2. Anggota Kelompok
• Mifta Florencia (11)
• Muh. Akip Poapa (12)
• Nurul Aulia H. (22)
• Rahma Nur Zakia (16)
3. MENU
Megalithikum Artefak
Ciri ciri IPTEK
Latar Belakang Penyebaran
Kepercayaan Sosial Budaya
4. Apa itu Zaman Megalithikum?
• Kata Megalithikum berasal dari Megalitik yang
berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos
yang berarti batu.
• Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman
batu besar, karena pada zaman ini manusia sudah
dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang
terbuat dari batu-batu besar.
5. Ciri-ciri
- Manusia sudah dapat menghasilkan kebudayaan yang
terbuat dari batu-batu besar
- Manusia sudah mengenal kepercayaan utamanya yaitu
animisme.
6.
7. Latar belakang munculnya
kebudayaan megalitikum
• Pemahaman tentang kehidupan sesudah mati dan pemujaan
roh.
• Anggapan benda-benda atau peralatan diyakini sebagai
bekal seseorang setelah mati, sehingga dikubur bersama
jenazah dalam kubur batu
• Upacara kematian yang kompleks dan hubungan antara
manusia di dunia dengan leluhur yang sudah mati
8. Kepercayaan yang dianut pada
zaman Megalithikum
• Dinamisme
Kepercayaan kepada kekuatan gaib yang terdapat pada
benda-benda tertentu, misalnya pada pohon, batu besar,
gunung, gua, azimat dan benda-benda lain yang dianggap
keramat.
10. Kepercayaan yang dianut pada
zaman Megalithikum
• Animisme
Kepercayaan kepada roh nenek moyang atau leluhur.
Mereka percaya, manusia setelah meninggal rohnya
tetap ada dan tinggal ditempat-tempat tertentu dan
harus diberi sesajen pada waktu-waktu tertentu.
12. Artefak Peninggalan Zaman
Megalithikum
1.Menhir
Menhir adalah bangunan yang
berupa tugu batu yang didirikan
untuk upacara menghormati roh
nenek moyang.
Lokasi tempat ditemukannya
menhir di Indonesia adalah
Pasemah (Sumatera Selatan),
Sulawesi Tengah dan
Kalimantan.
13. • Fungsi Menhir adalah sebagai berikut :
Sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang
Tempat memperingati seseorang (kepala suku) yang telah
meninggal
Tempat menampung kedatangan roh
14. 2. Punden Berundak-undak.
Punden berundak-undak adalah
bangunan dari batu yang
bertingkat-tingkat dan fungsinya
sebagai tempat pemujaan terhadap
roh nenek moyang yang telah
meninggal.
Lokasi tempat penemuannya adalah
Lebak Sibedug/Banten Selatan dan
Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur
16. 3.Dolmen
Dolmen merupakan meja dari
batu yang berfungsi sebagai
tempat meletakkan saji-sajian
untuk pemujaan.
Lokasi penemuan dolmen antara
lain Cupari Kuningan / Jawa
Barat, Bondowoso / Jawa Timur,
Merawan, Jember / Jatim,
Pasemah / Sumatera, dan NTT.
18. 4.Sarkofagus
Sarkofagus adalah keranda batu atau
peti mayat yang terbuat dari batu.
Bentuknya menyerupai lesung dari batu
utuh yang diberi tutup. Daerah tempat
ditemukannya sarkofagus adalah Bali.
20. 5.Peti kubur
Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-
batu besar. Kubur batu dibuat dari lempengan/papan
batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat
yang dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya juga
berasal dari papan batu.
Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan,
Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan
Cepu (Jawa Timur).
22. 6.Arca batu
Arca / patung-patung dari batu yang berbentuk binatang
atau manusia. Bentuk binatang yang digambarkan adalah
gajah, kerbau, harimau dan moyet. Sedangkan bentuk arca
manusia yang ditemukan bersifat dinamis. Maksudnya,
wujudnya manusia dengan penampilan yang dinamis
seperti arca batu gajah. Fungsi untuk Penghormatan
terhadap tokoh yang disukai. Daerah-daerah sebagai
tempat penemuan arca batu antara lain Lampung, Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Arca batu juga di temukan di
Sumatra Selatan dan di teliti oleh Von Heine Geldern.
