukun tata ruang
Usman penegakan hukun tata ruangUsman penegakan hukun tata ruang
Usman penegakan hukun tata ruang
 
Tata ruang sumatera supriyanto
Tata ruang sumatera   supriyantoTata ruang sumatera   supriyanto
Tata ruang sumatera supriyanto
 
Rian
RianRian
Rian
 
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau editProblematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
 
Problematik perkebunan dan kehutanan dalam tr
Problematik perkebunan dan kehutanan dalam trProblematik perkebunan dan kehutanan dalam tr
Problematik perkebunan dan kehutanan dalam tr
 
Presentasi jambi
Presentasi jambiPresentasi jambi
Presentasi jambi
 
Perizinan vs pp 26 2008 edit
Perizinan vs pp 26 2008 editPerizinan vs pp 26 2008 edit
Perizinan vs pp 26 2008 edit
 
Peran masyarakat dlm penataan ruang
Peran masyarakat dlm penataan ruangPeran masyarakat dlm penataan ruang
Peran masyarakat dlm penataan ruang
 
Partisipasi masyarakat dalam penataan ruang
Partisipasi masyarakat  dalam  penataan ruangPartisipasi masyarakat  dalam  penataan ruang
Partisipasi masyarakat dalam penataan ruang
 
Draft rtrwp 2010 2029
Draft rtrwp 2010 2029Draft rtrwp 2010 2029
Draft rtrwp 2010 2029
 
Bahan presentasi rtrw pks
Bahan presentasi rtrw pksBahan presentasi rtrw pks
Bahan presentasi rtrw pks
 
Strategi transpormasi konflik
Strategi transpormasi konflikStrategi transpormasi konflik
Strategi transpormasi konflik
 
Konflik psda dan peluang para pihak
Konflik psda dan peluang para pihakKonflik psda dan peluang para pihak
Konflik psda dan peluang para pihak
 
Ht dan inisiatif reskon
Ht dan inisiatif reskonHt dan inisiatif reskon
Ht dan inisiatif reskon
 
Fasilitaor
FasilitaorFasilitaor
Fasilitaor
 
Penyelamatan hutan gambut
Penyelamatan hutan gambutPenyelamatan hutan gambut
Penyelamatan hutan gambut
 
Keberpihakan wonosobo arupa
Keberpihakan wonosobo   arupaKeberpihakan wonosobo   arupa
Keberpihakan wonosobo arupa
 
