Dokumen tersebut membahas rencana penanganan banjir di Kota Tangerang. Kota ini sering terkena bencana banjir yang mengakibatkan kerugian besar. Dokumen ini memberikan rekomendasi dengan mengidentifikasi penyebab banjir dan kondisi hidrologi daerah, serta menganalisis penataan ruang untuk mengurangi dampak banjir di masa depan.
1. KONSEP RENCANA PENANGANAN
BANJIR DIKOTA TANGERANG
I. LATAR BELAKANG
Kota Tangerang setiap tahunnya mengalami permasalahan bencana banjir, meskipun berbagai
upaya penanganan telah dilakukan. Bencana banjir terparah yang terjadi terakhir di Kota
Tangerang adalah pada tahun 2007, dimana tercatat pada Laporan Perkiraan Kerusakan dan
Kerugian Pasca Bencana Banjir Awal Februari 2007 di Wilayah Jabodetabek (Kementerian Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, 2007) bahwa di Kota Tangerang dan Kabupaten
Tangerang sekitar 3.000 rumah terendam, 13 orang meninggal dan 42.278 orang mengungsi. Nilai
kerusakan infrastruktur perkotaan di wilayah Jabodetabek mencapai 327 milyar rupiah dan
kerugian mencapai 525 milyar rupiah. Lebih khusus untuk Kota Tangerang tercatat 63 lokasi banjir
dengan luas genangan mencapai 1.725 ha, terdapat korban meninggal sejumlah 2 orang dan 14.438
orang sakit. Kerugian dari aset pemerintah mencapai 9,5 milyar rupiah dan kerugian masyarakat –
yaitu berupa rumah, pertanian, industri dan sekolah – mencapai 380,3 milyar rupiah. Pada tahun
2008 jumlah titik banjir di Kota Tangerang meningkat menjadi 71 lokasi tetapi dengan luas 1.083
ha
Terjadinya serangkaian banjir dalam waktu relatif pendek dan terulang tiap tahun menuntut upaya
lebih besar mengantisipasinya, sehingga kerugian dapat diminimalkan. Oleh karena itu, perlu
disusun serangkaian strategi dan kebijakan yang dapat memberikan rekomendasi untuk
penanganan banjir di Kota Tangerang.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan dilaksanakan dengan maksud untuk mengidentifikasi permasalahan dan penyebab
terjadinya banjir, serta memberikan rekomendasi terhadap sistem pengelolaan banjir sesuai
karakter dan permasalahan. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah:
Mengidentifikasi lokasi dan sebaran banjir
Mengidentifikasi penyebab terjadinya banjir
Memberikan rekomendasi penanganan banjir
III. METODE ANALISIS
Metoda analisa yang digunakan pada laporan ini terdiri atas :
a) Analisis Hidrologi yang bertujuan menentukan debit banjir (design flood) berdasarkan
kondisi topografi dan tata guna lahan di Daerah Pengaliran Sungainya (DPS), yang meliputi
analisa :
1. Analisis Curah Hujan Rancangan (Design Rainfall)
2. Pola Hujan Secara Spasial
3. Jumlah Akumulasi Volume Air Hujan
4. Pola Distribusi Hujan
Distribusi Hujan
Koefisien pengaliran
Hujan netto
5. Debit Banjir Rencana (Design Flood)
Rasional
HSS Nakayasu
b) Analisis Kesesuaian Penataan Ruang; yang bertujuan mengevaluasi kesesuaian pemanfaatan
lahan antara kondisi eksisting dengan rencana pemanfaatan lahan pada lokasi-lokasi yang
terkena bencana banjir.
2. IV. KONDISI EKSISTING
1. KONDISI HIDROLOGI
Wilayah Kota Tangerang dilalui 16 saluran irigasi serta oleh 3 (tiga) daerah aliran sungai yaitu:
Das Cirarab, Das Cisadane dan Das Angke
DAS CISADANE
DAS ANGKE
DAS CIRARAB
a) Daerah Aliran Sungai Cirarab
Aliran Kali Cirarab melintasi 3 daerah administrasi, yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten
Tangerang dan Kota Tangerang, dengan hulu sungai berada di bagian Utara Kabupaten
Bogor sekitar Kecamatan Rumpin. DAS Cirarab yang berada di Kota Tangerang mempunyai
daerah tangkapan air (catchment area) seluas 161 Km² dan terdapat 4 anak sungai /
saluran pembuangan, yaitu: Kali Cangkring, Kali Sasak, Kali Keroncong, dan Kali Jatake yang
semuanya bermuara ke Kali Cirarab.
Saluran Pembuang Pada DAS Cirarab
Debit
Panjang Lebar Tinggi
No Nama Saluran Normal Kewenangan
(km) (m) (m)
(m3/det)
KALI CIRARAB 7,00 11,00 3,50 12,00 Prop.
