SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
VARIAN DAN
STANDAR
DEVIASI
(SIMPANGAN
BAKU)
Rani Chahyani Ansar, S.Si, M.Si
Simpangan Baku
 Istilah simpangan baku pertama kali diperkenakan
oleh Karl Pearson pada tahun 1894, dalam
bukunya On the dissection of asymmetrical
frequency curves.
 Dalam statistika dan probabilitas, simpangan
baku atau deviasi standar adalah ukuran sebaran
statistik yang paling lazim. Singkatnya, ia
mengukur bagaimana nilai-nilai data tersebar. Bisa
juga didefinisikan sebagai, rata-rata jarak
penyimpangan titik-titik data diukur dari nilai rata-
rata data tersebut.
Varian
 Nilai varian diperoleh dari pembagian hasil
penjumlahan kuadrat (sum of squares) dengan
ukuran data (n).
 Namun dalam penerapannya, nilai varian tersebut
bias untuk menduga varian populasi. Dengan
rumus tersebut, nilai varian populasi lebih besar dari
varian sampel.
 Oleh karena itu, agar tidak bias dalam menduga
varian populasi, maka n sebagai sum of squares
diganti dengan n-1 agar nilainya menjadi lebih besar
dan mendekati varian populasi.
Simpangan Baku
 Simpangan baku didefinisikan sebagai akar
kuadrat varians.
 Jadi jika salah satu nilai dari kedua ukuran tersebut
diketahui maka akan diketahui juga nilai ukuran yang
lain.
 Simpangan baku merupakan bilangan tak-negatif,
dan memiliki satuan yang sama dengan data.
Misalnya jika suatu data diukur dalam satuan meter,
maka simpangan baku juga diukur dalam meter.
2
ss
Simpangan Baku
 Simpangan baku untuk populasi disimbolkan
dengan σ (sigma) dan didefinisikan dengan rumus:
 Simpangan baku untuk sampel disimbolkan
dengan s dan didefinisikan dengan rumus:
dimana x adalah nilai data dari sampel dan x adalah
rata-rata dari sampel.
Perhitungan
 Untuk mempermudah penghitungan, rumus varian
dan standar deviasi (simpangan baku) tersebut
bisa diturunkan :
 Rumus varian :
 Rumus Simpangan Baku (Standar Deviasi) :
Keterangan:
s2 = varian
s = simpangan baku
xi = nilai x ke-I
x = rata-rata
n = ukuran sampel
Contoh Perhitungan
 Misalkan dalam suatu kelas, tinggi badan beberapa
siswa yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut.

