SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
Edisi XI Tahun 2014
INFOBPJS
Kesehatan
Media Internal Resmi BPJS Kesehatan
KIS
Tidak Tumpang Tindih dengan
Kartu BPJS Kesehatan
“
“
CEO Message
Pengarah
Fachmi Idris
Penanggung Jawab
Purnawarman Basundoro
Pimpinan Umum
Ikhsan
Pimpinan Redaksi
Irfan Humaidi
Sekretaris
Rini Rachmitasari
Sekretariat
Ni Kadek M. Devi
Eko Yulianto
Paramitha Suciani
Redaktur
Diah Ismawardani
Elsa Novelia
Chandra Nurcahyo
Yuliasman
Juliana Ramdhani
Budi Setiawan
Dwi Surini
Tati Haryati Denawati
Distribusi dan Percetakan
Basuki
Anton Tri Wibowo
Buletin diterbitkan oleh:
BPJS Kesehatan
Jln. Letjen Suprapto PO BOX
1391/JKT Jakarta Pusat
Tlp. (021) 4246063, Fax.
(021) 4212940
Redaksi
Redaksi menerima tulisan artikel/opini
berkaitan dengan tema seputar Askes
maupun tema-tema kesehatan lainnya
yang relevan dengan pembaca yang ada
di Indonesia. Panjang tulisan maksimal
7.000 karakter (termasuk spasi),
dikirimkan via email ke alamat: redaksi.
infobpjskesehatan@gmail.com dilengkapi
identitas lengkap dan foto penulis
DAFTAR ISI
BINCANG
6
SURATPEMBACAemail : redaksi@bpjs-kesehatan.go.id Fax : (021)
4212940
3
5
7
8
9
10
11
INFO BPJS
Kesehatan
EDISI XI TAHUN 2014
Budaya Belajar
Berdasarkan data Badan Pusat Satitistik (BPS) tahun 2013, hanya 20%
dari seluruh populasi penduduk Indonesia yang gemar membaca, sisanya
hampir 80% lebih memilih menonton televisi atau mendengarkan radio.
Angka ini dipertegas oleh hasil survei yang dilakukan UNESCO tahun
2012 yang menunjukkan fakta bahwa indeks minat baca masyarakat
Indonesia merupakan yang paling rendah di ASEAN, yaitu barumencapai
angka 0,0001. Artinya, dalam setiap 1.000 orang Indonesia, hanya ada satu
yang mempunyai minat baca. Bandingkan dengan Amerika yang 0,45 atau
Singapura yang indeksnya sudah menacapai 0,55.
Selain itu berdasarkan rasio penduduk, idealnya satu surat kabar dibaca
oleh 10 orang (1:10). Namun faktanya berdasarkan survei yang dilakukan
terhadap 39 negara di dunia, diketahui bahwa rasio antara konsumsi satu
surat kabar dengan jumlah pembaca di Indonesia adalah berada di urutan
ke-38. Hal ini terjadi karena satu sura tkaba rdi Indonesiadi konsumsi oleh
45 orang (1:45). Angka ini jauh tertinggal dengan negara tetangga Filipina
1:30, atau bahkan dengan negara Srilangka yang tergolong belum maju
dengan angka 1:38.
Kondisi ini tentu begitu memprihatinkan bagi kita semua. Nyata sekali
bahwa minat baca sebagai modal awal sikap belajar, sangat rendah di
masyarakat kita. Selama budaya baca belum menjadi kebiasaan sehari-
hari, maka dengan sendirinya budaya belajar sebagai cara meningkatkan
kualitas masing-masing pribadi hanya menjadi sebatas mimpi. Namun
keyakinan untuk menjadi lebih baik atau bahkan yang terbaik, pasti dapat
kita wujudkan dengan terus belajar, bekerja dan berusaha untuk membawa
Indonesia menuju masa depan baru yang jauh lebih cerah. Meskipun
pepatah mengatakan “rumput selalu lebih hijau di sisi lain bukit”, namun kita
harus yakin bahwa “matahari tidak berdiri di satu sisi melainkan berputar
berkeliling bersama bumi”. Pasti ada jalan sepanjanng kita mau menemukan.
Pilihannya hanya lah, apakah kita akan menerima angka-angka di atas
sebagai given atau kah kita akan berjuang terus belajar dan memperbaiki
diri. Kata BELAJAR memang terkesan membosankan, namun
sesungguhnya dalam aktifitas belajar, baik sebagai pribadi maupun dalam
kaitannya sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan orang lain (guru,
manusia lain, lingkungan), kita sedang mendewasakan jasmani dan rohani
dengan memperkaya khasanah keilmuan dan kejiwaan sehingga mature dan
siap berinteraksi dengan alam semesta dan seluruh lingkungannya.
Dalam konteks pemaknaan seperti di atas, kata BELAJAR bukan lagi
sebagai kewajiban namun lahir sebagai kebutuhan harfiah manusia yang
ingin bertahan hidup secara layak baik di dunia maupun di alam kehidupan
selanjutnya. Kata belajar tentu tak bisa dipisahkan dari kata PENDIDIKAN.
Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggula wentah yang artinya
mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran,
kemauan, watak, dan mengubah kepribadian. Ki hajar Dewantara – tokoh
pendidikan nasional, mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk
memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani,sehingga dapat memajukan
kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan manusia yang selaras
dengan alam dan masyarakatnya.
Dalam kisah nyata tentang bagaimana semangat belajar mengubah jalan
hidup seorang manusia, dapat kita pelajari dari seorang pengusaha muda
terkaya di Singapura, Adam Khoo. Bernama lengkap Adam Khoo Yean
Ann, di usianya yang ke-26 ia telah memiliki 4 bisnis yang beromzet US$
20juta. Di masa kecilnya ia merupakan anak yang bodoh di sekolah. Nilainya
selalu F, sehingga ia benci belajar, benci sekolah dan hanya gemar pada
games dan televisi. Ia dikeluarkan dari SD nya karena tidak dapat mengikuti
pelajaran. Saat SMP, ia ditolak berbagai sekolah dan masuk sekolah terjelek
di Singapura. Di sekolah yang begitu banyak orang bodohnya dan tidak
diterima di sekolah yang baik itu, Adam Khoo termasuk yang paling bodoh.
Di antara 160 murid seangkatan, Adam Khoo menduduki peringkat 10
terbawah.
Hidup Adam Khoo berubah setelah ia bertemu dan manjadi murid Ernest
Wong. “Satu-satunya hal yang bias menghalangi kita adalah keyakinan
yang salah serta sikap yang negatif.” Kata-kata Ernest Wongini
mempengaruhi Adam Khoo. Dia akhirnya memiliki keyakinan bahwa kalau
ada orang yang bias mendapatkan nilai A, dia juga bisa. Selama ini Adam
Khoo bodoh, karena dia naif dan menerima sepenuh hati kata-kata orang
lain yang negatif. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya Adam Khoo berani
menentukan targetnya, yaitu mendapatkan nilai A semua.
Kalau Adam Khoo bisa, semestinya kita pun bisa. Jika rata-rata penduduk
Jepang membaca 2 buku sebulan, maka pasti kita pun bisa meningkatkan
rata-rata baca masyarakat indonesia yang hanya 2 lembar perbulan menjadi
minimal 20 lembar. Seperti pepatah Jawa berkata “ngelmu iku klakone
kanthi laku”, ilmu itu terwujud jika dilakukan. Maka lakukanlah.. ! Sekali
lagi jangan berhenti belajar, bekerja dan berusaha. Ingatlah bahwa masa
lalu adalah apa yang nampak sekarang., sementara apa yang akan terjadi di
masa depan adalah tergantung apa yang Anda lakukan ... dari sekarang.
Direktur Utama
Fachmi Idris
Bincang - Ketua DJSN Chazali H Situmorang,
KISdanBPJSKesehatanbisaterintegrasi
Fokus - KIS Tidak Tumpang Tindih
denganKartuBPJSKesehatan
Fokus - FAQ (Frequently Asked
Questions), terkaitLaunchingKartu
IndonesiaSehat(KIS)
Benefit - Faskes Tingkat Pertama
Tangani 144 Penyakit, Hapus
“PuskesmasRaksasa”
Pelanggan - Menaruh Harapan Baru
PelaksanaanJaminanKesehatan
Testimoni - Sutarsih, SepuluhHari
MenungguGiliranUSG
Sehat - Memprihatinkan, JumlahAnak
TerkenaDiabetesMeningkatTajam
Kilas & Peristiwa - BPJS Kesehatan
SiapLayaniPesertaPemegang“Kartu
IndonesiaSehat”
Pembaca setia Info BPJS Kesehatan,
Memasuki edisi ke-11 Info BPJS Kesehatan, redaksi
mengucapkan terimakasih atas apresiasinya terhadap
kehadiran kembali media yang kita cintai ini. Sehingga kami
benar-benar bahagia dan tetap bersemangat menerbitkan
Info BPJS Kesehatan secara konsisten. Dengan masukan
dan saran yang secara simultan kami terima untuk
pembenahan media ini kami berupaya memberikan yang
terbaik dalam upaya memberikan informasi seputar BPJS
Kesehatan kepada seluruh pembaca.
Pembaca yang berbahagia, awal November lalu Kartu
Indonesia Sehat (KIS) resmi diluncurkan oleh Presiden
RI Joko Widodo di Gedung Pos Ibukota. KIS merupakan
perluasan dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
yang diluncurkan sebelumnya dan dikelola oleh BPJS
Kesehatan pada 1 Januri 2014. KIS diperuntukan bagi
penduduk Indonesia, khususnya fakir miskin dan tidak
mampu serta iurannya dibayarkan oleh pemerintah. BPJS
Kesehatan adalah Badan Hukum Publik yang dibentuk
untuk menyelenggarakan/mengelola program Jaminan
Kesehatan SJSN (JKN).
Hal ini merupakan wujud dari Kepedulian Pemerintah Baru
Terhadap Jaminan Kesehatan bagi masyarakat Indonesia.
Berkaitan dengan hal tersebut Info BPJS Kesehatan akan
membahas tentang hal tersebut dalam rubrik Fokus. Info
BPJS Kesehatan juga menghadirkan wawancara khusus
bersama Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN)
Chazali H Situmorang dalam rubrik BINCANG. Bagaimana
penjelasan beliau tentang keberadaan KIS saat ini. Dan
informasi-informasi lain seputar BPJS Kesehatan yang
kami hadirkan dalam rubrik-rubrik lain.
Seiring dengan penerbitan Info BPJS Kesehatan, kami
mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dan
tanggapan atas terbitnya media ini. Semoga kehadiran
media ini dapat menjadi jembatan informasi yang efektif
bagi BPJS Kesehatan dan stakeholder-stakeholder-nya.
Selamat beraktivitas.
Redaksi
Kepedulian Pemerintah Baru Terhadap
Jaminan Kesehatan
PembelianObatSendiri
Yth. Redaksi
Bagaimana jika di rumah sakit tidak
tersedia obat yang dibutuhkan peserta?
Jawab : Peserta berhak memperoleh obat
yang dibutuhkan sesuai dengan indikasi medis
yang wajib disediakan oleh Fasilitas kesehatan.
Apabila peserta tidak mendapatkan obat,
maka peserta dapat melapor ke manajemen
RS dan/atau BPJS Center. Apabila terdapat
keluhan akibat ketersediaan obat maka fasilitas
kesehatan dapat melaporkan ke Direktorat
Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
(Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Kementerian Kesehatan Rebublik
Indonesia) melalui alamat email e_katalog@
kemkes.go.id dan obatpublik@yahoo.com
tembusan email BPJS Kesehatan Kantor
Cabang setempat.
Andina, Merunda
Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014
F kus
3
B
anyak orang mempertanyakan keberadaan Kartu
Indonesia Sehat (KIS) yang diluncurkan pemerintah.
Alasannya, selama ini Program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang dioperasikan BPJS Kesehatan, baru
berjalan sekitar satu tahun.
Sejumlah kelompok masyarakat menafsirkan JKN akan
diganti dengan KIS. Kelompok lainnya, juga merasakan
kekhawatiran, takut terjadi tumpang tindih di lapangan
dalam mengoperasionalkan kesehatan bagi masyarakat.
Menurut Menteri Kesehatan, Nila Djuwita
Farid Moeloek, JKN yang sering dipakai
oleh masyarakat Indonesia untuk berobat,
dapat digunakan kembali oleh anggota
Kartu Indonesia Sehat (KIS). KIS merupakan
program yang terintegrasi dengan JKN, sistem
yang digunakan untuk pelayanan kesehatan
KIS sama dengan peserta JKN lainnya. Jadi
setiap masyarakat dapat menggunakannya
sesuai peraturan, namun memang nama
kartunya saja yang berbeda yaitu Kartu
Indonesia Sehat.
"Sebenarnya tidak ada bedanya, KIS dan JKN. Namun,kami
mencoba memasukkan benefit preventif tambahan di
sana, tetapi perorangannya lebih ditekankan," kata Nila.
Meski demikian, Nila mengimbau kepada seluruh
masyarakat agar tenang tidak perlu takut akan kinerja KIS.
Karena KIS rencananya akan menjangkau masyarakat yang
belum mendapatkan JKN, juga bagi bayi yang baru lahir
yang belum didaftarkan ke JKN.
JKN masih tetap berlaku. Namun menurut Menteri
Kesehatan (Menkes) Nila Djuwita Farid Moeloek, KIS
memiliki kelebihan, yaitu bisa menanggung penyandang
masalah kesejahteraan sosial (PMKS). “Nanti pelan-
pelan kartu diganti, Kartu Indonesia Sehat. Jangan ada
perbedaan bagi PMKS dan bayar sendiri (yang memiliki
premi),” kata Nila.
Nila mengatakan, keberadaan KIS tidak akan tumpang
tindih dengan kartu kesehatan lainnya yang sudah ada.
Jenis baru ini mengutamakan keluarga tak mampu yang
mengalami masalah kesehatan, termasuk bayi yang baru
lahir yang butuh perawatan. “Pada saat dia mulai hidup,
punya penyakit, 100 hari kelahiran anak-anak, ini penting
sekali. Maka dapat makanan tambahan, pemeriksaannya,
imunisasi itu kan preventif,” jelasnya.
Saat ini diakui Nila ibarat masa transisi, namun selalu ada
orang yang sakit dan membutuhkan pencegahan penyakit,
maupun pelayanan.
Menurutnya sistem ini
akan dirapikan secara
bertahap.
Berdasarkan data yang
dimilikinya, setidaknya
ada 432 ribu dari 1,7 juta
kelompok penyandang
masalah kesejahteraan
sosial (PMKS) yang
berhasil divalidasi untuk
mendapatkan KIS.
Perlakuan yang sama
lewat KIS juga diberikan
kepada bayi yang baru
lahir."Ini bukan mendaftar
tapi penerima KIS akan
divalidasi terlebih dahulu
oleh tim khusus untuk
kemudian diberikan
kartu," ujar Nila.
KIS Tidak Tumpang Tindih dengan
Kartu BPJS Kesehatan
Cakupan KIS menyasar masyarakat yang belum masuk
JKN. KIS dan JKNadalah program-program kesehatan
bagi warga miskin yang berada di bawah koordinasi
BPJS Kesehatan."Secara bertahap cakupan peserta akan
diperluas meliputi penyandang masalah kesejahteraan
sosial dan bayi yang baru lahir dari penerima bantuan iuran
[PBI] yang selama ini tidak dijamin. "Selain soal JKN, kita
juga fokus terhadap Angka Kematian Ibu (AKI)," " kata Nila
Moeloek.
Selama ini masyarakat belum menikmati program
asuransi pemerintah tersebut secara merata. Dengan
demikian, Nila akan mengerjakan semua program yang
telah digariskan Presiden Joko Widodo hingga lima tahun
mendatang. Tentunya akan banyak program baru dan terus
menjalankan program baik yang sudah ada.
“Saya kira kita kerjakan apa yang memang digariskan oleh
kesehatan. Itu tidak akan jauh dari program yang sudah
digariskan Presiden Jokowi dan bagaimana bangsa kita
menjadi paradigma sehat,” tutur Nila.
Nila menjelaskan, JKN merupakan asuransi khusus untuk
masyarakat yang dibuat oleh pemerintah tapi unsur
pemerataan belum terwujud. Artinya, semua komponen,
belum menjadi anggota JKN.“Tentu kita bersyukur adanya
JKN. Saya rasa itu kartu keadilan. Dulu tidak semua orang
dapat asuransi kesehatan. Sekarang diusahakan dapat
semuanya,” imbuhnya.
Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014
fokus
4 Info BPJSKesehatan edisi9Tahun2014
Meskipun ada JKN, masyarakat harus tahu diri tentang
kondisi kesehatan masing-masing. Masyarakat Indonesia
bisa hidup sehat dari niatan individu.“Sekarang masyarakat
harus belajar hidup sehat dan saya harap kita semua bisa
edukasi ke masyarakat agar bisa jaga kesehatan,” ujarnya.
Menyinggung kembali soal KIS, Nila F Moeloek
mengingatkan masyarakat untuk mengikuti program Kartu
Indonesia Sehat (KIS) untuk kesehatan ibu dan anak.
Keunggulan KIS adalah manfaat preventif serta deteksi
dini, gizi, imunisasi dan pelayanan pos pelayanan terpadu
dan segera mendaftar ke Kantor BPJS Kesehatan terdekat.
"Saya ingatkan lebih baik mendaftar saat sehat karena
prinsipnya gotong royong. Saya ingatkan lagi jangan tunggu
sakit baru mendaftar. Mau di mana pun bisa mendaftar.
Datangi kantor BPJS setempat, untuk mendaftar, jangan
cuma ibu tapi anak dan bapaknya juga,” kata Nila.
Menkes menambahkan, KIS merupakan perluasan
cakupan kepersertaan dari fakir miskin dan orang tidak
mampu. Mereka ini datanya belum termasuk ke dalam
jumlah 84,6 juta jiwa penerima bantuan iuran (PBI)
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
KIS juga memberikan manfaat yang lebih
luas dari JKN. Yaitu mencakup upaya
promotif dan preventif, serta deteksi dini
yang sebelumnya belum tercover JKN
seperti gizi, imunisasi, dan pelayanan
posyandu. Harapannya, dengan adanya
jaminan kesehatan dapat mendorong
masyarakat untuk bersalin ditolong oleh
tenaga kesehatan dan dilakukan di fasilitas
kesehatan.“Dengan bersalin di fasilitas
pelayanan kesehatan dan ditolong tenaga
kesehatan akan mempercepat akses ibu
dan bayi dalam mencapai penanganan
yang adekuat apabila terjadi komplikasi,”
ungkap Nila F Moeloek.
P
embangunan kesehatan masih teus menjadi sorotan
masyarakat, terutama soal distribusi dokter yang
tidak merata di seluruh Indonesia. Karena dokter
sampai saat ini masih terkonsentrasi di kota-kota besar
dan di Pulau Jawa. Selain itu, premi terutama iuran yang
dibayar pemerintah untuk penerima bantuan iur (PBI) harus
dinaikkan.
Rakyat Indonesia benar-benar berharap Presiden Jokowi
membenahi sektor kesehatan.Jangan sampai BPJS
Kesehatan, nantinya kolaps karena premi yang masih
relatif kecil dan biaya yang ditanggung cukup besar.Dengan
bertahan pada premi sekarang, dinilai sangat sulit bagi
BPJS Kesehatan untuk meningkatkan mutu dan kualitas
pelayanan kesehatan. Jumlah penduduk penerima bantuan
iur tercatat 86,4 juta jiwa atau lebih dari 70 persen peserta
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).
"JKN adalah program pro rakyat yang
sangat bagus. Tapi ada kelebihan dan
kekurangannya," kata Pengamat CORE
Indonesia, Dr Hendri Saparini Yuni
Astuty, kepada Info BPJS.
Hendri mengatakan, BPJS Kesehatan memiliki kelebihan
dan kekurangan dalam hal pelaksanaan program JKN.
Dengan usia yang hampir satu tahun, tentu pemerintah
sudah bisa mengevaluasi hal-hal mana yang baik dan mana
yang merugikan rakyat.“Pak Jokowi sangat pro rakyat.
Jadi saya yakin beliau akan melakukan evaluasi terhadap
program ini,” jelasnya.
Aturan yang Merugikan Dievaluasi Hasil evaluasi tersebut apakah nantinya akan tetap
dilanjutkan sebagai JKN atau mekanismenya diubah
seperti KJS (Kartu Jakarta Sehat), itu menjadi wewenang
Presiden. Mengingat selama menjadi Gubernur DKI
Jakarta, Jokowi sudah menyelenggarakan KJS.
“Kalau KJS tentu itu anggaran dikeluarkan dari APBD.
Tetapi kalau tetap JKN tentu harus dialokasikan lagi
dalam APBN. Ada lebih dan kurangnya dari dua program
kesehatan tersebut sehingga presiden harus benar-benar
mengevaluasinya,” lanjut Hendri.
Hal lain yang mendapat sorotan terkait pembangunan
kesehatan adalah distribusi dokter yang tidak merata di
seluruh Indonesia dan soal premi. Dokter sampai saat ini
masih terkonsentrasi di kota-kota besar dan di Pulau Jawa.
Terutama di daerah perbatasan.
Menurutnya, pengeluaran negara untuk kesehatan
sebagaimana untuk pendidikan adalah amanat konstitusi.
Karena jaminan kesehatan adalah kewajiban, perlu dihitung
berapa banyak yang akan dijamin dan berapa besarannya.
”Sebenarnya fiskal negara mampu membiayai premi PBI
lebih dari Rp 15.500 kalau pengelolaan keuangan negara
berjalan dengan benar,” ujarnya.
Pengamat Core Indonesia
Dr Hendri Saparini Yuni
Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014
F kus
5
1. Apa perbedaan antara Kartu Indonesia Sehat
(KIS) dan BPJS Kesehatan?
- Secara apple to apple tidak dapat dibandingkan,
karena KIS adalah suatu program atau sistem,
sedangkan BPJS Kesehatan adalah Badan
Penyelenggaranya yang ditugaskan untuk menjalankan
program tersebut
- Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah Nama untuk
Program Jaminan Kesehatan SJSN (JKN) bagi
Pendu duk Indonesia, khususnya fakir miskin dan tidak
mampu, yang mana Iurannya dibayarkan
oleh pemerintah
- BPJS Kesehatan adalah Badan Hukum Publik yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program
Jaminan Kesehatan SJSN (JKN).
2. Apa perbedaan antara KIS dan JKN ?
- Secara kuantitas, sasaran peserta mengalami
peningkatan, untuk tahap awal adalah sebanyak
1,7 juta jiwa yang berasal dari Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
o Secara Kualitas, selain manfaat upaya kesehataan
perorangan, juga tercakup di dalamnya
manfaat upaya kesehatam masyarakat yang sudah
diatur menurut ketentuan yang berlaku.
3. Apakah semua kartu jaminan kesehatan
sebelumnya akan diganti ?
- Kartu Askes, Kartu Jamkesmas, Kartu JKN-BPJS
Kesehatan, KJS, e-ID BPJS Kesehatan masih tetap
berlaku dan dapat dipergunakan untuk mendapatkan
Jaminan Kesehatan SJSN (JKN)
- Untuk peserta baru yang berasal dari fakir miskin dan
tidak mampu, secara bertahap akan
diterbitkan KIS
FAQ (Frequently Asked Questions)
terkait Launching Kartu Indonesia Sehat (KIS)
4. Apakah mereka yang telah mendapat Kartu
Indonesia Sehat (KIS), dapat segera memperoleh
jaminan
kesehatan ?
- Iya, peserta yang sudah mendapat KIS dapat
memperoleh manfaat jaminan kesehatan sesuai
prosedur dan ketentuan yang berlaku
5. Apakah prosedur pelayanan KIS sama dengan
program sebelumnya?
- Prinsipnya sama, tetap menggunakan system rujukan
berjenjang, untuk kontak pertama, peserta
memperoleh pelayanan kesehatan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dimana ybs
terdaftar. Jika perlu mendapatkan penanganan lebih
lanjut, maka dapat dirujuk ke Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan.
- Dalam kondisi gawat darurat medis, peserta dapat
langsung memperoleh pelayanan kesehatan di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan.
6. Dalam acara Launching saat ini, berapa jumlah
masyarakat yang mendapat KIS ?
- Dalam acara launching ini, akan dibagikan KIS kepada
2.775 jiwa dari masyarakat fakir miskin dan
tidak mampu dan 50 orang dari Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
7. Siapa saja 2.775 jiwa dan 50 jiwa dari PMKS
tersebut ?
- 2.775 jiwa tersebut adalah 600 Kepala Keluarga
beserta anggota keluarganya
- 50 jiwa tersebut adalah individu Penyandang Masalah
Kesejahteraan social (PMKS) yang
ditetapkan oleh Kementrian Sosial.
8. Apakah hanya 2.775 jiwa dari masyarakat fakir
miskin/tidak mampu dan 50 orang dari Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang
mendapatkan KIS tersebut ?
- Untuk tahap awal, mereka yang mendapatkan KIS
adalah Keluarga yang mendapatkan Kartu
Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Simpanan Keluarga
Sejahtera (e-money), dan Kartu Indonesia
Pintar.
- Adapun mereka yang berasal dari PMKS, angka 50
orang tersebut adalah tahap awal launching,
selanjutnya akan dibagikan kepada PMKS sesuai data
yang akan diberikan oleh Kementrian
Sosial.
Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014
BINCANG
6
H
ingga kini, peserta BPJS Kesehatan tercatat
sebanyak 129,3 juta, lebih. Jumlah itu, telah
melampaui target sebesar 121,6 juta peserta
pada tahun tahun 2014. Jika dibandingkan dengan
negara lain, sistem jaminan kesehatan Indonesia, yang
dioperasionalkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan, sebagai sistem jaminan kesehatan
terbesar di dunia.
Dengan sistem ini, peserta BPJS berhak mendapat
pelayanan kesehatan dan pengobatan, apapun penyakit
yang dideritanya. Ini merupakan kebijakan publik yang
bukan saja inovatif, namun juga revolusioner.
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan
upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan
terkait pemerataan akses dan kualitas terhadap layanan
kesehatan, yang merupakan tantangan zaman bahkan di
negara-negara maju sekalipun.
Bagi yang mampu dapat berobat pada dokter yang terbaik,
namun mereka yang miskin bila terkena penyakit kronis,
seperti kanker, atau yang sejenis hanya bisa menyerah
pada nasib. Karena itulah, diperlukan jaminan kesehatan.
Meski demikian, tantangan seperti finansial, logistik,
SDM (sumber daya manusia), masih mewarnai dalam
mengimplementasikan di masa depan, maka butuh
kesinambungan dan perbaikan.
Setelah pergantian tampuk kepeminpinan di Indonesia,
Presiden Joko Widodo, telah meluncurkan KIS (Kartu
Indonesia Sehat). Apakah program BPJS Kesehatan
nantinya dilanjutkan atau diubah namanya, berikut
wawancara dengan Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional
(DJSN) Chazali H Situmorang.
Presiden Jokowi telah meluncurkan KIS walaupun
sudah ada BPJS KesehatanBanyak orang
mempertanyakan soal KIS yang diluncurkan Presiden
Jokowi karena selama ini masyarakat mengenal BPJS
Kesehatan. Apa komentar bapak soal ini?
Nggak ada masalah. Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah
sistem jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat yang
merupakan perluasan dari Kartu Jakarta Sehat (KJS). Kalau
saya mencermati pernyataan Presiden Jokowi, tampaknya
ingin menegaskan beliau taat hukum. Dulu KJS juga bisa
terintegrasi dengan BPJS.
Ketika Pak Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta
dan mencanangkan KJS, semua sistemnya dilaksanakan
berdasarkan nota kesepahaman dengan PT Askes. Ketika
PT Askes bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan,
maka KJS juga berintegrasi ke dalam sistem BPJS. Para
pemegang KJS pun otomatis menjadi peserta BPJS.
Data dan uang yang dialokasikan untuk KJS sudah
diserahkan ke BPJS. DKI Jakarta merupakan provinsi
pertama yang melakukan integrasi jaminan sosialnya
dengan BPJS, yang kemudian disusul Aceh, dan beberapa
wilayah lain.
Maksudnya, sampai sekarang masih ada Jamkesda?
Iya. Sejumlah provinsi belum mengintegrasikan jaminan
sosialnya ke BPJS. Karena itu, jaminan kesehatan daerah
(jamkesda) masih berjalan di beberapa daerah. Namun,
Undang-undang BPJS mengamanatkan Jamkesda hanya
boleh berlangsung hingga 2016. Pada 1 Januari 2017,
semua jaminan sosial harus terintegrasi dengan BPJS.
Masih adanya unsur politis dan komitmennya, sehingga
pimpinan daerah tetap mempertahankan Jamkesda.
Selain itu, masih adanya kalangan miskin yang belum
terkaver adanya PBI, membuat pemerintah daerah tetap
memberlakukan Jamkesda.
Apapaun namanya, pembangunan bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup orang perorang. Namun yang
paling mendasar adalah manusia itu diharapkan hidup
sehat.
Kembali soal KIS. Apakah, nantinya nama BPJS
Kesehatan, yang sudah membumi di hati rakyat, akan
diganti?
Mau diganti pun nggak jadi soal selama jaminan kesehatan
nasional masih ada. Bisa saja nanti sistemnya adalah
BPJS, karena itu amanat undang-undang. Namun, kartu
pesertanya bernama Kartu Indonesia Sehat.
Apalah, arti sebuah nama. Yang penting program
kesehatan untuk rakyat tetap berjalan dan kekurangan
yang ada setahap demi setahap diperbaiki. Agar peserta
tidak dirugikan. Pelayanan harus tetap optimal, Masyarakat
tak perlu khawatir.
Jadi, program kesehatan yang dikelola BPJS
Kesehatan, tetap dilanjutkan walaupun nantinya ada
beberapa perubahan ?
Yakin diteruskan, karena amanah undang-undang.
Sebelum ada serah terima pimpinan, Pak Susilo Bambang
Yudhoyono, juga sudah meminta penggantinya, Presiden
terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan pengganti Presiden
Jokowi nantinya untuk melanjutkan program Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Tujuannya, agar BPJS Kesehatan semakin baik.
Saat itu, Pak SBY, sudah memberikan sinyal kalau nama
mungkin akan berbeda tetapi harapannya sama. Saat itu,
Pak SBY, secara khusus berpesan kepada Direktur Utama
BPJS Kesehatan, untuk menjelaskan kepada Presiden
Jokowi apabila nantinya menanyakan tentang BPJS
Kesehatan. Karena kebijakan benar dan on track.
Oleh karena itu, kita tak perlu ragu ikuti program
jaminan kesehatan ini?
Benar. Kita tak perlu bertanya-tanya lagi. KIS adalah sistem
jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat yang merupakan
perluasan dari Kartu Jakarta Sehat (KJS), salah satu
programnya ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Kita tahu, program KIS pun banyak menimbulkan
pertanyaan. Karena Indonesia sedang merintis sebuah
sistem jaminan sosial nasional (SJSN) yang baru
saja berjalan. Ada juga yang bertanya, pondasi SJSN
diletakan oleh Megawati Sukarnoputri, Ketua Umum PDI
Perjuangan, ketika menjadi presiden. PDI Perjuangan
merupakan partai pengusung Jokowi untuk menjadi
presiden. Bahkan, keputusan Jokowi maju dalam Pemilu
Presiden 2014 pun ketika itu atas restu dan persetujuan
dari Megawati.
Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana kelanjutan
SJSN, yang diselenggarakan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan, di
era pemerintahan Jokowi-JK. Pemerintah sekarang tetap
konsisten meneruskannya, kok.
Soal, masih adanya kasus dalam memberikan pelayanan
kesehatan, sampai kapan pun pasti ada, hambatan
namun BPJS Kesehatan, berupaya menyelesaikannya.
Dalam memberikan pelayanan, apalagi terhadap 129,3 juta
peserta, pasti ada kasus yang muncul. Kami ingin terus
menyempurnakan dan memperbaiki. Mudah-mudahan
tidak sampai dua tahun keluhan tidak banyak lagi.
Bagaimana dengan adanya ide untuk menyatukan
antara BPJS Kesehatan dengan BPJS Ketenagakerjaan
?
Ya itu masih sebatas wacana. Saat itu, ada usulan agar
Presiden Jokowi menyatukan BPJS yang saat ini terpecah
menjadi dua, yaitu BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan
serta mengangkat posisi Kepala BPJS sebagai menteri.
Menurut pencetusnya, peran BPJS yang disatukan akan
sangat strategis karena menyangkut nasib rakyat kecil
termasuk buruh, apalagi Jokowi identik sebagai pembela
rakyat kecil.
Semua yang menyangkut soal pelayanan kesehatan
harus disatukan dalam BPJS termasuk Jasa Raharja yang
selama ini juga menyantuni korban kecelakaan, karena
pada ujungnya juga bersinggungan dengan pelayanan
kesehatan. Itu, cuma sebatas usulan. Yang dibutuhkan
rakyat, memperoleh fasilitas kesehatan yang murah dan
mudah.
KIS dan BPJS Kesehatan Bisa Terintegrasi
Ketua DJSN
Chazali H Situmorang
Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014
BENEFIT B
7
D
i era jaminan kesehatan nasional (JKN) sistem
rujukan berjenjang mulai dilaksanakan dengan
baik. Setiap peserta BPJS Kesehatan tidak boleh
lagi langsung berobat ke rumah sakit atau ke fasilitas
kesehatan tingkat lanjutan kecuali dalam keadaan gawat
darurat medis atau emergency. Bahkan rumah sakit
swasta atau klinik swasta yang belum bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan pun tidak boleh menolak
pasien dengan kondisi gawat darurat. Biaya pelayanan
dapat ditagihkan oleh pemberi pelayanan kepada BPJS
Kesehatan dan peserta tidak dikenakan iur biaya.
Setiap peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan
pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempat
Peserta terdaftar. Fasilitas kesehatan tingkat pertama
(FKTP) yaitu Puskesmas, praktik dokter perorangan, praktik
dokter gigi, klinik umum dan rumah sakit kelas D Pratama.
Jika di suatu daerah tidak ada dokter, maka BPJS
Kesehatan dapat bekerjasama dengan bidan dan praktik
perawat untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar.
	
