1. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 1
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf
Zakat Perdagangan
Dosen : Dr. H. NAJAMUDDIN, Lc., MA
Oleh :
NASRUDDIN. ASN
NIM : 601131010020
RICKY SYAFRIZAL
NIM: 601131010009
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
1435 H/ 2014 M
2. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa dihaturkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan
nikmatnya, saya dapat menyusun makalah Fiqh Zakat dan Wakaf dengan pokok pembahasan
“Zakat Perdagangan”. Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
sebagai pelopor pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi umat manusia.
Ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi serta
dukungan moral agar selalu belajar dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Rekan-rekan
mahasiswa yang selalu memberi semangan dan dukungan. Sebagai bentuk kecintaan terhadap
bangsa dan upaya sebagai warga Negara yang baik untuk terus berupaya memajukan bangsa
dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
Sangat disadari banyak terdapat kekungan baik dari segi penulisan, pemahanan serta
keterbatasan literature sehingga diharapkan kritik serta saran sebagai bahan evaluasi bagi
penulis dan perbaikan pada masa yang akan datang.
Harapan saya makalah ini mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan pola
pikir dan berkembangan sumber daya manusia untuk Indonesia yang lebih baik.
Tembilahan, 01 Oktober 2014
Penyusun,
Kelompok Zakat Perdagangan
3. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
A. Latar belakang ..................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 5
D. Metode Penulisan ................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
A. Pengertian Zakar Perniagaan .............................................................................. 6
B. Dasar Hukum Zakat Perniagaan ......................................................................... 7
C. Nisab dan Kadar Zakar Perniagaan ..................................................................... 9
D. Ketentuan Zakar Perniagaan ............................................................................... 10
E. Saham dan Obligasi ............................................................................................ 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 14
4. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sangat memuliakan kalangan peniaga, orang yang mencari nafkah
hidupnya dengan perdagangan atau perniagaan. Oleh karena itu, untuk kesejahteraan
mereka, islam telah menyediakan suatu bentuk pensucian bagi mereka, yakni
membersihkan harta dan jiwa dengan berzakat.
Zakat pada hakikatnya membersihkan dari elemen haram (karena pencampuran
hak manusia lain di dalam harta tersebut) dan pada masa yang sama menyuburkan atau
membersihkan harta dan perniagaan. Zakat juga adalah pembersih jiwa dan rohani
untuk lebih dekat dengan Allah SWT.
Firman Allah SWT : Adapun orang yang memberikan apa yang ada padanya
pada jalan kebaikan dan bertakwa, serta dia mengakui dengan yakin akan perkara yang
baik, maka sesungguhnya Kami (Allah) akan memberikannya kemudahan untuk
mendapat kesenangan (syurga). Sebaliknya orang yang bakhil dan berasa cukup dengan
kekayaan dan kemewahannya, serta dia mendustakan perkara yang baik, maka
sesungguhnya Kami (Allah) akan memudahkannya untuk mendapat kesusahan dan
kesengsaraan. (QS. Al-Lail: 5-10)
Sahabat Nabi SAW menyatakan: “Dahulu Nabi Muhammad SAW
memerintahkan kepada kami untuk mengeluarkan zakat terhadap harta kekayaan yang
disiapkan untuk dijual”. (riwayat Abu Daud dan Baihaqi)
Oleh itu, zakat perniagaan adalah zakat yang diwajibkan baginya zakat atas
segala jenis barang-barang yang diniagakan bagi yang mendapat keuntungan. Barang-
barang yang diniagakan tersebut baik yang bersumber dari hasil pertanian, hewan
ternak, emas, perak, perikanan, perkebunan dll.
Zakat perniagan dikenakan untuk semua bentuk perniagaan baik secara inividual
atau instan dengan peniaga islam dan bukan islam, koperasi, perniagaan saham dan
lain-lain. Oleh karena itu, sangat luas ruang lingkup zakat perniagaan ini, yang perlu
kita pahami bahwa barang yang diperjualbelikan tersebut halal di sisi syariah dan
diniatkan untuk berniaga karna Allah SWT.
Misalnya, jika seseorang meniaga emas dan perak, maka ia dikenakan zakat
perniagaan dan bukannya zakat emas dan zakat perak. Jika seseorang menternak lembu
5. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 5
dan kambing untuk diniagakan, maka ia dikenakan zakat perniagaan dan bukannya
zakat ternakan.
