Buku ini sangat penting dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari kalangan bawah sampai atas, terutama pemerintah dan berbagai lembaga lainnya yang memiliki tanggung jawab serta kepedulian yang tinggi terhadap prediksi kuat dengan terjadinya situasi “Indonesia Emergensi”, sehingga sangat dibutuhkan adanya berbagai persiapan awal dan antisipasi dini, yang bertujuan untuk menyelematkan negara dan melindungi seluruh rakyat Indonesia.
Melalui publikasi penerbitan buku ini lapisan masyarakat Indonesia dapat menikmati berbagai informasi menarik, hangat dan crusial, oleh karenanya penting untuk disimak dan ikuti terus isi dari tulisan ini. Pembaca akan menemukan jawaban kenapa dan apa sesunguhnya yang menyebabkan “Indonesia Emergensi sebagai akibat 3 Sumbu Mega Ancaman dan menjadikan Early Warning Ancaman pada Abad 21. Dengan menyimak isi tulisan ini dan menghayati maknanya, dengan sendirinya akan tumbuh semangat kebangsaan dan bela negara sekaligus akan terwujud persatuan dan kesatuan Indonesia.
Selain itu juga pembaca akan mendapatkan berbagai hal yang bermanfaat, terutama untuk meningkatkan kewaspadaan, antisifatif dan antisipasi dini terhadap kemungkinan ancaman bahaya serta semangat untuk menyelamatkan Indonesia. Demikian juga pembaca akan memperoleh berbagai manfaat dan keuntungan lain yang cukup berguna tentang berbagai hal, seperti strategik pertahanan negara-negara maju dan kawasan Asean; konflik kawasan yang semakin memanas, millenium tatanan dan perubahan; persaingan dan perlombaan persenjataan; konstelasi letak dan posisi geografis Indonesia yang mengakibatkan tingkat kerawanan dan ancaman yang tinggi, akan tetapi pada sisi lain memberikan keuntungan terhadap Indonesia; serta seberapa besar sumber kekayaan Indonesia mengakibatkan Indonesia menjadi incaran negara-negara maju.
BUKU : INDONESIA EMERGENSI - 3 SUMBU MEGA ANCAMAN (EARLY WARNING THREATENING of 21 st CENTURY) Materi 2
1. 13
INDONESIA EMERGENSI - 3 SUMBU MEGA ANCAMAN
( EARLY WARNING THREATEN OF 21 st CENTURY )
O leh :
Mayor Ir. Muhammad B. Pane, MM
Lanjutan :
RANGKUMAN BUKU MATERI II ( Edisi 2012 )
2. 13
1. Prediksi Ancaman Besar terhadap Mega Proyek JSS. Projek Pembangunan Jembatan Selat
Sunda (JSS) melalui rencana kerjasama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency), sepanjang
28-30 km dimulai pada tahun 2014 dengan biaya di atas Rp 100 triliun. Namun hasil studi JICA bahwa
besarnya biaya pembangunan tersebut sekitar Rp. 25-50 triliun. Selanjutnya menurut laporan JICA-Expert,
pemilihan mode transportasi pada jembatan Selat Sunda tergantung pada pengembangan bagian selatan
pulau Sumatra dan bagian barat Pulau Jawa. Konstelasi wilayah
(49)
dan infrastruktur pembangunan JSS
sangat kompleks dan berada pada titik pusat dan area sangat rawan terhadap ancaman terjadinya gempa
dan tsunami, apabila benar terjadi akan mengakibatkan dampak dan resiko yang sangat besar.
Prediksi Sementara dari Pihak Terkait. Pembangunan mega proyek JSS diperkirakan selesai
dalam kurun jangka waktu 10 tahun dimulai dari ground-breaking pada tahun 2104. Pendapat dari
beberapa pihak diantaranya dari Komisi V DPR, ESDM dan BMKG bahwa letusan Anak Krakatau tidak
akan mempengaruhi proyek JSS. Sebab menurut pihak tersebut jika terjadi tsunami paling tinggi
gelombang lautnya hanya mencapai 6 meter, dimana batuan dan pasir akibat letusannya hanya terlontar
Gambar 6
12
(49)
Regional SOP training on end to end tsunami early warning system
3. 13
sejauh 2 km, sedangkan jarak antara Anak Krakatau dengan JSS mencapai 50 km. Namun juga pada sisi
lain mereka memprediksi kemungkinan terjadinya ledakan dahsyat seperti pada tahun 1883. Prediksi
sementara ini jika dibandingkan dengan hasil riset para ahli tsunami terhadap jauh dekatnya
(23)
dampak
yang ditimbulkan oleh tsunami, masih terdapat perbedaan yang significan.
