Anzeige

4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019

aryarhms
10. Jul 2019
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
Anzeige
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
Anzeige
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
Anzeige
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019
Nächste SlideShare
6, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali,  Strategic Management: Michael Porters Generi...6, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Michael Porters Generi...
Wird geladen in ... 3
1 von 19
Anzeige

Más contenido relacionado

Similar a 4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019(20)

Anzeige
Anzeige

4, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Internal Environmental Analysis, Universitas Mercu Buana, 2019

  1. EXECUTIVE SUMMARY STRATEGIC MANAGEMENT Internal Environment Analysis (resource-based view and value chain management), SWOT Analysis, SWOT Matrix dan IE Matrix Disusun Oleh Nama Mahasiswa : Rahma Arya Setiani Nama Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA, MPM PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN 2019
  2. 2 | P a g e A. Lingkungan Internal Organisasi (Internal Environment) Lingkungan Internal Organisasi yaitu lingkungan yang berada di dalam organisasi yang terdiri dari karyawan, manajemen dan budaya organisasi. Menurut Wheelen & Hunger, faktor-faktor lingkungan internal (Strength & Weakness) terdiri atas keuangan, produksi, SDM, pemasaran, teknologi, penelitian & pengembangan, budaya perusahaan, manajemen, fasilitas, distribusi, pelatihan, sistem & prosedur, peraturan, kondisi kerja, hubungan relasi, dan jaringan. Contoh kondisi internal perusahaan Strategic Advantage Profile (SAP) Produksi (+) mampu memproduksi barang berkualitas tinggi (-) biaya produksi tinggi Pemasaran (+) saluran distribusi luas (+) tenaga penjual yang handal (-) unit penelitian pasar lemah Keuangan (+) rasio-rasio keuangan (likuiditas, solvabilitas, profitabilitis) sehat (-) staf akuntansi tidak baik Personalia (+) pegawai yang memiliki keahlian (-) loyalitas karyawan rendah Penelitian & Pengembangan (+) peralatan R&D canggih (-) SDM R&D kurang profesional Budaya perusahaan (-) budaya perusahaan lemah Struktur Organisasi (+) ada pembagian pekerjaan yang jelas (-) struktur organisasi terlalu luas
  3. 3 | P a g e Keterangan: (+) berarti Strength, (-) berarti Weakness Dalam contoh SAP di atas terdiri dari 8+ dan 7- ini berarti Strength lebih banyak 1 poin dibandingkan dengan Weakness. B. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) Sebuah alat yang mudah digunakan untuk mengidentifikasi gambaran secara umum perusahaan tentang kondisi stratejik perusahaan. Alat ini sebagai dasar untuk mempertemukan strategi perusahaan dengan kondisinya. SWOT sebagai titik awal atau “raw material” untuk melakukan analisa internal dan eksternal yang lebih dalam dan terperinci. S (Strength), adalah kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Beberapa jenis kekuatan antara lain lokasi strategis, teknologi yang canggih, hasil produksi yang berkualitas. W (Weakness), adalah kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk mengetahui kelemahan perusahaan bisa dengan melakukan perbandingan dengan pesaing seperti apa yang dimiliki perusahaan lain namun tidak dimiliki oleh perusahaan. O (Opportunity), adalah kesempatan bagi perusahaan untuk berkembang yang disebabkan oleh sebuah kondisi sekeliling atau lingkungan bisnisnya. Beberapa jenis peluang antara lain berkembangnya permintaan konsumen, peningkatan mutu, dan berkembangnya pasar global. T (Threat), adalah faktor eksternal perusahaan yang membahayakan posisi perusahaan. Beberapa jenis ancaman antara lai pesaing baru, perubahan permintaan, teknologi baru/pengganti dan persyaratan atau aturan baru. S dan W sebagai dasar untuk analisis internal. Dengan melihat “Strength”, maka perusahaan dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk meminimalisasi kelemahan perusahaan.
