SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
Buhori Muslim
Sistem Radiks Himpunan/elemen Digit Contoh
Desimal r=10
r=2
r=16
r= 8
{0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} 25510
Biner
{0,1,2,3,4,5,6,7} 3778
{0,1} 111111112
{0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A, B, C, D, E, F} FF16
Oktal
Heksadesimal
Biner 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111
Heksa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F
Desimal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
 Sistem bilangan decimal adalah sistem bilangan yang banyak
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem ini
menggunakan radix atau base 10. Bilangan Base 10 artinya
bilangan yang memiliki perpangkatan 10 (semisal 100, 101, 102, dan
lain sebagainya). Bilangan yang ada dalam sistem bilangan ini
antara lain adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
 Sebagai contoh adalah bilangan 157(10). Hasil dari Bilangan decimal
157(10) adalah :
 157(10) = (1 x 100) + (5 x 10) + (7 x 1).
 Desimal to Biner
 Untuk mengubah angka desimal menjadi angka biner digunakan metode
pembagian dengan angka 2 sampai hasil terakhir 0. Mari kita perhatikan
contohnya!
205(10)
205 : 2 = 102 sisa 1
102 : 2 = 51 sisa 0
51 : 2 = 25 sisa 1
25 : 2 = 12 sisa 1
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1
Maka hasilnya:
205(10) = 11001101(2)
Note:
Untuk menuliskan notasi binernya, pembacaan dilakukan dari bawah
yang berarti 11001101(2)
 Desimal to Biner
 Konversi 17910 ke biner:
179 / 2 = 89 sisa 1
/ 2 = 44 sisa 1
/ 2 = 22 sisa 0
/ 2 = 11 sisa 0
/ 2 = 5 sisa 1
/ 2 = 2 sisa 1
/ 2 = 1 sisa 0
/ 2 = 0 sisa 1
  17910 = 101100112
 Desimal to Biner
 9 (10) = . . . . (2)
 Apabila hasilnya sisa “1” atau “0” tulis sisanya di
bagian samping. Dan penulisan hasil bilangan
biner dimulai dari urutan paling bawah
 Desimal to Oktal
 Konversi 17910 ke oktal:
179 / 8 = 22 sisa 3
/ 8 = 2 sisa 6
/ 8 = 0 sisa 2
  17910 = 2638
 Desimal to Oktal
 533 (10) = . . . . . . . . (8)
 Desimal to Heksadesimal
 Konversi 17910 ke hexadesimal:
179 / 16 = 11 sisa 3
/ 16 = 0 sisa 11 (dlm hexadesimal berarti B)
  17910 = B316
 Desimal to Heksadesimal
 2479 (10) = . . . . . . . .(16)
 3510=…..2
 5010=….2
 4310=….2
 14010=….16
 5610=….16
 8910=….16
 2610=….8
 6610=….8
 5610=….8
 Sistem bilangan biner adalah sistem bilangan
dengan base 2. Bilangan Base 2 artinya
bilangan yang memiliki perpangkatan 2
(semisal 20, 21, 22, dan lain sebagainya).
Bilangan yang ada dalam sistem bilangan ini
antara lain adalah 0 dan 1.
 Biner to Desimal
 Perhatikan contoh di bawah ini merupakan
contoh konversi atau mengubah dari
bilangan biner ke dalam bilangan decimal.
 1110(2) = (1 x 23) + (1 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20)
= 8 + 4 + 2 + 0
= 14
 Biner to Desimal
 1011(2) = . . . . . . . (10)
 Biner to Oktal
konversikan 101100112 ke bilangan oktal
Jawab :10 110 011
2 6 3
 Jadi 101100112 = 2638
 100011002=14010
 1010101002=34010
 1100102=….8
 10101012=….8
 11101102=….16
 111100012=….16
 Sistem bilangan heksadesimal adalah sistem
bilangan dengan base 16. Bilangan Base 16
artinya bilangan yang memiliki perpangkatan
16 (semisal 160, 161, 162, dan lain sebagainya).
Bilangan yang ada dalam sistem bilangan ini
antara lain adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A,
B, C, D, E, dan F. Karena Heksadesimal
merupakan pangkat dari dua, maka
Heksadesimal berkaitan dengan prinsip biner.
 Heksa to Desimal
 9AF (16) = . . . . . . . . (10)
 Heksadesimal to Biner
DIGIT HEKSADESIMAL DIGIT BINER
0000 0
0001 1
0010 2
0011 3
0100 4
0101 5
0110 6
0111 7
1000 8
1001 9
1010 A
1011 B
1100 C
1101 D
1110 E
1111 F
 Heksadesimal to Biner
 Ubahlah bilangan heks 5D9316 menjadi bilangan
biner!
5 = 0101
