Modul ini membahas sistem transmisi otomatis jenis CVT pada sepeda motor. Terdiri dari pengenalan komponen CVT seperti primary pulley, secondary pulley, v-belt, dan final gear. Juga dijelaskan prinsip kerja CVT yang mengubah rasio putaran menggunakan perubahan diameter pulley sesuai kecepatan mesin. Modul ini bertujuan membantu siswa memahami sistem transmisi otomatis CVT.
1. 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskriptif
Modul pengidentifikasian, diagnosa kerusakan dan perbaikan transmisi
otomatis sepeda motor dengan berisi materi dan informasi tentang pengenalan nama
komponen transmisi otomatis sepeda motor, konstruksi transmisi otomatis sepeda
motor, diagnosa kerusakan transmisi otomatisseo eda motor dan cara perbaikan
sistem transmisi otomatis secara umum. Materi diuraikan dengan pendekatan praktis
disertai ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami bahasan yang
disampaikan.
Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa. yang dilakukan
secara teroritis. Uji ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan yang ada pada
lembar evaluasi di akhir materi. Melalui evaluasi tersebut dapat diketahui
penguasaan materi oleh siswa tentang transmisi otomatis dengan sub kompetensi:
1. Menyebutkan peran dan kegunaan CVT pada sepeda motor
2. Mengetahui letak dan kedudukan CVT pada sepeda motor
3. Mengidentifikasi komponen CVT pada sepeda motor
4. Mengetahui serta memahami prinsip dan cara kerja CVT pada sepeda motor
5. Menyebutkan trouble shooting kerusakan pada kerusakan CVT
B. Tujuan umum dan khusus
Umum : Setelah mempelajari modul ini siswa dapat mengetahui dan memahami
sistem transmisi otomatis pada sepeda motor.
Khusus :
1. Siswa dapat mengenali komponen-komponen transmisi otomatis pada sepeda
motor
2. Siswa dapat mendiagnosa kerusakan transmisi otomatis pada sepeda motor
3. Memperbaiki kerusakan transmisi otomatis pada sepeda motor
C. Petunjuk Penggunaan Modul
Untuk mempermudah dalam penggunaan modul ini, diharapkan kepada siswa
membaca petunjuk penggunaan modul baik secara umum maupun bersifat khusus.
Petunjuk akan dijelaskan di bawah ini :
1. Sebelum menggunakan modul ini, pelajari prasyarat terlebih dahulu. Untuk
mencapai keberhasilan modul ini diperlukan kompetensi dalam bidang yang
terkait dengan materi kegiatan.
2. 22
2. Untuk membantu proses belajar, siswa dapat belajar dengan guru maupun
tutor. Proses hasil belajar modul ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
siswa yang bersangkutan. Informasi tambahan juga dapat diperoleh dari
berbagai sumber. Namun yang masuk ke buku kerja siswa adalah tugas
mandiri siswa dan siap dilakukan evaluasi sebagai bentuk penampilan yang
dikuasai.
3. Jika modulini telah selesai dipelajari dan hasil evaluasi diatas standar
ketuntasan, maka siswa dapat melanjutkan ke modul berikutnya.
D. Alokasi Waktu
Untuk mempelajari modul ini diberikan alokasi waktu 4 X 45 menit baikdi
dalam kelas maupun secara mandiri.
E. Peralatan Penggunaan Modul
Dalam menggunakan modul ini diperlukan beberapa peralatan antara lain
seperti pena, pensil, buku, penggaris dan spidol berwarna.
3. 22
BAB II
CONTINOUS VARIABLE TRANSMISSION
A. URAIAN CVT
Continous variable transmission adalah transmisi otomatis yang bekerja
berdasarkan gaya sentrifugal dan gaya gesek yang terjadi pada komponen CVT.
