2. Iman adalah
Ketaaatan dari dalam hati adalah Iman karena puncak dari setiap amal perbuatan
adalah Iman. Baik itu amalan hati maupun amalan jasad.
Tanpa Iman tak ada makna pada Amal
3. Iman Kepada Allah
Setiap amal harus ada Iman kepada Allah, jika tidak maka amalan itu akan sia-sia.
Misalkan : tawadhu, zuhud, baik sangka, tidak tamak, pemurah dll. adalah sifat baik akan tetapi jika tidak
didasari iman kepada Allah maka tidak ada maknanya.semua amalan akan ada nilainya jika dilakukan
karena Allah semata.
ۚ
نَمَف
َانَك
َءٓاَقِلاوُجرَي
هِب َر
لَمـعَيلَف
َع
ا
ًَم
ك ِ
رشُي َ
َل َّـاواحِلاَص
اَبِعِب
ِةَد
هِب َر
اادَحَا
Artinya :
Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan
kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada
Tuhannya. (Q.S.Al Kahfi : 110)
4. Jujur dalam Iman
Orang yang melakukan amalan dengan Iman kepada Allah adalah orang yang jujur sebab kejujuran
adalah fitrah manusia. Akan tetapi kejujuran orang beriman adalah semata-mata karena Allah, jika ada
yang melakukan perbuatan jujur karena memang kejujuran adalah sikap yang disukai oleh manusia atau
alasan kemanusiaan maka dia tidak termasuk Jujur dalam Iman, sebab orang beriman melakukan
kejujuran semata-mata karena Allah.
َ
نِم
َ
ْنيِنِمْؤُمْال
َ
الج ِ
ر
ا ْوُقدص
ام
ُواداهع
َٰ
ّللا
َ
ع
َ
ِِْيَل
َ
ۚ
َ
ْمُهْنِمف
َْنَّم
ى ٰضق
َ
ن
َ
ِبْح
َ
ْمُهْنِمو
َْنَّم
َُرِظتْنَّي
اموۚ
ا ْوُلَّدب
ًَ
ْليِدْبت
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di
antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak
mengubah (janjinya) (al-Ahzab : 23)
5. Jujur adalah Karakter seorang Mukmin
Rasulullah Saw. pernah ditanya,’’ apakah seorang yang beriman bisa jadi pengecut (penakut)?’’ Beliau menjawab
,’’Ya.’’ Beliau ditanya lagi,’’apakah dia bisa menjadi kikir?’’ Beliau menjawab, Ya’’. Ketika di tanya apakah dia bisa
menjadi pendusta?’’ Beliau menjawab ,’’Tidak.’’ (HR. Malik dari Shafwan Ibn Sulaim).
6. Iman adalah pondasi dari seluruh Amal
Iman adalah pondasi bagi seluruh amal baik amalan hati maupun jasad. Tanpa iman maka amalan apapun itu
hanyalah sia-sia belaka.
َْنم
َ
لِمع
اًحِلاص
َْنِم
َ
ركذ
َْوا
ىٰثْنُا
َ
وُهو
َ
نِمْؤُم
َ
ُنَلف
َ
َِّنيِيْح
َ
ًةوٰيح
َ
ًةبِيط
َ
ي ِ
زْجنلو
َ
ْمُهَّن
َ
ْمُهرْجا
َِنسْحاِب
ام
ا ْوُناك
َ
ن ْوَُلمْعي
Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan.(An-Nahl : 97)
7. Amalan harus dilandasi Iman
Jika ada seseorang membantu seseorang karena rasa iba dan kemanusiaan semata tanpa iman dan
ibadah maka tidak akan diterima amalannya disebabkan tidak ada iman didalamnya
8. Setiap Amal kebaikan hendaknya dinisbatkan kepada
Allah
Amal hati adalah iman yang dibangun atas dasar Allah swt
9. Perbedaan keimanan dan keyakinan
Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. Berkata keyakinan adalah Al-yaqin ma taraahu ainaq
Keyakinan adalah apa yang kamu lihat dengan mata.
Akan tetapi al Iman : ma tasmauuhu fi undzunika wa tushodiquhu
Al-Iman adalah apa yang kamu dengar dengan telinga kamu yang didengarkan dan dipercaya serta yakin
dan percaya lalu kemudian kamu mengarah kepada sesuatu tersebut
10. keyakinan adalah buah Iman
Tidak sempurna keyakinan jika tidak ada Iman. Sayyidina Abdullah bin Mas’ud ra berkata :
Al-Yaqin huwal imanu kulluhu
Keyakinan adalah keseluruhan Iman.
Jadi, Yakin itu buahnya adalah Iman
Al Iman Ibn Hajar menyebutkan bahwa apa yang dirasakan oleh hati lalu dicari buktinya lalu disempurnakan
dengan tafakur hingga muncul kepuasan maka itulah keyakinan
Ilmu yang dihasilkan dari istidlal(pengambilan dalil) dan tafakur itulah keyakinan
11. Keyakinan adalah kesempurnaan Iman
Keyakinan adalah tujuan dari kesempurnaan Iman setiap mukmin
َ
ْذِاو
َ
الق
َ
ُم ٖه ٰ
ْربِا
َ
ِبر
َْيِن ِ
را
َ
ْفيك
َ
ِيْحُت
َ
ىٰت ْومْال
َ
الق
َ
ْملوا
َْنِمْؤُت
َ
القۚ
ىَٰلب
َْنِكٰلو
ََّنِٕىمْطيِل
َ
ِبَْلق
َْي
َ
القۚ
َ
ْذُخف
َ
ًةعب ْرا
َ
نِم
ََّنُه ْرُصف ِ
ْريَّالط
َ
ْكيِلا
َ
َّمُث
َْلعْاج
ىَٰلع
َِلُك
َ
بج
َ
ل
ََّنُهْنِم
اًء ْزُج
َ
َّمُث
ََّنُهُعْدا
َ
كْنيِتْأي
َ
س
اًيْع
َ
ْمَْلعاوۚ
ََّنا
َٰ
ّللا
َ
ْميِكحْزي ِ
زع
260. Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman,
“Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu
ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka,
niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.(Al Baqarah : 260)
Nabi Ibrahim meminta bukti bukan karena tidak beriman akan tetapi untuk menguatkan
keyakinannya. Karena dengan melihat bukti kekuasaan Allah maka akan menyempurnakan
keyakinan serta demikian juga dengan Iman