172, 167, 180,170, 169, 160, 175, 165, 173, 170
 Dari data tersebut dapat dihitung varian dengan
menggunakan rumus varian di atas.
 Dari penghitungan, diperoleh nilai varian sama dengan
30,22.
Dari nilai tersebut bisa langsung diperoleh nilai standar
deviasi (simpangan baku) dengan cara
mengakarkuadratkan nilai varian.
PERMUTASI
DAN
KOMBINASI
Rani Chahyani Ansar, S.Si, M.Si
Faktorial (!)
 Faktorial bilangan asli n adalah perkalian semua bilangan
asli yang kurang atau sama dengan n. Faktorial
dilambangkan dengan tanda !. Jadi jika n!, maka dibaca "n
faktorial".
n! = 1 x 2 x … x (n-2) x( n-1) x n
0! = 1
1! = 1
2! = 1 × 2 = 2
3! = 1 × 2 × 3 = 6
4! = 1 × 2 × 3 × 4 = 24
5! = 1 × 2 × 3 × 4 × 5 = 120
 Faktorial biasa digunakan untuk menghitung banyaknya
susunan yang dapat dibentuk dari sekumpulan benda tanpa
memperhatikan urutannya.
Faktorial (!)
Contoh:
Empat buah lukisan A, B, C dan D akan dipajang
berurutan pada sebuah dinding pameran. Berapakah
jumlah susunan yang dapat dibentuk dari keempat
lukisan tersebut?
Jawab:
Karena jumlah lukisan yang akan dibentuk susunannya
adalah 4 maka jumlah susunan yang bisa dibentuk
adalah 4!
4! = 1 × 2 × 3 × 4 = 24
Jadi jumlah susunan yang dapat dibentuk adalah 24
susunan. Ke-24 susunan tersebut adalah sebagai
berikut.
ABCD, ABDC, ACBD, ACDB, ADBC, ADCB, BACD,
BADC, BCAD, BCDA, BDAC, BDCA, CABD, CADB,
Permutasi
 Permutasi adalah susunan yang dapat dibentuk dari
suatu kumpulan benda yang diambil sebagian atau
seluruhnya.
 Permutasi menggabungkan beberapa objek dari suatu
grup dengan memperhatikan urutan. Dalam permutasi,
urutan diperhatikan.
{1,2,3} tidak sama dengan {2,3,1} dan {3,1,2}
 Lambang permutasi adalah P. n permutasi r, berarti
 Contoh: Ada sebuah kotak berisi 3 bola masing-masing
berwarna merah, hijau dan biru. Jika seorang anak
ditugaskan untuk mengambil 2 bola secara acak dan
urutan pengambilan diperhatikan, ada berapa permutasi
yang terjadi?
Kombinasi
 Kombinasi adalah menggabungkan beberapa
objek dari suatu kumpulan tanpa memperhatikan
urutannya. Oleh karena itu, kombinasi berbeda
dengan permutasi, dimana letak perbedaannya
adalah susunan yang tidak diurutkan. Pada
kombinasi, susunan XY sama saja dengan YX.
 Lambang kombinasi adalah C. n kombinasi r,
berarti .
 Rumus penghitungan kombinasi adalah sebagai
berikut.
Kombinasi
 Contoh Penghitungan
 Misalkan dalam suatu tim terdapat 4 orang alhli statistik
yang sedang melakukan proyek survey. Dalam proyek
survey tersebut dibutuhkan 2 orang ahli statistik yang
untuk sementara ditugaskan membantu bagian entry
data. Dua orang tersebut diambil dari 4 orang ahli
statistik tadi.
 Banyaknya cara memilih 2 orang dari 4 orang (A,B,C,D)
tersebut dihitung menggunakan rumus kombinasi,
dimana nilai r = 2 dan nilai n = 4.
 Jadi, ada 6 kombinasi yaitu : A-B, A-C, A-D, B-C, B-D,
dan C-D
 Salah satu aplikasi kombinasi dan permutasi adalah
PELUANG
(PROBABILITAS)
Rani Chahyani Ansar, S.Si, M.Si
Pendahuluan
 Prediksi kejadian sangat diperlukan dan diminati dalam
berbagai bidang kehidupan. Seperti peramalan cuaca,
penelitian ilmiah, permainan, bisnis, dll.
 Ruang contoh : Himpunan semua kemungkinan hasil
suatu percobaan, dan dilambangkan dengan huruf S.
S = {1,2,3,4,5,6} adalah kejadian angka pada sebuah
dadu.
 Kejadian : suatu himpunan bagian dari ruang contoh.
S = {merah, jingga, kuning}
A = {merah} adalah kejadian sederhana
B = {jingga U kuning} = {jingga, kuning} adalah kejadian
majemuk
Konsep Probabilitas
 Pandangan Klasik /intuitif
 Pandangan Empiris / Probabilitas Relatif
 Pandangan Subyektif
Probabilitas Klasik/Intuitif
 Didalam pandangan klasik ini
probabilitas/peluang adalah harga angka yang
menunjukkan seberapa besar kemungkinan
bahwa suatu peristiwa terjadi, diantara
keseluruhan peristiwa yang mungkin terjadi
 Contoh : Sebuah mata uang logam mempunyai
sisi dua (gambar dan angka), kalau mata uang
tersebut dilambungkan satu kali maka peluang
untuk keluar sisi gambar adalah 1/2.
Probabilitas Empiris / Relatif
 Dalam pandangan ini probabilitas berdasarkan
observasi, pengalaman atau kejadian(peristiwa)
yang telah terjadi.
 Contoh:
 Dari 10.000 hasil suatu produksi 100 rusak P(rusak)
= 1% = 0,01
 Upah (Rp 1000) Jumlah %
200 - 499 90 30
500 - 749 165 55
750 - 999 45 15
Probabilitas Subyektif
 Didalam pandangan subyektif probabilitas
ditentukan oleh yang membuat pernyataan
 Seorang direktur rumah sakit menyatakan
keyakinannya ( 90%) bahwa rumah sakit yang
dipimpinnya akan dapat mulai swadana ( break
event point) lima tahun kedepan.
 Kebenaran dari probabilitas subyektif ini sangat
tergantung kepada orang yang menentukannya
Pengertian
 Probabilitas adalah harga perbandingan jumlah
kejadian (A) yang mungkin dapat terjadi
terhadap (N) jumlah keseluruhan kejadian yang
mungkin terjadi dalam sebuah peristiwa.
 P(A) = Peluang
 n(A) = Peluang kejadian A
 n(N) = Peluang seluruh kejadian
Contoh
 Berapakah peluang munculnya angka ganjil
pada pelemparan sebuah dadu?
Answer:
Peluang munculnya angka ganjil pada tiap
lemparan adalah 1,3, dan 5. Maka :
Keterkaitan Antar Kejadian
 Hubungan atau
Peluang akan semakin besar
Contoh:
Peluang munculnya angka 3 atau 4 pada pelemparan sebuah
dadu adalah :
 Hubungan dan
Peluang akan semakin kecil
Peluang munculnya angka 3 dan 4 pada pelemparan sebuah
dadu adalah :
Kaidah Penjumlahan
 Bila A dan B adalah dua kejadian sembarang, maka :
Contoh:
Peluang seorang mahasiswa lulus statistika adalah 2/3 dan
peluang lulus matematika adalah 4/9. Peluang sekurang-
kurangnya lulus salah satu pelajaran tersebut adalah 4/5.
Berapa peluang lulus kedua pelajaran tersebut?
Kaidah Penjumlahan
 Bila A dan B adalah dua kejadian terpisah, maka :
example :
Dari pelemparan 2 buah dadu, A adalah kejadian munculnya jumlah 7 dan
B adalah kejadian munculnya angka 11. Kejadian A dan B adalah saling
terpisah karena tidak mungkin terjadi bersamaan. Berapa peluang jumlah
7 atau jumlah 11?
p(A) = 1/6 p(B)=1/18
Kaidah Penjumlahan
 Bila A dan A’ adalah dua kejadian yang satu
merupakan komplemen lainnya, maka :
 Example:
Peluang tidak munculnya angka 3 pada
pelemparan sebuah dadu adalah:
Peluang Bersyarat
 Adalah peluang dengan suatu syarat kejadian
lain.
Contoh : Peluang terjadinya kejadian B bila diketahui
suatu kejadian A telah terjadi.
Dilambangkan : P(B|A)
Didefinisikan :
Contoh : Populasi sarjana berdasarkan jenis kelamin
dan status pekerjaan.Bekerja Menanggur
Laki-Laki 300 50
Perempuan 200 30
Peluang Bersyarat
 Kejadian-kejadian
A = yang terpilih laki-laki
B = yang telah bekerja
Jawaban :
Peluang Bersyarat
 Peluang bersyarat untuk kejadian bebas,
kejadian satu tidak berhubungan dengan
kejadian lain.
P(B|A) = P(B) atau P(A|B) = P(A)
 Contoh :
Percobaan pengambilan kartu berturut dengan
pengembalian.
A : Kartu pertama Ace
B : Kartu kedua sekop
Karena kartu pertama kemudian dikembalikan, ruang
contoh untuk pengembalian pertama dan kedua tetap
sama yaitu 52 kartu yang mempunyai 4 ace dan 13
sekop.
Peluang Bersyarat
 Jawab :
atau
Jadi A dan B adalah kejadian yang saling bebas.
Kaidah Penggandaan
 Bila dalam suatu percobaan kejadian A dan B
keduanya dapat terjadi sekaligus, maka
 Contoh :
A : kejadian bahwa sekering pertama rusak.
B : kejadian bahwa sekering kedua rusak.
: A terjadi dan B terjadi setelah A terjadi
Kaidah Penggandaan
Peluang mendapatkan sekering rusak pada
pengambilan pertama adalah ¼ dan peluang
mendapatkan sekering rusak pengambilan
kedua adalah 4/19. Jadi :
Kaidah Penggandaan
 Bila dua kejadian A dan B bebas, maka
Contoh:
A dan B menyatakan bahwa mobil pemadam
kebakaran dan ambulans siap digunakan, maka:
P(A) = 0.98
P(B) = 0.92
A dan B saling bebas.
Kaidah Bayes
 Jika kejadian-kejadian B1, B2, …, Bk merupakan
sekatan dari ruang contoh S dengan P(Bi) != 0,
untuk i = 1, 2, …, k; maka untuk sembarang
kejadian A yang bersifat P(A) != 0.
untuk r = 1, 2, …, k
)|()()2|()2()1|()1(
)|()(
)|(
BkAPBkPBAPBPBAPBP
BrAPBrP
ABrP