Perpindahan kecepatan secara full otomatis sesuai dengan putaran engine. Pada
sistem CVT ini tidak lagi menggunakan transmisi, akan tetapi sebagai pengantinya
digunakan dua buah pulley yang dihubungkan dengan sabuk v-belt. Dengan sistem
ini pengendara tidak perlu lagi mengoperasikan perpindahan gigi. Hanya dengan
memutar handle gas untuk menambah dan mengurangi kecepatan sepeda motor.
Mekanisme CVT ini terletak dalam sebuah ruangan yang tertutup dan
dilengkapi dengan sistem pendinginan untuk mengurangi panas yang timbul karena
gesekan. Tujuan diletakkan di ruangan tertutup agar tidak terkena kotoran sehingga
komponen CVT tetap terjaga dari kotoran baik berupa debu, air maupun minyak.
Gambar 1 : continous variable transmission
Primary pulley berhubungan langsung dengan crangk shaft, sedangkan
secondary pulley berhubungan langsung dengan final gear dan langsung ke roda
belakang. Diameter kedua pulley ini dapat berubah-ubah. Perubahan primary pulley
sesuai dengan putaran engine berdasarkan gaya sentrifugal. Semakin tinggi putaran
engine maka gaya sentrifugal pada roller semakin besar dan menyebabkan diameter
primary pulley semakin mengecil. Sedangkan perubahan secondary pulley
berdasarkan tarikan primary pulley. Apabila primary pulley memiliki diametr yang
kecil maka diameter secondary pulley akan semakin besar dan sebaliknya semakin
besar diameter primary pulley maka diameter secondary pulley akan semakin
4. 22
mengecil. Berubahnya diamter pada secondary pulley berdasarkan tarikan v-belt dari
primary pulley. Adapun kelebihan dan kekurangan CVT akan diuraikan dibawah ini :
1. Kelebihan CVT
a. CVT memberikan perubahan torsi tanpa adanya hentakan
b. CVT memberikan kenyamanan lebih dibandingkan dengan sistem manual,
karena CVT tidak ada lagi proses memindah gigi. Kecepatan tergantung pada
putaran engine
c. CVT memiliki konstruksi yang lebih sederhana dari pada sistem manual
d. Perawatan CVT tergolong lebih mudah jika dibandingkan dengan transmisi
manual
e. CVT memberikan perubahan kecepatan dengan lembut
2. Kekurangan CVT
a. Putaran awal membutuhkan putaran yang tinggi
b. Bukaan gas cenderung lebih besar, karena dibutuhkan putaran tinggi untuk bisa
bergerak dan merubah rasio
c. Penggunaan bahan bakar yang tidak efisien
d. Komponen engine lebih cepat aus karena karakteristik engine bekerja pada
putaran tinggi
e. Engine brake sangat kecil sehingga penggunaan rem lebih dominan dan
kemungkinan rem terbakar atau rem cepat aus
f. Saat melewati jalan yang menurun akan sulit dikendalikan karena engine brake
kecil
B. KOMPONEN CVT
Sistem CVT memiliki komponen yang jauh berbeda dengan transmisi manual.
Beberapa komponen CVT akan diuraikan dibawah ini :
5. 22
Gambar 2 : komponen CVT
Secara keseluruhan komponen CVT yaitu :
1. O ring
2. Clutch housing
3. Clutch carrier
4. Spring
5. Spring seat
6. O ring
7. Secondary sliding sheave
8. Secondary fixed sheave
9. Pin guide
10. V-belt
11. Conical spring washer
12. Kick starter one way clutch
13. Claw washer
14. Primary fixed sheave
15. Washer
16. Spacer
17. Oil seal
18. Primary sliding sheave
19. Primary sheave
weight/roller
20. Slider
21. Plastic slider guide
22. Gasket/packing
Sistem CVT terbagi atas dua bagian besar yaitu :
1. Primary pulley
6. 22
Pada bagian primary pulley ini terdapat beberapa komponen lainnya yaitu :
a. Primary Fixed sheave
Primary fixed sheave merupakan salah satu bagian dari pulley yang
berkaitan langsung dengan crankshaft dan cam secara fix. Pada primary fixed
sheave terdapat sirip pendinginan, sehingga pada saat primary fixed sheave
berputar akan menghasilkan tiupan udara layaknya kipas angin.. hal ini
bertujuan untuk menjaga temperatur ruang CVT agar tidak terlalu panas.
