SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013

Umum
a.

Pengertian Kapasitas Dukung Pondasi
Analisis kapasitas dukung tanah mempelajari kemampuan tanah dalam

mendukung beban dari struktur-struktur yang terletak diatasnya. Kapasitas
dukung menyatakan tahanan geser tanah untuk melawan penurunan akibat
pembebanan yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh tanah di sepanjang
bidang-bidang gesernya. Untuk memenuhi stabilitas jangka panjang perhatian
harus diberikan pada perletakan dasar pondasi. Pondasi harus diletakkan pada
kedalaman yang cukup untuk

menanggulangi

erosi

permukaan,

gerusan,

kembang susut tanah dan gangguan tanah di sekitar pondasi. Analisis-analisis
kapasitas dukung dilakukan dengan cara pendekatan untuk memudahkan
hitungan. Persamaan-persamaan yang dibuat dikaitkan dengan jenis tanah, sifat
tanah dan bentuk bidang geser yang terjadi saat keruntuhan.
b.

Keruntuhan Tanah
Keruntuhan tanah dapat dipengaruhi banyak faktor. Untuk mempelajarinya

harus memperhatikan atau mengamati jalannya keruntuhan tersebut. Keruntuhan
dibagi 3, yaitu:
1.

Keruntuhan geser umum

2.

Keruntuhan geser lokal

3.

Keruntuhan penetresi

c.

Data Analisis Daya Dukung

Untuk menghitung daya dukung dapat dilakukan dengan analisisis berdasarkan :
Data Uji Laboratorium:
Teori Terzaghi
Teori Meyerhof
Teori Brinch Hansen
Teori Vesic
Data Uji Lapangan :
Plate Bearing Test
Cone Penetration Test/CPT (Sondir)
Standard Penetration Test/SPT
1
Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013

Mengenal Tokoh : Terzaghi
Karl von Terzaghi (2 Oktober
1883 - 25 Oktober 1963) adalah seorang
insinyur sipil Austria dan geolog, beliau
juga disebut bapak mekanika tanah.Beliau
memulai mekanika tanah modern dengan
teori-teorinya konsolidasi, tekanan lateral
tanah,

daya

dukung,

dan

stabilitas.

Terzaghi, K., 1925, Erdbaumechanik,
Franz Deuticke, Wina.Ini adalah dimana
beliau mempresentasikan kepada dunia
ilmu baru yaitu Mekanika Tanah. Beliau mengembangkannya terutama saat
bekerja di ITU dan Bogazici University (kemudian dikenal sebagai Robert
College) di Istambul (kemudian dikenal oleh beberapa orang sebagai
Konstantinopel). “Kami memiliki gambaran di kampus itu, Tempat kelahiran
Mekanika Tanah".
Terzaghi, K., 1934, "Large Retaining Wall Tests," Engineering News
Record Feb.1, March 8, April 19. Disinilah beliau menyajikan sisi eksperimental.
Beliau menciptakan alat yang sangat cerdik untuk pengukuran kekuatan dan
pemindahan. Beliau tampaknya merancang, membangun, dan melakukan semua
tes itu sendiri.
Terzaghi, K., 1943, Theoretical Soil Mechanics, John Wiley and Sons,
New York.Dalam karya monumental tersebut, beliau meletakkan itu semua, mulai
dari teori konsolidasi, perhitungan penyelesaian, teori daya dukung, tekanan
lateral tanah dan dinding penahan, kekuatan geser dan stabilitas lereng. Dalam
semua kasus, beliau menjelaskan bahwa beliau melakukan semua itu untuk dapat
memecahkan masalah dunia nyata. Beliau selalu memberikan desain/ analisis
grafik untuk memudahkan insinyur untuk menerapkan teori-teori yang
dikembangkan atau ditata ulang dan disempurnakan untuk penggunaan praktis.

2
Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013

Analisis Terzaghi
a.

Anggapan Kapasitas Dukung Tanah
Terzaghi (1943) melakukan analisis kapasitas dukung tanah dengan

beberapa anggapan antara lain:
1.

Pondasi berbentuk memanjang tak berhingga.

2.

Tanah di bawah dasar pondasi adalah homogen.

3.

Tahanan geser tanah di atas dasar pondasi diabaikan.

4.

Dasar pondasi kasar.

5.

Bidang keruntuhan terdiri dari lengkung spiral logaritmis dan linier.

6.

Baji tanah yang terbentuk di dasar pondasi dalam kedudukan elastis dan
bergerak bersama-sama dengan dasar pondasi.

7.

Pertemuan antara sisi baji tanah dan dasar pondasi membentuk sudut geser
dalam tanah ø.

8.

Berlaku prinsip superposisi atau prinsip penggabungan.

9.

Berat tanah di atas dasar pondasi digantikan dengan beban terbagi rata
sebesar po = Df.γ dengan Df adalah kedalaman dasar pondasi dan γ adalah
berat volume tanah di atas dasar pondasi.

b.

Daya Dukung Pondasi Menurut Terzaghi
Menurut Terzaghi, daya dukung ultimit didefinisikan sebagai beban

maksimum per satuan luas dimana tanah masih dapat menopang beban tanpa
mengalami keruntuhan. Pemikiran Terzaghi ini dinyatakan dengan persamaan :

Dimana :
qu =daya dukung ultimit
Pu=beban ultimit
A = luas pondasi

3
Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013

Pada analisa daya dukung Terzaghi bentuk pondasi diasumsikan sebagai
memanjang tak berhingga yang diletakkan pada tanah homogen dan dibebani
dengan beban terbagi rata qu. Beban total pondasi per satuan panjang Pu
merupakan beban terbagi rata qu yang dikalikan dengan lebar pondasi B. Karena
adanya beban total tersebut, pada tanah yang terletak tepat di bawah pondasi akan
membentuk suatu baji tanah yang menekan tanah ke bawah yang digambarkan
sebagi berikut.