BPJS Kesehatan terus melakukan penguatan di lini
terdepan pelayanan kesehatan agar bisa menapis kasus-
kasus yang perlu mendapat penanganan atau tindakan
lebih lanjut. Hal ini bertujuan agar rumah sakit tidak
menjadi “Puskesmas Raksasa”, dan tidak menangani
kasus-kasus yang seharusnya bisa diselesaikan di FKTP.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan
kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik
(primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Jika
pola rujukan berjenjang bisa dilaksanakan, RS bisa fokus
untuk meningkatkan mutu pelayanannya dalam menangani
pasien yang dirujuk dari FKTP karena membutuhkan
penanganan spesialistik. Keluhan pasien karena tidak
mendapatkan kamar perawatan di rumah sakit ataupun
rumah sakit penuh dapat dikurangi.
Pada saat mendaftar, peserta BPJS Kesehatan dapat
memilih FKTP yang dikehendaki yang dekat dengan
tempat tinggal, hal itu untuk memudahkan peserta
mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
Setelah tiga bulan, peserta boleh pindah ke FKTP lain jika
menginginkannya dengan cara melapor ke Kantor Cabang
BPJS Kesehatan terdekat.
Kini, di FKTP bisa menangani 155 diagnosa penyakit sesuai
dengan Kompetensi Dokter Umum yang dapat ditangani di
FKTP, sehingga para peserta JKN tidak perlu lagi berobat
langsung ke rumah sakit, karena di FKTP pun sudah bisa
ditangani. Namun tidak menutup kemungkinan pada
kasus-kasus tersebut dapat langsung berobat ke Rumah
Sakit dengan mempertimbangkan Time (lama perjalanan
penyakitnya), Age (usia pasien), Complication
(komplikasi penyakit/tingkat kesulitan), Comorbidity
(penyakit penyerta), and Condition (kondisi fasilitas
kesehatan). Kasus medis yang dapat diselesaikan
secara tuntas di FKTP yaitu, kasus pelayanan primer yang
mengacu pada kompetensi dokter umum, kasus medis
yang membutuhkan penanganan awal sebelum dilakukan
rujukan; dan kasus medis yang termasuk dalam Program
Rujuk Balik BPJS Kesehatan seperti kasus Hipertensi,
Diabetes Mellitus (kencing manis), asma, Penyakit Paru
Obstruktif Kronis (PPOK), stroke, epilepsy, schizofren,
Sindroma Lupus Eritematosus (SLE) dan Jantung).
	
Selain itu, pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan
pelayanan kesehatan gigi, pemeriksaan ibu hamil, nifas,
ibu menyusui, bayi dan anak balita oleh bidan atau dokter
serta. rehabilitasi medik dasar.
	
