Tokoh-tokoh pendidikan anak usia dini yang dijelaskan dalam dokumen tersebut meliputi Pestalozzi, Froebel, Montessori, dan Kilpatrick. Mereka memiliki pendekatan yang berbeda dalam pendidikan anak, seperti pembelajaran berbasis pengalaman, pemberian kebebasan belajar, dan pendekatan proyek.
2. Tokoh Pendidikan PAUD, al:
Pestalozzi
Froebel
Maria
Montessori
Helen
Parkhust
WH Kilpatrick
2
3.
4. Lahir di Zurich, Switzerland, 12 Januari 1746.
Ayahnya yang seorang dokter wafat saat dia
berusia 5 tahun.
Sampai dewasa, diasuh oleh kakeknya.
Lulus Universitas Zurich (awalnya ingin menjadi
pendeta tetapi pindah ke fak. Hukum)
1767, bertemu dengan Anna Schulthe dan
menikahinya.
Rancangan metode pembelajarannya diperoleh
dari pengalaman mendidik anaknya, Jacobi.
4
5. Tahun Sekolah
1769 - 1798 Neuhof
Lokasi: 25 km dari Zurich, Argau’s Village Birr
Luas 20 hektar. Basic dana dari pertanian tetapi
gagal. Revolusi Prancis.
1798 - 1799 Stans
Bergabung dengan pemerintahan baru; mengelola
pembelajaran di rumah yatim piatu.
1800 –
1804/5
Burgdorf and Munchenbuchsee
Mendirikan sekolah yang terhubung dengan
institusi untuk memberikan in-service training pada
guru.
5
6. Tahun Sekolah
1807 –
1825
Pestalozzi’s Instutute in Yverdon
1825 -
1827
Sekolah di Yverdon bangkrut,
Pestalozzi kembali ke Neuhof dan
tetap berharap dapat mendirikan
sekolah lagi.
1827, 17
Februari
Pestalozzi wafat di Brugg dan
dimakamkan di Birr.
6
9. Tujuan pendidikan
Mengembangkan seluruh potensi anak agar
menjadi manusia yang baik, mengabdi kepada
masyarakat, kemanusiaan dan Tuhan.
Masyarakat memiliki pengaruh terhadap
pendidikan anak.
Keluarga merupakan sendi untuk berbagai
lingkungan pendidikan.
9
10. Dimulai dengan objek konkret sebelum ke
abstrak.
Dimulai dari lingkungan sekitar terlebih
dahulu sebelum ke lingkungan yang terjauh.
Dimulai dari latihan yang mudah sebelum
mengenalkan sesuatu yang kompleks.
Selalu berproses secara bertahap, kumulatif
dan perlahan.
10
12. Guru harus memeperoleh kepercayaan
dari anak dengan cara “berpikir penuh
cinta” dalam menangani anak.
Kelas di sekolah harus memiliki atmosfir
saling mencintai.
Tindakan kekerasan kepada anak harus
dihilangkan.
12
13.
14. Lahir di Jerman, 21 April 1782
Anak bungsu dari Johan Jacob
Froebel
Piatu saat usia 9 bulan
Saat usia 4 thn, ayahnya menikah lagi
dan kurang mendapatkan perhatian
sepanjang masa kecilnya.
14
15. Pendidikan adalah usaha dengan
berbagai alat untuk membangkitkan
manusia sebagai makhluk yang
sadar, berfikir, dan mengerti agar
secara sadar menerapkan hukum
Tuhan dalam kehidupan.
16. Pendidikan harus berasal dari dalam diri anak bukan
berasal dari luar.
Pendidikan harus harmonis
Pendidik harus mengikuti anak, tidak boleh
memaksakan sesuatu.
Pendidikan keluarga adalah kunci kesuksesan anak di
kemudian hari.
16
19. Guru harus memelihara anak-
anak seolah-olah memelihara
tanaman yang tumbuh di sebuah
taman.
Sekolah mempunyai sebuah
taman dimana anak-anak
melakukan bermacam-macam
kesibukan, terutama permainan.
19
20.
21. Bangunan permainan atau permainan membentuk
(berasal dari kata spiel = permainan, die formen =
bangunan, formen = membentuk).