Pembebanan Pondasi dan Bentuk Bidang Geser
(Sumber : Hary C. H., 2002)

Gerakan baji menyebabkan tanah di sekitarnya bergerak,

yang

menghasilkan zona geser di kiri dan kanan dengan tiap-tiap zona terdiri dari dua
bagian yaitu bagian geser radial yang berdekatan dengan baji dan bagian geser
linier yang merupakan kelanjutan dari bagian geser radial.
Terzaghi mengembangkan teori keruntuhan plastis Prandtl dalam evaluasi
daya dukung sehingga keruntuhan yang terjadi dalam analisanya dianggap
keruntukan geser umum.

4
Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013

Bentuk Keruntuhan Dalam analisa Daya Duukung
(Sumber : Hary C. H., 2002)
Baji tanah ABD pada zona 1 merupakan zona elastis. Bidang AD dan BD
membentuk sudut β terhadap normal horisontal H. Zona II merupakan zona radial
sedangkan zona III merupakan zona pasif Rankie. Lengkung DE dan DG
dianggap sebagai lengkung spiral logaritmis dan bagian EF dan GH merupakan
garis lurus. Garis-garis BE, FE, AG dan HG membentuk sudut sebesar (45o– ø/2)
terhadap normal horisontal H. Baji tanah yang terbentuk dalam tanah membentuk
sudut sebesar α = 45o + ø/2 terhadap horisontal. Berdasarkan batas yang dibuat
oleh sudut tersebut, dapat diketahui kedalaman maksimum pengaruh baji tanah.
Dalam kondisi keruntuhan geser umum, pada permukaan baji zona I, yaitu
pada bidang AD dan BD, tekanan pasif Pp akan bekerja jika beban per satuan luas
diterapkan. Bidang AD dan BD tersebut mendorong tanah dibelakangnya, yaitu
bagian-bagian BDEF dan ADGH sampai tanahnya mengalami keruntuhan,
tekanan ke bawah akibat beban pondasi Pu ditambah berat baji tanah pada zona I
ditahn oleh tekanan tanah pasif Pp pada bagian AD dan BD. Tekanan tanah pasif
membentuk sudut gesek dinding (wall friction) δ dengan garis normal yang
melintas di bidang AD dan BD. Karena gesekan yang terjadi adalah antara tanah
dengan tanah, maka δ = ø (ø adalah sudut geser dalam tanah). Untuk per meter
panjang pondasi pada saat terjadinya keseimbangan batas, maka :

5
Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013

Dengan :
Pp

= tekanan pasif total yang bekerja pada bagian AD dan BD

W

= berat baji tanah ABD per satuan panjang = ¼ B2 γ tan β

c

= kohesi tanah

β

= sudut antara bidang BD dan BA
Terzaghi mmengasumsikan bahwa β = ø sehingga nilai cos (β - ø) = 1.

Karena bidang-bidang AD dan BD membentuk sudut ø dengan horisontal maka
arah Pp vertikal. Berdasarkan keterangan di atas, tekanan tanah ultimit berubah
menjadi :

Tekanan tanah pasif total (Pp) adalah jumlah tekanan pasif akibat kohesi
tanah, berat tanah dan beban terbagi rata, yaitu :

Dimana :
Ppc

= tahanan tanah pasif dari komponen kohesi c

Ppq

= tahanan tanah pasif akibat beban terbagi rata di atas dasar pondasi

Ppγ

= tahanan tanah pasif akibat berat tanah

Tekanan tanah pasif yang bekerja tegak lurus arah normal Pp
terhadap bidang BD adalah :

dengan :
H

= ½ B tan ø

α

= sudut antara bidang DB dan BF = 180o– ø

Kpc

= koefisien tekanan tanah pasif akibat kohesi tanah

Kpq

= koefisien tekanan tanah pasif akibat beban terbagi rata
6

tegek lurus
Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013

Kpγ

= koefisien tekanan tanah pasif akibat berat tanah
Nilai koefisien-koefisien tekanan tanah pasif tersebut tidak tergantung

pada H dan γ. Kombinasi dari persamaan-persamaan di atas adalah sebagai
berikut :

Gesekan yang terjadi antara tanah dengan tanah pada bidang BD
mengakibatkan arah tekanan tanah pasif Pp miring sebesar δ. Karena δ = ø, maka :

Ppm adalah tekanan tanah pasif miring. Beban ultimit dari hasil substitusi
persamaan tanah pasif ke persamaan tekanan tanah ultimit adalah sebagai berikut :

Tekanan-tekanan tanah pasif akibat kohesi Ppc dan beban terbagi rata Ppq
diperoleh dengan menganggap tanah tidak mempunyai berat (γ = 0). Karena γ = 0,
maka Pu = Ppc + Ppqdinyatakan sebagai persamaan berikut :

atau

7
Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013

Dengan qc dan qq adalah tekanan tanah pasif per satuan luas dari
komponen kohesi dan beban terbagi rata p0. Nilai-nilai Nc dan Nq diperoleh
Terzaghi dari analisa Prandtl (1920) dan Reissner (1924) yang besarnya :

Apabila tanah yang diamati merupakan tanah yang tidak berkohesi (c = 0)
dan tanpa beban merata diatasnya (q = 0) maka persamaan perhitungan tekanan
tanah pasif hanya mempertimbangkan akibat dari berat tanah.