Pelayanan rawat inap pun bisa ditangani oleh FKTP yang
memiliki fasilitas rawat inap. Yaitu, rawat inap pada
pengobatan/perawatan kasus yang dapat diselesaikan
secara tuntas di FKTP, rawat inap pada pertolongan
persalinan pervaginam bukan risiko tinggi; rawat inap
pada pertolongan persalinan dengan komplikasi dan/atau
penyulit pervaginam bagi Puskesmas PONED; rawat
inap pada pertolongan bayi baru lahir (neonatal) dengan
komplikasi; dan rawat inap pada pelayanan transfusi darah
sesuai kompetensi Fasilitas Kesehatan dan/atau kebutuhan
medis.
Pelayanan kesehatan di FKTP yang termasuk non-
spesialistik meliputi administrasi pelayanan; pelayanan
promotif dan preventif; pemeriksanaan, pengobatan,
dan konsultasi medis; tindakan medis non-spesialistik,
baik operatif maupun non-operatif; pelayanan obat dan
bahan medis habis pakai; transfusi darah sesuai dengan
kebutuhan medis, pemeriksaan penunjang diagnostik
laboratorium tingkat pratama; dan rawat inap tingkat
pertama sesuai dengan indikasi medis.
Faskes Tingkat Pertama Tangani 144 Penyakit
Hapus “Puskesmas Raksasa”
1. Kejang Demam
2. Tetanus
3. HIV AIDS tanpa komplikasi
4. Tension headache
5. Migren
6. Bell’s Palsy
7. Vertigo (Benign paroxysmal positional Vertigo)
8. Gangguan somatoform
9. Insomnia
10. Benda asing di konjungtiva
11. Konjungtivitis
12. Perdarahan subkonjungtiva
13. Mata kering
14. Blefaritis
15. Hordeolum
16. Trikiasis
17. Episkleritis
18. Hipermetropia ringan
19. Miopia ringan
20. Astigmatism ringan
21. Presbiopia
22. Buta senja
23. Otitis eksterna
24. Otitis Media Akut
25. Serumen prop
26. Mabuk perjalanan
27. Furunkel pada hidung
28. Rhinitis akut
29. Rhinitis vasomotor
30. Rhinitis vasomotor
31. Benda asing
32. Epistaksis
33. Influenza
34. Pertusis
35. Faringitis
36. Tonsilitis
37. Laringitis
38. Asma bronchiale
39. Bronchitis akut
40. Pneumonia, bronkopneumonia
41. Tuberkulosis paru tanpa komplikasi
42. Hipertensi esensial
43. Kandidiasis mulut
44. Ulcus mulut (aptosa, herpes)
45. Parotitis
46. Infeksi pada umbilikus
47. Gastritis
48. Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis)
49. Refluks gastroesofagus
50. Demam tifoid
51. Intoleransi makanan
52. Alergi makanan
53. Keracunan makanan
54. Penyakit cacing tambang
55. Strongiloidiasis
56. Askariasis
57. Skistosomiasis
58. Taeniasis
59. Hepatitis A
60. Disentri basiler, disentri amuba
61. Hemoroid grade ½
62. Infeksi saluran kemih
63. Gonore
64. Pielonefritis tanpa komplikasi
65. Fimosis
66. Parafimosis
67. Sindroma duh (discharge) genital (Gonore dan
non gonore)
68. Infeksi saluran kemih bagian bawah
69. Vulvitis
70. Vaginitis
71. Vaginosis bakterialis
72. Salphingitis
73. Kehamilan normal
74. Aborsi spontan komplit
75. Anemia defisiensi besi pada kehamilan
76. Ruptur perineum tingkat ½
77. Abses folikel rambut/kelj sebasea
78. Mastitis
79. Cracked nipple
80. Inverted nipple
81. DM tipe 1
82. DM tipe 2
83. Hipoglikemi ringan
84. Malnutrisi energi protein
85. Defisiensi vitamin
86. Defisiensi mineral
87. Dislipidemia
88. Hiperurisemia
89. Obesitas
90. Anemia defiensi besi
91. Limphadenitis
92. Demam dengue, DHF
93. Malaria
94. Leptospirosis (tanpa komplikasi)
95. Reaksi anafilaktik
96. Ulkus pada tungkai
97. Lipoma
98. Veruka vulgaris
99. Moluskum kontangiosum
100. Herpes zoster tanpa komplikasi
101. Morbili tanpa komplikasi
102. Varicella tanpa komplikasi
103. Herpes simpleks tanpa komplikasi
104. Impetigo
105. Impetigo ulceratif ( ektima)
106. Folikulitis superfisialis
107. Furunkel, karbunkel
108. Eritrasma
109. Erisipelas
110.Skrofuloderma
111. Lepra
112. Sifilis stadium 1 dan 2
113. Tinea kapitis
114. Tinea barbe
115. Tinea facialis
116. Tinea corporis
117. Tinea manus
118. Tinea unguium
119. Tinea cruris
120. Tinea pedis
121. Pitiriasis versicolor
122. Candidiasis mucocutan ringan
123. Cutaneus larvamigran
124. Filariasis
125. Pedikulosis kapitis
126. Pediculosis pubis
127. Scabies
128. Reaksi gigitan serangga
129. Dermatitis kontak iritan
130. Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant)
131. Dermatitis numularis
132. Napkin ekzema
133. Dermatitis seboroik
134. Pitiriasis rosea
135. Acne vulgaris ringan
136. Hidradenitis supuratif
137. Dermatitis perioral
138. Miliaria
139. Urtikaria akut
140. Eksantemapous drug eruption, fixed drug
eruption
141. Vulnus laseraum, puctum
142. Luka bakar derajat 1 dan 2
143. Kekerasan tumpul
144. Kekerasan tajam
Berikut ini adalah diagnosa penyakit yang harus tuntas
dilayani di fasilitas kesehatan primer di era JKN sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun
2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer dan Peraturan Konsil
Kedokteran Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014
PELANGGAN
8
B
elum genap setahun pelaksanaan program jaminan
kesehatan nasional (JKN) berjalan. Meskipun
semakin banyak masyarakat memahami pentingnya
menjadi peserta BPJS Kesehatan dan sudah banyak
yang merasakan manfaatnya, namun masih banyak juga
yang masih ragu-ragu, bahkan sebagian masih menolak.
Padahal, sudah diatur dalam undang-undang bahwa
setiap penduduk Indonesia wajib menjadi peserta BPJS
Kesehatan.
	
Dalam perjalanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan, kepuasan peserta dan provider
menjadi salah satu target. Masyarakat pun berharap
jaminan kesehatan semakin bagus dan semakin mudah
mendapatkan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu,
masyarakat berharap pemerintahan baru di bawah
Presiden RI JokoWidodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla
bisa membawa perubahan yang baik di semua sektor,
termasuk di bidang kesehatan.
	
Di akhir jabatannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menaruh harapan kepada kepemimpinan Jokowi-JK
untuk melan melanjutkan program-program yang sudah
baik dan memperbaiki apa yang sudah berjalan di era
kepemimpinan sebelumnya. Salah satu program yang
menarik perhatian adalah KIS (Kartu Indonesia Sehat).
Diharapkan KIS tidak menyimpang dari SJSN yang baru
dimulai sejak Januari 2014.
“Nama mungkin bisa beda, tetapi
harapannya sama. Saya yakin Pak Jokowi
melanjutkan dan mengembangkan program
BPJS,” kata SBY saat meresmikan Gedung
Pusat Operasi BPJS Kesehatan di Jakarta,
beberapa waktu silam.
Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional
(DJSN) Chazali H Situmorang mengatakan
BPJS Kesehatan dan KIS yang dicanangkan
Presiden Joko Widodo bisa terintegrasi.
Seperti saat menjabat sebagai Gubernur DKI
Jakarta, Jokowi mencanangkan KJS (Kartu
Jakarta Sehat) dan saat itu juga berintegrasi
ke dalam BPJS Kesehatan.
DKI Jakarta menjadi provinsi pertama yang melakukan
integrasi jaminan sosialnya dengan BPJS kemudian disusul
oleh Provinsi Aceh. Daerah lainnya harus segera menyusul
karena amanat UU PBJS menyebutkan Jaminan Kesehatan
Daerah (Jamkesda) boleh berlangsung sampai dengan
2016 atau pada 1 Januari 2017 semua jaminan sosial harus
terintegrasi dengan BPJS.
Harapan kepada pemerintahan baru juga disampaikan oleh
penulis buku “Jaminan Sosial Solusi Bangsa Indonesia
Berdikari” Emir Soendoro. “Pak Jokowi harus berani
menyatukan BPJS yang saat ini menjadi dua. Dulu,
dirancangnya hanya satu bukan seperti sekarang ini. Dan
seharnusnya Dirut BPJS itu dijadikan menteri,” kata Emir
yang juga pencetus SJSN.
Saat ini ada dua BPJS yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. BPJS yang disatukan, menurutnya, akan
lebih efisien. Hal ini menjadi tantangan bagi Presiden Joko
Widodo demi rakyat Indonesia, termasuk nasib rakyat kecil
dan buruh.
Selain penyatuan BPJS, setiap penduduk wajib membayar
iuran BPJS agar danya menjadi kekuatan besar sebagai
cadangan dana nasional. Seperti Malaysia, saat krisis
1998 dana cadangan nasional dari jaminan sosialnya bisa
dimanfaatkan untuk mengatasi krisis.
Kini, harapan rakyat Indonesia kepada Pemerintahan
Jokowi-JK begitu tinggi khususnya soal pelayanan
kesehatan dan jaminan
sosial lainnya sehingga
harus ada terobosan agar
pelaksanaannya bisa lebih
baik. "Saya menantang
Jokowi melakukan terobosan
itu, karena semuanya
bermuara pada peningkatan
kesejahteraan rakyat," ujarnya.
Sementara itu, BPJS
Kesehatan masih bekerja
keras meningkatkan
kepesertaan. Saat ini, dari 82
Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang berkantor
pusat di wilayah Jabodetabek
masih ada 71 BUMN belum
mendaftarkan diri ke BPJS
Kesehatan.
Berdasarkan pasal 6 ayat
(3) huruf a Perpres 111/2013
tertulis bahwa pemberi kerja
pada BUMN, usaha besar, usaha menengah, dan usaha
kecil wajib melakukan pendaftatan kepesertaan Jaminan
Kesehatan Nasional paling lambat 1 Januari 2015.
Harapan yang disampaikan Sekretaris Jenderal DPN
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sanny Iskandar,
implementasi program BPJS Kesehatan masih
menghadapi lima masalah utama yang perlu segera
diselesaikan, yakni proses kepesertaan yang belum
sepenuhnya baik. Rasio kecukupan tenaga medis dalam
melayani peserta BPJS masih perlu dibenahi, dan fasilitas
kesehatan yang minim sarana dan prasarana serta jumlah
pegawai BPJS perlu ditambah.
Selain itu, persoalan mekanisme koordinasi manfaat
(coordination of benefit) seharusnya mendapatkan
perhatian lebih. Badan usaha menginginkan sebelum
1 Januari 2015 persoalan CoB sudah bisa diterapkan.
Banyaknya perusahaan yang belum menjadi peserta BPJS
Kesehatan disebabkan telah tergabung dengan asuransi
swasta.
Saat ini sejumlah perusahaan yang sudah mengelola
sendiri jaminan kesehatannya, sehingga enggan
membayarkan dua kali pegawainya untuk asuransi
kesehatan. Sementara itu, sebagian besar perusahaan
yang belum masuk menjadi peserta BPJS Kesehatan
karena kurangnya pemahaman internal.
Meskipun mengkritik pelaksanaan BPJS, APINDO
menyampaikan harapannya pada program layanan
kesehatan pemerintah tersebut. Sanny mengatakan
pihaknya optimis BPJS Kesehatan bisa berbenah dan
memberikan masyarakat Indonesia jaminan kesehatan
nasional yang maksimal.
Asisten Manager Departemen Sumber Daya Manusia
Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMI) Subkhan
mengatakan, sebanyak 8.700 karyawan TMMI sudah jadi
peserta BPJS Kesehatan. Ada yang didaftarkan sebagai
peserta kelas II dan ada yang kelas I sesuai dengan gaji
karyawan.
Subkhan berharap klinik-klinik yang ada di kantor-kantor
TMMI dapat bekerjasama dengan BPJS Kesehatan,
sehingga untuk pelayanan kesehatan dasar bisa dilakukan
seperti biasanya agar waktu bekerja juga menjadi
efektif. “Jika CoB bisa dilaksanakan itu lebih baik karena
perusahaan hanya cukup membayar ke perusahaan
asuransi komersil kemudian asuransi tersebut yang
membayar premi BPJS nya,” ujarnya.
Direktur SDM PT Pertamina, Evita, mengatakan hal
yang sama, Perusahan BUMN sudah mendaftarkan
karyawannya menjadi peserta BPJS Kesehatan.”Kita
harus mematuhi undang-undang. Harapan kami, fasilitas
kesehan milik Pertamina bisa bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan, agar tidak mengurangi manfaat yang sudah
biasa diterima oleh karyawan,” ujarnya.
Menaruh Harapan Baru
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014
TESTIMONI
9
M
anfaat layanan kesehatan yang diberikan oleh
BPJS Kesehatan sudah mulai dirasakan oleh
pesertanya. Animo masyarakat untuk menjadi
peserta BPJS Kesehatan juga mengalami peningkatan.
Akibatnya, di hampir di semua rumah sakit mengalami
peningkatan kunjungan pasien rawat jalan maupun rawat
inap.
Kenaikan pasien di fasilitas rujukan tingkat lanjutan ini
mengakibatkan di sejumlah poliklinik di rumah sakit terjadi
peningkatan pula. Akibatnya, pasien pun harus sabar
mengantre. Bahkan, untuk mendapatkan layanan USG
(ultra sonografi) pun harus bersabar menunggu giliran
hingga 10 hari mendatang.
	
Sutarsih,42, warga Kelurahan Jati, Pulogadung, Jakarta
Timur mengaku belum menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Sehingga dirinya merasa tidak perlu ke Puskesmas terlebih
dahulu sebelum menuju rumah sakit. “Saya belum punya
kartu BPJS, jadi saya langsung saja ke sini (rumah sakit
– red),” kata Sutarsih saat ditemui di RS Persahabatan,
Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.
	
Ibu tiga anak yang akrab disapa Tarsih ini, mengalami
gangguan di kandungannya. Dia merasa nyeri bagian
bawah perut dan saat berhubungan badan dengan
suaminya pun menjadi terganggu karena merasakan nyeri
yang luar biasa. Sehingga dia pun memutuskan untuk
berobat ke dokter. “Saya disuruh majikan saya untuk
berobat, semua biayanya ditanggung bos saya,” ujarnya.
	
Saat berobat di RS Persahabatan itu merupakan kunjungan
berobat pertama kali di Jakarta, setelah enam bulan dia
bekerja sebagai pengasuh. Sebelumnya Tarsih tinggal di
Jawa Tengah dan belum pernah mempunyai perlindungan
asuransi atau jaminan kesehatan. “Saya tahu ada jaminan
kesehatan nasional dan ada BPJS Kesehatan dari televisi
dan radio, majikan saya bilang mau mendaftarkan saya
menjadi peserta BPJS, tetapi saya belum punya e-KTP,”
kata Tarsih.
	
Ketika pertama kali datang ke RS Persahabatan, dirinya
langsung ke loket pendaftaran untuk pasien umum non
BPJS Kesehatan. Setelah itu, langsung menunggu giliran
di poli kebidanan. Di sana sudah ada sekitar 40 pasien
yang menunggu. “Saya menunggu kira-kira sekitar satu
setengah jam lalu dipanggil dan diperiksa dokter, setelah
itu saya disuruh ke tempat pemeriksaan USG,” ungkapnya.
	
Untuk mendapat pelayanan USG, Tarsih harus mendaftar
lagi di tempat khusus USG yang jaraknya sekitar 200
meter dari poli kebidanan. “Nah, disana ternyata saya tidak
bisa langsung dilayani, saya harus kembali 10 hari lagi.
Artinya, antreannya panjang ya. Lalu saya pulang,” kata ibu
tiga anak ini.
	
Biaya pemeriksaan dokter di RS Persahabatan sebesar
Rp175.000. Setelah melapor ke majikannya, Tarsih disuruh
untuk secepatnya melalukan USG di rumah sakit swasta.
Lalu hari berikutnya Tarsih periksa USG di RS Omni
Pulomas, Jakarta Timur. Setelah itu langsung konsultasi
dokter dan diberi obat. “Biayanya seluruhnya sekitar Rp500
ribuan. Semua ditanggung majikan saya,” ujarnya.
	
Beruntunglah, Tarsih tidak mengalami sakit yang parah.
Karena menurut dokter spesialis kandungan, Tarsih
mengalami infeksi yang tidak berbahaya, dia pernah
mengalami keguguruan dan pernah mengalami keputihan
tetapi tidak pernah diketahui atau pun diobati, sehingga
saluran rahimnya mengalami gangguan.
	
“Saya, suami saya dan anak-anak belum ada
yang punya jaminan kesehatan. Kalau sudah sakit
begini kan repot, untung saya punya majikan
yang baik. Kalau tidak ya repot sekali. Saya
sekeluarga ingin mendaftar BPJS Kesehatan,
buat jaga-jaga agar kalau sakit tidak bingung
biayanya. Tapi kalau sudah jadi peserta BPJS,
jangan sampai sakit deh,” kata Tarsih.
Sepuluh Hari Menunggu Giliran USG
T
ak ada satu pun orang ingin sakit atau mengidap
penyakit. Tetapi, jika penyakit menyerang tubuh, tak
seorang pun bisa menolaknya. Dan ujung-ujungnya
adalah membutuhkan dana yang bisa tidak sedikit.
	
Bagi Apri, 38, warga Desa Kutaliman, Kecamatan
Kedungbanteng, Purwokerto, Jawa Tengah, sudah menjadi
peserta BPJS Kesehatan mempunyai perasaan tenang
karena sudah dilindungi jaminan kesehatan. Setiap bulan
dia membayar iuran untuk kelas 2 yaitu sebesar Rp42.500.
Namun, dia mengatakan tidak mau memanfaatkan kartu
BPJS nya, alias dia ingin sehat.
	
Meskipun tidak pernah sakit, namun Apri sangat
memahami soal pelayanan jaminan kesehatan nasional,
saat adik dan kakaknya harus menjalani perawatan di
rumah sakit. Adiknya, Mugi, sekitar dua bulan lalu dirawat
di Rumah Sakit Tegalrejo, Semarang, Jawa Tengah.
“Awalnya, sih seperti agak sulit mengurus administrasinya,
tetapi ternyata bagus kok,” ujarnya.
	
Mugi yang masih kuliah di Politeknik Universitas Negeri
Semarang, divonis mengidap Hepatitis B, sehingga harus
menjalani rawat inap. “Tetapi saat itu, tidak ada kamar,
kami sudah panik saja. Lalu, keluarga minta di kelas yang
ada, saat itu adanya kelas 1 plus, risikonya harus tambah
biaya karena kelasnya naik. Adik saya terdaftar BPJS
Kesehatan di kelas 2,” kata Apri.
	
Beruntung, saat itu hanya sehari saja, karena hari
berikutnya sudah tersedia ruang rawat inap kelas 2.
Setelah tiga hari dirawat diizinkan pulang dan diteruskan
dengan rawat jalan. Biaya selama tiga hari itu sekitar Rp6
juta, tetapi karena sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan
sehingga tidak perlu membayar tambahan apa pun,
kecuali tambahan biaya kamar sebesar Rp500.000 karena
menggunakan kelas perawatan yang lebih tinggi.
	
“Kebetulan adik saya sudah menjadi peserta BPJS
Kesehatan. Setelah sebulan menjadi peserta, eh jatuh
sakit. Ya disitulah, kita harus siap-siap punya jaminan
kesehatan. Ibaratnya sedia payung sebelum hujan,” kata
Apri.
	
Pengusaha roti ini mengagatakan, setelah
kembali ke rumah, Mugi menjalani rawat jalan,
dan beberapa kali check up. “Semua biaya check
up tidak dipungut biaya lagi, karena sudah
dibayar oleh BPJS Kesehatan. Seperti nabung
ya, tapi ini tidak bisa diambil, Cuma bisa dipakai
kalau sakit. Tapi jangan sakit deh,” ujarnya.
	
Sementara kakaknya, Tatinah, juga pernah memanfaatkan
kartu BPJS Kesehatan di RS Bedah Artawinangun,
Purwokerto, Jawa Tengah. Tatinah menjadi peserta kelas
3 BPJS Kesehatan. Menurut Apri, kakaknya mendapat
pelayanan yang baik, meskipun peserta kelas 3 dengan
iuran sebesar Rp25.500 setiap bulan.
	
