Dokumen tersebut merangkum perkembangan kurikulum sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas di Indonesia sejak masa kolonial hingga saat ini. Mulai dari kurikulum pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang, masa kemerdekaan, hingga berbagai kurikulum yang dikembangkan seperti kurikulum berbasis kompetensi dan KTSP. Dokumen ini memberikan gambaran secara singkat mengenai perubahan k
3. A. Periode Sebelum Kemerdekaan (Periode Penjajahan)
1. Kurikulum Sekolah Dasar pada masa Kompeni
sampai Tahun 1960
Pada abad 16 dan 17 berdiri lembaga-lembaga pendidikan
dalam upaya penyebaran agama Kristen di tanah air (oleh
kompeni). Sedangkan Portugis mendirikan sekolah katolik di
Maluku.
Tahun 1848, pertama kalinya di berikan pemerintah kolonial
Hindia Belanda usaha pendidikan bagi anak-anak di
Indonesia. Sekolah bagi bangsa Belanda sangat di
utamakan. Pada tahun 1892, terdapat dua macam sekolah ,
yaitu:
1. Sekolah Kelas Dua untuk anak pribumi
2. Sekolah Kelas Satu untuk anak pegawai pemerintah
Hindia-Belanda
4. 2. Kurikulum Sekolah Dasar pada Masa Kolonial
Belanda
Pada awal abad 20, dengan munculnya revolusi
sosial dan industri di Eropa, munculah paham
humanistis.
Undang-undang Hindia Belanda membagi jenis
penduduk menjadi 3 golongan: Eropa, Timur Asing,
dan Bumiputera, sehingga didirikan pula 3 jenis
sekolah rendah bagi anak-anak berdasarkan 3 jenis
penduduk tersebut yakni:
1. ELS (Europee Larege Schools)
2. HCS (Holland Chineses School)
3. HIS (Holland Inlandse School)
5. 3. Kurikulum Sekolah Dasar pada Masa
Pemerintahan Jepang
Kurikulum
Sekolah
Dasar
pada
Masa
Pemerintahan Jepang ini adalah tidak adanya
sekolah rendah atau setingkatnya, yang ada
hanyalah sekolah rakyat yang disebut Kokumin
Gaku yang berlangsung selama 6 tahun. Anak
didik
harus
membantu
Jepang
dalam
peperangan, dan setelah 6 tahun berlalu
pelajaran berbau brelanda itu dihilangkan dan
Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa
pengantar.
6. 4. Kurikulum Sekolah Dasar Pasca Kemerdekaan
sampai 1964
a.Masa setelah Merdeka sampai 1952
Pada masa pendudukan Belanda (NICA), Indonesia
dibagi menjadi Negara-negara bagian (RIS),
sehingga dalam pendidikan terdapat perbedaanperbedaan dalam pengajaran itupun terjadi. Setelah
kembali menjadi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), yang diresmikan pada tanggal 17
Agustus 1950, pendidikan pun disatukan kembali
atau seragam kembali, dan keadaan ini berlangsung
7. b. Sejak tahun 1952 sampai 1964
Pada masa ini, pendidikan di Indonesia mengalami
penyempurnaan yang cukup efektif. Tujuan
pendidikan dan pengajaran Republik Indonesia
pada waktu itu ialah membentuk manusia susila
yang cakap dan warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan
masyarakyat dan tanah air.
Kurikulum Sekolah Dasar (SD) dari tahun 1952
sampai dengan 1964 dapat dikategorikan kurikulum
tradisional, yakni separated subject curriculum.
8. c. Sejak tahun 1952 sampai 1964
Kurikulum ini merupakan perbaikan dari kurikulum
sebelumnya (yang berlaku Sejak tahun 1952 sampai
1964). Tujuan pendidikan pada masa ini adalah
membentuk manusia Pancasila dan Manipol/Usdek
yang bisa bertanggung jawab atas terselenggaranya
masyarakat adil dan makmur, materiil dan spiritual.
9. d. Kurikulum Sekolah Dasar Sejak Orde Baru (1965) sampai
(1968)
Kurikulum Sekolah Dasar 1968 dibagi menjadi 3 kelompok
besar :
1. Kelompok Pembina Pancasila: Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa
Indonesia, Bahasa Daerah, dan Olahraga.
2. Kelompok pembinaan Pengetahuan Dasar: Berhitung, Ilmu
Pengetahuan Alam, Pendidikan Kesenian, Pendidikan
kesejahteraan Keluarga (termasuk Ilmu Kesehatan).
3. Kelompok Kecakapan Khusus: Kejuruan Agraria, Kejuruan
Teknik, Kejuruan Ketatalaksanaan/jasa.
10. B. Perkembangan Kurikulum Sekolah Menengah
Pertama (SMP)
1. Masa Penjajahan Belanda
a. Periode Sebelum Tahun 1900
Asal usul diadakannya SMP pada periode ini adalah karena
Belanda membutuhkan pegawai-pegawai yang kompeten
dan berpendidikan guna mengisi jabatan-jabatan yang
kosong di organisasi-organisasinya.
b. Periode 1900-1914
Pada periode ini Belanda peduli dan juga untuk
memperhatikan negara jajahannya maka belanda membuka
sekolah-sekolah untuk penduduk pribumi (Bumiputera) yang
disebut OSVIA.
11. c. Periode 1914-1935
Dengan dilatar belakangi meluasnya paham
humanitas di kalangan orang Belanda, akhirnya
pemerintah didesak untuk memperluas pendidikan
bagi kaum pribumi. Dengan demikian, di dirikanlah
sekolah MULO yang lama belajarnya 4 tahun.
Sekolah MULO ini setingkat dengan SMP jaman
sekarang, kurikulum yang di pergunakan semakin
lengkap.