Gambar 7
13
(23)
Near and Far-Field Effects of Tsunamis
4. 13
Latar Belakang Konstelasi wilayah, Latak dan Geografis. Menjadikan pertimbangan utama
terhadap latar belakang konstelasi wilayah, latak dan geografis serta infrastruktur pembangunan JSS sangat
kompleks dan berada pada titik pusat dan area sangat rawan terhadap ancaman terjadinya gempa dan
tsunami. Ancaman terbesar gempa superkolosal dan mega tsunami sebagai akibat erupsi Anak
Krakatau
(50)
diprediksi kuat setiap saat dapat terjadi. Merupakan alternatif pemikiran dan upaya untuk
menyelamatkan rakyat, hutang dan investasi Indonesia ratusan trilliun rupiah. Berbagai penelitian yang
dilakukan terhadap Anak Krakatau, namun belum terdapat adanya suatu bentuk riset yang dilaksanakan
secara berlanjut, professional yang melibatkan seluruh komponen negara dan bangsa yang memiliki
kemampauan teknologi dan kepedulian tinggi, sehingga sampai dengan saat ini belum dapat ditentukan
secara significant kapan terjadinya erupsi dari Anak Krakatau serta langkah-langkah konkrit untuk
antisipasi terhadap mega ancaman tersebut, misalnya secara mendasar sangat tergantung terhadap rumus
fisis dan matematis dari suatu rangkaian gunung berapi dan lempeng disepanjang wilayah pulau Jawa dan
Sumatra, seperti Gambar 2 di atas, sehingga dengan suatu tingkat ketelitian yang tinggi berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi tentang terjadinya gempa dan tsunami, maka akan dapat dipastikan kapan
terjadinya dan tingkat erupsi klimaks dari Anak Krakatau.
Gambar 8
14
(50)
Seismic history and tectonics of the Sunda Arc
5. 13
Riset terhadap ancaman Anak Krakatau mestinya melibatkan berbagai pihak dan ditetapkan sebagai suatu
“Riset Nasional” yang secara fokus dan serius dilaksanakan, misalnya seperti uji coba atau test
(46)
data
seismik gempa. Program ini bertujuan untuk mendapatkan tingkat akurasi data dan informasi yang tinggi
tentang gempa dan tsunami, sehingga responsibilitas penyelamatan dapat dilakukan lebih dini. Dengan
demikian akan dapat ditentukan alternatif keputusan yang tepat terhadap mode infrastruktur transportasi
yang menghubungkan pulau Jawa dan Sumatra. Namun yang jelas bahwa saat ini Anak Krakatau
berada pada tahap “pemulihan kritis dan tahap priodikasi”, yang berarti diprediksi bahwa setiap saat
akan terjadi puncak erupsi dari Anak Krakatau dengan skala ledakan superkolosal dan mengakibatkan
terjadinya mega tsunami.
Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa kegiatan Uji coba Prototipe FAH–SBS ini dilaksanakan di wilayah
perairan Situbondo Surabaya, yang melibatkan antara lain : kapal selam KRI Nanggala 402 dan KRI KRI Cakra
401; KRI Fatahilla; KRI Soputan; Satuan Paska dan para peneliti dari BPPT, LON, Dishidros TNI AL, IPB
Bogor, Puspitek Serpong, LIPI dan LEN, dimana pelaksanaan kegiatan tersebut diantaranya penulis
mengarahkan posisi lintasan kapal selam terhadap sensor array hydrophones passif seperti Gambar 3 di atas.
Gambar 9
15
(46)
Seismic test data could save lives
6. 13
Kegiatan uji coba ini berhasil mendeteksi sinyal source level yang dipancarkan kapal selam sebagai target
dan menampilkannya di layar monitor komputer dalam bentuk visualisasi dari kapal selam yang menjadi target
dari teknologi sistem pendeteksian bawah laut. Dengan rekayasa rancang bangun hardware dan software dari
Prototipe FAH – SBS / Anti Submarine,
(44)
kemudian dapat menentukan jarak, posisi, arah baringan dan
identifikasi dari kapal selam sebagai target tersebut. Desain sofware dari prototipe ini terutama pada bahasa
pemograman terhadap analisa spekturm, sinyal processing dan digital filtering. Selanjutnya pada kegiatan uji
coba ini, dimana sebelumnya terlebih dahulu dilaksanakan antara lain seperti pengaturan track kapal selam
melintasi array hydrophones (sensor passif) yang ditempatkan berada di dasar laut, seperti Gambar 4 di atas.