  4. 4 | P a g e O dan T sebagai dasar untuk analisis eksternal. Dengan melihat “opportunities”, maka perusahaan dapat melihat potensial pasar baru, produk baru, teknologi baru atau hal-hal yang berkaitan dengan diversifikasinya. Sedangkan, dengan mempelajari “threats”, dapat teridentifikasi pergeseran pasar atau perkembangan teknologi yang tidak diinginkan, dimana sebaliknya menguntungkan posisi pesaing. Diagram SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) Kuadran I (Strategi SO) Strategi umum yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengambil setiap keunggulan pada kesempatan yang ada. Kuadran II (Strategi WO) Perusahaan dapat membuat keunggulan pada kesempatan sebagai acuan untuk fokus terhadap kegiatan dengan menghindari kelemahan. Kuadran III (Strategi WT) Meminimumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman Kuadran IV (Strategi ST) Menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman dengan menciptakan diversifikasi untuk menciptakan peluang.
  5. 5 | P a g e Matriks Strategi Umum Integrasi ke depan (Forward Integration) Mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas penyalur atau penjual eceran. Strategi ini digunakan ketika: a. Jalur distribusi yang ada sangat mahal, kualitasnya terbatas dan tidak dapat mendistribusikan dengan cepat. b. Organisasi mempunyai kemampuan modal dan SDM yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis baru. c. Bisnis distribusi atau eceran mempunyai margin keuntungan yang tinggi d. Produk yang stabil lebih diutamakan, sehingga dapat diprediksi permintaan akan produk perusahaan melalui distributor. Contoh: PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia dengan Toyota Auto 2000 untuk penjualan kendaraan milik Toyota.
  6. 6 | P a g e Integrasi ke belakang (Backward Integration) Mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok (supplier). Strategi ini digunakan ketika: a. Jumlah pemasok sedikit sedangkan pesaing sangat banyak b. Perusahaan ingin pasokan bahan baku yang cepat sedangkan pemasok yang ada tidak mampu menyediakan dan sangat mahal. c. Kestabilan harga lebih diutamakan, karena dengan strategi ini perusahaan dapat menekan biaya bahan baku. d. Pemasok yang ada memiliki margin keuntungan yang tinggi dan perusahaan mempunyai modal dan SDM yang berkualitas. Contoh: Pabrik tepung Bogasari sebagai pasokan bahan dasar utama olahan produk Indofood (Grup Salim) Integrasi horisontal (Horizontal Integration) Mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing (competitor). Strategi ini digunakan ketika: a. Perusahaan dapat menjadi monopoli di suatu daerah tanpa melanggar peraturan yang berlaku. b. Perusahan bersaing di industri yang sedang berkembang. c. Dapat meningkatkan skala ekonomi untuk mendukung keuntungan bersaing. d. Memiliki modal dan SDM yang cukup untuk melakukan ekspansi. Contoh: Indofood menguasai Supermi dan Sarimi yang menjadi pesaing bagi produk Indomie milik Indofood. Pengembangan Pasar (Market Development) Memperkenalkan produk-produk yang sudah ada ke daerah pemasaran yang baru (pangsa pasar bertambah). Contoh: bus transjakarta saat ini sudah bisa melayani rute luar Jakarta seperti Bekasi.
  7. 7 | P a g e Pengembangan Produk (Product Development) Meningkatkan penjualan dengan cara memperbaiki atau mengembangkan produk-produk yang sudah ada. Contoh: Produk Smartphone Samsung yang sebelumnya hanya memiliki 2 lensa kamera masing-masing 1 di depan & belakang, saat ini baru saja meluncurkan 3-4 lensa kamera, masing-masing 1 di depan & 2-3 di bagian belakang. Penetrasi Pasar (Market Penetration) Meningkatkan pangsa pasar yang ada untuk produk tertentu melalui usaha pemasaran secara besar-besaran. Contoh: Produk Teh Pucuk Harum dari Mayora yang melakukan iklan besar-besaran terkait rasa teh alami dari pucuknya serta mengadakan beberapa promosi produk ke sekolah-sekolah untuk mengenalkan rasa alami tehnya. Diversifikasi Kosentrik (Concentric Diversification) Menambah produk-produk yang saling berhubungan untuk pasar yang sama. Contoh: Mayora juga memproduksi produk biskuit Roma Malkist selain produk minuman Teh Pucuk Harum. Ada 2 cara yang dapat digunakan dalam strategi ini, antara lain: Merger yang diartikan dengan menggabungkan dua perusahaan menjadi satu. Contoh: PT Axa Life Indonesia merupakan merger antara AXA Life dan PT AXA Financial Indonesia. Akuisisi yang diartikan sebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain dan menggabungkan dengan operasional. Contoh: Perusahaan Gas Negara melakukan akuisisi terhadap 4 anak usaha Pertamina Gas, PT Semen Indonesia, dan PT Holcim Indonesia. Diversifikasi Konglomerat (Conglomerat Diversification) Menambah produk-produk baru yang tidak saling berhubungan untuk pasar yang berbeda. Contoh: Mayora memproduksi produk makanan ringan, minuman siap saji, permen.