Kaidah Bayes
Contoh
 Tiga anggota organisasi A telah dicalonkan sebagai ketua.
Peluang Pak Andi terpililih adalah 0.4. Peluang Pak Budi
terpilih adalah 0.1. Peluang Pak Dedi terpilih adalah 0.5.
Seandainya Pak Andi terpilih kenaikan iuran anggota 0.5, Pak
Budi dan Pak Dedi masing-masing 0.3 dan 0.4 Berapa
peluang Pak Andi terpilih setelah terjadinya kenaikan iuran
anggota.
Jawab:
A : iuran anggota dinaikkan
B1 : Pak Andi terpilih
B2 : Pak Budi terpilih
B3 : Pak Dedi terpilih
Kaidah Bayes
 P(B1) P(A|B1) = (0.4)(0.5) = 0.20
 P(B2) P(A|B2) = (0.1)(0.3) = 0.30
 P(B3) P(A|B3) = (0.5)(0.4) = 0.20
285.0
20.030.020.0
20.0
)|1( ABP

More Related Content

What's hot

Integral Lipat Tiga dalam koordinat Tabung dan Bola
Integral Lipat Tiga dalam koordinat Tabung dan BolaIntegral Lipat Tiga dalam koordinat Tabung dan Bola
Integral Lipat Tiga dalam koordinat Tabung dan BolaRinzani Cyzaria Putri
 
Polinomial SMA Global Prestasi
Polinomial SMA Global Prestasi Polinomial SMA Global Prestasi
Polinomial SMA Global Prestasi alicyakareline
 
Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Nur Sandy
 
Analisis Korelasi Kanonik (1)
Analisis Korelasi Kanonik (1)Analisis Korelasi Kanonik (1)
Analisis Korelasi Kanonik (1)Rani Nooraeni
 
Uji t-independen (1)
Uji t-independen (1)Uji t-independen (1)
Uji t-independen (1)Asmi Atika
 
STANDARD SCORE, SKEWNESS & KURTOSIS
STANDARD SCORE, SKEWNESS & KURTOSISSTANDARD SCORE, SKEWNESS & KURTOSIS
STANDARD SCORE, SKEWNESS & KURTOSISErmawati Syahrudi
 
Materi peluang kelas viii
Materi peluang kelas viiiMateri peluang kelas viii
Materi peluang kelas viiiSuci Putri M
 
Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)jayamartha
 
Analisis Faktor (2.1)
Analisis Faktor (2.1)Analisis Faktor (2.1)
Analisis Faktor (2.1)Rani Nooraeni
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiRosmaiyadi Snt
 
Bab 7. kombinasi,permutasi dan peluang
Bab 7. kombinasi,permutasi dan peluangBab 7. kombinasi,permutasi dan peluang
Bab 7. kombinasi,permutasi dan peluangfatria anggita
 
Distr. binom & multinom
Distr. binom & multinomDistr. binom & multinom
Distr. binom & multinomDaedaeha S
 
Distribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tDistribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tratuilma
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianHeni Widayani
 
Transformasi Peubah Acak Teknik CDF
Transformasi Peubah Acak Teknik CDFTransformasi Peubah Acak Teknik CDF
Transformasi Peubah Acak Teknik CDFTiara Lavista
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
Makalah Perbedaan individu dalam  belajarMakalah Perbedaan individu dalam  belajar
Makalah Perbedaan individu dalam belajarMuhammad Hamdani
 
Metode maximum likelihood
Metode maximum likelihoodMetode maximum likelihood
Metode maximum likelihoodririn12
 

What's hot (20)

Integral Lipat Tiga dalam koordinat Tabung dan Bola
Integral Lipat Tiga dalam koordinat Tabung dan BolaIntegral Lipat Tiga dalam koordinat Tabung dan Bola
Integral Lipat Tiga dalam koordinat Tabung dan Bola
 
Polinomial SMA Global Prestasi
Polinomial SMA Global Prestasi Polinomial SMA Global Prestasi
Polinomial SMA Global Prestasi
 
Makalah Uji T
Makalah Uji TMakalah Uji T
Makalah Uji T
 
Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )
 
Analisis Korelasi Kanonik (1)
Analisis Korelasi Kanonik (1)Analisis Korelasi Kanonik (1)
Analisis Korelasi Kanonik (1)
 
Uji t-independen (1)
Uji t-independen (1)Uji t-independen (1)
Uji t-independen (1)
 
STANDARD SCORE, SKEWNESS & KURTOSIS
STANDARD SCORE, SKEWNESS & KURTOSISSTANDARD SCORE, SKEWNESS & KURTOSIS
STANDARD SCORE, SKEWNESS & KURTOSIS
 
Materi peluang kelas viii
Materi peluang kelas viiiMateri peluang kelas viii
Materi peluang kelas viii
 
Statistik inferensial
Statistik inferensialStatistik inferensial
Statistik inferensial
 
Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)
 
Analisis Faktor (2.1)
Analisis Faktor (2.1)Analisis Faktor (2.1)
Analisis Faktor (2.1)
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
 
Bab 7. kombinasi,permutasi dan peluang
Bab 7. kombinasi,permutasi dan peluangBab 7. kombinasi,permutasi dan peluang
Bab 7. kombinasi,permutasi dan peluang
 
Distr. binom & multinom
Distr. binom & multinomDistr. binom & multinom
Distr. binom & multinom
 
Distribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tDistribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,t
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi Pembuktian
 
Transformasi Peubah Acak Teknik CDF
Transformasi Peubah Acak Teknik CDFTransformasi Peubah Acak Teknik CDF
Transformasi Peubah Acak Teknik CDF
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
Makalah Perbedaan individu dalam  belajarMakalah Perbedaan individu dalam  belajar
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
 
Metode maximum likelihood
Metode maximum likelihoodMetode maximum likelihood
Metode maximum likelihood
 
Konsep dasar-peluang2 2
Konsep dasar-peluang2 2Konsep dasar-peluang2 2
Konsep dasar-peluang2 2
 

Viewers also liked

peluang bebas dan bersyarat
peluang bebas dan bersyaratpeluang bebas dan bersyarat
peluang bebas dan bersyaratevyaryani
 
Ppt ekonomi moneter
Ppt ekonomi moneterPpt ekonomi moneter
Ppt ekonomi moneterrifkyfirman
 
Statistika Konsep Peluang
Statistika Konsep PeluangStatistika Konsep Peluang
Statistika Konsep PeluangEko Mardianto
 
Bmf 9 belajar alkitab & homiletika
Bmf 9 belajar alkitab & homiletikaBmf 9 belajar alkitab & homiletika
Bmf 9 belajar alkitab & homiletikaPT Wings Surya
 
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan KontinuModul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan KontinuFitria Eviana
 
Katalog BPK Gunung Mulia 2016
Katalog BPK Gunung Mulia 2016Katalog BPK Gunung Mulia 2016
Katalog BPK Gunung Mulia 2016bpkgunungmulia
 
Tugas presentasi "Ilmu Alamiah Dasar"
Tugas presentasi "Ilmu Alamiah Dasar"Tugas presentasi "Ilmu Alamiah Dasar"
Tugas presentasi "Ilmu Alamiah Dasar"iwanto
 
Materi Ilmu Alamiah Dasar
Materi Ilmu Alamiah DasarMateri Ilmu Alamiah Dasar
Materi Ilmu Alamiah DasarNela II
 
4. ukuran penyimpangan
4. ukuran penyimpangan4. ukuran penyimpangan
4. ukuran penyimpanganNanda Reda
 