Kemudian dilakukan pengukuran ambient noise lingkungan laut dan self noise dari kapal selam, yang
bertujuan untuk setting filter digital terhadap rancangan sistem deteksi dan sistem kalibrasi. Sistem kalibrasi ini
menggunakan sinyal hydrosounder sebagai source level yang ditempatkan berada di phonton dan dipancarkan
dari KRI Soputan 923 menggunakan rancangan sistem peralatan Signal Generator, seperti Gambar 5 di atas.
Untuk mendapatkan informasi secara garis besar tentang program Uji Coba Prototipe FAH-SBS ini, akan
dijelaskan pada halaman selanjutnya pada bagian II rangkuman penulisan ini, dengan judul “Unjuk kerja dari
teknologi Prototipe FAH-SBS”. Setelah kegiatan uji coba berhasil dilaksanakan sesuai hasil yang diharapkan,
penulis berpose sejenak dengan para tim ahli (penulis pada posisi tengah), seperti pada Gambar 6 di atas. Jika
pembaca berminat untuk mendalami tentang teknologi Prototipe FAH-SBS ini, informasinya yang lebih
lengkap dapat dilihat pada buku yang dikarang oleh penulis dengan judul “Prototipe FAH-SBS (Fixed Array
Hydrophones-Sea Bed Surveillance), Rekayasa Rancang Bangun, Anti Submarines Technology”, seperti
Gambar 7 di atas.
Profile penulis lainnya yaitu : beberapa kegiatan yang pernah dilaksanakan dan diikuti oleh penulis,
diantaranya adalah : Simposium Fisika Nasional XII dan beberapa peserta dari luar negeri pada tahun 1991
dengan topik makalah : “Penerapan Teknologi Solar-Cell sebagai Alternatif Pembangkit Listrik pada posal-
posal TNI AL di pulau-pulau terpencil dan terluar”, seperti pada Gambar 8 di atas; Kursus Intensif Bahasa
Perancis Angkatan XI di Pusat Bahasa Hankam tahun 1992; Sail Indonesia & Fleet Review atau Arung
Samudra pada tahun 1995 dengan peran sebagai LO kapal perang negara Perancis; International Air Show pada
tahun 1996 dengan peran sebagai LO Kasal negara Malasia; dan Pameran Ristek Tekonologi Persenjataan VII
pada tahun 1996 seperti pada Gambar 9 di di atas ini.
Pada tahun 1996 meraih gelar S2-MM (Master Manajemen) dengan thesis berjudul : “Analisa dan
Perhitungan Manajemen Biaya Kapal Armada Pelayaran Nusantara” dari Sekolah Tinggi Manajemen
Labora Jakarta dan ujian negara dengan indeks prestasi (IP) 3,28. Pada tahun 1999 sebagai Staf Perencanaan dan
Anggaran KASAL atau SRENAL, kemudian pada tahun 2000 sebagai Guru Militer di SELAPA (Sekolah
16
(44)
Handbook of Hydrophone Element Design Technology
7. 13
Lanjutan Perwira) Kodikal dengan materi pengajaran : Total Quality Management (TQM) dan Total Quality
Leadership (TQL) serta Teknologi Komputer. Dalam hal kepangkatan : Pada tahun 1994 mendapat kenaikan
pangkat dari Letnan Satu ke Kapten, selanjutnya pada tahun 1998 berpangkat Mayor, dan sampai dengan
sekarang berdinas di Mabes TNI AL Cilangkap Jakarta. Sejak kurun waktu dari tahun 1986 sampai dengan tahun
tahun 2004, penulis telah berhasil menciptakan puluhan rekayasa rancang bangun dan prototipe teknologi
terapan, antara lain seperti : pre-amp hydrophone sensor; weapon and electronic control measure; convert
panchromatic and imaging interpretation of land satellite; interface base and sensor control; spectrum analyzer
and sound sensor; underwater telephone; airborne laser control for coastline and basepoint; PC windows global
navigation charts; signal processsing for Digital Marine Resource Mapping (DMRM); HD Bus (High Definition
Bus) for underwater detection sensor, dll.