  8. 8 | P a g e Diversifikasi Horisontal (Horizontal Diversification) Menambah produk baru yang tidak berhubungan dengan tujuan memuaskan pelanggan yang sama. Contoh: KFC Indonesia selain menjual ayam goring cepat saji juga menjual Teh Botol Sosro (bekerja sama dengan PT Sinar Sosro) sebagai paket hemat makanan serta minuman. Usaha Patungan (Joint Venture) Dua atau lebih perusahaan bekerjasama membentuk suatu perusahaan baru yang terpisah dari kedua induknya. Contoh: Indofood dengan Nestle membentuk perusahaan joint venture dengan nama PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia yang berfokus pada bisnis kuliner (bumbu penyedap makanan). Pengurangan (Rentrechment) Penghematan biaya dengan cara mengurangi sebagian dari aset perusahaan untuk menanggulangi turunnya penjualan dengan keuntungan. Contoh: PT Dirgantara Indonesia melakukan PHK besar-besaran terhadap kurang lebih 9000 karyawannnya. Penciutan (Diversiture) Menjual sebuah unit bisnis atau sebagian dari perusahaan kepada pihak lain. Contoh: Grup XL menjual Elevenia (bisnis e-commerce) kepada Grup Salim. Likuidasi & Kombinasi Likuidasi yang diartikan menjual seluruh aset perusahaan atau menutup perusahaan. Contoh: PT Industri Soda Indonesia (bisnis pengelola kimia) memutuskan untuk dilikuidasi karena prospeknya tidak lagi bagus untuk dimiliki Pemerintah. Kombinasi yang diartikan mengikuti dua atau lebih strategi secara simultan pada waktu yang sama atau waktu yang berurutan.
  9. 9 | P a g e C. IE Matrix (Competitive Profile) Digunakan untuk memetakan dan mengarahkan posisi unit bisnis. Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi perusahaan. Sumber: Modul Prof Hapzi Ali, UMB Dalam Internal External Matrix terdapat 9 sel strategi perusahaan, menurut Rangkuti (2001) pada prinsipnya 9 sel tersebut (seperti gambar di atas) dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, antara lain: 1. Growth strategy: merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1, 2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8). 2. Stability strategy: yaitu strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah diterapkan. 3. Retrenchment strategy: yaitu usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.