Begitu juga dengan ibunya, Ny Tarwen, 68, yang menjadi
peserta kelas 3 BPJS Kesehatan, setiap bulan rutin ke
Puskesmas untuk memeriksakan kesehatan. “Baguslah,
ada BPJS Kesehatan. Tapi kita harus rajin membayar. Itu
sama saja seperti menyisihkan sedikit uang jajan, tetapi
jaminan kesehatan ini sangat penting untuk menjaga kita,”
kata ayah dua anak ini.
Tak Rugi Jadi Peserta
						BPJS Kesehatan
Sutarsih
42 Tahun
Apri
38 Tahun
Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014
SEHAT
10
P
ertumbuhan ekonomi yang meningkat di
Indonesia, sejak beberapa dekade, berimbas
kepada pendapatan keluarga juga mengalami
kenaikan. Menu yang disantap sehari-hari pun ikut-
ikutan dipilih yang serba instan seperti makanan siap
saji. Begitu juga anak-anak. Mereka memilih burger
dibandingkan nasi pecel plus sayuran. Bila tanpa kontrol
orangtua makanan yang serba instan bisa menimbulkan
penyakit.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan tim medis
belakangan ini, jumlah anak yang menderita Diabetes
Mellitus (DM) meningkat 500 persen dalam kurun waktu
lima tahun. Setiap minggu selalu ada anak penderita
diabetes baru. Berdasarkan catatan, dalam tahun 2014
ini, jumlah anak yang menderita DM, mencapai 1.100
anak. Anak-anak tersebut akan selalu hidup dengan
diabetes sepanjang hayatnya. "Penderita baru semakin
bertambah ketika liburan sekolah. Ini, memprihatinkan,
" kata spesialis pola kembang anak, Dr Aman Pulungan,
SpA(K), dalam sebuah diskusi di rumah sakit di Jakarta,
pekan lalu.
Ketika liburan, jumlah anak yang menderita DM
bertambah karena orangtua memberi kebebasan
menyantap menu apa saja. Hal ini, perlu adanya edukasi
kepada orangtua agar tetap membatasi menu bagi
anak. Bila perlu anak-anak diberikan masakan dan
banyak sayuran. "Inilah perilaku keluraga Indonesia yang
harus diubah," tuturnya.
Penyakit diabetes merupakan penyakit autoimun yang
kemudian dicetuskan oleh defisiensi vitamin. Biasanya,
anak menderita DM tipe I. Namun ada juga tipe II yang
disebabkan oleh obesitas. Faktor penyebab anak terkena
DM bukan hanya menu makanan tyang penuh kolesterol
melainkan kurangnya paparan matahari pada anak juga
menyebabkan diabetes. "Maklum saja, banyak anak
yang diantar ke sekolah atau ke tempat kegiatannnya
menggunakan mobil sehingga sangat sedikit terkena
paparan matahari," ujarnya
.
Menurutnya, sekitar 15 persen anak di Jakarta jarang
terpapar matahari. Adapun ciri-ciri diabetes pada anak
yakni mudah haus, sering buang air kecil, selalu lapar,
penurunan berat badan yang tidak sehat, selalu lelah,
masalah penglihatan, dan infeksi ragi. Bilamana orangtua
yang mempunyai anak-anak dengan ciri di atas untuk
membawanya ke dokter sebelum terlambat, "Hampir
setiap hari ada orangtua yang datang untuk konsultasi
dengan saya," jelasnya.
Maka, saat ini, Indonesia menempati peringkat
kesepuluh dengan jumlah penderita diabetes terbanyak
di dunia. Diperkirakan penderita diabetes akan semakin
meningkat setiap tahunnya karena perubahan gaya hidup
masyarakat. Mengenai obesitas yang juga berdampak
kepada DM, Pakar tumbuh kembang anak, Dr Aman
Pulungan Sp A(K) memberi tips untuk mencegah
obesitas atau kegemukan pada anak dengan 5210.
Artinya 5 dari lima kali anak makan buah dan sayur
setiap harinya.
Kemudian, 2 yang dimaksud adalah maksimal dua
jam waktu anak untuk menonton televisi maupun
mengerjakan pekerjaan rumah.Satu yang dimaksud
adalah anak harus satu jam terpapar sinar matahari.
Sedangkan, 0 adalah nol gula atau tanpa gula. Dengan
demikian anak bisa terhindar dari obesitas.
Menurutnya, obesitas menjadi salah satu penyebab
diabetes pada anak. Jumlah anak yang menderita
diabetes saat ini sebanyak 1.100 atau naik 500 persen
dalam kurun waktu lima tahun."Diabetes ada yang
disebabkan genetik dan ada juga obesitas. Penyebabnya,
ya kelakuan keluarga yang membolehkan anak makan
sembarangan ketika libur," terang nya.
Banyak orangtahu, jika menyantap makanan yang
diolah sebdiri lebih efektif dan sehat namun tidak
sedikit yang enggan melaksanakannya. Alasannya,
sudah capek bekerja dan malas untuk memasak.
Padahal, pola hidup sehat paling efektif bila mengolah
makanan sendiri di rumah.
Kehidupan super sibuk sering dijadikan mereka yang
ingin menurunkan berat badan sebagai alasan tak
sempat untuk berolahraga dan memasak makanan
sehat di rumah. Kesibukan di kantor yang menguras
waktu atau kesibukan kuliah ditambah perjalanan
panjang rumah ke kantor pulang pergi membuat waktu
hanya cukup untuk beristirahat.
Namun, Anda tak perlu khawatir. Bagi Anda yang
masih memiliki semangat tinggi untuk menurunkan
berat badan masih ada cara untuk mendapatkan
hal tersebutl lewat beberapa langkah kecil. Dilansir
melakukan beberapa hal kecil. Tips yang diberikan
sejumlah dokter dalam diskusi tadi, yakni:
Pertama, kurangi konsumsi gula dan kafein. Saat
stres, tubuh membutuhkan sesuatu seperti kopi dan
gula untuk lebih berenergi. Nyatanya, hal ini memang
dapat memberikan energi pada awal namun seiring
waktu akan luntur dan malah membuat lemas.
Kedua, singkirkan stok makanan atau minuman tak
sehat. Jauhkan makanan enak di lidah seperti keripik,
kerupuk olahan, makanan beku. Lupakan juga aneka
minuman kola dan manis lainnya. "Ketika sedang
sibuk dan lapar, Anda akan mengambil makanan ini
dibandingkan makanan sehat," terangnya.
Ketiga, jangan lupa menulis jadwal olahraga. Tulis
dalam reminder Anda maupun notes, pada pukul
berapa esok akan berolahraga. "Jika Anda menulis
dengan spesifik besok akan berolahraga apa dan pukul
berapa Anda akan menjadikannya sebagai hal penting
yang harus ditepati," jelas Rumsey.
Keempat, selalu miliki stok cemilan sehat. Lupakan
keripik kentang atau biskuit cokelat kesukaan demi
dapatkan tubuh langsing. Lebih baik siapkan cemilah
sehat seperti yoghurt dan biskuit gandum. "Pilih
cemilan kombinasi antara protein dan karbohidrat
sehat," tambahnya.
Kelima, cari teman berolahraga. Ajak teman yang
memiliki semangat sama menurunkan berat badan
dengan berolahraga. Olahraga jadi tak sekedar
membakar kalori tapi juga aktivitas sosial yang
menyenangkan.
Keenam, belajar membuat makanan sehat sederhana.
Usai pulang dari aktivitas yang melelahkan di luar
rumah memang lebih mudah untuk mengolah aneka
makanan beku. Eitss tapi ingat-ingat kembali misi
Anda untuk turunkan berat badan. Cukup masak beras
cokelat atau beras merah, kemudian tumis sayuran
yang mudah seperti buncis, bayam, atau kangkung.
Ketujuh, letakkan perlengkapan olahraga di tempat
terlihat. Jangan sembunyikan barbel di bawah ranjang
kasur, namun letakkan dia di tempat yang mudah
terlihat. Pastikan juga sepatu dan pakaian olahraga
di tempat diambil untuk mengingatkan Anda untuk
berolahraga.Silahkan, mencoba semoga berhasil.
TIPS !
Anak Kegemukan, Inilah Solusinya
Memprihatinkan, Jumlah
Anak Terkena Diabetes
Meningkat Tajam
Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014
Kilas&Peristiwa
Q&A Question and Answer
11
1. Saat ini bank mana saja yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan ?	
Saat ini terdapat 3 (tiga) bank yang berkerjasama dengan
BPJS Kesehatan yaitu Bank Mandiri, BNI, dan BRI.
2. Apakah pembayaran iuran/badan usaha dapat
dilakukan melalui bank lain ? Bagaimana caranya ?
Bisa, pembayaran iuran jaminan kesehatan dapat
dilakukan melalui bank lain. Pembayaran tersebut
dilakukan melalui sistem RTGS / Kliring dengan
mencantumkan nomor virtual account badan usaha /
individu.
3. Apakah peserta dapat membayar langsung di
BPJS Kesehatan ?
Bisa, peserta dapat langsung membayar pada kantor
cabang BPJS Kesehatan dengan mesin EDC
4. Apakah nomor virtual account (VA) itu ?
Nomor Virtual Account adalah nomor identitas untuk
pembayaran iuran yang terdiri dari kode bank. Untuk
individu adalah kode bank + 0 (untuk individu) + 10
nomor peserta dari belakang. Total nomor virtual account
harus 16 angka. Contoh : 88888+0+0123456789. Untuk
badan usaha adalah : kode bank + 9 (untuk badan usaha)
+ 10 nomor peserta dari belakang. Total nomor virtual
account harus 16 angka. Contoh : 88888+9+0123456789
5. Berapa kode bank untuk pembayaran iuran ?
	
a. Bank Mandiri : 88889
b. BNI dan BRI : 88888
6 . Melalui channel apa saja pembayaran di bank
dapat dilakukan ?
Pembayaran melalui bank dapat dilakukan melalui
beberapa cara :
a. Peserta datang ke petugas teller bank dan
menunjukkan/menyebutkan nomor peserta yang
tercantum pada kartu BPJS Kesehatan.
b. Apabila peserta telah memiliki rekening pada bank
tersebut dan memiliki kartu ATM, peserta dapat
melakukan pembayaran melalui ATM dengan memilih
menu pembayaran iuran JKN / BPJS Kesehatan,
berikut petunjuk lengkapnya :
a. Bank Mandiri :
- Setelah memasukkan pin ATM, pilih menu bayar 	
/ beli, lalu lainnya
- Pilih menu BPJS, lalu pilih BPJS Kesehatan
- Pilih Individu / Badan Usaha, lalu masukkan 	
nomor VA. Contoh : pada saat memasukkan 	
nomor VA Individu, tambahkan kode 	 	
888890+nomor peserta (Untuk badan usaha : 	
888899+kode BU). Total angka harus 16 angka.
- Masukkan jumlah bulan bayar, lalu pilih "YA"
- Muncul menu konfimasi pembayaran, jika telah 	
sesuai pilih "YA".
- Simpan bukti transaksi
b. Bank BNI :
- Setelah memasukkan pin ATM, pilih menu 	
lainnya.
- Pilih menu pembayaran
- Pilih menu berikutnya
- Pilih menu JKN/BPJS Kesehatan
- Masukkan nomor virtual account
- Akan muncul menu konfirmasi pembayaran
- Pilih sumber pembayaran : Giro, Tabungan
- Tekan selesai jika transaksi telah berhasil
- Simpan bukti transaksi
	 	
c. Bank BRI :
- Setelah memasukkan pin ATM, pilih menu 	
transaksi lainnya, lalu pilih menu pembayaran
- Pilih menu BPJS Kesehatan
- Masukkan nomor virtual account (VA)
- Setelah muncul menu konfirmasi jumlah 	
pembayaran pada ATM, masukkan nominal 	
pembayaran.
- Setelah selesai, simpan bukti pembayaran.
*Saat ini proses pembayaran melalui internet 	
banking juga telah bisa dilaksanakan melalui 	
Bank Mandiri dan BRI (untuk BNI dalam proses 	
pengembangan).
7. Apakah bisa melakukan pembayaran lebih dari 1
bulan sekaligus ?
Bisa, peserta dapat melakukan pembayaran lebih dari
1 bulan. Saat ini baru Bank BNI, BRI dan Mandiri yang
telah menyediakan fasilitas pembayaran lebih dari 1
(satu) bulan.
CARA MEMBAYAR IURAN BPJS KESEHATAN (bagian 1)
Kartu Indonesia Sehat (KIS) resmi diluncurkan oleh
Presiden RI Joko Widodo di Gedung Pos Ibukota,
Lapangan Banteng - Jakarta Pusat, Senin (3/11).
Presiden hadir ditemani Ibu Negara - Iriana Joko
Widodo, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan - Puan Maharani, Menteri
Kesehatan - Nina Moeloek, Menteri Sosial - Khofifah
Indar Parawansa, dan Direktur Utama BPJS Kesehatan
- Fachmi Idris.
Sebanyak 2.775 KIS dibagikan kepada 600 KK di
lima kantor pos se-Jakarta. Di antaranya Kantor Pos
Pasar Baru, Kantor Pos Kebon Bawang, Kantor Pos
Jalan Pemuda, Kantor Pos Mampang dan Kantor Pos
Fatmawati.
Sebelum diluncurkan secara resmi hari ini, Presiden
Joko Widodo telah membagikan KIS kepada para
pengungsi bencana letusan Gunung Sinabung.
Rencananya sepanjang tahun 2014 ada 430-ribuan KIS
yang akan dibagikan ke 19 kabupaten/Kota.
KIS berfungsi sebagai kartu jaminan kesehatan, yang
dapat digunakan untuk mendapatkan layanan kesehatan
di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat
lanjutan, sesuai dengan indikasi medis. KIS merupakan
perluasan dari program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) yang diluncurkan sebelumnya dan dikelola oleh
BPJS Kesehatan pada 1 Januri 2014. KIS diperuntukan
bagi penduduk Indonesia, khususnya fakir miskin dan
tidak mampu serta iurannya dibayarkan oleh pemerintah.
BPJS Kesehatan adalah Badan Hukum Publik yang
dibentuk untuk menyelenggarakan/mengelola program
Jaminan Kesehatan SJSN (JKN).
Penerima KIS juga diprioritaskan untuk masyarakat pra-
sejahtera yang belum tercover dalam Penerima Bantuan
Iuran (PBI) dari program JKN. Diperkirakan ada 4,5 juta
penduduk pra-sejahtera RI, yang merupakan kepala dan
anggota keluarga dari 1 juta keluarga kurang mampu
yang akan mendapat KIS. Bagi pemegang kartu BPJS
Kesehatan dan Askes yang lama tidak perlu khawatir
karena kartu tersebut masih berlaku.
Kartu Askes, Kartu Jamkesmas, Kartu JKN-BPJS
Kesehatan, KJS, e-ID BPJS Kesehatan masih tetap
berlaku dan dapat dipergunakan untuk mendapatkan
Jaminan Kesehatan yang kelola BPJS Kesehatan. Untuk
peserta baru yang berasal dari fakir miskin dan tidak
mampu, secara bertahap akan diterbitkan KIS
Prosedur pelayanan kesehatan peserta KIS disesuaikan
dengan prosedur yang selama ini diterapkan dalam
program JKN yang dikelola BPJS Kesehatan yaitu sesuai
dengan indikasi medis, serta tidak ada batasan umur.
Peserta KIS bisa berobat di 19.682 Faskes tingkat I
(Puskesmas, Klinik, Dokter Prakter Perorangan, Optik,
dsb) dan 1.574 rumah sakit se-Indonesia, termasuk 620
rumah sakit swasta.
BPJS Kesehatan Siap Layani Peserta
Pemegang “Kartu Indonesia Sehat”
OPTIMALKAN KIS DAN JKN

More Related Content

What's hot

Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 09, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 09, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 09, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 09, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 
Proposal Ambulan Gratis Cinta Dhuafa (ARIFA)
Proposal Ambulan Gratis Cinta Dhuafa (ARIFA)Proposal Ambulan Gratis Cinta Dhuafa (ARIFA)
Proposal Ambulan Gratis Cinta Dhuafa (ARIFA)LEMBAGA AMIL ZAKAT
 
Sambutan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50
Sambutan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50Sambutan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50
Sambutan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50sehatnegeriku
 
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
 
Pro kontra kebijakan jkn oleh bpjs
Pro kontra kebijakan jkn oleh bpjsPro kontra kebijakan jkn oleh bpjs
Pro kontra kebijakan jkn oleh bpjsRizky Faisal
 
Pidato Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam rangka Hari Ke...
Pidato Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam rangka Hari Ke...Pidato Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam rangka Hari Ke...
Pidato Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam rangka Hari Ke...Pusat Komunikasi Publik
 
Proposal sati 27 02 2019
Proposal sati 27 02 2019Proposal sati 27 02 2019
Proposal sati 27 02 2019heri kustadi
 
Lampiran i pergub bansos
Lampiran i pergub bansosLampiran i pergub bansos
Lampiran i pergub bansosDhamy Manesi
 
Kelas xi smk ilmukesehatan_heru
Kelas xi smk ilmukesehatan_heruKelas xi smk ilmukesehatan_heru
Kelas xi smk ilmukesehatan_herudodohQ
 
Skrip naskah talk show asi 2016
Skrip naskah talk show asi 2016Skrip naskah talk show asi 2016
Skrip naskah talk show asi 2016MamitaCooking
 
2.1. PP PMR MULA
2.1. PP PMR MULA2.1. PP PMR MULA
2.1. PP PMR MULAEidellweist
 
Laporan hasil pendidkan sistem ganda
Laporan hasil pendidkan sistem gandaLaporan hasil pendidkan sistem ganda
Laporan hasil pendidkan sistem gandasiti komariah
 

What's hot (20)

Mediakom 41
Mediakom 41Mediakom 41
Mediakom 41
 
Mediakom 42
Mediakom 42Mediakom 42
Mediakom 42
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 09, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 09, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 09, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 09, Tahun 2014
 
Mediakom36
Mediakom36Mediakom36
Mediakom36
 
Mediakom35
Mediakom35Mediakom35
Mediakom35
 
Mediakom 27
Mediakom 27Mediakom 27
Mediakom 27
 
Proposal Ambulan Gratis Cinta Dhuafa (ARIFA)
Proposal Ambulan Gratis Cinta Dhuafa (ARIFA)Proposal Ambulan Gratis Cinta Dhuafa (ARIFA)
Proposal Ambulan Gratis Cinta Dhuafa (ARIFA)
 
Sambutan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50
Sambutan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50Sambutan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50
Sambutan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50
 
Mediakom 33
Mediakom 33Mediakom 33
Mediakom 33
 
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...
 
Pro kontra kebijakan jkn oleh bpjs
Pro kontra kebijakan jkn oleh bpjsPro kontra kebijakan jkn oleh bpjs
Pro kontra kebijakan jkn oleh bpjs
 
Pidato Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam rangka Hari Ke...
Pidato Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam rangka Hari Ke...Pidato Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam rangka Hari Ke...
Pidato Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam rangka Hari Ke...
 