Jika Ppγ dinyatakan sebagai tahanan tanah pasif per satuan luas dari akibat
berat tanah qγ maka :

Terzaghi tidak memberikan nilai-nilai Kpγ, maka digunakan persamaan
pendekatan dari Cernica (1995) :

Daya dukung ultimit memperhitungkan kohesi tanah, beban terbagi rata
dan berat volume tanah (qu = qc + qq + qγ). Berdasarkan persamaan tersebut,
Terzaghi membuat persamaan umum daya dukung ultimit pondasi memanjang
sebagai berikut :

8
Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013

Karena po = Df.γ, persamaan di atas menjadi :

dimana :
qu

= daya dukung ultimit untuk pondasi memanjang (kN/m2)

c

= kohesi tanah (kN/m2)

Df

= kedalaman pondasi yang tertanam di dalam tanah (m)

γ

= berat volume tanah (kN/m3)

po

= Df.γ= tekanan overburden pada dasar pondasi (kN/m2)

Nc

= faktor daya dukung tanah akibat kohesi tanah

Nq

= faktor daya dukung tanah akibat beban terbai rata

Nγ

= faktor daya dukung tanah akibat berat tanah

Nilai faktor daya dukung ini merupakan fungsi dari sudut geser dalam
tanah ø dari Terzaghi (1943).
qu adalah beban total maksimum per satuan luas ketika pondasi akan
mengalami keruntuhan geser. Beban total tersebut terdiri dari beban-beban
struktur, pelat pondasi dan tanah urugan diatasnya. Analisa daya dukung tersebut
berdasarkan pada kondisi keruntuhan geser umum dari suatu bahan yang bersifat
plastis dan tidak terjadi perubahan volum dan kuat geser oleh adanya keruntuhan
tersebut.
Gerakan baji tanah ke bawah pada tanah yang mengalami regangan yang
besar sebelum mencapai keruntuhan geser mungkin hanya memampatkan tanah
tanpa menimbulkan regangan yang cukup untuk menghasilkan keruntuhan geser
umum. Menurut Terzaghi, tidak ada analisis rasional sebagai pemecahannya. Oleh
karena itu Terzaghi memberikan koreksi empiris pada perhitungan faktor daya
dukung pada kondisi keruntuhan geser umum yang digunakan untuk perhitungan
daya dukung pada keruntuhan geser lokal. Nilai cʹ = 2/3 c dan øʹ = arc tan (2/3
tan ø) digunakan sebagai koreksi tersebut sehingga persamaan umum daya
dukung ultimit pada pondasi memanjang pada keruntuhan geser lokal menjadi :

9
Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013

Persamaan daya dukung pondasi di atas hanya dapat digunakan untuk
perhitungan daya dukung ultimit pondasi memanjang. Oleh karena itu Terzaghi
memberikan pengaruh faktor bentuk terhadap daya dukung ultimit yang
didasarkan pada analisa pondasi memanjang sebagai berikut :
Untuk pondasi bujur sangkar :

Untuk pondasi lingkaran :

Untuk pondasi persegi panjang :

dimana :
qu

= daya dukung ultimit untuk pondasi memanjang (kN/m2)

c

= kohesi tanah (kN/m2)

γ

= berat volume tanah yang dipertimbangkan terhadap posisi muka air
tanah (kN/m3)

po

= Df.γ= tekanan overburden pada dasar pondasi (kN/m2)

B

= lebar atau diameter pondasi (m)

L

= panjang pondasi (m)

Nc

= faktor daya dukung tanah akibat kohesi tanah

Nq

= faktor daya dukung tanah akibat beban terbai rata

Nγ

= faktor daya dukung tanah akibat berat tanah

Nc, Nq, Nγ adalah faktor daya dukung tanah (bearingcapacityfactors) yang
besarnya tergantung dari sudut geser tanah. Untuk menghitung daya dukung
tanah, perlu diketahui berat volume tanah (γ), kohesi tanah (c) dan sudut geser
tanah (ø). Rumus daya dukung tanah Terzaghi tersebut berlaku pada kondisi
“general shear failure” yang terjadi pada tanah padat atau agak keras, yaitu

10
Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013

karena desakan pondasi bangunan pada tanah, maka mula-mula terjadi penurunan
kecil, tetapi bila desakan bertambah sampai mlampaui batas daya dukung tanah
ultimit, maka akan terjadi penurunan yang besar dan cepat, dan tanah di bawah
pondasi akan mendesak tanah sekitarnya ke samping dan menyebabkan tanah
tersebut terdesak naik ke atas permukaan tanah.
Pada lapisan tanah yang agak lunak atau kurang padat, karena desakan
pondasi bangunan pada tanah, maka akan tampak adanya penurunan yang besar
sebelum terjadi, keruntuhan pada keseimbangan tanah di bawah pondasi. Kondisi
ini disebut “local shear failure”.Untuk kondisi ini rumus daya dukung tanah
Terzaghi harus diberi reduksi.
c′ = 2/3 c
tan ø′ = 2/3 tan ø
c′ = kohesi tanah pada “local shear failure”
ø′ = sudut geser tanah pada “local shear failure”
Sedangkan faktor daya dukung tanah dipakai Nc′, Nq′, Nγ′. Untuk tanah nonkohesif, dapat digunakan pedoman :
1.

“local shear failure” terjadi jika ø ≤ 28o

2.