1 Pemb. Cangkring 0,44 4,00 1,65 3,50 Prop.
2 Pemb. Sasak 0,80 2,00 1,00 1,20 Prop.
3 Pemb. Kroncong 3,00 3,00 1,45 3,00 Kota
4 Pemb. Jatake 3,00 3,00 1,40 1,20 Kota
DAS Cirarab 14,24
3. b) Daerah Aliran Sungai Cisadane
DAS Cisadane yang berada di Kota Tangerang memiliki 43 anak sungai / saluran
pembuangan yang semuanya bermuara di Kali Cisadane, dimana anak sungai yang terbesar
adalah Saluran Mookervaart yang merupakan sodetan penghubung Kali Cisadane dan Kali
Angke.
Saluran Pembuang pada DAS Cisadane
No Nama Saluran Panjang Lebar Tinggi Debit Normal Kewena-
(km) (m) (m) (m3/det) ngan
KALI CISADANE 15,00 100,00 5,35 70,00 PUSAT
1 Pemb. Sepajang 4,00 1,50 1,25 1,00 Kota
2 Pemb. Kedaung 4,00 1,20 1,25 0,80 Kota
3 Pemb. Sabi 9,15 4,00 3,80 5,00 Prop.
4 Pemb. Pasar Baru 2,00 2,00 1,20 0,50 Kota
5 Pemb. Gerendeng 2,60 3,00 1,85 1,50 Kota
6 Pulo
Pemb. Cipabuaran 1,40 2,00 1,25 0,50 Kota
7 Pemb. Karawaci 2,00 2,00 0,80 4,00 Kota
8 Pemb. Cibodas / 4,50 5,00 1,50 4,00 Kota
Karawaci Baru
9 Pemb. Cibodas Sari 2,50 3,00 1,00 1,50 Kota
10 / Bugel Mas
Pemb. Barat 0,20 2,50 1,00 1,25 Kota
11 Pemb. Timur 0,80 2,50 1,20 1,25 Kota
12 Pemb. Sewan / Sal. 0,80 7,00 1,40 4,00 Kota
Induk Timur
13 Pemb. Parung Kuda 2,00 2,25 1,20 1,10 Kota
14 Pemb. Koang 0,48 1,00 1,20 0,30 Kota
15 Pemb. 0,94 2,50 1,25 2,00 Prop.
Panunggangan
16 Pemb. Kelapa Dua / 2,00 6,00 1,20 2,50 Prop.
17 Cicayur
Pemb. Cikokol 2,00 1,50 1,20 1,50 Kota
18 Pemb. Rawa Besar 0,62 4,00 3,00 3,00 Kota
19 Pemb. Cipabuaran 2,50 1,25 1,20 0,50 Kota
20 Pembuang 6,50 30,00 3,50 4,00 PUSAT
Mookervaart
21 Pemb. Pasar Anyar 1,50 3,00 1,50 1,50 Kota
22 Pemb. Karang Sari 1,50 2,00 1,00 0,80 Kota
23 Pemb. Kampung 1,00 2,00 1,00 0,70 Kota
24 Utan
Pemb. Kober 2,50 2,00 1,50 1,40 Kota
25 Pemb. Kompl. 1,00 3,00 1,50 0,50 Kota
26 Kehakiman
Pemb. Buaran 1,50 2,00 1,00 1,00 Kota
27 Pemb. Perum 2,60 3,50 2,50 2,00 Kota
28 Angkasa Pura
Pemb. Batu Sari 3,60 2,20 1,00 1,05 Kota
29 Pemb. Batu Ceper 4,20 2,50 0,80 1,40 Kota
30 Pemb. Cibatu Ceper 4,20 2,00 1,20 1,40 Kota
31 Pemb. Batu Jaya 3,50 3,00 1,20 1,50 Kota
32 Pemb. Juru Mudi 1,50 1,00 1,70 0,50 Kota
Baru
4. No Nama Saluran Panjang Lebar Tinggi Debit Normal Kewena-
(km) (m) (m) (m3/det) ngan
33 Pemb. Cipondoh 3,80 6,00 2,00 4,00 Kota
34 Pemb. Poris Plawad 3,60 2,25 1,50 1,00 Kota
/ Sasak
35 Pemb. Poris Tengah 2,00 3,00 1,50 1,20 Kota
36 Pemb. Cipete 3,50 5,00 1,50 2,00 Kota
37 Pemb. Bojong 1,50 4,00 1,20 2,00 Kota
38 Pemb. Tanah Tinggi 3,60 3,50 1,50 1,05 Kota
39 Pemb. Kunciran 1,50 2,00 1,75 0,80 Kota
40 Pemb. Semanan 5,60 6,00 1,20 3,00 Prop.
41 Pemb. Gondrong 2,00 4,00 1,20 2,00 Kota
42 Pemb. Cibelendung 4,00 1,50 1,50 0,75 Kota
43 Pemb. Citegal Alur 4,00 3,00 1,40 1,80 Pusat
DAS Cisadane 129,69
c) Daerah Aliran Sungai Angke
DAS Angke yang berada di Kota Tangerang memiliki 7 anak sungai / saluran pembuangan
yang semuanya bermuara ke Kali Cirarab. Keseluruhan DAS Angke di Kota Tangerang ini
mempunyai daerah tangkapan air (catchment area) seluas 74,3 Km².