Apabila terlalu panas maka komponen CVT akan lebih cepat mengalami aus
terutama komponen yang bergesekan seperti V-belt dan pulley serta roller.
Gambar 3 : primary fixed sheave dengan sirip pendingin
b. Primary sliding sheave
Primary fixed sheave merupakan salah satu bagian dari pulley yang dapat
bergeser-geser melalui collar/spacer. Bergeraknya primary sliding sheave ini
akan mengakibatkan v-belt terdesak ke arah luar pulley saat putaran tinggi
maupun bergeser ke arah dalam pulley.
c. Collar/spacer
Collar/spacer merupakan lintasan primary sliding sheave, sehingga
sliding sheave dapat bergerak dengan mudah.
d. Primary sheave weight
Primary sheave weight merupakan bagian dari primary pulley yang
mendorong sliding sheave karena adanya gaya sentrifugal yang bekerja. Saat
weight terlempar karena adanya gaya sentrifugal diameter primary pulley akan
berubah menjadi lebih besar. Semakin tinggi putaran engine akan
menghasilkan gaya sentrifugal yang besar maka roller juga akan semakin
menekan primary sliding sheave.
7. 22
Gambar4 : primary sheave weight / roller
e. Cam plate/slider
Cam plate merupakan bagian dari primary pulley yang terpasang fix pada
poros, sehingga pada saat weight bekerja camplate ini menjadi tempat tumpuan
untuk mendorong sliding sheave. Permukaan cam plate/ slider ini membentuk
tirus, sehingga saat roller bergerak ke arah luar roller akan mendesak primary
slider sheave. Dengan begitu primary sliding sheave akan mendesak v-belt ke
arah luar dan menyebabkan diameter pulley menjadi besar.
f. Plastic slider guide
Plastic slider guide berfungsi untuk menuntun jalannya pergerakan antara
cam plate/slider dan primary sliding sheave, sehingga pergerakan sliding
sheave tidak keluar dari alurnya.
Gambar 5 : plastic slider guide
8. 22
Gambar 6 : komponen primary pulley
2. Secondary pulley
Pada secondary pulley ini juga terdapat beberapa komponen diantaranya :
a. Secondary fixed sheave
Secondary fixed sheave ini berada pada poros primary drive gear melalui
bearing dan clutch carrier yang terpasang di fixed sheave. Secondary fixed
sheave ini tidak memiliki sirip pendinginan layaknya primary fixed sheaves.
b. Secondary sliding sheave
Secondary sliding sheave bagian pada secondary pulley yang berubah-
ubah posisinya untuk mengatur diameter secondary pulley.
9. 22
Gambar 7 : secondary sliding sheave
c. Clutch carrier
Clutch carrier yaitu komponen secondary pulley yang memutus dan
menghubungkan putarandari engine ke roda berdasarkan putaran. Semakin
tinggi putaran dari engine maka clutch carrier akan terhubung dengan clutch
hoousing.
Gambar 8 : clutch carrier
d. Clutch housing
Clutch housing merupakan komponen yang terhubung langsung dengan
poros input final gear. Jika clutch carrier mengembang dan menekan dinding
clutch housing maka putaran dari engine akan diteruskan ke final gear dan
roda.
10. 22
Gambar 9 : clutch housing
e. Spring
Spring ini berfungsi untuk menekan secondary pulley agar diameter
secondary pulley tetap dalam keadaan besar.
Gambar 10 : spring
f. Pin guide/torque cam
Pin guide ini berperan saat putaran beban. Putaran yang tinggi dan beban
berat maka pin guide ini akan mengunci posisi secondary pulley dan menjaga
diameter secondary pulley tetap dalam diameter besar.