Hutan adat
Hutan adat Hutan adat
Hutan adat
 
Cappa hd
Cappa hdCappa hd
Cappa hd
 
Safeguard redd
Safeguard reddSafeguard redd
Safeguard redd
 

Kürzlich hochgeladen

PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 

Restorasi 021109

  • 1. IUPHHK RESTORASI EKOSISTEM Di PROPINSI JAMBI dan SUMATERA SELATAN Latar Belakang Luas hutan alam dataran rendah di Sumatera antara tahun 1900 dan 1997 telah terjadi pengurangan sebesar 13,8 % dari 16 juta hektar yakni sebesar 2,2 juta hektar. Pada saat ini luas hutan alam dataran rendah di Sumatera bagian tengah yang berfungsi sebagai hutan produksi diperkirakan seluas 650.000 hektar. Apabila tanpa adanya upaya yang serius dan terarah dalam mengelola sisa hutan alam produksi tersebut, maka kelestarian hutan dataran Sumatera akan sangat terancam (Burung Indonesia, 2004). Memperhatikan hal tersebut Burung Indonesia bersama konsorsiumnya (Birdlife International dan RSPB) secara bersama-sama menggagas dan mengembangkan inisiatif Sumatera untuk menyelamatkan hutan dataran rendah Sumatera yang telah rusak dan tersisa melalui kegiatan restorasi ekosistem. Kegiatan restorasi ekosistem untuk hutan dataran rendah sumatera ini memiliki prospek yang bagus untuk dapat diimplementasikan, terlebih setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan restorasi ekosistem pada hutan produksi guna mengembalikan unsur biotik dan abiotik pada kawasan hutan produksi sehingga tercapai keseimbangan hayati. Adapun peraturan penting yang mengatur pengelolaan restorasi hutan alam produksi telah dituangkan dalam : Peraturan Menteri Kehutanan nomor SK.159/Menhut-II/2004 tentang Restorasi Ekosistem di Kawasan Hutan Produksi dan Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.18/Menhut-II/2004 tentang Kriteria Hutan Produksi yang Dapat Diberikan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam dengan Kegiatan Restorasi Ekosistem. Dan bahkan kedua peraturan tersebut saat ini telah dipayungi dengan Peraturan Pemerintah nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Selanjutnya, Menteri Kehutanan telah menunjuk areal seluas kurang lebih 101.355 hektar yang terletak di Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan sebagai areal Restorasi Ekosistem di Hutan Produksi, melalui Kepmenhut SK. No. 83/Menhut–II/2005. Untuk mewujudkan keinginan dalam upaya menyelamatkan hutan dataran rendah sumatera serta mendukung kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan, Konsorsium Birdlife (Burung Indonesia (LSM di Indonesia yang bergerak dalam konservasi burung), RSPB (LSM di Inggris yang bergerak dalam konservasi burung) dan Birdlife International(organisasi kemitraan yang berpusat di Inggris dan bergerak dalam konservasi burung)) telah membentuk Yayasan KEHI (Konservasi Ekosistem Hutan Indonesia) yang focus pada kegiatan konservasi sumberdaya alam hayati dan penggunaan hasil hutan yang lestari yang mendukung kehidupan masyarakat tradisional tempatan disekitar hutan. Departemen Kehutanan telah memberikan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dalam rangka kegiatan restorasi ekosistem kepada PT. Restorasi Ekosistem Indonesia (PT. REKI) seluas 52.170 hektar melalui SK Menhut No. SK.293/Menhut- II/2007 tanggal 28 Agustus 2007 pada kelompok hutan S. Meranti dan S. Kapas, berlokasi di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan sisa areal Harapan rainforest 021109 1
  • 2. seluas ± 49.170 Ha yang terletak di Provinsi Jambi, sampai dengan saat ini masih dalam proses kelengkapan UKL-UPL dan Areal Kerja. Dalam pengelolaan kawasan restorasi ekosistem tersebut, PT. REKI berkerjasama dengan Yayasan KEHI membentuk Unit Operasional Pengelola Kawasan Restorasi yang selanjutnya lebih dikenal dengan Unit Management Harapan Rainforest, sedangkan kawasan kelolanya disebut sebagai kawasan Harapan Rainforest. Melalui Unit Management Harapan Rainforest tujuan untuk mengembangkan, memanfaatkan dan mengelola secara berkelanjutan kawasan hutan produksi sehingga tercapai keseimbangan ekosistem dan masyarakat sekitar hutan yang sejahter. Tujuan kegiatan restorasi ekosistem adalah : • pemulihan dan peningkatan keanekaragaman tumbuhan ekosistem hutan alam, • pemulihan dan peningkatan produktivitas hutan alam, • pemulihan dan peningkatan kualitas habitat, khususnya habitat