1. Pengelolaan Memory
Pengelolaan memory adalah mengatur dalam pemakaian dan
pengendalian main memory. Pengelolaan Memory yang dapat
dilakukan ada 2 tipe, yaitu:
1. Single Contigous Allocation
Keuntungan: sistem operasi sangat sederhana karena penggunanya
tunggal(single user pada komputer stand alone)
Kerugiannya:
a. terdapat bagian memori yang telah dialokasikan tetapi tidak
digunakan tersebar di beberapa alokasi di memory
b. daya guna memory sangat rendah, karena memori hanya
memuat satu job
c. selama proses I/O berlangsung, operasi CPU ditunda sampai
operasi/proses I/O selesai
d. penggunaan memory relatif rendah dan tidak fleksibel, karena
sistem tidak dapat menerima job yang lebih besar kapasitas
bytenya dari pada kapasitas memori yang tersedia
Memory kapasitas 640 KByte
Sistem Operasi Supervisor Mode ( 0 – 100 Kbyte)
JOB ( 101- 540 Kbyte) 440 Kbyte
Free User Mode
Area (541 – 640 Kbyte) 100 Kbyte
2. Multiprogramming Allocation
Kelemahan yang dimiliki Single Contigous Allocation diperbaiki
dengan menggunakan metode pengalokasian memori
multiprogramming.
Memory - kapasitas 640 KByte
Sistem Operasi Supervisor Mode ( 0 – 100 Kbyte)
JOB 1 ( 101- 540 Kbyte) 440 Kbyte
JOB 2 User Mode ( 541- 600 Kbyte) 60 Kbyte
JOB 3 (601 – 640 Kbyte) 40 Kbyte
Jenis pengalokasian Memory secara multiprogramming ada 2
macam, yaitu:
a. Multiprogramming static Allocation
Contoh :
Bila memory di partisi secara static dengan ukuran 200 Kbyte
dan Memory kapasitas 640 Kbyte, maka pengalokasian sbb:
2. Sistem Operasi Supervisor Mode ( 0 – 100 Kbyte) 100 Kbyte
Free area Sisa memory 100Kbyte
JOB 1 Tidak dpt dialokasikan (201- 400 Kbyte) 440 Kbyte
JOB 2 User Mode ( 401- 600 Kbyte) 60 Kbyte
Free area Sisa memory 140Kbyte
JOB 3 (601 – 640 Kbyte) 40 Kbyte
b. Multiprogramming Dynamic Allocation
Contoh :
Memory - kapasitas 640 KByte
Sistem Operasi Supervisor Mode ( 0 – 100 Kbyte) 100 Kbyte
JOB 1 ( 101- 540 Kbyte) 440 Kbyte
JOB 2 User Mode ( 541- 600 Kbyte) 60 Kbyte
JOB 3 (601 – 640 Kbyte) 40 Kbyte
1) Partisi Alokasi
Partisi Alokasi adalah salah satu cara pengaturan memoru
yang paling sederhana, yang dapat menunjang konsep
multiprogramming. Prinsip partisi: memory dibagi menjadi
bagian kecil yang disebut memory region atau partisi memory.
2) Relokasi Partisi Memory Management(RPMM)
Pada partisi alokasi terjadi masalah freqmentasi yaitu memory
dibagi menjadi bagian kecil, sehingga tidak dapat digunakan
sebelum dikosongkan isi memory tersebut atau
menggabungkannya dengan area memory kosong lainnya yang
tersebar pada beberapa area lokasi. Masalah fregmentasi ini
disebut juga dengan istilah pemborosan memory. Untuk
mengatasi masalah fregmentasi tersebut digunakan metode
RPMM.
Pengaturan memory dengan menggunakan metode RPMM ini,
memory dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: memory yang
digunakan dan memory yang belum digunakan.
Proses penggabungan antara memory yang sudah digunakan
dan memory yang belum digunakan di beberapa alokasi
dilakukan dengan cara menggeser partisi. Dimana memory
yang digunakan digeser ke atas dan memory yang belum
digunakan digeser ke bawah, proses penggeseran ini disebut
proses Compaction.
3. Main Memory Main Memory
Sistem Operasi 2000 KB Sistem Operasi
Job A : 200KB Job A : 200KB
Job B: 150 KB
Free area: 20KB
Job B: 150 KB Job C: 150 KB
Job D: 500 KB
Free area: 15KB
Job C: 100 KB Free area: 20KB
Free area: 10KB Free area: 15KB
Job D: 500 KB Free area: 10KB
Free area: 10KB Free area: 10KB
Free area Free area
Contoh Soal :
Dalam suatu Departemen terdiri dari 5 bagian: bila masing-
masing bagian melakukan job, dengan kebutuhan masing-
masing bagian 200 KB, 150 KB, 100 KB, 80 KB dan 40 KB.
Sistem operasi membutuhkan 250 KB. Sisa(free Area) memory
untuk masing-masing partisi 40 KB, 10KB, 8 KB, 30 KB dan 5
KB. Besar main memory : 1500 KB. Pada suatu tujuan waktu
masuk job yang ke 6 dan 7 membutuhkan memory sebesar 10 KB
dan 35 KB. Tentukan:
1. lokasikan job 6 dan 7, bila dengan sistem partisi dinamik
BF dan FF!
2. Hal apa yang dapat terjadi dalam sistem?
Soal Latihan:
! quot; !#
$ % & '
'quot; ( )
' * + '
,
- * +
. ./
.
2. 0 ' 1