Gambar 11 : komponen secondary pulley
3. V-belt
11. 22
V-belt merupakan penghubung dan penerus putaran dari primary pulley dan
secondary pulley. Terbuat dari bahan kevlar yang tahan gesek dan tahan panas. V-
belt ini harus diperiksa secara berkala dan apabila telah aus yang ditandai dengan
retak-retak maka v-belt harus diganti dengan yang baru. Pada buku manual v-belt
diganti setiap 20.000 Km.
Gambar 12 : v-belt
4. Final gear/reduction gear
Final gear berfungsi untuk menaikkan torsi dan mereduksi putaran.
Sehingga torsi pada final gear akan dinaikkan kembali setelah torsi dinaikkan oleh
perbandingan diameter pulley. Pada akhirnya dapat diperoleh torsi yang besar
untuk menggerakkan kendaraan.
Gambar 13 : final gear/ reduction gear
C. CARA KERJA SISTEM CVT
1. Skema Perpindahan Tenaga Pada Sistem CVT :
WHEELFINAL GEAR / GEAR REDUCTIONSECONDARY PULLEY
V-BELTPRIMARY PULLEYCRANKSHAFTENGINE
12. 22
Gambar 14 : proses perpindahan tenaga pada CVT
2. Pada Saat Putaran Idle
Putaran dari crankshaft akan diteruskan ke primary pulley dan diteruskan ke
secondary pulley melalui perantara v-belt. Karena putaran belum mampu untuk
mengembangkan kopling sentrifugal maka putaran hanya sampai di cluth carrier.
Gambar 15 : putaran idle
3. Pada Saat Putaran Rendah
Putaran dari crankshaft akan diteruskan ke primary pulley dan diteruskan ke
secondary pulley melalui perantara v-belt. Karena putaran telah mampu
mengembangkan kopling sentrifugal maka putaran akan diteruskan dari clutch
carrier ke clutch housing, sehingga putaran dapat diteruskan ke final gear dan
berakhir di roda.
Keadaan pulley saat putaran rendah seperti gambar dibawah ini :
13. 22
Gambar 16 : pulley saat putaran rendah
4. Pada Saat Putaran Menengah
Putaran dari crankshaft akan diteruskan ke primary pulley dan diteruskan ke
secondary pulley melalui perantara v-belt. Karena putaran telah mampu
mengembangkan kopling sentrifugal maka putaran akan diteruskan dari clutch
carrier ke clutch housing, sehingga putaran dapat diteruskan ke final gear dan
berakhir di roda.
Keadaan pulley saat putaran menengah ini sedikit berbeda dengan pada saat
putaran rendah. Pada saat putaran menengah keadaan pulley dapat ditunjukkan
seperti gambar di bawah ini :
Gambar 17 : pulley saat putaran menengah
5. Pada Saat Putaran Tinggi
Putaran dari crankshaft akan diteruskan ke primary pulley dan diteruskan ke
secondary pulley melalui perantara v-belt. Karena putaran telah mampu
mengembangkan kopling sentrifugal maka putaran akan diteruskan dari clutch
carrier ke clutch housing, sehingga putaran dapat diteruskan ke final gear dan
berakhir di roda.
Pada saat putaran tinggi keadaan pulley kebalikan dari putaran rendah.
Keadaan pulley saat putaran tinggi dapat ditunjukkan gambar di bawah ini :
14. 22
Gambar 18 : pulley saat putaran tinggi
Keadaan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar pada saat
putaran tinggi.
6. Pada Saat Putaran Beban
Putaran dari crankshaft akan diteruskan ke primary pulley dan diteruskan ke
secondary pulley melalui perantara v-belt. Karena putaran telah mampu
mengembangkan kopling sentrifugal maka putaran akan diteruskan dari clutch
carrier ke clutch housing, sehingga putaran dapat diteruskan ke final gear dan
berakhir di roda.