Alat permainan ini merupakan bahan-bahan belum
jadi yang dapat disusun anak menjadi bangunan
permainan.
21
22. Kertas
Pensil
Stik kayu
Adonan
Sedotan
Digunakan untuk aktivitas
konstruktif
Alat permainan, hasil
rancangan Froebel,
dengan konstruksi
dimulai dari yang
paling mudah sampai
yang paling sulit
Occupation (Spielformen) Gift (Spielgaben)
22
24. Pokok Pikiran Montessori
Pedosentris
Masa Peka
Kebebasan
Pikiran yang dapat Menyerap
Lingkungan yang
dipersiapakan
Pengembangan Panca Indera
24
25. Pedosentris
Setiap anak memiliki motivasi internal
untuk mengembangkan dirinya.
Anak mempunyai pembawaan yang
berbeda dengan orang lain (unik)
Pembelajaran harus menyesuaikan dengan
kebutuhan individu.
25
26. Masa Peka
Sesuatu yang akan berkembang lebih cepat
dibandingkan masa-masa lainnya.
Setiap anak punya masa peka yang berbeda dengan
anak lain.
Timbul secara spontan, tidak dapat dipaksa.
Dapat diketahui melalui alat-alat yang paling menarik
minat dan perhatian anak.
26
27. Kebebasan
Anak harus diberikan kebebasan untuk
aktif dan berbuat.
Anak tidak mungkin dipaksa untuk duduk
di bangku yang kaku.
Kelas harus diatur sesuai dengan kondisi di
rumah, sesuai dengan ukuran anak.
27
28. Kecakapan dan kesenangan dimana
anak-anak belajar secara tidak
langsung dari lingkungan
Pikiran anak akan menyerap berbagai
macam hal segera dari lingkungan
Pikiran yang dapat Menyerap
(The Absorbent Mind)
28
29. Lingkungan yang dipersiapkan
Suatu suasana yang
diciptakan untuk
memungkinkan anak bebas
belajar melalui aktivitas
dalam lingkungan yang
tenang dan tertib yang
disesuaikan dengan ukuran
dan minat anak.
29
31. Pembelajaran 3 Tahap
Pengenalan identitas (Recognition of Identity)
“Ini adalah….”
Pengenalan sesuatu yang berbeda-beda
(Recognition of Contrast)
“Berikan saya…..”
Membedakan antara benda-benda yang serupa
(Discrimination between similar object)
“Benda apakah ini?”
31
33. Ketrampilan Hidup Praktis
Membuka menutup laci
Menata meja
Menggunting
Bingkai pakaian
Mengikat tali sepatu
Mencuci peralatan makan
33
34. Kegiatan Sensoris
Menara
Silinder
Papan kasar dan halus
Tas misteri
Botol suara
Papan warna
Permainan diam
Keranjang tenun
Botol aroma
34
35. Kegiatan Membaca & Menulis
Huruf-huruf ampelas
Kartu perintah
Kartu abjad
35
38. Dasar Pendidikan
Perpaduan antara sistem klasikal dengan
sistem individual
Menciptakan hubungan yang fleksibel antar
siswa
Keaktifan
Anak harus memiliki kebebasan ketika belajar
38
40. Pelaksanaan
Ruangan sekolah merupakan ruang vak untuk belajar
klasikal dan belajar sendiri.
Guru adalah seorang ahli yang selalu siap dalam
ruang melayani murid.
Bahan pengajaran diberikan berupa tugas
Pembelajaran klasikal diberikan untuk memberi
penjelasan dan meletakkan dasar pembelajaran yang
penting.
Evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan kartu.