1. Dasar dan Latar Belakang Pemikiran :
Review pesan dan instruksi Presiden RI pada HUT TNI ke-65, 5 Oktober 2010. Sehubungan dengan
“Pembangunan Kekuatan dan Kemampuan Pertahanan RI”, Bapak Presiden RI menjelaskan dalam amanatnya
dan pameran teknologi pertahanan, seperti Gambar 10 di bawah ini : "Kita mau lebih banyak lagi pesawat tempur
AU mengudara menjaga kedaulatan wilayah RI. Kita mau lebih banyak lagi kapal AL yang berpatroli di perairan
Aceh hingga Papua. Kita mau satuan tempur darat kita setiap saat bisa dikerahkan ke mana pun di wilayah RI
dan pameran teknologi pertahanan, seperti Gambar 10 di atas. Peningkatan kekuatan TNI tentu saja memerlukan
anggaran dalam jumlah besar, pemerintah dan DPR sudah sepakat untuk secara bertahap menambah nilai
anggaran pertahanan seiring meningkatnya pendapatan negara tanpa korbankan pos anggaran kesejahteraan
rakyat”. Lebih lanjut Bapak Presiden RI menyampaikan : "Saya intruksikan Kementerian Pertahanan menyusun
rencana strategis seiring pertumbuhan APBN dengan jangka waktu yang tepat. Kita harap satu dasawarsa ke
Gambar 10
17
8. 13
depan kita mampu mewujudkan minimum “essential force” (atau terkait dengan penjelasan dalam tulisan ini
sebagai sk2m2)". Sebelumnya bapak presiden menegaskan, bahwa perang merupakan jalan akhir untuk setiap
upaya penyelesaian konflik. Prioritas utama adalah perundingan dan upaya diplomasi lain demi bisa tercapainya
solusi damai. Tapi bagaimana pun TNI memerlukan kekuatan yang kredibel. Sehingga TNI siap setiap saat
manakala aksi militer yang akhirnya ditempuh sebagai jalan keluar. Sebagai negara berdaulat, kita memerlukan
kekuatan militer yang tangguh dan kredibel”.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan “Penegakan Hukum dan Keadilan” yang dijelaskan didalam materi
tulisan ini pada BAGIAN III sebagai “Ancaman Ketahanan Hukum”, diantaranya : Ancaman besar terhadap
pelanggaran hukum dan ketidak-adilan; Upaya meyelamatkan Indonesia melalui penegakan hukum dan keadilan;
Strategi Ketahanan Hukum Nasional, dimana Bapak Presiden RI lebih lanjut menyampaikan : “Juga meminta
agar penegakkan hukum benar-benar ditegakkan dalam setiap gangguan stabilitas ketertiban dan keamanan. Kita
harus memastikan bahwa hukum di negeri ini tetap tegak untuk mengayomi dan melindungi masyarakat. Tidak
boleh ada sekelompok orang atau sekelompok massa yang dengan mudahnya membuat kerusuhan, keonaran dan
memaksakan kehendaknya dengan kekerasan terhadap pihak lain, bahkan melakukan penyerangan terhadap
aparat negara, pada bagian lain selanjutnya Bapak Presiden RI mengingatkan : “Pemerintah telah menetapkan
tiga agenda utama pembangunan yakni pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,
pematangan demokrasi yang bermartabat, serta “tegaknya hukum bagi keadilan seluruh rakyat Indonesia”.
Semua itu kita lakukan dengan tetap berpedoman pada empat pilar yakni : UUD 1945, NKRI, Pancasila,
Bhinneka Tunggal Ika. Pada akhir amanatnya Bapak Presiden RI menegaskan kembali : "Seperti kita ketahui
pembangunan nasional akan berhasil jika kita mampu menjaga stabilitas politik dan keamanan dalam negeri kita,
termasuk menjaga kohesi dan kerukunan sosial kita".