Berdasarkan hadist di atas juga, Rasulullah SAW berpesan kepada sahabat-
sahabatnya untuk menzakatkan harta perniagaan yang disiapkan untuk dijual, maka
zakat perniagaan tidak hanya dikenakan apabila sesebuah perniagaan itu menghasilkan
keuntungan. Apabila perniagaan itu rugi, tetapi harta atau modalnya masih mencapai
nisab, maka perniagaan itu masih wajib dizakatkan.
Oleh karena itu, apabila sebuah perniagaan sudah mencapai haul satu tahun,
maka si peniaga perlu menghitung jumlah asetnya ditambah dengan keuntungan dan
dikurangi dengan hutang-piutangnya dengan orang lain. Jika keseluruhan harta
perniagaan tersebut mencapai atau melebihi nisab, maka perlu dikeluarkan zakatnya
sebanyak 2.5%.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas berbagai masalah diantaranya :
1. Apa pengertian Zakat Perniagaan?
2. Adakah Dasar Hukum tentang Zakat Perniagaan?
3. Berapa Nisab dan Kadar Zakat Perniagaan?
4. Apa saja ketentuan Zakat Perniagaan?
5. Apakah Saham dan Obligasi juga wajib dizakati?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami pengertian Zakat Perniagaan.
2. Memahami Al-qur’an dan Hadist sebagai Dasar Hukum Zakat Perniagaan.
3. Memahami cara menghitung Nisab dan Kadar Zakat Perniagaan.
4. Memahami ketentuan-ketentuan dalam Zakat Perniagaan
5. Memahami Saham dan Obligasi.
D. Metodologi Penulisan
Adapun metode penulisan makalah ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif.
Penulis menggunakan sumber-sumber yang terdapat di perpustakaan, internet, blog dan
buku pribadi yang kemudian penulis bandingkan dengan teori-teori yang penulis
dapatkan
6. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat Perniagaan
Secara etimologi, zakat merupakan kata dasar (lafadz mashdar) dari kata zaka
yang berarti suci, berkah, tumbuh, dan terpuji yang semua arti itu sangat populer dalam
penerjemahan baik Al-Quran maupun Hadits. Sedangkan zakat secara termologi adalah
sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang
berhak. Jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat karena yang
dikeluarkan itu menambah banyak, membuat lebih berarti dan melindungi kekayaan itu
dari kebinasaan. Terkadang kata zakat juga disebutkan dengan menggunakan kata lain,
seperti:
1. Infaq dalam firman Allah QS At-Taubah ayat 34:
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-
orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang
dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah.
dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya
pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih.”
2. Shodaqoh dalam firman Allah QS. At Taubah ayat 103:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
3. Haq
“Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama
(rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia
berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
7. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 7
Sedangkan perniagaan menurut istilah fiqih adalah mentasarufkan (mengolah)
harta dengan cara tukar menukar (jual-beli) untuk memperoleh laba dan disertai dengan
niat berdagang. Istilah tijarah sebenarnya tidak hanya diidentikkan dengan istilah niaga
atau perdagangan atau jual beli saja, namun ia juga mencakup setiap transaksi (akad)
yang menggunakan system pertukaran dengan maksud mencari keuntungan dengan
disertai niat.
Harta yang menjadi sarana tijarah ini disebut dengan harta tijarah atau harta
perniagaan. Harta tijarah atau harta perniagaan adalah harta yang dimiliki dengan akad
tukar menukar dengan tujuan untuk memperoleh laba dan harta yang dimilikinya itu
harus merupakan hasil usaha sendiri. Dengan demikian termasuk kategori tijarah adalah
jual beli (barang atau jasa), sewa menyewa, akad bagi hasil, perseroan atau syirkah dan
setiap transaksi yang didalamnya terdapat tukar menukar.
B. Dasar Hukum Zakat Perniagaan
Hukum melaksanakan zakat perniagaan ini adalah wajib menurut imam empat
madzhab. Sedangkan menurut Imamiah adalah sunnah. Adapun dasar hukum zakat
perniagaan ini adalah terdapat dalam beberapa firman Allah SWT sebagai berikut:
QS. At Taubah ayat 103: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui.”
QS. Al-Baqarah ayat 267: “Hai orang-orang yang beriman, infakkanlah
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu
keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata (enggan) terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya
lagi Maha Terpuji.“
QS. Adz-Dzariyaat ayat 19: “Dan pada harta benda mereka ada hak untuk
orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta.”
8. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 8
Hukum wajib dalam melaksanakan zakat perniagaan ini tidak sampai pada
maqom atau tingkatan mengkafirkan seseorang apabila ditinggalkan, karena hukum
mengeluarkan zakat perniagaan ini masih terdapat khilaf fi wujubihi atau perselisihan
pendapat diantara ulama dalam mewajibkan zakat perniagaan ini. Bahkan terdapat
segolongan ulama yang sama sekali tidak mewajibkannya.
Setiap transaksi yang menggunakan sistem pertukaran dan diniatkan untuk
berdagang dan telah memenuhi syarat-syarat zakat perniagaan wajib dikeluarkan zakat
tijarahnya. Sedangkan untuk transaksi yang tidak menggunakan sistem pertukaran atau
tidak pula disertai niat untuk berdagang maka tidak wajib dikeluarkan zakatnya. Seperti
harta warisan, hibah dan lain sebagainya.
1. Syarat-Syarat wajib Zakat
a) Muslim: Hanya bagian kepemilikan orang Islam saja yang wajib dizakatkan.
b) Harta Halal : Hanya harta yang diperoleh dengan halal saja yang diwajibkan
Zakat.
c) Cukup Haul : Haul artinya setahun dihitung mulai awal perniagaan sehingga
satu tahun mengikut kalendar Hijrah (355 hari).
d) Cukup Nisab : Nisab harta perniagaan dan dinilaikan berdasarkan harga
pasaran 85 gram emas atau 595 gram perak.
e) Milik Sempurna (al-Milk at-Tam) : Zakat diwajibkan terhadap harta
perniagaan yang mempunyai status milik sempurna dari segi pemilikan
fizikal (hiyazah) dan berkuasa mengurus tadbir (tasaruff) harta tersebut.
f) Harta Produktif (an-Nama’) : Harta yang diwajibkan Zakat mestilah yang
boleh berkembang atau berpotensi untuk berkembang.
g) Niat Perniagaan (urud at-tijarah) : Niat perniagaan mesti dilakukan apabila
harta tersebut bertujuan diperniagakan untuk memperolehi keuntungan
2. Bagaimana pedagang mengeluarkan zakatnya?
a) Seorang pedagang muslim menentukan waktu tahunan untuk membayar
zakat. Pada saat itu ia menghitung modal yang dipersiapkan untuk dagang,
yaitu barang-barang yang dipersiapkan untuk jualan, dengan harga jual itu
waktu mengeluarkan zakat, ditambah dengan uang cash yang ada, uang yang
masih ada di tangan orang lain. Kemudian dikurangi hutang yang menjadi
kewajibannya, lalu dari yang tersisa itu dikeluarkan 2,5%.
9. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 9
b) Perlu ditegaskan di sini, bahwa bangunan, perabotan yang tidak disiapkan
untuk jualan tidak dimasukkan dalam perhitungan aset yang dikeluarkan
zakatnya. Sedangkan bungkus yang dijual beserta isinya, maka
dikategorikan sebagai dagangan dan dihitung nilainya.
c) Pedagang itu mengeluarkan dagangannya berupa uang. Demikian pendapat
Asy-Syafi’i dan Imam Ahmad. Sedangkan madzhab Hanafi
memperbolehkan pengeluaran zakatnya berupa barang dagangan yang ada,
namun yang utama menurutnya jika dikeluarkan dalam bentuk uang, karena
dianggap lebih bermanfaat bagi fakir miskin.
C. Nisab dan Kadar Zakat Perniagaan
Aset perniagaan sebagaimana yang disebut oleh para ulama fiqh adalah aset
yang dipersiapkan untuk jual beli, mencari keuntungan seperti peralatan, perabotan,
pakaian, makanan, perhiasan, permata, hewan, tanaman, bangunan, dan sebagainya.
Dalil yang mewajibkannya Zakat perniagaan hukumnya wajib berdasarkan dalil-
dalil berikut :
Firman Allah swt., “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan
Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik.” (Al-Baqarah: 267).
Arti “kasb” di sini adalah perdagangan seperti yang diungkapkan oleh banyak
ahli tafsir, di antaranya Al-Hasan, Mujahid, Ath Thabariy, dan Ar Razi. Demikian juga
ayat-ayat yang mewajibkan zakat harta kekayaan secara umum, termasuk di dalamnya
harta perniagaan. Tidak ada satupun dalil yang mengecualikannya.