satwa pilihan (kunci), • pemulihan keanekaragaman dan populasi satwa, khususnya populasi satwa pilihan (kunci), • pemulihan dan peningkatan fungsi hidrologis dan pengendalian erosi tanah, • peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan (restorasi ekosistem), • peningkatan potensi ekonomi hutan berupa ekowisata, penelitian, pendidikan dan pelatihan untuk sumber pembiayaan pengelolaan ekosistem hutan, pengentasan kemiskinan (kesejahteraan) masyarakat dan pendapatan pemerintah daerah dan pusat, • pengembangan kelembagaan sistem pengelolaan hutan berbasis keanekaragaman hayati ekosistem hutan alam produksi dengan partisipasi (kolaborasi) stakeholders yaitu perusahaan PT. REKI, masyarakat setempat, LSM, perguruan tinggi, lembaga penelitian, pemerintah pusat dan pemerintah daerah, Kondisi Hutan Kelompok hutan Hulu Sungai Meranti – Hulu Sungai Lalan dan Sungai Kapas, pada umumnya merupakan areal hutan sekunder (bekas tebangan). Berdasarkan hasil penafsiran citra landsat TM 234 tahun 2006 kondisi hutan dikelompokan menjadi 3 yakni: hutan sekunder tinggi (hutan produktif), hutan sekunder sedang (hutan kurang produktif) dan hutan sekunder rendah (hutan tidak produktif). a) Hutan sekunder tinggi memiliki stratifikasi vegetasi yang lengkap mulai tingkat semai, pancang, tiang, dan tingkat pohon. Penutupan tajuk berkisar antara 71 – 100 % dengan rata-rata diameter pohon > 20 cm. Hutan dengan kategori ini mencakup luas 33 %. b) Hutan sekunder sedang, merupakan peralihan antara hutan sekunder rendah dan tinggi, yaitu penutupan tajuk berkisar 40 – 71 % dan struktur vegetasi didominasi oleh pohon tingkat tiang. Areal ini dikategorikan juga sebagai hutan terdegradasi (degraded forest). Areal hutan dengan kategori ini mencakup luas 32 %. c) Hutan sekunder rendah, hutan sekunder dengan penutupan tajuk < 40 %. Areal ini dikategorikan juga sebagai hutan yang sangat terdegradasi (very degraded forest), yang memiliki penutupan lahan bervariasi mulai dari semak belukar (tumbuhan bawah), terutama pada areal bekas terbakar atau hutan dengan struktur vegetasi yang didominasi oleh pohon tingkat pancang. Areal hutan dengan kategori ini mencakup luas 35 %. Harapan rainforest 021109 2
  • 3. Jenis pohon pada hutan sekunder tinggi didominasi oleh jenis pohon meranti (Shorea spp), medang (Litsea spp), dan balam (Palaquium spp). Jenis pohon pada hutan sekunder sedang didominasi oleh meranti (Shorea spp), medang (Litsea spp), dan kempas (Koompasia excelsa). Beberapa jenis pohon termasuk kedalam jenis-jenis yang dilindungi, diantaranya jelutung (Dyera sp), surian (Toona sp), bulian (Eusideroxylon zwageri), dan tembesu (Fagraea fragrans). Kondisi Fauna Berdasarkan data yang tersedia diketahui bahwa di dalam areal restorasi ekosistem diperkirakan sedikitnya terdapat sebanyak 374 species yang terdiri atas 55 species klas mamalia, 293 species klas aves, 38 species klas reptilia dan 26 species klas amfibia. Jumlah species fauna yang tergolong dalam species endemik atau dilindungi oleh undang- undang di dalam areal restorasi ekosistem terdapat sebanyak 44 species atau 29,33 % terdiri atas 20 species klas mamalia, 22 species klas aves, dan 2 species klas reptilia. Illegal Logging Kegiatan illegal logging pada areal lokasi restorasi ekosistem cukup menghawatirkan dan mengancam kelestarian hutan jika tidak segera diambil tindakan yang memadai. Lokasi- lokasi berlangsungnya kegiatan illegal logging sebagai berikut : • Hulu Sungai Kandang (Bagian Utara dan Timur Laut Lokasi). Jenis-jenis kayu yang ditebang adalah Meranti (Shorea sp), Bulian (Eusideroxilon zwageri), Kempas (Koompasia excelsa), dan Keranji (Dialium sp). • Hulu Sungai Meranti (Bagian Barat Lokasi). Jenis kayu yang diambil antara lain jenis Meranti dan Kulim. • Hulu Sungai Kapas (Bagian Barat Laut Lokasi). Jenis kayu yang diambil umumnya jenis Meranti, Kempas, Kulim, dan Petaling. Perambahan Hutan Kegiatan perambahan hutan terjadi sejak tahun 2006 sampai dengan saat ini dan berada di beberapa lokasi di dalam areal restorasi ekositem, dan perlu penangan serius, terutama sekali dari cara mereka membuka ladang yakni tebang dan bakar (slash and burn) akan membahayakan dan memicu terjadinya kebakaran hutan. Alasan pembukaan lahan oleh warga desa biasanya disamping untuk pembukaan