Saluran Pembuang pada DAS Angke
No. Nama Saluran Panjang Lebar Tinggi Debit Normal Kewena
(km) (m) (m) (m3/det) ngan
KALI ANGKE 10,00 12,00 5,50 18,00 PUSAT
1 Pemb. Cantiga 7,00 3,00 1,50 2,70 Prop.
2 Pemb. Gili 2,00 5,00 1,50 2,50 Prop.
3 Pemb. Pondok 4,00 7,00 1,50 4,60 Prop.
4 Bahar
Pemb. Ciputat 3,00 8,00 2,50 8,00 Prop.
5 Pemb. Wetan 2,00 6,00 2,50 4,00 Prop.
6 Pemb. Serua 2,00 6,00 2,50 4,00 Prop.
7 Pemb. Tajur 2,50 3,00 1,50 2,00 Prop.
DAS Angke 35,50
5. d) Daerah Irigasi
Selain sungai alam dan sungai buatan, terdapat 16 saluran irigasi di Kota Tangerang dengan
total panjang mencapai 62.488,30 Km.
Saluran Irigasi di Kota Tangerang
No Nama Saluran Panjang Lebar Tinggi Debit Normal Kewena
(km) (m) (m) (m 3/det) ngan
1 Sal. Induk Cisadane 6.131,30 5,80 1,27 5,48 Pusat /
Utara Prop.Banten
2 Sal. Induk Cisadane 4.100,00 7,00 2,10 12,07 Pusat / Prop
Barat Banten
3 Sal. Induk Cisadane 12.300,00 6,00 1,50 6,00 Pusat
4 Timur
Sal. Induk Tanah 1.050,00 7,00 1,50 7,00 Pusat
Tinggi Bt. 5 – 6
5 Sal. Induk Tanah 1.800,00 5,00 1,50 4,00 Pusat
Tinggi Bt. 7 – 8
6 Sal. Induk Tanah 3.670,00 5,00 1,50 4,00 Pusat
Tinggi Kec.
7 Tangerang
Sal. Induk Tanah 7.757,00 5,00 1,50 4,00 Pusat
Tinggi Kec. Cipondoh
8 Sal. Suplesi Rawa 900,00 6,00 1,50 4,00 Kota
Cipondoh
9 Sal. Sekunder 2.700,00 4,00 1,00 2,00 Pusat
Semanan (Cipondoh)
10 Sal. Suplesi Nerogtog 5.020,00 6,00 1,20 3,00 Pusat
(Cipondoh)
11 Sal. Induk Cisadane 1.900,00 6,00 1,50 6,00 Pusat
Timur (Neglasari)
12 Sal. Induk Cisadane 5.020,00 6,00 1,50 6,00 Pusat
Timur (Benda)
13 Sal. Induk Cisadane 2.020,00 6,00 1,50 6,00 Pusat
Timur (Batu Ceper)
14 Sal. Sekunder Pondok 2.000,00 6,00 1,00 3,00 Prop.
Bahar (Ciledug)
15 Sal. Sekunder Pondok 5.020,00 6,00 1,00 3,00 Prop.
Bahar (Karang
16 Tengah)
Sal. Sekunder Kamal 1.100,00 2,00 1,50 2,00 Pusat
(Benda)
Kota Tangerang 62.488,30
6. V. HASIL STUDI
1. IDENTIFIKASI LOKASI BANJIR
Teridentifikasi 83 lokasi banjir (setingkat kelurahan) yang tersebar pada 13 kecamatan, 60
kelurahan, dengan 9 lokasi memiliki kedalaman banjir > 2meter, 48 lokasi memiliki kedalaman
0,5-2 meter dan kedalaman banjir < 0,5 meter sebanyak 26 lokasi.