Dari Samurah bin Jundub berkata, “Rasulullah saw. menyuruh kita untuk
mengeluarkan zakat dari segala sesuatu yang kami persiapkan untuk dijual.” (Abu
Daud, Ad Daruquthniy, Ibnu Abdil Barr)
Umar bin Khaththab r.a. mengambil zakat dari harta perniagaan, dan tidak
seorangpun sahabat yang menolaknya. Pendapat seperti ini diriwayatkan pula dari Ibnu
Abbas, Ibnu Umar, Umar bin Abdul Aziz. Para ulama tabi’in juga telah bersepakat
dalam hal ini. Ibnul Mundzir dan Abu Ubaid menyatakan telah terjadi ijma’ dalam hal
ini. Kewajiban zakat perniagaan juga menjadi pendapat empat masdzhab, dan tidak ada
yang berbeda pendapat kecuali ulama Zhahiriyah, dan Syiah Imamiyah yang
menyatakan bahwa zakat perniagaan hukumnya sunnah.
“Rasulullah SAW memerintahkan kami agar mengeluarkan zakat dari semua
yang kami persiapkan untuk berdagang.” (HR. Abu Dawud).
10. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 10
D. Ketentuan zakat perdagangan
Ada beberapa ketentuan Zakat Perdagangan yaitu :
1. Berjalan 1 tahun (haul), Pendapat Abu Hanifah lebih kuat dan realistis yaitu dengan
menggabungkan semua harta perdagangan pada awal dan akhir dalam satu tahun
kemudian dikeluarkan zakatnya.
2. Nisab zakat perdagangan sama dengan nisab emas yaitu senilai 85 gram emas atau
perak 595 gram.
3. Kadarnya zakat sebesar 2,5 %
4. Dapat dibayar dengan uang atau barang
5. Dikenakan pada perdagangan maupun perseroan.
Rumus dalam menghitung Zakat Perniagaan :
Perhitungan : (Modal diputar + Keuntungan + piutang yang dapat dicairkan) -
(hutang + kerugian) x 2,5 %
Contoh : Harta perniagaan, baik yang bergerak di bidang perdagangan, industri,
agroindustri, ataupun jasa, dikelola secara individu maupun badan usaha (seperti PT,
CV, Yayasan, Koperasi, Dll). Nisabnya adalah 20 dinar (setara dengan 85 gram emas
murni). Artinya jika suatu badan usaha pada akhir tahun (tutup buku) memiliki
kekayaan (modal kerja dan untung) lebih besar atau setara dengan 85 gram emas
(asumsi jika per-gram Rp 500.000,- = Rp 42.500.000,-), maka ia wajib mengeluarkan
zakat sebesar 2,5 %
Pada badan usaha yang berbentuk syirkah (kerjasama), maka jika semua anggota
syirkah beragama Islam, zakat dikeluarkan lebih dulu sebelum dibagikan kepada pihak-
pihak yang bersyirkah. Tetapi jika anggota syirkah terdapat orang yang non muslim,
maka zakat hanya dikeluarkan dari anggota syirkah muslim saja (apabila jumlahnya
lebih dari nishab)
Cara Menghitung Zakat :
Kekayaan yang dimiliki badan usaha tidak akan lepas dari salah satu atau lebih
dari tiga bentuk seperti : 1) Kekayaan dalam bentuk barang; 2) Uang tunai; dan 3)
Piutang.
11. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 11
Maka yang dimaksud dengan harta perniagaan yang wajib dizakati adalah yang
harus dibayar (jatuh tempo) dan pajak.
Contoh : Sebuah clothing baju pada tutup buku per Januari tahun 2010 dengan
keadaan sbb :
Baju, celana aksesoris yang belum terjual : Rp 25.000.000
Uang tunai : Rp 35.000.000
Piutang : Rp 10.000.000
Jumlah : Rp 70.000.000
Utang & Pajak : (Rp 10.000.000)
Saldo : Rp 60.000.000
Besar zakat = 2,5 % x Rp 60.000.000,-
= Rp 1.500.000,-
Pada harta perniagaan, modal investasi yang berupa tanah dan bangunan atau
lemari, etalase pada toko, dll, tidak termasuk harta yang wajib dizakati sebab termasuk
kedalam kategori barang tetap (tidak berkembang).