“general shear failure” terjadi jika ø > 38o

11
Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013

Persamaan daya dukung Terzaghi mengabaikan kuat geser tanah di atas
pondasi dan hanya cocok untuk pondasi dangkal dengan Df ≤ B. Oleh karena itu,
kesalahan perhitungan untuk pondasi yang dalam menjadi besar.
Untuk pondasi dalam yang berbentuk sumuran dengan Df>5B,Terzaghi
menyarankan persamaan daya dukung dengan nilai faktor-faktor daya dukung
yang sama, hanya faktor gesekan dinding pondasi diperhitungkan. Persamaan
daya dukungnya dinyatakan oleh:

Dengan:
Pu'

= beban ultimit total untuk pondasi dalam

Pu

= beban ultimit total untuk pondasi dangkal

Ps

= perlawanan gesekan pada dinding pondasi

qu

= 1,3c.N + po.Nq+0,3.γ.B.Nγ, (jika berbentuk lingkaran)

Ap

= luas dasar pondasi

D

= B = diameter pondasi

Fs

= faktor gesekan

12
Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013

Tabel Gesekan Dinding (fs) Terzaghi (1943)
Jenis Tanah

fs (kg/cm2)

Lanau dan lempung lunak

0,07 – 0,30

Lempung sangat kaku

0,49 – 1,95

Pasir tak padat

0,12 – 0,37

Pasir padat

0,34 – 0,68

Kerikil padat

0,49 – 0,96

Grafik Koefisien Kapasitas Daya Dukung Terzaghi

13
Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013

Atau dengan versi dari sumber lain :
Grafik Hubungan ø dan Nγ, Nc, Nq Menurut Terzaghi (1943)
(sumber : Braja M. Das, 1984)

Untuk memudahkan dalam membaca grafik di atas, beberapa sumber menyajikan
nilai-nilai koefisien tersebut dalam bentuk tabel seperti di bawah ini.

14
Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013

Tabel Koefisien Daya Dukung Terzaghi

atau

15
Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013

Contoh Soal
1.

Pada suatu rencana bangunan tak bertingkat, direncanakan menggunakan
pondasi mnerus seperti gambar. Hitunglah daya dukung tanah, bila faktor
aman (safety factor) F = 2,5.

γ = 1,60 t/m3
ø = 25o
c = 1,2 t/m2
B = 70 cm
Jawab :
Karena sudut geser tanah ø kecil, maka diperkirakan tanah kurang padat.
Digunakan rumus Terzaghi pada kondisi “local shear failure”, ø = 25o
Nc′ = 9,9 ; Nq′ = 5,6 ; dan Nγ′ = 3,2
Maka qu = 2/3 c.Nc′ + q.Nq′ + 0,5.B.Nγ′
= (2/3) (1,2) (9,9) + 1,60 (0,6) (5,6) + 0,5 (1,60) (0,7) (3,2)
= 7,92 + 5,38 + 1,79
= 15,09 t/m2
Daya dukung tanah yang diizinkan :
qa

qu
F

15,09
2,5

6,03 t/m 2

0,60 kg/cm 2

16

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungSni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
 
Grafik nomogram
Grafik nomogramGrafik nomogram
Grafik nomogram
 
Rekayasa pondasi i haridan
Rekayasa pondasi i haridanRekayasa pondasi i haridan
Rekayasa pondasi i haridan
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangPerencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Mekanika tanah bab 6
Mekanika tanah bab 6Mekanika tanah bab 6
Mekanika tanah bab 6
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iii
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum Gempa
 
Perbaikan Tanah Gambut
Perbaikan Tanah Gambut Perbaikan Tanah Gambut
Perbaikan Tanah Gambut
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
Pemadatan tanah
Pemadatan tanahPemadatan tanah
Pemadatan tanah
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
 
Buku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-iBuku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-i
 
perhitungan-atap
perhitungan-atapperhitungan-atap
perhitungan-atap
 
Laporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturLaporan prancangan struktur
Laporan prancangan struktur
 
Penurunan pondasi
Penurunan pondasiPenurunan pondasi
Penurunan pondasi
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
Spt test report
Spt test reportSpt test report
Spt test report
 

Ähnlich wie Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi

10 ppt daya-dukung-tanah
10 ppt daya-dukung-tanah10 ppt daya-dukung-tanah
10 ppt daya-dukung-tanahJaka Jaka
 
Slide _10 Slope Stability-2.pdf
Slide _10 Slope Stability-2.pdfSlide _10 Slope Stability-2.pdf
Slide _10 Slope Stability-2.pdfssuser91ceb01
 
Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan yuliadiyuliadi2
 
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salamLongsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salamtedy2629
 
Hubungan koefesien konsolidasi_arah_vertikal_dan_horisontal
Hubungan koefesien konsolidasi_arah_vertikal_dan_horisontalHubungan koefesien konsolidasi_arah_vertikal_dan_horisontal
Hubungan koefesien konsolidasi_arah_vertikal_dan_horisontalfrdb76
 
3. Daya dukung pondasi dangkal kasus khusus.pdf
3. Daya dukung pondasi dangkal kasus khusus.pdf3. Daya dukung pondasi dangkal kasus khusus.pdf
3. Daya dukung pondasi dangkal kasus khusus.pdfAchmadMaulana59
 
Teori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdfTeori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdfSetiawanHendron
 

Ähnlich wie Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi (10)

Mektan bab 10
Mektan bab 10Mektan bab 10
Mektan bab 10
 
10 ppt daya-dukung-tanah
10 ppt daya-dukung-tanah10 ppt daya-dukung-tanah
10 ppt daya-dukung-tanah
 