  10. 10 | P a g e D. Analisis Lingkungan Internal pada PT. Semen Indonesia (Persero) Analisis lingkungan internal Posisi Perseroan sebagai perusahaan induk yang memimpin industri semen di pasar dalam negeri dari segi pangsa pasar, merupakan kelebihan yang berpeluang mengukuhkan Perseroan, baik dalam jangka menengah maupun panjang, sebagai perusahaan berskala global. Analisis SWOT Dari sisi produk, salah satu keunggulan penting yang dimiliki oleh Perseroan adalah merek (brand) yang kuat di tingkat regional. Saat ini ada 3 merek produk semen domestik dan 1 merek di kawasan regional. Perseroan menargetkan seluruh merek produknya dikenal di seluruh kawasan regional. Portofolio merek tersebut merupakan kekuatan Perseroan yang akan terus dikembangkan. Diantaranya melalui aktivasi saluran komunikasi, terutama online dan digital. Dengan demikian, brand equity produk semen Perseroan semakin kuat dan tetap mendapatkan kepercayaan masyarakat. Perseroan telah mengantisipasi biaya produksi dengan mengembangkan teknologi pengeringan. Pada tahun 2017, sejumlah pabrik yang dikelola oleh Perseroan mampu memanfaatkan batu bara dengan kalori rendah, yaitu di bawah 4.000 kkal. Hal ini membuat kinerja operasional pabrik makin efisien. Pada tahun 2017, salah satu inisiatif strategis yang diimplementasikan dalam rangka mendukung pencapaian kinerja Perseroan adalah Move Closer to Customer, yaitu lebih dekat kepada pelanggan dengan menerapkan Supply Chain Management (SCM). Dalam menerapkan SCM, Perseroan mengintegrasikan serangkaian aktivitas bisnis dalam rantai pasok untuk menciptakan nilai tambah bagi pelanggan, baik berupa produk maupun layanan dengan menggunakan sumber daya yang ada dalam rantai pasok tersebut. Implementasi SCM ini dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan dan/atau menurunkan biaya operasional. Khususnya biaya transportasi guna meningkatkan daya saing Perseroan.
  11. 11 | P a g e Untuk mendukung pencapaian usaha yang maksimal dan berkesinambungan, Perseroan terus mengembangkan rantai nilai (value chain) bisnis. Perseroan tidak hanya fokus mengembangkan lini bisnis dalam kelompok Mid Stream, tetapi seluruh lini bisnis dalam value chain sebagai sebuah kekuatan. IE Matrix Pada tahun 2017, permintaan semen domestik tumbuh pada kisaran 7,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian akibat mulai beroperasinya beberapa pabrik semen baru di Indonesia, baik dari pemain domestik maupun asing, mengakibatkan tingkat persaingan yang semakin ketat. Ditambah lagi, kenaikan permintaan semen domestik di tahun 2017 belum mampu mengatasi permasalahan over supply semen, yang akhirnya memicu timbulnya tekanan terhadap harga jual semen. Dalam rangka mengatasi kondisi persaingan yang sangat ketat tersebut, sekaligus mengantisipasi peluang pertumbuhan dimasa mendatang, Perseroan telah mengembangkan strategi untuk memenangkan persaingan bisnis, dengan mengoptimalkan keunggulan yang dimiliki Perseroan. Perseroan juga telah memperkuat saluran distribusi (distribution channel) untuk memperluas jaringan dan penetrasi pasar, antara lain dengan penerapan Supply-Chain Management (SCM) dan Customer Relationship Management (CRM) yang terintegrasi. Untuk merespon kondisi tersebut, Perseroan tetap mendorong pertumbuhan melalui strategi:
  12. 12 | P a g e Adapun rencana strategis jangka panjang Perseroan, sebagai berikut: Perseroan memproyeksikan permintaan semen domestik akan tetap tumbuh secara berkelanjutan pada masa mendatang. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk membangun infrastruktur yang diharapkan dapat menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Indonesia. Pada tahun 2017, Perseroan merealisasikan beberapa rencana bisnis dengan mengedepankan sinergitas antar kegiatan bisnis yang dijalankan, diantaranya: 1. Pengembangan Bisnis Semen Untuk pengembangan diversivikasi produk, perseroan mendirikan perusahaan patungan dengan PT Krakatau Steel dengan nama PT Krakatau Semen Indonesia (KSI). Pabrik KSI telah beroperasi untuk memproduksi Ground Granulated Blast Furnace Slag pada akhir tahun 2017. Ground Granulated Blast Furnace Slag ini merupakan bahan baku untuk campuran pembuatan semen slag yang merupakan wujud diversifikasi produk yang dihasilkan oleh perseroan. Sampai saat ini Perseroan merukan pioneer terbesar produsen semen slag di Indonesia. 