Karena pada saat putaran beban membutuhkan torsi yang besar maka
keadaan pulley seperti pada saat putaran rendah. Setinggi apapun putaran engine
keadaan pulley tetap akan seperti gambar dibawah ini :
Gambar 19 : pada saat putaran beban penuh
Hal ini terjadi karena adanya pin guide yang terdapat pada poros secondary
fixed sheave mengunci fixed sheave dan sliding sheave untuk tetap menjaga
diameter pulley dalam keadaan besar, dengan begitu torsi yang dihasilkan akan
menjadi besar.
15. 22
D. RANGKUMAN
Continous variable transmission merupakan salah satu jenis transmisi yang
mengutamakan kenyamanan tanpa harus menurunkan tenaga kendaraan. CVT
bekerja berdasarkan gaya sentrifugal yang dihasilkan dari putaran engine.
CVT memiliki perbandingaan diameter pulley yang dapat berubah-ubah
sehingga torsi yang dihasilkan sesuai dengan kondisi jalan dan perubahan torsi terasa
lembut.
Pada saat putaran idle, CVT akan memutus putaran dari engine secara otomatis
melalui clutch carrier. Putaran tidak diteruskan ke final gear karena putaran yang
masih rendah belum mampu untuk mengembangkan kopling sentrifugal.
Pada saat putaran rendah, putaran dapat diteruskan ke final gear karena putaran
dariengine dapat mengembangkan kopling sentrifugal.
Pada saat putaran menengah, putaran diteruskan ke roda. Diameter pulley sama
besar sehingga putaran engine dan putaran roda sama. Hal ini ditujukan untuk
efisiensi bahan bakar dan menurunkan torsi karena torsi saat putaran menengah
hanya untuk mempertahankan kecepatan.
Pada saat putaran tinggi, putaran yang diteruskan ke roda dengan torsi yang
kecil. Pada putaran tinggi torsi hanya dibutuhkan untuk mempertahankan kecepatan
kendaraan saja. Oleh karena itu pada putaran tinggi torsi dibuat kecil, bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar. Pada saat putaraan tinggi
diameter primary pulley lebih besar daripada diameter secondary pulley sehingga
putaran akan besar sama dengan putaran engine dan penggunaan bahan bakar akan
lebih efisien dan torsi dapat diminimalkan.
LATIHAN
Jawablah soal dibawah ini dengan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan CVT (Continous Variable Transmission) ?
2. Apa keuntungan dan kerugian menggunakan Continous Variable Transmission ?
3. Apa komponen yang terdapat pada CVT dan apa fungsinya ?
4. Bagaimana skema perpindahan tenaga pada CVT mulai dari engine sampai ke
roda?
5. Bagaimana cara kerja CVT pada saat putaran idle ?
6. Terangkan bagaimana cara kerja CVT pada saat putaran beban penuh !
16. 22
BAB III
EVALUASI
A. TEST
1. Apa kelebihan dan kekurangan menggunakan CVT ?
2. Bagaimana skema perpindahan tenaga pada sistem CVT ?
3. Jelaskan komponen yang terdapat pada primary sheave beserta fungsinya !
4. Jelaskan komponen yang terdapat pada secondary sheave beserta fungsinya !
5. Jelaskan cara kerja CVT pada saat putaran idle !
6. Jelaskan cara kerja CVT pada saat putaran rendah !
7. Jelaskan cara kerja CVT pada saat putaran menengah !
8. Jelaskan cara kerja CVT pada saat putaran tinggi !
9. Jelaskan cara kerja CVT pada saat putaran beban penuh !
10. Menurut anda apa yang terjadi jika kendaraan kehilangan tenaga ? Bagaimana
cara mengatasinya ?