D = 1101
9 = 1001
3 = 0011
Note:
 Jadi bilangan biner untuk heks 5D9316 adalah
0101110110010011
 4D16=….2
 2A16=….2
 D616=….8
 F416=….8
 3B16=….8
 Sistem bilangan octal adalah
sistem bilangan dengan
base 8. Bilangan Base 8
artinya bilangan yang
memiliki perpangkatan 8
(semisal 80, 81, 82, dan lain
sebagainya). Bilangan yang
ada dalam sistem bilangan
ini antara lain adalah 0, 1, 2,
3, 4, 5, 6, dan 7. Karena octal
merupakan pangkat dari
dua, maka octal berkaitan
dengan prinsip biner.
DIGIT OCTAL DIGIT BINER
0000 0
0001 1
0010 2
0011 3
0100 4
0101 5
0110 6
0111 7
 Oktal to Desimal
 1025 (8) = . . . . . . . . . (10)
 Oktal to Biner
 Ubahlah bilangan oktal 63058 menjadi
bilangan biner!
6 3 0 5
110 011 000 101
Note:
 Masing-masing digit oktal diganti dengan
ekivalens 3 bit (biner)
 Oktal to Biner
2638 ke bilangan biner.
Jawab: 2 6 3
010 110 011
Jadi 2638 = 0101100112 Karena 0 didepan tidak
ada artinya kita bisa menuliskan 101100112
 358=….2
 438=….2
 608=….2
 328=….10
 418=….10
 608=….10
 568=….16
 758=….16
 378=….16
 Penjumlahan Bilangan Biner
 10110 (2) + 1011
Konversikan Bilangan di Bawah ini
 8910 = ……16
 3678 = ……2
 29A16 = ……10
 1101112 = …….8
 35910 = ……2
 4728 = ……16
 110102 = ……10
 7FD16 = ……8
 Konversi 8910 ke hexadesimal:
89 / 16 = 5 sisa 9
8910 = 5916
 Konversi 3678 ke biner:
3 = 011 ; 6 = 110 ; 7 = 111
» 0111101112 = 111101112
 Konversi 110102 ke desimal:
= 124 + 123 +022 + 121 + 020
= 16 + 8 + 2 = 2610
Jawaban
 Konversi 7FD16 ke oktal:
7 = 0111 ; F = 1111 ; D = 1101
0111111111012 = 111111111012
111111111012 = 37758
» 7FD16 = 37758
 Konversi 29A16 ke desimal:
= 2162 + 9161 + A160
= 512 + 144 + 10 = 66610
 Konversi 1101112 ke Oktal
110= 6 ; 111 = 7  1101112 = 678
 Konversi 35910 ke biner
359 / 2 = 179 sisa 1 (LSB)
/ 2 = 89 sisa 1
/ 2 = 44 sisa 1
/ 2 = 22 sisa 0
/ 2 = 11 sisa 0
/ 2 = 5 sisa 1
/ 2 = 2 sisa 1
/ 2 = 1 sisa 0
/ 2 = 0 sisa = 1 (MSB)
  35910 = 1011001112
 Konversi 4728 ke hexadecimal = 314
 4728 = 1001110102
 4 7 2
 100 111 010
 1001110102 = 13A16
 11012 = 123 + 122 + 120
= 8 + 4 + 1 = 1310
 5728 = 582 + 781 + 280
= 320 + 56 + 16 = 39210
 2A16 = 2161 + 10160
= 32 + 10 = 4210
1. Carilah hasil konversi desimal ke biner di bawah ini
a. 25 (10) = . . . . . . (2)
b. 33 (10) = . . . . . . (2)
2. Carilah hasil konversi biner ke desimal di bawah ini
a. 11101(2) = . . . . . (10)
b. 1010101(2) = . . . . . . (10)
c. 11101110 (2) = . . . . . .(10)
3. Carilah konversi desimal ke oktal di bawah ini
a. 875 (10) = . . . . . . .(8)
b. 453 (10)= . . . . . . . (8)
4. Carilah Konversi Oktal ke desimal dibawah ini
a. 564 (8) = . . . . . . .(10)
b. 246 (8) = . . . . . . .(10)
5. Carilah konversi hexadesimal ke desimal dibawah ini
34FA (16) = . . . . . . .(10)
Konversikan Bilangan di Bawah ini
 8910 = ……16
 3678 = ……2
 110102 = ……10
 7FD16 = ……8
 29A16 = ……10
 1101112 = …….8
 35910 = ……2
 4728 = ……16
 Konversi 8910 ke hexadesimal:
89 / 16 = 5 sisa 9
8910 = 5916
 Konversi 3678 ke biner:
3 = 011 ; 6 = 110 ; 7 = 111
» 0111101112 = 111101112
 Konversi 110102 ke desimal:
= 124 + 123 +022 + 121 + 020
= 16 + 8 + 2 = 2610
Jawaban
 Konversi 7FD16 ke oktal:
7 = 0111 ; F = 1111 ; D = 1101
0111111111012 = 111111111012
111111111012 = 37758
» 7FD16 = 37758
 Konversi 29A16 ke desimal:
= 2162 + 9161 + A160
= 512 + 144 + 10 = 66610
 Konversi 1101112 ke Oktal
110= 6 ; 111 = 7  1101112 = 678
 Konversi 35910 ke biner
359 / 2 = 179 sisa 1 (LSB)
/ 2 = 89 sisa 1
/ 2 = 44 sisa 1
/ 2 = 22 sisa 0
/ 2 = 11 sisa 0
/ 2 = 5 sisa 1
/ 2 = 2 sisa 1
/ 2 = 1 sisa 0
/ 2 = 0 sisa = 1 (MSB)
  35910 = 1011001112
 Konversi 4728 ke hexadecimal = 314
 4728 = 1001110102
4 7 2
100 111 010
 1001110102 = 13A16
 Komputer secara umum bekerja dengan
beberapa jumlah bit khusus. Kumpulan yang
Umum adalah bit tunggal, kelompok empat
