2. Fire Alarm System
Fire alarm system adalah:
Suatu sistem terintegrasi yang didesain dan
dibangun untuk mendeteksi adanya gejala
kebakaran, untuk kemudian memberi
peringatan (warning) dalam sistem evakuasi
dan ditindak lanjuti secara otomatis maupun
manual dengan sistem instalasi pemadam
kebakaran (fire fighting System).
Tujuan pemasangan :
Untuk mendeteksi kebakaran seawal
mungkin, sehingga tindakan pengamanan
yang diperlukan dapat segera dilakukan.
3. System Fire Alarm
1. Non addressable system / conventional
Pada sistem ini MCFA menerima sinyal masukan
langsung dari semua detektor (biasanya jumlahnya
sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung
memerintahkan’ komponen keluaran untuk
merespon masukan tersebut.
Sistem ini umumnya digunakan pada
bangunan/area supervisi berskala kecil, seperti
perumahan, pertokoan atau pada ruangan-ruangan
tertentu pada suatu bangunan yang diamankan.
4. 2. Semi addressable system :
Pada sistem ini dilakukan pengelompokan/zoning pada
detektor & alat penerima masukan berdasarkan area
pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona
ini dikendalikan (baik input maupun output) oleh zone
controller yang mempunyai alamat/address yg
spesifik. Pada saat detektor atau alat penerima
masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan
meresponnya (I/O) berdasarkan zone controller yg
mengumpankannya.
System Fire Alarm
5. System Fire Alarm
3. Full addressable system :
Merupakan pengembangan dari sistem semi
addressable. Pada sistem ini semua detector dan
alat pemberi masukan mempunyai alamat yang
spesifik, sehingga proses pemadaman dan evakuasi
dapat dilakukan langsung pada titik yang
diperkirakan mengalami kebakaran
7. Alat ini adalah pusat dari Fire
Alarm System yang dapat
mengontrol bekerjanya seluruh
bagian detector dan manual station
juga memberikan instruksi pada
alarm bell, lacation indicator lamp
apabila terjadi indikasi kebakaran.
Untuk Control Panel Utama
dilengkapi dengan telephone jack
dan line supervision pada type
tertentu serta stand by batterey
(nicad) apabila aliran listrik padam.
Main Control Fire AlarmMain Control Fire Alarm
Biasanya alat ini dipasang pada ruang operation atau
control room dimana terdapat pengawasan 24 jam.
8. Alat ini adalah bagian /
tambahan dari Control Panel
Fire Alarm System yang
fungsinya sebagai monitor /
pengamat tambahan hanya
tidak dapat berbuat aktif seperti
Control Panel.
Biasanya alat ini dipakai apabila
dibutuhkan pengamat tambahan
diruangan lain seperti ruang
Security dan lobby.
ANN
Annunciator
9. Alat ini bekerja apabila tombol mechanic
yang dilapis oleh plastic ditekan yang
mengakibatkan mechanical contact
menjadi aktif.
Biasanya alat ini digunakan pada ruang2
umum/public area sebagai alat diteksi
manual dan untuk Manual Alarm Station
dilengkapi dengan telephone jack untuk
emergency communication.
Manual Alarm Station.
Alarm Bell.
Alat ini bekerja apabila Main Control Fire
Alarm menjadi aktif (Control Panel akan
mensupply tegangan DC 24 volt ke Alarm
Bell).
Biasanya alat ini juga digunakan pada
ruang umum sebagai pemberi isyarat
apabila terjadi kebakaran (untuk evakuasi).
10. CARA KERJA ALARM KEBAKARAN
GEDUNG
• MANUAL :
Dengan menggunakan titik panggil manual
- Tombol tekan
• OTOMATIS :
Melalui deteksi kebakaran (firedetector)
- Smoke detector
- Heat detector
- Flow Switch
- Temper Switch
11. JENIS DAN TIPE DETEKTOR
Panas
Asap
Nyala
• ULTRA VIOLET
• INFRA RED
• FIXED
TEMPERATURE
• RATE OF RISE
• IONIZATION
• PHOTO ELECTRIC
• Push bottom
• Full down
• break glass
Manual
12. ULTRA VIOLET
Alat deteksi ini sensitif terhadap cahaya api
yg memancarkan cahaya putih kebiru-
biruan dan biasanya alat ini dipasang untuk
melindungi benda-benda yg terbakar
memancarkan cahaya putih kebiru-biruan
seperti natrium, alkohol dll.