2. Meluruskan Maksud dan Tujuan Penulisan serta Mendorong Prajurit Berani Menulis
Semangat Kebangsaan dan Abstrak War. Merupakan bagian dari prakata pada penulisan ini yang
menjelaskan tentang kaitannya dengan judul pada kalimat “Indonesia Emergensi : 3 Sumbu Mega Ancaman
(Early Warning Ancaman Abad 21)”. Penjelasan ini juga dimaksudkan termasuk untuk “meluruskan pendapat,
pemikiran dan persepsi’ yang kemungkinan akan menimbulkan perbedaan atau salah pengertian terhadap judul
dan isi dari penulisan ini secara keseluruhan, maka penulis sebelumnya menyampaikan bahwa maksud dan tujuan
penulisan ini, adalah : dalam rangka Menyongsong Hari Pahlawan 10 Nopember 2012, penulis mencoba
memberikan sumbangsih untuk membangkitkan dan mendorong semangat persatuan, kesatuan, kejuangan dan
kepahlawanan dari generasi anak bangsa dan seluruh komponen kekuatan bangsa dan negara Indonesia. Sejalan
dengan berbagai bentuk ancaman terhadap kedaulatan NKRI dan untuk mengantisipasi dini dalam upaya untuk
menyelamatkan dari ancaman bahaya yang dapat mengakibatkan ribuan bahkan jutaan korban jiwa rakyat
Indonesia, sebab Indonesia saat ini berada di depan pintu bahaya dari 3 Sumbu Mega Ancaman (uraiannya
18
9. 13
terdapat pada Bagian I & II) sebagai akibat adanya Paradigma Era Baru Perang Abad 21
(29)
yang ditandai
dengan Penjajahan dan Kejahatan Global dalam bentuk Abstract War (AW) dan Natural Power War (NPW),
termasuk bangsa ini dapat belajar dari berbagai peristiwa dan bencana masa lalu dan saat ini yang terjadi secara
beruntun, baik yang terjadi di Indonesia maupun diberbagai belahan bumi”.
Semangat Asean dan Berbagai Peristiwa yang terjadi. Demikian juga bertujuan sebagai masukan dan
informasi yang berguna terhadap berbagai program ASEAN, terutama hasil dari sidang ke-5 ADMM (Asean
Defence Ministers Meeting) yang baru berlangsung satu tahun lebih, sehingga cita-cita yang luhur dari ASEAN
untuk tetap mempertahankan “Perdamaian Kawasan Asia Tenggara” dapat terwujud, sebab Indonesia memiliki
peranan penting untuk kemajuan ASEAN. Pada bagian III penulisan ini diuraikan berbagai peristiwa yang
terjadi terhadap pelanggaran hukum dan ketidak-adilan sebagai gejala kemunduran moral dan konflik internal
antar berbagai lembaga yang ada, sehingga menjadi pemberitaan yang cukup kontroversial pada berbagai media,
baik dalam negeri maupun internasional, dimana hal ini merupakan gejala dan fenomena yang kurang baik dan
dapat menghambat kemajuan pembangunan.
Perspektif Model Profesionalisme TNI Abad 21 dan Ekspektasi Ancaman Besar. Keberhasilan
Profesionalisme TNI Abad 21 tidak hanya dalam bidang pengembangan manajemen organisasi, akan tetapi
yang paling utama adalah pengembangan dalam bidang penyiapan Sumber Daya Manusia/Militer (SDM Mil)
atau dengan istilah yang lebih populer disebut sebagai “The Power as Man Behind The Gun”, diantaranya
terutama dalam hal penguasaan Iptek persentaan canggih. Tuntutan jaman terhadap “Model Profesionalis TNI
pada Abad 21” ibarat dua sisi mata uang logam, yaitu : peran dan fungsinya yang tidak dapat dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya, dimana peran dan fungsinya sebagai “Komando” dalam tugas militer disatu
sisi dan disisi lain peran dan fungsinya sebagai “Manager”. Sebagai komando di-era kemajuan teknologi
canggih yang berskala Nanotechnology
(52)
pada abad 21 sekarang ini, seorang perwira dituntut kemampuannya
dalam penguasaan Iptek teknologi canggih persenjataan. Sebab semua negara di dunia maupun di kawasan Asean
saat ini sudah menerapkan teknologi canggih persenjataan pada sistem dan strategi pertahanannya yang berbasis
teknologi satelit, seperti negara china misalnya telah melakukan uji coba satelit
(45)
. Salah satu contoh terhadap
ekspektasi ancaman besar dapat terjadi, ketika seorang perwira sebagai komando memberikan perintah
penembakan pada satuan alteleri tempur, dengan sasaran udara ke darat atau darat ke darat. Termasuk perintah
komando diberikan kepada satuan anti serangan udara.
