SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 11
Perbedaan Iman dan
Keyakinan
Dikutip :
Habib Ali Zainal Al Hamid
Iman adalah
Ketaaatan dari dalam hati adalah Iman karena puncak dari setiap amal perbuatan
adalah Iman. Baik itu amalan hati maupun amalan jasad.
Tanpa Iman tak ada makna pada Amal
Iman Kepada Allah
Setiap amal harus ada Iman kepada Allah, jika tidak maka amalan itu akan sia-sia.
Misalkan : tawadhu, zuhud, baik sangka, tidak tamak, pemurah dll. adalah sifat baik akan tetapi jika tidak
didasari iman kepada Allah maka tidak ada maknanya.semua amalan akan ada nilainya jika dilakukan
karena Allah semata.
ۚ
‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬
َ‫ان‬َ‫ك‬
َ‫ء‬ٓ‫ا‬َ‫ق‬ِ‫ل‬‫ا‬‫و‬ُ‫ج‬‫ر‬َ‫ي‬
‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬
‫ل‬َ‫م‬‫ـع‬َ‫ي‬‫ل‬َ‫ف‬
َ‫ع‬
‫ا‬
ًَ‫م‬
‫ك‬ ِ
‫ر‬‫ش‬ُ‫ي‬ َ
‫َل‬ َّ‫ـاو‬‫ا‬‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ص‬
‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ع‬ِ‫ب‬
ِ‫ة‬َ‫د‬
‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬
‫اا‬‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬
Artinya :
Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan
kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada
Tuhannya. (Q.S.Al Kahfi : 110)
Jujur dalam Iman
Orang yang melakukan amalan dengan Iman kepada Allah adalah orang yang jujur sebab kejujuran
adalah fitrah manusia. Akan tetapi kejujuran orang beriman adalah semata-mata karena Allah, jika ada
yang melakukan perbuatan jujur karena memang kejujuran adalah sikap yang disukai oleh manusia atau
alasan kemanusiaan maka dia tidak termasuk Jujur dalam Iman, sebab orang beriman melakukan
kejujuran semata-mata karena Allah.
َ
‫ن‬ِ‫م‬
َ
‫ْن‬‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬
َ
‫ال‬‫ج‬ ِ
‫ر‬
‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬‫د‬‫ص‬
‫ا‬‫م‬
‫ُوا‬‫د‬‫اه‬‫ع‬
َٰ
‫ّللا‬
َ
‫ع‬
َ
ِِْ‫ي‬‫َل‬
َ
ۚ
َ
ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬‫ف‬
َْ‫ن‬َّ‫م‬
‫ى‬ ٰ‫ض‬‫ق‬
َ
‫ن‬
َ
ِ‫ب‬ْ‫ح‬
َ
ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬‫و‬
َْ‫ن‬َّ‫م‬
َُ‫ر‬ِ‫ظ‬‫ت‬ْ‫ن‬َّ‫ي‬
‫ا‬‫م‬‫و‬ۚ
‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬َّ‫د‬‫ب‬
ًَ
‫ْل‬‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ب‬‫ت‬
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di
antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak
mengubah (janjinya) (al-Ahzab : 23)
Jujur adalah Karakter seorang Mukmin
Rasulullah Saw. pernah ditanya,’’ apakah seorang yang beriman bisa jadi pengecut (penakut)?’’ Beliau menjawab
,’’Ya.’’ Beliau ditanya lagi,’’apakah dia bisa menjadi kikir?’’ Beliau menjawab, Ya’’. Ketika di tanya apakah dia bisa
menjadi pendusta?’’ Beliau menjawab ,’’Tidak.’’ (HR. Malik dari Shafwan Ibn Sulaim).
Iman adalah pondasi dari seluruh Amal
Iman adalah pondasi bagi seluruh amal baik amalan hati maupun jasad. Tanpa iman maka amalan apapun itu
hanyalah sia-sia belaka.
َْ‫ن‬‫م‬
َ
‫ل‬ِ‫م‬‫ع‬
‫ا‬ً‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬‫ص‬