Despon 1
Despon 1Despon 1
Despon 1
 
Mekanika Tanah II (Teori Tekanan Tanah Lateral)
Mekanika Tanah II (Teori Tekanan Tanah Lateral)Mekanika Tanah II (Teori Tekanan Tanah Lateral)
Mekanika Tanah II (Teori Tekanan Tanah Lateral)
 
Slide _10 Slope Stability-2.pdf
Slide _10 Slope Stability-2.pdfSlide _10 Slope Stability-2.pdf
Slide _10 Slope Stability-2.pdf
 
Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan
 
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salamLongsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
 
Hubungan koefesien konsolidasi_arah_vertikal_dan_horisontal
Hubungan koefesien konsolidasi_arah_vertikal_dan_horisontalHubungan koefesien konsolidasi_arah_vertikal_dan_horisontal
Hubungan koefesien konsolidasi_arah_vertikal_dan_horisontal
 
3. Daya dukung pondasi dangkal kasus khusus.pdf
3. Daya dukung pondasi dangkal kasus khusus.pdf3. Daya dukung pondasi dangkal kasus khusus.pdf
3. Daya dukung pondasi dangkal kasus khusus.pdf
 
Teori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdfTeori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdf
 

Mehr von Ayu Fatimah Zahra

Mehr von Ayu Fatimah Zahra (20)

waduk jati luhur
waduk jati luhurwaduk jati luhur
waduk jati luhur
 
Land clearing
Land clearingLand clearing
Land clearing
 
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
 
Geometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasiGeometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasi
 
Presentasi lempeng tektonik
Presentasi lempeng tektonikPresentasi lempeng tektonik
Presentasi lempeng tektonik
 
Baja struktural
Baja strukturalBaja struktural
Baja struktural
 
Kegagalan konstruksi
Kegagalan konstruksiKegagalan konstruksi
Kegagalan konstruksi
 
Dinamika Fluida
Dinamika FluidaDinamika Fluida
Dinamika Fluida
 
Peranan Pancasila dalam Teknik Sipil
Peranan Pancasila dalam Teknik SipilPeranan Pancasila dalam Teknik Sipil
Peranan Pancasila dalam Teknik Sipil
 
Tugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik JalanTugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik Jalan
 
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah ZahraPerkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
 
Alat Berat
Alat BeratAlat Berat
Alat Berat
 
Blade Buldozer
Blade BuldozerBlade Buldozer
Blade Buldozer
 
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahrakapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
 
Sistem transportasi
Sistem transportasiSistem transportasi
Sistem transportasi
 
Ilmu ukur tanah
Ilmu ukur tanahIlmu ukur tanah
Ilmu ukur tanah
 
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokSimpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
 
Kriminalitas
KriminalitasKriminalitas
Kriminalitas
 
studi kasus transp. darat
studi kasus transp. daratstudi kasus transp. darat
studi kasus transp. darat
 
model transportasi trip production
model transportasi trip productionmodel transportasi trip production
model transportasi trip production
 

Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi

  • 1. Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013 Umum a. Pengertian Kapasitas Dukung Pondasi Analisis kapasitas dukung tanah mempelajari kemampuan tanah dalam mendukung beban dari struktur-struktur yang terletak diatasnya. Kapasitas dukung menyatakan tahanan geser tanah untuk melawan penurunan akibat pembebanan yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh tanah di sepanjang bidang-bidang gesernya. Untuk memenuhi stabilitas jangka panjang perhatian harus diberikan pada perletakan dasar pondasi. Pondasi harus diletakkan pada kedalaman yang cukup untuk menanggulangi erosi permukaan, gerusan, kembang susut tanah dan gangguan tanah di sekitar pondasi. Analisis-analisis kapasitas dukung dilakukan dengan cara pendekatan untuk memudahkan hitungan. Persamaan-persamaan yang dibuat dikaitkan dengan jenis tanah, sifat tanah dan bentuk bidang geser yang terjadi saat keruntuhan. b. Keruntuhan Tanah Keruntuhan tanah dapat dipengaruhi banyak faktor. Untuk mempelajarinya harus memperhatikan atau mengamati jalannya keruntuhan tersebut. Keruntuhan dibagi 3, yaitu: 1. Keruntuhan geser umum 2. Keruntuhan geser lokal 3. Keruntuhan penetresi c. Data Analisis Daya Dukung Untuk menghitung daya dukung dapat dilakukan dengan analisisis berdasarkan : Data Uji Laboratorium: Teori Terzaghi Teori Meyerhof Teori Brinch Hansen Teori Vesic Data Uji Lapangan : Plate Bearing Test Cone Penetration Test/CPT (Sondir) Standard Penetration Test/SPT 1
  • 2. Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013 Mengenal Tokoh : Terzaghi Karl von Terzaghi (2 Oktober 1883 - 25 Oktober 1963) adalah seorang insinyur sipil Austria dan geolog, beliau juga disebut bapak mekanika tanah.Beliau memulai mekanika tanah modern dengan teori-teorinya konsolidasi, tekanan lateral tanah, daya dukung, dan stabilitas. Terzaghi, K., 1925, Erdbaumechanik, Franz Deuticke, Wina.Ini adalah dimana beliau mempresentasikan kepada dunia ilmu baru yaitu Mekanika Tanah. Beliau mengembangkannya terutama saat bekerja di ITU dan Bogazici University (kemudian dikenal sebagai Robert College) di Istambul (kemudian dikenal oleh beberapa orang sebagai Konstantinopel). “Kami memiliki gambaran di kampus itu, Tempat kelahiran Mekanika Tanah". Terzaghi, K., 1934, "Large Retaining Wall Tests," Engineering News Record Feb.1, March 8, April 19. Disinilah beliau menyajikan sisi eksperimental. Beliau menciptakan alat yang sangat cerdik untuk pengukuran kekuatan dan pemindahan. Beliau tampaknya merancang, membangun, dan melakukan semua tes itu sendiri. Terzaghi, K., 1943, Theoretical Soil Mechanics, John Wiley and Sons, New York.Dalam karya monumental tersebut, beliau meletakkan itu semua, mulai dari teori konsolidasi, perhitungan penyelesaian, teori daya dukung, tekanan lateral tanah dan dinding penahan, kekuatan geser dan stabilitas lereng. Dalam semua kasus, beliau menjelaskan bahwa beliau melakukan semua itu untuk dapat memecahkan masalah dunia nyata. Beliau selalu memberikan desain/ analisis grafik untuk memudahkan insinyur untuk menerapkan teori-teori yang dikembangkan atau ditata ulang dan disempurnakan untuk penggunaan praktis. 2
  • 3. Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013 Analisis Terzaghi a. Anggapan Kapasitas Dukung Tanah Terzaghi (1943) melakukan analisis kapasitas dukung tanah dengan beberapa anggapan antara lain: 1. Pondasi berbentuk memanjang tak berhingga. 2. Tanah di bawah dasar pondasi adalah homogen. 3. Tahanan geser tanah di atas dasar pondasi diabaikan. 4. Dasar pondasi kasar. 5. Bidang keruntuhan terdiri dari lengkung spiral logaritmis dan linier. 6. Baji tanah yang terbentuk di dasar pondasi dalam kedudukan elastis dan bergerak bersama-sama dengan dasar pondasi. 7. Pertemuan antara sisi baji tanah dan dasar pondasi membentuk sudut geser dalam tanah ø. 8. Berlaku prinsip superposisi atau prinsip penggabungan. 9. Berat tanah di atas dasar pondasi digantikan dengan beban terbagi rata sebesar po = Df.γ dengan Df adalah kedalaman dasar pondasi dan γ adalah berat volume tanah di atas dasar pondasi. b. Daya Dukung Pondasi Menurut Terzaghi Menurut Terzaghi, daya dukung ultimit didefinisikan sebagai beban maksimum per satuan luas dimana tanah masih dapat menopang beban tanpa mengalami keruntuhan. Pemikiran Terzaghi ini dinyatakan dengan persamaan : Dimana : qu =daya dukung ultimit Pu=beban ultimit A = luas pondasi 3
  • 4. Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013 Pada analisa daya dukung Terzaghi bentuk pondasi diasumsikan sebagai memanjang tak berhingga yang diletakkan pada tanah homogen dan dibebani dengan beban terbagi rata qu. Beban total pondasi per satuan panjang Pu merupakan beban terbagi rata qu yang dikalikan dengan lebar pondasi B. Karena adanya beban total tersebut, pada tanah yang terletak tepat di bawah pondasi akan membentuk suatu baji tanah yang menekan tanah ke bawah yang digambarkan sebagi berikut. Pembebanan Pondasi dan Bentuk Bidang Geser (Sumber : Hary C. H., 2002) Gerakan baji menyebabkan tanah di sekitarnya bergerak, yang menghasilkan zona geser di kiri dan kanan dengan tiap-tiap zona terdiri dari dua bagian yaitu bagian geser radial yang berdekatan dengan baji dan bagian geser linier yang merupakan kelanjutan dari bagian geser radial. Terzaghi mengembangkan teori keruntuhan plastis Prandtl dalam evaluasi daya dukung sehingga keruntuhan yang terjadi dalam analisanya dianggap keruntukan geser umum. 4