INFRA MERAH
Alat deteksi ini sensitif terhadap cahaya api
yg memancarkan cahaya infra merah,
karena alat deteksi ini dilengkapi dengan
filter amplifier untuk cahaya infra merah.
Sehingga mengakibatkan rangkaian
electronic – contact menjadi aktif
Biasanya alat ini digunakan untuk deteksi
ruangan yang agak besar/tinggi atau
ruangan yang menyimpan barang2 yang
mudah terbakar, seperti gudang mesiu,
minyak, bahan kimia dan lain2.
PENGINDRA NYALA API
( Flame Detector )
13. PENGINDRA PANAS SUHU
TETAP
(FIXED TEMPERATURE)
• Deteksi ini memiliki komponen:
Elemen peka yang di dalamnya
menggunakan dwi-logam (sensor bimetal).
Mechanical contact.
• Prinsip kerja deteksi ini bila terjadi kebakaran
elemen peka menerima panas dengan
derajat suhu yg ditentukan (600
,700
,800
dst)
oleh kepekaan deteksi maka sensor bimetal
mendorong mechanical contact menjadi aktif
dengan demikian alarm berbunyi.
Biasanya alat ini digunakan pada ruangan
yang agak panas seperti ruang mesin,
Generator listrik dan lain2 serta memerlukan
diteksi panas dengan keadaan panas tertentu
(over heat sensor).
14. PENGINDRA PANAS TYPE PENGEMBANGAN SUHU
(Rate Of Rise Heat Detector)
Deteksi ini memiliki komponen:
- Ruang deteksi yang dilengkapi
membran (diafragma) sebagai
pendorong titik kontak tsb.
Prinsip kerja deteksi ini bila disuatu
ruangan terjadi kebakaran sehingga
terjadi perubahan suhu yg cepat
antara 70
– 100
/ detik dan pemuaian
udara diruang tertutup tersebut
mengakibatkan membran terdorong
naik dan dgn terdorongnya membran
sekaligus mendorong mechanical
contact menjadi aktif dan alarm
berbunyi.
15. PHOTO ELECTRIC SMOKE
DETECTOR PEKA CAHAYA
• Alat detector ini memiliki komponen :
Ruang deteksi yang dilengkapi dengan
pemancar cahaya infra merah dan penerima
cahaya infra merah .
Rangkaian electronic contact .
• Prinsip kerja detector ini bila terjadi kebakaran
sehingga asap memasuki ruang deteksi maka
partikel asap tersebut memantulkan cahaya
infra merah yang dipancarkan oleh transmitter
sehingga dapat tertangkap oleh receiver
( photo diodae) yang mengakibatkan
rangkaian electronic contact menjadi aktif
dengan demikian alarm berbunyi.
16. PHOTO ELECTRIC DETECTOR SMOKE
PENGURANGAN CAHAYA
• Komponen pada alat pengindra ini
Sunber cahaya infra merah dipantulkan melalui
lensa fokus sehingga pancaran cahayanya
lurus.
Photo electric cell yg dihubungkan kerangkaian
electronic contact ke alarm. Di waktu tidak
terjadi kebakaran photo cell selalu menerima
cahaya infra merah
Prinsip kerja deteksi ini bila terjadi kebakaran
terdapat asap yang menghalangi cahaya yg
selalu diterima oleh photo cell, kemudian
dengan berkurangnya nilai cahaya yg diterima
oleh photo cell mengakibatkan rangkaian
electronic contact menjadi aktif dan alarn
berbunyi.
Biasanya alat ini digunakan apabila dibutuhkan
deteksi yang tidak terlalu sensitif seprti ruang
kerja eksekutif, gudang dan lain2 dimana
terdapat asap dengan kadar ringan.
17. IONISATION SMOKE DETECTOR
• Alat pengindra ini memiliki komponen
Ruang deteksi dengan dilengkapi dengan
bahan radio aktif yang diberi muatan
listrik sehingga memancarkan ion positif
dan ion negatif dengan muatan yang
seimbang.
Rangkaian Electronic Contact.
• Cara kerja detektor ini bila terjadi kebakaran yang
kemudian ada asap yang memasuki ruang deteksi
maka partikel-partikel asap tersebut mempengaruhi
perubahan nilai ion diruang deteksi tersebut
mengakibatkan rangkaian elektronic contact
menjadi aktif dan alarm berbunyi .
Biasanya alat ini digunakan apabila
dibutuhkan deteksi seawal mungkin untuk
suatu ruangan seperti ruang computer,
arsip dan lain2 sehingga pada uangan
tersebut tidak diperkenankan merokok.