2. Pengembangan Bisnis Pendukung Semen Seiring dengan telah berubahnya Perseroan menjadi Strategic Holding Company, maka Perseroan akan semakin intensif merealisasikan berbagai program sinergi yang mampu mensinergikan seluruh potensi yang dimiliki anak perusahaan, baik yang bergerak di bidang persemenan maupun nonpersemenan, menjadi satu kesatuan terintegrasi yang mampu memberikan hasil kinerja optimal bagi grup. Perseroan berusaha meningkatkan kehadirannya di bisnis ready mix dan beton dengan mengkonsolidasikan PT Varia Usaha Beton ke dalam PT Semen Indonesia Beton dengan cara mengakuisisi saham PT Varia Usaha Beton dari Dana Pensiun Semen Gresik. Selain itu, perseroan juga mendorong pengembangan bisnis PT Semen Indonesia Beton melalui penguasaan quarry dan akuisisi beberapa batching plant. Tidak hanya pengembangan bisnis, Semen Indonesia Group juga akan melakukan program optimalisasi aliran internal SMIG untuk mencapai efisiensi “Lowest Cost Highest Margin” melalui optimalisasi pengiriman berdasarkan area terdekat dengan biaya logistik yang terendah
  13. 13 | P a g e (lowest cost) serta berdasarkan availability stock produk dari integrated plant ke fasilitas grinding plant (pabrik penggilingan semen) dan packing plant (pabrik pengantongan semen) yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, perseroan akan meningkatkan kolaborasi sinergi baik antar perusahaan BUMN maupun swasta dalam menekan biaya logistik, yaitu melalui  integrasi proses bisnis distribusi dan transportasi yang terpusat di Holding Company,  pemanfaatan kapal Tol Laut bekerja sama dengan PT PELNI,  pemanfaatan angkutan balik melalui kerjasama dengan POS Logistic dan Pupuk Indonesia Logistik,  pemanfaatan teknologi dan sistem informasi di bidang logistik,  perubahan kontrak kapal curah GTC (gross time charter) ke freight basis (tramper). >> jurnal yang berkaitan dengan modul Analisis Lingkungan Internal: Judul : SWOT ANALYSIS OF MARKETING TOURISM IN LEADING TOURISM OBJECT OF BANDUNG AND SOPPENG Penulis: Mutia Tri Satya, Gatot Iwan Kurniawan, Muhammad Asdar, Abdul Razak Munir Pada jurnal ini meneliti lebih lanjut mengenai analisis lingkungan internal menggunakan analisis SWOT dan IE Matrix untuk mengembangkan model pemasaran pariwisata di 2 kota Bandung & Soppeng. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan metode forum diskusi grup.
  14. 14 | P a g e Hasil analisis untuk di Kota Soppeng:
  15. 15 | P a g e
  16. 16 | P a g e Hasil analisis untuk kota Bandung:
  17. 17 | P a g e
  18. 18 | P a g e Hasil perhitungan untuk masing-masing kota bisa dimasukkan ke dalam Matrix Grand Strategy: Hasil perhitungan untuk masing-masing kota bisa dimasukkan ke dalam GE Matrix:
  19. 19 | P a g e Daftar Pustaka Ali, Hapzi, MODUL PERKULIAHAN STRATEGIC MANAGEMENT: Internal Environment Analysis (resource-based view and value chain management), SWOT Analysis, SWOT Matrix dan IE Matrix. Universitas Mercu Buana, 2018. Pearce, J. A & Robinson, R.B (PR), Strategic Management; Formulation, Implementation and Control, Irwin Mc Graw-Hill Inc., Singapore, 2013. Thomas L. Wheelen & J. David Hunger, Strategy Management and Business Policy, Twelfth Edition, Pearson, 2010. Hitt, M.A et, al. (H), Strategic Management, Competitiveness and Globalization, West Publishing Company, St. Paul, 2009. Thompson, A. A & Strickland, A.J (TS), Strategic Management; Concepts and Cases, 11th edition, Irwin Mc Graw-Hill Inc., Singapore, 2008 Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Satya, Tri Mutia, et al. (2018). SWOT ANALYSIS OF MARKETING TOURISM IN LEADING TOURISM OBJECT OF BANDUNG AND SOPPENG. International Journal of Organizational Innovation. Semen Indonesia (2017). Annual Report, https://semenindonesia.com/, (02 April 2019, jam 19.00)
Anzeige