2. ANALISA PENYEBAB BANJIR
Berdasarkan hasil identifikasi 83 lokasi banjir, selanjutnya dilakukan pengamatan faktor
penyebab terjadinya banjir melalui 3 metode, yaitu pengamatan lapangan (survey) dan
wawancara, analisa tata ruang serta analisa curah hujan, dengan hasil sebagai berikut:
a. Analisa faktor penyebab banjir berdasarkan Pengamatan Lapangan (survey) Dan
Wawancara
Hasil pengamatan lapangan menunjukan faktor utama penyebab banjir dibagi atas 4
tipologi permasalahan yaitu:
1) Banjir yang diakibatkan Kapasitas Saluran Drainase Yang Tidak Memadai (32 lokasi)
7. TIPOLOGI PERMASALAHAN
KAPASITAS SALURAN DRAINASE YANG TIDAK MEMADAI
Kecamatan Kelurahan RW RT Keterangan Lokasi
Benda Jurumudi Baru RW 04 Kp. Batuceper
- Duta Garden (Jl. H.Kimung & Jl.Musan)
Jl. Halim Perdana Kusuma
Pajang RW 03 Kp. Jurumudi
Jurumudi - Jl. Abdul Rahman Saleh
Benda RW 01 Kp. Rawabokor
RW 03 Kp. Rawabokor
RW 05 Kp. Rawabokor
RW 06 Kp. Rawabokor
Belendung RW 03 Kp. Belendung
RW 07 Kp. Belendung
RW 09 Kp. Belendung
Cipondoh Cipondoh - Perum PDK Belakang Cipondoh
Jl. Hasyim Ashari
Cipondoh Indah - Perum Cipondoh Indah
Poris Plawad - Perum Banjar Wijaya
Kenanga - Perum Taman Royal
Perum Puri Dewata
Jatiuwung Alam Jaya RW 07 RT 07 Perum Pondok Alam Permai (Purati)
RW 08 RT 01- Perum Pondok Alam Permai (Purati)
05
Karang Tengah Karang Timur RW 01 Kp. Mancung
RW 06 Kp. Karang Tengah
RW 07 Kp. Mucung
RW 08 Komp. Perdagangan
RW 09 Karyawan I
RW 13 Komp. Karang Tengah
RW 14 Komp. Karang Tengah
Parung Jaya RW 02 Perbatasan Metro Permata
Jalan Tol
Tangerang Sukasari - Jl. Nyimas melati
- Jl. M. Yamin
Babakan - Jl. Dimyati
Cikokol - Jl. MH. Thamrin (Carrefour)
Batuceper Batuceper RW 03 RT 03 Jl. H. Kilin
RW 07 RT 04 Jl. Perum Batuceper
Porisgaga baru - Jl. Benteng Betawi
Neglasari Selapajang Jaya - Karang Sari
Ciledug Sudimara Barat - Underpass Ciledug
Pinang Kunciran Indah - Perum Blok KM
Jalan Tol
Kunciran - Perum Blok DM
Periuk Gembor - Perum Total Persada
Periuk Villa Tangerang Mas, Jl. Anggrek, Jl.
Moh. Toha
8. TIPOLOGI PERMASALAHAN
KAPASITAS SALURAN DRAINASE YANG TIDAK MEMADAI
Kecamatan Kelurahan RW RT Keterangan Lokasi
Karawaci Cimone Jaya RW 01
RW 04
RW 05
RW 06
RW 08
Nusa Jaya RW 06
RW 07
RW 08
RW 11
RW 12
Nambo Jaya RW 04
RW 05
Margasari RW 04
RW 07
RW 08
Bugel RW 01
RW 02
RW 10
RW 11
Karawaci Baru RW 04
RW 05
RW 06
Sukajadi - RS. Sari Asih
Cibodas Jatiuwung - Kantor Kelurahan Jatiuwung
Cibodas - Jl. Delta Perum Cimone;
Perum Alam Permai
2) Banjir akibat Kapasitas Sungai Sebagai Saluran Pembuang Yang Tidak Memadai karena
pendangkalan sungai, atau sedimentasi di pinggiran sungai (26 lokasi)
TIPOLOGI PERMASALAHAN
KAPASITAS SUNGAI/SALURAN PEMBUANG TIDAK MEMADAI
Kecamatan Kelurahan RW RT Keterangan Lokasi
Benda Jurumudi Baru RW 06 Kp. Rawabamban
RW 07 Kp. Rawabamban
RW 03 Jl. H. Muja
RW 09 Kp. Rawabamban
Jatiuwung Gandasari RW 03 Kp. Lumpit (Indah Jaya)
RW 05 Kp. Lumpit (Indah Jaya)
Karang Tengah Karang Mulya RW 02 Perum Bima
RW 03 RT 02-03
RW 05 Kejaksaan
RW 06 Unilever
RW 07 CTV, Kelurahan
RW 08 Metro Permata
RW 10 Metro Permata
RW 11 Metro Permata
RW 13 Metro Permata
Karang Tengah RW 06 Komp. Keuangan
RW 07 Komp. Barata
9. TIPOLOGI PERMASALAHAN
KAPASITAS SUNGAI/SALURAN PEMBUANG TIDAK MEMADAI
Kecamatan Kelurahan RW RT Keterangan Lokasi
RW 10 Komp. Bangun Reksa I
RW 15 Karyawan I
Karang Timur RW 01 Kp. Mancung
RW 06 Kp. Karang Tengah
RW 07 Kp. Mucung
RW 08 Komp. Perdagangan
RW 09 Karyawan I
RW 13 Komp. Karang Tengah
RW 14 Komp. Karang Tengah
Pondok Bahar RW 01 Komp. Pondok Bahar
RW 02 Komp. Pondok Bahar
RW 03 Komp. Pondok Bahar
RW 04 Komp. Pondok Bahar
RW 05 Komp. Pondok Bahar
RW 06 Komp. Pondok Bahar
RW 07 Kp. Pondok Bahar
- Komp. Bangun Reksa II
Pedurenan RW 02 Duren Village
RW 03 Ciledug Indah I & II
RW 04 Ciledug Indah I & II
RW 05 Ciledug Indah I & II
RW 06 Ciledug Indah I & II
RW 07 Ciledug Indah I & II
RW 08 Ciledug Indah I & II
RW 09 Ciledug Indah
RW 10 Ciledug Indah
Batuceper Kebon Besar RW 04 RT 01-03