17. 22
B. KUNCI JAWABAN
1. Kelebihan CVT
a. CVT memberikan perubahan torsi tanpa adanya hentakan
b. CVT memberikan kenyamanan lebih dibandingkan dengan sistem manual,
karena CVT tidak ada lagi proses memindah gigi. Kecepatan tergantung pada
putaran engine
c. CVT memiliki konstruksi yang lebih sederhana dari pada sistem manual
d. Perawatan CVT tergolong lebih mudah jika dibandingkan dengan transmisi
manual
e. CVT memberikan perubahan kecepatan dengan lembut
Kekurangan CVT
a. Putaran awal membutuhkan putaran yang tinggi
b. Bukaan gas cenderung lebih besar, karena dibutuhkan putaran tinggi untuk bisa
bergerak dan merubah rasio
c. Penggunaan bahan bakar yang tidak efisien
d. Komponen engine lebih cepat aus karena karakteristik engine bekerja pada
putaran tinggi
e. Engine brake sangat kecil sehingga penggunaan rem lebih dominan dan
kemungkinan rem terbakar atau rem cepat aus
f. Saat melewati jalan yang menurun akan sulit dikendalikan karena engine brake
kecil
2.
3. Primary pulley
a. Primary Fixed sheave
Primary fixed sheave merupakan salah satu bagian dari pulley yang berkaitan
langsung dengan crankshaft dan cam secara fix. Primary fixed sheave ini juga
sebagai fan pendingin sistem CVT.
b. Primary sliding sheave
Primary fixed sheave merupakan salah satu bagian dari pulley yang dapat bergeser-
geser melalui collar/spacer. Primary sliding sheave ini berfungsi untuk merubah
diameter primary pulley agar didapatkan perbandingan yang tepat.
c. Collar/spacer
Collar/spacer merupakan lintasan primary sliding sheave, sehingga sliding sheave
dapat bergerak dengan mudah.
WHEELFINAL GEAR / GEAR REDUCTIONSECONDARY PULLEY
V-BELTPRIMARY PULLEYCRANKSHAFTENGINE
18. 22
d. Primary sheave weight
Primary sheave weight merupakan bagian dari primary pulley yang mendorong
sliding sheave karena adanya gaya sentrifugal yang bekerja sehingga diameter
primary pulley berubah.
e. Cam plate/slider
Cam plate merupakan bagian dari primary pulley yang terpasang fix pada poros,
sehingga pada saat weight bekerja camplate ini menjadi tempat tumpuan untuk
mendorong sliding sheave
f. Plastic slider guide
Plastic slider guide berfungsi untuk menuntun jalannya pergerakan antara cam
plate/slider dan primary sliding sheave, sehingga pergerakan sliding sheave tidak
keluar dari alurnya.
4. Secondary pulley
a. Secondary fixed sheave
Secondary fixed sheave ini berada pada poros primary drive gear melalui bearing
dan clutch carrier yang terpasang di fixed sheave. Secondary fixed sheave ini tidak
memiliki sirip pendinginan layaknya primary fixed sheaves.
b. Secondary sliding sheave
Secondary sliding sheave bagian pada secondary pulley yang berubah-ubah
posisinya untuk mengatur diameter secondary pulley.
c. Clutch carrier
Clutch carrier yaitu komponen secondary pulley yang memutus dan
menghubungkan putarandari engine ke roda berdasarkan putaran. Semakin tinggi
putaran dari engine maka clutch carrier akan terhubung dengan clutch hoousing.
d. Clutch housing
Clutch housing merupakan komponen yang terhubung langsung dengan poros input
final gear. Jika clutch carrier mengembang dan menekan dinding clutch housing
maka putaran dari engine akan diteruskan ke final gear dan roda.
e. Spring
Spring ini berfungsi untuk menekan secondary pulley agar diameter secondary
pulley tetap dalam keadaan besar.
f. Pin guide/torque cam
Pin guide ini berperan saat putaran beban. Putaran yang tinggi dan beban berat
maka pin guide ini akan mengunci posisi secondary pulley dan menjaga diameter
secondary pulley tetap dalam diameter besar.