40
41. Jumlah anak di setiap sentra
Lama waktu anak bermain dalam
sentra (45’ – 1 jam)
Jadwal perputaran anak di sentra
Aturan bermain dan belajar di sentra
Preventive management
Penataan alat dan material
pembelajaran
41
42. Pisahkan sentra yang “gaduh” dengan sentra yang
“tenang”
Pisahkan sentra dengan tegas menggunakan sekat,
lemari
Display peralatan dengan posisi yang sesuai dengan
tinggi anak
Letakkan sentra sesuai dengan sumber yang
dibutuhkan
Pastikan bahwa guru dapat mengamati semua
ruang tanpa halangan
42
44. Sentra
matematika
Sentra bahasa
Sentra sains
permulaan
Sentra
kepedulian
lingkungan
SENTRA
“subjek
pembelajaran” “permanen”
Sentra balok
Sentra
bermain peran
Sentra seni
Sentra pasir
dan air
44
45. Seimbangkan antara:
Waktu untuk aktif dan tenang
Aktivitas kelompok, aktivitas kelompok kecil,
dan waktu untuk bermain sendiri atau
bersama
Bermain indoor dan outdoor
Waktu bagi anak untuk memiliki aktivitas
mereka sendiri dan waktu yang mendapatkan
pengarahan langsung dari guru.
45
Jadwal
47. 47
Pembelajaran proyek pada awalnya diinsipirasi
dari pemikiran John Dewey tentang konsep
sekolah kerja.
Konsep ini selanjutnya diwujudkan oleh William
Heard Kilpatrick.
Dengan menggunakan metode proyek, mata
pelajaran dilebur menjadi suatu hal yang holistik,
menyerupai proyek yang memungkinkan anak
memperoleh ketrampilan baru dibutuhkan melalui
bekerja sama dengan anak-anak lainnya.
48. 48
Proyek proyectycum = maksud, tujuan, rencana
Lilian Katz:
Proyek merupakan penyelidikan dalam waktu yang
lama, kegiatan yang bersifat konstruktif dan
berpusat pada bermain, dimana anak-anak terlibat
berulang kali dalam pembelajaran dengan cara
membangun dunia pemahaman mereka sendiri
terhadap topik-topik yang sudah sangat dikenal oleh
anak.
49. Syarat Pemilihan Topik dalam Proyek
49
Sangat diminati oleh anak,
Relevan dan bermakna bagi anak yang memilihnya,
Sumber daya yang tersedia di lingkungan sekitar
siap digunakan untuk mendukung pembelajaran,
Memiliki keterkaitan dengan tujuan pembelajaran,
Dapat melibatkan orang tua,
Mengembangkan berbagai jenis kemampuan dan
ketrampilan
50. Pengetahuan (knowledge)
Gagasan, konsep, skema, informasi,
dongeng, legenda, nyanyian dan materi
lainnya yang berkaitan dengan
kemampuan kognitif anak.
Tujuan Proyek50
51. Kecakapan/ keterampilan (skills)
Tindakan yang memiliki ciri tersendiri, khusus
dan dengan mudah diobservasi dan diukur,
seperti: menggunting, menggambar,
menghitung sekumpulan objek, kegiatan
motorik kasar dan motorik halus.
51
52. Kecenderungan (disposition)
Berhubungan dengan pembiasaan yang
bertahan terus-menerus dalam pikiran, atau
karakter cara anak merespon pengalaman yang
berlangsung dalam berbagai macam situasi,
seperti: ketekunan mengerjakan tugas, serius,
kedermawanan atau ketamakan,
kecenderungan minat baca atau dalam
memecahkan masalah.
52
53. Keadaan afektif dan
emosional yang subjektif
(bersifat pribadi), seperti
perasaan memiliki,
kepercayaan diri, harga
diri, merasa selalu cukup,
kecemasan, dsb.
Perasaan (feelings)
53
54. 54
Membangun pengetahuan baru atas apa yang telah anak
tahu.
Menolong anak mengerti nilai-nilai yang berlaku di
lingkungan mereka.
Menolong anak mengerti hubungan satu dengan yang lain.
Membuat anak mengerti nilai literatur dan angka-angka
dalam konteks hidup yang sebenarnya.
Memberikan ide-ide dalam permainan peran.
Mendorong anak mencari sumber-sumber pengetahuan
dan informasi yang lain selain di ‘sekolah’.
‘Menjembatani’ komunikasi dengan orang tua.
55. Model Pembelajaran Proyek (Kilpatrick)
55
Proyek Total
Semua aspek pengembangan berkaitan satu sama
lain.
Proyek Parsial
Ada beberapa aspek pengembangan (bahasa,
matematika, menyanyi dan gerak) tidak memiliki
keterkaitan dengan topik, dapat diberikan dengan
cara pembelajaran biasa.
Proyek Okasional