bit (disebut nibbles), kelompok delapan bit
(disebut byte), kelompok 16 bit (disebut
word), dan lain-lain.
 "Unit" paling kecil dari data pada komputer biner adalah
satu bit tunggal.
 satu bit tunggal mampu merepresentasikan hanya dua
nilai yang berbeda (secara tipikal nol atau satu)
 Anda bisa merepresentasikan dua item data apapun yang
berbeda dengan satu bit tunggal. Contoh meliputi nol atau
satu, benar atau salah, on atau off, pria atau wanita. Anda
tidak dibatasi untuk merepresentasikan jenis data biner
(yaitu, objek yang hanya mempunyai dua nilai yang
berbeda).
 Data adalah apa yang anda ingin definisikan.
 Jika anda menggunakan bit untuk merepresentasikan
suatu nilai boolean (benar/salah) maka bit itu (oleh
definisi anda) merepresentasikan benar atau salah.
 Agar bit mempunyai maksud/arti yang benar, anda harus
konsisten. Maka, jika anda sedang menggunakan bit
untuk merepresentasikan benar atau salah di dalam
program anda, anda tidak boleh menggunakan nilai
benar/salah yang disimpan dalam bit tsb untuk
merepresentasikan merah atau biru.
 nibble adalah satu koleksi empat bit. Ia bukan
merupakan jenis data yang menarik kecuali dua
item: bilangan BCD (binary coded decimal) dan
bilangan berbasis enambelas.
 Ia menggunakan empat bit untuk
merepresentasikan satu BCD tunggal atau digit
hexadecimal. Dengan suatu nibble, kita bisa
merepresentasikan sampai dengan 16 nilai berbeda.
 Dalam kasus bilangan berbasis enambelas,
nilai dapat berupa 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A,
B, C, D, E, dan F direpresentasikan dengan
empat bit. BCD menggunakan sepuluh angka
berbeda (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9)
 Struktur data terpenting yang digunakan oleh
mikroprosesor 80x86 adalah byte. Sebuah byte
terdiri dari delapan bit dan adalah datum
addressable paling kecil (data item) pada
mikroprosesor 80x86.
 Memori Utama dan alamat I/O pada 80x86 adalah
semua alamat byte. Artinya bahwa item paling kecil
yang mungkin diakses secara individu oleh satu
program 80x86 adalah nilai delapan-bit.
 Bit dalam satu byte secara normal dinomori
dari nol sampai tujuh menggunakan konvensi
di dalam gambar 1.1.
 Bit 0 adalah urutan bit terendah atau bit
paling tidak berarti (signifikan), bit 7 adalah
urutan bit paling berarti (signifikan) dari byte.
Kita akan mengacu pada penomoran semua
bit lain.
Gambar 1.1: Penomoran Bit dalam satu Byte
 Perhatikan bahwa satu byte juga berisi persis dua
nibble (lihat gambar 1.2).
Gambar 1.2: Dua Nibbles dalam satu Byte
 Sebuah word adalah kelompok 16 bit. Kita akan
menomori bit dalam word mulai dari nol sampai
dengan lima belas. Penomoran bit muncul di gambar
1.3.
Gambar 1.3: Nomor Bit dalam Word
 Seperti byte, bit 0 adalah urutan bit terendah dan bit 15
adalah urutan bit tertinggi.
 Perhatikan bahwa satu word berisi persis dua byte.
Bit 0 sampai 7 membentuk urutan byte terendah,
bit 8 hingga 15 membentuk urutan byte tertinggi
(lihat gambar 1.4).
Gambar 1.4: Dua Bytes dalam Word
 Secara alami, satu word mungkin saja dipecah ke
dalam empat nibble seperti diperlihatkan di dalam
gambar 1.5.
Gambar 1.5: Nibble dalam Sebuah Word
 Nibble nol adalah nibble urutan terendah
dalam word dan nibble tiga adalah nible
urutan tertinggi dari word. Dua nibble lain
adalah “nibble satu” atau “nibble dua”.
 Dengan 16 bit, anda bisa merepresentasikan
216 (65,536) nilai yang berbeda. Ini bisa
menjadi nilai dalam jangkauan 0..65,535
(atau, sebagai kasus biasanya, -
32,768..+32,767) atau jenis data lain apapun
tanpa lebih dari 65,536 nilai.
 Digital Principles and Applications, Leach-
Malvino, McGraw-Hill
 Sistem Diugital konsep dan aplikasi, freddy
kurniawan, ST.
 Elektronika Digiltal konsep dasar dan
aplikasinya, Sumarna, GRAHA ILMU