  • 5. Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013 Bentuk Keruntuhan Dalam analisa Daya Duukung (Sumber : Hary C. H., 2002) Baji tanah ABD pada zona 1 merupakan zona elastis. Bidang AD dan BD membentuk sudut β terhadap normal horisontal H. Zona II merupakan zona radial sedangkan zona III merupakan zona pasif Rankie. Lengkung DE dan DG dianggap sebagai lengkung spiral logaritmis dan bagian EF dan GH merupakan garis lurus. Garis-garis BE, FE, AG dan HG membentuk sudut sebesar (45o– ø/2) terhadap normal horisontal H. Baji tanah yang terbentuk dalam tanah membentuk sudut sebesar α = 45o + ø/2 terhadap horisontal. Berdasarkan batas yang dibuat oleh sudut tersebut, dapat diketahui kedalaman maksimum pengaruh baji tanah. Dalam kondisi keruntuhan geser umum, pada permukaan baji zona I, yaitu pada bidang AD dan BD, tekanan pasif Pp akan bekerja jika beban per satuan luas diterapkan. Bidang AD dan BD tersebut mendorong tanah dibelakangnya, yaitu bagian-bagian BDEF dan ADGH sampai tanahnya mengalami keruntuhan, tekanan ke bawah akibat beban pondasi Pu ditambah berat baji tanah pada zona I ditahn oleh tekanan tanah pasif Pp pada bagian AD dan BD. Tekanan tanah pasif membentuk sudut gesek dinding (wall friction) δ dengan garis normal yang melintas di bidang AD dan BD. Karena gesekan yang terjadi adalah antara tanah dengan tanah, maka δ = ø (ø adalah sudut geser dalam tanah). Untuk per meter panjang pondasi pada saat terjadinya keseimbangan batas, maka : 5
  • 6. Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013 Dengan : Pp = tekanan pasif total yang bekerja pada bagian AD dan BD W = berat baji tanah ABD per satuan panjang = ¼ B2 γ tan β c = kohesi tanah β = sudut antara bidang BD dan BA Terzaghi mmengasumsikan bahwa β = ø sehingga nilai cos (β - ø) = 1. Karena bidang-bidang AD dan BD membentuk sudut ø dengan horisontal maka arah Pp vertikal. Berdasarkan keterangan di atas, tekanan tanah ultimit berubah menjadi : Tekanan tanah pasif total (Pp) adalah jumlah tekanan pasif akibat kohesi tanah, berat tanah dan beban terbagi rata, yaitu : Dimana : Ppc = tahanan tanah pasif dari komponen kohesi c Ppq = tahanan tanah pasif akibat beban terbagi rata di atas dasar pondasi Ppγ = tahanan tanah pasif akibat berat tanah Tekanan tanah pasif yang bekerja tegak lurus arah normal Pp terhadap bidang BD adalah : dengan : H = ½ B tan ø α = sudut antara bidang DB dan BF = 180o– ø Kpc = koefisien tekanan tanah pasif akibat kohesi tanah Kpq = koefisien tekanan tanah pasif akibat beban terbagi rata 6 tegek lurus
  • 7. Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013 Kpγ = koefisien tekanan tanah pasif akibat berat tanah Nilai koefisien-koefisien tekanan tanah pasif tersebut tidak tergantung pada H dan γ. Kombinasi dari persamaan-persamaan di atas adalah sebagai berikut : Gesekan yang terjadi antara tanah dengan tanah pada bidang BD mengakibatkan arah tekanan tanah pasif Pp miring sebesar δ. Karena δ = ø, maka : Ppm adalah tekanan tanah pasif miring. Beban ultimit dari hasil substitusi persamaan tanah pasif ke persamaan tekanan tanah ultimit adalah sebagai berikut : Tekanan-tekanan tanah pasif akibat kohesi Ppc dan beban terbagi rata Ppq diperoleh dengan menganggap tanah tidak mempunyai berat (γ = 0). Karena γ = 0, maka Pu = Ppc + Ppqdinyatakan sebagai persamaan berikut : atau 7
  • 8. Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013 Dengan qc dan qq adalah tekanan tanah pasif per satuan luas dari komponen kohesi dan beban terbagi rata p0. Nilai-nilai Nc dan Nq diperoleh Terzaghi dari analisa Prandtl (1920) dan Reissner (1924) yang besarnya : Apabila tanah yang diamati merupakan tanah yang tidak berkohesi (c = 0) dan tanpa beban merata diatasnya (q = 0) maka persamaan perhitungan tekanan tanah pasif hanya mempertimbangkan akibat dari berat tanah. Jika Ppγ dinyatakan sebagai tahanan tanah pasif per satuan luas dari akibat berat tanah qγ maka : Terzaghi tidak memberikan nilai-nilai Kpγ, maka digunakan persamaan pendekatan dari Cernica (1995) : Daya dukung ultimit memperhitungkan kohesi tanah, beban terbagi rata dan berat volume tanah (qu = qc + qq + qγ). Berdasarkan persamaan tersebut, Terzaghi membuat persamaan umum daya dukung ultimit pondasi memanjang sebagai berikut : 8
  • 9. Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013 Karena po = Df.γ, persamaan di atas menjadi : dimana : qu = daya dukung ultimit untuk pondasi memanjang (kN/m2) c = kohesi tanah (kN/m2) Df = kedalaman pondasi yang tertanam di dalam tanah (m) γ = berat volume tanah (kN/m3) po = Df.γ= tekanan overburden pada dasar pondasi (kN/m2) Nc = faktor daya dukung tanah akibat kohesi tanah Nq = faktor daya dukung tanah akibat beban terbai rata Nγ = faktor daya dukung tanah akibat berat tanah Nilai faktor daya dukung ini merupakan fungsi dari sudut geser dalam tanah ø dari Terzaghi (1943). qu adalah beban total maksimum per satuan luas ketika pondasi akan mengalami keruntuhan geser. Beban total tersebut terdiri dari beban-beban struktur, pelat pondasi dan tanah urugan diatasnya. Analisa daya dukung tersebut berdasarkan pada kondisi keruntuhan geser umum dari suatu bahan yang bersifat plastis dan tidak terjadi perubahan volum dan kuat geser oleh adanya keruntuhan tersebut. Gerakan baji tanah ke bawah pada tanah yang mengalami regangan yang besar sebelum mencapai keruntuhan geser mungkin hanya memampatkan tanah tanpa menimbulkan regangan yang cukup untuk menghasilkan keruntuhan geser umum. Menurut Terzaghi, tidak ada analisis rasional sebagai pemecahannya. Oleh karena itu Terzaghi memberikan koreksi empiris pada perhitungan faktor daya dukung pada kondisi keruntuhan geser umum yang digunakan untuk perhitungan daya dukung pada keruntuhan geser lokal. Nilai cʹ = 2/3 c dan øʹ = arc tan (2/3 tan ø) digunakan sebagai koreksi tersebut sehingga persamaan umum daya dukung ultimit pada pondasi memanjang pada keruntuhan geser lokal menjadi : 9