20. Main Control Unit
Sub Control Unit
Input Jack Phone
Module Interface Sound System
Relay Interface/ General Alarm
Sub Power Supply Monitoring
Power Supply Monitoring
Battery Back Up DC 24 V
Network Input Unit
MCFAMCFA
21. Data Ke TBFA Berikutnya
Data Ke TBFA Sebelumnya
Power Ke TBFA Berikutnya
Power Ke TBFA Sebelumnya
Diagram System TB Fire Alarm
22. 4. Transmiter Tegangan
2. Data Positive
1. Data Negative
3. Resistor Hanya di EOL
Gambar Smoke Detektor Beserta Basenya
4. Terminal Transmiter Tegangan
2. Data Positive
1. Data Negative
3. Data Positive
23. 4. Positive Indikator Lampu
2. Data Positive
1. Data Negative
3. Resistor Hanya di EOL
Gambar Heat Detektor 4 Kaki Beserta Basenya`
5. Negative Indikator Lampu
3. Positive Indikator Lampu
2. Data Positive
1. Data Negative
4. Negative Indikator Lampu
24. 2. Data Positive
1. Data Negative
3. Resistor Hanya di EOL
Gambar Heat Detektor 2 Kaki Beserta Basenya`
2. Data Positive
1. Data Negative
Note: Model Ini Biasanya Digunakan Untuk Publik Area
25. Check Power 24 V DC.
Check End Of Line
Ex: Head Detector 10 KOhm
Check Tegangan 24 V DC, Di end of line:
Bila Ada Tegangan 24 V Berarti rangkaian
itu Bagus.
26. INDIKATOR LAMP
• Untuk membantu
menunjukan titik indikasi
kebakaran
• Biasanya ditempatkan
didepan unit
27. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN PENGINDRA
ASAP (SMOKE DETECTOR)
Elemen peka tidak kurang dari 4 cm dari
langit-langit.
Maks pengindra asap dalam 1 zone tidak
boleh lebih dr 20 buah, atau luas 1 zone
kebakaran tidak boleh lebih dr 2000 m2
.
Untuk mengindra kebocoran gas harus
digunakan pengindra jenis ionisasi.
Elemen peka tidak boleh kotor.
Dasar SK Gub No. 889 Th 1981 Ps. 5
28. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN PENGINDRA
PANAS (HEAT DETECTOR)
Jarak antara elemen peka dengan langit-langit
adalah 1,5 – 10 cm.
Jarak antara elemen peka yang di pasang pada
balok kayu / beton bangunan dengan plafon /
langit-langit, tidak boleh lebih dari 25 cm.
Elemen peka tidak boleh dicat.
Jumlah pengindra panas dalam 1 zone tidak
boleh lebih dari 40 buah.
Dasar SK Gub No. 889 Th 1981 Ps 4
29. TROUBLE SHOOTING
1. Main Power Fault
Penyebab: supply tegangan 220 Vac dari PLN terputus, secara otomatis
power supply pindah ke battery back-up (UPS)
Langkah: sambung kembali supply PLN yang terputus
2. Stanby Power Fault
Penyebab: Battery back-up tidak tersambung ke system fire alarm,
batery tidak terpasang
Langkah: pasang battery backup dan sambungkan ke system fire alarm
3. Loop n Short Circuit
Penyebab: terjadi hubungan pendek dikabel data (S-, S+) pada loop ke n
Langkah: perbaiki jalur kabel yang terjadi hubungan pendek, hubungan
pendek yang terlampau lama akan menyebabkan SCU board rusak
4. Remote Annunciator #1 Trouble
Penyebab: Jalur kabel Annunciator 1 terputus, kabel data dan kabel
power 24 Vdc
Langkah: sambung kembali jalur kabel annunciator
30. 5. No Answer On
Penyebab: Addressable device tidak terpasang ke sistem fire alarm
Langkah: pasang addressable device ke sistem fire alarm
6. Fault On
Penyebab: EOL terputus dari sistem, power supply terputus
Langkah: pasang kembali EOL, sambung kembali power supply ke
addressable device
7. Alarm semu
Penyebab: rangkaian sensor detektor yang kotor atau rangkaian
transponder yang bermasalah.
Langkah:cari titik heat detektor yang bermasalah dan bersihkan / repair
8. Drop Power TBFA
Penyebab: Terjadi Short Power Tegangan DC 24 V, Baik Positive
dengan Negative maupun dengan kabel Leader /tray kabel
Langkah: Cari Titik terjadinya short dan perbaiki.
TROUBLE SHOOTING