Kemungkinan ancaman besar dan berakibat vatal serta beresiko tinggi dapat terjadi terhadap satuan
altelerinya, terutama terhadap pemukiman sipil atau resiko tinggi lainnya terhadap instalasi vital dan strategi,
seperti instalasi gudang persenjataan, area industri kimia dan bahan lainnya yang sangat berbahaya serta wilayah
19
(29)
Perang Dunia ke-3 Abad 21
(45)
China Tests Anti-Satellite
(52)
The Ethical and Social Implications of Nanotechnology
10. 13
perkantoran dari para pimpinan negara, dll. Dimana ancaman besar ini dapat terjadi apabila perwira yang menjadi
komando pada satuan alteleri tempur tersebut tidak menguasai penerapan teknologi canggih Satellite Imagery
IKONOS dalam geomatic militer. Aplikasi dari citra satelit
(42)
IKONOS ini dalam bidang militer adalah untuk
tujuan “Mapping, Strategic Target, Detection, Demining and Mission”, seperti antara lain : klasifikasi
instalasi; targeting; analisa kemiringan; indikasi dan peringatan; perencanaan misi dan pelatihan, dll. Selanjutan
kembali terhadap penjelasan perintah komando penembakan tersebut, apabila seorang komandan tidak mengusai
penggunaan image mapping dari satelit IKONOS ini, seperti misalnya yang paling sederhana dalam membaca
peta dasar dan membedakan beberapa layer seperti : lahan terbuka, kawasan pemukiman, water body, jalan dan
vegetasi, dll. Termasuk jika perwira tersebut tidak menguasai tentang Digital Elevation Model (DEM) yang
dihasilkan dari proses Digital Ortho Image (DOI), maka perwira tersebut tidak dapat menentukan klasifikasi dan
koordinat target secara tepat, sehingga perintah penembakan sasaran akan berakibat fatal. Dimana perspekti dan
pemikiran ini bersumber dari buku Dr. Syarifudin Tippe, M.Si, Rektor UNHAN.
(6)
Beberapa Peristiwa Kecelakaan dalam Tugas saat ini, kemungkinan sebagai akibat Lemahnya
Penguasaan Iptek Sistem Peralatan dan Persenjataan Canggih.
Beberapa hari yang lalu telah terjadi Peristiwa Kecelakaan dalam Tugas pada “Simulasi Penyelamatan
Kapal Selam di wilyah perairan Situbondo Surabaya, yang mengakibatkan korban jiwa dan kerugian negara yang
cukup besar. Kemugkinan faktor lain yang menyebakan terjadinya kecelakaan tersebut dapat berpengaruh,
seperti “human error and tool error”. Namun kemungkinan yang paling besar yang memberikan andil terjadinya
kecelakaan dalam tugas tersebut adalah “lemahnya pengusaan Iptek Sistem Peralatan dan Persenjataan
Canggih” . Persepsi terjadinya kecalakaan tersebut jika ditinjau dari sisi investigasi terhadap peran “teknologi
deteksi bawah laut dan kapal selam” (underwater technology and submarines). Didalam teknologi deteksi bawah
laut dan kapal selam yang sangat berpengaruh, antara lain terutama seperti : ‘propagation loss, reverberation loss,
transmation loss and bottom loss’ gelombang akustik; ambient noise; self noise kapal selam; shadow zone (zona
bayang-bayang) dan salinitas (kadar garam, polusi, plankton, biota laut dan sedimentasi). Beberapa parameter
teknologi bawah laut dan kapal selam ini sangat berpengaruh terhadap “unjuk kerja dan akurasi”, antara lain
terhadap : sistem sonar, telepon bawah laut, sistem navigasi dan komunikasi, ranjau bawah laut dan torpedo.
Sebagai contoh misalnya sistem navigasi sonar
(38)
kapal selam tidak dapat berfungsi, jika level ambient noise
perairan Situbondo saat itu sangat tinggi sekali melebihi “batas ambang” terhadap kalibrasi source level sonar
20
(42)
Military satellites (6)
Human Capital Management / Model Pengembangan Org Militer (38)
Sonar Signal Processing
11. 13
kapal selam, dengan tidak berfungsinya sistem navigasi sonar ini berakibat terhadap paniknya para pelaksana
operasi tersebut.