َْ‫ن‬ِ‫م‬
َ
‫ر‬‫ك‬‫ذ‬
َْ‫و‬‫ا‬
‫ى‬ٰ‫ث‬ْ‫ن‬ُ‫ا‬
َ
‫و‬ُ‫ه‬‫و‬
َ
‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬
َ
ُ‫ن‬‫َل‬‫ف‬
َ
َِّ‫ن‬‫ي‬ِ‫ي‬ْ‫ح‬
َ
ً‫ة‬‫و‬ٰ‫ي‬‫ح‬
َ
ً‫ة‬‫ب‬ِ‫ي‬‫ط‬
َ
‫ي‬ ِ
‫ز‬ْ‫ج‬‫ن‬‫ل‬‫و‬
َ
ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬
َ
ْ‫م‬ُ‫ه‬‫ر‬ْ‫ج‬‫ا‬
َِ‫ن‬‫س‬ْ‫ح‬‫ا‬ِ‫ب‬
‫ا‬‫م‬
‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬‫ا‬‫ك‬
َ
‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫َل‬‫م‬ْ‫ع‬‫ي‬
Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan.(An-Nahl : 97)
Amalan harus dilandasi Iman
Jika ada seseorang membantu seseorang karena rasa iba dan kemanusiaan semata tanpa iman dan
ibadah maka tidak akan diterima amalannya disebabkan tidak ada iman didalamnya
Setiap Amal kebaikan hendaknya dinisbatkan kepada
Allah
Amal hati adalah iman yang dibangun atas dasar Allah swt
Perbedaan keimanan dan keyakinan
Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. Berkata keyakinan adalah Al-yaqin ma taraahu ainaq
Keyakinan adalah apa yang kamu lihat dengan mata.
Akan tetapi al Iman : ma tasmauuhu fi undzunika wa tushodiquhu
Al-Iman adalah apa yang kamu dengar dengan telinga kamu yang didengarkan dan dipercaya serta yakin
dan percaya lalu kemudian kamu mengarah kepada sesuatu tersebut
keyakinan adalah buah Iman
Tidak sempurna keyakinan jika tidak ada Iman. Sayyidina Abdullah bin Mas’ud ra berkata :
Al-Yaqin huwal imanu kulluhu
Keyakinan adalah keseluruhan Iman.
Jadi, Yakin itu buahnya adalah Iman
Al Iman Ibn Hajar menyebutkan bahwa apa yang dirasakan oleh hati lalu dicari buktinya lalu disempurnakan
dengan tafakur hingga muncul kepuasan maka itulah keyakinan
Ilmu yang dihasilkan dari istidlal(pengambilan dalil) dan tafakur itulah keyakinan
Keyakinan adalah kesempurnaan Iman
Keyakinan adalah tujuan dari kesempurnaan Iman setiap mukmin
َ
ْ‫ذ‬ِ‫ا‬‫و‬
َ
‫ال‬‫ق‬
َ
ُ‫م‬ ٖ‫ه‬ ٰ
‫ْر‬‫ب‬ِ‫ا‬
َ
ِ‫ب‬‫ر‬
َْ‫ي‬ِ‫ن‬ ِ
‫ر‬‫ا‬
َ
‫ْف‬‫ي‬‫ك‬
َ
ِ‫ي‬ْ‫ح‬ُ‫ت‬
َ
‫ى‬ٰ‫ت‬ ْ‫و‬‫م‬ْ‫ال‬
َ
‫ال‬‫ق‬
َ
ْ‫م‬‫ل‬‫و‬‫ا‬
َْ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ت‬
َ
‫ال‬‫ق‬ۚ
‫ى‬ٰ‫َل‬‫ب‬
َْ‫ن‬ِ‫ك‬ٰ‫ل‬‫و‬
ََّ‫ن‬ِٕ‫ى‬‫م‬ْ‫ط‬‫ي‬ِ‫ل‬
َ
ِ‫ب‬ْ‫َل‬‫ق‬
َْ‫ي‬
َ
‫ال‬‫ق‬ۚ
َ
ْ‫ذ‬ُ‫خ‬‫ف‬
َ
ً‫ة‬‫ع‬‫ب‬ ْ‫ر‬‫ا‬
َ
‫ن‬ِ‫م‬
ََّ‫ن‬ُ‫ه‬ ْ‫ر‬ُ‫ص‬‫ف‬ ِ
‫ْر‬‫ي‬َّ‫الط‬
َ
‫ْك‬‫ي‬‫ِل‬‫ا‬
َ
َّ‫م‬ُ‫ث‬
َْ‫ل‬‫ع‬ْ‫اج‬
‫ى‬ٰ‫َل‬‫ع‬
َِ‫ل‬ُ‫ك‬
َ
‫ب‬‫ج‬
َ
‫ل‬
ََّ‫ن‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬
‫ا‬ً‫ء‬ ْ‫ز‬ُ‫ج‬
َ
َّ‫م‬ُ‫ث‬
ََّ‫ن‬ُ‫ه‬ُ‫ع‬ْ‫د‬‫ا‬
َ
‫ك‬‫ْن‬‫ي‬ِ‫ت‬ْ‫أ‬‫ي‬
َ
‫س‬
‫ا‬ً‫ي‬ْ‫ع‬
َ
ْ‫م‬‫َْل‬‫ع‬‫ا‬‫و‬ۚ
ََّ‫ن‬‫ا‬
َٰ
‫ّللا‬
َ
‫ْم‬‫ي‬ِ‫ك‬‫ح‬‫ْز‬‫ي‬ ِ
‫ز‬‫ع‬
260. Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman,
“Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu
ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka,
niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.(Al Baqarah : 260)
Nabi Ibrahim meminta bukti bukan karena tidak beriman akan tetapi untuk menguatkan
keyakinannya. Karena dengan melihat bukti kekuasaan Allah maka akan menyempurnakan
keyakinan serta demikian juga dengan Iman