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)Yusrina Fitriani Ns
 
Penyajian data statistik ppt
Penyajian data statistik pptPenyajian data statistik ppt
Penyajian data statistik pptRahmi Farza
 
power point statistik by faisal
power point statistik by faisalpower point statistik by faisal
power point statistik by faisalmuhammadikhsaniks
 
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...Rifatin Aprilia
 

Viewers also liked (20)

Peluang
PeluangPeluang
Peluang
 
peluang bebas dan bersyarat
peluang bebas dan bersyaratpeluang bebas dan bersyarat
peluang bebas dan bersyarat
 
Bab 04 statistika
Bab 04   statistikaBab 04   statistika
Bab 04 statistika
 
Ppt ekonomi moneter
Ppt ekonomi moneterPpt ekonomi moneter
Ppt ekonomi moneter
 
Statistika Konsep Peluang
Statistika Konsep PeluangStatistika Konsep Peluang
Statistika Konsep Peluang
 
Bab 12 peluang 32 38
Bab 12 peluang 32 38Bab 12 peluang 32 38
Bab 12 peluang 32 38
 
Bmf 49 kesabaran
Bmf 49 kesabaranBmf 49 kesabaran
Bmf 49 kesabaran
 
Bmf 9 belajar alkitab & homiletika
Bmf 9 belajar alkitab & homiletikaBmf 9 belajar alkitab & homiletika
Bmf 9 belajar alkitab & homiletika
 
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan KontinuModul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
 
Katalog BPK Gunung Mulia 2016
Katalog BPK Gunung Mulia 2016Katalog BPK Gunung Mulia 2016
Katalog BPK Gunung Mulia 2016
 
Tugas presentasi "Ilmu Alamiah Dasar"
Tugas presentasi "Ilmu Alamiah Dasar"Tugas presentasi "Ilmu Alamiah Dasar"
Tugas presentasi "Ilmu Alamiah Dasar"
 
Materi Ilmu Alamiah Dasar
Materi Ilmu Alamiah DasarMateri Ilmu Alamiah Dasar
Materi Ilmu Alamiah Dasar
 
4. ukuran penyimpangan
4. ukuran penyimpangan4. ukuran penyimpangan
4. ukuran penyimpangan
 
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
 
Penyajian data statistik ppt
Penyajian data statistik pptPenyajian data statistik ppt
Penyajian data statistik ppt
 
PowerPoint Statistika
PowerPoint StatistikaPowerPoint Statistika
PowerPoint Statistika
 
power point statistik by faisal
power point statistik by faisalpower point statistik by faisal
power point statistik by faisal
 
Ppt agama islam
Ppt agama islamPpt agama islam
Ppt agama islam
 
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...
 
Materi kuliah pai
Materi kuliah paiMateri kuliah pai
Materi kuliah pai
 

Similar to STANDAR DEVIASI

Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaMakalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaAmnil Wardiah
 
Probabilitas Diskrit1.pptx
Probabilitas Diskrit1.pptxProbabilitas Diskrit1.pptx
Probabilitas Diskrit1.pptxImanSolahudin
 
Konsep Dasar Peluang dan Kejadian.ppt
Konsep Dasar Peluang dan Kejadian.pptKonsep Dasar Peluang dan Kejadian.ppt
Konsep Dasar Peluang dan Kejadian.pptzul fikar
 
Konsep Dasar Peluang dan kejadian suatu pengantar matematika
Konsep Dasar Peluang dan kejadian suatu pengantar matematikaKonsep Dasar Peluang dan kejadian suatu pengantar matematika
Konsep Dasar Peluang dan kejadian suatu pengantar matematikarifki ristiawan
 
Konsep Dasar Peluang dan Kejadian.ppt
Konsep Dasar Peluang dan Kejadian.pptKonsep Dasar Peluang dan Kejadian.ppt
Konsep Dasar Peluang dan Kejadian.pptZamzam660728
 
Distribusi peluang diskrit(8)
Distribusi peluang diskrit(8)Distribusi peluang diskrit(8)
Distribusi peluang diskrit(8)rizka_safa
 
Ppt singkat peluang
Ppt singkat peluangPpt singkat peluang
Ppt singkat peluangLianaAndini
 
Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaMarlyd Talakua
 
PERTEMUAN 1 &2 (PELUANG).ppt
PERTEMUAN 1 &2  (PELUANG).pptPERTEMUAN 1 &2  (PELUANG).ppt
PERTEMUAN 1 &2 (PELUANG).pptAmbarPristiarini
 
Statistika & peluang
Statistika & peluangStatistika & peluang
Statistika & peluangputrapakulonan
 
Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1zenardjov
 
Kombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluangKombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluangprofkhafifa
 

Similar to STANDAR DEVIASI (20)

PELUANG
PELUANGPELUANG
PELUANG
 
Matematika-Mutasi dan kombinasi
Matematika-Mutasi dan kombinasiMatematika-Mutasi dan kombinasi
Matematika-Mutasi dan kombinasi
 
6. Konsep Dasar Peluang.pdf
6. Konsep Dasar Peluang.pdf6. Konsep Dasar Peluang.pdf
6. Konsep Dasar Peluang.pdf
 
peluang.ppt
peluang.pptpeluang.ppt
peluang.ppt
 
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaMakalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
 