  • 10. Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013 Persamaan daya dukung pondasi di atas hanya dapat digunakan untuk perhitungan daya dukung ultimit pondasi memanjang. Oleh karena itu Terzaghi memberikan pengaruh faktor bentuk terhadap daya dukung ultimit yang didasarkan pada analisa pondasi memanjang sebagai berikut : Untuk pondasi bujur sangkar : Untuk pondasi lingkaran : Untuk pondasi persegi panjang : dimana : qu = daya dukung ultimit untuk pondasi memanjang (kN/m2) c = kohesi tanah (kN/m2) γ = berat volume tanah yang dipertimbangkan terhadap posisi muka air tanah (kN/m3) po = Df.γ= tekanan overburden pada dasar pondasi (kN/m2) B = lebar atau diameter pondasi (m) L = panjang pondasi (m) Nc = faktor daya dukung tanah akibat kohesi tanah Nq = faktor daya dukung tanah akibat beban terbai rata Nγ = faktor daya dukung tanah akibat berat tanah Nc, Nq, Nγ adalah faktor daya dukung tanah (bearingcapacityfactors) yang besarnya tergantung dari sudut geser tanah. Untuk menghitung daya dukung tanah, perlu diketahui berat volume tanah (γ), kohesi tanah (c) dan sudut geser tanah (ø). Rumus daya dukung tanah Terzaghi tersebut berlaku pada kondisi “general shear failure” yang terjadi pada tanah padat atau agak keras, yaitu 10
  • 11. Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013 karena desakan pondasi bangunan pada tanah, maka mula-mula terjadi penurunan kecil, tetapi bila desakan bertambah sampai mlampaui batas daya dukung tanah ultimit, maka akan terjadi penurunan yang besar dan cepat, dan tanah di bawah pondasi akan mendesak tanah sekitarnya ke samping dan menyebabkan tanah tersebut terdesak naik ke atas permukaan tanah. Pada lapisan tanah yang agak lunak atau kurang padat, karena desakan pondasi bangunan pada tanah, maka akan tampak adanya penurunan yang besar sebelum terjadi, keruntuhan pada keseimbangan tanah di bawah pondasi. Kondisi ini disebut “local shear failure”.Untuk kondisi ini rumus daya dukung tanah Terzaghi harus diberi reduksi. c′ = 2/3 c tan ø′ = 2/3 tan ø c′ = kohesi tanah pada “local shear failure” ø′ = sudut geser tanah pada “local shear failure” Sedangkan faktor daya dukung tanah dipakai Nc′, Nq′, Nγ′. Untuk tanah nonkohesif, dapat digunakan pedoman : 1. “local shear failure” terjadi jika ø ≤ 28o 2. “general shear failure” terjadi jika ø > 38o 11
  • 12. Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013 Persamaan daya dukung Terzaghi mengabaikan kuat geser tanah di atas pondasi dan hanya cocok untuk pondasi dangkal dengan Df ≤ B. Oleh karena itu, kesalahan perhitungan untuk pondasi yang dalam menjadi besar. Untuk pondasi dalam yang berbentuk sumuran dengan Df>5B,Terzaghi menyarankan persamaan daya dukung dengan nilai faktor-faktor daya dukung yang sama, hanya faktor gesekan dinding pondasi diperhitungkan. Persamaan daya dukungnya dinyatakan oleh: Dengan: Pu' = beban ultimit total untuk pondasi dalam Pu = beban ultimit total untuk pondasi dangkal Ps = perlawanan gesekan pada dinding pondasi qu = 1,3c.N + po.Nq+0,3.γ.B.Nγ, (jika berbentuk lingkaran) Ap = luas dasar pondasi D = B = diameter pondasi Fs = faktor gesekan 12
  • 13. Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013 Tabel Gesekan Dinding (fs) Terzaghi (1943) Jenis Tanah fs (kg/cm2) Lanau dan lempung lunak 0,07 – 0,30 Lempung sangat kaku 0,49 – 1,95 Pasir tak padat 0,12 – 0,37 Pasir padat 0,34 – 0,68 Kerikil padat 0,49 – 0,96 Grafik Koefisien Kapasitas Daya Dukung Terzaghi 13
  • 14. Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013 Atau dengan versi dari sumber lain : Grafik Hubungan ø dan Nγ, Nc, Nq Menurut Terzaghi (1943) (sumber : Braja M. Das, 1984) Untuk memudahkan dalam membaca grafik di atas, beberapa sumber menyajikan nilai-nilai koefisien tersebut dalam bentuk tabel seperti di bawah ini. 14
  • 15. Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013 Tabel Koefisien Daya Dukung Terzaghi atau 15
  • 16. Daya Dukung Pondasi Dengan Analisis Terzaghi 2013 Contoh Soal 1. Pada suatu rencana bangunan tak bertingkat, direncanakan menggunakan pondasi mnerus seperti gambar. Hitunglah daya dukung tanah, bila faktor aman (safety factor) F = 2,5. γ = 1,60 t/m3 ø = 25o c = 1,2 t/m2 B = 70 cm Jawab : Karena sudut geser tanah ø kecil, maka diperkirakan tanah kurang padat. Digunakan rumus Terzaghi pada kondisi “local shear failure”, ø = 25o Nc′ = 9,9 ; Nq′ = 5,6 ; dan Nγ′ = 3,2 Maka qu = 2/3 c.Nc′ + q.Nq′ + 0,5.B.Nγ′ = (2/3) (1,2) (9,9) + 1,60 (0,6) (5,6) + 0,5 (1,60) (0,7) (3,2) = 7,92 + 5,38 + 1,79 = 15,09 t/m2 Daya dukung tanah yang diizinkan : qa qu F 15,09 2,5 6,03 t/m 2 0,60 kg/cm 2 16