24. 7.Waruga
Waruga adalah peti jenazah kecil yg
berbentuk kubus dan ditutup
dengan batu lain yg berbentuk atap
rumah dan merupakan
peninggalan budaya minahasa.
Banyak ditemukan di Minahasa.
25. • Fungsi utama waruga adalah sebagai kuburan. Di
samping tulang belulang atau mayat, alat-alat perang seperti
wengkow (tombak), kelung (parang dan perisai) disimpan
juga di dalam waruga.
• Yang menempati waruga biasanya adalah tokoh,
panglima perang atau para dotu-dotu, pemimpin (yang
merintis pemukiman baru). Jadi mereka yang dituakan atau
dihormati sebagai tokoh di negeri tersebut. Jadi tidak
semua orang bisa dikuburkan di dalam waruga. Menurut
sejarah Minahasa, diperkirakan bahwa waruga-waruga ini
telah ada sejak abad ke 4 sampai abad ke 6.
27. Sosial Budaya
• Kebudayaan megalithikum adalah kebudayaan yang
menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar yang
muncul sejak zaman Neolithikum.
• Kehidupan dalam masyarakat masa perundagian
memperlihatkan rasa solidaritas yang kuat.
• Peranan solidaritas ini tertanam dalam hati setiap
orang sebagai warisan yang telah berlaku sejak
nenek moyang.
28. • Adat kebiasaan dan kepercayaan merupakan
pengikat yang kuat dalam mewujudkan sifat itu.
Akibatnya, kebebasan individu agak terbatas
karena adanya aturan-atauran yang apabila
dilanggar akan membahayakan masyarakat.
• Pada masa ini sudah ada kepemimpinan dan
pemujaan kepada sesuatu yang suci diluar diri
manusia yang tidak mungkin disaingi serta berada
diluar batas kemampuan manusia.
29. Budaya megalitikum di
Indonesia
• Pasemah merupakan wilayah dari Propinsi Sumatera
Selatan. Tinggalan megalitik Pasemah muncul dalam
bentuk yang begitu unik, patung-patung dipahat
dengan begitu dinamis dan monumental, yang
mencirikan kebebasan sang seniman dalam memahat
• Nias. Etnik Nias masih menerapkan beberapa
elemen megalitik dalam kehidupannya. Contohnya
Rangkaian kegiatan mendirikan batu besar (dolmen)
untuk memperingati kematian seorang penting di
Nias.
30. • Sumba. Etnik Sumba di Nusa Tenggara Timur juga masih
kental menerapkan beberapa elemen megalitik dalam
kegiatan sehari-hari. Kubur batu masih ditemukan di
sejumlah perkampungan. Meja batu juga dipakai sebagai
tempat pertemuan adat.
31. IPTEK
• Pada bidang teknologi, di samping berusaha
menciptakan perkakas untuk keperluan sehari-
hari, kemudian mengalami kemajuan dengan
mulai diciptakannya benda-benda yangbernilai
estitika dan ekonomis.
• Pada teknologi pembuatan gerabah misalnya,
ternyata di samping membuat untuk keperluan
sehari-hari, mulai dilakukan juga pembuatan
gerabah yang bernilai seni dan ekonomis.
32. • Keragaman bentuk dan motif hias gerabah
Indonesia ini kemudian memunculkan
beberapa kompleks pembuatan gerabah yang
sangat menonjol, antara lain kompleks
gerabah Buni, (Bekasi), komplek gerabah
Gilimanuk (Bali), dan kompleks gerabah
Kalumpang (Sulawesi Selatan).
33. Penyebaran Kebudayaan
Megalithikum di Indonesia
• Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar
ke Indonesia melalui 2 gelombang yaitu :
• Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500
SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu).
Contoh bangunan Megalithikum adalah menhir, punden berundak-undak,
Arca-arca.
Ciri-ciri :
Peninggalannya bersifat monumental (bersifat
menimbulkan kesan Peringatan pada sesuatu yang
agung)
• Megalith Muda menyebar keIndonesia pada zaman perunggu(1000-100
SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson(Deutro Melayu).
Contoh bangunan megalithnya adalah peti kubur batu, dolmen, waruga,
Sarkofagus dan arca-arca dinamis.