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum basis data my sql
Laporan praktikum basis data my sqlLaporan praktikum basis data my sql
Laporan praktikum basis data my sql
Lela Warni
 
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Heri Setiawan
 
Presentation1 sistem bilangan
Presentation1 sistem bilanganPresentation1 sistem bilangan
Presentation1 sistem bilangan
Rizma Ariyani
 
Bab ii peluang dan distribusi peluang
Bab ii peluang dan distribusi peluangBab ii peluang dan distribusi peluang
Bab ii peluang dan distribusi peluang
Ir. Zakaria, M.M
 

What's hot (20)

Deret Taylor dan McLaurin
Deret Taylor dan McLaurinDeret Taylor dan McLaurin
Deret Taylor dan McLaurin
 
27 transformasi-laplace
27 transformasi-laplace27 transformasi-laplace
27 transformasi-laplace
 
MultiProgramming and Time Sharing
MultiProgramming and Time SharingMultiProgramming and Time Sharing
MultiProgramming and Time Sharing
 
Pertemuan 10
Pertemuan 10Pertemuan 10
Pertemuan 10
 
Bab 6 relasi
Bab 6 relasiBab 6 relasi
Bab 6 relasi
 
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logikaPertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
 
Pendugaan Parameter
Pendugaan ParameterPendugaan Parameter
Pendugaan Parameter
 
DISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITASDISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITAS
 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
 
Laporan praktikum basis data my sql
Laporan praktikum basis data my sqlLaporan praktikum basis data my sql
Laporan praktikum basis data my sql
 
Bab 4 aljabar boolean
Bab 4 aljabar booleanBab 4 aljabar boolean
Bab 4 aljabar boolean
 
Stat matematika II (1)
Stat matematika II (1)Stat matematika II (1)
Stat matematika II (1)
 
Bab 5 interpolasi newton lanjutan
Bab 5 interpolasi newton lanjutanBab 5 interpolasi newton lanjutan
Bab 5 interpolasi newton lanjutan
 
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
 
Presentation1 sistem bilangan
Presentation1 sistem bilanganPresentation1 sistem bilangan
Presentation1 sistem bilangan
 
Rekursi
Rekursi Rekursi
Rekursi
 
Bab ii peluang dan distribusi peluang
Bab ii peluang dan distribusi peluangBab ii peluang dan distribusi peluang
Bab ii peluang dan distribusi peluang
 
Distribusi eksponensial
Distribusi eksponensialDistribusi eksponensial
Distribusi eksponensial
 
Presentasi interpolasi polinomial
Presentasi interpolasi polinomialPresentasi interpolasi polinomial
Presentasi interpolasi polinomial
 

Similar to Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data

SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptxSISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
fitri9611
 
2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan
ale obay
 

Similar to Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data (20)

SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptxSISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
 
2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan
 
Metode dan Teknik Konversi Basis bilangan
Metode dan Teknik Konversi Basis bilanganMetode dan Teknik Konversi Basis bilangan
Metode dan Teknik Konversi Basis bilangan
 
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan KodeSistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
 
1sistem bilangan-dhbo
1sistem bilangan-dhbo1sistem bilangan-dhbo
1sistem bilangan-dhbo
 
1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo
 
sistem konversi bilangan
sistem konversi bilangansistem konversi bilangan
sistem konversi bilangan
 
Tugas pti 6
Tugas pti 6Tugas pti 6
Tugas pti 6
 
Biru minimalis polos tugas presentasi.pdf
Biru minimalis polos tugas presentasi.pdfBiru minimalis polos tugas presentasi.pdf
Biru minimalis polos tugas presentasi.pdf
 