P5 Statistika.pptx
P5 Statistika.pptxP5 Statistika.pptx
P5 Statistika.pptx
 
peluang matematika
 peluang matematika peluang matematika
peluang matematika
 
Statistika Probabilitas
Statistika ProbabilitasStatistika Probabilitas
Statistika Probabilitas
 
Probabilitas Diskrit1.pptx
Probabilitas Diskrit1.pptxProbabilitas Diskrit1.pptx
Probabilitas Diskrit1.pptx
 
Konsep Dasar Peluang dan Kejadian.ppt
Konsep Dasar Peluang dan Kejadian.pptKonsep Dasar Peluang dan Kejadian.ppt
Konsep Dasar Peluang dan Kejadian.ppt
 
Konsep Dasar Peluang dan kejadian suatu pengantar matematika
Konsep Dasar Peluang dan kejadian suatu pengantar matematikaKonsep Dasar Peluang dan kejadian suatu pengantar matematika
Konsep Dasar Peluang dan kejadian suatu pengantar matematika
 
Konsep Dasar Peluang dan Kejadian.ppt
Konsep Dasar Peluang dan Kejadian.pptKonsep Dasar Peluang dan Kejadian.ppt
Konsep Dasar Peluang dan Kejadian.ppt
 
Distribusi peluang diskrit(8)
Distribusi peluang diskrit(8)Distribusi peluang diskrit(8)
Distribusi peluang diskrit(8)
 
Peluang
PeluangPeluang
Peluang
 
Ppt singkat peluang
Ppt singkat peluangPpt singkat peluang
Ppt singkat peluang
 
Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydya
 
PERTEMUAN 1 &2 (PELUANG).ppt
PERTEMUAN 1 &2  (PELUANG).pptPERTEMUAN 1 &2  (PELUANG).ppt
PERTEMUAN 1 &2 (PELUANG).ppt
 
Statistika & peluang
Statistika & peluangStatistika & peluang
Statistika & peluang
 
Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1
 
Kombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluangKombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluang
 