Mediakom34
Mediakom34Mediakom34
Mediakom34
 
Proposal sati 27 02 2019
Proposal sati 27 02 2019Proposal sati 27 02 2019
Proposal sati 27 02 2019
 
Lampiran i pergub bansos
Lampiran i pergub bansosLampiran i pergub bansos
Lampiran i pergub bansos
 
Kelas xi smk ilmukesehatan_heru
Kelas xi smk ilmukesehatan_heruKelas xi smk ilmukesehatan_heru
Kelas xi smk ilmukesehatan_heru
 
Skrip naskah talk show asi 2016
Skrip naskah talk show asi 2016Skrip naskah talk show asi 2016
Skrip naskah talk show asi 2016
 
2.1. PP PMR MULA
2.1. PP PMR MULA2.1. PP PMR MULA
2.1. PP PMR MULA
 
Laporan hasil pendidkan sistem ganda
Laporan hasil pendidkan sistem gandaLaporan hasil pendidkan sistem ganda
Laporan hasil pendidkan sistem ganda
 
Makalah kb
Makalah kbMakalah kb
Makalah kb
 

Viewers also liked

Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.BPJS Kesehatan RI
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014 Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014 BPJS Kesehatan RI
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 5, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 5, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 5, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 5, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...Ella Banurea
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 

Viewers also liked (8)

Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014 Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 5, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 5, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 5, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 5, Tahun 2014
 
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
 

Similar to OPTIMALKAN KIS DAN JKN

BUKU SAKU STUNTING BAGI KADER POSYANDU. Kemenkes 2021.pdf
BUKU SAKU STUNTING BAGI KADER POSYANDU. Kemenkes 2021.pdfBUKU SAKU STUNTING BAGI KADER POSYANDU. Kemenkes 2021.pdf
BUKU SAKU STUNTING BAGI KADER POSYANDU. Kemenkes 2021.pdfNurulHudaHekmutiar
 
Makalah aku bangga jadi anak indonesia STIP WUNA
Makalah aku bangga jadi anak indonesia STIP WUNA Makalah aku bangga jadi anak indonesia STIP WUNA
Makalah aku bangga jadi anak indonesia STIP WUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah aku bangga jadi anak indonesia
Makalah aku bangga jadi anak indonesiaMakalah aku bangga jadi anak indonesia
Makalah aku bangga jadi anak indonesiaSeptian Muna Barakati
 
Makalah aku bangga jadi anak indonesia
Makalah aku bangga jadi anak indonesiaMakalah aku bangga jadi anak indonesia
Makalah aku bangga jadi anak indonesiaWarnet Raha
 
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...wiwin syafii
 
01 buku juknis keswa di sekolah
01 buku juknis keswa di sekolah01 buku juknis keswa di sekolah
01 buku juknis keswa di sekolahPuskesmas Cahu
 
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdfeBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdfleni narulita
 
3. Literasi Kesehatan Jiwa di Sekolah.pdf
3. Literasi Kesehatan Jiwa di Sekolah.pdf3. Literasi Kesehatan Jiwa di Sekolah.pdf
3. Literasi Kesehatan Jiwa di Sekolah.pdfanna397775
 
Leaflet kpsi (v2, 8.7, monochrome)
Leaflet kpsi (v2, 8.7, monochrome)Leaflet kpsi (v2, 8.7, monochrome)
Leaflet kpsi (v2, 8.7, monochrome)Tyaseta Sardjono
 
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatimProposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatimSunandar Triwibowo
 
E book antologi opini, puisi, dan cerpen mahasiswa penerima bidikmisi um tahu...
E book antologi opini, puisi, dan cerpen mahasiswa penerima bidikmisi um tahu...E book antologi opini, puisi, dan cerpen mahasiswa penerima bidikmisi um tahu...
E book antologi opini, puisi, dan cerpen mahasiswa penerima bidikmisi um tahu...anjarmath
 
DAMPAK BERTAMBAHNYA USIA HARAPAN HIDUP BAGI MANUSIA
DAMPAK BERTAMBAHNYA USIA HARAPAN HIDUP BAGI MANUSIADAMPAK BERTAMBAHNYA USIA HARAPAN HIDUP BAGI MANUSIA
DAMPAK BERTAMBAHNYA USIA HARAPAN HIDUP BAGI MANUSIAKeyshaWahono
 
Uas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancaraUas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancaraRaufArrasyid
 

Similar to OPTIMALKAN KIS DAN JKN (20)

Cheklist
CheklistCheklist
Cheklist
 
BUKU SAKU STUNTING BAGI KADER POSYANDU. Kemenkes 2021.pdf
BUKU SAKU STUNTING BAGI KADER POSYANDU. Kemenkes 2021.pdfBUKU SAKU STUNTING BAGI KADER POSYANDU. Kemenkes 2021.pdf
BUKU SAKU STUNTING BAGI KADER POSYANDU. Kemenkes 2021.pdf
 
Tabloid Dinas Kesehatan
Tabloid Dinas KesehatanTabloid Dinas Kesehatan
Tabloid Dinas Kesehatan
 
Makalah aku bangga jadi anak indonesia
Makalah aku bangga jadi anak indonesiaMakalah aku bangga jadi anak indonesia
Makalah aku bangga jadi anak indonesia
 
Makalah aku bangga jadi anak indonesia STIP WUNA
Makalah aku bangga jadi anak indonesia STIP WUNA Makalah aku bangga jadi anak indonesia STIP WUNA
Makalah aku bangga jadi anak indonesia STIP WUNA
 
Makalah aku bangga jadi anak indonesia
Makalah aku bangga jadi anak indonesiaMakalah aku bangga jadi anak indonesia
Makalah aku bangga jadi anak indonesia
 
Makalah aku bangga jadi anak indonesia
Makalah aku bangga jadi anak indonesiaMakalah aku bangga jadi anak indonesia
Makalah aku bangga jadi anak indonesia
 
Makalah aku bangga jadi anak indonesia
Makalah aku bangga jadi anak indonesiaMakalah aku bangga jadi anak indonesia
Makalah aku bangga jadi anak indonesia
 
Mediakom40
Mediakom40Mediakom40
Mediakom40
 
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
 
01 buku juknis keswa di sekolah
01 buku juknis keswa di sekolah01 buku juknis keswa di sekolah
01 buku juknis keswa di sekolah
 
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdfeBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
 
3. Literasi Kesehatan Jiwa di Sekolah.pdf
3. Literasi Kesehatan Jiwa di Sekolah.pdf3. Literasi Kesehatan Jiwa di Sekolah.pdf
3. Literasi Kesehatan Jiwa di Sekolah.pdf
 
(Etikum)
(Etikum)(Etikum)
(Etikum)
 
Leaflet kpsi (v2, 8.7, monochrome)
Leaflet kpsi (v2, 8.7, monochrome)Leaflet kpsi (v2, 8.7, monochrome)
Leaflet kpsi (v2, 8.7, monochrome)
 
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatimProposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
 
E book antologi opini, puisi, dan cerpen mahasiswa penerima bidikmisi um tahu...
E book antologi opini, puisi, dan cerpen mahasiswa penerima bidikmisi um tahu...E book antologi opini, puisi, dan cerpen mahasiswa penerima bidikmisi um tahu...
E book antologi opini, puisi, dan cerpen mahasiswa penerima bidikmisi um tahu...
 
DAMPAK BERTAMBAHNYA USIA HARAPAN HIDUP BAGI MANUSIA
DAMPAK BERTAMBAHNYA USIA HARAPAN HIDUP BAGI MANUSIADAMPAK BERTAMBAHNYA USIA HARAPAN HIDUP BAGI MANUSIA
DAMPAK BERTAMBAHNYA USIA HARAPAN HIDUP BAGI MANUSIA
 
Uas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancaraUas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancara
 
Profil KPSI
Profil KPSIProfil KPSI
Profil KPSI
 

More from BPJS Kesehatan RI

3994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan0001
3994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan00013994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan0001
3994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan0001BPJS Kesehatan RI
 
BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4
BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4
BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4BPJS Kesehatan RI
 
Upaya monitoring dan peningkatan kualitas fktp
Upaya monitoring dan peningkatan kualitas fktpUpaya monitoring dan peningkatan kualitas fktp
Upaya monitoring dan peningkatan kualitas fktpBPJS Kesehatan RI
 
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang KlungkungPengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang KlungkungBPJS Kesehatan RI
 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...BPJS Kesehatan RI
 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...BPJS Kesehatan RI
 
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...BPJS Kesehatan RI
 
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...BPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper Concept
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper ConceptBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper Concept
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper ConceptBPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...BPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan KesehatanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan KesehatanBPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...BPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Ambulan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan AmbulanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Ambulan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan AmbulanBPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat KesehatanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat KesehatanBPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa GigiBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa GigiBPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...BPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)BPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...BPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & NeonatalBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & NeonatalBPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan BerjenjangBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan BerjenjangBPJS Kesehatan RI
 

More from BPJS Kesehatan RI (20)

3994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan0001
3994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan00013994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan0001
3994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan0001
 
BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4
BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4
BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4
 
Upaya monitoring dan peningkatan kualitas fktp
Upaya monitoring dan peningkatan kualitas fktpUpaya monitoring dan peningkatan kualitas fktp
Upaya monitoring dan peningkatan kualitas fktp
 
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang KlungkungPengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...
 
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...
 
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper Concept
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper ConceptBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper Concept
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper Concept
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan KesehatanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Ambulan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan AmbulanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Ambulan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Ambulan
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat KesehatanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat Kesehatan
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa GigiBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & NeonatalBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan BerjenjangBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
 

Recently uploaded

ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Currentaditya romadhon
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADARismaZulfiani
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxabdulmujibmgi
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 

Recently uploaded (15)

ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 

OPTIMALKAN KIS DAN JKN

  • 1. Edisi XI Tahun 2014 INFOBPJS Kesehatan Media Internal Resmi BPJS Kesehatan KIS Tidak Tumpang Tindih dengan Kartu BPJS Kesehatan
  • 2. “ “ CEO Message Pengarah Fachmi Idris Penanggung Jawab Purnawarman Basundoro Pimpinan Umum Ikhsan Pimpinan Redaksi Irfan Humaidi Sekretaris Rini Rachmitasari Sekretariat Ni Kadek M. Devi Eko Yulianto Paramitha Suciani Redaktur Diah Ismawardani Elsa Novelia Chandra Nurcahyo Yuliasman Juliana Ramdhani Budi Setiawan Dwi Surini Tati Haryati Denawati Distribusi dan Percetakan Basuki Anton Tri Wibowo Buletin diterbitkan oleh: BPJS Kesehatan Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940 Redaksi Redaksi menerima tulisan artikel/opini berkaitan dengan tema seputar Askes maupun tema-tema kesehatan lainnya yang relevan dengan pembaca yang ada di Indonesia. Panjang tulisan maksimal 7.000 karakter (termasuk spasi), dikirimkan via email ke alamat: redaksi. infobpjskesehatan@gmail.com dilengkapi identitas lengkap dan foto penulis DAFTAR ISI BINCANG 6 SURATPEMBACAemail : redaksi@bpjs-kesehatan.go.id Fax : (021) 4212940 3 5 7 8 9 10 11 INFO BPJS Kesehatan EDISI XI TAHUN 2014 Budaya Belajar Berdasarkan data Badan Pusat Satitistik (BPS) tahun 2013, hanya 20% dari seluruh populasi penduduk Indonesia yang gemar membaca, sisanya hampir 80% lebih memilih menonton televisi atau mendengarkan radio. Angka ini dipertegas oleh hasil survei yang dilakukan UNESCO tahun 2012 yang menunjukkan fakta bahwa indeks minat baca masyarakat Indonesia merupakan yang paling rendah di ASEAN, yaitu barumencapai angka 0,0001. Artinya, dalam setiap 1.000 orang Indonesia, hanya ada satu yang mempunyai minat baca. Bandingkan dengan Amerika yang 0,45 atau Singapura yang indeksnya sudah menacapai 0,55. Selain itu berdasarkan rasio penduduk, idealnya satu surat kabar dibaca oleh 10 orang (1:10). Namun faktanya berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 39 negara di dunia, diketahui bahwa rasio antara konsumsi satu surat kabar dengan jumlah pembaca di Indonesia adalah berada di urutan ke-38. Hal ini terjadi karena satu sura tkaba rdi Indonesiadi konsumsi oleh 45 orang (1:45). Angka ini jauh tertinggal dengan negara tetangga Filipina 1:30, atau bahkan dengan negara Srilangka yang tergolong belum maju dengan angka 1:38. Kondisi ini tentu begitu memprihatinkan bagi kita semua. Nyata sekali bahwa minat baca sebagai modal awal sikap belajar, sangat rendah di masyarakat kita. Selama budaya baca belum menjadi kebiasaan sehari- hari, maka dengan sendirinya budaya belajar sebagai cara meningkatkan kualitas masing-masing pribadi hanya menjadi sebatas mimpi. Namun keyakinan untuk menjadi lebih baik atau bahkan yang terbaik, pasti dapat kita wujudkan dengan terus belajar, bekerja dan berusaha untuk membawa Indonesia menuju masa depan baru yang jauh lebih cerah. Meskipun pepatah mengatakan “rumput selalu lebih hijau di sisi lain bukit”, namun kita harus yakin bahwa “matahari tidak berdiri di satu sisi melainkan berputar berkeliling bersama bumi”. Pasti ada jalan sepanjanng kita mau menemukan. Pilihannya hanya lah, apakah kita akan menerima angka-angka di atas sebagai given atau kah kita akan berjuang terus belajar dan memperbaiki diri. Kata BELAJAR memang terkesan membosankan, namun sesungguhnya dalam aktifitas belajar, baik sebagai pribadi maupun dalam kaitannya sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan orang lain (guru, manusia lain, lingkungan), kita sedang mendewasakan jasmani dan rohani dengan memperkaya khasanah keilmuan dan kejiwaan sehingga mature dan siap berinteraksi dengan alam semesta dan seluruh lingkungannya. Dalam konteks pemaknaan seperti di atas, kata BELAJAR bukan lagi sebagai kewajiban namun lahir sebagai kebutuhan harfiah manusia yang ingin bertahan hidup secara layak baik di dunia maupun di alam kehidupan selanjutnya. Kata belajar tentu tak bisa dipisahkan dari kata PENDIDIKAN. Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggula wentah yang artinya mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan, watak, dan mengubah kepribadian. Ki hajar Dewantara – tokoh pendidikan nasional, mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani,sehingga dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan manusia yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Dalam kisah nyata tentang bagaimana semangat belajar mengubah jalan hidup seorang manusia, dapat kita pelajari dari seorang pengusaha muda terkaya di Singapura, Adam Khoo. Bernama lengkap Adam Khoo Yean Ann, di usianya yang ke-26 ia telah memiliki 4 bisnis yang beromzet US$ 20juta. Di masa kecilnya ia merupakan anak yang bodoh di sekolah. Nilainya selalu F, sehingga ia benci belajar, benci sekolah dan hanya gemar pada games dan televisi. Ia dikeluarkan dari SD nya karena tidak dapat mengikuti pelajaran. Saat SMP, ia ditolak berbagai sekolah dan masuk sekolah terjelek di Singapura. Di sekolah yang begitu banyak orang bodohnya dan tidak diterima di sekolah yang baik itu, Adam Khoo termasuk yang paling bodoh. Di antara 160 murid seangkatan, Adam Khoo menduduki peringkat 10 terbawah. Hidup Adam Khoo berubah setelah ia bertemu dan manjadi murid Ernest Wong. “Satu-satunya hal yang bias menghalangi kita adalah keyakinan yang salah serta sikap yang negatif.” Kata-kata Ernest Wongini mempengaruhi Adam Khoo. Dia akhirnya memiliki keyakinan bahwa kalau ada orang yang bias mendapatkan nilai A, dia juga bisa. Selama ini Adam Khoo bodoh, karena dia naif dan menerima sepenuh hati kata-kata orang lain yang negatif. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya Adam Khoo berani menentukan targetnya, yaitu mendapatkan nilai A semua. Kalau Adam Khoo bisa, semestinya kita pun bisa. Jika rata-rata penduduk Jepang membaca 2 buku sebulan, maka pasti kita pun bisa meningkatkan rata-rata baca masyarakat indonesia yang hanya 2 lembar perbulan menjadi minimal 20 lembar. Seperti pepatah Jawa berkata “ngelmu iku klakone kanthi laku”, ilmu itu terwujud jika dilakukan. Maka lakukanlah.. ! Sekali lagi jangan berhenti belajar, bekerja dan berusaha. Ingatlah bahwa masa lalu adalah apa yang nampak sekarang., sementara apa yang akan terjadi di masa depan adalah tergantung apa yang Anda lakukan ... dari sekarang. Direktur Utama Fachmi Idris Bincang - Ketua DJSN Chazali H Situmorang, KISdanBPJSKesehatanbisaterintegrasi Fokus - KIS Tidak Tumpang Tindih denganKartuBPJSKesehatan Fokus - FAQ (Frequently Asked Questions), terkaitLaunchingKartu IndonesiaSehat(KIS) Benefit - Faskes Tingkat Pertama Tangani 144 Penyakit, Hapus “PuskesmasRaksasa” Pelanggan - Menaruh Harapan Baru PelaksanaanJaminanKesehatan Testimoni - Sutarsih, SepuluhHari MenungguGiliranUSG Sehat - Memprihatinkan, JumlahAnak TerkenaDiabetesMeningkatTajam Kilas & Peristiwa - BPJS Kesehatan SiapLayaniPesertaPemegang“Kartu IndonesiaSehat” Pembaca setia Info BPJS Kesehatan, Memasuki edisi ke-11 Info BPJS Kesehatan, redaksi mengucapkan terimakasih atas apresiasinya terhadap kehadiran kembali media yang kita cintai ini. Sehingga kami benar-benar bahagia dan tetap bersemangat menerbitkan Info BPJS Kesehatan secara konsisten. Dengan masukan dan saran yang secara simultan kami terima untuk pembenahan media ini kami berupaya memberikan yang terbaik dalam upaya memberikan informasi seputar BPJS Kesehatan kepada seluruh pembaca. Pembaca yang berbahagia, awal November lalu Kartu Indonesia Sehat (KIS) resmi diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo di Gedung Pos Ibukota. KIS merupakan perluasan dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diluncurkan sebelumnya dan dikelola oleh BPJS Kesehatan pada 1 Januri 2014. KIS diperuntukan bagi penduduk Indonesia, khususnya fakir miskin dan tidak mampu serta iurannya dibayarkan oleh pemerintah. BPJS Kesehatan adalah Badan Hukum Publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan/mengelola program Jaminan Kesehatan SJSN (JKN). Hal ini merupakan wujud dari Kepedulian Pemerintah Baru Terhadap Jaminan Kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut Info BPJS Kesehatan akan membahas tentang hal tersebut dalam rubrik Fokus. Info BPJS Kesehatan juga menghadirkan wawancara khusus bersama Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Chazali H Situmorang dalam rubrik BINCANG. Bagaimana penjelasan beliau tentang keberadaan KIS saat ini. Dan informasi-informasi lain seputar BPJS Kesehatan yang kami hadirkan dalam rubrik-rubrik lain. Seiring dengan penerbitan Info BPJS Kesehatan, kami mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dan tanggapan atas terbitnya media ini. Semoga kehadiran media ini dapat menjadi jembatan informasi yang efektif bagi BPJS Kesehatan dan stakeholder-stakeholder-nya. Selamat beraktivitas. Redaksi Kepedulian Pemerintah Baru Terhadap Jaminan Kesehatan PembelianObatSendiri Yth. Redaksi Bagaimana jika di rumah sakit tidak tersedia obat yang dibutuhkan peserta? Jawab : Peserta berhak memperoleh obat yang dibutuhkan sesuai dengan indikasi medis yang wajib disediakan oleh Fasilitas kesehatan. Apabila peserta tidak mendapatkan obat, maka peserta dapat melapor ke manajemen RS dan/atau BPJS Center. Apabila terdapat keluhan akibat ketersediaan obat maka fasilitas kesehatan dapat melaporkan ke Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Rebublik Indonesia) melalui alamat email e_katalog@ kemkes.go.id dan obatpublik@yahoo.com tembusan email BPJS Kesehatan Kantor Cabang setempat. Andina, Merunda
  • 3. Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014 F kus 3 B anyak orang mempertanyakan keberadaan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang diluncurkan pemerintah. Alasannya, selama ini Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dioperasikan BPJS Kesehatan, baru berjalan sekitar satu tahun. Sejumlah kelompok masyarakat menafsirkan JKN akan diganti dengan KIS. Kelompok lainnya, juga merasakan kekhawatiran, takut terjadi tumpang tindih di lapangan dalam mengoperasionalkan kesehatan bagi masyarakat. Menurut Menteri Kesehatan, Nila Djuwita Farid Moeloek, JKN yang sering dipakai oleh masyarakat Indonesia untuk berobat, dapat digunakan kembali oleh anggota Kartu Indonesia Sehat (KIS). KIS merupakan program yang terintegrasi dengan JKN, sistem yang digunakan untuk pelayanan kesehatan KIS sama dengan peserta JKN lainnya. Jadi setiap masyarakat dapat menggunakannya sesuai peraturan, namun memang nama kartunya saja yang berbeda yaitu Kartu Indonesia Sehat. "Sebenarnya tidak ada bedanya, KIS dan JKN. Namun,kami mencoba memasukkan benefit preventif tambahan di sana, tetapi perorangannya lebih ditekankan," kata Nila. Meski demikian, Nila mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tenang tidak perlu takut akan kinerja KIS. Karena KIS rencananya akan menjangkau masyarakat yang belum mendapatkan JKN, juga bagi bayi yang baru lahir yang belum didaftarkan ke JKN. JKN masih tetap berlaku. Namun menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Djuwita Farid Moeloek, KIS memiliki kelebihan, yaitu bisa menanggung penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). “Nanti pelan- pelan kartu diganti, Kartu Indonesia Sehat. Jangan ada perbedaan bagi PMKS dan bayar sendiri (yang memiliki premi),” kata Nila. Nila mengatakan, keberadaan KIS tidak akan tumpang tindih dengan kartu kesehatan lainnya yang sudah ada. Jenis baru ini mengutamakan keluarga tak mampu yang mengalami masalah kesehatan, termasuk bayi yang baru lahir yang butuh perawatan. “Pada saat dia mulai hidup, punya penyakit, 100 hari kelahiran anak-anak, ini penting sekali. Maka dapat makanan tambahan, pemeriksaannya, imunisasi itu kan preventif,” jelasnya. Saat ini diakui Nila ibarat masa transisi, namun selalu ada orang yang sakit dan membutuhkan pencegahan penyakit, maupun pelayanan. Menurutnya sistem ini akan dirapikan secara bertahap. Berdasarkan data yang dimilikinya, setidaknya ada 432 ribu dari 1,7 juta kelompok penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang berhasil divalidasi untuk mendapatkan KIS. Perlakuan yang sama lewat KIS juga diberikan kepada bayi yang baru lahir."Ini bukan mendaftar tapi penerima KIS akan divalidasi terlebih dahulu oleh tim khusus untuk kemudian diberikan kartu," ujar Nila. KIS Tidak Tumpang Tindih dengan Kartu BPJS Kesehatan Cakupan KIS menyasar masyarakat yang belum masuk JKN. KIS dan JKNadalah program-program kesehatan bagi warga miskin yang berada di bawah koordinasi BPJS Kesehatan."Secara bertahap cakupan peserta akan diperluas meliputi penyandang masalah kesejahteraan sosial dan bayi yang baru lahir dari penerima bantuan iuran [PBI] yang selama ini tidak dijamin. "Selain soal JKN, kita juga fokus terhadap Angka Kematian Ibu (AKI)," " kata Nila Moeloek. Selama ini masyarakat belum menikmati program asuransi pemerintah tersebut secara merata. Dengan demikian, Nila akan mengerjakan semua program yang telah digariskan Presiden Joko Widodo hingga lima tahun mendatang. Tentunya akan banyak program baru dan terus menjalankan program baik yang sudah ada. “Saya kira kita kerjakan apa yang memang digariskan oleh kesehatan. Itu tidak akan jauh dari program yang sudah digariskan Presiden Jokowi dan bagaimana bangsa kita menjadi paradigma sehat,” tutur Nila. Nila menjelaskan, JKN merupakan asuransi khusus untuk masyarakat yang dibuat oleh pemerintah tapi unsur pemerataan belum terwujud. Artinya, semua komponen, belum menjadi anggota JKN.“Tentu kita bersyukur adanya JKN. Saya rasa itu kartu keadilan. Dulu tidak semua orang dapat asuransi kesehatan. Sekarang diusahakan dapat semuanya,” imbuhnya.
  • 4. Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014 fokus 4 Info BPJSKesehatan edisi9Tahun2014 Meskipun ada JKN, masyarakat harus tahu diri tentang kondisi kesehatan masing-masing. Masyarakat Indonesia bisa hidup sehat dari niatan individu.“Sekarang masyarakat harus belajar hidup sehat dan saya harap kita semua bisa edukasi ke masyarakat agar bisa jaga kesehatan,” ujarnya. Menyinggung kembali soal KIS, Nila F Moeloek mengingatkan masyarakat untuk mengikuti program Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk kesehatan ibu dan anak. Keunggulan KIS adalah manfaat preventif serta deteksi dini, gizi, imunisasi dan pelayanan pos pelayanan terpadu dan segera mendaftar ke Kantor BPJS Kesehatan terdekat. "Saya ingatkan lebih baik mendaftar saat sehat karena prinsipnya gotong royong. Saya ingatkan lagi jangan tunggu sakit baru mendaftar. Mau di mana pun bisa mendaftar. Datangi kantor BPJS setempat, untuk mendaftar, jangan cuma ibu tapi anak dan bapaknya juga,” kata Nila. Menkes menambahkan, KIS merupakan perluasan cakupan kepersertaan dari fakir miskin dan orang tidak mampu. Mereka ini datanya belum termasuk ke dalam jumlah 84,6 juta jiwa penerima bantuan iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). KIS juga memberikan manfaat yang lebih luas dari JKN. Yaitu mencakup upaya promotif dan preventif, serta deteksi dini yang sebelumnya belum tercover JKN seperti gizi, imunisasi, dan pelayanan posyandu. Harapannya, dengan adanya jaminan kesehatan dapat mendorong masyarakat untuk bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan di fasilitas kesehatan.“Dengan bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan dan ditolong tenaga kesehatan akan mempercepat akses ibu dan bayi dalam mencapai penanganan yang adekuat apabila terjadi komplikasi,” ungkap Nila F Moeloek. P embangunan kesehatan masih teus menjadi sorotan masyarakat, terutama soal distribusi dokter yang tidak merata di seluruh Indonesia. Karena dokter sampai saat ini masih terkonsentrasi di kota-kota besar dan di Pulau Jawa. Selain itu, premi terutama iuran yang dibayar pemerintah untuk penerima bantuan iur (PBI) harus dinaikkan. Rakyat Indonesia benar-benar berharap Presiden Jokowi membenahi sektor kesehatan.Jangan sampai BPJS Kesehatan, nantinya kolaps karena premi yang masih relatif kecil dan biaya yang ditanggung cukup besar.Dengan bertahan pada premi sekarang, dinilai sangat sulit bagi BPJS Kesehatan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan. Jumlah penduduk penerima bantuan iur tercatat 86,4 juta jiwa atau lebih dari 70 persen peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). "JKN adalah program pro rakyat yang sangat bagus. Tapi ada kelebihan dan kekurangannya," kata Pengamat CORE Indonesia, Dr Hendri Saparini Yuni Astuty, kepada Info BPJS. Hendri mengatakan, BPJS Kesehatan memiliki kelebihan dan kekurangan dalam hal pelaksanaan program JKN. Dengan usia yang hampir satu tahun, tentu pemerintah sudah bisa mengevaluasi hal-hal mana yang baik dan mana yang merugikan rakyat.“Pak Jokowi sangat pro rakyat. Jadi saya yakin beliau akan melakukan evaluasi terhadap program ini,” jelasnya. Aturan yang Merugikan Dievaluasi Hasil evaluasi tersebut apakah nantinya akan tetap dilanjutkan sebagai JKN atau mekanismenya diubah seperti KJS (Kartu Jakarta Sehat), itu menjadi wewenang Presiden. Mengingat selama menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sudah menyelenggarakan KJS. “Kalau KJS tentu itu anggaran dikeluarkan dari APBD. Tetapi kalau tetap JKN tentu harus dialokasikan lagi dalam APBN. Ada lebih dan kurangnya dari dua program kesehatan tersebut sehingga presiden harus benar-benar mengevaluasinya,” lanjut Hendri. Hal lain yang mendapat sorotan terkait pembangunan kesehatan adalah distribusi dokter yang tidak merata di seluruh Indonesia dan soal premi. Dokter sampai saat ini masih terkonsentrasi di kota-kota besar dan di Pulau Jawa. Terutama di daerah perbatasan. Menurutnya, pengeluaran negara untuk kesehatan sebagaimana untuk pendidikan adalah amanat konstitusi. Karena jaminan kesehatan adalah kewajiban, perlu dihitung berapa banyak yang akan dijamin dan berapa besarannya. ”Sebenarnya fiskal negara mampu membiayai premi PBI lebih dari Rp 15.500 kalau pengelolaan keuangan negara berjalan dengan benar,” ujarnya. Pengamat Core Indonesia Dr Hendri Saparini Yuni
  • 5. Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014 F kus 5 1. Apa perbedaan antara Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan BPJS Kesehatan? - Secara apple to apple tidak dapat dibandingkan, karena KIS adalah suatu program atau sistem, sedangkan BPJS Kesehatan adalah Badan Penyelenggaranya yang ditugaskan untuk menjalankan program tersebut - Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah Nama untuk Program Jaminan Kesehatan SJSN (JKN) bagi Pendu duk Indonesia, khususnya fakir miskin dan tidak mampu, yang mana Iurannya dibayarkan oleh pemerintah - BPJS Kesehatan adalah Badan Hukum Publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan SJSN (JKN). 2. Apa perbedaan antara KIS dan JKN ? - Secara kuantitas, sasaran peserta mengalami peningkatan, untuk tahap awal adalah sebanyak 1,7 juta jiwa yang berasal dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) o Secara Kualitas, selain manfaat upaya kesehataan perorangan, juga tercakup di dalamnya manfaat upaya kesehatam masyarakat yang sudah diatur menurut ketentuan yang berlaku. 3. Apakah semua kartu jaminan kesehatan sebelumnya akan diganti ? - Kartu Askes, Kartu Jamkesmas, Kartu JKN-BPJS Kesehatan, KJS, e-ID BPJS Kesehatan masih tetap berlaku dan dapat dipergunakan untuk mendapatkan Jaminan Kesehatan SJSN (JKN) - Untuk peserta baru yang berasal dari fakir miskin dan tidak mampu, secara bertahap akan diterbitkan KIS FAQ (Frequently Asked Questions) terkait Launching Kartu Indonesia Sehat (KIS) 4. Apakah mereka yang telah mendapat Kartu Indonesia Sehat (KIS), dapat segera memperoleh jaminan kesehatan ? - Iya, peserta yang sudah mendapat KIS dapat memperoleh manfaat jaminan kesehatan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku 5. Apakah prosedur pelayanan KIS sama dengan program sebelumnya? - Prinsipnya sama, tetap menggunakan system rujukan berjenjang, untuk kontak pertama, peserta memperoleh pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dimana ybs terdaftar. Jika perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut, maka dapat dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan. - Dalam kondisi gawat darurat medis, peserta dapat langsung memperoleh pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan. 6. Dalam acara Launching saat ini, berapa jumlah masyarakat yang mendapat KIS ? - Dalam acara launching ini, akan dibagikan KIS kepada 2.775 jiwa dari masyarakat fakir miskin dan tidak mampu dan 50 orang dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 7. Siapa saja 2.775 jiwa dan 50 jiwa dari PMKS tersebut ? - 2.775 jiwa tersebut adalah 600 Kepala Keluarga beserta anggota keluarganya - 50 jiwa tersebut adalah individu Penyandang Masalah Kesejahteraan social (PMKS) yang ditetapkan oleh Kementrian Sosial. 8. Apakah hanya 2.775 jiwa dari masyarakat fakir miskin/tidak mampu dan 50 orang dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang mendapatkan KIS tersebut ? - Untuk tahap awal, mereka yang mendapatkan KIS adalah Keluarga yang mendapatkan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera (e-money), dan Kartu Indonesia Pintar. - Adapun mereka yang berasal dari PMKS, angka 50 orang tersebut adalah tahap awal launching, selanjutnya akan dibagikan kepada PMKS sesuai data yang akan diberikan oleh Kementrian Sosial.