12130965.ppt
12130965.ppt12130965.ppt
12130965.ppt
 
Sistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.pptSistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.ppt
 
Punya leli
Punya leliPunya leli
Punya leli
 
Bilangan biner
Bilangan binerBilangan biner
Bilangan biner
 
2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan
 
Per-3-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.ppt
Per-3-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.pptPer-3-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.ppt
Per-3-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.ppt
 
Per-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.ppt
Per-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.pptPer-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.ppt
Per-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.ppt
 
Power poin modul 6
Power poin modul 6Power poin modul 6
Power poin modul 6
 
2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan
 
Bab 2 sistem-bilangan
Bab 2 sistem-bilanganBab 2 sistem-bilangan
Bab 2 sistem-bilangan
 
sistem bilangan.ppt
sistem bilangan.pptsistem bilangan.ppt
sistem bilangan.ppt
 

More from Buhori Muslim

More from Buhori Muslim (19)

INFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAM
INFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAMINFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAM
INFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAM
 
Sap mikroprosesor sigit
Sap mikroprosesor sigit Sap mikroprosesor sigit
Sap mikroprosesor sigit
 
Pertemuan 9.1 pengalamatan juga
Pertemuan 9.1 pengalamatan jugaPertemuan 9.1 pengalamatan juga
Pertemuan 9.1 pengalamatan juga
 
Pertemuan 9 pengalamatan
Pertemuan 9 pengalamatanPertemuan 9 pengalamatan
Pertemuan 9 pengalamatan
 
Pertemuan 2.1 perkembangan teknis
Pertemuan 2.1 perkembangan teknisPertemuan 2.1 perkembangan teknis
Pertemuan 2.1 perkembangan teknis
 
Pertemuan 2 & 3 dasar & arsitektur
Pertemuan 2 & 3 dasar & arsitekturPertemuan 2 & 3 dasar & arsitektur
Pertemuan 2 & 3 dasar & arsitektur
 
Pertemuan 15. port serial
Pertemuan 15. port serialPertemuan 15. port serial
Pertemuan 15. port serial
 
Pertemuan 14 ppi8255
Pertemuan 14 ppi8255Pertemuan 14 ppi8255
Pertemuan 14 ppi8255
 
Pertemuan 12 & 13 input output
Pertemuan 12 & 13 input outputPertemuan 12 & 13 input output
Pertemuan 12 & 13 input output
 
Pertemuan 10 memory
Pertemuan 10 memoryPertemuan 10 memory
Pertemuan 10 memory
 
Pertemuan 1 mikroprosessor
Pertemuan 1 mikroprosessorPertemuan 1 mikroprosessor
Pertemuan 1 mikroprosessor
 
Pertemuan 11 input output
Pertemuan 11 input outputPertemuan 11 input output
Pertemuan 11 input output
 
Analisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alam
Analisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alamAnalisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alam
Analisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alam
 
Analisis pentingnya si terintegrasi pada pt
Analisis pentingnya si terintegrasi pada ptAnalisis pentingnya si terintegrasi pada pt
Analisis pentingnya si terintegrasi pada pt
 
Sistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis website
Sistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis websiteSistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis website
Sistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis website
 
PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...
PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL  PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL  PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...
PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...
 
Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...
Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...
Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...
 
Panduan Penjaminan Mutu Internal
Panduan Penjaminan Mutu InternalPanduan Penjaminan Mutu Internal
Panduan Penjaminan Mutu Internal
 
Strategi penerapan TI di perpus STT Pagar Alam
Strategi penerapan TI di perpus STT Pagar AlamStrategi penerapan TI di perpus STT Pagar Alam
Strategi penerapan TI di perpus STT Pagar Alam
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 

Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data

  • 2. Sistem Radiks Himpunan/elemen Digit Contoh Desimal r=10 r=2 r=16 r= 8 {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} 25510 Biner {0,1,2,3,4,5,6,7} 3778 {0,1} 111111112 {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A, B, C, D, E, F} FF16 Oktal Heksadesimal Biner 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 Heksa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F Desimal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
  • 3.  Sistem bilangan decimal adalah sistem bilangan yang banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem ini menggunakan radix atau base 10. Bilangan Base 10 artinya bilangan yang memiliki perpangkatan 10 (semisal 100, 101, 102, dan lain sebagainya). Bilangan yang ada dalam sistem bilangan ini antara lain adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.  Sebagai contoh adalah bilangan 157(10). Hasil dari Bilangan decimal 157(10) adalah :  157(10) = (1 x 100) + (5 x 10) + (7 x 1).
  • 4.  Desimal to Biner  Untuk mengubah angka desimal menjadi angka biner digunakan metode pembagian dengan angka 2 sampai hasil terakhir 0. Mari kita perhatikan contohnya! 205(10) 205 : 2 = 102 sisa 1 102 : 2 = 51 sisa 0 51 : 2 = 25 sisa 1 25 : 2 = 12 sisa 1 12 : 2 = 6 sisa 0 6 : 2 = 3 sisa 0 3 : 2 = 1 sisa 1 1 : 2 = 0 sisa 1 Maka hasilnya: 205(10) = 11001101(2) Note: Untuk menuliskan notasi binernya, pembacaan dilakukan dari bawah yang berarti 11001101(2)
  • 5.  Desimal to Biner  Konversi 17910 ke biner: 179 / 2 = 89 sisa 1 / 2 = 44 sisa 1 / 2 = 22 sisa 0 / 2 = 11 sisa 0 / 2 = 5 sisa 1 / 2 = 2 sisa 1 / 2 = 1 sisa 0 / 2 = 0 sisa 1   17910 = 101100112
  • 6.  Desimal to Biner  9 (10) = . . . . (2)  Apabila hasilnya sisa “1” atau “0” tulis sisanya di bagian samping. Dan penulisan hasil bilangan biner dimulai dari urutan paling bawah
  • 7.  Desimal to Oktal  Konversi 17910 ke oktal: 179 / 8 = 22 sisa 3 / 8 = 2 sisa 6 / 8 = 0 sisa 2   17910 = 2638
  • 8.  Desimal to Oktal  533 (10) = . . . . . . . . (8)
  • 9.  Desimal to Heksadesimal  Konversi 17910 ke hexadesimal: 179 / 16 = 11 sisa 3 / 16 = 0 sisa 11 (dlm hexadesimal berarti B)   17910 = B316
  • 10.  Desimal to Heksadesimal  2479 (10) = . . . . . . . .(16)
  • 11.  3510=…..2  5010=….2  4310=….2  14010=….16  5610=….16  8910=….16  2610=….8  6610=….8  5610=….8
  • 12.  Sistem bilangan biner adalah sistem bilangan dengan base 2. Bilangan Base 2 artinya bilangan yang memiliki perpangkatan 2 (semisal 20, 21, 22, dan lain sebagainya). Bilangan yang ada dalam sistem bilangan ini antara lain adalah 0 dan 1.
  • 13.  Biner to Desimal  Perhatikan contoh di bawah ini merupakan contoh konversi atau mengubah dari bilangan biner ke dalam bilangan decimal.  1110(2) = (1 x 23) + (1 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20) = 8 + 4 + 2 + 0 = 14
  • 14.  Biner to Desimal  1011(2) = . . . . . . . (10)
  • 15.  Biner to Oktal konversikan 101100112 ke bilangan oktal Jawab :10 110 011 2 6 3  Jadi 101100112 = 2638
  • 16.  100011002=14010  1010101002=34010  1100102=….8  10101012=….8  11101102=….16  111100012=….16
  • 17.  Sistem bilangan heksadesimal adalah sistem bilangan dengan base 16. Bilangan Base 16 artinya bilangan yang memiliki perpangkatan 16 (semisal 160, 161, 162, dan lain sebagainya). Bilangan yang ada dalam sistem bilangan ini antara lain adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F. Karena Heksadesimal merupakan pangkat dari dua, maka Heksadesimal berkaitan dengan prinsip biner.
  • 18.  Heksa to Desimal  9AF (16) = . . . . . . . . (10)
  • 19.  Heksadesimal to Biner DIGIT HEKSADESIMAL DIGIT BINER 0000 0 0001 1 0010 2 0011 3 0100 4 0101 5 0110 6 0111 7 1000 8 1001 9 1010 A 1011 B 1100 C 1101 D 1110 E 1111 F
  • 20.  Heksadesimal to Biner  Ubahlah bilangan heks 5D9316 menjadi bilangan biner! 5 = 0101 D = 1101 9 = 1001 3 = 0011 Note:  Jadi bilangan biner untuk heks 5D9316 adalah 0101110110010011