kebun karet atau kelapa sawit tetapi juga keperluan klaim tanah milik, guna mendapatkan ganti rugi dari perusahaan kehutanan atau perkebunan yang akan masuk. Kerangka Konsep Strategi Restorasi Ekosistem Pengelolaan kawasan hutan yang lestari dan berkelanjutan merupakan dasar utama dalam melaksanakan kegiatan restorasi ekosistem yang mengedepankan kelola aspek produksi (menyediakan sumberdaya untuk melaksanakan restorasi, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dan peningkatan potensi kawasan restorasi), ekologi (Inventarisasi potensi hutan baik flora dan fauna, pengamanan kawasan hutan baik dari ganguan manusia maupun alam, Pemulihan dan restorasi hutan) dan social (Tata batas partisipatif , pengembangan sosial & ekonomi masyarakat desa hutan, pengelolaan konflik sumberdaya ) sampai terjadi keseimbangan ekosistem. Harapan rainforest 021109 3
  • 4. Pada hutan sekunder rendah kegiatan restorasi dimaksudkan untuk memulihkan produktivitas lahan dengan menggunakan jenis-jenis setempat intoleran. Penanaman dirancang terutama untuk memulihkan fungsi perlindungan dan jasa ekologis, menghasilkan kayu atau menghasilkan multi produk. Pada hutan sekunder sedang, kegiatan restorasi dirancang untuk meningkatkan produktivitas lahan dan mengembalikan (sebagian) keanekaragaman jenis flora dan fauna asli setempat untuk kepentingan ekologis dan ekonomik melalui kegiatan pengayaan. Pada hutan sekunder tinggi, kegiatan restorasi dirancang untuk mengembalikan struktur, produktivitas, dan keanekaragaman spesies dari ekosistem hutan awal dengan mengedepankan kegiatan pemeliharaan dan perlindungan(ecosystem recovery). Penataan Areal Kerja (PAK) Penataan Areal Kerja meliputi kegiatan pembagian hutan ke dalam blok, petak dan anak petak sebagai satuan manajemen kelestarian dan ekosistem hutan. Batas-batas blok RKT maupun petak harus jelas dilapangan dan dipetakan. Inventarisasi Hutan Inventarisasi hutan berupa inventarisasi keaneragaman flora dan fauna (meliputi populasi fauna dan habitatnya) dan inventarisasi kondisi penutupan hutan dan potensi tegakan hutan. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) adalah kunci keberhasilan kegiatan pengelolaan restorasi ekosistem karena dengan cukup tersedianya jalan angkutan akan melancarkan seluruh pelaksanaan kegiatan penanaman, pengayaan/rehabilitasi hutan, pemeliharaan tegakan, pengamanan dan perlindungan hutan, pengembangan ekowisata, serta pemanfaatan hasil hutan non kayu. Pengadaan Bibit Pengadaan bibit merupakan kegiatan yang meliputi penyiapan tempat pembibitan, pengadaan sarana dan prasarana, dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan Harapan rainforest 021109 4
  • 5. pengadaan bibit. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah untuk memperoleh benih atau bibit yang berkualitas tinggi dalam jumlah yang memadai dan tepat waktu serta untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas hutan dan keanekaragaman hayati yang sesuai dengan kondisi tempat tumbuh dengan menggunakan bibit pohon niagawi setempat yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan jenis-jenis yang dikehendaki. Penanaman dan Pengayaan Kegiatan penanaman diprioritaskan pada hutan tidak produktif pada daerah kawasan bernilai konservasi tinggi, kawasan perlindungan ekosistem dan kawasan bernilai sosek tinggi dengan spesifikasi jenis tanaman unggulan setempat yang mampu cepat tumbuh ditempat terbuka. Kegitan pengayaan diprioritaskan pada areal yang kurang cukup permudaan dengan tujuan untuk memperbaiki komposisi jenis, penyebaran pohon dan nilai keanekaragaman hayati dengan spesifikasi jenis tanaman jenis asli yang keberadaannya mulai langka, jenis pakan satwa. Tahapan dalam kegiatan penaman dan pengayaan meliputi penataan areal kerja, penyiapan bibit, pembuatan jalur tanam dan penanaman. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman dibedakan dalam dua jenis kegiatan yaitu pemeliharaan tanaman/pengayaan dan pohon binaan. Pemeliharaan tanaman merupakan pekerjaan perawatan tanaman dengan cara membersihkan jalur tanaman, membunuh gulma dan pohon penanung, dan menyulam tanaman mati dengan tujuan mempertahankan jumlah tanaman/pohon dan memacu pertumbuhan/produktivitasnya. Pemeliharaan pohon binaan dilakukan dengan kegiatan penjarangan dengan tujuan mempertahankan riap yang tinggi. Perlindungan Hutan Perlindungan hutan merupakan kegiatan yang bertujuan melindungi hutan dari berbagai gangguan, antara lain penebangan liar, perambahan hutan, kebakaran hutan, perburuan satwa, hama dan penyakit, konservasi tanah dan air serta gangguan lainnya yang dilakukan diseluruh kawasan restorasi, sehingga pertumbuhan vegetasi dapat optimal. Kegiatan perlindungan hutan meliputi: • Membentuk unit pengaman dan patroli rutin • Memasang tanda larangan dan Penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat • Bersama masyarakat membangun system pengamanan hutan. • Melakukan penelitian yang berhubungan dengan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup • Melakukan kegiatan konservasi bersama masyarakat bekerjasama dengan pihak terkait. Pengembangan Kemitraan dan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan Aktivitas masyarakat yang selama ini cederung merusak hutan melalui kegiatan illegal logging, hunting, poaching, dan pertanian ladang berpindah dapat dirubah menjadi aktivitas yang sejalan dan mendukung kegiatan restorasi ekosistem melalui peran serta aktif masyarakat setempat dalam semua aspek kegiatan restorasi ekosistem yang dapat mereka lakukan. Oleh sebab itu, pendekatan yang akan dilakukan oleh Unit Manajemen dalam Harapan rainforest 021109 5
  • 6. melaksanakan pengelolaan hutan melalui kegiatan restorasi pada kawasan hutan ini akan mengacu pada beberapa prinsip yang akan dikembangkan, antara lain: • melakukan pengelolaan hutan yang adaptif (adaptive management) dan multiple- use. • melibatkan stakeholders lokal dalam pengelolaan hutan. • memberikan kepastian akses masyarakat lokal terhadap sumber daya hutan non kayu, dan • meningkatkan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal dan kesempatan mendapatkan pendapatan atas pengelolaan sumber daya hutan. Restorasi Habitat Flora Fauna Pilihan Kegiatan ini dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi-fungsi ekositem dan peranan setiap komponen ekosistem didalam kawasaan yang telah mengalami degradasi. Upaya ini diperlukan untuk pengendalian erosi, pemulihan habitat fauna dan penurunan dampak negative pada areal yang telah terganggu. Restorasi habitat flora dilakukan dengan mempertimbangkan spesies tersebut merupakan spesies kunci, penurunan populasi secara drastis, regenerasi alami yang lambat, memiliki nilai manfaat ekonomi yang tinggi, memiliki manfaat ekologis yang besar dan luas, serta mendapat perlindungan undang-undang maupun penetapan lembaga internasional sebagai spesies yang terancam kepunahannya. Restorasi fauna dilakukan dengan melakukan pendataan dan inventarisasi fauna, inventarisasi dan pendataan habitat fauna, penataan kawasan habitat inti pelestarian fauna, pembinaan habitat fauna, dan pembinaan populasi fauna. Kewajiban Pemegang IUPHHK RE : NO KEWAJIBAN PERIODE 1. RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN HUTAN a. Bagan Kerja Kegiatan PH-RE 1th setelah SK IUPHHK diterima 1th setelah SK IUPHHK diterima (10 tahun b. RKUPH-RE sekali) c. RKTPH-RE 1th setelah SK RKUPH diterima 2. LAPORAN KEGIATAN a. Laporan Kegiatan Pengusahaan Hutan Bulan, Triwulan, Tahunan b. Laporan Konservasi Hutan Bulan, Triwulan, Semester dan Tahunan c. Laporan Perlindungan dan Pengamanan Bulanan, Triwulan, Tahunan d. Laporan Penaggulangan Kebakaran Hutan Dwimingguan, Semester e. Laporan PUP Semester & tahunan f. Laporan TB & APN Semester & tahunan g. Laporan Tenaga Kerja Bulanan, Semester & Tahunan h. Laporan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan Semester & tahunan i. Laporan Kegiatan Penelitian Tahunan 3 IHMB !0 tahun 4 IUPH dan PBB Harapan rainforest 021109 6
  • 7. 5 UKL - UPL 6 Perijinan pendukung (alat berat, lokasi camp dll) 7 Tata batas Peluang : Peran serta aktif masyarakat untuk manfaat sosial dan ekonomi • Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu • Akses Masyarakat Memanfaatkan Hutan • Tata Batas Partisipatif Konservasi keanekaragaman Hayati Pemulihan Ekosistem Harapan rainforest 021109 7
  • 8. Info selanjutnya : HARAPAN RAINFOREST P.O. Box 007, Jambi 36000, Indonesia Tel: +62 828 740 7522 - +62 816 320 1111; Fax: +62 816 320 4744 e-mail: info@harapanrainforest.org website: www.harapanrainforest.org Harapan rainforest 021109 8