Transportasi Udara dan Bahaya Penerbangan. Dari uraian beberapa peristiwa yang terjadi, dimana
inovasi, gagasan dan pemikiran yang terdapat didalam penulisan ini, dapat dijadikan sebagai momentum yang
tepat untuk tujuan kewaspadaan dan wawasan nasional. Terutama bertepatan menyongsong Hari Pahlawan 10
Nopember 2012, penulis mencoba berupaya menyampaikan berbagai masukan untuk mendorong percepatan
kemajuan pembangunan dalam berbagai bidang, terutama dalam hal semangat persatuan dan kebangsaan;
kejuangan generasi anak bangsa; pembangunan pertahanan, peningkatan kemampuan dan kekuatan TNI,
termasuk upaya penyelamatan bahaya penerbangan dan pembangunan transportasi udara Indonesia. Salah satu
alasan utama dan sebagai dasar pemikirannya adalah : “percepatan -vs- konstelasi geografis kepulauan Indonesia
sebagai suatu negara archipelago state”.
Skala Prioritas Pembangunan. Semua bidang pembangunan dapat dikategorikan penting, namun dari
berbagai komponen pembangunan tersebut memiliki sifat, latar belakang dan aspek yang memberikan pengaruh
terhadap penentuan kategori “skala prioritas utama”. Aspek konstelasi geografis Indonesia merupakan bagian
dari sifat dan latar belakang, dimana ribuan pulau besar dan kecil dari “Sabang sampai Papua” yang dipisahkan
oleh laut yang sangat luas yang merupakan cakupan wilayah “kedaulatan yurisdiksi NKRI”, sehingga sebagian
besar wilayah dan daerah terpencil tersebut menjadi sangat sulit terjangkau. Melalui perumusan skala prioritas
utama yang tepat, maka pembangunan pertahanan, peningkatan kemampuan dan kekutan TNI, termasuk
pembangunan transportasi udara Indonesia akan memberikan “feedback dan percepatan” terhadap kemajuan
pada berbagai bidang pembangunan lainnya. Pada bagian lain yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan
kemampuan pertahanan wilayah darat dan memastikan terciptanya situasi keamanan yang selalu kondusif.
Wilayah Sulit Terjangkau. Terutama bidang pembangunan dengan tingkat kepentingan dan kebutuhan
yang memerlukan kecepatan yang tinggi, diantaranya seperti : operasi pengawasan/patroli dengan pesawat udara
pada wilayah perbatasan terpencil yang sulit terjangkau, dimana alternatifnya bahwa patroli udara yang
memungkinkan dapat dilakukan 1 x dalam 24 jam; evakuasi penyelamatan korban bencana alam dengan pesawat
udara. Dengan berbagai latar belakang tingkat kerawanan bencana alam Indonesia yang cukup tinggi, sehingga
sewaktu-waktu dapat terjadi pada daerah terpencil yang cukup sulit terjangkau melalui jalur darat maupun laut;
dan terutama untuk melundungi target zona penghancuran melalui strike fighter dan attack pesawat tempur
supersonic dalam hitungan waktu yang sangat singkat; demikian juga sasaran target zona penghancuran
menggunakan kapal selam; upaya penyelamatan Indonesia dari mega ancaman gempa dan tsunami; transportasi
udara pada kegiatan perdagangan antar pulau, disamping faktor kecepatan juga untuk tujuan pemerataan
pembangunan melalui pendistribusian hasil komoditi daerah terutama dearah-daerah terpencil yang sulit
terjangkau.
21
12. 13
Kebebasan dan Kritik Membangun. Pada sisi lain dalam kaitannya dengan inovasi, pemikiran dan
gagasan yang diuraikan didalam penulisan ini, sebelumnya digambarkan secara singkat kaitannya dengan
undang-undang tentang kebebasan pers RI dan undang-undang tentang hak azasi manusia, dimana setiap insan
pers dan warga negara Indonesia memiliki hak yang sama dihadapan hukum untuk menyampaikan pendapat dan
pemikirannya kepada publik yang berlandaskan Pancasila dan UUD-45, termasuk hal ini ditegaskan kembali
didalam undang-undang RI nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum,
namun tentunya pendapat dan pemikiran tersebut berisikan kritikan sehat untuk tujuan kemajuan pembangunan
Indonesia. Pada bagian lain salah satu tujuan pers nasional adalah menyuarakan hati nurani rakyat Indonesia dan
mendorong timbulnya transfaransi dalam berbagai hal namun tetap pada koridor ketentuan hukum yang ada.
Dalam hubungan ini bahwa penulis adalah seorang prajurit berpangkat Mayor yang berdinas di TNI AL, dengan
niat dan maksud yang baik menyampaikan kepada publik berbagai inovasi, gagasan dan pemikiran untuk tujuan
kemajuan pembangunan Indonesia dan yang lebih penting untuk tujuan menyelamatkan bangsa Indonesia
sebagai timbulnya mega ancaman dan situasi “Indonesia Emergensi” .