  • 21.  4D16=….2  2A16=….2  D616=….8  F416=….8  3B16=….8
  • 22.  Sistem bilangan octal adalah sistem bilangan dengan base 8. Bilangan Base 8 artinya bilangan yang memiliki perpangkatan 8 (semisal 80, 81, 82, dan lain sebagainya). Bilangan yang ada dalam sistem bilangan ini antara lain adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Karena octal merupakan pangkat dari dua, maka octal berkaitan dengan prinsip biner. DIGIT OCTAL DIGIT BINER 0000 0 0001 1 0010 2 0011 3 0100 4 0101 5 0110 6 0111 7
  • 23.  Oktal to Desimal  1025 (8) = . . . . . . . . . (10)
  • 24.  Oktal to Biner  Ubahlah bilangan oktal 63058 menjadi bilangan biner! 6 3 0 5 110 011 000 101 Note:  Masing-masing digit oktal diganti dengan ekivalens 3 bit (biner)
  • 25.  Oktal to Biner 2638 ke bilangan biner. Jawab: 2 6 3 010 110 011 Jadi 2638 = 0101100112 Karena 0 didepan tidak ada artinya kita bisa menuliskan 101100112
  • 26.  358=….2  438=….2  608=….2  328=….10  418=….10  608=….10  568=….16  758=….16  378=….16
  • 27.  Penjumlahan Bilangan Biner  10110 (2) + 1011
  • 28.
  • 29.
  • 30. Konversikan Bilangan di Bawah ini  8910 = ……16  3678 = ……2  29A16 = ……10  1101112 = …….8  35910 = ……2  4728 = ……16  110102 = ……10  7FD16 = ……8
  • 31.  Konversi 8910 ke hexadesimal: 89 / 16 = 5 sisa 9 8910 = 5916  Konversi 3678 ke biner: 3 = 011 ; 6 = 110 ; 7 = 111 » 0111101112 = 111101112  Konversi 110102 ke desimal: = 124 + 123 +022 + 121 + 020 = 16 + 8 + 2 = 2610 Jawaban
  • 32.  Konversi 7FD16 ke oktal: 7 = 0111 ; F = 1111 ; D = 1101 0111111111012 = 111111111012 111111111012 = 37758 » 7FD16 = 37758  Konversi 29A16 ke desimal: = 2162 + 9161 + A160 = 512 + 144 + 10 = 66610
  • 33.  Konversi 1101112 ke Oktal 110= 6 ; 111 = 7  1101112 = 678  Konversi 35910 ke biner 359 / 2 = 179 sisa 1 (LSB) / 2 = 89 sisa 1 / 2 = 44 sisa 1 / 2 = 22 sisa 0 / 2 = 11 sisa 0 / 2 = 5 sisa 1 / 2 = 2 sisa 1 / 2 = 1 sisa 0 / 2 = 0 sisa = 1 (MSB)   35910 = 1011001112
  • 34.  Konversi 4728 ke hexadecimal = 314  4728 = 1001110102  4 7 2  100 111 010  1001110102 = 13A16
  • 35.  11012 = 123 + 122 + 120 = 8 + 4 + 1 = 1310  5728 = 582 + 781 + 280 = 320 + 56 + 16 = 39210  2A16 = 2161 + 10160 = 32 + 10 = 4210
  • 36. 1. Carilah hasil konversi desimal ke biner di bawah ini a. 25 (10) = . . . . . . (2) b. 33 (10) = . . . . . . (2) 2. Carilah hasil konversi biner ke desimal di bawah ini a. 11101(2) = . . . . . (10) b. 1010101(2) = . . . . . . (10) c. 11101110 (2) = . . . . . .(10) 3. Carilah konversi desimal ke oktal di bawah ini a. 875 (10) = . . . . . . .(8) b. 453 (10)= . . . . . . . (8) 4. Carilah Konversi Oktal ke desimal dibawah ini a. 564 (8) = . . . . . . .(10) b. 246 (8) = . . . . . . .(10) 5. Carilah konversi hexadesimal ke desimal dibawah ini 34FA (16) = . . . . . . .(10)
  • 37. Konversikan Bilangan di Bawah ini  8910 = ……16  3678 = ……2  110102 = ……10  7FD16 = ……8  29A16 = ……10  1101112 = …….8  35910 = ……2  4728 = ……16
  • 38.  Konversi 8910 ke hexadesimal: 89 / 16 = 5 sisa 9 8910 = 5916  Konversi 3678 ke biner: 3 = 011 ; 6 = 110 ; 7 = 111 » 0111101112 = 111101112  Konversi 110102 ke desimal: = 124 + 123 +022 + 121 + 020 = 16 + 8 + 2 = 2610 Jawaban
  • 39.  Konversi 7FD16 ke oktal: 7 = 0111 ; F = 1111 ; D = 1101 0111111111012 = 111111111012 111111111012 = 37758 » 7FD16 = 37758  Konversi 29A16 ke desimal: = 2162 + 9161 + A160 = 512 + 144 + 10 = 66610
  • 40.  Konversi 1101112 ke Oktal 110= 6 ; 111 = 7  1101112 = 678  Konversi 35910 ke biner 359 / 2 = 179 sisa 1 (LSB) / 2 = 89 sisa 1 / 2 = 44 sisa 1 / 2 = 22 sisa 0 / 2 = 11 sisa 0 / 2 = 5 sisa 1 / 2 = 2 sisa 1 / 2 = 1 sisa 0 / 2 = 0 sisa = 1 (MSB)   35910 = 1011001112
  • 41.  Konversi 4728 ke hexadecimal = 314  4728 = 1001110102 4 7 2 100 111 010  1001110102 = 13A16
  • 42.