Neglasari Kedaung Wetan - Pergudangan Bandara Mas
Ciledug Tajur RW 06 Puri Kartika
RW 08 Puri Kartika
RW 09 Puri Kartika
RW 07 Wisma Tajur
Sudimara Selatan - Duren Village
Paninggilan - Perum Japos, Perum Pondok
Lakah Permai
Pinang Pinang - Perum Pinang Griya
Nerogtog - Taman Pinang indah
Larangan Larangan Utara RW 10 RT 04 Jl. HOS Cokroaminoto
RW 03 RT 01-03 Jl. Prof. Dr. Hamka
RW 04 RT 01-04 Jl. Prof. Dr. Hamka
RW 05 RT 01-04 Jl. Inpres I, Jl. Inpres II, Jl. Inpres
III
RW 01 RT 01-02 Jl. Makmur
RW 02 RT 01-02 Jl. Makmur
Gaga RW 01 RT 01 Jl. Bakti VII
RW 08 RT 03 Jl. Bakti VII
RW 03 Komp. Patal
10. TIPOLOGI PERMASALAHAN
KAPASITAS SUNGAI/SALURAN PEMBUANG TIDAK MEMADAI
Kecamatan Kelurahan RW RT Keterangan Lokasi
RW 13 RT 01-03 Jl. Inpres V;
Taman Asri Blok H, Blok I, Blok D
Cipadu RW 05 RT 01-05 Kav. Setiabudi
RW 01 RT 01, Kp. Poncol
02,10,11
Cipadu Jaya RW 03 RT 05 Bhayangkara/Sejahtera
RW 08 Taman Cipulir
RW 07 RT 05-06 Komp. Deplu
Periuk Gembor - Jl. Total Persada
- Perum Purati
Periuk Jaya - Jl. Arya Kemuning
Sangiang Jaya - Jl. Raya Taman Cibodas
- Perum Taman Cibodas
Periuk - Jl. Moch. Toha (depan Albumindo)
- Jl. Regensi (depan SMA 15)
Karawaci Nambo Jaya RW 04
RW 05
Karawaci Baru RW 04
RW 05
RW 06
Cibodas Uwung Jaya - Perum Taman Cibodas
Cibodas - Jl. Delta;Perum Alam Permai
3) Banjir yang diakibatkan Rusaknya Tanggul; 8 kelurahan
TIPOLOGI PERMASALAHAN
TANGGUL YANG RUSAK ATAU JEBOL
Kecamatan Kelurahan RW RT Keterangan Lokasi
Cipondoh Gondrong - Jembatan Jl. KH. Mansyur
Karang Tengah Pedurenan RW 02 Duren Village
RW 03 Ciledug Indah I & II
RW 04 Ciledug Indah I & II
RW 05 Ciledug Indah I & II
RW 06 Ciledug Indah I & II
RW 07 Ciledug Indah I & II
RW 08 Ciledug Indah I & II
RW 09 Ciledug Indah
RW 10 Ciledug Indah
Parung Jaya RW 02 Perbatasan Metro Permata
Ciledug Paninggilan - Perum Japos, Perum Pondok
Lakah Permai
Pinang Pinang - Perum Pinang Griya
Nerogtog - Taman Pinang Indah
Periuk Periuk Jaya - Perum Periuk jaya Permai
Karawaci Nambo Jaya RW 04
RW 05
11. 4) Banjir yang diakibatkan Banjir Kiriman Dari Daerah Hulu; 5 kelurahan.
TIPOLOGI PERMASALAHAN
BANJIR KIRIMAN DARI DAERAH HULU
Kecamatan Kelurahan RW RT Keterangan Lokasi
Cipondoh Petir - Jl. Bendungan Polor
Gondrong - Jembatan Jl. KH. Mansyur
Pinang Pinang - Perum Pinang Griya
Nerogtog - Taman Pinang Indah
Cibodas Panunggangan - Kantor Kelurahan Panunggangan
Barat Barat
b) Analisis Faktor penyebab Banjir Berdasarkan Penataan Ruang
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor penyebab banjir memiliki
keterkaitan dengan ketidaksesuaian pemanfaatan lahan. Analisa dilakukan dengan
mengevaluasi kesesuaian pemanfaatan lahan antara pemanfaatan lahan pada kondisi
eksisting dengan rencana pemanfaatan lahan (RTRW) pada lokasi-lokasi yang terkena
bencana banjir. Hasil analisa menunjukan 83 lokasi banjir dapat dikelompokan atas 5
tipologi wilayah rawan banjir, yaitu ;
Daerah rawan Banjir I ; Bandara Soekarno Hatta (lingkaran no 1);
Guna lahan eksisting adalah campuran pertanian dan perumahan, sedangkan RTRW
mengalokasikan untuk perumahan, industri, dan sebagian kecil ruang terbuka hijau yang
sekaligus buffer zone Bandara Soekarno Hatta. Hal ini menunjukan tidak terjadi
penyimpangan pemanfaatan lahan, sehingga bencana banjir diperkirakan karena
daerah tersebut merupakan daerah irigasi yaitu saluran primer timur yang kondisinya
sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Daerah Rawan Banjir 2; Sebelah barat daerah Kali Cirarab (lingkaran no 2);
Guna lahan eksisting adalah campuran antara perumahan dan industry, sementara
RTRW menetapkan sebagai kawasan industri. Dengan demikian tidak terjadi
penyimpangan guna lahan. Penyebab terjadinya banjir kemungkinan adalah karena
luapan dari Sungai Cirarab (daya tampung kurang)
Daerah Rawan Banjir 3; sebelah barat dekat Kali Sabi (lingkaran no 3);
Guna lahan eksisting juga campuran antara perumahan dengan sedikit ruang terbuka
hijau. RTRW Kota Tangerang mengalokasikan sebagai daerah industri dan perumahan.