TNI sebagai Dinamisator dan Stabilisator Pembangunan. Sebab salah satu petunjuk dan arahan dari
pemerintah dan pemimpin adalah bahwa perwira dituntut untuk memiliki inisiatif yang tinggi untuk mendorong
dan mendukung berbagai program pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah, selanjutnya pada bagian
lain yang terdapat dalam “undang-undang TNI bahwa prajurit juga berperan sebagai dinamisator dan stabilisator
pembangunan”, bersama-sama dengan seluruh rakyat Indonesia baik pada saat berdinas maupun diluar dinas, hal
ini didasari bahwa “TNI lahir dari rakyat dan bersama rakyat bersatu padu mendorong dan mendukung kemajuan
pembangunan Indonesia, termasuk melindungi dan mempertahankan kedaulatan NKRI”. Dalam kaitannya
bahwa karya tulis ini penulis laksanakan di luar dinas, sudah memenuhi ketentuan yang terdapat didalam Sapta
Marga dan Sumpah Prajurit diantaranya bahwa segenap prajurit TNI memiliki keberanian, membela kebenaran
dan keadilan, melindungi bangsa dan negara dari ancaman bahaya yang ada serta mengutamakan kepentingan
negara diatas kepentingan pribadi.
Potensi Perwira dan Penguasaan Iptek Pertahanan. Kaitan lain dari penjelasan ini bahwa seluruh isi
dari tulisan ini secara umum adalah terutama bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan kewaspadaan terkait
dengan berbagai peristiwa yang terjadi, sehingga negara lebih selektif didalam menentukan kebijakan dan
mengambil keputusan pada berbagai proses pelaksanaan pembagunan. Dasar pemikiran lain bahwa seluruh
perwira terutama perwira menengah atau pamen merupakan salah satu asset utama dan ujung tombak
pembangunan yang memiliki potensi besar, dengan alasan utama keseimbangan antara faktor usia efektif,
jumlah pamen yang cukup besar dan kemampuan yang dimiliki cukup memadai, mestinya didorong dan
didukung memiliki keberanian untuk melahirkan berbagai inovasi dan karya yang brillian bersama-sama dengan
22
13. 13
seluruh rakyat Indonesia untuk tujuan kemajuan pembangunan.
Pada era kemajuan teknologi canggih saat ini, perwira sebagai komando dan manager pada setiap
satuannya memahami dan menguasai teknologi canggih citra satelit space imaging, hal ini dimaksudkan sebagai
persiapan Indonesia akan memasuki era baru perang melalui rencana grand strategy pertahanan global Indonesia.
Teknologi citra satelit ini dapat dihasilkan dari beberapa tipe satelit, diantaranya : Landsat, IRS, Radarsat,
Ikonos, NTM, Aerial, dll dalam bentuk multi-spectral dan akurasi yang berbeda. Penerapan teknologi citra satelit
ini bertujuan untuk pemetaan, pembuatan chart dan geodesi. Produk peta yang dihasilkan antara lain seperti :
kelerangan dan koreksi skala, orthofoto, Digital Elavation Data (DED), Digital Elevation Model (DEM). Citra
satelit ini sangat menunjang kemampuan komando dalam “Visualisasi Medan Tempur” dan membantu dalam
pengerahan kekuatan, seperti Gambar 11 di bawah ini.
Analisis Ancaman Wilayah Terpencil, Perbatasan dan Terorrisme
(12)
. Teknologi citra satelit ini
dapat dimanfaatkan untuk menganalisa, memantau dan meng-identifikasi kemungkinan terjadinya ancaman pada
berbagai wilayah terpencil, perbatasan dan terorrisme, sehingga kontijensi ancaman dapat diantisipasi dini
dengan adanya real-time informasi dari teknologi citra satelit sebagai pengganda kekuatan (force multiplier).
Profesionalisme Militer dan Kebebasan Berpendapat. Hal ini senada dengan pendapat Mufti Makarim,
pengamat militer dari Institute for Defense and Peace Studies (IDPS), tentang TNI manunggal dengan rakyat
sudah sesuai dengan salah satu pasal yang terdapat didalam Undang-undang TNI No 34 tahun 2004 yang
23
Gambar 11
Materi III, page 24
(12)
Terrorism and Counter