  • 43.  Komputer secara umum bekerja dengan beberapa jumlah bit khusus. Kumpulan yang Umum adalah bit tunggal, kelompok empat bit (disebut nibbles), kelompok delapan bit (disebut byte), kelompok 16 bit (disebut word), dan lain-lain.
  • 44.  "Unit" paling kecil dari data pada komputer biner adalah satu bit tunggal.  satu bit tunggal mampu merepresentasikan hanya dua nilai yang berbeda (secara tipikal nol atau satu)  Anda bisa merepresentasikan dua item data apapun yang berbeda dengan satu bit tunggal. Contoh meliputi nol atau satu, benar atau salah, on atau off, pria atau wanita. Anda tidak dibatasi untuk merepresentasikan jenis data biner (yaitu, objek yang hanya mempunyai dua nilai yang berbeda).
  • 45.  Data adalah apa yang anda ingin definisikan.  Jika anda menggunakan bit untuk merepresentasikan suatu nilai boolean (benar/salah) maka bit itu (oleh definisi anda) merepresentasikan benar atau salah.  Agar bit mempunyai maksud/arti yang benar, anda harus konsisten. Maka, jika anda sedang menggunakan bit untuk merepresentasikan benar atau salah di dalam program anda, anda tidak boleh menggunakan nilai benar/salah yang disimpan dalam bit tsb untuk merepresentasikan merah atau biru.
  • 46.  nibble adalah satu koleksi empat bit. Ia bukan merupakan jenis data yang menarik kecuali dua item: bilangan BCD (binary coded decimal) dan bilangan berbasis enambelas.  Ia menggunakan empat bit untuk merepresentasikan satu BCD tunggal atau digit hexadecimal. Dengan suatu nibble, kita bisa merepresentasikan sampai dengan 16 nilai berbeda.
  • 47.  Dalam kasus bilangan berbasis enambelas, nilai dapat berupa 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F direpresentasikan dengan empat bit. BCD menggunakan sepuluh angka berbeda (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9)
  • 48.  Struktur data terpenting yang digunakan oleh mikroprosesor 80x86 adalah byte. Sebuah byte terdiri dari delapan bit dan adalah datum addressable paling kecil (data item) pada mikroprosesor 80x86.  Memori Utama dan alamat I/O pada 80x86 adalah semua alamat byte. Artinya bahwa item paling kecil yang mungkin diakses secara individu oleh satu program 80x86 adalah nilai delapan-bit.
  • 49.  Bit dalam satu byte secara normal dinomori dari nol sampai tujuh menggunakan konvensi di dalam gambar 1.1.  Bit 0 adalah urutan bit terendah atau bit paling tidak berarti (signifikan), bit 7 adalah urutan bit paling berarti (signifikan) dari byte. Kita akan mengacu pada penomoran semua bit lain.
  • 50. Gambar 1.1: Penomoran Bit dalam satu Byte  Perhatikan bahwa satu byte juga berisi persis dua nibble (lihat gambar 1.2). Gambar 1.2: Dua Nibbles dalam satu Byte
  • 51.  Sebuah word adalah kelompok 16 bit. Kita akan menomori bit dalam word mulai dari nol sampai dengan lima belas. Penomoran bit muncul di gambar 1.3. Gambar 1.3: Nomor Bit dalam Word  Seperti byte, bit 0 adalah urutan bit terendah dan bit 15 adalah urutan bit tertinggi.
  • 52.  Perhatikan bahwa satu word berisi persis dua byte. Bit 0 sampai 7 membentuk urutan byte terendah, bit 8 hingga 15 membentuk urutan byte tertinggi (lihat gambar 1.4). Gambar 1.4: Dua Bytes dalam Word  Secara alami, satu word mungkin saja dipecah ke dalam empat nibble seperti diperlihatkan di dalam gambar 1.5.
  • 53. Gambar 1.5: Nibble dalam Sebuah Word  Nibble nol adalah nibble urutan terendah dalam word dan nibble tiga adalah nible urutan tertinggi dari word. Dua nibble lain adalah “nibble satu” atau “nibble dua”.
  • 54.  Dengan 16 bit, anda bisa merepresentasikan 216 (65,536) nilai yang berbeda. Ini bisa menjadi nilai dalam jangkauan 0..65,535 (atau, sebagai kasus biasanya, - 32,768..+32,767) atau jenis data lain apapun tanpa lebih dari 65,536 nilai.
  • 55.  Digital Principles and Applications, Leach- Malvino, McGraw-Hill  Sistem Diugital konsep dan aplikasi, freddy kurniawan, ST.  Elektronika Digiltal konsep dasar dan aplikasinya, Sumarna, GRAHA ILMU