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Perbedaan Iman dan Keyakinan

Ähnlich wie Perbedaan Iman dan Keyakinan (20)

Iman kepada-allah-swt2dani-yahya
Iman kepada-allah-swt2dani-yahyaIman kepada-allah-swt2dani-yahya
Iman kepada-allah-swt2dani-yahya
 
Tugas aqidah kelompok iv
Tugas aqidah kelompok ivTugas aqidah kelompok iv
Tugas aqidah kelompok iv
 
Kajian islam intensif modul 3 Niat
Kajian islam intensif modul 3 NiatKajian islam intensif modul 3 Niat
Kajian islam intensif modul 3 Niat
 
54 kkp riyadusshalihin membiasakan jujur bag.1.pdf
54 kkp riyadusshalihin membiasakan jujur bag.1.pdf54 kkp riyadusshalihin membiasakan jujur bag.1.pdf
54 kkp riyadusshalihin membiasakan jujur bag.1.pdf
 
Agama Islam
Agama IslamAgama Islam
Agama Islam
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama IslamPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
Agama islam[1]
Agama islam[1]Agama islam[1]
Agama islam[1]
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
Pendidikan Islam
Pendidikan IslamPendidikan Islam
Pendidikan Islam
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama IslamPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam
 
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama IslamPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 