Ini berarti tidak terjadi penyimpangan. Banjir terjadi dari luapan Kali Sabi.
Daerah Rawan Banjir 4; sebelah timur daerah Kali Angke (lingkaran no 4);
Guna lahan eksisting adalah pertanian, sedangkan alokasi RTRW adalah perumahan.
Artinya dari aspek guna lahan, seharusnya tidak ada masalah karena daya resap
pertanian lebih baik dibandingkan perumahan. Banjir terjadi, akibat luapan Kali Angke
yang tidak ditunjang oleh drainase yang baik.
Daerah Rawan Banjir 5; sebelah timur daerah Kali Cantiga (lingkaran no 5).
Guna lahan eksisting perumahan, sedangkan RTRW untuk perumahan, sehingga sesuai
dengan rencana. Banjir yang terjadi kemungkinan akibat kurang baiknya drainase untuk
Kali Cantiga
12. Analisis Guna Lahan Wilayah Banjir
c) Analisis Faktor Penyebab Banjir Berdasarkan Curah Hujan
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui apakah curah hujan menjadi faktor utama yang
menyebabkan terjadinya banjir. Hasil analisa menunjukan:
Selama kurun waktu tahun 2005-2009, rata-rata curah hujan Kota Tangerang sebesar
115,90 mm, dengan curah hujan maksimum terjadi pada tahun 2007 sebesar 245,97 mm
Analisis Curah Hujan Regional
STASIUN STASIUN STASIUN Curah Hujan
TAHUN
Pondok Betung Cengkareng Kedoya Regional
1995 130 96.9 85 115.57
1996 130 62 55 102.10
1997 94 65 38.2 79.72
1998 124 113 66 114.90
1999 78 107 102.8 89.18
2000 103 97 292 120.13
2001 104 95 100.3 100.93
2002 109.2 82 100.301 100.15
2003 119.2 67 122 103.82
2004 94 60 154.6 89.86
2005 104.0 94.0 206.4 111.24
2006 79.3 91.0 176 92.48
2007 339.8 97.0 130 245.97
2008 160.0 165.0 185.1 164.01
2009 114.0 81.0 157.2 108.42
Maximum curah hujan 245.97
Rerata curah hujan 115.90
Standar Deviasi 40.87
13. Peristiwa banjir yang terjadi selama periode tahun 2005-2009, menunjukan
penambahan jumlah lokasi banjir, meskipun Curah hujan pada tahun 2005, 2006, dan
2009 di bawah curah hujan rata-rata. Kondisi ini menunjukan bahwa curah hujan
bukanlah faktor utama yang menjadi penyebab banjir. sehingga diduga banjir terjadi
akibat kurang baiknya kondisi system drainase yang ada di Kota Tangerang..
JUMLAH LOKASI BANJIR DAN CURAH HUJAN
Tahun Jumlah Lokasi Banjir Curah hujan
2005 21 111,24
2007 63 245,97
2008 71 164.01
2009 28 108,42
3. Kesimpulan Analisa Factor Utama Penyebab Banjir
Berdasarkan hasil analisa faktor penyebab permasalahan banjir (pengamatan lapangan/survey,
tata ruang dan curah hujan), disimpulkan bahwa bahwa banjir Di Kota Tangerang, diduga
akibat oleh 2 faktor utama, yaitu tidak memadainya :
kapasitas /kondisi drainase
kapasitas sungai sebagai saluran pembuang utama
VI. KONSEP PENANGANAN BANJIR
Untuk menangani masalah banjir, maka upaya penanganan dirumuskan berdasarkan analisa
Kondisi Hidrologis (Kondisi Sistem Drainase Utama dan Kondisi Situ dan Potensi Situ ), Curah
Hujan, Daerah Tangkapan dan Debit Banjir. Hasil analisa adalah sebagai berikut :
1. Pola aliran drainase eksisting di Kota Tangerang bertumpu pada Sungai Cirarab, Sungai
Cisadane, Kali Mookervaart dan Kali Angke.