Recently uploaded

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 

Recently uploaded (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 

STANDAR DEVIASI

  • 2. Simpangan Baku  Istilah simpangan baku pertama kali diperkenakan oleh Karl Pearson pada tahun 1894, dalam bukunya On the dissection of asymmetrical frequency curves.  Dalam statistika dan probabilitas, simpangan baku atau deviasi standar adalah ukuran sebaran statistik yang paling lazim. Singkatnya, ia mengukur bagaimana nilai-nilai data tersebar. Bisa juga didefinisikan sebagai, rata-rata jarak penyimpangan titik-titik data diukur dari nilai rata- rata data tersebut.
  • 3. Varian  Nilai varian diperoleh dari pembagian hasil penjumlahan kuadrat (sum of squares) dengan ukuran data (n).  Namun dalam penerapannya, nilai varian tersebut bias untuk menduga varian populasi. Dengan rumus tersebut, nilai varian populasi lebih besar dari varian sampel.  Oleh karena itu, agar tidak bias dalam menduga varian populasi, maka n sebagai sum of squares diganti dengan n-1 agar nilainya menjadi lebih besar dan mendekati varian populasi.
  • 4. Simpangan Baku  Simpangan baku didefinisikan sebagai akar kuadrat varians.  Jadi jika salah satu nilai dari kedua ukuran tersebut diketahui maka akan diketahui juga nilai ukuran yang lain.  Simpangan baku merupakan bilangan tak-negatif, dan memiliki satuan yang sama dengan data. Misalnya jika suatu data diukur dalam satuan meter, maka simpangan baku juga diukur dalam meter. 2 ss
  • 5. Simpangan Baku  Simpangan baku untuk populasi disimbolkan dengan σ (sigma) dan didefinisikan dengan rumus:  Simpangan baku untuk sampel disimbolkan dengan s dan didefinisikan dengan rumus: dimana x adalah nilai data dari sampel dan x adalah rata-rata dari sampel.
  • 6. Perhitungan  Untuk mempermudah penghitungan, rumus varian dan standar deviasi (simpangan baku) tersebut bisa diturunkan :  Rumus varian :  Rumus Simpangan Baku (Standar Deviasi) : Keterangan: s2 = varian s = simpangan baku xi = nilai x ke-I x = rata-rata n = ukuran sampel
  • 7. Contoh Perhitungan  Misalkan dalam suatu kelas, tinggi badan beberapa siswa yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut.  172, 167, 180,170, 169, 160, 175, 165, 173, 170  Dari data tersebut dapat dihitung varian dengan menggunakan rumus varian di atas.  Dari penghitungan, diperoleh nilai varian sama dengan 30,22. Dari nilai tersebut bisa langsung diperoleh nilai standar deviasi (simpangan baku) dengan cara mengakarkuadratkan nilai varian.
  • 9. Faktorial (!)  Faktorial bilangan asli n adalah perkalian semua bilangan asli yang kurang atau sama dengan n. Faktorial dilambangkan dengan tanda !. Jadi jika n!, maka dibaca "n faktorial". n! = 1 x 2 x … x (n-2) x( n-1) x n 0! = 1 1! = 1 2! = 1 × 2 = 2 3! = 1 × 2 × 3 = 6 4! = 1 × 2 × 3 × 4 = 24 5! = 1 × 2 × 3 × 4 × 5 = 120  Faktorial biasa digunakan untuk menghitung banyaknya susunan yang dapat dibentuk dari sekumpulan benda tanpa memperhatikan urutannya.
  • 10. Faktorial (!) Contoh: Empat buah lukisan A, B, C dan D akan dipajang berurutan pada sebuah dinding pameran. Berapakah jumlah susunan yang dapat dibentuk dari keempat lukisan tersebut? Jawab: Karena jumlah lukisan yang akan dibentuk susunannya adalah 4 maka jumlah susunan yang bisa dibentuk adalah 4! 4! = 1 × 2 × 3 × 4 = 24 Jadi jumlah susunan yang dapat dibentuk adalah 24 susunan. Ke-24 susunan tersebut adalah sebagai berikut. ABCD, ABDC, ACBD, ACDB, ADBC, ADCB, BACD, BADC, BCAD, BCDA, BDAC, BDCA, CABD, CADB,
  • 11. Permutasi  Permutasi adalah susunan yang dapat dibentuk dari suatu kumpulan benda yang diambil sebagian atau seluruhnya.  Permutasi menggabungkan beberapa objek dari suatu grup dengan memperhatikan urutan. Dalam permutasi, urutan diperhatikan. {1,2,3} tidak sama dengan {2,3,1} dan {3,1,2}  Lambang permutasi adalah P. n permutasi r, berarti  Contoh: Ada sebuah kotak berisi 3 bola masing-masing berwarna merah, hijau dan biru. Jika seorang anak ditugaskan untuk mengambil 2 bola secara acak dan urutan pengambilan diperhatikan, ada berapa permutasi yang terjadi?
  • 12. Kombinasi  Kombinasi adalah menggabungkan beberapa objek dari suatu kumpulan tanpa memperhatikan urutannya. Oleh karena itu, kombinasi berbeda dengan permutasi, dimana letak perbedaannya adalah susunan yang tidak diurutkan. Pada kombinasi, susunan XY sama saja dengan YX.  Lambang kombinasi adalah C. n kombinasi r, berarti .  Rumus penghitungan kombinasi adalah sebagai berikut.
  • 13. Kombinasi  Contoh Penghitungan  Misalkan dalam suatu tim terdapat 4 orang alhli statistik yang sedang melakukan proyek survey. Dalam proyek survey tersebut dibutuhkan 2 orang ahli statistik yang untuk sementara ditugaskan membantu bagian entry data. Dua orang tersebut diambil dari 4 orang ahli statistik tadi.  Banyaknya cara memilih 2 orang dari 4 orang (A,B,C,D) tersebut dihitung menggunakan rumus kombinasi, dimana nilai r = 2 dan nilai n = 4.  Jadi, ada 6 kombinasi yaitu : A-B, A-C, A-D, B-C, B-D, dan C-D  Salah satu aplikasi kombinasi dan permutasi adalah
  • 15. Pendahuluan  Prediksi kejadian sangat diperlukan dan diminati dalam berbagai bidang kehidupan. Seperti peramalan cuaca, penelitian ilmiah, permainan, bisnis, dll.  Ruang contoh : Himpunan semua kemungkinan hasil suatu percobaan, dan dilambangkan dengan huruf S. S = {1,2,3,4,5,6} adalah kejadian angka pada sebuah dadu.  Kejadian : suatu himpunan bagian dari ruang contoh. S = {merah, jingga, kuning} A = {merah} adalah kejadian sederhana B = {jingga U kuning} = {jingga, kuning} adalah kejadian majemuk