Perbedaan Iman dan Keyakinan

  • 1. Perbedaan Iman dan Keyakinan Dikutip : Habib Ali Zainal Al Hamid
  • 2. Iman adalah Ketaaatan dari dalam hati adalah Iman karena puncak dari setiap amal perbuatan adalah Iman. Baik itu amalan hati maupun amalan jasad. Tanpa Iman tak ada makna pada Amal
  • 3. Iman Kepada Allah Setiap amal harus ada Iman kepada Allah, jika tidak maka amalan itu akan sia-sia. Misalkan : tawadhu, zuhud, baik sangka, tidak tamak, pemurah dll. adalah sifat baik akan tetapi jika tidak didasari iman kepada Allah maka tidak ada maknanya.semua amalan akan ada nilainya jika dilakukan karena Allah semata. ۚ ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫ء‬ٓ‫ا‬َ‫ق‬ِ‫ل‬‫ا‬‫و‬ُ‫ج‬‫ر‬َ‫ي‬ ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬ ‫ل‬َ‫م‬‫ـع‬َ‫ي‬‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ع‬ ‫ا‬ ًَ‫م‬ ‫ك‬ ِ ‫ر‬‫ش‬ُ‫ي‬ َ ‫َل‬ َّ‫ـاو‬‫ا‬‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ع‬ِ‫ب‬ ِ‫ة‬َ‫د‬ ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬ ‫اا‬‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬ Artinya : Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya. (Q.S.Al Kahfi : 110)
  • 4. Jujur dalam Iman Orang yang melakukan amalan dengan Iman kepada Allah adalah orang yang jujur sebab kejujuran adalah fitrah manusia. Akan tetapi kejujuran orang beriman adalah semata-mata karena Allah, jika ada yang melakukan perbuatan jujur karena memang kejujuran adalah sikap yang disukai oleh manusia atau alasan kemanusiaan maka dia tidak termasuk Jujur dalam Iman, sebab orang beriman melakukan kejujuran semata-mata karena Allah. َ ‫ن‬ِ‫م‬ َ ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ ‫ال‬‫ج‬ ِ ‫ر‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬‫د‬‫ص‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ُوا‬‫د‬‫اه‬‫ع‬ َٰ ‫ّللا‬ َ ‫ع‬ َ ِِْ‫ي‬‫َل‬ َ ۚ َ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬‫ف‬ َْ‫ن‬َّ‫م‬ ‫ى‬ ٰ‫ض‬‫ق‬ َ ‫ن‬ َ ِ‫ب‬ْ‫ح‬ َ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬‫و‬ َْ‫ن‬َّ‫م‬ َُ‫ر‬ِ‫ظ‬‫ت‬ْ‫ن‬َّ‫ي‬ ‫ا‬‫م‬‫و‬ۚ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬َّ‫د‬‫ب‬ ًَ ‫ْل‬‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ب‬‫ت‬ Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya) (al-Ahzab : 23)
  • 5. Jujur adalah Karakter seorang Mukmin Rasulullah Saw. pernah ditanya,’’ apakah seorang yang beriman bisa jadi pengecut (penakut)?’’ Beliau menjawab ,’’Ya.’’ Beliau ditanya lagi,’’apakah dia bisa menjadi kikir?’’ Beliau menjawab, Ya’’. Ketika di tanya apakah dia bisa menjadi pendusta?’’ Beliau menjawab ,’’Tidak.’’ (HR. Malik dari Shafwan Ibn Sulaim).