  • 6. Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014 BINCANG 6 H ingga kini, peserta BPJS Kesehatan tercatat sebanyak 129,3 juta, lebih. Jumlah itu, telah melampaui target sebesar 121,6 juta peserta pada tahun tahun 2014. Jika dibandingkan dengan negara lain, sistem jaminan kesehatan Indonesia, yang dioperasionalkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, sebagai sistem jaminan kesehatan terbesar di dunia. Dengan sistem ini, peserta BPJS berhak mendapat pelayanan kesehatan dan pengobatan, apapun penyakit yang dideritanya. Ini merupakan kebijakan publik yang bukan saja inovatif, namun juga revolusioner. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan terkait pemerataan akses dan kualitas terhadap layanan kesehatan, yang merupakan tantangan zaman bahkan di negara-negara maju sekalipun. Bagi yang mampu dapat berobat pada dokter yang terbaik, namun mereka yang miskin bila terkena penyakit kronis, seperti kanker, atau yang sejenis hanya bisa menyerah pada nasib. Karena itulah, diperlukan jaminan kesehatan. Meski demikian, tantangan seperti finansial, logistik, SDM (sumber daya manusia), masih mewarnai dalam mengimplementasikan di masa depan, maka butuh kesinambungan dan perbaikan. Setelah pergantian tampuk kepeminpinan di Indonesia, Presiden Joko Widodo, telah meluncurkan KIS (Kartu Indonesia Sehat). Apakah program BPJS Kesehatan nantinya dilanjutkan atau diubah namanya, berikut wawancara dengan Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Chazali H Situmorang. Presiden Jokowi telah meluncurkan KIS walaupun sudah ada BPJS KesehatanBanyak orang mempertanyakan soal KIS yang diluncurkan Presiden Jokowi karena selama ini masyarakat mengenal BPJS Kesehatan. Apa komentar bapak soal ini? Nggak ada masalah. Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah sistem jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat yang merupakan perluasan dari Kartu Jakarta Sehat (KJS). Kalau saya mencermati pernyataan Presiden Jokowi, tampaknya ingin menegaskan beliau taat hukum. Dulu KJS juga bisa terintegrasi dengan BPJS. Ketika Pak Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan mencanangkan KJS, semua sistemnya dilaksanakan berdasarkan nota kesepahaman dengan PT Askes. Ketika PT Askes bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan, maka KJS juga berintegrasi ke dalam sistem BPJS. Para pemegang KJS pun otomatis menjadi peserta BPJS. Data dan uang yang dialokasikan untuk KJS sudah diserahkan ke BPJS. DKI Jakarta merupakan provinsi pertama yang melakukan integrasi jaminan sosialnya dengan BPJS, yang kemudian disusul Aceh, dan beberapa wilayah lain. Maksudnya, sampai sekarang masih ada Jamkesda? Iya. Sejumlah provinsi belum mengintegrasikan jaminan sosialnya ke BPJS. Karena itu, jaminan kesehatan daerah (jamkesda) masih berjalan di beberapa daerah. Namun, Undang-undang BPJS mengamanatkan Jamkesda hanya boleh berlangsung hingga 2016. Pada 1 Januari 2017, semua jaminan sosial harus terintegrasi dengan BPJS. Masih adanya unsur politis dan komitmennya, sehingga pimpinan daerah tetap mempertahankan Jamkesda. Selain itu, masih adanya kalangan miskin yang belum terkaver adanya PBI, membuat pemerintah daerah tetap memberlakukan Jamkesda. Apapaun namanya, pembangunan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang perorang. Namun yang paling mendasar adalah manusia itu diharapkan hidup sehat. Kembali soal KIS. Apakah, nantinya nama BPJS Kesehatan, yang sudah membumi di hati rakyat, akan diganti? Mau diganti pun nggak jadi soal selama jaminan kesehatan nasional masih ada. Bisa saja nanti sistemnya adalah BPJS, karena itu amanat undang-undang. Namun, kartu pesertanya bernama Kartu Indonesia Sehat. Apalah, arti sebuah nama. Yang penting program kesehatan untuk rakyat tetap berjalan dan kekurangan yang ada setahap demi setahap diperbaiki. Agar peserta tidak dirugikan. Pelayanan harus tetap optimal, Masyarakat tak perlu khawatir. Jadi, program kesehatan yang dikelola BPJS Kesehatan, tetap dilanjutkan walaupun nantinya ada beberapa perubahan ? Yakin diteruskan, karena amanah undang-undang. Sebelum ada serah terima pimpinan, Pak Susilo Bambang Yudhoyono, juga sudah meminta penggantinya, Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan pengganti Presiden Jokowi nantinya untuk melanjutkan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Tujuannya, agar BPJS Kesehatan semakin baik. Saat itu, Pak SBY, sudah memberikan sinyal kalau nama mungkin akan berbeda tetapi harapannya sama. Saat itu, Pak SBY, secara khusus berpesan kepada Direktur Utama BPJS Kesehatan, untuk menjelaskan kepada Presiden Jokowi apabila nantinya menanyakan tentang BPJS Kesehatan. Karena kebijakan benar dan on track. Oleh karena itu, kita tak perlu ragu ikuti program jaminan kesehatan ini? Benar. Kita tak perlu bertanya-tanya lagi. KIS adalah sistem jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat yang merupakan perluasan dari Kartu Jakarta Sehat (KJS), salah satu programnya ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kita tahu, program KIS pun banyak menimbulkan pertanyaan. Karena Indonesia sedang merintis sebuah sistem jaminan sosial nasional (SJSN) yang baru saja berjalan. Ada juga yang bertanya, pondasi SJSN diletakan oleh Megawati Sukarnoputri, Ketua Umum PDI Perjuangan, ketika menjadi presiden. PDI Perjuangan merupakan partai pengusung Jokowi untuk menjadi presiden. Bahkan, keputusan Jokowi maju dalam Pemilu Presiden 2014 pun ketika itu atas restu dan persetujuan dari Megawati. Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana kelanjutan SJSN, yang diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan, di era pemerintahan Jokowi-JK. Pemerintah sekarang tetap konsisten meneruskannya, kok. Soal, masih adanya kasus dalam memberikan pelayanan kesehatan, sampai kapan pun pasti ada, hambatan namun BPJS Kesehatan, berupaya menyelesaikannya. Dalam memberikan pelayanan, apalagi terhadap 129,3 juta peserta, pasti ada kasus yang muncul. Kami ingin terus menyempurnakan dan memperbaiki. Mudah-mudahan tidak sampai dua tahun keluhan tidak banyak lagi. Bagaimana dengan adanya ide untuk menyatukan antara BPJS Kesehatan dengan BPJS Ketenagakerjaan ? Ya itu masih sebatas wacana. Saat itu, ada usulan agar Presiden Jokowi menyatukan BPJS yang saat ini terpecah menjadi dua, yaitu BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan serta mengangkat posisi Kepala BPJS sebagai menteri. Menurut pencetusnya, peran BPJS yang disatukan akan sangat strategis karena menyangkut nasib rakyat kecil termasuk buruh, apalagi Jokowi identik sebagai pembela rakyat kecil. Semua yang menyangkut soal pelayanan kesehatan harus disatukan dalam BPJS termasuk Jasa Raharja yang selama ini juga menyantuni korban kecelakaan, karena pada ujungnya juga bersinggungan dengan pelayanan kesehatan. Itu, cuma sebatas usulan. Yang dibutuhkan rakyat, memperoleh fasilitas kesehatan yang murah dan mudah. KIS dan BPJS Kesehatan Bisa Terintegrasi Ketua DJSN Chazali H Situmorang
  • 7. Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014 BENEFIT B 7 D i era jaminan kesehatan nasional (JKN) sistem rujukan berjenjang mulai dilaksanakan dengan baik. Setiap peserta BPJS Kesehatan tidak boleh lagi langsung berobat ke rumah sakit atau ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan kecuali dalam keadaan gawat darurat medis atau emergency. Bahkan rumah sakit swasta atau klinik swasta yang belum bekerjasama dengan BPJS Kesehatan pun tidak boleh menolak pasien dengan kondisi gawat darurat. Biaya pelayanan dapat ditagihkan oleh pemberi pelayanan kepada BPJS Kesehatan dan peserta tidak dikenakan iur biaya. Setiap peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempat Peserta terdaftar. Fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yaitu Puskesmas, praktik dokter perorangan, praktik dokter gigi, klinik umum dan rumah sakit kelas D Pratama. Jika di suatu daerah tidak ada dokter, maka BPJS Kesehatan dapat bekerjasama dengan bidan dan praktik perawat untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar. BPJS Kesehatan terus melakukan penguatan di lini terdepan pelayanan kesehatan agar bisa menapis kasus- kasus yang perlu mendapat penanganan atau tindakan lebih lanjut. Hal ini bertujuan agar rumah sakit tidak menjadi “Puskesmas Raksasa”, dan tidak menangani kasus-kasus yang seharusnya bisa diselesaikan di FKTP. Pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Jika pola rujukan berjenjang bisa dilaksanakan, RS bisa fokus untuk meningkatkan mutu pelayanannya dalam menangani pasien yang dirujuk dari FKTP karena membutuhkan penanganan spesialistik. Keluhan pasien karena tidak mendapatkan kamar perawatan di rumah sakit ataupun rumah sakit penuh dapat dikurangi. Pada saat mendaftar, peserta BPJS Kesehatan dapat memilih FKTP yang dikehendaki yang dekat dengan tempat tinggal, hal itu untuk memudahkan peserta mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal. Setelah tiga bulan, peserta boleh pindah ke FKTP lain jika menginginkannya dengan cara melapor ke Kantor Cabang BPJS Kesehatan terdekat. Kini, di FKTP bisa menangani 155 diagnosa penyakit sesuai dengan Kompetensi Dokter Umum yang dapat ditangani di FKTP, sehingga para peserta JKN tidak perlu lagi berobat langsung ke rumah sakit, karena di FKTP pun sudah bisa ditangani. Namun tidak menutup kemungkinan pada kasus-kasus tersebut dapat langsung berobat ke Rumah Sakit dengan mempertimbangkan Time (lama perjalanan penyakitnya), Age (usia pasien), Complication (komplikasi penyakit/tingkat kesulitan), Comorbidity (penyakit penyerta), and Condition (kondisi fasilitas kesehatan). Kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di FKTP yaitu, kasus pelayanan primer yang mengacu pada kompetensi dokter umum, kasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum dilakukan rujukan; dan kasus medis yang termasuk dalam Program Rujuk Balik BPJS Kesehatan seperti kasus Hipertensi, Diabetes Mellitus (kencing manis), asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), stroke, epilepsy, schizofren, Sindroma Lupus Eritematosus (SLE) dan Jantung). Selain itu, pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan kesehatan gigi, pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita oleh bidan atau dokter serta. rehabilitasi medik dasar. Pelayanan rawat inap pun bisa ditangani oleh FKTP yang memiliki fasilitas rawat inap. Yaitu, rawat inap pada pengobatan/perawatan kasus yang dapat diselesaikan secara tuntas di FKTP, rawat inap pada pertolongan persalinan pervaginam bukan risiko tinggi; rawat inap pada pertolongan persalinan dengan komplikasi dan/atau penyulit pervaginam bagi Puskesmas PONED; rawat inap pada pertolongan bayi baru lahir (neonatal) dengan komplikasi; dan rawat inap pada pelayanan transfusi darah sesuai kompetensi Fasilitas Kesehatan dan/atau kebutuhan medis. Pelayanan kesehatan di FKTP yang termasuk non- spesialistik meliputi administrasi pelayanan; pelayanan promotif dan preventif; pemeriksanaan, pengobatan, dan konsultasi medis; tindakan medis non-spesialistik, baik operatif maupun non-operatif; pelayanan obat dan bahan medis habis pakai; transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis, pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama; dan rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis. Faskes Tingkat Pertama Tangani 144 Penyakit Hapus “Puskesmas Raksasa” 1. Kejang Demam 2. Tetanus 3. HIV AIDS tanpa komplikasi 4. Tension headache 5. Migren 6. Bell’s Palsy 7. Vertigo (Benign paroxysmal positional Vertigo) 8. Gangguan somatoform 9. Insomnia 10. Benda asing di konjungtiva 11. Konjungtivitis 12. Perdarahan subkonjungtiva 13. Mata kering 14. Blefaritis 15. Hordeolum 16. Trikiasis 17. Episkleritis 18. Hipermetropia ringan 19. Miopia ringan 20. Astigmatism ringan 21. Presbiopia 22. Buta senja 23. Otitis eksterna 24. Otitis Media Akut 25. Serumen prop 26. Mabuk perjalanan 27. Furunkel pada hidung 28. Rhinitis akut 29. Rhinitis vasomotor 30. Rhinitis vasomotor 31. Benda asing 32. Epistaksis 33. Influenza 34. Pertusis 35. Faringitis 36. Tonsilitis 37. Laringitis 38. Asma bronchiale 39. Bronchitis akut 40. Pneumonia, bronkopneumonia 41. Tuberkulosis paru tanpa komplikasi 42. Hipertensi esensial 43. Kandidiasis mulut 44. Ulcus mulut (aptosa, herpes) 45. Parotitis 46. Infeksi pada umbilikus 47. Gastritis 48. Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis) 49. Refluks gastroesofagus 50. Demam tifoid 51. Intoleransi makanan 52. Alergi makanan 53. Keracunan makanan 54. Penyakit cacing tambang 55. Strongiloidiasis 56. Askariasis 57. Skistosomiasis 58. Taeniasis 59. Hepatitis A 60. Disentri basiler, disentri amuba 61. Hemoroid grade ½ 62. Infeksi saluran kemih 63. Gonore 64. Pielonefritis tanpa komplikasi 65. Fimosis 66. Parafimosis 67. Sindroma duh (discharge) genital (Gonore dan non gonore) 68. Infeksi saluran kemih bagian bawah 69. Vulvitis 70. Vaginitis 71. Vaginosis bakterialis 72. Salphingitis 73. Kehamilan normal 74. Aborsi spontan komplit 75. Anemia defisiensi besi pada kehamilan 76. Ruptur perineum tingkat ½ 77. Abses folikel rambut/kelj sebasea 78. Mastitis 79. Cracked nipple 80. Inverted nipple 81. DM tipe 1 82. DM tipe 2 83. Hipoglikemi ringan 84. Malnutrisi energi protein 85. Defisiensi vitamin 86. Defisiensi mineral 87. Dislipidemia 88. Hiperurisemia 89. Obesitas 90. Anemia defiensi besi 91. Limphadenitis 92. Demam dengue, DHF 93. Malaria 94. Leptospirosis (tanpa komplikasi) 95. Reaksi anafilaktik 96. Ulkus pada tungkai 97. Lipoma 98. Veruka vulgaris 99. Moluskum kontangiosum 100. Herpes zoster tanpa komplikasi 101. Morbili tanpa komplikasi 102. Varicella tanpa komplikasi 103. Herpes simpleks tanpa komplikasi 104. Impetigo 105. Impetigo ulceratif ( ektima) 106. Folikulitis superfisialis 107. Furunkel, karbunkel 108. Eritrasma 109. Erisipelas 110.Skrofuloderma 111. Lepra 112. Sifilis stadium 1 dan 2 113. Tinea kapitis 114. Tinea barbe 115. Tinea facialis 116. Tinea corporis 117. Tinea manus 118. Tinea unguium 119. Tinea cruris 120. Tinea pedis 121. Pitiriasis versicolor 122. Candidiasis mucocutan ringan 123. Cutaneus larvamigran 124. Filariasis 125. Pedikulosis kapitis 126. Pediculosis pubis 127. Scabies 128. Reaksi gigitan serangga 129. Dermatitis kontak iritan 130. Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant) 131. Dermatitis numularis 132. Napkin ekzema 133. Dermatitis seboroik 134. Pitiriasis rosea 135. Acne vulgaris ringan 136. Hidradenitis supuratif 137. Dermatitis perioral 138. Miliaria 139. Urtikaria akut 140. Eksantemapous drug eruption, fixed drug eruption 141. Vulnus laseraum, puctum 142. Luka bakar derajat 1 dan 2 143. Kekerasan tumpul 144. Kekerasan tajam Berikut ini adalah diagnosa penyakit yang harus tuntas dilayani di fasilitas kesehatan primer di era JKN sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer dan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia
  • 8. Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014 PELANGGAN 8 B elum genap setahun pelaksanaan program jaminan kesehatan nasional (JKN) berjalan. Meskipun semakin banyak masyarakat memahami pentingnya menjadi peserta BPJS Kesehatan dan sudah banyak yang merasakan manfaatnya, namun masih banyak juga yang masih ragu-ragu, bahkan sebagian masih menolak. Padahal, sudah diatur dalam undang-undang bahwa setiap penduduk Indonesia wajib menjadi peserta BPJS Kesehatan. Dalam perjalanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, kepuasan peserta dan provider menjadi salah satu target. Masyarakat pun berharap jaminan kesehatan semakin bagus dan semakin mudah mendapatkan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, masyarakat berharap pemerintahan baru di bawah Presiden RI JokoWidodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla bisa membawa perubahan yang baik di semua sektor, termasuk di bidang kesehatan. Di akhir jabatannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaruh harapan kepada kepemimpinan Jokowi-JK untuk melan melanjutkan program-program yang sudah baik dan memperbaiki apa yang sudah berjalan di era kepemimpinan sebelumnya. Salah satu program yang menarik perhatian adalah KIS (Kartu Indonesia Sehat). Diharapkan KIS tidak menyimpang dari SJSN yang baru dimulai sejak Januari 2014. “Nama mungkin bisa beda, tetapi harapannya sama. Saya yakin Pak Jokowi melanjutkan dan mengembangkan program BPJS,” kata SBY saat meresmikan Gedung Pusat Operasi BPJS Kesehatan di Jakarta, beberapa waktu silam. Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Chazali H Situmorang mengatakan BPJS Kesehatan dan KIS yang dicanangkan Presiden Joko Widodo bisa terintegrasi. Seperti saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi mencanangkan KJS (Kartu Jakarta Sehat) dan saat itu juga berintegrasi ke dalam BPJS Kesehatan. DKI Jakarta menjadi provinsi pertama yang melakukan integrasi jaminan sosialnya dengan BPJS kemudian disusul oleh Provinsi Aceh. Daerah lainnya harus segera menyusul karena amanat UU PBJS menyebutkan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) boleh berlangsung sampai dengan 2016 atau pada 1 Januari 2017 semua jaminan sosial harus terintegrasi dengan BPJS. Harapan kepada pemerintahan baru juga disampaikan oleh penulis buku “Jaminan Sosial Solusi Bangsa Indonesia Berdikari” Emir Soendoro. “Pak Jokowi harus berani menyatukan BPJS yang saat ini menjadi dua. Dulu, dirancangnya hanya satu bukan seperti sekarang ini. Dan seharnusnya Dirut BPJS itu dijadikan menteri,” kata Emir yang juga pencetus SJSN. Saat ini ada dua BPJS yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS yang disatukan, menurutnya, akan lebih efisien. Hal ini menjadi tantangan bagi Presiden Joko Widodo demi rakyat Indonesia, termasuk nasib rakyat kecil dan buruh. Selain penyatuan BPJS, setiap penduduk wajib membayar iuran BPJS agar danya menjadi kekuatan besar sebagai cadangan dana nasional. Seperti Malaysia, saat krisis 1998 dana cadangan nasional dari jaminan sosialnya bisa dimanfaatkan untuk mengatasi krisis. Kini, harapan rakyat Indonesia kepada Pemerintahan Jokowi-JK begitu tinggi khususnya soal pelayanan kesehatan dan jaminan sosial lainnya sehingga harus ada terobosan agar pelaksanaannya bisa lebih baik. "Saya menantang Jokowi melakukan terobosan itu, karena semuanya bermuara pada peningkatan kesejahteraan rakyat," ujarnya. Sementara itu, BPJS Kesehatan masih bekerja keras meningkatkan kepesertaan. Saat ini, dari 82 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkantor pusat di wilayah Jabodetabek masih ada 71 BUMN belum mendaftarkan diri ke BPJS Kesehatan. Berdasarkan pasal 6 ayat (3) huruf a Perpres 111/2013 tertulis bahwa pemberi kerja pada BUMN, usaha besar, usaha menengah, dan usaha kecil wajib melakukan pendaftatan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional paling lambat 1 Januari 2015. Harapan yang disampaikan Sekretaris Jenderal DPN Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sanny Iskandar, implementasi program BPJS Kesehatan masih menghadapi lima masalah utama yang perlu segera diselesaikan, yakni proses kepesertaan yang belum sepenuhnya baik. Rasio kecukupan tenaga medis dalam melayani peserta BPJS masih perlu dibenahi, dan fasilitas kesehatan yang minim sarana dan prasarana serta jumlah pegawai BPJS perlu ditambah. Selain itu, persoalan mekanisme koordinasi manfaat (coordination of benefit) seharusnya mendapatkan perhatian lebih. Badan usaha menginginkan sebelum 1 Januari 2015 persoalan CoB sudah bisa diterapkan. Banyaknya perusahaan yang belum menjadi peserta BPJS Kesehatan disebabkan telah tergabung dengan asuransi swasta. Saat ini sejumlah perusahaan yang sudah mengelola sendiri jaminan kesehatannya, sehingga enggan membayarkan dua kali pegawainya untuk asuransi kesehatan. Sementara itu, sebagian besar perusahaan yang belum masuk menjadi peserta BPJS Kesehatan karena kurangnya pemahaman internal. Meskipun mengkritik pelaksanaan BPJS, APINDO menyampaikan harapannya pada program layanan kesehatan pemerintah tersebut. Sanny mengatakan pihaknya optimis BPJS Kesehatan bisa berbenah dan memberikan masyarakat Indonesia jaminan kesehatan nasional yang maksimal. Asisten Manager Departemen Sumber Daya Manusia Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMI) Subkhan mengatakan, sebanyak 8.700 karyawan TMMI sudah jadi peserta BPJS Kesehatan. Ada yang didaftarkan sebagai peserta kelas II dan ada yang kelas I sesuai dengan gaji karyawan. Subkhan berharap klinik-klinik yang ada di kantor-kantor TMMI dapat bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, sehingga untuk pelayanan kesehatan dasar bisa dilakukan seperti biasanya agar waktu bekerja juga menjadi efektif. “Jika CoB bisa dilaksanakan itu lebih baik karena perusahaan hanya cukup membayar ke perusahaan asuransi komersil kemudian asuransi tersebut yang membayar premi BPJS nya,” ujarnya. Direktur SDM PT Pertamina, Evita, mengatakan hal yang sama, Perusahan BUMN sudah mendaftarkan karyawannya menjadi peserta BPJS Kesehatan.”Kita harus mematuhi undang-undang. Harapan kami, fasilitas kesehan milik Pertamina bisa bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, agar tidak mengurangi manfaat yang sudah biasa diterima oleh karyawan,” ujarnya. Menaruh Harapan Baru Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