2. Mengingat factor utama penyebab banjir adalah system drainase, maka konsep penanganan
banjir difokuskan pada upaya penataan system drainase berdasarkan daerah
tangkapan (sub tangkapan). Hal ini bertujuan agar terciptanya hirarki sistem drainase jalan
dan sistem drainase kawasan (tersier, sekunder dan primer), yang akan memudahkan dalam
menata maupun menentukan ukuran kapasitas jenis saluran (tersier, sekunder dan primer)
pada saat pembangunan saluran drainase. Dengan demikian implementasi Program
penanganan drainase dapat lebih terarah dan terencana, sesuai dengan hirarki atau tingkat
kepentingan dari sistem drainase yang akan dibuat.
3. Konsep penataan sistem drainase dikembangkan berdasarkan 5 daerah tangkapan, yaitu:
Daerah tangkapan S. Cirarab (Sub Daerah Tangkapan I)
Daerah tangkapan S. Cisadane (Sub Daerah Tangkapan 2)
Daerah tangkapan S. Perancis dan S. Kamal (Sub Daerah Tangkapan 3)
Daerah tangkapan S. Mookervaart (Sub Daerah Tangkapan 4)
Daerah tangkapan Sungai Angke/Cengkareng Drain (Sub Daerah Tangkapan 5)
14. KONSEP PENATAAN SISTEM DRAINASE BERDASARKAN 5 DAERAH TANGKAPAN
4. Hasil analisa kapasitas drainase dan control debit, terhadap sistem drainase berdasarkan
daerah tangkapan menunjukan bahwa sistem utama drainase (saluran yang berfungsi
menerima dan menyalurkan beban drainase) memilik besaran kapasitas untuk menyalurkan
beban drainase, sebagaimana pada tabel dibawah ini.
No Nama Sungai Orde Beban Puncak Drainase*
1 Daerah Tangkapan I / Sungai Cirarab 1 (m3/det) 60,5
2 Daerah Tangkapan II / Sungai Cisadane 1 305,7
3 Daerah Tangkapan III / Kali Perancis 1 258,6
4 Daerah Tangkapan IV / Sungai Mokervart 2 274,2
5 Daerah Tangkapan V / Sungai Angke 1 218,8
Besaran Kapasitas drainase tersebut menunjukan bahwa :
jika kapasitas sistem drainase utama tidak memenuhi debit di atas, maka kemungkinan
terjadinya banjir akan semakin besar.
Jika kapasitas sistem drainase tidak terpenuhi, maka diperlukan adanya control debit
melalui pola detensi (tangki, kolam, situ atau storage.) sehingga debit masuk dan debit
keluar menjadi lebih kecil. Hal ini menunjukan bahwa rencana pembangunan
embung/situ, harus terkait/terintegrasi dengan sistem drainase yang akan
dikembangkan.
15. Konsep Pengembangan situ
5. Rencana pengembangan system drainase berdasarkan 5 daerah tangkapan, adalah sebagai
berikut :
a) Rencana Pengembangan System Drainase Sub Daerah Tangkapan 1
Meliputi sebagian wilayah Kecamatan Periuk, dan Kecamatan Jatiuwung.
Outlet pembuang terdapat pada Sungai Cirarab, dengan saluran primernya meliputi:
Saluran Drainase Jalan Raya Pasar Kemis, Kali Keroncong, Saluran Drainase Jalan Gatot
Subroto, Saluran Drainase Jalan Prabu Kian Santang, Saluran Drainase Jalan Bunga Raya,
dan Saluran Drainase Jalan Moch. Toha.
16. b) Rencana Pengembangan System Drainase Sub Daerah Tangkapan 2
Meliputi Kecamatan Cibodas, Karawaci, sebagian wilayah Neglasari, sebagian wilayah
Periuk, sebagian wilayah Jatiuwung, sebagian wilayah Tangerang, dan sebagian wilayah
Pinang.
Outlet pembuang sub daerah tangkapan 2 ini adalah Sungai Cisadane, dengan saluran
primernya meliputi: Kali Sabi, Sungai Cimone, Saluran Drainase Jalan Gatot Subroto,
Saluran Drainase Jalan Prabu Kiansantang, Saluran Drainase Jalan Bunga Anggrek,
Saluran Drainase Jalan Moch. Toha, Saluran Drainase Jalan Raya Villa Tangerang Mas,
Saluran Drainase Jalan Merdeka, Saluran Drainase Jalan Soebandi, Saluran Drainase Jalan
Proklamasi, Saluran Drainase Jalan Prambanan, Saluran Drainase Jalan Imam Bonjol,
Saluran Drainase Jalan MH. Thamrin, Saluran Drainase Jalan Sudirman, dan Saluran
Drainase Jalan Pembangunan.
.
c) Rencana Pengembangan System Drainase Sub Daerah Tangkapan 3
Meliputi Kecamatan Benda, sebagian wilayah Kecamatan Neglasari, dan sebagian
wilayah Kecamatan Batu Ceper.
Outlet pembuang sub daerah tangkapan 3 ini adalah Kali Perancis dan Saluran Irigasi
Cisadane Timur dengan saluran primernya meliputi Saluran Drainase Jalan Selapajang,
Saluran Drainase Jalan Pembangunan, dan Saluran Drainase Citegal Alur.