19. 22
5. Pada Saat Putaran Idle
Putaran dari crankshaft akan diteruskan ke primary pulley dan diteruskan ke
secondary pulley melalui perantara v-belt. Karena putaran belum mampu untuk
mengembangkan kopling sentrifugal maka putaran hanya sampai di cluth carrier.
6. Pada Saat Putaran Rendah
Putaran dari crankshaft akan diteruskan ke primary pulley dan diteruskan ke
secondary pulley melalui perantara v-belt. Karena putaran telah mampu mengembangkan
kopling sentrifugal maka putaran akan diteruskan dari clutch carrier ke clutch housing,
sehingga putaran dapat diteruskan ke final gear dan berakhir di roda.
7. Pada Saat Putaran Menengah
Putaran dari crankshaft akan diteruskan ke primary pulley dan diteruskan ke
secondary pulley melalui perantara v-belt. Karena putaran telah mampu mengembangkan
kopling sentrifugal maka putaran akan diteruskan dari clutch carrier ke clutch housing,
sehingga putaran dapat diteruskan ke final gear dan berakhir di roda. Keadaan pulley saat
putaran menengah ini sedikit berbeda dengan pada saat putaran rendah.
8. Pada Saat Putaran Tinggi
Putaran dari crankshaft akan diteruskan ke primary pulley dan diteruskan ke
secondary pulley melalui perantara v-belt. Karena putaran telah mampu mengembangkan
kopling sentrifugal maka putaran akan diteruskan dari clutch carrier ke clutch housing,
sehingga putaran dapat diteruskan ke final gear dan berakhir di roda. Pada saat putaran
tinggi diameter primary pulley lebih kecil dari pada secondary pulley.
9. Pada Saat Putaran Beban
Putaran dari crankshaft akan diteruskan ke primary pulley dan diteruskan ke
secondary pulley melalui perantara v-belt. Karena putaran telah mampu mengembangkan
kopling sentrifugal maka putaran akan diteruskan dari clutch carrier ke clutch housing,
sehingga putaran dapat diteruskan ke final gear dan berakhir di roda. Karena pada saat
putaran beban membutuhkan torsi yang besar maka diameter primary pulley lebihkecil
dibandingkan secondary pulley. Hal ini terjadi karena adanya pin guide yang terdapat pada
poros secondary fixed sheave mengunci fixed sheave dan sliding sheave untuk tetap
menjaga diameter pulley dalam keadaan besar, dengan begitu torsi yang dihasilkan akan
menjadi besar.
10. CVT bekerja berdasarkan gesekan dan gaya sentrifugal. Jika terjadi kehilangan tenaga
pada CVT kemungkinan :
a. roller sehingga roler tidak mampu untuk mendesak primary sliding sheave sehingga
perbandingan yang dihasilkan oleh pulley perbandingan berat. Cara mengatasinya :
ganti roller.
20. 22
b. Terdapat grease pada permukaan gesek pulley sehingga v-belt selip terhadap
permukaan pulley. Cara mengatasinya : bersihkan permukaan pulley dengan cleaner
dan keringkan.
c. Clutch carrier sudah aus sehingga kanvas kop[ling sentrifugal tidak dapat menahan
clutch housing dengan baik . cara mengatasinya : mengganti clutch carrier.
d. V-belt telah aus sehingga daya cengkraman v-belt terhadap permukaan pulley tidak
optimal. Cara mengatasinya : ganti v-belt dengan yang baru.
UMPAN BALIK
Cocokan jawaban yang telah anda buat dengan kunci jawaban yang tersedia, kemudian
cocokan jumlah jawaban anda yang benar ke rumus berikut ini :
Jumlah Jawaban Benar X 10
Jika anda mendapatkan nilai ≥70 maka anda dapat melanjutkan ke modul selanjutnya
Jika anda mendapatkan nilai ≤70 maka anda harus mengulangi modul ini kembali