  • 9. Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014 TESTIMONI 9 M anfaat layanan kesehatan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan sudah mulai dirasakan oleh pesertanya. Animo masyarakat untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan juga mengalami peningkatan. Akibatnya, di hampir di semua rumah sakit mengalami peningkatan kunjungan pasien rawat jalan maupun rawat inap. Kenaikan pasien di fasilitas rujukan tingkat lanjutan ini mengakibatkan di sejumlah poliklinik di rumah sakit terjadi peningkatan pula. Akibatnya, pasien pun harus sabar mengantre. Bahkan, untuk mendapatkan layanan USG (ultra sonografi) pun harus bersabar menunggu giliran hingga 10 hari mendatang. Sutarsih,42, warga Kelurahan Jati, Pulogadung, Jakarta Timur mengaku belum menjadi peserta BPJS Kesehatan. Sehingga dirinya merasa tidak perlu ke Puskesmas terlebih dahulu sebelum menuju rumah sakit. “Saya belum punya kartu BPJS, jadi saya langsung saja ke sini (rumah sakit – red),” kata Sutarsih saat ditemui di RS Persahabatan, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu. Ibu tiga anak yang akrab disapa Tarsih ini, mengalami gangguan di kandungannya. Dia merasa nyeri bagian bawah perut dan saat berhubungan badan dengan suaminya pun menjadi terganggu karena merasakan nyeri yang luar biasa. Sehingga dia pun memutuskan untuk berobat ke dokter. “Saya disuruh majikan saya untuk berobat, semua biayanya ditanggung bos saya,” ujarnya. Saat berobat di RS Persahabatan itu merupakan kunjungan berobat pertama kali di Jakarta, setelah enam bulan dia bekerja sebagai pengasuh. Sebelumnya Tarsih tinggal di Jawa Tengah dan belum pernah mempunyai perlindungan asuransi atau jaminan kesehatan. “Saya tahu ada jaminan kesehatan nasional dan ada BPJS Kesehatan dari televisi dan radio, majikan saya bilang mau mendaftarkan saya menjadi peserta BPJS, tetapi saya belum punya e-KTP,” kata Tarsih. Ketika pertama kali datang ke RS Persahabatan, dirinya langsung ke loket pendaftaran untuk pasien umum non BPJS Kesehatan. Setelah itu, langsung menunggu giliran di poli kebidanan. Di sana sudah ada sekitar 40 pasien yang menunggu. “Saya menunggu kira-kira sekitar satu setengah jam lalu dipanggil dan diperiksa dokter, setelah itu saya disuruh ke tempat pemeriksaan USG,” ungkapnya. Untuk mendapat pelayanan USG, Tarsih harus mendaftar lagi di tempat khusus USG yang jaraknya sekitar 200 meter dari poli kebidanan. “Nah, disana ternyata saya tidak bisa langsung dilayani, saya harus kembali 10 hari lagi. Artinya, antreannya panjang ya. Lalu saya pulang,” kata ibu tiga anak ini. Biaya pemeriksaan dokter di RS Persahabatan sebesar Rp175.000. Setelah melapor ke majikannya, Tarsih disuruh untuk secepatnya melalukan USG di rumah sakit swasta. Lalu hari berikutnya Tarsih periksa USG di RS Omni Pulomas, Jakarta Timur. Setelah itu langsung konsultasi dokter dan diberi obat. “Biayanya seluruhnya sekitar Rp500 ribuan. Semua ditanggung majikan saya,” ujarnya. Beruntunglah, Tarsih tidak mengalami sakit yang parah. Karena menurut dokter spesialis kandungan, Tarsih mengalami infeksi yang tidak berbahaya, dia pernah mengalami keguguruan dan pernah mengalami keputihan tetapi tidak pernah diketahui atau pun diobati, sehingga saluran rahimnya mengalami gangguan. “Saya, suami saya dan anak-anak belum ada yang punya jaminan kesehatan. Kalau sudah sakit begini kan repot, untung saya punya majikan yang baik. Kalau tidak ya repot sekali. Saya sekeluarga ingin mendaftar BPJS Kesehatan, buat jaga-jaga agar kalau sakit tidak bingung biayanya. Tapi kalau sudah jadi peserta BPJS, jangan sampai sakit deh,” kata Tarsih. Sepuluh Hari Menunggu Giliran USG T ak ada satu pun orang ingin sakit atau mengidap penyakit. Tetapi, jika penyakit menyerang tubuh, tak seorang pun bisa menolaknya. Dan ujung-ujungnya adalah membutuhkan dana yang bisa tidak sedikit. Bagi Apri, 38, warga Desa Kutaliman, Kecamatan Kedungbanteng, Purwokerto, Jawa Tengah, sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan mempunyai perasaan tenang karena sudah dilindungi jaminan kesehatan. Setiap bulan dia membayar iuran untuk kelas 2 yaitu sebesar Rp42.500. Namun, dia mengatakan tidak mau memanfaatkan kartu BPJS nya, alias dia ingin sehat. Meskipun tidak pernah sakit, namun Apri sangat memahami soal pelayanan jaminan kesehatan nasional, saat adik dan kakaknya harus menjalani perawatan di rumah sakit. Adiknya, Mugi, sekitar dua bulan lalu dirawat di Rumah Sakit Tegalrejo, Semarang, Jawa Tengah. “Awalnya, sih seperti agak sulit mengurus administrasinya, tetapi ternyata bagus kok,” ujarnya. Mugi yang masih kuliah di Politeknik Universitas Negeri Semarang, divonis mengidap Hepatitis B, sehingga harus menjalani rawat inap. “Tetapi saat itu, tidak ada kamar, kami sudah panik saja. Lalu, keluarga minta di kelas yang ada, saat itu adanya kelas 1 plus, risikonya harus tambah biaya karena kelasnya naik. Adik saya terdaftar BPJS Kesehatan di kelas 2,” kata Apri. Beruntung, saat itu hanya sehari saja, karena hari berikutnya sudah tersedia ruang rawat inap kelas 2. Setelah tiga hari dirawat diizinkan pulang dan diteruskan dengan rawat jalan. Biaya selama tiga hari itu sekitar Rp6 juta, tetapi karena sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan sehingga tidak perlu membayar tambahan apa pun, kecuali tambahan biaya kamar sebesar Rp500.000 karena menggunakan kelas perawatan yang lebih tinggi. “Kebetulan adik saya sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan. Setelah sebulan menjadi peserta, eh jatuh sakit. Ya disitulah, kita harus siap-siap punya jaminan kesehatan. Ibaratnya sedia payung sebelum hujan,” kata Apri. Pengusaha roti ini mengagatakan, setelah kembali ke rumah, Mugi menjalani rawat jalan, dan beberapa kali check up. “Semua biaya check up tidak dipungut biaya lagi, karena sudah dibayar oleh BPJS Kesehatan. Seperti nabung ya, tapi ini tidak bisa diambil, Cuma bisa dipakai kalau sakit. Tapi jangan sakit deh,” ujarnya. Sementara kakaknya, Tatinah, juga pernah memanfaatkan kartu BPJS Kesehatan di RS Bedah Artawinangun, Purwokerto, Jawa Tengah. Tatinah menjadi peserta kelas 3 BPJS Kesehatan. Menurut Apri, kakaknya mendapat pelayanan yang baik, meskipun peserta kelas 3 dengan iuran sebesar Rp25.500 setiap bulan. Begitu juga dengan ibunya, Ny Tarwen, 68, yang menjadi peserta kelas 3 BPJS Kesehatan, setiap bulan rutin ke Puskesmas untuk memeriksakan kesehatan. “Baguslah, ada BPJS Kesehatan. Tapi kita harus rajin membayar. Itu sama saja seperti menyisihkan sedikit uang jajan, tetapi jaminan kesehatan ini sangat penting untuk menjaga kita,” kata ayah dua anak ini. Tak Rugi Jadi Peserta BPJS Kesehatan Sutarsih 42 Tahun Apri 38 Tahun
  • 10. Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014 SEHAT 10 P ertumbuhan ekonomi yang meningkat di Indonesia, sejak beberapa dekade, berimbas kepada pendapatan keluarga juga mengalami kenaikan. Menu yang disantap sehari-hari pun ikut- ikutan dipilih yang serba instan seperti makanan siap saji. Begitu juga anak-anak. Mereka memilih burger dibandingkan nasi pecel plus sayuran. Bila tanpa kontrol orangtua makanan yang serba instan bisa menimbulkan penyakit. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan tim medis belakangan ini, jumlah anak yang menderita Diabetes Mellitus (DM) meningkat 500 persen dalam kurun waktu lima tahun. Setiap minggu selalu ada anak penderita diabetes baru. Berdasarkan catatan, dalam tahun 2014 ini, jumlah anak yang menderita DM, mencapai 1.100 anak. Anak-anak tersebut akan selalu hidup dengan diabetes sepanjang hayatnya. "Penderita baru semakin bertambah ketika liburan sekolah. Ini, memprihatinkan, " kata spesialis pola kembang anak, Dr Aman Pulungan, SpA(K), dalam sebuah diskusi di rumah sakit di Jakarta, pekan lalu. Ketika liburan, jumlah anak yang menderita DM bertambah karena orangtua memberi kebebasan menyantap menu apa saja. Hal ini, perlu adanya edukasi kepada orangtua agar tetap membatasi menu bagi anak. Bila perlu anak-anak diberikan masakan dan banyak sayuran. "Inilah perilaku keluraga Indonesia yang harus diubah," tuturnya. Penyakit diabetes merupakan penyakit autoimun yang kemudian dicetuskan oleh defisiensi vitamin. Biasanya, anak menderita DM tipe I. Namun ada juga tipe II yang disebabkan oleh obesitas. Faktor penyebab anak terkena DM bukan hanya menu makanan tyang penuh kolesterol melainkan kurangnya paparan matahari pada anak juga menyebabkan diabetes. "Maklum saja, banyak anak yang diantar ke sekolah atau ke tempat kegiatannnya menggunakan mobil sehingga sangat sedikit terkena paparan matahari," ujarnya . Menurutnya, sekitar 15 persen anak di Jakarta jarang terpapar matahari. Adapun ciri-ciri diabetes pada anak yakni mudah haus, sering buang air kecil, selalu lapar, penurunan berat badan yang tidak sehat, selalu lelah, masalah penglihatan, dan infeksi ragi. Bilamana orangtua yang mempunyai anak-anak dengan ciri di atas untuk membawanya ke dokter sebelum terlambat, "Hampir setiap hari ada orangtua yang datang untuk konsultasi dengan saya," jelasnya. Maka, saat ini, Indonesia menempati peringkat kesepuluh dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia. Diperkirakan penderita diabetes akan semakin meningkat setiap tahunnya karena perubahan gaya hidup masyarakat. Mengenai obesitas yang juga berdampak kepada DM, Pakar tumbuh kembang anak, Dr Aman Pulungan Sp A(K) memberi tips untuk mencegah obesitas atau kegemukan pada anak dengan 5210. Artinya 5 dari lima kali anak makan buah dan sayur setiap harinya. Kemudian, 2 yang dimaksud adalah maksimal dua jam waktu anak untuk menonton televisi maupun mengerjakan pekerjaan rumah.Satu yang dimaksud adalah anak harus satu jam terpapar sinar matahari. Sedangkan, 0 adalah nol gula atau tanpa gula. Dengan demikian anak bisa terhindar dari obesitas. Menurutnya, obesitas menjadi salah satu penyebab diabetes pada anak. Jumlah anak yang menderita diabetes saat ini sebanyak 1.100 atau naik 500 persen dalam kurun waktu lima tahun."Diabetes ada yang disebabkan genetik dan ada juga obesitas. Penyebabnya, ya kelakuan keluarga yang membolehkan anak makan sembarangan ketika libur," terang nya. Banyak orangtahu, jika menyantap makanan yang diolah sebdiri lebih efektif dan sehat namun tidak sedikit yang enggan melaksanakannya. Alasannya, sudah capek bekerja dan malas untuk memasak. Padahal, pola hidup sehat paling efektif bila mengolah makanan sendiri di rumah. Kehidupan super sibuk sering dijadikan mereka yang ingin menurunkan berat badan sebagai alasan tak sempat untuk berolahraga dan memasak makanan sehat di rumah. Kesibukan di kantor yang menguras waktu atau kesibukan kuliah ditambah perjalanan panjang rumah ke kantor pulang pergi membuat waktu hanya cukup untuk beristirahat. Namun, Anda tak perlu khawatir. Bagi Anda yang masih memiliki semangat tinggi untuk menurunkan berat badan masih ada cara untuk mendapatkan hal tersebutl lewat beberapa langkah kecil. Dilansir melakukan beberapa hal kecil. Tips yang diberikan sejumlah dokter dalam diskusi tadi, yakni: Pertama, kurangi konsumsi gula dan kafein. Saat stres, tubuh membutuhkan sesuatu seperti kopi dan gula untuk lebih berenergi. Nyatanya, hal ini memang dapat memberikan energi pada awal namun seiring waktu akan luntur dan malah membuat lemas. Kedua, singkirkan stok makanan atau minuman tak sehat. Jauhkan makanan enak di lidah seperti keripik, kerupuk olahan, makanan beku. Lupakan juga aneka minuman kola dan manis lainnya. "Ketika sedang sibuk dan lapar, Anda akan mengambil makanan ini dibandingkan makanan sehat," terangnya. Ketiga, jangan lupa menulis jadwal olahraga. Tulis dalam reminder Anda maupun notes, pada pukul berapa esok akan berolahraga. "Jika Anda menulis dengan spesifik besok akan berolahraga apa dan pukul berapa Anda akan menjadikannya sebagai hal penting yang harus ditepati," jelas Rumsey. Keempat, selalu miliki stok cemilan sehat. Lupakan keripik kentang atau biskuit cokelat kesukaan demi dapatkan tubuh langsing. Lebih baik siapkan cemilah sehat seperti yoghurt dan biskuit gandum. "Pilih cemilan kombinasi antara protein dan karbohidrat sehat," tambahnya. Kelima, cari teman berolahraga. Ajak teman yang memiliki semangat sama menurunkan berat badan dengan berolahraga. Olahraga jadi tak sekedar membakar kalori tapi juga aktivitas sosial yang menyenangkan. Keenam, belajar membuat makanan sehat sederhana. Usai pulang dari aktivitas yang melelahkan di luar rumah memang lebih mudah untuk mengolah aneka makanan beku. Eitss tapi ingat-ingat kembali misi Anda untuk turunkan berat badan. Cukup masak beras cokelat atau beras merah, kemudian tumis sayuran yang mudah seperti buncis, bayam, atau kangkung. Ketujuh, letakkan perlengkapan olahraga di tempat terlihat. Jangan sembunyikan barbel di bawah ranjang kasur, namun letakkan dia di tempat yang mudah terlihat. Pastikan juga sepatu dan pakaian olahraga di tempat diambil untuk mengingatkan Anda untuk berolahraga.Silahkan, mencoba semoga berhasil. TIPS ! Anak Kegemukan, Inilah Solusinya Memprihatinkan, Jumlah Anak Terkena Diabetes Meningkat Tajam
  • 11. Info BPJSKesehatan edisi11Tahun2014 Kilas&Peristiwa Q&A Question and Answer 11 1. Saat ini bank mana saja yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan ? Saat ini terdapat 3 (tiga) bank yang berkerjasama dengan BPJS Kesehatan yaitu Bank Mandiri, BNI, dan BRI. 2. Apakah pembayaran iuran/badan usaha dapat dilakukan melalui bank lain ? Bagaimana caranya ? Bisa, pembayaran iuran jaminan kesehatan dapat dilakukan melalui bank lain. Pembayaran tersebut dilakukan melalui sistem RTGS / Kliring dengan mencantumkan nomor virtual account badan usaha / individu. 3. Apakah peserta dapat membayar langsung di BPJS Kesehatan ? Bisa, peserta dapat langsung membayar pada kantor cabang BPJS Kesehatan dengan mesin EDC 4. Apakah nomor virtual account (VA) itu ? Nomor Virtual Account adalah nomor identitas untuk pembayaran iuran yang terdiri dari kode bank. Untuk individu adalah kode bank + 0 (untuk individu) + 10 nomor peserta dari belakang. Total nomor virtual account harus 16 angka. Contoh : 88888+0+0123456789. Untuk badan usaha adalah : kode bank + 9 (untuk badan usaha) + 10 nomor peserta dari belakang. Total nomor virtual account harus 16 angka. Contoh : 88888+9+0123456789 5. Berapa kode bank untuk pembayaran iuran ? a. Bank Mandiri : 88889 b. BNI dan BRI : 88888 6 . Melalui channel apa saja pembayaran di bank dapat dilakukan ? Pembayaran melalui bank dapat dilakukan melalui beberapa cara : a. Peserta datang ke petugas teller bank dan menunjukkan/menyebutkan nomor peserta yang tercantum pada kartu BPJS Kesehatan. b. Apabila peserta telah memiliki rekening pada bank tersebut dan memiliki kartu ATM, peserta dapat melakukan pembayaran melalui ATM dengan memilih menu pembayaran iuran JKN / BPJS Kesehatan, berikut petunjuk lengkapnya : a. Bank Mandiri : - Setelah memasukkan pin ATM, pilih menu bayar / beli, lalu lainnya - Pilih menu BPJS, lalu pilih BPJS Kesehatan - Pilih Individu / Badan Usaha, lalu masukkan nomor VA. Contoh : pada saat memasukkan nomor VA Individu, tambahkan kode 888890+nomor peserta (Untuk badan usaha : 888899+kode BU). Total angka harus 16 angka. - Masukkan jumlah bulan bayar, lalu pilih "YA" - Muncul menu konfimasi pembayaran, jika telah sesuai pilih "YA". - Simpan bukti transaksi b. Bank BNI : - Setelah memasukkan pin ATM, pilih menu lainnya. - Pilih menu pembayaran - Pilih menu berikutnya - Pilih menu JKN/BPJS Kesehatan - Masukkan nomor virtual account - Akan muncul menu konfirmasi pembayaran - Pilih sumber pembayaran : Giro, Tabungan - Tekan selesai jika transaksi telah berhasil - Simpan bukti transaksi c. Bank BRI : - Setelah memasukkan pin ATM, pilih menu transaksi lainnya, lalu pilih menu pembayaran - Pilih menu BPJS Kesehatan - Masukkan nomor virtual account (VA) - Setelah muncul menu konfirmasi jumlah pembayaran pada ATM, masukkan nominal pembayaran. - Setelah selesai, simpan bukti pembayaran. *Saat ini proses pembayaran melalui internet banking juga telah bisa dilaksanakan melalui Bank Mandiri dan BRI (untuk BNI dalam proses pengembangan). 7. Apakah bisa melakukan pembayaran lebih dari 1 bulan sekaligus ? Bisa, peserta dapat melakukan pembayaran lebih dari 1 bulan. Saat ini baru Bank BNI, BRI dan Mandiri yang telah menyediakan fasilitas pembayaran lebih dari 1 (satu) bulan. CARA MEMBAYAR IURAN BPJS KESEHATAN (bagian 1) Kartu Indonesia Sehat (KIS) resmi diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo di Gedung Pos Ibukota, Lapangan Banteng - Jakarta Pusat, Senin (3/11). Presiden hadir ditemani Ibu Negara - Iriana Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan - Puan Maharani, Menteri Kesehatan - Nina Moeloek, Menteri Sosial - Khofifah Indar Parawansa, dan Direktur Utama BPJS Kesehatan - Fachmi Idris. Sebanyak 2.775 KIS dibagikan kepada 600 KK di lima kantor pos se-Jakarta. Di antaranya Kantor Pos Pasar Baru, Kantor Pos Kebon Bawang, Kantor Pos Jalan Pemuda, Kantor Pos Mampang dan Kantor Pos Fatmawati. Sebelum diluncurkan secara resmi hari ini, Presiden Joko Widodo telah membagikan KIS kepada para pengungsi bencana letusan Gunung Sinabung. Rencananya sepanjang tahun 2014 ada 430-ribuan KIS yang akan dibagikan ke 19 kabupaten/Kota. KIS berfungsi sebagai kartu jaminan kesehatan, yang dapat digunakan untuk mendapatkan layanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan, sesuai dengan indikasi medis. KIS merupakan perluasan dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diluncurkan sebelumnya dan dikelola oleh BPJS Kesehatan pada 1 Januri 2014. KIS diperuntukan bagi penduduk Indonesia, khususnya fakir miskin dan tidak mampu serta iurannya dibayarkan oleh pemerintah. BPJS Kesehatan adalah Badan Hukum Publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan/mengelola program Jaminan Kesehatan SJSN (JKN). Penerima KIS juga diprioritaskan untuk masyarakat pra- sejahtera yang belum tercover dalam Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari program JKN. Diperkirakan ada 4,5 juta penduduk pra-sejahtera RI, yang merupakan kepala dan anggota keluarga dari 1 juta keluarga kurang mampu yang akan mendapat KIS. Bagi pemegang kartu BPJS Kesehatan dan Askes yang lama tidak perlu khawatir karena kartu tersebut masih berlaku. Kartu Askes, Kartu Jamkesmas, Kartu JKN-BPJS Kesehatan, KJS, e-ID BPJS Kesehatan masih tetap berlaku dan dapat dipergunakan untuk mendapatkan Jaminan Kesehatan yang kelola BPJS Kesehatan. Untuk peserta baru yang berasal dari fakir miskin dan tidak mampu, secara bertahap akan diterbitkan KIS Prosedur pelayanan kesehatan peserta KIS disesuaikan dengan prosedur yang selama ini diterapkan dalam program JKN yang dikelola BPJS Kesehatan yaitu sesuai dengan indikasi medis, serta tidak ada batasan umur. Peserta KIS bisa berobat di 19.682 Faskes tingkat I (Puskesmas, Klinik, Dokter Prakter Perorangan, Optik, dsb) dan 1.574 rumah sakit se-Indonesia, termasuk 620 rumah sakit swasta. BPJS Kesehatan Siap Layani Peserta Pemegang “Kartu Indonesia Sehat”