17. d) Rencana Pengembangan System Drainase Sub Daerah Tangkapan 4
Meliputi sebagian wilayah Kecamatan Tangerang, sebagian wilayah Kecamatan Batu
Ceper, sebagian wilayah Kecamatan Cipondoh, dan sebagian wilayah Kecamatan Pinang.
Outlet pembuang sub daerah tangkapan 4 adalah Saluran Mookervaart dengan saluran
primernya meliputi: Saluran Drainase Jalan Sudirman, Saluran Drainase Tanah Tinggi,
Saluran Drainase Jalan Hasyim Ashari, Saluran Drainase Jalan Sultan Hasanuddin,
Saluran Drainase Jalan Hartono, dan Saluran Drainase Jalan Sultan Agung.
18. e) Rencana Pengembangan System Drainase Sub Daerah Tangkapan 5
Meliputi Kecamatan Karang Tengah, Kecamatan Ciledug, Kecamatan Larangan, sebagian
wilayah Kecamatan Cipondoh, dan sebagian wilayah Kecamatan Pinang.
Outlet pembuang sub daerah tangkapan 5 adalah Sungai Angke / Cengkareng Drain
dengan saluran primernya meliputi: Saluran Drainase Jalan HOS Cokroaminoto, Sungai
Cantiga, Sungai Wetan, Saluran Drainase Jalan Hasyim Ashari, dan Saluran Drainase Jalan
H. Mansur.
4. PROGRAM/KEGIATAN PENANGANAN BANJIR
Merujuk pada rencana pengembangan sistem drainase berdasarkan 5 daerah tangkapan, maka
upaya penanganan dilakukan dengan mengembangkan sasaran dan kebijakan penanganan
banjir dengan program/kegiatan antara lain sebagai berikut:
a) Kebijakan; Meningkatkan kapasitas sistem drainase
Indikator sasaran 1; Meningkatnya sistem drainase di 38 lokasi
Program peningkatan kapasitas sistem drainase (Pembangunan saluran drainase/
gorong-gorong), dengan kegiatan:
Perbaikan saluran drainase
Perencanaan Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
b) Kebijakan; Mengembalikan kapasitas sungai sebagai saluran pembuangan utama
Indikator sasaran 2; Meningkatnya kapasitas 14 buah sungai
Program peningkatan kapasitas sungai sebagai saluran pembuang utama (Pengendalian
Banjir), dengan kegiatan :
Normalisasi sungai / kali (Peningkatan pembersihan dan pengerukan sungai/kali)
Pembuatan sodetan Kali Sabi ke Kali Cirarab
19. Indikator sasaran 3; Terbangun-nya turap/ talud/bronjong di 1 lokasi
Program pembangunan turap/talud/bronjong, dengan kegiatan :
Perencanaan pembangunan turap/talud/ bronjong
Pembangunan turap/talud/bronjong
Indikator sasaran 4; Meningkatnya kondisi turap/talud/bronjong di 4 lokasi
Program pemeliharaan turap/talud/bronjong, dengan kegiatan :
Perbaikan turap/talud/ bronjong
c) Kebijakan; Menyediakan prasarana pengendali banjir
Indikator sasaran 5; Tersedianya prasarana pengendali banjir di 3 lokasi
Program penyediaan prasarana pengendali banjir (Program Pengendalian Banjir)
Penyediaan mobil pompa (Mengendalikan banjir pada daerah tangkapan air dan
badan-badan sungai
d) Kebijakan; Memperbaiki kualitas prasarana pengendali banjir di daerah aliran sungai
Indikator sasaran 6; Meningkatnya kualitas bantaran sungai di 1 lokasi
Program rehabilitasi tanggul di daerah aliran sungai
Perbaikan tanggul yang rusak di daerah aliran sungai
e) Kebijakan; Membangun bangunan dan fasilitas penampung air
Indikator sasaran 7; Tersedianya kolam retensi di 2 lokasi
Program pembangunan bangunan penampung air (Program Pengembangan,
Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya)
Pembuatan kolam retensi (Pembangunan embung, dan bangunan penampung air
lainnya)
5. REKOMENDASI
Agar rencana program/kegiatan penanganan banjir dapat diimplementasikan secara baik, maka
direkomendasi beberapa hal , yaitu:
a. Perlu terlebih dahulu dilakukan inventarisasi/pemetaan sistem drainase eksisting. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui secara lebih detail kapasitas sistem drainase eksisting.
Dengan demikian program penanganan banjir yang terkait dengan sistem drainase
seperti penambahan kapasitas sistem drainase atau pun pembangunan jaringan drainase
baru dapat lebih tepat sasaran.
b. Perlu adanya penelitian mengenai daya resap tanah di Kota Tangerang. Hal ini untuk
menunjang keakuratan program penanganan banjir yang sifatnya berasal dari masyarakat
dalam skala kecil seperti pembuatan biopori. Melalui penelitian ini, masyarakat dapat
didukung oleh pengetahuan yang tepat dalam pembuatan dan penerapan biopori tersebut
mengingat karakteristik lapisan tanah setiap daerah berbeda-beda sehingga perlu teknik
yang berbeda pula dalam pelaksanaannya.