12. d. Periode 1935-1945
Kongres Pemuda 28-10-1928 merupakan
klimaks dari persamaan kesadaran Nasional.
Mereka mendesak penjajah agar bahasa
Indonesia merupakan materi wajib. Dan pada
akhirnya Belanda mengubah struktur MULO,
dari perubahan tersebut isi dan materi
kurikulum juga turut berubah.
13. 2. Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Pada
Zaman Jepang (1942-1945)
Pada masa penjajahan Jepang, kurikulum yang
diterapkan bertujuan agar rakyat dapat membantu
pertahanan jepang. Pelajaran yang diajarkan pada
masa pemerintahan Belanda di ubah sesuai dengan
keinginan bangsa Jepang, materi yang diajarkan
sebenarnya tidak jauh beda dengan masa
pendidikan Belanda, hanya saja yang awalnya
semua hal yang berbau Belanda tergantikan dengan
model-model Jepang.
14. 3. Masa Republik Indonesia
a. Masa 1945-1950
Atas usul BPKNIP pada tanggal 29 Desember 1945,
Menteri O & K membentuk panitia penyelidikan dan
pengajaran. Panitia melakukan perombakan Sekolah
Menengah Pertama ala Jepang menjadi Sekolah
Menengah Pertama ala Pribumi, lamanya 3 tahun
dengan kategori:
• Bagian A : Bahasa dan pengetahuan sosial
• Bagian B : Ilmu pasti dan pengetahuan alam
15. b. Masa 1950-1962
Meskipun sebelumnya Indonesia telah memilki SMP
pada masa 1945-1950, namun pada waktu itu belum
semua wilayah Indonesia telah dikuasai pemerintah
RI. Karena Indonesia belum sepenuhnya dikuasai
RI, kurikulum SMP tidak berlaku merata. Tahun 1952
dibentuk Kurikulum SGA yang bertujuan membentuk
manusia cakap susila dan bertanggung jawab
terhadap kesejahtraan masyarakat dan tanah air.
16. C. KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
1. Kurikulum SMA pada masa Belanda
Sekolah Menengah Atas pada masa Belanda adalah
AMS (Algermene Midelbare School). Sekolah ini
berdiri pada tahun 1919, setelah mendirikan Sekolah
Menengah Pertama seperti Mulo pada tahun 1914,
gymnasium villen 3 tahun (1897), HBS (1875)
dengan lama pendidikan 3 tahun mata pelajaran
pokok AMS II Kesusastraan klasik barat adalah
bahasa latih.
17. 2. Kurikulum SMA pada masa Jepang
Pada tahun 1942 AMS diganti oleh Jepang menjadi
Sekolah Tinggi dengan lama pendidikan 3 tahun, isi
didalam rencana pelajaran Sekolah Tinggi adalah :
- Pemakaian Bahasa Belanda dilarang.
- Bahasa resmi dan pengantar Bahasa Indonesia.
- Bahasa Jepang menjadi mata pelajaran wajib.
- Pengajaran adat istiadat Jepang.
- Sejarah Jepang sangat penting.
18. 3.
Kurikulum SMA pada masa Republik
Indonesia
a. Masa 1950-1965
Sekolah Menengah Atas ( SMA ) dibagi menjadi 3
bagian yaitu :
Bagian A : Jurusan Kesusatraan
Bagian B : Jurusan Ilmu Pasti dan Ilmu Alam
Bagian C : Jurusan Sosial Ekonomi
Tujuannya menyiapkan calon anggota masarakat
yang berguna dan mendidik anak didik agar dapat
meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi.
19. b. Masa 1965-1985
Perkembangan kurikulum sekolah meliputi beberapa
dimensi
dasar
(landasan,
falsafah),
tujuan
pendidikan nasional, orientasi pelajaran, kualifikasi
lulusan yang dikehendaki, orientasi dan isi
kurikulum,
desain
kurikulum,
pendekatan
metodologis, pembimbing, dan fasilitas.
20. D. Kurikulum Berorientasi Pencapaian
Kurikulum ini mulai dikembangkan sejak tahun 1975
hingga 1984.
1.
Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968
menggunakan prinsip-prinsip di antaranya sebagai
berikut:
a. Berorientasi pada tujuan.
b. Menganut pendekatan integratif
c. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam
hal daya dan waktu.
d. Menganut pendekatan sistem instruksional yang
dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem
21. 2.
Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berorientasi kepada tujuan instruksional.
b. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak
didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).
c. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan
pendekatan spiral.
d. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum
diberikan latihan.
e. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau
kematangan siswa.
f. Menggunakan pendekatan keterampilan proses.
22. 3.
Kurikulum 1994
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan
kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut:
a. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan
sistem caturwulan.
b. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi
pelajaran yang cukup padat.
c. Kurikulum 1994 bersifat populis.
23. LANJUTAN
d. Dalam pelaksanaan kegiatan.
e. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran
disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok
bahasan dan perkembangan berpikir siswa.
f. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang
abstrak.
g. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap
sulit
perlu
dilakukan
untuk
pemantapan
pemahaman siswa.
24. E. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan KTSP
1.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
KBK tidak lagi mempersoalkan proses belajar, proses
pembelajaran dipandang merupakan wilayah otoritas
guru, yang terpenting pada tingkatan tertentu peserta
didik mencapai kompetensi yang diharapkan.
Kompetensi
dimaknai
sebagai
perpaduan
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir, dan bertindak.
25. 2.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) 2006
Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang
tidak
terpisahkan
dari
SI,
namun
pengembangannya diserahkan kepada sekolah
agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan
silabus.
26. F. Kurikulum 2013
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya
penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum
2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap
di dalam menghadapi masa depan. Karena itu
kurikulum
disusun
untuk
mengantisipasi
perkembangan masa depan.