  • 16. Konsep Probabilitas  Pandangan Klasik /intuitif  Pandangan Empiris / Probabilitas Relatif  Pandangan Subyektif
  • 17. Probabilitas Klasik/Intuitif  Didalam pandangan klasik ini probabilitas/peluang adalah harga angka yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan bahwa suatu peristiwa terjadi, diantara keseluruhan peristiwa yang mungkin terjadi  Contoh : Sebuah mata uang logam mempunyai sisi dua (gambar dan angka), kalau mata uang tersebut dilambungkan satu kali maka peluang untuk keluar sisi gambar adalah 1/2.
  • 18. Probabilitas Empiris / Relatif  Dalam pandangan ini probabilitas berdasarkan observasi, pengalaman atau kejadian(peristiwa) yang telah terjadi.  Contoh:  Dari 10.000 hasil suatu produksi 100 rusak P(rusak) = 1% = 0,01  Upah (Rp 1000) Jumlah % 200 - 499 90 30 500 - 749 165 55 750 - 999 45 15
  • 19. Probabilitas Subyektif  Didalam pandangan subyektif probabilitas ditentukan oleh yang membuat pernyataan  Seorang direktur rumah sakit menyatakan keyakinannya ( 90%) bahwa rumah sakit yang dipimpinnya akan dapat mulai swadana ( break event point) lima tahun kedepan.  Kebenaran dari probabilitas subyektif ini sangat tergantung kepada orang yang menentukannya
  • 20. Pengertian  Probabilitas adalah harga perbandingan jumlah kejadian (A) yang mungkin dapat terjadi terhadap (N) jumlah keseluruhan kejadian yang mungkin terjadi dalam sebuah peristiwa.  P(A) = Peluang  n(A) = Peluang kejadian A  n(N) = Peluang seluruh kejadian
  • 21. Contoh  Berapakah peluang munculnya angka ganjil pada pelemparan sebuah dadu? Answer: Peluang munculnya angka ganjil pada tiap lemparan adalah 1,3, dan 5. Maka :
  • 22. Keterkaitan Antar Kejadian  Hubungan atau Peluang akan semakin besar Contoh: Peluang munculnya angka 3 atau 4 pada pelemparan sebuah dadu adalah :  Hubungan dan Peluang akan semakin kecil Peluang munculnya angka 3 dan 4 pada pelemparan sebuah dadu adalah :
  • 23. Kaidah Penjumlahan  Bila A dan B adalah dua kejadian sembarang, maka : Contoh: Peluang seorang mahasiswa lulus statistika adalah 2/3 dan peluang lulus matematika adalah 4/9. Peluang sekurang- kurangnya lulus salah satu pelajaran tersebut adalah 4/5. Berapa peluang lulus kedua pelajaran tersebut?
  • 24. Kaidah Penjumlahan  Bila A dan B adalah dua kejadian terpisah, maka : example : Dari pelemparan 2 buah dadu, A adalah kejadian munculnya jumlah 7 dan B adalah kejadian munculnya angka 11. Kejadian A dan B adalah saling terpisah karena tidak mungkin terjadi bersamaan. Berapa peluang jumlah 7 atau jumlah 11? p(A) = 1/6 p(B)=1/18
  • 25. Kaidah Penjumlahan  Bila A dan A’ adalah dua kejadian yang satu merupakan komplemen lainnya, maka :  Example: Peluang tidak munculnya angka 3 pada pelemparan sebuah dadu adalah:
  • 26. Peluang Bersyarat  Adalah peluang dengan suatu syarat kejadian lain. Contoh : Peluang terjadinya kejadian B bila diketahui suatu kejadian A telah terjadi. Dilambangkan : P(B|A) Didefinisikan : Contoh : Populasi sarjana berdasarkan jenis kelamin dan status pekerjaan.Bekerja Menanggur Laki-Laki 300 50 Perempuan 200 30
  • 27. Peluang Bersyarat  Kejadian-kejadian A = yang terpilih laki-laki B = yang telah bekerja Jawaban :
  • 28. Peluang Bersyarat  Peluang bersyarat untuk kejadian bebas, kejadian satu tidak berhubungan dengan kejadian lain. P(B|A) = P(B) atau P(A|B) = P(A)  Contoh : Percobaan pengambilan kartu berturut dengan pengembalian. A : Kartu pertama Ace B : Kartu kedua sekop Karena kartu pertama kemudian dikembalikan, ruang contoh untuk pengembalian pertama dan kedua tetap sama yaitu 52 kartu yang mempunyai 4 ace dan 13 sekop.
  • 29. Peluang Bersyarat  Jawab : atau Jadi A dan B adalah kejadian yang saling bebas.
  • 30. Kaidah Penggandaan  Bila dalam suatu percobaan kejadian A dan B keduanya dapat terjadi sekaligus, maka  Contoh : A : kejadian bahwa sekering pertama rusak. B : kejadian bahwa sekering kedua rusak. : A terjadi dan B terjadi setelah A terjadi
  • 31. Kaidah Penggandaan Peluang mendapatkan sekering rusak pada pengambilan pertama adalah ¼ dan peluang mendapatkan sekering rusak pengambilan kedua adalah 4/19. Jadi :
  • 32. Kaidah Penggandaan  Bila dua kejadian A dan B bebas, maka Contoh: A dan B menyatakan bahwa mobil pemadam kebakaran dan ambulans siap digunakan, maka: P(A) = 0.98 P(B) = 0.92 A dan B saling bebas.
  • 33. Kaidah Bayes  Jika kejadian-kejadian B1, B2, …, Bk merupakan sekatan dari ruang contoh S dengan P(Bi) != 0, untuk i = 1, 2, …, k; maka untuk sembarang kejadian A yang bersifat P(A) != 0. untuk r = 1, 2, …, k )|()()2|()2()1|()1( )|()( )|( BkAPBkPBAPBPBAPBP BrAPBrP ABrP 
  • 34. Kaidah Bayes Contoh  Tiga anggota organisasi A telah dicalonkan sebagai ketua. Peluang Pak Andi terpililih adalah 0.4. Peluang Pak Budi terpilih adalah 0.1. Peluang Pak Dedi terpilih adalah 0.5. Seandainya Pak Andi terpilih kenaikan iuran anggota 0.5, Pak Budi dan Pak Dedi masing-masing 0.3 dan 0.4 Berapa peluang Pak Andi terpilih setelah terjadinya kenaikan iuran anggota. Jawab: A : iuran anggota dinaikkan B1 : Pak Andi terpilih B2 : Pak Budi terpilih B3 : Pak Dedi terpilih
  • 35. Kaidah Bayes  P(B1) P(A|B1) = (0.4)(0.5) = 0.20  P(B2) P(A|B2) = (0.1)(0.3) = 0.30  P(B3) P(A|B3) = (0.5)(0.4) = 0.20 285.0 20.030.020.0 20.0 )|1( ABP