Untuk usaha yang bergerak dibidang jasa, seperti perhotelan, penyewaan
apartemen, taksi, renal mobil, bus/truk, kapal laut, pesawat udara, dll, kemudian
dikeluarkan zakatnya dapat dipilih diantara 2 (dua) cara:
1. Pada perhitungan akhir tahun (tutup buku), seluruh harta kekayaan perusahaan
dihitung, termasuk barang (harta) penghasil jasa, seperti taksi, kapal, hotel, dll,
kemudian keluarkan zakatnya 2,5 %.
2. Pada Perhitungan akhir tahun (tutup buku), hanya dihitung dari hasil bersih yang
diperoleh usaha tersebut selama satu tahun, kemudian zakatnya dikeluarkan 10%.
Hal ini diqiyaskan dengan perhitungan zakat hasil pertanian, dimana perhitungan
zakatnya hanya didasarkan pada hasil pertaniannya, tidak dihitung harga tanahnya.
E. Saham dan Obligasi
Pada hakekatnya baik saham maupun obligasi (juga sertifikat Bank) merupakan
suatu bentuk penyimpanan harta yang potensial berkembang. Oleh karenannya masuk
ke dalam kategori harta yang wajib dizakati, apabila telah mencapai nishabnya.
12. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 12
Zakatnya sebesar 2.5% dari nilai kumulatif riil bukan nilai nominal yang tertulis pada
saham atau obligasi tersebut, dan zakat itu dibayarkan setiap tahun.
Contoh: Nyonya Salamah memiliki 500.000 lembar saham PT. ABDI ILAHI,
harga nominal Rp.5.000/Lembar. Pada akhir tahun buku tiap lembar mendapat deviden
Rp.300,-
Total jumlah harta (saham) = 500.000 x Rp.5.300,-
= Rp.2.650.000.000,-
Zakat = 2.5% x Rp. 2.650.000.000,-
= Rp. 66.750.000
13. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aset perniagaan ( التجارة )عروض sebagaimana yang disebut oleh para ulama fiqh
adalah aset yang dipersiapkan untuk jual beli, mencari keuntungan seperti peralatan,
perabotan, pakaian, makanan, perhiasan, permata, hewan, tanaman, bangunan, dan
sebagainya.
Terdapat dua unsur perdagangan secara bersamaan, yaitu jual beli dan niat
berdagang. Jika ada salah satu unsurnya tidak ada, maka tidak disebut perdagangan,
sehingga tidak wajib zakat. Seperti jika seseorang membeli sesuatu untuk konsumsi
pribadi, atau ia berniat untuk berdagang tetapi belum membeli barang, atau menjualnya,
maka belum disebut pedagang.
Jika telah mencapai satu nishab, artinya nilai harta perniagaan itu telah
mencapai nishab uang pada akhir tahun menurut Imam Malik dan Asy Syafi’i yaitu
setara dengan 85 gram emas tau 595 gram perak. Maka dia wajib mengeluarkan zakat
dari harta/asetnya tersebut. Dan adapun qadar zakat yang wajib dikeluarkan olehnya
adalah sebesar 2.5%.
B. Saran
Sebagai umat islam kita wajib menunaikan zakat yang merupakan rukun islam
yang ketiga. Sangatlah tidak mungkin kita dapat mengeluarkan zakat dengan baik dan
benar apabila kita tidak memahami tentang hal-hal yang menyangkut zakat itu sendiri.
Indonesia dengan mayoritas umat islam hari ini masih mengalami keterpurukan
terutama dalam bidang ekonomi. Apabila konsep zakat dipahami dan dilaksanakan
dengan baik kami menyakini permasalahan kemiskinan di Indonesia dapat segera
diatasi.
Marilah kita lebih memahami lebih mendalam mengenai tentang zakat dan
system perekonomian islam pada umumnya sebagai wujud ibadah kita kepada yang
maha kuasa dan kepedulian kita untuk bangsa Indonesia yang lebih baik.
14. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 14
DAFTAR PUSTAKA
Ubu Zahrah, Muhammad. 2008. Ushul Fiqh. Jakarta. Pustaka Firdaus.
Qardawi, Yusuf. 1997. Hukum Zakat. Jakarta. Litera Antar Nusa.
http://alimuddinmakalah.blogspot.com/2009/04/zakat.html
http://hukumzone.blogspot.com/2012/03/pengertian-dan-dasar-hukum-zakat.html