  • 6. Iman adalah pondasi dari seluruh Amal Iman adalah pondasi bagi seluruh amal baik amalan hati maupun jasad. Tanpa iman maka amalan apapun itu hanyalah sia-sia belaka. َْ‫ن‬‫م‬ َ ‫ل‬ِ‫م‬‫ع‬ ‫ا‬ً‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬‫ص‬ َْ‫ن‬ِ‫م‬ َ ‫ر‬‫ك‬‫ذ‬ َْ‫و‬‫ا‬ ‫ى‬ٰ‫ث‬ْ‫ن‬ُ‫ا‬ َ ‫و‬ُ‫ه‬‫و‬ َ ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ َ ُ‫ن‬‫َل‬‫ف‬ َ َِّ‫ن‬‫ي‬ِ‫ي‬ْ‫ح‬ َ ً‫ة‬‫و‬ٰ‫ي‬‫ح‬ َ ً‫ة‬‫ب‬ِ‫ي‬‫ط‬ َ ‫ي‬ ِ ‫ز‬ْ‫ج‬‫ن‬‫ل‬‫و‬ َ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ َ ْ‫م‬ُ‫ه‬‫ر‬ْ‫ج‬‫ا‬ َِ‫ن‬‫س‬ْ‫ح‬‫ا‬ِ‫ب‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬‫ا‬‫ك‬ َ ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫َل‬‫م‬ْ‫ع‬‫ي‬ Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.(An-Nahl : 97)
  • 7. Amalan harus dilandasi Iman Jika ada seseorang membantu seseorang karena rasa iba dan kemanusiaan semata tanpa iman dan ibadah maka tidak akan diterima amalannya disebabkan tidak ada iman didalamnya
  • 8. Setiap Amal kebaikan hendaknya dinisbatkan kepada Allah Amal hati adalah iman yang dibangun atas dasar Allah swt
  • 9. Perbedaan keimanan dan keyakinan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. Berkata keyakinan adalah Al-yaqin ma taraahu ainaq Keyakinan adalah apa yang kamu lihat dengan mata. Akan tetapi al Iman : ma tasmauuhu fi undzunika wa tushodiquhu Al-Iman adalah apa yang kamu dengar dengan telinga kamu yang didengarkan dan dipercaya serta yakin dan percaya lalu kemudian kamu mengarah kepada sesuatu tersebut
  • 10. keyakinan adalah buah Iman Tidak sempurna keyakinan jika tidak ada Iman. Sayyidina Abdullah bin Mas’ud ra berkata : Al-Yaqin huwal imanu kulluhu Keyakinan adalah keseluruhan Iman. Jadi, Yakin itu buahnya adalah Iman Al Iman Ibn Hajar menyebutkan bahwa apa yang dirasakan oleh hati lalu dicari buktinya lalu disempurnakan dengan tafakur hingga muncul kepuasan maka itulah keyakinan Ilmu yang dihasilkan dari istidlal(pengambilan dalil) dan tafakur itulah keyakinan
  • 11. Keyakinan adalah kesempurnaan Iman Keyakinan adalah tujuan dari kesempurnaan Iman setiap mukmin َ ْ‫ذ‬ِ‫ا‬‫و‬ َ ‫ال‬‫ق‬ َ ُ‫م‬ ٖ‫ه‬ ٰ ‫ْر‬‫ب‬ِ‫ا‬ َ ِ‫ب‬‫ر‬ َْ‫ي‬ِ‫ن‬ ِ ‫ر‬‫ا‬ َ ‫ْف‬‫ي‬‫ك‬ َ ِ‫ي‬ْ‫ح‬ُ‫ت‬ َ ‫ى‬ٰ‫ت‬ ْ‫و‬‫م‬ْ‫ال‬ َ ‫ال‬‫ق‬ َ ْ‫م‬‫ل‬‫و‬‫ا‬ َْ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ت‬ َ ‫ال‬‫ق‬ۚ ‫ى‬ٰ‫َل‬‫ب‬ َْ‫ن‬ِ‫ك‬ٰ‫ل‬‫و‬ ََّ‫ن‬ِٕ‫ى‬‫م‬ْ‫ط‬‫ي‬ِ‫ل‬ َ ِ‫ب‬ْ‫َل‬‫ق‬ َْ‫ي‬ َ ‫ال‬‫ق‬ۚ َ ْ‫ذ‬ُ‫خ‬‫ف‬ َ ً‫ة‬‫ع‬‫ب‬ ْ‫ر‬‫ا‬ َ ‫ن‬ِ‫م‬ ََّ‫ن‬ُ‫ه‬ ْ‫ر‬ُ‫ص‬‫ف‬ ِ ‫ْر‬‫ي‬َّ‫الط‬ َ ‫ْك‬‫ي‬‫ِل‬‫ا‬ َ َّ‫م‬ُ‫ث‬ َْ‫ل‬‫ع‬ْ‫اج‬ ‫ى‬ٰ‫َل‬‫ع‬ َِ‫ل‬ُ‫ك‬ َ ‫ب‬‫ج‬ َ ‫ل‬ ََّ‫ن‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ء‬ ْ‫ز‬ُ‫ج‬ َ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ََّ‫ن‬ُ‫ه‬ُ‫ع‬ْ‫د‬‫ا‬ َ ‫ك‬‫ْن‬‫ي‬ِ‫ت‬ْ‫أ‬‫ي‬ َ ‫س‬ ‫ا‬ً‫ي‬ْ‫ع‬ َ ْ‫م‬‫َْل‬‫ع‬‫ا‬‫و‬ۚ ََّ‫ن‬‫ا‬ َٰ ‫ّللا‬ َ ‫ْم‬‫ي‬ِ‫ك‬‫ح‬‫ْز‬‫ي‬ ِ ‫ز‬‫ع‬ 260. Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.(Al Baqarah : 260) Nabi Ibrahim meminta bukti bukan karena tidak beriman akan tetapi untuk menguatkan keyakinannya. Karena dengan melihat bukti kekuasaan Allah maka akan menyempurnakan keyakinan serta demikian juga dengan Iman